Anda di halaman 1dari 8

Nama:Lely Kinanti

Kelas: Ak-2E

Peranan Akuntansi dalam perpajakan

Jawab:

Kegiatan akuntansi yang erat hubungannya dengan pajak adalah


kegiatan dalam menyusun laporan laba-rugi, karena dalam Undang-undang
pajak Penghaasilan 1984, laba bruto usaha merupakan obyek pajak
penghasilan (Undang-undang Perpajakan, 1991).

Khusus dalam SK. Menteri Keuangan No. 108/1979 dimuat ketentuan yang
memberikan fasilitas berupa keringanan tarif pajak perseroan (sekarang pajak penghasilan)
bagi para pengusaha yang laporan keuangan mereka diaudit oleh akuntansi publik dengan
pernyataan: wajar tanpa kualifikasi (unqualified ipiniun).

Pada saat berlakunya ketentuan ini akuntansi mempunyai peranan yang sangat
penting terhadap perpajakan. Karena akuntan publik sebagai seorang ahli akuntansi dapat
mempergunakan sepenuhnya konsep/ prinsip/ metode akuntansi yang umum
dipergunakan.

Dengan berlakunya Undang-undang Perpajakan tahun 1984, maka SK Menteri


keuangan No. 108/1979 dinyatakan tidak berlaku lagi. Prinsip Akuntansi Indonesia sebagai
organisasi profesi tidak sepenuhnya diakui oleh pajak.

Sekalipun demikian akuntansi masih mempunyai peranan dalam perpajakan untuk


menentukan objek pajak, karena Undang-undang Perpajakan tahun 1984 mewajibkan
kepada orang atau badan yang melakukan kegiatan usaha atau melakukan bebas di
Indonesia untuk menyelenggarakan pembukuan.
Pembukuan adalah pencatatan baik obyek pajak penghaasilan maupun elemen-
elemen yang boleh dikurangkan pada penghasilan dengan cara tertentu yang diakui oleh
prinsip akuntansi atau cara akuntansi yang bisa diterima oleh perpajakan. Pada dasarnya
semua subyek pajak yang memperoleh penghasilanbaik dari usaha bebas maupun
perusahaan atau badan harus melakukan pembukuan dengan baik dan tertaur dengan
dasar konsisten dengan tahun sebelumnya.

(Drs. Slamet Munawir, akt, dkk, 1990, halaman 37 dan 73). Jasa akuntansi publik
melakukan pemeriksaan akuntansi pada wajib pajak sangat membantu perpajakan dalam
meyakinkan wajaran laba sebagai proyek pajak, maksudnya jika pihak pajak merasa perlu
juga untuk mengadakan pemeriksaan laporan keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan
publik, mungkin pihak pajak dalam melakukan pemeriksaan hanya mengadakan
penyesuaian dengan Undang-undang pajak saja.

 Membuat sebuah rencana dan strategi perpajakan


 Memberikan analisan dan perkiraan suatu potensi pajak perusahaan di masa yang akan
datang
 Membuat arsip dan dokumentasi perpajakan dengan baik sebagai bahan melaksanakan
pemeriksaan dan evaluasi
 Menerapkan perlakuan akuntansi atas pajak dan bisa menyajikannya dalam sebuah
laporan komersial ataupun fiskal perusahaan

2. Prosedur pembayaran dan pelunasan pajak


Jawab :

Pembayaran dan penyetoran pajak dilakukan ke Kas Negara melalui:

 Layanan dengan menggunakan Sistem Elektronik (https://sse.pajak.go.id), dan


 Layanan pada loket/teller (over the counter) pada pada Bank Persepsi/Pos
Persepsi/Bank Devisa Persepsi/Bank Persepsi Mata Uang Asing.

Pembayaran dan penyetoran pajak dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP)
atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan SSP.

Sarana administrasi lain ini dapat berupa:

 BPN atas pembayaran dan penyetoran pajak melalui sistem pembayaran pajak secara
elektronik atau dengan datang langsung ke Bank Persepsi
 SSPCP atas pembayaran dan penyetoran PPh Pasal 22 impor, PPN impor, dan PPnBM
impor serta PPN Hasil Tembakau Buatan Dalam Negeri;

Bukti Pbk atas pembayaran dan penyetoran pajak melalui Pemindahbukuan; atau bukti
penerimaan pajak lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

SSP atau sarana administrasi lain tersebut dinyatakan sah, dalam hal telah divalidasi dengan
NTPN.

Dikecualikan dari ketentuan ini, Bukti Pbk dinyatakan sah dalam hal telah ditandatangani oleh
Pejabat yang berwenang untuk menerbitkan Bukti Pbk.

Pembayaran yang dilakukan oleh Wajib Pajak diakui sebagai pelunasan kewajiban sesuai
dengan tanggal bayar yang tertera pada BPN atau tanggal bayar berdasarkan validasi MPN pada
SSP atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan SSP.

Satu formulir SSP hanya dapat digunakan untuk pembayaran: (kecuali untuk Wajib Pajak
dengan kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalam Penjelasan Pasal 3 ayat (3a) Undang-
Undang KUP yang dapat membayar PPh Pasal 25 untuk beberapa Masa Pajak dalam satu SSP)

 1 (satu) jenis pajak,


 1 (satu) Masa Pajak atau Tahun Pajak atau bagian Tahun Pajak, dan
 1 (satu) surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak PBB atau
Surat Tagihan Pajak PBB,

Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan sistem self assessmen.
wajib melakukan sendiri penghitungan, pembayaran, dan pelaporan pajak terutang.

Cara Pembayaran Pajak

Pembayaran pajak dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut.

1. Membayar sendiri pajak yang terutang.

a. Pembayaran angsuran setiap bulan (PPh Pasal 25), yaitu pembayaran pajak
penghasilan secara angsuran. Hal ini dimaksudkan untuk meringankan beban Wajib
Pajak dalam melunasi pajak yang terutang dalam 1 (satu) tahun pajak. Wajib Pajak
diwajibkan untuk mengangsur pajak yang akan terutang pada akhir tahun dengan
membayar sendiri angsuran pajak setiap bulan.
b. Pembayaran PPh Pasal 29 setelah akhir tahun, yaitu pelunasan pajak penghasilan
yang dilakukan sendiri oleh Wajib Pajak pada akhir tahun pajak apabila pajak terutang
untuk suatu tahun pajak lebih besar dari total pajak yang dibayar sendiri dan pajak yang
dipotong atau dipungut pihak lain sebagai kredit pajak.
2. Melalui pemotongan dan pemungutan oleh pihak lain (PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 15, PPh
Pasal 21, 22, dan 23, serta PPh Pasal 26). Pihak lain yang dimaksud adalan pemberi penghasilan,
pemberi kerja, dan pihak lain yang ditunjuk atau ditetapkan oleh pemerintah.

3. Melalui pembayaran pajak di luar negeri (PPh Pasal 24).

4. Pemungutan PPN oleh pihak penjual atau oleh pihak yang ditunjuk pemerintah (misalnya,
bendaharawan pemerintah).

5. Pembayaran pajak-pajak lainnya.

a. Pembayaran Pajak Bumi dan Bangungan (PBB),yaitu pelunasan berdasarkan Surat


Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT). Untuk daerah Jakarta, pembayaran sudah dapat
dilakukan dengan menggunakan ATM di bank-bank tertentu
b. Pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), yaitu pelunasan
pajak atas perolehan hak atas tanah dan bangunan.
c. Pembayaran Bea Meterai, yaitu pelunasan pajak atas dokumen yang dapat dilakukan
bermeterai atau dengan cara lain seperti menggunakan mesin teraan. dengan cara
menggunakan benda meterai berupa meterai tempel atau kertas

Metode pembayarannya, yaitu pembayaran melalui online banking atau setor langsung melalui
Kantor Pos atau Bank Persepsi yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan, tata cara pembayaran
Pajak Penghasilan adalah sebagai berikut:

Online Banking: Wajib Pajak perlu mendaftar untuk fasilitas online banking pada bank persepsi
yang ditunjuk Menteri Keuangan. Bank tersebut kemudian akan menyediakan aplikasi khusus
pembayaran pajak online. Saat melakukan pembayaran, WP harus mengisi terlebih dahulu data
yang diperlukan pada aplikasi dari bank tersebut. Saat pembayaran sudah dilakukan, WP akan
menerima nomor referensi sebagai tanda bukti pembayaran. Setelah itu data yang sudah diisi
beserta nomor referensi perlu dikirim kepada bank yang bersangkutan, agar WP dapat
menerima Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dari bank, untuk dipergunakan pada
laporan pajak yang akan dikirimkan kepada kantor pajak.

Setor langsung melalui Kantor Pos atau Bank Persepsi: WP terlebih dahulu melengkapi
lembaran SSP sebelum menyetor pajak pada lokasi yang diinginkan. Setelah menyetor pajak,
lembaran SSP yang sudah diisi akan dicap oleh Kantor Pos atau Bank Persepsi, dan WP akan
menerima NTPN dari tempat tersebut, beserta bukti pembayarannya.

Fitur bayar pajak online (yang segera hadir) di aplikasi DJP Online yang juga dilengkapi fitur
hitung dan lapor pajak. Sehingga proses administrasi pajak Anda pun menjadi lebih mudah dan
lebih cepat
Bayar Pajak Online

Ada banyak alasan yang menyebabkan seseorang menunda-nunda pembayaran pajak. Salah
satunya karena tata cara membayar pajak yang ribet. Untuk mempermudah masyarakat dalam
pembayaran pajak, pemerintah pun mengeluarkan e-Billing.

E-Billing pajak adalah sistem pembayaran pajak secara elektronik dengan membuat kode
billing atau id billing. Bagi Anda yang tidak mau menunggu lama atau tidak memiliki cukup
waktu untuk membayar pajak, Anda bisa menggunakan aplikasi ini.

E-Billing merupakan cara bayar pajak online sistem baru yang menggantikan sistem
pembayaran lama yang dilakukan secara manual. Kantor pelayanan pajak tidak akan lagi
melayani pembayaran pajak secara manual. Sistem ini mulai difungsikan secara resmi pada 1
Januari 2016.

Anda perlu mengetahui manfaat dari pengadaan e-Billing pajak, diantaranya:

 Menghindari kesalahan transaksi.

Data hasil transaksi bisa disimpan oleh Direktorat Jendral Pajak dengan catatan waktu yang
pasti. Hal ini mengurangi risiko kehilangan data akibat kelalaian.

 Memudahkan dalam membayar pajak yang bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.

Jika Anda masih bingung cara bayar pajak online melalui e-Billing, Anda bisa menyimaknya di
sini:

Membuat Kode Billing atau Id Billing

Ada 7 petunjuk bagi Anda dalam membuat kode billing atau id billing, yaitu:

Melalui aplikasi OnlinePajak yang merupakan satu-satunya Application Services Provider (ASP)
yang disahkan Direktorat Jendral Pajak untuk membuat id billing berdasarkan Surat Keputusan
Pemerintah.

Anda bisa membuatnya melalui teller bank tertentu yang telah disetujui, yaitu: bank BNI,
Mandiri, BCA, dan Citibank. Anda juga bisa melakukannya lewat Kantor Pos.

Melalui SSE2 di situs pajak.go.id atau Direktorat Jendral Pajak online.

Melalui SMS id billing bagi pelanggan Telkomsel yaitu dengan menekan *141*500#.
Melalui layanan billing di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan
Konsultasi Perpajakan (KP2KP).

Melalui layanan di nomor 150 Ini berlaku untuk wajib pajak pribadi, dan

Melalui layanan Internet Banking.

Membayar Pajak Secara Online

Setelah membuat kode billing, selanjutnya Anda bisa melakukan pembayaran pajak melalui
beberapa tempat ini, yaitu:

 Melalui OnlinePajak yang berlaku untuk nasabah CIMB Niaga dan BNI.
 Melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM).
 Melalui teller bank yang bekerja sama.
 Melalui Kantor Pos.
 Melalui Internet Banking.
 Melalui agen Branchless Banking.
 Melalui Mobile Banking. Namun cara ini hanya berlaku untuk nasabah Bank
Pembangunan Daerah Bali.
 Melalui mesin mini ATM yang berada di seluruh KPP atau KP2KP.

Prosedur Pelunasan

Cara Melunasi Pajak

Cara melunasi pajak ada 2 cara:

1. Pelunasan pajak tahun berjalan, yaitu pelunasan pajak dalam masa pajak
yangmeliputi:

a. Pembayaran sendiri oleh WP ( PPh pasal 25 ) untuk setiap masa pajak.b. Pembayaran
pajak melalui pemotongan / pemungutan pihak ketigaberupa kredit pajak yang dapat
diperhitungkan dengan jumlah pajak yangterutang selama tahun pajak, yaitu:
1). Pemotongan PPh atas penghasilan dari pekerjaan, jasa, ataukegiatan (PPh
pasal 21)
2). Pemungutan PPh atas penghasilan dari kegiatan di bidangimpor atau
lainnya(PPh pasal 22)
3). Pemotongan PPh atas penghasilan dari modal atau penggunaanharta oleh
orang lain,jasa, hadiah , dan penghargaan ( PPh pasal23)
4). Pelunasan PPh di luar negeri atas penghasilan di luar negeri( PPh pasal 24)
5). Pemotongan PPh atas penghasilan yang terutang atas WP luarnegeri ( PPh
pasal 26)

6). Pemotongan atas penghasilan berupa bunga deposito dantabungan-tabungan


lainnya, penghasilan dari transaksi saham dansekuritas lainnya di bursa efek,
penghasilan dari pengalihan hartaberupa tanah atau bangunan serta penghasilan
tertentu lainnya(PPhpasal 4 ayat (2)

2. Pelunasan pajak sesudah akhir tahun.

Pelunasan pajak sesudah tahun pajak berakhir dilakukan dengan cara :

a. Membayar pajak yang kurang disetor yaitu dengan menghitung sendirijumlah pajak
penghasilan terutang untuk suatu tahun pajak dikurangidengan jumlah kredit pajak
tahun yang bersangkutan.

b. Membayar pajak yang kurang disetor berdasarkan surat ketetapan pajakatau surat
tagihan pajak yang ditetapkan oleh direktur jenderal pajak,apabila terdapat bukti bahwa
jumlah pajak penghasilan terutang.

Pasal 20 Undang-Undang Pajak Penghasilan mengatur bahwa pajak yang diperkirakan


terutang dalam suatu tahun pajak, dilunasi oleh Wajib Pajak dalam tahun berjalan
melalui :

- pemotongan dan pemungutan pajak oleh pihak lain, yang meliputi PPh Pasal 21, PPh
Pasal 22, dan PPh Pasal 23

- pembayaran sendiri oleh wajib pajak, yang dikenal dengan PPh Pasal 25.
Pelunasan pajak dalam tahun berjalan merupakan angsuran pembayaran pajak yang
nantinya boleh diperhitungkan dengan cara mengkreditkan terhadap Pajak Penghasilan
yang terutang untuk tahun pajak yang bersangkutan, kecuali penghasilan tersebut
dikenakan pajak bersifat final. Beberapa penghasilan dikenakan PPh Pasal 21 atau PPh
Pasal 22 yang bersifat final, sehingga pada akhir tahun tidak bisa dikreditkan.
Perhitungan pajak pada akhir tahun bagai Wajib Pajak Dalam Negeri dan Bentuk Usaha
Tetap dilakukan dengan menghitung Pajak Penghasilan terutang atas penghasilan yang
merupakan objek pajak tidak final. Selanjutnya, Pajak Penghasilan yang sudah
dipotong/dipungut oleh pihak lain dan angsuran PPh Pasal 25 yang sudah dibayar sendiri
dikurangkan dari Pajak Penghasilan terutang. Jika terdapat kurang bayar, kekurangan tersebut
dikenal dengan PPh Pasal 29 dan harus disetor sebelum SPT Tahunan PPh disampaikan. Jika
terdapat lebih bayar, kelebihan tersebut dikenal dengan PPh Pasal 28A, bisa dilakukan
permohonan restitusi atau dikompensasikan untuk pembayaran pajak lainnya. Perhitungan
pajak pada akhir tahun bagai Wajib Pajak Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap dilakukan
dengan menghitung Pajak Penghasilan terutang atas penghasilan yang merupakan objek pajak
tidak final. Selanjutnya, Pajak Penghasilan yang sudah dipotong/dipungut oleh pihak lain dan
angsuran PPh Pasal 25 yang sudah dibayar sendiri dikurangkan dari Pajak Penghasilan terutang.
Jika terdapat kurang bayar, kekurangan tersebut dikenal dengan PPh Pasal 29 dan harus disetor
sebelum SPT Tahunan PPh disampaikan. Jika terdapat lebih bayar, kelebihan tersebut dikenal
dengan PPh Pasal 28A, bisa dilakukan permohonan restitusi atau dikompensasikan untuk
pembayaran pajak lainnya.

Anda mungkin juga menyukai