Anda di halaman 1dari 3

BINDO kelas IX

1. Ternyata badai ekonomi membuat beberapa wilayah negeri ini bergolak. Efek domino lepasnya Timor Timur tampak semakin
menggejala. Di sana-sini muncul wacana tentang kemerdekaan wilayah. Dengan demikian, negeri ini menghadapi bahaya mahahebat,
yakni disintegrasi.
Kutipan karangan di atas termasuk jenis karangan…
a. Narasi b. eksposisi
c. Persuasi d. argumentasi

Jawaban: d
Pembahasan:
Karena kutipan karangan tersebut termasuk jenis karangan argumentasi karena mengandung unsur opini dan disertai dengan alasan
yang berupa fakta.

2. “ Kita akan tetap saling memiliki, walau jarak telah memisahkan kita. Persahabatan yang kita lalui rasanya terlalu berarti kalau harus
diakhiri begitu saja. Kecuali …….,” kata-kataku menggantung di udara, tiba-tiba saja pikiran itu melintas, seandainya seseorang datang
dalam kehidupan Rina! Tidak, aku menggeleng kuat-kuat. Rasa marah menyedak dadaku. Cemburu? Aku tak tahu. Namun rasanya sulit
untuk menerima bila hal itu menjadi kenyataan.
Kutipan di atas termasuk jenis karangan….
a. Deskripsi b. eksposisi
c. Narasi d. argumentasi

Jawaban: c
Pembahasan:
Kutipan di atas merupakan cerita fiksi karena terdapat peristiwa, tokoh, dan seting.

3. (1) Pemberian hadiah bagi siswa yang kreatif


(2) Majalah dinding merupakan sarana komunikasi intern
(3) Majalah dinding merupakan wadah kreativitas
siswa
(4) Adanya majalah dinding, minat baca dan minat tulis siswa meningkat.
(5) Peran serta guru dalam pengelolaan majalah
dinding sangat diharapkan.
Di antara kalimat-kalimat utama di atas yang tidak tepat untuk digunakan dalam kerangka karangan yang bertema Majalah Dinding di
sekolah adalah kalimat nomor….
a. (1) b. (2)
c. (3) d. (4)

Jawaban: a
Pembahasan:
Kalimat nomor (1) tidak tepat untuk digunakan dalam kerangka karangan yang bertema Majalah Dinding di sekolah

4. Jika akan menjelaskan pengertian dan


fungsi pasar, kita dapat menggunakan
karangan….
a. argumentasi
b. eksposisi
c. deskripsi
d. narasi
e. persuasi
Jawaban: b
Pembahasan: Karena karangan eksposisi adalah menjelaskan informasi untuk memberi pengetahuan bagi pembaca.

5. Topik yang dapat dikembangkan menjadi


karangan argumentasi adalah….
a. Alasan pemerintah DKI membangun sistem transportasi Jakarta seperti busway.
b. Bentuk fisik bus angkutan trans-Jakarta.
c. Kisah perjalanan Sutiyoso, dari Pangdam Jaya sampai menjadi Gubernur DKI.
d. Abunawas dan sapi ternak
Jawaban: a
Pembahasan: Opsi a merupakan topik argumentasi.
1. Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif adalah paragraf yang punya letak kalimat utama di awal. Paragraf ini diawali dengan kalimat umum dan diikuti dengan
kalimat khusus atau penjelasan.

Contoh paragraf deduktif:

Ada banyak penyebab banjir di Jakarta. Pertama, masalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Kedua, sudah banyak pembangunan di Jakarta sehingga daerah resapan berkurang. Ketiga, daerah Jakarta memang disebut-sebut sebagai
daerah resapan air.

2. Paragraf Induktif

Paragraf induktif adalah paragraf yang punya letak kalimat utama di akhir. Paragraf ini diawali dengan kalimat khusus atau penjelasan
dan diakhiri dengan kalimat umum. Paragraf induktif sendiri dibagi menjadi 3, yakni generalisasi (kalimat yang berupa kesimpulan),
analogi (perbandingan dari dua hal yang punya sifat yang sama), kausal (hubungan sebab-akibat).

Contoh paragraf induktif:

Jangan makan makanan berminyak, terutama gorengan yang menggunakan minyak jelantah. Jangan terlalu banyak makan daging merah,
khususnya sapi. Perhatikan juga konsumsi seafood, kalau bisa dikurangi terutama untuk cumi dan udang. Itulah beberapa makanan yang
bisa dihindari jika tidak ingin punya kolesterol.

3. Paragraf Campuran

Paragraf campuran adalah paragraf yang menggabungkan deduktif-induktif dalam prosesnya. Paragraf ini mengandung kalimat umum di
awal dan di akhir paragraf.

Contoh paragraf campuran:

Ada banyak tips yang bisa dilakukan untuk lulus SBMPTN. Pertama, cari tahu materi-materi yang sering keluar di SBMPTN. Kedua,
sering-seringlah latihan soal SBMPTN dari tahun sebelumnya. Ketiga, jangan malas untuk ikut les atau penambahan materi. Tips-tups
lulus SBMPTN tersebut harus dilakukan dengan niat dan kemauan yang kuat supaya bisa lulus.

4. Paragraf Ineratif

Paragraf ineratif adalah paragraf yang punya kalimat utama di tengah. Jadi, awal dan akhir paragraf merupakan penjelasan-penjelasan
atau kalimat khusus.

Contoh paragraf ineratif:

Pulang sekolah, Yani mendapati ban sepedanya bocor. Setelah itu, ia harus mendorong sepedanya sejauh 2 KM untuk sampai ke tempat
tambal ban terdekat. Belum selesai perjuangan, langit turun hujan, membuat Yani basah kuyup karena tidak ada tempat
meneduh. Perjalanan Yani kali ini terasa amat berat. Sesudah basah kuyup, Yani pun harus menahan kesal karena ternyata tempat tambal
bannya tutup.

Paragraf Berdasarkan Fungsinya

1. Paragraf Narasi

Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa secara urut. Paragraf ini memiliki tokoh, tempat, waktu,
dan suasana. Dalam karya fiksi, paragraf ini digunakan untuk cerpen dan novel, sedangkan dalam karya nonfiksi digunakan untuk
biografi, kisah nyata, dan sejarah.

Contoh paragraf narasi:

Rania berjalan perlahan menuju panggung. Ia merasa amat gugup karena ini adalah pertama kalinya Rania harus tampil di depan publik.
Setiap langkah yang diambil Rania untuk naik tangga panggung terasa mencekam. Jantung Rania berdegup kencang, tangannya pun
berkeringat dingin. Namun, saat sudah bernyanyi, Rania lupa akan kegugupannya. Ia bernyanyi sangat merdu dan cantik.

2. Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek secara detail sehingga pembaca serasa melihat, mendengar, dan
menyentuhnya sendiri. Objek yang dimaksud bisa berupa benda, orang, atau tempat.

Contoh paragraf deskripsi:


Dari kejauhan, meja kayu itu nampak biasa saja. Tetapi, jika sudah mendekat, keindahan kayu tersebut nampak sangat jelas. Meja kayu
berwarna cokelat tua tersebut berukuran 1 x 1 m. Tidak seperti meja kayu yang dibuat asal-asalan, meja kayu yang satu itu dibentuk
dengan amat mulus dan licin. Ukiran di pinggirnya dibuat dengan tangan, menunjukkan betapa ekslusifnya meja tersebut.

3. Paragraf Argumentasi

Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi pendapat atau opini pribadi si penulis. Paragraf ini tentunya didukung dengan alasan
logis dan fakta-fakta yang bisa menguatkan argumentasi si penulis. Paragraf ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan pandangan
mengenai suatu peristiwa kepada pembaca.

Contoh paragraf argumentasi:

Masalah kebanjiran di Jakarta bukan perkara sepele yang bisa diselesaikan begitu saja. Pasalnya, walaupun bantaran sungai sudah
dibersihkan, tetapi masih banyak warga yang belum punya kesadaran untuk tidak buang sampah sembarangan. Selain itu, tingginya
tingkat pembangunan gedung-gedung di Jakarta juga menyebabkan kurangnya daerah resapan air. Sementara, volume air saat musim
hujan lebih banyak ketimbang daerah resapan airnya.

4. Paragraf Persuasi

Paragraf persuasi adalah paragraf yang bertujuan untuk mengajak atau membujuk pembaca melakukan sesuatu. Tentu saja tulisan ini juga
harus didukung alasan logis dan fakta-fakta, serta tulisan yang menarik supaya bisa mendapat perhatian pembaca. Biasanya kalimat ini
diikuti kata-kata seperti ‘Ayo, Yuk, Mari’.

Contoh paragraf persuasi:

Di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat. Itulah ungkapan yang harus ditanamkan dalam diri supaya terus bersemangat
memelihara pola hidup yang sehat. Selain makanan bergizi, olahraga pun penting dijadikan aktivitas rutin sehari-hari. Tidak hanya untuk
hidup sehat, rajin berolahraga pun bisa mengurangi stres, memperkuat imunitas tubuh, membuat tidur lebih nyenyak, dan mencegah
penyakit-penyakit berbahaya seperti kolesterol, hipertensi, dan jantung, loh. Ayo, rajin olahraga mulai sekarang!

5. Paragraf Eksposisi

Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berisi informasi, fakta, atau pengetahuan. Paragraf ini dibuat dengan tujuan menambah wawasan
si pembaca. Biasanya paragraf ini disertai data-data berupa penelitian ilmiah, tabel, grafik, dan lain-lain.

Contoh paragraf eksposisi:

Hingga saat ini, pendidikan di Indonesia masih belum merata. Masih banyak sekolah terutama di daerah pedalaman Indonesia yang
belum memiliki fasilitas memadai dan sumber tenaga pengajar berkualitas. Hal ini didasarkan pada data yang diungkap oleh Lead
Adviser on Skills Development Higher Education Governance Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP) Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai