Anda di halaman 1dari 42

PENILAIAN

DAN
TATALAKSANA
EMERGENSI
PADA LUKA BAKAR

KULIAH BLOK KULIT


TUJUAN PEMBELAJARAN
Definisi gawat-darurat

Penilaian cepat pada kasus gawat darurat luka bakar

Penanganan untuk penyelamatan jiwa

Menentukan tingkat berat ringannya luka bakar

Penilaian cidera penyerta

Pertolongan pertama ada luka bakar sesuai struktur


EMSB(emergency management of severe burns)

Penatalaksanaan emergensi luka


GAWAT
DARURA
T

kematian kecacatan
PENDAHULUAN
pada kesempatan pertama berjumpa korban luka bakar,
petugas medis harus dapat melakukan penilaian cepat dan
penanganan untuk penyelamatan jiwa

Pasien luka bakar bisa dimulai dari cidera ringan yang tidak
disertai cidera lain sampai cidera berat yang umumnya
disertai cidera lain

Cidera yang mengancam jiwa sering terlewatkan


karena perhatian terfokus pada luka yang terjadi
INFORMASI PENTING
kemungkinan ada cidera lain

Kecelakaan lalu lintas, terutama


terlontar pada kecepatan tinggi
Letusan atau ledakan
Luka bakar listrik terutama tegangan
tinngi
Lompat dan jatuh saat terjadi
kepanikan
Pasien yang non-komunikatif, baiik dalam
keadaan tidak sadar, terintubasi, psikotik
atau berada dibawah pengaruh obat, harus
dianggap berpotensi mengalami cidera
multipel(multi-trauma) dan diperlakukan
sesuai dengan kondisi pada cidera multiple
PERTOLONGAN PERTAMA

Pertolongan pertama terdiri dari:


Menghentikan proses pembakaran
Mengurangi kerusakan jaringan
Menurunkan suhu luka
Mengurangi produksi mediator
inflamasi(cytokines) dan
mempertahankan viabilitas
jaringan di zona stasis
HENTIKAN
PROSES PEMBAKARAN
Berguling di tanah secara aktif atau
pasif, menerapkan prinsip stop, drop,
cover(face), dan roll technique
Leoaskan pakaian yang terbakar
secepat mungkin termasuk perhiasan.
Bila pakaian melekat pada kulit, potong
dan biarkan melekat pada tempatnya
MENURUNKAN SUHU LUKA
Gunakan air mengalir

Suhu ideal 15 derajat atau berkisar 8-25 derajat

Bila tidak ada air mengalir maka dilekatkan busa/handuk basah


atau hidrogel pada permukaan luka, dan harus sering diganti

Lama proses penurunan suhu minimal 20 menit kecuali tidak


dimungkinkan karena adanya cidera multipel

Pada anak anak sering terjadi hipotermia, bila di jumpai


kebiruan dan menggigil proses penurunan suhu dihentikan dan
bungkus supaya hangat( pertahankan suhu di atas 30 derajat)
menurunkan suhu luka
lanj

Es atau air es jangan pernah digunakan potensi


vasokontriksi pembuluh darah dan membuat luka semakin
dalam, serta hipotermia

Penurunan suhu sekaligus merupakan analgetik yang efektif


PERTOLONGAN PERTAMA
EFEKTIF BILA DILAKUKAN
DALAM 3 JAM PERTAMA
PASCA LUKA BAKAR
TATALAKSANA EMERGENSI
SURVEY PRIMER
Identifikasi kondisi yang mengancam jiwa, jangan terpengaruh
luka bakarnya
A = AIRWAY
Penatalaksanaan jalan nafas dan managemen tulang servikal
B = BREATHING
Pernafasan dan ventilasi
C = CIRCULATION
Sirkulasi dengan kontrol perdarahan
D= DISABILITY
Penilaian status neurologis
E = EXSPOSURE
Paparan dan pengendalian lingkungan
JALAN NAFAS -TULANG
SERVIKAL

Nilai patensi jalan napas, cara termudah adalah berbicara


dengan pasien. Jika tidak paten, bersihkan jalan napas dari
benda asing dan membuka jalan napas dengan manuver chin
lift/jaw thrust. Jaga gerakan tulang servikal seminim mungkin
dan jangan melakukan fleksi dan ekstensi kepala dan leher

Manajemen tulang servikal (terbaik dengan rigid collar).


Adanya cedera di atas klavikula seperti trauma muka
atau tidak sadarkan diri kerap disertai patah tulang
belakang servikal.
PERNAFASAN-VENTILASI
Paparkan dada dan pastikan bahwa ekspansi rongga toraks
adekuat dan simetrI
Berikan oksigen 100% (15 L/menit) menggunakan non
rebreather mask
Bila diperlukan, ventilasi menggunakan bag dan sungkup
atau, intubasi bila perlu.
Keracunan karbon monoksida dapat menyebabkan pasien
bewarna merahbuah cherry, dan pasien tidak bernapas.
Hatihati bila frekuensi pernapasan <10 atau> 30 kali per
menit.
Waspada pada luka bakar melingkar dada dan apakah
memerlukan eskarotomi
SIRKULASI DAN KONTROL
PERDARAHAN
Lakukan penekanan pada pusat perdarahan
Pucat menunjukkan kehilangan 30% volume darah.
Perubahan mental terjadi pada kehilangan 50% volume darah.

Periksa pulsasi sentral apakah kuat atau lemah?

Periksa tekanan darah - Periksa capillary refill (sentral dan


perifer) normal bila 2 detik. Bila >2 detik menunjukkan
hipovolemia atau kebutuhan untuk eskarotomi pada tungkai
bersangkutan,

Masukkan 2 buah kateter IV berdiameter besar, sebaiknya


daerah yang tidak terbakar
sirkulasi dan kontrol perdarahan lanj

Ambil darah untuk pemeriksaan darah lengkap /


ureum kreatinin / fungsi hari / koagulasi /hCG /
Cross Match / carboxyhaemoglobin.
Bila pasien syok lakukan resusitasi cairan bolus
dengan metode Hartmann untukmemperbaiki
pulsasi radialis. Pertanda klinisawal syok
biasanya ditimbulkan penyebab lain. Carilah dan
atasi.
DISABILITAS:
STATUS NEUROLOGIS
Tetapkan derajat kesadaran:
A dari Alert (Sadar, waspada )
V dari Vocal (Respon terhadap rangsang suara)
P dari Pain (Respon terhadap rangsang nyeri)
U dari Unresponsive (Tidak memberi respon)

Lakukan pemriksaan respon pupil terhadap cahaya. Harus


cepat dan sama.

Tanggap terhadap hipoksemia dan syok yang


menyebabkan kegelisahan dan penurunan derajat
kesadaran .
PAPARAN DAN PENGENDALIAN
LINGKUNGAN

Lepaskan semua pakaian dan perhiasan termasuk anting


dan jam tangan

Miringkan pasien untuk visualisasi sisi posterior

Jaga agar pasien tetap hangat

Area luka bakar dihitung menggunakan metode Rule of


Nines atau palmaris (Ruleof One).
Fluid-Analgesia-Test-Tube
CAIRAN,ANALGESIA,PEMERIKSAAN DAN PIPA

(HUBUNGAN ANTARA SURVEI PRIMER DAN


SEKUNDER)
RESUSITASI CAIRAN
Cairan inisial diberikan menggunakan rumus Parkland yang
dimodifikasi : 34 mL / kg berat badan / % luas luka bakar + tetes
maintenance pada anakanak

Kristaloid (misal: larutan Hartmann atau Plasmalyte) adalah


cairan yang direkomendasikan.

Separuh cairan berdasarkan perhitungan diberikan dalam delapan


jam pertama, sisanya diberikan selama enam belas jam
berikutnya Saat terjadinya trauma ditetapkan sebagai awal
resusitasi cairan

Bila dijumpai perdarahan atau syok nonluka bakar, perlakukan


sesuai pedoman trauma.

.
resusitasi cairan lanj

Pantau adekuasi resusitasi:


Produksi urin melalui kateter per jam
EKG
denyut nadi
tekanan darah
frekuensi pernapasan,
analisis gas darah arterial
pulse oxymetri

Sesuaikan cairan resusitasi sesuai


indikasi
ANALGESIA
Nyeri: berikan morfin iv 0. 050.1 mg/kg

Titrasi untuk memperoleh efek (pemberian


dosis lebih kecil secara frekuen akan lebih
aman).
PEMERIKSAAN
Radiologi
Tulang belakang servikal
Toraks
Panggul
Pencitraan lain sesuai indikasi
klinis
PIPA
Pemasangan NGT

Insersi NGT pada luka bakar luas > 10% pada anak
anak, > 20% pada dewasa)

Insesi NGT bila dijumpai cedera penyerta, atau untuk


melakukan dekompresi saluran cerna.

Gastroparesis merupakan hal yang umum terjadi pada


luka bakar

Kateter urin iuntuk monitoring produksi dan kualitas


urin
SURVEI SEKUNDER

Merupakan pemeriksaan menyeluruh mulai dari


kepala sampai kaki. Pemeriksaan dilaksanakan
setelah kondisi mengancam nyawa diyakini tidak
ada atau telah diatasi
RIWAYAT PENYAKIT
A Alergy
M Medicine (obatobatan yang baru
dikonsumsi)
P Past illness (penyakit sebelum terjadi trauma)
L Last meal (makan terakhir)
E Event (peristiwa yang terjadi saat trauma)
Luka bakar
Durasi paparan
Jenis pakaian yang dikenakan
Suhu dan kondisi air, jika penyebab luka bakar
adalah air panas
Kecukupan tindakan pertolongan pertama.
Trauma tajam
Kecepatan proyektil
Jarak
Arah gerakan pasien saat terjadi trauma
Panjang pisau, jarak dimasukkan, arah
Trauma tumpul
Kecepatan dan arah benturan
Penggunaan sabuk pengaman
Jumlah kerusakan kompartemen penumpang
Ejeksi (terlontar)
Jatuh dari ketinggian
Jenis letupan atau ledakan dan jarak
terhempas
PEMERIKSAAN
Kepala
Mata uka tembus kerap terlewatkan Cek ketajaman penglihatan
Kulit kepala ,luka tidak beraturan, benda asing

Wajah
Stabilitas tulang tulang wajah 1/3 tengah - Periksa adanya
gigi yang hilang /maloklusi
Kebocoran cairan serebrospinal melalui hidung, telinga atau
mulut
Jelaga, lepuh, edema lidah atau faring

Leher
Inspeksi, palpasi, pemeriksaan radiologi.
Selalu curigai adanya fraktur servikal
Dada
Periksa seluruh dadadepan dan belakang
Tulang iga, klavikula dan tulang dada
Periksa bising napas dan suara jantung
Luka bakar melingkar mungkin perlu eskarotomibila
menyebabkan restriksi ventilasi
Batuk yang produktif
Perubahan suara, parau
Abdomen
Memperlukan evaluasi berulang untuk menilai nyeri
dan distensi abdomen - Bila dijumpai memar terutama
jejas sabuk pengaman, curiga adanya kelainan intra
abdomen seperti ruptur viskus
Bila penilaian abdomen tidak dapat jelas, samar atau
tidak praktis, misalnya pada lukabakar di daerah
abdomen yang luas, maka investigasi lebih lanjut
menggunakann CT scan, atau Focused Assessment
with Sonography for Trauma (FAST) merupakan
pemeriksaan mandatorik.
Perineum
Jejas, hematoma, darah keluar melalui meatus
uretra eksterna

Rektum

Darah, laserasi, tonus sfingter, prostat mengambang

Vagina
Benda asing, laserasi
Tungkai
Kontusio, deformitas, nyeri, krepitus
Lakukan penilaian pulsasi ekstremitas secara reguler.
Pada luka bakar melingkar diikuti perkembangan
edema,
awalnya eskar mengnyebabkan terhambatnya aliran
balik vena diikuti terhambatnya aliran arteri yang
mengakibatkan iskemia jaringan. Hal ini
mengakibatkan penurunan perfusi ekstremitas diikuti
nyeri, parestesia, tidak ada denyut dan paralisis.
Eskarotomi merupakan indikasi saat aliran balik vena
ekstremitas terhambat oleh edema; untuk
mengembalikan kecukupan sirkulasi
Pelvis
Diperlukan akses cepat pemeriksaan radiologi
di unit gawat darurat untuk menilai stabilitas
tulang pelvis.
Bila pemeriksaan raadiologi tidak
dimungkinkan, pemeriksaan stabilitas dengan
menekan simfisis dan ilium anterior harus
dilakukan. Manuver ini hanya dapat dilakukan
satu kali saja oleh seorang senior.
Pemeriksaan Neurologik
Pemeriksaan Glasgow Coma Scale
Penilaian sensorik dan motorik semua tungkai - Paralisis
atau paresis menunjukkan adanya cedera berat, segera
lakukan imobilisasi
DOKUMENTASI
-Buatcatatan
Mintakan persetujuan untuk dokumentasi
fotografi dan persetujuan prosedur
Berikan profilaksis tetanus jika diperlukan
RE-EVALUASI
Reevaluasi Survei Primer- khususnya untuk:
Gangguan pernapasan
Insufisiensi sirkulasi perifer
Gangguan neurologis
Kecukupan resusitasi cairan
Penilaian radiologi: foto radiologi toraks
Warna urine untuk deteksi haemochromogens
Pemeriksaan laboratorium:Hemoglobin / hematokrit - Urea /
kreatinin - Elektrolit - Urine mikroskopikAnalisis gas
darah/Karboksihaemoglobin (jika tersedia) -Kadar gula darah
/Skrining obat (mungkin diperlukan oleh Polisi)/
Elektrokardiogram
PERAWATAN EMERGENSI LUKA
Umumnya, luka bakar steril saat luka bakar terjadi. Perawatan
Tindakan yang tepat untuk penatalaksanaan luka adalah
menutupinya dengan penutup plastik atau kain bersih dan
mengatur prosedur evakuasi.

Bila rujukan pasien tertunda lebih dari 8 jam, atau pada luka
telah terkontaminasi air tercemar atau limbah industri, maka
antimikroba topikal harus digunakan. Bersihkan luka dan
konsultasi ke unit luka bakar rujukan untuk balutan yang
dianjurkan. Umumnya direkomendasikan pembalut antimikroba
antimikroba yang mengandung silver atau krim silver
sulfadiazin.

Jangan menggunakan balut tekan yang memperberat


gangguan sirkulasi pada tungkai yang sebelumnya memang
sudah terganggu. Balutan harus sesering mungkin dibuka
untuk menghilangkan konstriksi
SUPPORT(dukungan)
Luka bakar kerap diikuti gangguan emosional baik pada
pasien maupun keluarga dan kerabatnya [25].
Kesedihan dan kehilangan merupakan hal yang lazim,
kadang disertai rasa bersalah atau menyalahkan diri,
ketakutan, depresi atau amarah. Kesemuanya ini perlu
diatasi

Anda mungkin juga menyukai