Anda di halaman 1dari 9

Nama: Lely Kinanti

Nim: 1905082004

Kelas: Ak-3E

Mata Kuliah: Akuntansi Keuangan

1. PENGERTIAN KAS

Menurut Ekonomi = Kas adalah sesuatu yang dapat diterima dengan jumlah nominal tercantum

Menurut Akuntansi = Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan dalam
operasional perusahaan

Kas ( Cash) adalah aktiva lancar yang meliputi uang kertas/logam dan benda-benda
lain yang dapat digunakan sebagai media tukar/alat pembayaran yang sah dan dapat
diambil setiap saat.

Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang paling likuid (paling lancar), yang
bisa dipergunakansegera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan. Kas yang
dibutuhkan perusahaan baik digunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-
hari (dalam bentuk modal kerja) maupun pembelian aktiva tetap, memiliki sifat kontinyu
(untuk pembelian bahan baku, membayar upah dan gaji, membayar supplies kantor
habis pakai, dll) dan tidak kontinyu. (untuk pembayaran deviden, pajak, angsuran
hutang, dsb)

Kas terdiri dari uang logam, uang kertas, cek, giro, dan uang di tangan atau pun di
simpan di bank

Pengertian Kas Menurut Para Ahli

1.Rizal Effendi Menurut Rizal Effendi (2013:191), pengertian kas adalah segala sesuatu (baik
yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran atau alat
pelunasan kewajiban.Beberapa yang termasuk kas adalah rekening giro di bank (cash in bank),
dan uang kas yang ada diperusahaan (cash on hand). Kas dalam perusahaan merupakan harta
yang paling lancar, sehingga dalam neraca ditempatkan paling atas dalam kelompok paling atas.
2. Dwi Martani Menurut Dwi Martani (2012:180), pengertian kas adalah aset keuangan yang
paling likuid yang dipergunakan untuk kegiatan operasional perusahaan dan membayar
kewajiban perusahaan.

2. Komposisi Kas

Yang termasuk dalam kas menurut pengertian akuntansi adalah alatpertukaran yang
dapat diterima untuk pelunasan utang dan dapat diterima sebagaisuatu setoran ke bank
dengan jumlah sebesar nominalnya.

Termasuk dalam pengertian kas adalah simpanan dalam bank dalambentuk tabungan,
deposito maupun giro atau tempat-tempat lain yang dapat diambilsewaktu-waktu.

Kas terdiri dari :

1.Uang kertas

2.Uang logam

3.Cek yang belum disetorkan

4.Simpanan dalam bentuk giro atau bilyet

5.Rekening tabungan

6.Traveller’s checks

7.Cek kasir (cashier’s cheks)

8.Wesel bank ( bank draft)

9.Money order

10. Kas kecil

11. Uang kembalian

12. Kas yang ada di cabang cabang tetap


Yang tidak termasuk kas meliputi:

1. Cek mundur (post dated checks).

Cek mundur tetap dicatat sebagai piutang sampai tanggal di mana cek tadi dapat
diuangkan.

2. Bon utang

Bon utang diperlakukan sebagai piutang.

3. Uang muka perjalanan

Uang muka perjalanan diperlakukan sebagai piutang jika uang muka tersebut akan
ditagih dari karyawan atau dikurangkan dari gajinya.

4. Perangko pos

Perangko pos diperlakukan sebagai persediaan perlengkapan (supplies) kantor atau


toko atau sebagai beban dibayar dimuka.

5. Dana kas untuk tujuan khusus misalnya dana yang disisihkan untuk pembayaran
utang obligasi.

3. Saldo Kompensasi

Saldo kompensasi (Compensating balances), merupakan saldo minimum yang harus


dipertahankan di bank sebagai jaminan atas sejumlah dana yang dipinjam. Saldo kompensasi
harus diungkap dalam catatan atas statemen keuangan perusahaan.

4. Manajemen dan Pengendalian Kas

 Manajemen Kas

Didefinisikan sebagai pengoptimasian penggunaan kas sebagai aktiva. Hal ini berarti tidak boleh
terjadi kegagalan pemakaian kas, dan pengawasan terhadap posisi kas.

Tujuan manajemen kas meliputi 2 hal: likuiditas dan earning. 


Likuiditas : manajemen harus secara sadar menjaga likuiditas dan jumlah kas yang harus ada
dalam perusahaan.

Earning : setiap pengeluaran perusahaan harus diarahkan untuk mendapatkan kemungkinan


hasil yang lebih besar dibandingkan dengan kas yang dikeluarkan. Selain itu manajemen harus
menjamin pembayaran dilakukan secara ekonomis

Perencanaan Kas

Aspek utama perencanaan kas adalah penyusunan anggaran kas. Manajer harus menyiapkan
daftar kegiatan untuk menimbulkan kas (pembelanjaan) dan kegiatan menggunakan kas
(pengoperasian dan penginvestasian). Dengan kata lain manajer harus membuat proyeksi Cash
in flow, Cash out flow dan balance (saldo)

Agar tujuan tercapai, ada 2 hal yang harus dilakukan:

1. Menentukan sumber penerimaan kas, misal; kas dari operasi rutin, kas dari pelunasan utang
jangka panjang, investasi dari pemilik, penjualan aktiva tetap, mengeluarkan obligasi dll

2. Menentukan rencana penggunaan kas, misal; pembayaran dividen, pembayaran utang jangka
panjang, pembelian aktiva tetap, membayar gaji karyawan, dll

Berdasarkan 2 hal tadi maka manajemen dapat mengetahui seberapa besar kas yang
dibutuhkan atau seberapa besar kas yang menganggur, selanjutnya dapat ditentukan langkah
selanjutnya terhadap kas yang berlebihan/menganggur

 PENGENDALIAN INTERN

Pengendalian intern (internal control)


Seiring dengan perkembangan skala usaha dalam suatu perusahaan, pemilik perusahaan tidak
mungkin untuk bisa melakukan pengawasan atas semua operasi perusahaan secara langsung
atau dengan kata lain pemilik tidak mungkin bisa terlibat langsung dalam operasi
perusahaannya. Untuk itu pemilik perusahaan perlu mendelegasikan wewenangnya kepada
pimpinan manajemen perusahaan dan manajemen meneruskan kembali wewenang tersebut
dengan menerapkan prosedur-prosedur pengendalian intern.

Pengendalian intern meliputi semua perencanaan dari suatu organisasi dan semua metode
serta prosedur yang diterapkan manajemen dalam rangka untuk:

1. Menjaga asset perusahaan dari pencurian, pembobolan, perampokan,

manipulasi, korupsi yang dilakukan (fraud) oleh pihak-pihak tertentu, serta penggunaan harta
kekayaan perusahaan yang tidak diotorisasi.

2. Meningkatkan akurasi dan kepercayaan dari catatan akuntansi dengan cara mengurangi
risiko kesalahan (error) dalam proses akuntansi yang dilakukan.

Prinsip-prinsip Pengendalian Intern

Meskipun banyak perusahaan yang menetapkan prosedur pengendalian intern dengan


“bahasa” aturan yang berbeda-beda, namun pada umumnya masing-masingmengandung
prinsip-prinsip pokok pengendalian intern yang sama. Di antara prinsip-prinsip pengendalian
intern tersebut adalah:

1. Pembentukan pertanggungjawaban (establishment of responsibility)

2. Adanya pemisahan tugas secara tegas (segregation of duties)

3. Prosedur dokumentasi harus dimiliki perusahaan (documentation procedure)

4. Pengendalian secara fisik, mekanik, dan elektronik (physical, mechanical and electronic
controls)

5. Verifikasi internal yang independen harus ada (independent internal verification)


Pembentukan Pertanggungjawaban

- Manajemen harus menetapkan tanggung jawab secara jelas.

- Tiap orang memiliki tanggung jawab untuk tugas yang diberikan kepadanya.

- Pembentukan pertanggungjawaban meliputi otorisasi dan persetujuan atas

suatu transaksi.

Pemisahan Tugas

- Tanggung jawab atas pekerjaan dan tugas harus diberikan kepada individu yang berbeda,
(misalnya pemisahan tugas antara petugas yang mengurusi penyimpanan kas dengan petugas
yang mengurusi pencatatan kas).

- Tanggung jawab untuk memelihara catatan harus terpisah dengan tanggung jawab untuk
menjaga keadaan fisik kekayaan perusahaan.

Selain pemisahan fungsi penerimaan dan pengeluaran serta penyimpanan, pengendalian internal
terhadap kas dapat dilakukan dengan menerapkan sistem berikut ini:

1. Penggunaan rekening bank

Kas yang dimiliki oleh perusahaan tidak semuanya disimpan di dalam perusahaan, tetapi
disimpan di bank (rekening bank). Simpanan di bank yang memenuhi kriteria sebagai kas
misalnya tabungan dan giro. Rekening bank yang dimiliki perusahaan bisa lebih dari satu bank.

2. Transfer dana elektronik (TDE)

Pemindahan dana dari satu pihak kepada pihak lainnya tidak selalu menggunakan media
kertas misalnya jika kita mau mengirimkan uang ke pemasok kita harus datang ke bank dengan
mengisi formulir pengiriman uang. Metode yang memanfaatkan teknologi seperti telepon,
telegraf, komputer, satelit atau peralatan elektronik lainnya dapat dengan mudah digunakan
untuk memindahkan dana dari satu pihak ke pihak lainnya.

3. Sistem kas kecil


Untuk pembayaran dalam jumlah yang kecil seperti bayar makan siang, ongkos taksi,
sumbangan, beli perlengkapan kantor yang kecil kecil, tidak mungkin dilakukan dengan
mengeluarkan cek. Oleh karena itu perusahaan harus menyediakan dana sebagai kas kecil
untukkmemenuhikebutuhandiatas.

4. Proteksi fisik atas saldo kas

Tidak hanya melalui pemisahan fungsi penerimaan , pengeluaran dan pencatatan saja yang
diperlukan dalam pengendalian terhadap kas, tetapi juga perlu melindungi secara fisik kas yang
disimpan di perusahaan (cash on hand) dan kas di bank. Perlindungan secara fisik dilakukan
dengan menyediakan lemari besi, peti penyimpanan atau laci kas yang terkunci.

5. Rekonsiliasi saldo Bank

Karena uang perusahaan ada yang disimpan di bank, dan seringkali terjadi perbedaan dan
keterlambatan informasi mengenai mutasi kas di bank maka secara periodik perlu dilakukan
pencocokan antar catatan menurut bank dan menurut perusahaan untuk menentukan saldo yang
benar pada tanggal tertentu misal pada tanggal pelaporan keuangan.

Pengendalian internal penerimaan kas. Penerimaan uang dalam suatu perusahaan bisa berasal
dari beberapa sumber-sumber lain .

Keterbatasan pengendalian intern

Keterbatasan pengendalian intern adalah sebagai berikut:

1. Adanya kemungkinan timbulnya beban (cost) untuk mendesain pengendalian intern yang
lebih besar dibandingkan manfaat yang diperoleh.

2. Adanya faktor sumber daya manusia

3. Besarnya ukuran perusahaan.

5. DANA KAS KECIL (PETTY CASH FUND)

Dana kas kecil atau petty cash fund adalah uang kas yang disediakan untuk membayar
pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan
cek.
Dana ini diserahkan kepada kasir kas kecil yang bertanggung jawab terhadap pembayaran-
pembayaran dari dana ini dan terhadap jumlah dana kas kecil. Jika jumlah kas kecil tinggal
sedikit, kasir kas kecil akan meminta agar dananya ditambah. Penambahan kas kecil kadang-
kadang dilakukan setiap periode tertentu misalnya mingguan.

Kegunaan Kas Kecil

Kas ini berguna untuk menghimpun data pengeluaran nominal kecil namun sering dilakukan.
Selain itu, kas kecil atau petty cashmemiliki kegunaan lain, yaitu sebagai berikut:

1.Mempercepat proses klaim dari atasan atau pihak yang membutuhkan dana secara
mendadak.

2.Mengatasi supply perlengkapan usaha dan beberapa divisi yang memerlukan.

3.Mempermudah sistem bayar lebih praktis dan efektif untuk biaya dengan jumlah kecil dan
secara mendadak.

4.Meningkatan fleksibilitas bagi staff untuk memberikan respon kepada konsumen dan relasi
bisnis.

Dalam hubungannya dengan kas kecil ada dua metode yang digunakan yaitu:

1. Sistem Imprest

2. Metode Fluktuasi

1. Sistem Imprest (imprest fund method)

Dalam sistem ini jumlah dalam rekening kas kecil selalu tetap, yaitu sebesar check yang
diserahkan kepada kasir kas kecil untuk membentuk dana kas kecil.

Cek tersebut diuangkan ke bank oleh kasir kas kecil dan uangnya digunakan untuk membayar
pengeluaran-pengeluaran kas kecil.

Apabila jumlah kas kecil tinggal sedikit dan juga pada akhir periode, kasir kas kecil akan minta
pengisian kembali kas kecilnya sebesar jumlah yang sudah dibayar dari kas kecil, sehingga
jumlah uang dalam kas kecil kembali seperti semula. Pengeluaran-pengeluaran kas kecil baru
dicatat pada saat pengisian kembali.

2. Sistem Fluktuasi (fluctuating fund method)

Dalam metode fluktuasi pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cara yang sama seperti
pada sistem imprest. Perbedaannya dengan sistem imprest adalah bahwa dalam metode
fluktuasi saldo rekening kas kecil tidak tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengisian
kembali dan pengeluaran-pengeluaran kas kecil. Pencatatan langsung dilakukan setiap
terjadinya pengeluaran-pengeluaran dari dana kas kecil.

Anda mungkin juga menyukai