Pengertian Alinea/Paragraf
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “Alinea” berarti garis baru,
paragraf. Gorys Keraf (1997:1 ) menyatakan bahwa alinea merupakan himpunan
dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk
sebuah gagasan. Dalam suatu alinea, gagasan menjadi jelas oleh uraian-uraian
tambahan yang maksudnya tidak lain untuk menampilkan pokok secara jelas.
Tidak ada persyaratan yang jelas tentang berapa banyak jumlah kalimat yang
diperlukan untuk sebuah alinea yang ideal. Jadi tidak heran jika terkadang kita
menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang
dimungkinkan. Panjang pendeknya alinea itu sendiri dipengaruhi oleh kalimat
topik, jika dengan beberapa kalimat saja dirasa sudah cukup maka tidak perlu
ditambah dengan kalimat lagi. Karena sebuah alinea yang terlalu panjang dan
berambisi menjelaskan gagasan pokok yang agak besar sekaligus, umumnya
dianggap kurang ideal. Alinea semacam ini akan terasa berbelit-belit, atau
membuat pembaca kurang paham terhadap apa yang dibacanya.
Ada tiga syarat dalam pembentukan alinea, yaitu:
B. Jenis Alinea/Paragraf
1. Jenis Paragraf Menurut Posisi Kalimat Topiknya
Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena
berisi gagasan utama itulah keberadaan kalimat topik dan letak posisinya
dalam paragraf menjadi penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf
yang akan memberi warna sendiri bagi sebuah paragraf. Berdasarkan
posisi kalimat topik, paragraf dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu:
a. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya
ditempatkan pada bagian awal paragraf, yaitu paragraf yang
menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian
yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan
umum-khusus).
Contoh:
Orang yang sukses adalah orang yang mampu menangkap sebuah
peluang dan memanfaatkan peluang itu untuk meraih suatu
keberhasilan. Kemampuan membaca dan memanfaatkan peluang itulah
yang menghantar Rahayu S. Purnami, lulusan Farmasi Universitas
Padjadjaran Bandung, sampai kepada kesuksesan menjadi pengusaha
salon keliling yang memberikan pelayanan “door to door”.
b. Paragraf Induktif
Paragraf induktif yaitu paragraf yang letak kalimat utamanya terletak
diakhir paragraf.
Contoh:
Banjir di Jakarta sebenarnya disebabkan oleh perbuatan manusia itu
sendiri. Contohnya saja masih banyak orang yang buang sampah
sembarangan. Selain itu masyarakat juga tidak peduli terhadap selokan
disekitarnya. Oleh sebab itu, maka seharusnya pemerintah setempat
harus mensosialisasikan bahaya banjir kepada masyarakat. Supaya
masyarakat dapat ikut serta dalam bersosialisasi terhadap bahaya
banjir. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa seluruh masyarakat
dan pemerin- tah setempat harus membiasakan diri membuang sampah
pada tempatnya agar Jakarta terbebas dari banjir.
c. Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf,
maka terbentuklah paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada akhir
paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan
utama yang terdapat pada awal paragraf.
Contoh:
Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah
yang kuat, murah, dan sehat. Pihak pekerjaan umum sudah lama
menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Tampaknya bahan
perlit yang diperoleh dari batuan gunung berapi sangat menarik
perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini
menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah yang
kuat, murah, dan sehat untuk memenuhi kebutuhan rakyat.
1. Ketidakefektifan kalimat
2. Kesalahan pemilihan kata
3. Kesalahan penggunaan afiks
4. Tidak lengkapnya fungsi-fungsi kalimat
5. Kesalahan pemakaian preposisi
6. Pembalikan urutan kata
7. Kesalahan penggunaan konstruksi pasif
8. Kesalahan pemakaian konjungsi
9. Ketidaktepatan pemakaian yang
10. Kesalahan dalam pembentukan jamak.