Anda di halaman 1dari 7

Pengembangan Paragraf

Paragraf merupakan sarana bagi penulis untuk menuangkan gagasan


pokoknya. Gagasan pokok yang dikemas dalam kalimat utama belumlah
memberikan informasi yang cukup, penulis harus dapat mengembangkan kalimat
utama itu. Caranya dengan memberikan beberapa kalimat penjelas secukupnya.

Pada dasarnya pengembangan paragraf menuntut dua kemampuan utama.


Kemampuan itu meliuti halhal berikut.

1. Kemampuan memerinci gagasan utama paragraf ke dalam gagasan gagasan


penjelas.
2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan penjelas ke dalam suatu urutan
yang teratur.
Gagasan utama suatu paragraf akan menjadi jelas apabila dilakukan
perincian secara cermat. Perincian-perincian itu dapat dilakukan dengan bermacam
pola pengembangan paragraf. Pola pengembangan paragraf yang digunakan,
antara lain ditentukan oleh gagasan atau masalah yang hendak dikemukakan.
Selain itu, pilihan pola pengembangan paragraf ditentukan pula oleh pandangan
penulis itu sendiri terhadap masalah yang hendak disampaikannya.
Berikut ini beberapa pola pengembangan yang dapat digunakan untuk
menyusun paragraf..

A. Kronologis
Pola pengembangan kronologis ini dapat digunakan ketika penulis akan
menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sehingga pembaca seolah-olah dapat
mengalami sendiri kejadian yang diceritakan itu. Pola ini dapat digunakan bila
penulis ingin membuat tulisan atau karangan berjenis narasi. Dalam paragraf narasi
terdapat tiga unsur utama yaitu tokoh-tokoh, kejadian, dan latar ruang atau waktu.

Contoh :
1) Ia ingat ketika kemarin bersitegang dengan seorang pemuda yang seenaknya
merokok dalam bus yang pengap itu. Bus itu sudah terlalu sarat dengan
penumpangnya. Di saat seperti itu, di mana kesegaran udara terasa mahal
harganya, pemuda itu malah dengan santainya mengepulngepulkan asap
rokoknya dengan nikmat.
“Dikiranya asap rokok yang nikmat baginya itu juga nikmat bagi siapa
saja,” pikirnya dengan jengkel. Ia sudah berusaha mati-matian menahan
napas setiap kali asap itu mengepul ke arah dirinya. Ia kepayahan aktu itu.
Mengais-ngais setiap sisa udara sekecil apapun. Ia menoleh ke
sekelilingnya,sebetulnya bukan hanya dirinya yang merasa terganggu.
Hampir semua disekitarnya merasa tidak terganggu. Hampir semua
penumpang di sekitarnya merasa tidak mengatakan apa-apa. Mereka hanya
mamandang dengan sinis. Namun, ia tidak bisa tinggal diam.
2) Hari kedua di Kota Samarinda saya berkunjung ke kawasan wisata alam Bukit
Bangkirai. Di bukit ini memang banyak pohon bangkirai. Bahkan, kebanyakan
pohon bangkirai di bukit itu telah berusia 150 tahun dengan ketinggian
mencapai 40 m hingga 50 m dan berdiameter 2,3 m. Di bukit ini saya dapat
melihaat berbagai fauana, seperti : owa-owa, lutung merah, monyet ekor
panjang, rusa sambar, saya juga dapat melihat salah satu anggrek yang
sudah terkenal yaitu anggrek hitam. Selain itu, di kawasan bukit ini saya
dapat menguji keberanian dengan meniti jembatan tajuk. Jembatan tajuk ini
digantung menghubungkan lima pohon bangkirai. Jembatan tajuk tersebut
memiliki ketinggian 30 meter dari permukaan tanah. Bila dilewati, jembatan itu
akan berayunayun seiring dengan desiran angin sehingga membuat bulu
kuduk berdiri.

Berdasarkan materi pengembangannya, contoh paragraf 1 termasuk narasi


fiksi atau narasi sugesti. Narasi fiksi adalah narasi yang mengisahkan
peristiwa-peristiwa imajinatif. Sementara itu, contoh paragraf 2 termasuk
narasi nonfiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa faktual,
suatu yang ada dan benar-benar terjadi.

B. Spasial
Pola pengembangan paragraf spasial adalah pola pengembangan paragraf
yang didasarkan atas ruang dan waktu. Pola pengembangan paragraf ini sangat
cocok untuk membuat karangan atau paragraf yang berjenis deskripsi.
Penulis menggambarkan suatu keadaan ruangan dari kiri ke kanan, dari timur
ke barat, dari bawah ke atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya secara
teratur,. Uraian tentang kepadatan penduduk suatu daerah pun dapat
disampaikan dengan landasan urutan geografi (misalnya dari barat ke timur atau
dari utara ke selatan). Uraian mengenai sebuah gedung bertingkat dapat
dilakukan dari tingkat pertama berturut-turut hingga tingkat terakhir.
Penggambaran terhadap suasana suatu lingkungan dapat dilakukan mulai dari
siang, sore, hingga malam hari.

Contoh :
Bangunan itu terbagi dalam tiga ruang. Pada ruang pertama terdapat dua
pasang kursi kayu ukiran jepara. Ruangan ini sering digunakan untuk menerima
tamu. Di sebelah kiri ruangan tersebut terdapat ruangan khusus untuk menyimpan
benda-benda antik dan pusaka. Ruangan ini selalu dikunci sehingga tertutup
rapat. Agak jauh di sebelah kanan ruang untuk menerima tamu, terdapat sebuah
ruangan bercat putih dan selalu tampak bersih. Ruangan inilah yang biasa
digunakan untuk bersembahyang.

C. Sudut Pandang
Pola sudut pandang adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan
tempat atau posisi seorang penulis dalam melihat sesuatu. Pola pengembangan
ini juga biasa digunakan untuk membuat tulisan, karangan, atau paragraf berjenis
deskripsi.
Pola sudut pandang berbeda denga pola spasial. Dalam pola ini
penggambaran berpatokan pada posisi atau keberadaan penulis terhadap objek
yang digambarkannya itu. Misalnya, untuk menggambarkan suatu tempat atau
keadaan, pertama-tama penulis mengambil sebuah posisi tertentu. Kemudian,
secara perlahan-lahan dan berurutan, ia menggambarkan benda demi benda
yang terdapat dalam tempat itu yakni mulai dari benda yang terdekat hingga yang
terjauh.

Contoh :
Arini telah lama pergi merantau. Sore itu ia pun turun dari taksi dan memasuki
halaman rumahnya. Dia berhenti sejenak di depan pagar rumahnya. Pagar itu
terbuat dari besi yang tampak masih kukuh. Namun, di sana-sini terlihat ada yang
sudah berkarat seperti tak terawat. Dia pun memandangi sekeliling halaman
rumahnya. Dahulu halaman rumahnya begitu sejuk. Kini halaman rumahnya
tampak gersang. Beberapa tanaman bunga telah tampak layu. Bahkan, sebagian
tanaman telah kering dan mati terkena sinar matahari. Kemudian, dia pun
melangkah mendekati pintu rumahnya. Pintu bercat merah itu, masih seperti
dahulu, berwarna merah. Hanya saja sekarang cat merah itu telah pudar dan
tampak kusam, diketuknya pintu itu, tetapi tidak ada suara yang menyambutnya.

D. Proses
Pola pengembangan ini dapat digunakan untuk menyusun tulisan atau
paragraf berjenis eksposisi. Paragraf eksposisi adalah paragraf yang
memaparkan atau menerangkan suatu hal atau objek. Dari jenis paragraf ini
diharapkan para pembaca dapat memahami hal atau objek yang digambarkan
dengan sejelas-jelasnya.
Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-
perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau urutan dari suatu
kejadian atau peristiwa. Untuk menyusun sebuah proses, ada beberapa langkah
yang dapat dilakukan. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut.
1. Penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
2. Penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
3. Penulis menjelaskan tiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas
sehingga dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas.

Contoh :
Jamur kuping dapat dibuat keripik. Sebelumnya siapkan bahan dan bumbunya.
Bahan yang diperlukan adalah ½ kg jamur kuping, tiga butir telur, ¼ kg tepung
terigu, dan minyak goreng secukupnya. Bumbu yang disiapkan, meliputi : 4 butir
bawang putih, ketumbar secukupnya, dan garam secukupnya. Setelah semua
bumbu dan bahan siap, rebuslah dahulu jamur kuping, lalu keringkanlah.
Kemudian, potong-potonglah jamur kuping sesuai selera. Setelah itu, siapkan
bumbunya. Haluskanlah bawang putih, ketumbar, dan garam, lalu campurlah
dengan tiga butir telur dan kocoklah. Setelah bumbu dan telur benar benar
tercampur, masukkanlah jamur kuping tersebut. Kemudian, angkat dan gulingkan
potongan-potongan jamur kuping itu dalam tepung terigu. Selanjutnya, gorenglah
hingga masak. Keripik jamur kuping pun telah siap dihidangkan.

E. Sebab-Akibat
Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dengan menggunakan
sebab-akibat. Pengembangan paragraf ini dapat digunakan dalam tulisan atau
paragraf berjenis eksposisi. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan
utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Namun
demikian, dapat juga dibalik akibat dijadikan gagasan utama, sedangkan untuk
memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai
perinciannya.
Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan
proses. Bila disusun untuk mencari hubungan antara bagian-bagiannya, maka
proses itu dapat disebut proses kausal atau proses sebab akibat.

Contoh :
Beberapa waktu yang lalu harga BBM naik. Naiknya harga BBM menyebabkan
naiknya ongkos transportasi. Naiknya ongkos transportasi jelas memberikan
dampak terhadap kenaikan harga barang-barang dan ongkos jasa. Kehidupan
rakyat menjadi semakin sulit. Rakyat pun hanya bisa berharap agar pemerintah
segera mengambil kebijakasanaan untuk mengatasi masalah ini.

F. Ilustrasi

Pola ilustrasi ini dapat digunakan ketika seseorang ingin membuat tulisan
atau paragraf berjenis eksposisi. Sebuah gagasan yang terlalu umum, tentu
memerlukan ilusrasi-ilustrasi konkret. Dalam karangan eksposisi, ilustrasi-
ilustrasi tersebut digunakan untuk menjelaskan maksud penulis. Dalam hal ini
penulis dapat memberikan keterangan atau penjelasan tambahan berupa contoh,
bandingan, gambar, grafik, dan sebagainya untuk memeperjelas paparan yang
disampaikan. Selain itu, pengamatan-pengamatan pribadi merupakan bahan
ilustrasi yng paling efektif untuk menjelaskan gagasan-gagasan umum tersebut.

Contoh :

Sektor pebangunan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang sangat


terpuruk adalah sektor pendidikan. misalnya pada tahun 2004. Akibat, terjadinya
konflik berkepanjangan dan tsunami sebanyak 1.147 sekolah dan fasilitas belajar
terbakar dan hanyut, 2.887 guru dan pegawai meninggal dunia, 50.000 siswa
meniggal, serta lebih dari 100.000 siswa terganggu proses belajarnya karena
tidak ada ruang belajar atau belajar di bawah tenda-tenda. Pada tahun 2005
mutu pendidikan di provinsi ini pun menurun hingga mencapai titik terendah
dalam sejarah pendidikan di NAD. Pada hasil ujian nasional tahun 2005 ribuan
siswa tidak dapat mencapai standar kelulusan dan terpakasa mengikuti ujian
ulang.

G. Generalisasi
Pengembangan paragraf dengan pola ini dapat dilakukan dengan
menyajikan hal-hal atau peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan secara
umum. Untuk memperkuat kesimpulan umum dalam paragraf, generalisasi
dibuktikan dengan fakta, contoh, atau data statistik. Pola pengembangan ini dapat
digunakan pada tulisan atau paragraf berjenis argumentasi. Pola pengembangan
paragraf ini dapat disebut pula pola pengembangan paragraf khusus-umum.

Contoh :
Pada saat mencengkramkan kekuasaanya di tanah air kita, dunia sastra pun
bangkit bergolak menentang kealiman. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya
syair-syair peruangan rakyat Aceh dan roman satir yang menusuk kekejaman
penjajah. Dengan demikian, nyatalah bahwa dunia sastra kita mampu
membuktikan dirinya sebagai unsur pendobrakl tirani.
Selain itu, ada variasi lain dari pola pengembangan ini yaitu
pengembanganparagraf umum-khusus. Mula-mula paragraf disusun dengan
mengemukakan hal umum, lalu disusul uraian-uraian khusus secara terperinci.

Contoh :
Pada prinsipnya karya sastra harus dikembalikan pada tujuan akhirnya yakni
kemanusiaan. Oleh karena itu, para sastrawan sebagai kreator langsung dan
proses itu, tidak hanya duduk berdiam diri sambil menikmati suatu pergolakan
yang menyangkut nasib bangsanya atau menyangkut insan sesamanya. Para
sastrawan tidak boleh lelap dalam lamunan penuh bunga, mengingkari kenyataan
yang ada di sekelilingnya sementara kehidupan di sekitarnya penuh jeritan
kelaparan, kesengsaraan, dan penindasan.
Variasi lainnya lagi dari pola ini adalah semacam penggabungan.
penggabungan tersebut yaitu pada awal alinea terdapat gagasan utamanya
(bersifat umum-khusus), tetapi pada akhir alinea gagasan utama tadi diulang
sekali lagi (bersifat khusus-umum).

Contoh :
Gerak perjuangan kita terbatas, tetapi tidak lumpuh sama sekali. Dengan
segala daya, bangsa kita melepaskan diri dari penindasan meskipun blokade atau
aturan-aturan yang digariskan penjajah atau penguasa sangat ketat. Balai
Pustaka dan Pujangga Baru sebetulnya adalah sarana untuk mengembangkan
dan memperkukuh kesastraan Indonesi. Namun, pada kenyataannya Balai
Pustaka dan Pujangga Baru menjadi forum untukmerebut kemerdekaan. Itulah
bukti bahwa gerak perjuangan kita tidak lumpuh sama sekali.
H. Pendefinisian
Pengembangan paragraf pendefinisian ini merupakan pola pengembangan
paragraf dengan memberikan keterangan atau arti suatu istilah atau hal. Definisi
yang dimaksud dalam paragraf bukan definisi satu kalimat, tetapi t=rangkaian
kalimat yang membentuk satu paragraf.

Contoh :
Paragraf disebut juga alinea. Kata paragraf berasal dari bahasa Inggris
paragraph, sedangkan istilah alinea berasal dari bahasa Belanda dengan ejaan
yang sama. Kata Paragraph dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa yunani,
yaitu para yang mempunyai arti ‘sebelum’ dan grafein yang berarti ‘menulis atau
menggores’. Adapun istilah paragraf menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok)
dan penulisannya dimulai dengan garis baru.

I. Perbandingan dan Pertentangan


Pengembangan paragraf dengan pola ini dapat dilakukan dengan
menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang, objek, atau gagasan
dengan bertolak pada segi-segi tertentu. Segi-segi perbandingan harus disusun
menjadi beberapa macam sehingga kita akan sampai pada gagasan sentralnya.

Contoh :
Budaya bangsa kita tentu berbeda dengan budaya Inggris. Perbedaan
budaya itu tampak jelas dari penggunaan bahasannya. Dalam budaya Inggris
pembedaan kata saudara (orang yang lahir dari rahim yang sama ) berdasarkan
pada jenis kelamin : brother dan sister. Padahal dalam budaya Indonesai
dibedakan berdasarkan usia : yang lebih tua dari ego disebut kakak dan yang
lebih muda disebut adik.sebaliknya, kakak dalam bahasa Indonesia, dalam
bahasa Inggrisnya berarti ‘brother’ bisa juga ‘sister’. Bahasa memang produk
budaya dan sekaligus wadah penyampai kebudayaan dari masyarakat bahasa
yang bersangkutan.

J. Klasifikasi
Paragraf dapat dikembangkan dengan pola pengembangan klasifikasi. Pola
pengembangan ini dapat dilakukan dengan mengelompokkan hal-hal yang
mempunyai persamaan-persamaan tertentu. Pengelompokkan ini dapat
dilanjutkan ke dalam kelompok kelompok yang lebih kecil lagi. Namun, perlu
diingat penulis harus tetap memeganf prinsip yang jelas tentang dasar
klasifikasinya, baik untuk tingkat yang lebih tinggi maupun untuk tingkat-tingkat
yang lebih rendah.

Contoh :
Kegiatan tulis-menulis menuntut beberapa kemampuan antara lain kemampuan
kebahasaan dan kemampuan pengembangan. Hal-hal yang termasuk
kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menerapkan ejaan, pungtuasi,
kosakata, diksi, dan kalimat. Sementara itu, hal-hal yang termasuk dalam
kemampuan pengembangan meliputi kemampuan menata paragraf, kemampuan
membedakan poko bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi
pokok bahasan dalam urutan yang sistematik dan logis.

K. Analogi
Analogi merupakan pola pengembangan aragraf dengan memberikan
perbandingan dan pertentangan antara dua hal yang berbeda. Akan tetapi,
dengan memperlihatkan kesamaan segi dan fungsi dari kedua hal tersebut
sekadar sebagai ilustrasi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa analogi
menunjukkan kesamaan-kesamaan antara dua hal yang berlainan kelasnya.
Analogi biasa digunakan untuk membandingkan sesuatu yang tidak dikenal atau
kurang dikenal dengan sesuatu yang dikenal baik oleh umum, untuk menjelaskan
hal yang kurang dikenal umum.

Contoh :
Filasafat dapat diibaratkan sebagai pasukan marinir yang merebut pantai
untuk mendaratkan pasukan infantri. Pasukan infantru ini diibaratkan sebagai ilmu
pengetahuan yang di antaranya terdapat ilmu. Filsafatlah yang memenangkan
tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu, ilmulah yang membelah
gunung dan merambah hutan, menyempurnakan kemenangan ini menjadi
pengetahuan yang dapat diandalkan. Filsafat menyerahkan daerah yang sudah
dimenangkannya itu kepada pengetahuan-pengetahuan lainnya. Setelah
penyerahan dilakukan, maka filsafat pun pergi kembali menjelajah laut lepas dan
berspekulasi.

Anda mungkin juga menyukai