MATEMATIKA
LOGIKA MATEMATIKA
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Segala puji bagi Allah swt Tuhan semesta alam. Dialah yang menganugerahkan Alquran
sebagai hudan li al-nas (petunjuk bagi seluruh manusia) dan rohmatan lil’alamin (rahmat bagi
seluruh alam). Dialah yang mengumpulkan Alquran dalam dada Nabi Muhammad saw sampai
kesucian-Nya dapat sampai kepada kita hari ini atas izin Allah swt.
Ucapan terimakasih kami sampaikan pula kepada dosen kami pembimbing mata kuliah
studi Matematika yakni Bapak Ahmad Hilman Habibiy, M.Pd atas arahan dan saran dalam
proses pembuatan makalah ini. Tak lupa juga ucapan terimakasih kami ucapkan kepada orang
tua kami yang senantiasa mendukung kami dalam doa nya.
Dalam penulisan makalah ini, kami yakin terdapat beberapa kekurangan untuk itu kami
berharap kepada pembaca makalah untuk memaklumi nya. Kami berharap makalah ini
bermanfaat sekaligus menambah wawasan bagi siapapun yang membaca nya. Terimakasih
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................
A LATAR BELAKANG................................................................
B RUMUSAN MASALAH............................................................
C TUJUAN.....................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN..........................................................................
2.3. Operasi Logika...........................................................................
2.5. Bikondisional............................................................................
2.6. Tautologi,Ekavin,dan Kontradiksi............................................
2.7. Pernyataan Berkuantor.............................................................
2.8. Validias Pembuktian.................................................................
A Kesimpulan.................................................................................
B Saran............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melalui logika kita dapat mengetahui kebenaran suatu pernyataan dari suatu kalimat dan
mengetahui apakah pernyataan pertama sama maknanya dengan pernyataan kedua. Misalkan,
apakah pernyataan “Jika sekarang adalah hari Minggu maka sekolah libur.” sama artinya dengan
“Jika sekolah libur maka sekarang adalah hari Minggu.”? Untuk menjawab pertanyaan ini tentu
kita perlu mengetahui aturan-aturan dalam logika.
Banyak hal yang perlu kita ketahui mengenai logika. Dengan logika, kita juga dapat
mengetahui apakah suatu pernyataan bernilai benar atau salah. Hal terpenting yang akan
didapatkan setelah mempelajari logika matematika adalah kemampuan atau keahlian mengambil
kesimpulan dengan benar atau sah. Logika matematika memberikan dasar bagi sebuah
pengambilan kesimpulan dan dapat digunakan dalam banyak aspek kehidupan.
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
PEMBAHASAN
Logika Matematika atau Logika Simbol ialah logika yang menggunakan bahasa
Matematika, yaitu dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol- simbol.Keuntungan atau
kekuatan bahasa simbol adalah: ringkas, univalent/bermakna tunggal, dan universal/dapat
dipakai dimana-mana.
Tabel kebenaran :
A. Pernyataan
Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar saja atau salah saja, tetapi
tidak sekaligus benar dan salah. Kebenaran atau kesalahan sebuah pernyataan dinamakan
nilai kebenaran dari pernyataan tersebut. Suatu pernyataan biasanya dilambangkan
dengan huruf kecil, misalnya p, q, r, dan seterusnya. Setiap pernyataan adalah kalimat,
tetapi tidak semua kalimat merupakan pernyataan.
Contoh :
Kalimat (a) merupakan pernyataan yang bernilai benar, kalimat (b) merupakan
pernyataan yang bernilai salah dan kalimat (c) bukan merupakan pernyataan, karena tidak
bernilai benar atau salah
Kalimat-kalimat yang tidak termasuk pernyataan, adalah:
a.Kalimat perintah
b.Kalimat pertanyaan
c.Kalimat keheranan
d.Kalimat harapan
B.Kalimat Terbuka
2.3. Operasi Logika
A.Negasi
Negasi (ingkaran) adalah suatu pernyataan baru yang dapat dibentuk dari pernyataan
semula sehingga bernilai benar jika pernyataan semula salah dan bernilai
salah Maka pernyataan semula benar.
B.Konjungsi
Konjungsi adalah pernyataan gabungan dari dua pernyataan dengan menggunakan kata
hubung “dan”. Konjungsi dari pernyataan p dan q dinotasikan oleh “p ˄ q”.
C.Disjungsi
Disjungsi adalah pernyataan gabungan dari dua pernyataan dengan menggunakan kata
hubung “atau”. Disjungsi dari pernyataan p dan q dinotasikan oleh “p ˅ q”.
D.Implikasi
Jika dua pernyataan p dan q dirangkai dengan menggunakan dengan kata hubung “… jika
dan hanya jika …”, maka diperoleh pernyataan baru yang berbentuk “p jika dan hanya
jika q” yang disebut biimplikasi. Biimplikasi dari pernyataan p dan q dinotasikan oleh
“p ↔ q”.
2.4. Konvers, Invers dan Kontraposisi suatu Implikasi
Dari tabel kebenaran terlihat bahwa nilai kebenaran p → q sama dengan nilai kebenaran
~q → ~p. Begitu pula nilai kebenaran q → p sama dengan nilai kebenaran ~p → ~q.
A.Tautologi
Setiap pernyataan yang bernilai benar, untuk setiap nilai kebenaran komponen-
komponennya, disebut tautologi.
B.Ekivalen
Dua buah pernyataan dikatakan ekivalen (berekivalensi logis) jika kedua pernyataan itu
mempunyai nilai kebenaran yang sama.
C.Kontradiksi
Setiap pernyataan yang selalu bernilai salah, untuk setiap nilai kebenaran dari komponen-
komponen disebut kontradiksi. Karena kontradiksi selalu bernilai salah, maka kontradiksi
merupakan ingkaran dari tautologi dan sebaliknya.
2.7. Pernyataan Berkuantor
x, p(x)
dibaca: untuk setiap x berlakulah p(x) atau untuk semua x berlakulah p(x)
B. Kuantor Eksistensial
x, p(x)
dibaca: beberapa x berlakulah p(x) atau ada x berlakulah p(x)
ingkaran dari p adalah ~p : Tidak benar bahwa semua kucing berwarna putih, atau
Berdasarkan contoh diatas tampak bahwa ingkaran dari pernyataan berkuantor universal
adalah sebuah pernyataan berkuantor eksistensial. Secara umum, ingkaran dari
pernyataan berkuantor universal dapat ditentukan sebagai berikut.
ingkaran dari p adalah ~p : Tidak ada pria yang menyukai sepak bola, atau
Sedang yang dimaksud dengan argumen adalah kumpulan kalimat yang terdiri atas satu
atau lebih premis yang mengandung bukti-bukti (evidence) dan suatu (satu) konklusi.
Konklusi ini selayaknya (supposed to) diturunkan dari premis-premis.
Modus ponens, modus tollens dan silogisme adalah metode atau cara yang digunakan
dalam penarikan kesimpulan. Proses penarikan kesimpulan terdiri atas beberapa
pernyataan yang diketahui nilai kebenarannya (disebut premis). Kemudian dengan
menggunakan prinsip-prinsip logika dapat diturunkan pernyataan baru (disebut
kesimpulan/konklusi) yang diturunkan dari premis-premis semula. Penarikan kesimpulan
seperti itu sering juga disebut argumentasi.
Suatu argumentasi disusun dengan cara menuliskan premis-premisnya baris demi baris
dari atas ke bawah, kemudian dibuat garis mendatar sebagai batas antara premis-premis
dengan konklusi. Misalkan pernyataan-pernyataan yang diketahui (premis-premis)
adalah a dan b, konklusinya c, maka argumentasi tersebut dapat disajikan dalam susunan
berikut.
a ……. premis 1
b ……. premis 2
c ……. kesimpulan/konklusi
Misalkan diketahui premis-premis p → q dan p. Dari premis-premis itu dapat diambil
konklusi q. Pengambilan kesimpulan dengan cara seperti itu disebut modus ponens atau
kaidah pengasingan. Modus ponens disajikan dalam susunan sebagai berikut.
p → q ……. premis 1
p ……. premis 2
q ……. kesimpulan/konklusi
Contoh :
Diketahui:
Dari premis-premis tersebut dapat ditarik kesimpulan yang sah adalah … Jika saya jujur,
maka hidup saya bahagia
Misalkan diketahui premis-premis p → q dan ~q. Dari premis-premis itu dapat diambil
konklusi ~p. Pengambilan kesimpulan dengan cara seperti itu disebut modus tollens atau
kaidah penolakan akibat. Modus tollens disajikan dalam susunan sebagai berikut.
p → q ……. premis 1
~q ……. premis 2
~p ……. kesimpulan/konklusi
Contoh :
Diketahui:
Dari premis-premis tersebut dapat ditarik kesimpulan yang sah adalah … Jika saya jujur,
maka hidup saya bahagia.
Contoh :
Premis 1 : Jika semua harta benda Andi terbawa banjir, maka ia menderita
q = ia menderita
Kesimpulan : .: ~p
Misalkan diketahui premis-premis p → q dan q → r. Dari premis-premis itu dapat
diambil konklusi p → r. Pengambilan kesimpulan dengan cara seperti itu disebut kaidah
silogisme. Silogisme disajikan dalam susunan sebagai berikut.
p → q ……. premis 1
q → r ……. premis 2
Contoh
Diketahui:
Premis 2 : Jika Adi lulus ujian maka Adi dapat diterima di PTN
Kesimpulan : p → r
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Secara etimologis, logika berasal dari kata Yunani ‘logos’ yang berarti kata, ucapan,
pikiran secara utuh, atau bisa juga berarti ilmu pengetahuan (Kusumah, 1986). Logika adalah
suatu cabang ilmu yang mengkaji penurunan-penurunan kesimpulan yang sahih (tidak valid).
Dalam logika matematika ada dua kalimat yang penting, yaitu kalimat pernyataan dan kalimat
terbuka serta terdapat juga operasi logika, yaitu negasi (ingkaran), konjungsi, disjungsi, implikasi
dan biimplikasi. Dari suatu implikasi dapat dibentuk implikasi lain, yaitu konvers, invers dan
kontraposisi. Metode atau cara yang digunakan dalam penarikan kesimpulan, yaitu modus
ponens, modus tollens dan silogisme.
3.2. Saran
Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan ejaan,
metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih kurang adalah
diantara kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan kritik membangun sangat kami
butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini. Hal terpenting yang akan didapatkan setelah
mempelajari logika matematika adalah kemampuan atau keahlian mengambil kesimpulan dengan
benar atau sah.