Anda di halaman 1dari 31

ASPEK KEBAHASAAN DALAM

BERBAHASA INDONESIA
(PARAGRAF/WACANA)
ANISSA P.
UMMU ATIQAH MUHAMMAD
EMERALDA MULIA RACHMA
NAFISA NAAZ NISHA
LUM XIAO CI
LIM ZHAN HENG
KAVIYARASAN
PARAGRAF
PENGERTIAN
Paragraf = alinea
Paragraf adalah suatu bentuk bahasa
yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat ATAU
himpunan kalimat-kalimat yang bertalian
untuk membentuk sebuah gagasan.
Hanya ada satu gagasan dalam sau
paragraf.
SYARAT PARAGRAF
Paragraf yang efektif harus memenuhi dua
syara, yaitu adanya kesatuan dan kepaduan.
Kesatuan paragraf,
Sebuah paragraf hanya membicarakan satu
ide
pokok, satu topik atau masalah, makna
kohesif.
Kepaduan paragraf,
Kepaduan paragraf akan terwujud jika aliran
kalimat berjalan mulus dan lancar serta logis.
Untuk itu, cara repetisi, jasa kata ganti dan kata
sambung, serta frasa penghubung dapat
dimanfaatkan.
Paragraf koheren.
MACAM PARAGRAF: SIFAT
DAN TUJUAN
Paragraf Pembuka
Membuka atau mengantar isi karangan
pada pembaca
Paragraf Penghubung
Paragraf antara pembuka dan penutup; isi
tulisan
Paragraf Penutup
Mengakhiri karangan
Paragraf Pembuka
Pengantar isi dan menyiapkan pikiran pembaca
Bersifat menarik minat dan perhatian
Contoh:
Bahasa memegang peranan penting dalam
kehidupan manusia. Bahasa adalah alat komunikasi
verbal yang dimiliki manusia dan merupakan
sarana perhubungan rohani yang sangat penting
dalam hidup bersama (Dewey melalui Soenjono,
1983: 20). Ujung pemakaiannya adalah
keterampilan berbahasa. Dengan kemampuan
berbahasa, seseorang akan mampu berkomunikasi
dengan lainnya.
Paragraf Penghubung
Merupakan uraian isi atau inti tulisan
Sifatnya tergantung jenis tulisan:
Deskriptif
Naratif
Eksposisi
Paragraf Penutup
Fungsinya mengakhiri tulisan
Berupa simpulan, penguatan,
pengulangan hal pokok, ataupun final
comment
Wujudnya sesuai kebutuhan dan jenis
tulisan
MACAM PARAGRAF: MENURUT
POSISI KALIMAT TOPIKNYA
Paragraf Deduktif
Paragraf Induktif
Paragraf Campuran (Deduktif-Induktif)
Paragraf Penuh Kalimat Topik
(Deskriptif/Naratif)
Paragraf Deduktif
Paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempatkan
pada bagian awal paragraf, yaitu paragraf yang
menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu,
lalu menyusul uraian yang terinci mengenai
permasalahan atau gagasan paragraf (urutan
umum-khusus).
Contoh:
Olahraga akan membuat badan kita menjadi
sehat dan tidak mudah terserang penyakit. Fisik
orang yang berolahraga dengan yang jarang atau
tidak pernah berolahraga sangat jelas berbeda.
Contohnya jika kita sering berolahraga fisik kita tidak
mudah lelah, sedangkan yang jarang atau tidak
pernah berolahraga fisiknya akan cepat lelah dan
mudah terserang penyakit.
Paragraf Induktif
Bila kalimat pokok ditempatakan pada akhir paragraf
akan terbentuk paragraf indktif, yaitu paragraf yang
menyajikan penjelasan terlebih dahulu, kemudian siakhiri
dengan pokok pembicaraan.
Contoh:
Pak Sopian memiliki kebun pisang seluas 1 hektar.
Tetangganya, Pak Gatot, juga memiliki kebun pisang
seluas 1 hektar. Adik Pak Gatot, Ali Bashya, malah
memiliki kebun pisang yang lebih luas daripada
kakaknya, yaitu 2,5 hektar. Tahun ini merupakan tahun
ketiga bagi mereka memanen pisang. Seperti mereka,
dari 210 penduduk petani di Desa Sriwaylangsep, 175
kepala keluarga berkebun pisang. Maka, tidaklah heran
apabila Desa Sriwaylangsep tersebut dikenal dengan
Desa Pisang.
Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal
dan akhir paragraf.
Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan
atau menegaskan kembali gagasan utama yang
terdapat pada awal paragraf.
Contoh:
Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia
memerlukan rumah yang kuat,murah, dan sehat. Pihak
dari pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan
rumah yang murah, tetapi kuat. Tampaknya bahan perlit
yang diperoleh dari batuan gunung beapi sangat
menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air
tanah. Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah
berusaha membangun rumah yang kuat, murah dan
sehat untuk memenuhi kebutuhan rakyat.
Paragraf Penuh Kalimat Topik
(Deskriptif/Naratif)
Seluruh kalimat yang membangun paragraf
sama pentingnya sehingga tidak satupun
kalimat yang khusus menjadi kalimat topik.
Kondisi ini terjadi akibat sulitnya menentukan
topik karena kalimat yang satu dan lainnya
sama penting.
Contoh:
Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar
lingkungan rumah. Dengan udara yang sejuk
dan menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah
terdengar suara ayam berkokok yang
menandakan pagi hari yang sangat indah.
Kuhirup udara pagi yang segar sepuas-puasku.
MACAM PARAGRAF: MENURUT
SIFAT ISINYA
Paragraf Persuasif
Paragraf Argumentasi
Paragraf Naratif
Paragraf Deskriptif
Paragraf Eksposisi
Paragraf Persuasif
Adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu
dengan cara mempengaruhi atau mengajak
pembaca.
Paragraf ini banyak dipakai dalam penulisan
iklan, terutama majalah dan koran.
Contoh:
Marilah kita membuang sampah pada
tempatnya, agar lingkungan kita bebas dari banjir
dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh
sampah sampah yang di buang tidak pada
tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada
diri kita masing masing untuk membuang sampah
pada tempatnya.
Paragraf Argumentasi
Adalah isi paragraf membahas satu masalah
dengan bukti alasan yang mendukung.
Contoh:
Menurut Ketua panitia, Derrys Saputra, mujur
merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan
oleh HMTK untuk memilih ketua dan wakil HMTK
yang baru. Bersamaan dengan berakhirnya
masa jabatan kepengurusan MHTK periode 2008
2009, maka sebagai penggantinya dilakukan
mujur untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang
baru untuk masa kepengurusan 2009 2010.
Paragraf Naratif
Adalah isi paragraf menuturkan peristiwa
atau keadaan dalam bentuk data atau
cerita.
Contoh:
Pada permainan pertama, Kido yang
bermain dengan lutut kiri dibebat mendapat
perlawanan ketat Chai/Liu hingga skor
imbang 16 16. pada posisi ini, Kido/Hendra
yang lebih berpengalaman dalam berbagai
kejuaraan memperlihatkan keunggulan
mereka.
Paragraf Deskriptif
Adalah paragraf yang melukiskan atau
menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
Contoh:
Kini hadir mesin cuci dengan desain bunga
chrysant yang terdiri dari beberapa pilihan
warna, yaitu pink elegan dan dark red untuk
ukuran tabung 15 kg. Disamping itu, mesin cuci
dengan bukaan atas ini juga sudah dilengkapi
dengan LED display dan tombol-tombol yang
dapat memudahkan penggunaan. Adanya
fitur I-sensor juga akan memudahkan proses
mencuci.
Paragraf Eksposisi
Adalah paragraf yang memaparkan sesuatu
fakta atau kenyataan kejadian tertentu.
Contoh:
Rachmat Djoko Pradopo lahir 3 November 1939
di Klaten, Jawa Tengah. Tamat SD dan SMP (1955)
di Klaten, SMA II (1958) di Yogyakarta. Masuk
Jurusan Sastra Indonesia Universitas Gadkah Mada,
tamat Sarjana Sastra tahun 1965. Pada tahun 1978
Rachmat mengikuti penataran sastra yang
diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Jakarta
bersama ILDEP dan terpilih untuk melanjutkan studi
di Pascasarjana Rijkuniversiteit Leiden, Nederland,
tahun 1980 1981, di bawah bimbingan Prof. Dr. A.
Teeuw.
WACAN
A
PENGERTIAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
wacana didefinisikan sebagai:
1) Ucapan, perkataan, tutur;
2) Keseluruhan tutut yang merupakan satu
kesatuan;
3) Satuan bahasa terlengkap, realisasinya tampak
pada bentuk karangan utuh seperti novel, buku
atau aritkel, atau pada pidato dan sebagainya.
Wacana yaitu Komunikasi buah pikiran, baik
lisan maupun tulisan, yang resmi dan teratur.
CIRI-CIRI WACANA
1) Mempunyai koheren (pertautan: ayat dengan
ayat)
2) Mempunyai kohesi (kesepaduan)
3) Mempunyai tujuan bagi menentukan jenis
wacana, penggunaan ayat.
4) Diterima khalayak.
5) Berlandaskan hubungan penutur dengan
pendengar, penulis dengan pembaca
6) Mempunyai andaian dan inferens, inferens
memberikan maklumat baru kepada andaian
7) Mempunyai gaya bersahaja atau tidak
bersahaja, resmi atau tidak resmi,
mempengaruhi pemilihan laras bahasa, ayat,
penggunaan dialek dan lain-lain
JENIS-JENIS WACANA
1. Berdasar bahasa yang dipakai sebagai sarana untuk
mengungkapkannya, wacana dapat diklasifikasikan
menjadi
a) Wacana bahasa Indonesia
b) Wacana bahasa daerah
c) Wacana bahasa internasional (inggris)
d) Wacana bahasa lainnya seperti bahasa belanda,
jerman, perancis dan sebagainya
2. Berdasarkan media yang digunakannya maka wacana
dapat dibedakan atas
a) Wacana tulis artinya wacana yang disampaikan dengan
bahasa tulis atau melalui media tulis
b) Wacana lisan berarti wacana yang disampaikan
dengan bahasa lisan
3. Berdasarkan sifat atau jenis pemakaiannya wacana dapat
dibedakan antara wacana monolog dan wacana dialog.
a) Wacana monolog artinya wacana yang disampaikan oleh
seorang diri tanpa melibatkan orang lain untuk berpartisipasi
secara langsung.
b) Wacana dialog yaitu wacana yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih secara langsung.
4. Berdasarkan bentuknya wacana dapat diklasifikasikan
menjadi tiga bentuk wacana prosa, puisi dan drama
a) Wacana prosa yaitu wacana yang disampaikan dalam
bentuk prosa. Wacana berbentuk prosa ini dapat berupa
wacana tulis atau lisan. Contoh wacana prosa tulis misalnya
cerita pendek (cerpen), cerita bersambung, novel, artikel
dan undang-undang; sedangkan contoh wacana prosa
lisan misalnya pidato, khotbah, dan kuliah.
b) Wacana puisi yaitu wacana yang disampaikan dalam
bentuk puisi, dalam bentuk tulis maupun lisan.
o Contoh wacana tulis adalah puisi dan syair.
o Contoh wacana lisan adalah puitisasi atau puisi yang
dideklamasikan dan lagu-lagu.
c) Wacana drama yaitu wacana yang sampaikan dalam
bentuk drama, dalam bentuk dialog baik berupa wacana
tulis maupun wacana lisan.
o Contoh wacana tulis adalah pada naskah drama atau
sandiwara.
o Contoh wacana lisan terdapat pada pemakaian bahasa
dalam peritiwa pementasan drama, yakni percakapan
antara pelaku dalam drama tersebut.
5. Berdasarkan cara dan tujuan pemaparannya. Pada
umumnya wacana diklasifikasikan menjadi lima macam yaitu
wacana narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi dan persuasi.
a) Wacana narasi atau wacana penceritaan yaitu wacana
yang mementingkan urutan waktu dituturkan persona
pertama atau ketiga dalam waktu tertentu.
o Berorientasi pada pelaku dan seluruh bagiannya diikat
secara kronologis.
b) Wacana deskripsi yaitu wacana yang bertujuan melukiskan,
menggambarkan atau memeriksa sesuatu menurut apa
adanya.
c) Wacana eksposisi atau wacana yang tidak
mementingkan waktu dan pelaku.
o Berorientasi pada pokok pembicaraan, dan
bagian-
bagiannya diikat secara logis.
d) Wacana argumentasi adalah yang berisi ide atau
gagasan yang dilengkapi dengan data-data
sebagai
bukti.
o Bertujuan meyakinkan pembaca akan kebenaran
ide atau gagasannya.
o Argumentasi yang pendek dapat terdiri atas satu
kalimat atau beberapa kalimat.
e) Wacana persuasi yaitu wacana yang bersifat
ajakan
atau nasihat biasanya ringkas dan menarik.
o Bertujuan untuk mempengaruhi secara kuat pada
pembaca atau pendengar agar melakukan
Dari segi eksistensinya (realitasnya), media
komunikasinya, cara pemamparannya, dan jenis
pemakaiannya.
1. Berdasarkan realitasnya wacana ada dua yaitu:
a) Wacana verbal yaitu rangkaian kebahasaan verbal
atau language exist (kehadiran kebahasaan)
dengan kelengkapan struktural bahasa, mengacu
pada struktur apa adanya.
b) Wacana non verbal atau language like mengacu
pada wacana sebagai rangkaian non bahasa,
yakni rangkaian isyarat atau tanda-tanda yang
bermakna (bahasa isyarat)
2. Berdasarkan media komunikasinya wacana dapat
diklasifikasikan menjadi wacana lisan dan wacana
tulisan:
a) Wacana lisan wujudnya berupa sebuah
percakapan struktural bahasa mengacu pada
struktur apa adanya.
b) Wacana tulisan yang berwujud sebuah teks atau
3. Berdasarkan pemaparannya, wacana meliputi:
a. Wacana naratif yaitu rangkaian tuturan yang
menceritakan hal atau kejadian (peristiwa) melalui
penonjolan pelaku (persona I atau III).
b. Wacana deskripsi yaitu rangkaian tuturan yang
memaparkan sesuatu atau melukiskan sesuatu baik
berdasarkan pengalaman maupun pengetahuan
penuturnya.
c. Wacana prosedural yaitu rangkaian tuturan yang
melukiskan sesuatu berurutan dan secara kronlogis.
d. Wacana ekspositori yaitu tuturan yang bersifat
menjelaskan sesuatu berisi pendapat atau simpulan dari
sebuah pandangan.
e. Wacana hortatori yaitu tuturan yang berisi ajakan atau
nasehat.
f. Wacana dramatik yaitu menyangkut beberapa orang
penutur dan sedikit bagian naratif.
g. Wacana epistorari yaitu dalam surat-surat,
dengan sistem dan bentuk tertentu.
h. Wacana seremonial yaitu wacana yang
berhubungan dengan upacara adat yang
berlaku, di masyarakat bahasa, berupa
nasehat atau pidato pada upacara perkawinan,
kematian, syukuran.
4. Berdasarkan jenis pemakaiannya diklasifikasikan
menjadi:
a. Monolog (satu orang penutur) yaitu wacana
yang tidak melibatkan bentuk tutur percakapan
antara dua pihak yang berkepentingan.
b. Dialog (dua orang penutur) yaitu wacana
yang berupa percakapan antara dua pihak.
c. Polilog (lebih dari dua penutur) yaitu wacana
yang melibatkan partisipan pembicaraan di dalam
konversasi.
PRINSIP-PRINSIP WACANA
Tujuan:
Setiap wacana yang hendak dihasilkan mesti mempunyai tujuan karena
tujuanlah yang menentukan jenis wacana yang digunakan.
Tautan:
Tautan atau kohesi bermaksud keserasian hubungan antara unsur
linguistik dengan unsur linguistik yang lain dala sebuah wacama.
Runtutan:
Runtutan atau koheran merupakan kesinambungan ide yang terdapat
dalam sesebuah wacana sehingga menjadi satu teks yang bermakna.
Penerimaan:
Sesuatu wacana perlu mempunyai pendengar atau pembaca yang
merupakan peneriam sesuatu wacana.
Maklumat:
Setiap wacana perlu mempunyai maklumat, yaitu maklumat baharu
dan matlamat lama.
SEKIAN,
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai