Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
PARAGRAF

OLEH KELOMPOK 1
1) Annisa Mutiara Helmi_2111112006_Teknik Pertanian dan
Biosistem_Teknologi Pertanian

2) Melya Oktavioni_2110253003_ Proteksi Tanaman_ Fakultas Pertanian

3) Tania Meliza Zahwa-2111113026_ Teknik Pertanian dan Biosistem


Teknologi pertanian

4) Selvya Mutiara_ 2110253008_ Proteksi tanaman

5) Zahra Malika Ilmi_2111213032_Kesehatan Masyarakat

Dosen Pengampu : Dra. Sriwahyuni M.Ed

UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil ‘aalamiin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam atas
segala karunia nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Makalah yang berjudul “Paragraf” disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Bahasa Indonesia yang di ampu oleh Ibuk Sri Wahyuni

Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai manusia
biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih jauh dari
kata sempurna. Karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil manfaat
dan pelajaran dari makalah ini.

Padang, 09 November 2021

(Penulis)
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun menjadi satu
kesatuan dengan suatu kesesuaian yang kemudian membentuk paragraf-paragraf,
sehingga dapat terbentuk suatu karangan. Pada suatu karangan, tentunya akan mengacu
pada maksud dari penulisan karangan tersebut terutama dalam menentukan topik yang
ada dalam bagian karangan, sehingga pembaca dapat mengerti maksud dari karangan
tersebut. Karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, masing-masing dari paragraf
tersebut berisi pikiran utama dan diikuti oleh pikiran-pikiran penjelas.

Sebuah paragraf belum tentu dapat berwujud keseluruhan karangan.


Namun, sebuah paragraf sudah bisa memberikan suatu informasi kepada
pembaca karena ada kalanya suatu karangan hanya berisi satu paragraf
saja sehingga dalam karangan tersebut hanya berisi satu pikiran pokok.
Dalam menyusun paragraf dimulai dengan menyusun tema dan kerangka
karangan yang kemudian dilanjutkan dengan menyusun kalimat-kalimat
secara runtut, logis, dan dalam satu kesatuan ide yang kemudian
dikembangkan dan akan terbentuk beberapa kalimat yang dapat
mengungkapkan suatu informasi dengan pikiran utama sebagai titik
pusatnya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya.

Adanya suatu paragraf, kita akan lebih mudah mengekspresikan


seluruh gagasannya secara utuh, runtut, lengkap dan menyatu sehingga
dapat bermakna dan mudah untuk dipahami oleh pembaca sesuai dengan
keinginan si penulis. Paragraf yang tersusun pada suatu karangan akan
lebih mendinamiskan karangan tersebut agar lebih indah sehingga
pembaca akan lebih tertarik untuk membacanya. Oleh karena itu, paragraf
mempunyai fungsi tersendiri pada suatu karangan dalam menyalurkan
gagasan si penulis kepada pembacanya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan paragraf?


2. Apa saja penanda dalam suatu paragraf?
3. Apa syarat syarat paragraph yang baik?
4. Apa saja jenis jenis paragraf?
5. Jelaskan teknik pengembangan paragraf?

C. Tujuan

1. Membedakan penulisan dalam merinci ide pokok;


2. Membedakan pembaca dalam memahami pokok pikiran suatu karya tulis, dan
3. Memberikan perhentian yang formal sehingga pembaca dapat beristirahat.
BAB 2
PEMBAHASAN

1. Pengertian Paragraf

Paragraf adalah satuan bahasa yang mempunyai satu gagasan utama atau ide
pokok dan pada umumnya disertai dengan perkembangannya.  Umumnya,
paragraf terdiri dari empat hingga sepuluh kalimat, tergantung
pengembangan gagasan yang diinginkan penulisnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam paragraf adalah :


1. paragraf mempunyai satu gagasan utama yang biasanya dituangkan dalam
bentuk kalimat topik (kalimat utama), atau menyebar di seluruh kalimat dalam
paragraf,
2. kalimat topik letaknya bisa di awal , di akhir, di awal dan di akhir paragraf,
3. paragraf pada umumnya terdiri atas beberapa kalimat, dan
4. paragraf yang memiliki kalimat topik biasanya dilengkapi dengan kalimat
pengembang (kalimat penjelas) yang biasanya berfungsi memperluas
keterangan, memperjelas, menganalisis, atau menerangkan kalimat topik.

2. Penanda Paragraf

Penanda retorik paragraf adalah penanda-penanda yang berupa kalimat-


kalimat yang saling berhubungan yang berfungsi untuk menghubungkan
kalimat yang satu dengan kalimat yang lain dalam suatu paragraf.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penanda retorik


paragraf merupakan penanda-penanda yang berupa kalimat-kalimat yang
saling berhubungan yang berfungsi sebagai penghubung antarkalimat
dalam suatu paragraf, yang digunakan dalam komunikasi lisan maupun
tulisan. Secara lengkap penanda retorik ada lima macam sebagai berikut.
a. Penanda Penunjukkan

Menurut Chaer penanda penunjukkan adalah isi kalimat yang satu


diulang kembali pada kalimat lain. Ramlan mengemukakan bahwa
penanda penunjukkan adalah penggunaan kata atau frase untuk
menunjuk atau mengacu kata, frase, atau mungkin saja satuan
gramatikal yang lain. Dan penanda penunjukan terdiri dari:

 Penanda penunjukkan itu

Contoh:

Setiap hari komputer mencatat ribuan nama, alamat, nomor telepon


dan sisa pembelanjaan uangnya. Nama-nama itu dimasukkan ke
komputer lain yang segera bekerja meneleponi mereka.

 Penanda penunjukkan ini

Contoh:

Kita perhatikan kalimat ini. Semua usahanya gagal. Karena itu ia


sangat sedih.

 Penanda penunjukkan tersebut

Kata tersebut berarti sudah disebut. Oleh karena itu, kata itu sering
diikuti oleh frase di atas, di atas ini, di bawah, di bawah ini, dan
menjadi tersebut di atas, tersebut di atas ini, tersebut di bawah,
tersebut di bawah ini.

Contoh:

Dari tanggal 23 sampai dengan 30 Juli 2004 di Fakultas Seni Rupa


dan Desain diadakan pameran seni rupa untuk menyambut Dies
Natalis ISI yang kedua. Mahasiswa-mahasiswa yang telah mencapai
semester VI ke atas diharapkan mengikuti pameran tersebut.

 Penanda penunjukkan berikut

Kata berikut menunjuk ke belakang, kadang-kadang diikuti kata ini


dan menjadi berikut ini.

Contoh:
Mengenai proses pembuatan kain tenun akan dipaparkan pada bab-
bab berikut. Bab I Pendahuluan, Ban II Persiapan Menenun, Bab III
Proses Pembuatan Kain Tenun, Bab IV Penutup.

 Penanda penunjukkan tadi


Di samping sebagai keterangan waktu, kata tadi terutama dalam ragam
bahasa percakapan dapat digunakan sebagai penanda penunjukkan
secara eksoforik atau hubungan yang berada di luar teks.
Contoh:
Di suatu rumah makan Ahmad bertanya kepada temannya, Andi,
“Orang tadi siapa?”.

b. Penanda Penggantian
Penggantian ditandai oleh kata atau frasa yang menggantikan kata,
frasa, atau mungkin juga satuan gramatikal lain yang terdapat sebelum
sesuatu yang digantikan atau terdapat sesudah sesuatu yang
digantikannya. Macam-macam penanda penggantian sebagai berikut.
 Kata ganti persona sebagai penanda hubungan penggantian
Kata ganti persona pertama yaitu aku, saya, kami, kita serta kata ganti
persona kedua yaitu engkau, kamu, anda beserta bentuk klitik nya, ku,
kau, dan mu.
Contoh:
“Besok pagi saya disuruh ibu ke Jakarta. Dapatkah kamu menemani
saya?” kata Ahmad kepada teman-temannya.
“Maaf Mad, aku sedang banyak pekerjaan. Tugasku membuat
makalah untuk seminar belum selesai,” jawab temannya.

 Kata itu dan ini sebagai penanda hubungan penggantian


Pada penanda penunjukkan telah dibicarakan bahwa kata itu dan ini
dapat juga dipakai sebagai penanda penggantian yakni menggantikan
kata frase atau mungkin satuan gramatikal lainnya baik dalam
hubungan endoforik maupun eksoforik.
Contoh:
Untuk memerangi rasa bosan itu aku pernah mengikuti les tari. Akan
tetapi, itupun hanya bertahan selama enam bulan.
 Kata sana, sini, dan situ sebagai penanda hubungan penggantian
Ketiga kata di atas termasuk golongan kata ganti tempat. Kata sana
menggantikan tempat yang jauh dari pembicaraan dan lawan bicara.
Kata sini menggantikan tempat yang dekat pembicara dan lawan bicara,
dan kata situ menggantikan tempat yang dekat dengan lawan bicara.
Contoh:
Untuk tahun 2005 ini ada sekitar 2570 santriwati yang menuntut
ilmu di sini. Sementara jumlah guru di sini sekitar 350 orang yang
sebagian besarnya adalah wanita.

 Kata begitu, begini, dan demikian sebagai penanda hubungan


penggantian
Kata begitu, begini, dan demikian dapat berfungsi sebagai penanda
hubungan penggantian dalam hubungan endoforik. Kata begitu dan
demikian menggantikan ke depan, sedangkan kata begini menggantikan
ke belakang.
Contoh:
Ayah sering marah tanpa ada sebabnya. Ia memang memiliki sifat
begitu.

c. Penanda Pelesapan
Penanda pelesapan adalah adanya unsur kalimat yang tidak dinyatakan
secara tersurat pada kalimat berikutnya. Sekalipun tidak dinyatakan tidak
tersurat, tetapi kehadiran unsur kalimat itu dapat diperkirakan.

Contoh:

Berdasarkan peraturan, sekolah-sekolah yang menumpang di gedung


sekolah-sekolah negeri diberi batas waktu sampai tahun 2000.
Setelah itu, harus menempati gedung sendiri.
d. Penanda Perangkaian

Penanda perangkaian adalah adanya kata atau kata-kata yang


merangkaikan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Penanda
perangkaian ditandai oleh penggunaan kata perangkai sebagai alat
penghubung antara satu kalimat dengan kalimat lainnya. Kata-kata
tersebut yaitu dan, lalu, kemudian, tetapi, akan tetapi, namun, pada hal,
sebaliknya, bahkan, malah, apa lagi, sesudah itu, setelah itu, sebelum itu,
sementara itu, ketika itu, waktu itu, karena itu, oleh karena itu, oleh sebab
itu, selain itu, selain daripada itu, di samping itu, kecuali itu, dengan itu,
meskipun begitu demikian, walaupu begitu demikian, namun begitu
demikian, jika begitu demikian, kalau begitu demikian, dengan begitu
demikian, karenanya, akibatnya, sesudahnya, sebelumnya, dalam pada itu,
dalam kaitan itu, akhirnya, misalnya, antara lain, contohnya, jadi.

Contoh:

Pemerintah menyadari bahwa masih ada pihak-pihak atau sebagian kecil


dari rakyat yang belum dapat menikmati hasil pembangunan. Oleh karena
itu, dalam trilogi pembangunan pemerintah dijadikan strategi dasar
pelaksanaan pembangunan

e. Penanda Hubungan Leksikal

Penanda hubungan leksikal adalah hubungan yang disebabkan oleh adanya


kata-kata yang secara leksikal memiliki pertalian. hubungan dengan
penanda leksikal ditandai oleh penggunaan kata-kata yang secara leksikal
memang memiliki hubungan. Hubungan leksikal ini terdiri dari:

1) Pengulangan

Pengulangan adalah bukanlah proses reduplikasi yang merupakan salah


satu proses morfologis, misalnya kata rumah menjadi rumah-rumah,
melainkan penanda hubungan antar kalimat, yaitu adanya unsur
pengulangan yang mengulang unsur yang terdapat pada kalimat di
depannya. Penanda pengulangan terdiri dari 4 macam pengulangan, yaitu:

a) Pengulangan sama tepat yaitu apabila unsur pengulangan sama dengan


unsur diulang, hanya pada umumnya unsur diikuti oleh unsur penunjuk
itu, ini, dan tersebut.

Contoh:
Penulis seringkali merupakan penilai yang buruk untuk karyanya
sendiri. Karenanya, cobalah minta pendapat orang lain mengenai
tulisan Anda. Jangan berkecil hati, apabila orang yang Anda tanya
memberikan kritik habis-habisan kepada Anda. Jadikan kritik tersebut
sebagai bahan masukan bagi karya Anda selanjutnya. Apalagi, kalau
masukan itu berasal dari seorang penulis berpengalaman.

b) Pengulangan dengan perubahan bentuk yaitu pengulangan yang


disebabkan oleh keterikatan tata bahasa, misalnya karena unsur yang
diulang berupa kata kerja dan unsur pengulangannya harus berupa kata
benda.

Contoh:

Sebagai tindak lanjut kesepakatan yang pernah dilakukan antara


pemerintah daerah dengan sejumlah perusahaan di tiga belas
propinsi, pada hari Selasa diserahkan 403 kasus pencemaran
lingkungan hidup. Penyerahan dilakukan oleh Menteri KLH Prof.
Dr. Emil Salim ketika memberikan sambutan pada penandatanganan
piagam kerja sama tentang peningkatan kemampuan penegakan
hukum lingkungan auditorium Depkeh, Jakarta.

c) Pengulangan sebagian yaitu pengulangan sebagian dari unsur diulang

Contoh:

Para pengamat berpendapat, bahwa masalah Kepulauan Kuril


sebagai urusan jual beli tanah yang terbesar dalam abad ini. Namun,
sang tuan tanah hingga kini belum mau memutuskan untuk
menjualnya, dan sang pembeli belum mengetahui berapa harga hasil
tersebut. Jika melihat lingkungannya kepulauan itu tidak terlalu
indah untuk dijual.

d) Pengulangan parafrase yaitu pengungkapan kembali suatu konsepsi


dengan bentuk bahasa yang berbeda. Jadi, pengulangan yang unsur
pengulangannya berparafrase dengan unsur terulang.

Contoh:
Kesadaran etik dan moral itu melandasi ketaatan masyarakat pada
hukum. Kesadaran etik dan moral itulah yang melandasi dihayatinya
disiplin nasional.
3. Syarat Paragraf

Menyusun paragraf yang baik tentu saja tidak mudah, tetapi jika kita mengikuti aturan
atau syarat penyusunan paragraf, maka kita bisa membuat paragraf yang enak dibaca dan
informatif. Syarat-syarat penyusunan paragraf yang baik adalah sebagai berikut :

1. Kesatuan, artinya semua kalimat dalam paragraf secara bersama-sama


menyatakan satu gagasan,
2. Kepaduan, artinya kalimat-kalimat dalam paragraf harus terjalin secara
logis dan gramatikal, paragraf harus memiliki kohesi dan koherensi,
kohesi adalah kepaduan bentuk dan koherensi adalah kepaduan makna,
3. Ketuntasan, artinya di dalam paragraf telah tercakup semua yang
diperlukan untuk mendukung gagasan utama, dan
4. Keruntutan, artinya kalimat-kalimat dalam paragraf disusun mengikuti
alur pemikiran yang logis, tidak melompat-lompat sehingga pembaca
mudah menangkap isi paragraph.

4. Jenis Jenis Paragraf

 Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Topik dalam Paragraf


1. Paragraf deduktif, yaitu paragraf yang memiliki kalimat topik di awal paragraf.
Teknik pengembangannya dari sebuah kalimat topik kemudian dikembangkan
menjadi beberapa kalimat.
2. Paragraf induktif, yaitu paragraf yang memiliki kalimat topik di akhir paragraf.
Teknik pengembangannya dari beberapa kalimat pengembang (kalimat penjelas)
disempulkan ke dalam sebuah kalimat topik.
3. Paragaraf deduktif-induktif (campuran), yaitu paragraf yang memiliki kalimat
topik di awal paragraf dan dipertegas di akhir paragraf. Teknik pengembangannya
dari kalimat topik dikembangkan menjadi beberapa kalimat pengembang
kemudian ditegaskan lagi/disimpulkan di akhir paragraf.
 Jenis Paragraf Berdasarkan Urutannya (dalam wacana luas)
Pada sebuah wacana luas (terdiri dari beberapa paragraf) atau sering disebut
karangan terdapat tiga macam paragraf, yaitu paragraf pembuka, paragraf isi, dan
paragraf penutup.
1. Paragraf pembuka letaknya di bagian awal karangan, fungsinya mengantarkan
pokok bahasan yang akan diuraikan pada paragraf-paragraf berikutnya. Paragraf
pembuka hendaknya dapat menjadi penghubung antara pikiran pembaca dengan
topik karangan yang akan diuraikan.
2. Paragraf isi letaknya di antara paragraf pembuka dan paragaraf penutup,
fungsinya mengembangkan pokok persoalan yang telah ditentukan dalam paragraf
pembuka, maka biasanya paragraf isi terdiri atas beberapa paragraf.
3. Paragraf penutup letaknya di akhir karangan, fungsinya menutup dan
mengakhiri karangan, maka paragraf penutup biasanya berisi simpulan dan saran.

 Macam-Macam Paragraf Berdasarkan Ragam Isi


1. paragraf argumentasi,
2. paragraf persuasi,
3. paragraf narasi,
4. paragraf eksposisi, dan
5. paragraf deskripsi.

 Macam-Macam Paragraf Berdasarkan Pengembangannya


1. paragraf contoh,
2. paragraf definisi,
3. paragraf sebab-akibat,
4. paragraf perbandingan,
5. paragraf analogi, dan
6. paragraf klasifikasi.
5. Teknik Pengembangan Paragraf

Pengembangan Paragraf Berdasarkan Tekniknya

1. Pengembangan Paragraf Secara Alamiah

Pengembangan paragraf secara alamiah yakni metode pengembangan paragraf dengan


mengembangkan pokok pikiran secara kronologis (urutan waktu) maupun urutan ruang.

 Urutan waktu, yakni dengan menggambarkan urutan kejadian berdasarkan waktu,


baik dimulai dari awal hingga ke akhir maupun sebaliknya.
 Urutan ruang, yakni dengan menggambarkan peragraf berdasarkan ruang atau
tempat kejadian, baik dimulai dari tempat dekat ke jauh ataupun sebaliknya.

2. Pengembangan Paragraf Klimaks dan Antiklimaks

Pengembangan paragraf ini adalah didasarkan pada tingkat kedudukan suatu tema atau
gagasan. Paragraf klimaks adalah paragraf yang dikembangkan dari gagasan atau tema
kurang penting dan berangsunr-angsur menuju tema atau gagasan yang dianggap tinggi
dan penting. Sedangkan paragraf antiklimaks dimulai dari gagasan penting yang
kemudian dijabarkan dengan gagasan-gagasan pendukungnya.

3. Pengembangan Paragraf Umum ke Khusus dan Khusus ke Umum

Pola pengembangan paragraf jenis ini adalah yang paling banyak digunakan. Pola
pengembangannya adalah didasarkan pada letak gagasan utama dalam sebuah paragraf.

Paragraf umum ke khusus atau deduksi/deduktif adalah jenis paragraf yang


dikembangkan dari gagasan umum yang setelahnya diikuti dengan gagasan-gagasan
penjelas. Pada paragraf jenis ini, letak kalimat utama adalah berada pada awal paragraf

Sementara itu, paragraf umum ke khusus atau induksi/induktif adalah jenis paragraf yang
dikembangkan dari gagasan-gagasan penjelas yang kemudian mengerucut di akhir berupa
gagasan umum. Letak kalimat utama pada paragraf jenis ini adalah di akhir paragraf.

Pengembangan Paragraf Berdasarkan Isinya

1. Pengembangan Paragraf Perbandingan dan pertentangan

Pengembangan paragraf dengan perbandingan dan pertentangan merupakan teknik


pengembangan paragraf dengan cara membandingkan satu hal dengan hal lain yang
menjadi objek pembahasan dalam sebuah paragraf. Perbandingan tersebut bisa berupa
kesamaan-kesamaannya (komparatif), maupun perbedaan-perbedaannya (kontrastif)
2. Pengembangan Paragraf Secara Analogi

Pengembangan paragraf secara analogi dilakukan dengan cara membandingkan dua atau


lebih objek yang dianggap memiliki kemiripan atau kesamaan untuk kemudian diambil
kesimpulanya.

3. Pengembangan Paragraf dengan Contoh-contoh

Pengembangan paragraf  ini dilakukan dengan memaparkan sebuah ide pokok melalui
contoh-contoh konkrit yang bisa memperjelas ide pokok tersebut.

4. Pengembangan Paragraf dengan Sebab-Akibat

Pola pengembangan paragraf sebab-akibat adalah dengan memposisikan gagasan utama


sebagai sebab dan kemudian dipaparkan akibat-akibat dari sebab tersebut melalui
gagasan-gagasan penjelas. Atau sebaliknya, dengan memposisikan gagasan utama
sebagai akibat dan kemudian diikuti pemaparan mengenai sebab-sebab yang
menimbulkan akibat tersebut.

5. Pengembangan Paragraf dengan Penambahan Definisi

Pola pengembangan paragraf definisi adalah dengan memaparkan arti atau makna dari
suatu hal. Paragraf jenis ini biasanya berupa kalimat definisi yang bercirikan adanya kata:
ialah, adalah, yaitu, dan semisalnya

6. Pengembangan Paragraf Klasifikasi

Paragraf klasifikasi merupakan sebuah paragraf yang dikembangkan dengan


mengelompokkan objek-objek yang memiliki kesamaan sifat, dari kelompok yang umum
menjadi kelompok-kelompok yang lebih khusus. Ciri dari pengembangan paragraf jenis
ini adalah adanya frasa : terbagi menjadi, dikelompokkan ke dalam, dan semisalnya.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan

 Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.

Kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan

dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.dan di dalam sebuah paragraf terdapat

kalimat topik/kalimat pokok, dan kalimat penjelas/pendukung.

 Fungsi paragraf yaitu : dari sudut penulis dan dari sudut pembaca.

 Syarat-.syarat paragraf yaitu : kesatuan, kepaduan, kelengkapan, urutan.

Anda mungkin juga menyukai