Anda di halaman 1dari 14

2.

Definisi Bahasa
Di dalam kehidupan bermasyarakat, manusia memiliki bahasa yang

digunakan sebagai alat komunikasi dan alat interaksi. Untuk mendefinisikan


bahasa, perlu dilihat dari sosok bahasa itu

seperti yang dikemukakan

Kridalaksana (1983, dan juga dalam Djoko Kentjono 1982); Bahasa sebagai
sistem lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh para anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengindentifikasi
diri. Definisi ini sejalan dengan definisi mengenai bahasa dari Widjono bahwa
bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk
berkomunikasi oleh masyarakat pemakain. Dapat disimpulkan bahwa bahasa
merupakan

sistem

lambang

bunyi

yang

digunakan

untuk

saling

berkomunikasi dan berinteraksi antar pemakainya di ruang lingkup sosial.


Dari berbagai definisi tersebut, akan didapatkan beberapa ciri-ciri
atau sifat dari bahasa, antara lain, adalah bahasa itu berwujud sistem
lambang, bahasa berupa bunyi, bahasa bersifat arbiter, bahasa bersifat
produktif, bahasa bersifat dinamis, bahasa beragam dan bahasa itu
manusiawi. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu
seperangkat atuaran yang dipatuhi oleh pemakainya. Sehingga dapat
dipahami bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang paling baik, paling
sempurna, dibading dengan alat komunikasi lain.
2.2

Fungsi-Fungsi Bahasa
Secara tradisional, bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat

untuk berkomunikasi, dalam arti, alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,


konsep

atau

juga

perasaan[3].

Konsep

bahasa

adalah

alat

untuk

menyampaikan pikiran sudah mempunyai sejarah yang panjang yaitu pada


abad pertengahan (500-1500M) yang menitik beratkan pada satuan-satuan
kalimat yang dapat dianalisis sebagai alat untuk menyatakan proposisi benar
atau salah. Studi bahasa pada abad ini kebanyakan dilakukan oleh para ahli
logika atau ahli filsafat.

Bahasa

digunakan

dengan

cara

yang

berbeda

dalam

fungsi

masyarakat dan ahli bahasa telah berusaha untuk mengidentifikasi fungsifungsi tersebut. Namun, setiap ahli bahasa memberikan penjelasan yang
berbeda. Penjelasan awal berasal dari pandangan Bronislaw Malinowski
(tahun 1923) yang mengatakan bahwa struktur bahasa mencerminkan fungsi
sosial dari bahasa. Pandangan ini kemudian di lanjutkan oleh MAK Halliday
( 1973 ).
Michael A K Halliday mengemukakan untuk konsepnya dalam kerangka
fungsi bahasa (sosial) yang disebut Sistemic Fungsional Linguistic (SFL) yang
diperkenalkan pada tahun 1960-an. SFL didasari atas bagaimana sebenarnya
fungsi bahasa dalam konteks dan bagaimana konteks itu benar-benar dapat
membatasi (pengaruh) struktur dan penggunaan bahasa. Halliday (1973)
menunjukkan

bahwa

bagaimanapun

kompleks

struktur

masyarakat,

penggunaan bahasa terkait dengan fungsi dasarnya serta dalam tingkat


yang lebih maju. Dia juga menyarankan hubungan antara fungsi bahasa dan
proses pemerolehan bahasa (pembangunan). Menurutnya penguasaan
bahasa anak-anak (pengembangan) harus dilihat sebagai suatu proses
menggunakan bahasa dengan belajar untuk mengetahui fungsinya. Untuk
klaim ini untuk fungsi-fungsi dasar bahasa yang ditemukan dalam ucapanucapan sederhana anak-anak harus berubah menjadi lebih kompleks
mengikuti perkembangan kebutuhan anak-anak dalam komunikasi dan
kompetensi bahasa mereka.
2.2.1

Fungsi Dasar Bahasa (Basic Language Functions)


Fungsi dasar bahasa ada pada tahap awal kehidupan anak, setidaknya
ada tiga fungsi dasar bahasa yang berkembang, yaitu instrumental,
peraturan, dan fungsi interaksional.[4]

1)

Fungsi Instrumental Bahasa

Fungsi instrumental bahasa dapat kita temukan pada kata-kata sederhana


yang diucapkan anak-anak seperti ibu, ketika mereka ingin ibu mereka di sisi
mereka atau ketika mereka ingin dillayani minuman. Fungsi ini didefinisikan
sebagai

penggunaan

bahasa

untuk

tujuan

memuaskan

kebutuhan

pembicara, baik dalam bentuk barang atau jasa memiliki.


2)

Fungsi Pengaturan Bahasa


Fungsi regulasi bahasa mengacu pada penggunaan bahasa untuk meminta
seseorang untuk melakukan apa yang kita inginkan. Fungsi ini juga
menyerupai penggunaan bahasa untuk mengontrol perilaku orang lain
seperti ketika seorang anak mengatakan 'tolong, pisang itu kepada ibunya,
untuk membawa pisang kepadanya (dia), anak mulai menggunakan bahasa
untuk fungsi ini.

3)

Fungsi Interaksional Bahasa


Fungsi interaksional bahasa adalah fungsi ketiga bahasa yang kita temukan
ketika kita menggunakannya dalam berinteraksi dengan orang lain. Fungsi
ini dikembangkan menjadi lebih kompleks ketika seorang anak tumbuh lebih
dewasa. Salam sehari-hari seperti hi, halo atau selamat tinggal, merupakan
contoh sederhana dari penggunaan bahasa untuk fungsi ini.
Dua fungsi pertama yang dijelaskan di atas ditemukan dalam
penggunaan bahasa anak-anak, sementara yang ketiga adalah fungsi sedikit
lebih maju yang lebih jelas ketika anak-anak tumbuh lebih dewasa. Meskipun
fungsi dasar bahasa dapat dibedakan dari satu sama lain, perbatasan yang
sebenarnya antara fungsi tidak pernah mutlak.

2.2.2

Perkembangan Fungsi Bahasa (More Developed Language


Functions)
Banyak perkembangan fungsi bahasa dapat ditemukan dalam
penggunaan bahasa kompleks yang dituturkan oleh orang-orang dewasa.
Fungsi-fungsi tersebut diinternalisasikan dalam sistem bahasa abstrak
bernama tata bahasa. Halliday (1973) mengklasifikasikan fungsi abstrak dan

kompleks bahasa orang-orang dewasa yang termasuk disebut makro-fungsi


bahasa. Fungsi makro adalah fungsi yang lebih maju bahasa anak-anak. Yang
utama di antaranya fungsi ideasional dan interpersonal.[5]
1)

Fungsi Ideasional Bahasa


Fungsi ideasional bahasa adalah penggunaan bahasa dengan pembicara
untuk menyampaikan informasi baru kepada pendengar (atau oleh penulis
untuk pembaca). Meskipun ini termasuk fungsi dasar, kenyataannya tidak
diidentifikasi pada anak-anak kecil, terutama pada tahap awal belajar bahasa
ibu, tetapi semakin ditekankan dalam bahasa yang digunakan orang dewasa,
sebagai orang dewasa yang cenderung berpikir bahwa bahasa merupakan
hal utama yang digunakan untuk menginformasikan.

2)

Fungsi Interpersonal Bahasa


Fungsi interpersonal bahasa adalah fungsi lain yang dikembangkan dari
bahasa yang pada umumnya ditemukan pada orang dewasa. Untuk
membandingkan dengan fungsi dasar, hal ini berkaitan dengan peraturan
dan interaksional yang ini ditemukan dalam penggunaan bahasa untuk
mengekspresikan baik interaksi pribadi atau sosial. Karena menggunakan
bahasa orang dewasa hampir semua yang ditemukan berada dalam konteks
sosial, fungsi ini hampir tidak pernah absen dari setiap ucapan yang dibuat
oleh setiap individu sebagai anggota masyarakat.
2.2.3

Fungsi Bahasa Lainnya (Other Language Functions)


Ahli bahasa yang tertarik dalam hal menggambarkan fungsi bahasa

memiliki pandangan nama yang berbeda yang mengacu pada fungsi yang
sama yang mereka mengidentifikasi. Untuk lebih memahami fungsi-fungsi
bahasa dari beberapa ahli bahasa tersebut, dapat diklasifikasikan menjadi
fungsi umum dan fungsi khusus.

Fungsi Umum

Fungsi umum bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial. Di dalam


masyarakat ada komunikasi atau saling hubungan antar anggota. Untuk
keperluan itu digunakan suatu wahana yang dinamakan bahasa. Dengan
demikian, setiap masyarakat dipastikan memiliki dan menggunakan alat
komunikasi sosial tersebut. Tidak ada masyarakat tanpa bahasa, dan tidak
ada pula bahasa tanpa masyarakat.[6] Sedangkan fungsi bahasa menurut
Widjono Hs. dibagi menjadi 13 fungsi:[7]
1)

Bahasa sebagai sarana komunikasi


Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat komunikasi antara anggota
masyarakat.

Fungsi

tersebut

digunakan

dalam

berbagai

lingkungan,

tingkatan, dan kepentingan yang beraneka ragam. Misalnya komunikasi


ilmiah, komunikasi bisnis dan komunikasi sosial budaya.
2)

Bahasa sebagai sarana intergrasi dan adaptasi.


Bahasa indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
merupakan fungsi intergratif. Bahkan bahasa menimbulkan suatu kekuatan
yang merupakan sinergi dengan kekuatan orang lain dalam intergritas kerja,
intergritas keluarga, intergritas berbangsa dan berkeluarga.

3)

Bahasa sebagai sarana kontrol sosial


Bahasa sebagai kontrol sosial berfungsi untuk mengendalikan komunikasi
agar orang terlibat dalam komunikasi dan saling memahami. Masingmasing
mengamati ucapan, prilaku, dan simbolsimbol lain yang menunjukan arah
komunikasi. Bahasa kontrol ini dapat di wujudkan dalam bentuk aturan,
anggaran dasar, undangundang, dll.

4)

Bahasa sebagai sarana memahami diri


Pemahaman

ini

mencangkup

kemampuan

fisik,

emosi,

intelegensi,

kecerdasan, fisikin, karakternya, psikososial, dll. Dari pemahaman yang


cermat atas dirinya, seseorang akan mamapu membangun karakter dan
mengorbitkannya ke arah pengembangan potensi dan kemampuannya
menciptakan kreativitas baru (kemampuan menulis proposal penelitiaan,
proposal kegiatan, dll di awali dari pemahaman diri.)

5)

Bahasa sebagai sarana expresi diri


Bahasa sebagai expresi (pengungkapan) diri atas pemahaman dirinya dapat
di lakukan dari tingkat yang paling sederhana sampai tingkat yang konflek,
atau tingkat kesulitan yang amat tinggi. Expresi sederhana, misalnya untuk
menyatakan cinta (saya akan senantias setia, bangga, dan prihatin
kepadamu).

Tingkat

expresi

diri

kompleks

dapat

berupa

pernyataan

kemampuan pengerjaan proyekproyek besar dalam bentuk proposal yang


sulit dan rumit.
6)

Bahasa sebagai sarana memahami orang lain


Melalui pemahaman orang lain yang di hadapinya secara cermat dan
mendalam, seseorang akan memeperoleh wawasan yang luas yang sangat
bermanfaaat dalam berbagai tingkat pergaulan, dalam penulisan sebuah
cerita, drama, film, dsb. Selain itu, juga dapat di peroleh kemampuan berfikir
sinergis dengan memadukan pengalaman orang lain bersamaan dengan
potensi dirinya jika menghasilkan kreativitas yang baru dan khas.

7)

Bahasa sebagai bahasa mengamati lingkungan sekitar


Manusia sebagian sebagian dari lingkungan sekitar baik sosial maupun alam.
Keberhasilan seseorang mengunakan kecerdasannya di tentukan oleh
kemampuannya memanfaatkan situasi lingkunganya sehingga memperoleh
berbagai kreaativitas baru yang dapat memberikan berbagai lingkungan bagi
dirinya dan masyarakat.

8)

Sarana sebagai sarana berfikir logis.


Untuk mengembangkan frofesi, keahlisan akademis, dan kemampuan
intelektual seseorang harus mampu berfikir logis. Kemampuan berfikir logis
memungkinkan seseorang dapat berfikir induktif, deduktif, sebab akibat,
atau kronologis sehingga dapat menyusun konsep, atau pemikiran secara
jelas, utuh, runtut, dan konseptual.

9)

Bahasa membangun kecerdasan


Kecerdasan

adalah

kemampuan

memanfaatkan

potensi,

pengalaman,

pengetahuan, dan situasi sehingga menghasilkan kretivitas baru dan


menguntungkan dirinya, maupun masyarakatnya. Kecerdasan berbahasa

terkait dengan kemampuan mengunakan sistem dan fungsi bahasa dalam


mengelola kata, kalimat, paragraf, wacana argumentasi, narasi, fersuasi,
deskripsi, analisis atau pemaparan, dan kemampuan mengunakan ragam
bahasa secara tepat sehingga menghasilkan kreativitas baru dalam berbagai
bentuk dan fungsi kebahasaan.
10) Bahasa mengembangkan kecerdasan ganda
Selain kecerdasan berbahasa, seseorang di mungkinkan memiliki beberapa
kecerdasan sekaligus. Kecerdasankecerdasan tersebut dapat berkembang
secara bersamaan. Selain memiliki kecerdasan berbagai bahasa, orang tekun
dan mendalami bidang studye secara serius dimungkinkan memiliki
kecerdasan yang produktif.
11) Bahasa membangun karakter
Kecerdasan
berbahasa

merupakan
yang

bagian

efektif,

difahami,merupakan

logis,

refleksi

dari

karakter

sistematis,

manusia.

lugas,

kecerdasan.

jelas,

Kecerdasan

Kemampuan
dan

mudah

berbahasa

memungkinkan seseorang dapat mengembangkan karakternya yang lebih


baik.

Dengan

kecerdasan

bahasanya,

orang

dapat

mengidentifikasi

kemampuan diri dan potensi diri.


12) Bahasa mengembangkan profesi
Proses pengembangan propesi di awali dengan pembelajaran di lanjutkan
dengan pengembangan diri (kecerdasan) yang tidak di peroleh selama
proses belajar tetapi berakumulasi dengan pengalaman barunya. Proses
berlanjut menuju pendakian puncak karir atau profesi.
13) Bahasa sarana menciptakan kreativitas baru.
Bahasa sebagai sarana berekspresi dan komunikasi berkembang menjadi
sarana

berfikir

logis

yang

memungkinkan

pemakainya

untuk

mengembangkan segala potensinya. Bakat alam dan bakat intelektual ini


dapat berkembang secara sinergik untuk menghasilkan kreatifitas baru.

Fungsi Khusus

Menurut Fishman (1972) bahwa yang menjadi persoalan sosiolinguistik


adalah who speak what language to whom, when and to what end. Oleh
karena itu fungsi bahasa dapat dilihat dari sudut penutur, pendengar, topik,
kode, dan amanat pembicaraan[8]. Apabila dilihat dari sudut penutur, maka
bahasa

itu

berfungsi

personal

atau

pribadi.

Maksudnya,

si

penutur

menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya, si penutur bukan hanya


mengungkapkan emosi lewat bahasa tetapi juga memperlihatkan emosi
dalam menyampaikan tuturannya. Dari segi pendengar atau lawan bicara,
maka bahasa berfungsi direktif yaitu mengatur tingkah laku pedengar.
Bahasa itu tidak hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu, tetapi
melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang dimaui si pembicara.
Dilihat dari segi kotak antara penutur dengan pendengar maka bahsa
berfungsi sebagai fatik yaitu fungsi yang menjalin hubungan, memeihara,
memperlihatkan perasaan bersahabat, atau solidaritas sosial. Ungkapan fatik
ini biasanya sudah berpola tetap dan disertai unsur paralinguistik seperti
senyuman, gelengan kepala, gerak-gerik tangan, dan kedipan mata. Halliday
1973 menyebutnya dengan interacional sedangkan Finnocchiaro 1974 dan
Jakobson 1960 menyebutnya dengan interpersonal. Dari segi topik ujaran,
maka bahasa itu berfungsi referensial, ada juga yang menyebutnya fungsi
denotatif atau fungsi informatif. Bahasa itu berfungsi sebagai alat untuk
membicarakan objek atau peristiwa yang ada di sekeliling penutur atau yang
ada dalam budaya pada umumnya. Fungsi referensial yang melahirkan
paham tradisional bahwa bahasa adalah alat untuk menyatakan pikiran dan
pendapat si penutur yang ada di sekelilingnya.
Kemudian bila dilihat dari segi kode yang digunakan, maka bahasa itu
berfungsi metalingual atau metalinguistik yaitu bahasa yang digunakan
untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Tetapi dalam fungsinya di sini
bahasa itu digunakan untuk membicarakan atau menjelaskan bahasa. Dalam
kamus monolingual, bahasa itu digunakan untuk menjelaskan arti bahasa itu

sendiri. Sedangkan dilihat dari segi amanat yang akan disampaikan maka
bahasa itu berfungsi imaginatif. Fungsi imaginatif ini biasanya berupa karya
seni yang digunakan untuk kesenangan penutur, maupun pendengarnya
seperti cerita, dongeng, puisi.
Jakobson membagi fungsi bahasa atas enam macam, yakni fungsi
emotif, referensial, puitik, fatik, metalingual, dan konatif. Ahli bahasa yang
gagasannya terilhami oleh Buhler ini mendasarkan pembagiannya atas
tumpuan perhatian atau aspek. Seperti kita ketahui bahwa bahasa memiliki
enam aspek, yakni aspek addresser, context, message, contact, code, dan
addresce.[9]
1)

Fungsi emotif, apabila tumpuannya pada si penutur (addresser). Misalnya:


dipakai apabila kita mengungkapkan rasa gembira, kesal, sedih, dan

2)

sebagainya.
Fungsi referensial, apabila tumpuan pembicaraan pada konteks (context).

3)

Misalnya: jika kita membicarakan permasalahan dengan topik tertentu.


Fungsi puitik, apabila tumpuan pembicaraan pada amanat (missage).

Misalnya: jika kita menyampaikan suatu amanat atau pesan tertentu.


4)
Fungsi fatik, apabila tumpuan pembicaraan pada kontaks (contact).
Misalnya: apabila kita di dalam pembicaraan sekedar ingin mengadakan
kontak dengan orang lain.
5)
Fungsi metalingual, apabila tumpuan pembicaraan pada kode (code).
Misalnya: apabila kita berbicara masalah bahasa dengan pengguna bahasa
tertentu.
6)
Fungsi

konatif,

apabila

tumpuan

(addresce). Misalnya: apabila

kita

pembicaraan

pada

lawan

bicara

berbicara atau berbahasa dengan

tumpuan pada lawan tutur agar lawan bicara kita bersikap atau berbuat
sesuatu.
Dell Hymes mengembangkan fungsi-fungsi bahasa sebagai berikut:[10]

1)

Untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial. Misalnya, untuk


menulis surat lamaran, untuk ,emgajukan permohonan, untuk minta ijin, dan
sebagainya.

2)

Untuk menyampaikan pengalaman tentang keindahan, kebaikan, keluhuran


budi, keagungan dan sebagainya.

3)

Untuk mengatur kontak sosial, meisalnya, untuk tegur sapa, greeting,


salam, dan sebagainya.

4)

Untuk mengatur prilaku atau perasaaan diri sendiri, misalnya berdoa,


menghitung, dan sebagainya.

5)

Untuk mengatur prilaku atau perasaan orang lain,misalnya memerintah,


melawak, mengancam, dan sebagainya.

6)

Untuk mengungkapkan perasaan, misalnya memaki, memuji, menyeru, dan


sebagainya.

7)

Untuk menandaiprihal hubungan sosial, misalnya menyatakan ungguhungguh, tutur sapa, panggilan, dan sebagainya.

8)

Untuk menunjukan dunia di luar bahasa, misalnya membeda-bedakan,


menyusen, dan mengungkapkan berbagai bidang ilmu pengetahuan.

9)

Untuk mengajarkan berbagai kemampuan dan keterampilan.

10) Untuk menanyakan sesuatu kepada orang lain.


11) Untuk menguraikan tentang bahasa, misalnya untuk menguraikan tentang
morfem, fonem, alomorf, alofon, prase, klausa, dan sebagainya.
12) Untuk menghindarkan diri dengan cara mengemukakan kebenaran dan
alasan.
13) Untuk mengungkapkan suatu prilaku performatif, misalkan mengungkapkan
sesuatu sampbil melakukannya.
Sementara itu, dalam buku Sociolinguistics the study of societies, ada
beberapa fungsi lain yang penting dari bahasa yang belum diidentifikasi,
meskipun dapat dimasukkan dalam salah satu fungsi (makro). Fungsi ini
meliputi fungsi puitis dan metalinguistik bahasa.[11]
1)

Fungsi puitis bahasa

Fungsi puitis bahasa mengacu pada penggunaan bahasa dalam karya sastra,
seperti puisi, prosa, dan drama script, di mana bahasa digunakan untuk
menghasilkan beberapa efek estetika, baik oleh suara berima atau dengan
mengatur intonasi tertentu.
2)

Fungsi Metalinguistik Bahasa


Fungsi

metalinguistik

bahasa

adalah

penggunaan

bahasa

untuk

mendefinisikan atau menggambarkan bahasa itu sendiri. Dalam membuat


sebuah kamus misalnya, leksikografer yang menggunakan 'bahasa' untuk
mendefinisikan kata frase (bentuk bahasa), dan ketika guru berbicara
tentang tegang bahasa Inggris kepada siswa. Fungsi metalinguistik termasuk
dalam fungsi ideasional karena menggunakan bahasa dimaksudkan untuk
memberikan informasi baru, hanya informasi adalah bahasa itu sendiri.
Dua fungsi lain berbeda lain dari bahasa yang diidentifikasi dengan
mengambil perspektif yang berbeda yaitu fungsi bahasa performatif dan
fungsi bahasa historal-record.[12]
1)

Fungsi Performatif Bahasa


Fungsi performatif bahasa dapat ditemukan terutama di seremonial, ritual,
atau kegiatan lain yang berkaitan dengan ekspresi keyakinan pribadi atau
sosial. Fungsi performatif bahasa yang diidentifikasi dalam setiap ekspresi.
Dengan mengatakan aku bersumpah kepadamu, dengan bulan dan bintangbintang .

2)

Fungsi Historis-catatan Bahasa


Fungsi historis-record yang ditemukan dalam penggunaan bahasa dalam
teks atau bahan lainnya. Pribadi rekening bank-buku, bisnis-laporan, catatan
sejarah, adalah beberapa contoh di mana fungsi ini bahasa dapat ditemukan.
Dalam hal ini, menggunakan bahasa yang eksplisit rinci diperlukan, tetapi
penulis catatan tersebut tidak mengarahkan pembaca untuk membaca
tulisan sama sekali tidak mengharapkan tanggapan. Dengan demikian,
dalam fungsi tersebut sebenarnya tidak ada komunikasi dua arah yang
biasanya ditemukan dalam fungsi bahasa pesanan.

Meskipun beberapa ahli bahasa telah menyarankan label yang


berbeda untuk fungsi yang sama dan beberapa telah mengidentifikasi lebih
sedikit atau lebih (spesifik), semua telah sepakat bahwa jumlah yang tepat
dari fungsi bahasa yang sulit untuk identifikasi. Beberapa bahkan yakin
bahwa fungsi bahasa bisa sebanyak jumlah kegiatan yang bisa dilakukan.
Bahkan, bahasa selalu ditemukan dalam perilaku setiap manusia sadar itu.
Hal ini menyimpulkan bahwa fungsi bahasa tidak terhitung. Bahasa
berasal dari perilaku seseorang dan masukkan setiap sisi tindakan seseorang
dan ucapan. Hal ini pun menunjukkan bahwa dalam pengaturan sosial
bahasa kita digunakan untuk tujuan yang berbeda dan dalam berbagai
bentuk. Dengan kata lain, fungsi bahasa sangat bervariasi.

TEORI BELAJAR BAHASA


1. Belajar bahasa dan pemerolehan bahasa
A. Konsep belajar
Berdasarkan paham psikologi yang melandasinya, paling sedikit ada dua
jenis batasan yang banyak dikenal, yakni batasan belajar menurut psikologi
kognitif.
Batasan belajar yang dimaksud di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Belajar adalah perubahan prilaku yang relative permanen sebagai hasil
berlatih yang disertai penguatan (reinforcement) Kimble, 1963).
b. Belajar adalah proses perubahan prilaku suatu organisme akibat
pengalamannya (Gadge, 1984).
c. Belajar adalah proses pengaitan informasi baru terhadap struktur kognitif
yang sudah ada; proses bernalar dengan menggunakan logika deduktifinduktif, hubungan-hubungan lofis, rasional atau nonarbitrer (David Ausubel,
1968).
d. Belajar adalah proses perkembangan mental-intelektual seseorang dalam
upaya mengadaptasikan dirinya terhadap lingkungannya (Jean Piaget, 1976).
Beberapa prinsip atau karakteristik belajar paham kognitif diantaranya dapat
dirumuskan seperti berikut :

a.

Belajar merupakan rangkaian peristiwa kognitif, seperti berpikir, bernalar


baik secara deduktif maupun secara induktif, mengembangkan persepsi, dan
proses insigt (internalisasi).
b. Mengamati, memahami, mengidentifikasi, mengklasifikasikan, menganalisis,
dan menarik kesimpulan merupakan salah satu rangkaian peritiwa kognitif.
c. Ada hal-hal yang arbitrer dan alogis yang bisa dipelajari melalui rangkaian S
R Reinf, tetapi lebih banyak hal yang berupa hubungan logis-sistematis,
rasional dan nonarbitrer yang bisa dipelajari secara kognitif.
B.
Bahasa : Pengertian dan Fungsinya
1) Pengertian bahasa
Banyak batasan bahasa yang bisa diketengahkan. Dalam tulisan ini
dirasakan cukup dengan tiga batasan di bawah ini.
a. Bahasa adalah sebuah system lambing bunyi yang arbitrer yang
memungkinkan semua orang yang berada di sebuah budaya yang diwariskan
atau orang lain yang telah mempelajari system budaya tersebut (untuk)
berkomunikasi atau berinteraksi (Finocchiaro,1964).
b. Bahasa adalah sebuah system komunikasi dengan bunyi yang berproses
melalui organ pengucapan dan pendengaran antara anggota suatu
masyarakat yang diwariskan, serta memiliki makna yang konvensional dan
arbitrer (Pei, 1966).
c. Bahasa adalah sebuah system lambing bunyi yang arbitrer digunakan untuk
komunikasi manusia (Wardhaugh, 1972).
2) Fungsi bahasa
Fungsi bahasa secara umum adalah alat komunikasi. Michael Halliday
seorang tokoh sosiolinguistik (Brown, 1980: 194-195) merinci fungsi umum
tersebut menjadi tujuh fungsi detail, yaitu :
a. Fungsi Instrumental (The Instrumental Function)
Bahasa merupakan alat untuk memanipulasi lingkungan dan menyebabkan
kondisi atau peristiwa tertentu terwujud atau terjadi.
b. Fungsi Regulasi (Regulatory Function)
Bahasa sebagai alat pengontrol dan pengendalian atau pengaturan
peristiwa: diri sendiri maupun lingkungan.
c. Fungsi Representasional (The Represensational Function)
Bahasa merupakan alat untuk menyatakan fakta-fakta atau pengetahuan
tertentu.
d. Fungsi Interaksional (The Interactional Function)
Bahasa adalah alat untuk memenuhi kebutuhan sosial, memelihara
kemantapan hubungan antarpersonal. Fungsi bahasa ini ditandai dengan
digunakan sleng, jargon, alih bahasa, basa-basi dan yang sejenisnya.
e. Fungsi Personal (The Personal Function)
Bahasa mendukung fungsi menyatakan kepribadian, perangai, perasaan,
bahkan kebiasaan seseorang. Bahasa merupakan cermin karakteristik
penuturnya, termasuk cara berpikir, kemampuan berpikir, bahkan
kemampuan mengontrol emosinya.
f. Fungsi Heuristik (The Heuristik Function)

Bahasa mendukung fungsi sebagai alat pemerolehan pengetahuan dan


sebagai alat untuk mempelajari lingkungan. Fungsi ini kadang-kadang
muncul dalam bentuk pertanyaan untuk diperoleh jawaban.
g. Fungsi Imajenatif (The Imagenative Function)
Karena fungsi imajenatif bahasa, kita bisa bermimpi dengan bahasa : anakanak bisa berkhayal. Dunia perfilman, dunia pernovelan dan perpuisian
memerankan bahasa dalam konteks fungsi imajenatif.

Anda mungkin juga menyukai