LC Bahasa Indonesia
Minggu 7
PARAGRAF AKADEMIK
Pengertian
Syarat Paragraf Padu
Pola Pengembangan Paragraf
Paragraf Akademik
Kesimpulan
A. PENGERTIAN
Widjono (2012: 222) dalam hal ini juga memberikan beberapa ciri
paragraf, di antaranya:
1. Kalimat pertama bertakuk ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan
biasa, misalnya surat, dan delapan ketukan untuk jenis karangan ilmiah
formal, misalnya makalah, skripsi, tesis, dan disertasi. Karangan yang
berbentuk lurus dan tidak bertakuk (Block Style) ditandai dengan jarak spasi
merenggang, satu spasi lebih banyak daripada jarak antarbaris lainnya.
2. Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan
dalam kalimat topik. Kalimat topik dapat ditempatkan pada posisi awal,
tengah, dan akhir.
B. SYARAT PARAGRAF
1. KESATUAN PARAGRAF
Paragraf yang baik harus memenuhi syarat kesatuan, kepaduan, dan
kelengkapan. Kesatuan yang dimaksud dalam konteks ini adalah tiap paragraf
hanya mengandung satu pikiran utama yang diwujudkan dalam kalimat topik.
Untuk dapat membuat kalimat topik, terlebih dahulu kenali ciri-cirinya,
yakni kalimat yang dibuat harus mengandung permasalahan yang berpotensi
untuk dapat diuraikan lebih lanjut. Ciri lainnya yaitu kalimat topik dapat dibuat
lengkap dan berdiri sendiri tanpa memerlukan kata penghubung, baik kata
penghubung antarkalimat maupun kata penghubung intrakalimat.
Contoh:
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencegah
penyebaran demam berdarah. Salah satu caranya adalah memberantas
tempat berkembang biak nyamuk demam berdarah. Seperti kita ketahui
bersama, nyamuk demam berdarah biasanya berkembang biak di air yang
menggenang. Oleh karena itu, benda-benda yang dapat menampung air
harus dikubur dalam tanah, bak-bak penampung air harus ditutup rapat,
dan selokan-selokan yang mampat harus dialirkan. Dengan demikian,
Paragraf tersebut memiliki satu pikiran utama yang diwujudkan dalam kalimat
topik, yakni ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencegah
penyebaran demam berdarah. Kalimat topik dalam paragraf deduktif ini bisa
diuraikan lebih lanjut, yakni apa saja cara yang digunakan untuk dapat mencegah
penyebaran demam berdarah yang dikembangkan dengan kesatuan pikiran.
Seluruh kalimat membahas pikiran yang sama, yaitu cara mencegah penyebaran
nyamuk demam berdarah [1]. Kalimat [2] sampai dengan [4] membahas langkah
yang dilakukan untuk mencegah demam berdarah. Kalimat [5] merupakan hasil
dari pencegahan tersebut.
2. KEPADUAN PARAGRAF
Selain kesatuan, syarat penulisan paragraf yang baik adalah kepaduan.
Untuk dapat mencapai kepaduan, langkah-langkah yang harus ditempuh adalah
kemampuan merangkai kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu.
Bagaimanakah agar kalimat-kalimat dapat bertahan secara logis dan padu?
Gunakan kata penghubung.
Terdapat dua jenis kata penghubung, yaitu kata penghubung intrakalimat
dan kata penghubung antarkalimat. Kata penghubung intrakalimat adalahkata
yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat, sedangkan kata
penghubung antarkalimat adalah kata yang menghubungkan kalimat yang satu
dengan kalimat lainnya (Niknik,2009: 154). Mari kita kembali pada paragraf
sebelumnya.
Contoh:
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencegah
penyebaran demam berdarah. Salah satu caranya adalah memberantas
tempat berkembang biak nyamuk demam berdarah karena seperti kita
ketahui bersama, nyamuk demam berdarah biasanya berkembang biak di air
yang menggenang. Oleh karena itu, benda-benda yang dapat menampung
air harus dikubur dalam tanah, bak-bak penampung air harus ditutup rapat,
4. KETUNTASAN
Ketuntasan ialah kesempurnaan. Hal itu dapat diwujudkan dengan
klasifikasidan ketuntasan bahasa.
5. KERUNTUTAN
Keruntutan adalah penyusunan urutan gagasan, konsep, pemikiran, dan
lain-lain dalam karangan. Keruntutan dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1. Urutan proses dengan bilangan
2. Urutan proses tanpa bilangan
3. Tahapan
4. Skala prioritas
5. Pengembangan
6. Strata atau tingkatan komunikasi yang paling efektif
7. Hubungan antar proposisi (pernyataan yang dapat diuji kebenarannya)
1. Paragraf Deskripsi
Deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuai dengan
keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,
mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dituliskan sesuai dengan
citra penulisnya. (Jauharoti Alfin,dkk., 2008:7-11). Fokus penulisan
bergantung pada hal pancaindra, umur pembaca, dan emosi pembaca yang
akan dituju.
2. Paragraf Eksposisi
Eksposisi adalah penulisan untuk memberitahukan atau memberi informasi
mengenai suatu objek tertentu (Gorys Keraf, 1995: 8). Paragraf eksposisi
disebut dengan paparan. Tujuannya adalah untuk menampilkan atau
memaparkan sosok objek tertentu yang hendak dituliskan.
3. Paragraf Argumentasi
Argumentasi adalah “karangan yang terdiri atas paparan alasan dan
penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan” (Jauharoti
Alfin, dkk., 2008: 10-11). Karangan argumentasi bertujuan meyakinkan
pembaca agar pembaca membenarkan pendapat, gagasan, atau sikap yang
kita ungkapkan dalam karangan (Suparni, 1990:43).
4. Paragraf Narasi
Narasi berasal dari kata to narrate, yang berarti bercerita. Cerita adalah
rangkaian peristiwa atau kejadian secara kronologis, baik fakta maupun
rekaan atau fiksi. Narasi adalah tulisan berbentuk karangan yang menyajikan
serangkaian peristiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya dengan
maksud memberi makna kepada sebuah atau rentetan kejadian sehingga
pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu (Jauharoti Alfin, dkk.,
2008:11-9)
E. PARAGRAF AKADEMIK
(1) Struktur:
i. Kalimat topik : 1Menulis itu menyenangkan.
ii. Kalimat penjelas :2 Kesenangan itu dihasilkan oleh
keberhasilan menulis naskah.
3
Keberhasilan itu dapat menghasilkan
kepuasan kognitif,afektif, dan psikis.
4
Lebih daripada itu, menulis dapat
Menghasilkan kreativitas baru yang dapat
memberikan kepuasan akademik
Arifin, E.Z. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Akademika Presindo.
Hs., Widjono. 2008. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grasindo.
Dalman. Keterampilan Menulis. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014.