Bentuk-Bentuk Tulisan
Tulisan ilmiah maupun tulisan non-ilmiah, pada hakikatnya terdiri dari
empat bentuk, yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi atau bahasan.
Bentuk tulisan lain yang juga sering dibicarakan ialah persuasi (lihat Keraf ,
1986; Finoza, 2001). Dalam tulisan ini persuasi dimasukkan sebagai bagian dari
argumentasi.
Contoh :
Begitu pintu kantor Lab Bahasa kubuka, udara sejuk yang berasal
dari alat pendingin ruangan, suara mendesu bising dari alat yang sama, serta
bau asap tembakau yang menyesakkan dada menyambutku. Ruangan ini
sebenarnya cukup luas, kira-kira enam kali sebelas meter persegi, tetapi sudut
sebelah kanan dinding seberang pintu sudah dijadikan studio rekaman dengan
ukuran empat kali empat meter persegi, dengan dinding kedap suara setinggi
dua setengah meter. Ruangan yang tinggal untuk kantor jadi terasa sempit.
Dan ruangan yang sempit ini tidak pula diatur menurut citarasa yang baik.
Berbagai macam barang ditaruh seenaknya saja disana-sini, dan ini
mengingatkanku pada gudang dirumahku.
Di atas ruangan bergelantungan beberapa lampu neon model kuno
yang membuat ruangan ini cukup terang. Di langit-langit yang setinggi sekitar
empat meter, diapit dua pasang lampu neon, ada sebuah exhaust fan, kipas
pengisap, yang maksudnya tentu mengisap dan membuang bau yang kurang
sedap didalam ruangan ini.
Ketika ku arahkan pandanganku kedepan, dibalik sebuah meja
kerja terlihat sesosok tubuh, satu-satunya makhluk hidup diruangan yang
penuh sesak dengan barang-barang elektronik ini. Hampir tenggelam diantara
tumpukan buku dan map yang ada didepannya, lelaki berkaca mata itu tampak
terpukau dengan bacaannya. Begitu mataku menangkap sebuah pipa coklat tua
dimulutnya, segera aku tahu asal bau yang menyesakkan dada itu. Rupanya
exhaust fan dilangit-langit itu tidak mampu menyedot bau asap tembakau dari
pipa.
Tepat ditengah ruangan terdapat seperangkat sofa yang modelnya
sudah sangat ketinggalan zaman. Yang panjang disebelah kanan dan kedua
kursi yang pendek di kiri, diseberang meja oval yang ditutup alas meja yang
dulunya tentunya berwarna coklat indah. Jok kursi-kursi itu pun dulunya tentu
coklat indah, sekarang sudah seharusnya dibawa ketukang pearbot untuk
diganti kainnya serta diisi busanya yang sudah mengempis itu. Diatas meja
berserakan majalah luar negeri dan sebuah asbak porselen berwarna krem
yang bagian dalamnya sudah kehitam-hitaman. (Endah Widyawati dalam
Marahimin, 2001:50-51).
Contoh :
Contoh :