Anda di halaman 1dari 108

LECTURE NOTES

Research Methodology

Week 1
Introduction to Research
Methodology

STAT6112 – Metodologi penelitian


LEARNING OUTCOMES

1. Peserta diharapkan mampu mendeskripsikan dasar – dasar metodologi penelitian dan


laporan penelitian

2. Peserta diharapkan mampu memilih teknik sampling dan desain penelitian

3. Peserta diharapkan mampu menyusun kuisioner, menentukan konsep skala pengukuran,


dan menyusun proposal penelitian

4. Peserta diharapkan mampu menginterpretasikan hasil dari perhitungan statistik

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

1. Pengenalan Metodologi Penelitian

2. Jenis – Jenis Penelitian Bisnis

3. Tahapan Proses Penelitian

STAT6112 – Metodologi penelitian


ISI MATERI

Pada topic minggu ke – 1 ini akan dijelaskan dengan rinci apa itu metodologi penelitian,
bagaimana suatu penelitian bisnis dilakukan dan bagaimana hubungan antara penelitian bisnis
dengan manajerial pengambilan keputusan. Salah satu kunci utama dari penelitian bisnis
adalah penelitian bisnis dapat dibedakan secara langsung berdasarkan kualitas keputusan
yang diambil oleh pengambil keputusan.
Peneliti berkontribus terhadap suatu proses pengamilan keputusan di beberapa kondisi
penting, antara lain :
1. Membantu untuk pemahaman yang lebih baik terhadap kondisi/situasi terkini
2. Mendefinisikan bagaimana suatu perusahan, misalnya bagaimana pelanggannya,
pesaingnya dan pandangan karyawan terhadap perusahaan
3. Menyediakan berbagai ide/gagasan untuk meningkatkan kegiatan bisnis
4. Mengidentifikasi berbagai strategi baru
5. Menguji ide – ide yang akan digunakan dalam implementasi strategi bisnis untuk
perusahaan
6. Menguji kebenaran teori bisnis terhadap situasi yang ada

Suatu kesempatan bisnis adalah situasi yang dapat membuat beberapa manfaat potensial
yang kompetitif. Misalnya saat ini marak penggunaan internet, maka sebagai suatu
kesempatan bisnis adalah situasi dimana kita sebagai pelaku bisnis dapat memanfaatkan
internet untuk menjalankan bisnis kita, sebagai contoh kita sebagai pemilik usaha kuliner
menyediakan jasa pemesanan via online sehingga memudahkan pelanggan untuk memesan
tanpa harus dating ke tempat kita.

Suatu masalah bisnis adalah situasi yang membuat beberapa konsekuensi negatif yang
signifikan

Suatu pengambilan keputusan adalah proses membangun dan memutuskan beberapa


alternative solusi untuk mengatasi masalah atau pemilihan keputusan dari beberapa

STAT6112 – Metodologi penelitian


kesempatan altenatif. Sutau proses pengambilan keputusan idaklah bisa langsung dilakukan
tanpa kita mendefinisakn problem atau masalah bisnis sebelumnya. Dimana masalah bisnis
akan muncul setelah kita mengidentifikasi adanya suatu peluang bisnis. Sehingga tahapan ini
merupakan tahapan urutan setelah menentukan masalah dan peluang bisnis. Sebagai contoh,
saat memutuskan menyediakan jasa pemesanan makanan via online, maka kita harus segara
mengambil keputusan siapa yang akan menjadi penanggung jawab dari pemesanan via online
tersebut. Sehingga saat ide ini sudah berjalan, akan bisa sesuai dengan harapan kita.

Symptom adalah keanehan yang diamati sebagai sinyal terhadap adanya permasalahan yang
disebabkan oleh masalah bisnis. Keanehan ini bisa muncul karena adaya perubahan perilaku
konsumen. Sebagai contoh sat kita menganggap bahwa kue pancong bisa menjadi peluang
bisnis karena kue ini memiliki pangsa pasar yang cukup besar, lalu seorang pengusaha kue
pancong gerobak mengembangkan bisnis kuenya ke dalam suatu bentuk kafe yang
menyediakan menu kue pancong dengan ekspekstasi hal ini akan menambah jumlah
pelanggan. Namun yang terjadi adalah saat ekspansi bisnis telah dilakukan dengan membuka
kafe kue pancong, jumlah pelanggan lebih sedikit dibanding saat masih berjualan dengan
gerobak. Fenomena ini yang disebut symptom.

Kepastian lengkap diartikan sebagai pembuat keputusan memiliki seluruh informasi yang
dibutuhkan untuk membuat suatu keputusan yang optimal
Ketidakpastian adalah pengambil keputusan mengamati secara umum objek tetapi
alternative informasi tidak terserdia / tidak lengkap

Ambiguitas adalah fenomena secara umum dari permasalahan iu sendiri tidak jelas atau tidak
bisa dideskripsikan

Penelitian bisnis dapat dikalsifikasikan berdasarkan teknik atau tujuannya.


Ada 3 macam jenis penelitian bisnis, yaitu :
1. Eksplorasi
2. Deskriptif
3. Kausal

STAT6112 – Metodologi penelitian


Penelitian eksplorasi adalah peneltian yang dilakukan untuk mengklarifikasi ambiguitas dari
situasi terkini atau mengeksplorasi peluang bisnis yang potensial, contohnya baru-bau ini
diumumkan ke publik bawa gedung baru KPK memiiki ruang tahanan untuk koruptor.
Penelitian eksplorasi yang bisa dilakukan adalah meneliti tentang tanggapan masyarakat
terhadap situasi tersebut.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan karakteristik dari
objek, orang, kelompok, organisasi atau suatu lingkungan, contohnya adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui tingkat pendapatan orang tua darai mahasiswa BINUS, sehingga
dengan penelitian deskriptif didaptkan gambaran tentang rata-rata pendapatan orang tua,
pendapatan paling tinggi dan pendapatan paling rendah.
Penelitian kausal adalah peneltian yang bertujuan untuk mengidientifikasi hubungan sebab
akibat contohnya adalah melakukan penelitian untuk mengetahui sebab – sebab terjadinya
kemacetan yang luar biasa di tol dalam kota Jakarta saat hari libur Natal kemarin. Diharapkan
dengan melakukan penelitian kausal, dapat ditemukan sebabnya sehingga dapat dicari solusi
untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Ada tiga nilai kritis dari suatu penelitian kasual, yaitu :


1. Temporal sequence adalah salah satu kriteria dari suatu penelitian kausal. Tempora
sequence berhubungan dengan urutan waktu dari suatu kejadian. Dengan kata lain,
adanya urutan dari kejadian kausal. Sebagi contoh dari temporal sequence adalah
sebab dari orang makan adalah lapar, sebab dari orang lapar adalah terlalu banyak
berpikir, sebab terlalu banyak berpikir adalah karena orang tersebut sedang memikul
tanggung jawab yang banyak. Sehingga komponen akibat yaitu makan, dipengaruhi
oleh bebrapa komponen sebab dimana komponen-komponen sebab tersebut memiliki
urutan waktu terjadinya

2. Concomitant variation terjadi jika ada dua kejadian yang saling berkorelasi secara
sistematis. Sebagai contoh kita ingin mengetahui mengapa jumlah penjual eskrim di
pantai meningkat saat musim panas. Ternyata didapatkan komponen sebabnya adalah
meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke pantai dan disebabkan karena
faktor cuaca yaitu musim panas.

STAT6112 – Metodologi penelitian


3. Nonsporious association adalah adanya kebenaran kovarians dari kejadian sebab dan
akibat, atau bisa juga terjadi pada variabel lain

Derajat Sebab-Akibat terdiri dari 3 tingkat, yaitu :


1. Kausalitas absolut yaitu komponen sebab dinyatakan sangat dibutuhkan dan cukup
untuk membawa suatu dampak atau akibat. Sebagai contoh, kenaikan nilai tukar rupiah
terhadap dolar AS mengakibatkan meningkatya harga tiket penerbangan ke luar negeri.
2. Kausalitas Kondisional yaitu komponen sebab dinyatakan sangat dibutuhkan namun
belum cukup untuk membawa suatu dampak atau akibat. Sebagai contoh apabila sore ini
hujan, biasanya ditandai dengan cuaca mendung saat siang hari, namun tak selamanya
hujan ditandai sengan cuaca mendung.
3. Kausalitas kontributori yaitu tingkat terendah dari derajat kausalitas. Namun kausal
kontributori masih menjadi konsep yang bermanfaat. Biasanya suatu komponen sebab
hanya menjadi komponen pelengkap dari suatu fenomena akibat, bukan menjadi
fenomena utama. Sebagai contoh, harga beras di pasaran naik pada bulan ini. Hal ini
disebabkan karena fenomena liburan panjang natal dan tahun baru. Komponen sebab
tersebut hanya sebagai komponen pelengkap karena komponen sebab yang utama adalah
banyak petani yang mengalami gagal panen sehingga stok beras menipis, mengakibatkan
harga beras di pasaran naik.

Derajat kausalitas ini menjadi poin penting saat kita melakukan penelitian kausal. Kita
sebagai peneliti diharapkan bisa mengidentifikasi tingat urgensi penelitian kita, semakin
tinggi derajat kausalitas maka penelitian kita bisa dianggap akan semakin berguna. Tujuannya
adalah untuk bisa mengidentifikasi dengan segera sebab-sebab yang menjadi latar belakang
dari sebuah fenomena akibat. Hal ini akan menjadi langkah awal untuk mencari solusi dari
permasalahan yang ada.

Selain penelitian, suatu bisnis dapat dilakukan dengan melakukan suatu percobaan bisnis
sebelumnya. Percobaan bisnis memegang peranan paling potensial untuk membangun
hubungan sebab akibat dari suatu permasalahan bisnis.

STAT6112 – Metodologi penelitian


Suatu percobaan bisnis dapat dilakukan melalui manipulasi dan tes pasar. Manipulasi disini
dilakukan dengan tujuan ilmiah, misalnya menurunkan/menaikkan tingkat kesalahan dalam
suatu penelitian pengujian hipotesis. Hal ini dilakuka sesuai dengan disiplin ilmu dari
penelitian tersebut.
Sedangkan tes pasar adalah menguji tanggapan pasar terhadap objek bisnis kita. Tes pasar
dapat dilakukan sebelum peluncuran produk (apabila kita mengembangkan suatu bisnis baru).
Jika respon pasar positif, maka kitadapat melanjutkan untuk mengeluarkan produk bisnis kita
di pasaran, sedangkan jika respon pasar negatif maka perlu dilakukan observasi dan
penijauan ulang terhadap objek bisnis kita.

Tahapan Proses Penelitian


Dalam melakukan suatu penelitian, penting bagi peneliti untuk memperhatikan tahapan-
tahapan yang harus dilakukan. Tahapan ini bisa menjadi pedoman jika nanti di akhir
peneltian terdapat hasil/kesimpulan yang tidak sesuai dengan hipotesis peneliti, sehingga saat
hal itu terjadi, peneliti tidak perlu mengulang seluruh tahapan penelitian dari awal, namun
hanya perlu mengidentifikasi di tahapan mana yang terjadi kesalahan sehingga menyebabkan
timbulnya kesimpulan yang tidak sesuai dengan hipotesis peneliti. Tahan-tahan daklam
proses penelitian yaitu :
1. Mendefinisikan tujuan penelitian
Tujuan penelitian menjadi poin utama dlam suatu penelitian. Karena dari tujuan
penelitian, kita dapat mengetahui arah dari suatu penelitian, penting dilakukan dengan
segera atau tidak, komponen penelitian yang dibutuhkan atau relevansi penelitian
terhadap kondisi terkini. Jadi diharapkan dalam merumuskn tujuan penelitian,
dinyatakan dalam suat kalimat yang jelas, mudah dipahami serta tidak menimbulkan
ambiguitas / dualisme pemahaman.
2. Menentukan desain penelitian
Setelah kita mementukan tujuan penelitin di tahap pertama, langkah berikutnya adalah
menentuka desain penelitian. Dalam hal ini yang dimaksud desain penelitian adalah
henis atau tipe penelitian apa yang akan kita gunakan sebagai peneliti untuk mencapai
tujuan penelitian di tahap pertama. Menentukan desain penelitian haruslah cermat,
desain dan tujuan penelitian harus selaras. Karena desain memegang peranan penting

STAT6112 – Metodologi penelitian


untuk menjawab permasalahan dalam penelitian dan mencapai tujuan penelitian.
Sebagai contoh kita ingin mengetahui tanggapan masyarakat terhadap vonis mati
tersangka kasus narkoba, maka desain yang tepat untuk tujuan penelitian ini adalah
penelitian eksplorasi, karena yang akan kita lakukan adalah mengeksplor pendapat-
pendapat masyrakat terhadap isu teserbut. Akan tidak sesuai jika kita menggunakan
penelitian kausal Karen yang kita teliti bukanlah sebab-sebab mengapa tersangka
tersebut akhirnya divonis mati.
3. Sampling
Tahap ketiga yaitu sampling. Tahapan ini bertujuan menentukan teknik pengambilan
sampel yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Secara garis besar, sampling
dibagi menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling.
Pengambilan sampel diperlukan untuk mendapatkan data tanpa harus melakukan
sensus kepada seluruh populasi. mengingat suatu penelitian memiliki batasan dari segi
waktu, biaya dan sumber daya manusianya.
4. Data collection
Tahap pengumpulan data dilakukan setelah peneliti memnetukan teknik sampling apa
yang digunakan dalam penelitiannya. Setelah itu, pengumpulan data dapat dilakukan
dengan berbagai teknik, bisa melalui survey dengan kuisioner, pengambilan data
sekunder, observasi atau percobaan.
5. Data analysis
Setelah data terkumpul, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan analisis data
sesuai dengan metode yang telah ditentukan berdasrkan permasalahan dan tujuan
penelitian. Tahapan analisis data dapat menggunakan metode statistic secara
deskriptif maupun inferensial.
6. Kesimpulan dan membuat laporan penelitian
Setlah hasil analisis data didaptkan, langkah terakhir dari suatu proses penelitian
adalah menarik kesimpulan dan menuangkan seluruh tahapan penelitian yang telah
kita lakukan ke dalam suatu laporan penelitian.

STAT6112 – Metodologi penelitian


SIMPULAN

Pada topik minggu pertama ini, kita mempelajari pengenalan terhadap sutu metodologi
penelitian. Apa itu definisi dari metodologi penelitian, apa saja yang perlu dilakukan saat
melakukan penelitian. Segala definisi dalam suatu metodologi penelitian dimulai dari
memntukan peluang bisnis, permasalahan bisnis, pengambilan keputusan hinggan symptom
dijelaskan sebelum kita memutuskan melakukan suatu penelitian. Tahapan dalam proses
penelitian diharapkan dapat menjadi pedoman bagi peneliti saat ingin melakukan suatu
penelitian.

STAT6112 – Metodologi penelitian


DAFTAR PUSTAKA

1. Zikmund, Babin, Carr, and Griffin. 2009. Business Research Methods. Thomson
South-Western. . ISBN:978-0324320626 , Chapter 1

2. http://www.limat.org/data/research/Research%20Methodology.pdf

STAT6112 – Metodologi penelitian


LECTURE NOTES

Research Methodology

Week 2
Problem Definition
The Foundation of Business Research

STAT6112 – Metodologi penelitian


LEARNING OUTCOMES

Peserta diharapkan mampu mendeskripsikan dasar – dasar metodologi penelitian dan


laporan penelitian

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

1. Proses pendefinisian masalah penelitian

2. Menetukan unit analisis

3. Menentukan variabel yang berhubungan

4. Menentukan pertanyaan penelitian dan hipotesis

5. Proposal Penelitian

STAT6112 – Metodologi penelitian


ISI MATERI

Pada topik minggu ke – 2 ini akan dijelaskan dengan rinci bagaimana tahapan menentukan
permasalahan dalam penelitian, dasar-dasar dari penelitian bisnis, hingga menuangkan ide
penelitian ke dalam suatu proposal penelitian. Beberapa poin yang berguna untuk penelitian
akan dijelaskan lebih rinci untuk bisa memahami kondisi bisnis saat ini. Seringkali suatu
penelitian memiliki kesalahan yang tidak terlalu jelas sehingga berakibat kepada manajemen
pengambilan keputusan.

Suatu pernyataan keputusan adalah pernyataan secara tertulis tentang pertanyaan yang
ingin ditemukan jawabannya oleh peneliti. Biasanya pertanyaan penelitian dikaitkan dengan
rumusan masalah dalam penelitian. Padahal dua tipe ini berbeda dalam konteks fungsi dan
definisinya.

Suatu keputusan masalah adalah proses mendefinisikan dan membangun suatu pernyataan
keputusan dan meningkatan objektivitas suatu penelitian. Dalam hal ini keputusan masalah
berkembang dari situasi dan kondisi terkini yang dirasa masih ada yang belum sesuai dengan
suatu disiplin ilmu, sehingga para peneliti mengembangkan permasalahan tersebut ke dalam
suatu keputusan masalah.
Sebagai contoh, turunnya harga BBM tetntunya disambut gembira oleh warga ibukota. Sudah
menjadi hal yang wajar jika kenaikan harga BBM tentnya akan diikuti dengan kenaikan harga
bahan makan pokok. Tetapi fenomena yang berbeda terjadi saat harga BBM mengalami
penurunan. Penurunan harga BBM tidak dikuti dengan penurunan harga bahan makanan
pokok. Hal ini tentunya menjadi pertanyaan bagi banyak khalayak, sehingga tidak salah jika
akhirnya dilakukan penelitian tentang hubungan antara harga BBM dengan harga bahan
makanan pokok. Suatu pertanyaan yang menjadi pertanyaan iilah yang disebut dengan suatu
keputusan masalah.

Suatu permasalahan dalam penelitian ada yang bersifat sederhana dan kompleks. Semakin
kompleks suatu permasalahan dalam penelitian, maka metode pemecahan atau analisis yang

STAT6112 – Metodologi penelitian


digunakan juga akan semakin rumit. Hal ini tentunya akan berdampak pada sumber daya,
waktu, dan biaya dalam pelaksanaan penelitian tersebut. Kompleksitas suatu masalah dalam
penelitian bisnis biasanya dibatasi oleh kualitas dari tahap pendefinisian masalah. Semakin
tinggi suatu tingkat permsalahan maka kualitas penelitian juga akan semakin meningkat dan
penelitian yang dilakukan akan semakin kompleks.

Bidang bisnis memiliki peluang yang cukup besar bagi para peneliti yang ingin
mengembangkan suatu penelitian. Kondisi dan situasi dalam dunia bisnis biasanya berulang
secara sistematis atau memiliki siklus. Siklus ini yang biasanya dijadikan acuan atau
pedoman bagi para pelaku bisnis untuk mengidentifikasi permasalahn dan menciptakan suatu
peluang bisnis. Suatu permasalahan bisnis yang terjadi secara rutin akan lebih mudah untuk
diidentifikasi penelitian apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Tidak jarang permasalahan yang sudah terjadi secara rutin bisa diatasi tanpa dilakukan suatu
penelitian tambahan. Suatu permasalahan dalam penelitian bisnis bisa diidentifikasi dari
perubahan secara mendadak pada situasi atau kondisi tertentu. Berbeda halnya jika perubahan
yang erjadi sangan minim informasi dan terjadi dengan membutuhkan waktu perubahan yang
cukup lama, itu kana menjadi lebih sulit untuk didefinisikan keputusan aktualnya dan
permasalahan bisnisnya.

Menentukan suatu permasalahan penelitian juga bisa didasarkan pada symptom yng terjadi.
Misalnya mengamati symptom berdasrkan frekuensi waktu,cakupan wilayah terjadinya, dan
kepada siapa saja symptom itu terjadi. Jika suatu symptom terjadi di beberapa wilayah yang
berbeda (tersebar di beberapa titik) akan menjadi lebih sulit untuk dinyatakan dalam satu
pernyataan masalah yang relevan. Lain halnya jika beberapa symptom terjadi secara
bersamaan tetapi masih dalam suatu cakupan masalah yang sama, ini akan lebih mudah untuk
dinyakan suatu permaalahannya.

Kerancuan dalam suatu penelitian sangatlah dihindari karena kerancuan atau ambiguitas akan
menimbulkan persepsi yang berbeda pada setiap individu sehingga banyak peneliti yang
sangat teliti dalam menyatakan permasalahan penelitian. Suatu symptom nyatanya juga bisa
saja mengalami suatu ambiguitas. Tentunya kondisi ini tidak diharapkan oleh peneliti. Jika

STAT6112 – Metodologi penelitian


hal ini terjadi,yang harus dilakukan peneliti adalah mencari kejelasan tentang kondisi yang
terjadi sehingga kondisi ambigu tersebut dapat dihilangkan.

Suatu masalah dalam dunia bisnis bisa terjadi karena kesalahan pada pelaku bisnis atau
perubahan kondisi sekitar. Selain itu permasalahan dapat terjadi karena adanya perbedaan
antara kondisi saat ini dengan kondisi lebih baik yang memungkinkan terjadi. Sehingga
muncul gap antara sesuatu yang terjadi saat ini dan sesuatu yang bisa saja lebih baik terjadi
pada suatu waktu.
Sebagai contoh akan djelaskan dalam ilustrasi berikut ini :

Harga tiket kereta api semakin tahun semakin merangkak naik. Hal ini tentunya menjadi
sorotan bagi PT. KAI selaku pelaku monopoli bisnis transportasi masal ini. Karena timbul
berbagai macam tanggapan terhadap meningkatnya harga tiket kereta api, pihak PT. KAI
ingin melakukan penelitian tentang tanggapan masyarakat terhadap pelayanan di dalam
stasiun ataupun kereta. Karena pihak PT. KAI mengidentifikasi adanya permasalahan yang
bisa dijadikan suatu dasar penelitian. Apakah yang menjadi prioritas para konsumen saat ini?
Harga tiket ataukah fasilitas dan kenyamanan. Karena adanya perbedaan yang terajdi di
kondisi saat ni dengan kondisi yang mungkin akan terjadi di masa mendatang. Misalnya saja
jika yang menjadi prioritas adalah harga tiket, maka bisa saja PT KAI melakukan penurunan
harga tiket di masa mendatang tetapi diiringi dengan penurunan fasilitas. Yang dimaksud
masalah adalah adanya perbedaan keadaan di masa yang sekarang dengan keadaan yang lebih
baik di masa yang akan datang. Bisa saja harga tiket yang mengalami penurunan di asa yang
akan dating dianggap sebagai jalan keluar yang lebih baik, namun akan muncul sebuah
masalah yaitu perbedaan fasilitas yang didapatkan yaitu akan terjadinya penurunan fasilitas
dengan adanya perbedaan harga tiket.

Suatu analisa kondisi atau situasi dilakukan dengan menggabungkan keseluruhan informasi
yang masih berhubungan untuk menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dengan lingkungan
demi kepentingan pengambilan keputusan oleh pengambil keputusan (decision maker).

STAT6112 – Metodologi penelitian


Dalam melakukan suatu penelitian, didasari oleh rumusan masalah dan pertanyaan penelitian.
Tahapan dalam merumuskan suatu penelitian adalah sebagai berikut :
1. Memahami situasi dan kondisi terkini
Pemahaman terkait situasi atau kondisi terkini sangatlah penting dalam merumuskan
suatu penelitian. Hal ini bertujuan untuk menjaga penelitian yang akan kita rancang
selalu ssuai dengan topic terkini yang sedang marak dibahas. Selain itu, topic
penelitian yang update, memungkinkan peneliti untuk bisa lebih mengembangkan
metode atau rumusan masalah sesuai dengan perkembangan dari suatu isu terupdate
di suatu masa. Hal ini tetntunya bisa menjadi nilai plus bagi penelitian kita, karena
penelitian kita bisa menjadi bahan diskusi untuk berbagai pihak yang berkaitan
sehingga memberikan peluang kepada peneliti untuk mempelajari lebih banyak lagi.

2. Mengidentifikasi permasalahan dari symptom yang terjadi


Permaslahan bisa muncul dari suatu kenahean yang terjadi, dimana keanehan dalam
suatu penelitian dinyatakan dalam symptom. Peneliti biasanya memiliki
rasakeingintahuan yang tinggi. Saat suatu fenomena terjadi, dia dapat mengangkap
keanehan sehingga bisa diangkat menjadi suatu permasalahan penelitian.

3. Nyatakan suatu keputusan dan hubungkan dengan tujuan penelitian


Dari permasalahan yang muncul berdasar keanehan yang terjadi, perlu dilakukan
suatu pengambilan keputusan yang dinyatakan dalam decision statement. Keputusan
ini akan menjadi dasar dari dilakukannya suatu penelitian sehingga untuk merancang
suatu penelitian, peneliti harus menghubungkan suatu keputusan dengan tujuan
penelitian yang relevan.

4. Tentukan unit analisisnya


Unit analisis adalah objek yang akan diamati dalam suatu penelitian.

STAT6112 – Metodologi penelitian


5. Tentukan variabel yang relevan
Langkah berikutnya, menentukan variabel apa saja yang akan dilakukan pengukuran
dalam penelitian. Dalam menentukan variabel, diharuskan memilih variabel yang
memiliki korespodensi dengan tujuan atau rumusan masalah dalam penelitian.

6. Tulis dan nyatakan pertanyaan penelitian dan/atau hipotesis penelitian


Tahap ini merupakan tahap penulisan proposal dimana peneliti menuangkan ide
penelitiannya ke dalam suatu bentuk karya tulis yang sistematis.

INTERVIEW
Interview merupakan salah satu teknik dalam melakukan penelitian kualitatif.
Interview biasanya berupa dialog atau percakapan dengan pengambil keputusan
sebagai salah satu bentuk usaha untuk mendapatkan pemahaman yang baik terhadap
situasi dan kondisi saat ini. Interview biasanya melibatkan dua orang atau lebih, yang
terdiri dari dua pihak, yang menginterview dan yang dienterview.
Beberapa petunjuk yang membantu yang dapat digunakan dalam interview adalah :
1. Bangun atau bentuk beberapa pernyataan permasalahan alternatif.
Hal ini membantu peneliti untuk bisa memiliki altrenatif materi untuk interview.
2. Sediakan beberapa solusi potensial untuk penyelesaian masalah.
Untuk penelitian yang benar-benar telah siap dilakukan, solusi yang
memungkinkan dari suatu masalah harus disediakan. Setelah mencocokkan
pernyataan keputusan dengan tujuan penelitian, pikirkan tetang solusi apa yang
mungkin saja bisa dihasilkan.
3. Buat daftar objek interview.
Daftar objek interview bisa didaptkan salah satunya dari suatu asosiasi yang
relevan dengan bidang penelitian. Lakukan interogasi untuk bisa menciptakan
pertanyaan-pertanyaan yang potensial dalam interview.
4. Berpikiran terbuka
Berpikiran terbuka sangatpenting dalam melakukan interview. Salah satunya
adalah untuk mempertimbangkan smua ide yang memungkinkan.

STAT6112 – Metodologi penelitian


UNIT ANALISIS
Unit analisis adalah apa dan siapa yang harus menyediakan infomasi atau data dan
bagaimana tingkat korelasinya antar informasi atau data terebut.

VARIABEL
Yang disebut variabel adalah segala macam yang dapat berubah atau mengalami
perubahan, dapat diukur dan biasanya memiliki satuan atau nilai. Variabel dalam
penelitian dibagai menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Variabel kontinyu
2. Variabel kategorik
3. Varibel pengklasifikasi

STAT6112 – Metodologi penelitian


SIMPULAN

Pada topik minggu kedua ini, kita mempelajari dasar dari suatu penelitian bisnis. Bagaimana
cara membangun suatu pernyataan masalah, pernyataan keputusan dan bentuk pertanyaan
penelitian. Sebelum menuangkan ide penelitian ke dalam suatu bentuk karya tulis yang
sistematis, hendaknya peneliti memahami bagaimana mengumpulkan komponen – komponen
penelitian yang dibutuhkan sebagai dasar penelitian. Selai itu dalam penelitian bisnis wajib
ditentukan unit analisisnya dan variabel yang relevan.

STAT6112 – Metodologi penelitian


DAFTAR PUSTAKA

1. Zikmund, Babin, Carr, and Griffin. 2009. Business Research Methods. Thomson
South-Western. . ISBN:978-0324320626 , Chapter 6

STAT6112 – Metodologi penelitian


LECTURE NOTES

Research Methodology

Week 3
Qualitative Research Tools

STAT6112 – Metodologi penelitian


LEARNING OUTCOMES

1. Peserta diharapkan mampu mendeskripsikan dasar – dasar metodologi penelitian dan


laporan penelitian

2. Peserta diharapkan mampu memilih teknik sampling dan desain penelitian

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

1. Pengertian Penelitian Kualitatif

2. Perbedaan Pennelitian Kualitatif dan Penelitian Kuantitatif

3. Dasar-dasar penelitian kualitatif

4. Teknik yang umum digunakan pada penelitian kualitatif

STAT6112 – Metodologi penelitian


ISI MATERI

Pada topik minggu ke – 3 ini akan dijelaskan dengan rinci apa yang dimaksud dengan
penelitian kualitatif, bagaimana menyusun sebuah penelitian kualitatif dan apa perbedaan
penelitian kualitatif dan kuantitatif. Diharapkan peneliti tida terjebak dalam kerancuan antara
penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.

PENELITIAN KUALITATIF
Beberapa poin penting yang perlu dipahami oleh seorang peneliti dalam melakukan
penelitian kuakitatif adalah :
1. Penenlitian kualitatif tidak terlalu fokus kepada angka atau nilai dalam pengukuran
variabelnya.
2. Penelitian kualitatif tidak melakukan suatu pengujian menggunakan metode statistic
3. Bersifat elaborasi, peneliti diperbolehkan menggali informasi lebih dalam terhadap
objek penelitian dengan tidak bergantung pada pengukuran numerik.
4. Lebih tidak terstruktur disbanding penelitian kuantitaif.

Depedensi dari peneliti sangat diperhatikan dalam suatu penelitian kualitatif. Karena pada
penelitian ini tidak menggunakan pengukuran secara statistik tetapi lebih ke elaborasi
terhadap informasi dari responden, sehingga diharapkan obejktivitas dari penelii lebih
diperhatkan agar tidak mempengaruhi hasil penelitian nantnya.

Beberapa alasan mengapa penelitian kualitatif dilakukan :


1. Ketika peneliti menemukan kesulitan untuk menentukan pernyataan masalah atau tujuan
penelitian yang spesifik.
Sebagai contoh : saat seorang peneliti ingin mengetahui pendapat atau respon
masyarakat atas dibangunnya MRT di Jakarta, karena dirasa terlalu sulit untuk
menyatakan permasalahan penelitian dan tujuan penelitian, maka bisa saja penelitian
kualitatif dilakukan. Hal ini untuk mengakomodasi sulitnya menentukan pernyataan
untuk permasalahn penelitian secara spesifik. Alternative yang dapat dilakukan adalah

STAT6112 – Metodologi penelitian


menyatakan permasalahan dari segi kualitas, isalnya tanggapan masyarakat, pendapat
atau elaborasi nformasi lainnya.
2. Ketika saat menentukan tujuan penelitian dibutuhkan pemahaman yang lebih detail dan
mendalam
Peneltian kualitatif sangat cocok dilakukan saat kondisi ini. Karena sifatnya yang
elaborative, penelitian kualitatif dapat dengan mudah membantu peneliti untuk menggali
informasi yang lebih dalam terkait suatu topik pnelitian yang nantinya informasi yang
didapatkan dapat digunakan untuk menentukan tujuan penelitian.
3. Ketika tujuan dari suatu penelitian adalah untuk mempelajari bagaimana fenomena
terjadi dengan secara alami.
Hal ini berkaitan dengan sifat penelitian kulaitatif yang elaboratif.
4. Ketika peneliti ingin mempelajari beberapa konteks penelitian yang saling berkaitan.
untuk menjaga independensi dari hasil penelitian, penelitian kualitatif sangat berperan
disini. Bisa jadi dengan menggunakan penelitian kuantitatif akan dihasilkan kesimpulan
bahwa variabel yang memiliki depdensi dengan variabel lain tidak bisa dilakukan
analisis. Sedangakn dengan menggunakan penelitian kualitatif, uji depdensi secara
statistic tidak diperhatikan.
5. Ketika dibutuhkan sutu pendekatan yng lebih update

PENELITIAN KUALITATIF
Menekankan pada elaborasi interpretasi dari sebuah fenomena tanpa bergantung pada
pengukuran secara numerik.

PENELITIAN KUANTITATIF
Suatu penelitian bisnis dikategorikan sebagai penelitian kuantitatif apabila penelitian
tersebut dilakukan melalui pendekatan secara empiris, yang terdiri dari pengukuran
secara numeric dan analisis secara matematik atau sttaistik.

STAT6112 – Metodologi penelitian


Penelitian Kualitatif Aspek Penelitian Penelitian Kuantitatif
mencakup idea atau Tujuan Umum melakukan pengujian
gagasan, umumnya hipotesis atau pertanyaan
digunakan pada penelitian penelitian yang spesifik
eksplorasi dengan tujuan
pnelitian yang umum
pengamatan dan Pendekatan pengukuran dan pengujian
interpretasi hasil
pengamatan
tidak terstruktur, format Pendekatan terstruktur , menyediakan
bebas (tidak terikat pada Pengumpulan Data respon secra kategorik
sutu bentuk tertentu),
sangat tergantung atau Indepedensi Peneliti peneiliti tidak
dipengaruhi oleh diperkenankan
subjetivitas peneliti, mempengaruhi responden,
peneliti bisa saja hasil penelitian harus
mempenharuhi responden objektif
jumlah sampel relative Sampel jumlah sampel relative
kecil besar
penelitian eksploaratif Paling sering digunakan penelitian deksriptif dan
kausal

DATA KUALITATIF DATA KUANTITATIF


umumnya berbentuk teks atau gambar umumnya berbentuk angka atau bilangin
fokus pada informasi berbentuk narasi fokus pada ekplorasi data
berkaitan dengan karakteristik objek berkaitan dengan pengujian suatu teori
penelitian

STAT6112 – Metodologi penelitian


Beberapa pendekatan dalam Penelitian Kualitatif
1. Induksi analitis
2. Pemetaan kognitif
3. Data display dan analisis
4. Analisis discourse
5. Feminist research
6. Grounded theory
7. Historiography
8. Analisis naratif
9. Phenomenography
10. Phenomenology
11. Template analysis

Beberapa pendekatan di atas bisa saja mengalami tumpang tindih di beberapa kasus.
Misalnya grounded theory merupakan salah satu pendekatan yang memiliki iterasi
sangat detail dan biasanya juga pada salinan interview sehingga melibatkan beberapa
aktivitas yang serup dengan phenomenography, dimana salinannya juga diinterogasi
oleh peneliti di setiap detail dan langkang iterasinya. Tujuan dari kedua metode
tersebut adalah untuk menggali ke dalam teks untuk mencari kategori atau tema pada
data yang bisa dibangun ke dalam suatu idea atau teori.

Ruang lingkup dari Metode Penelitian Kualitatif yang dapat digunakan pada
Topik Penelitian yang berbeda
1. Action research
2. Case study
3. Ethnographic research atau Participant Observation
4. Focus group
5. Interviews
6. Life history research
7. Participant diaries
8. Structured observation

STAT6112 – Metodologi penelitian


Penelitian dengan studi kasus akan melibatkan lebih dari satu cara penurunan data
tentang kasus tersebut atau unit dibawah bidang penelitian itu. Ini bisa saja termasuk
mengumpulkan data dan menganalisis dokumen, berbicara dengan masyarakat, data
survey, pengamatan partisipan, penelitian pelanggan dan masih banyak teknik
pengumpulan data lainnya yang menawarkan infomasi kualitatif tentang sebuah
kasus.

Penelitian Grounded Theory


Biasanya peneliti yang memutuskan melakukan penelitian grounded theory ini akan
menggunakan 2 pertanyaan kunci yaitu :
1. Apa yang sedang terjadi saat ini, disini?
2. Bagaimana hal tersebut bisa berbeda?

Focus Group Interview


Merupakan suatu forum yang tidak terstruktur namun semi-formal, interview yang
alurnya dibuat mengalir dengan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari kurang
lebih 6 sampai 10 orang.
Suatu fokus grup dipimpin oleh seorang moderator terlatih. Beberapa keuntngan atau
manfaat dari suatu fokus grup :
1. Relatif cepat dilakukan
2. Mudah untuk dieksekusi
3. Memberi kesempatan kepada responden untuk saling bertukar ide dengan
peserta lainnya
4. Menyediakan berbagai perspektif
5. Fleksibel dalam menyampaikan deksripsi yang lebih detail
6. Tingkat keamanan / kerahasiaan yang cukup tinggi

STAT6112 – Metodologi penelitian


Selain keuntungan, ternyata suatu fokus grup memiliki beberapa kekurangan,
diantaranya :
1. Suatu fokus grup mensyaratkan seorang moderator yang objektif, sensitive,
dan efektif. Hal ini sangatlah sulit bagi moderator untuk menjadi objektif di
kebanyakan topik fokus grup.
2. Fokus grup melahirkan atau menciptakan sampling yang unik dan tdak
familiar.
3. Meskipun tidak banyak isu dengan format online dimana responden dapat
menjadi seorang anonim, cara face to face secara tradisional mungkin saja
tidak berguna untuk mendiskusikan topik yang sensitif.
4. Fokus grup perlu dipertimbangkan mengingat dalam pelaksanaannya
membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

STAT6112 – Metodologi penelitian


SIMPULAN

Pada topik minggu ketiga ini, kita mempelajari tentang penelitian kualitatif. Apa itu definisi
dari penelitian kualitatif, bagaimana perbedaan penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif,
bagaimana menggunakan penelitian kualitatif dan teknik-teknik apa yang digunakan dalam
penelitian kualitatif. Memilih menggunakan penelitian kualitatif harus mempertimbangkan
beberapa alasan sehingga diharapkan pemilihan teknik yang digunakan disesuaikan dengan
tujuan penelitian.

STAT6112 – Metodologi penelitian


DAFTAR PUSTAKA

1. Zikmund, Babin, Carr, and Griffin. 2009. Business Research Methods. Thomson
South-Western. . ISBN:978-0324320626 , Chapter 3

2. http://www.ccs.neu.edu/course/is4800sp12/resources/qualmethods.pdf

STAT6112 – Metodologi penelitian


LECTURE NOTES

Research Methodology

Week 4
Survey Research

STAT6112 – Metodologi penelitian


LEARNING OUTCOMES

1. Peserta diharapkan mampu mendeskripsikan dasar – dasar metodologi penelitian dan


laporan penelitian

2. Peserta diharapkan mampu memilih teknik sampling dan desain penelitian

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

1. Pengertian survey pada penelitian

2. Penjelasan metode dalam penelitian bisnis

3. Penggunanaan survey pada penelitian kualitatif

STAT6112 – Metodologi penelitian


ISI MATERI

Pada topik minggu ke – 3 ini akan dijelaskan dengan rinci apa yang dimaksud dengan survey
pada penelitian, penggunaan survey pada penelitian kualitatif, dan teknik-teknik survey yang
sering digunakan pada penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian survey adalah untuk
mengumpulkan data primer yang dikumpulkan untuk penyelesaian suatu penelitian.

RESPONDEN adalah orang yang secara verbal menjawab pertanyaan dari interviewer atau
secara tertulis menyediakan jawaban atas pertanyaan interviewer.

SURVEY SAMPEL adalah bentuk yang lebih formal dari suatu survey, dengan maksud
menghubungi responden adalah bertujuan memperoleh sampel yang representatif, sampel
yang diambil adalah yang menjadi target populasi.

Data dibutuhkan untuk keperluan perencanaan, pelaksanaan/penentuan kebijakan,


pemantauan dan evaluasi kegiatan. Oleh sebab itulah penting untuk dilakukan pengumpulan
data guna menunjang kegiatan tersebut. Saat ini telah dilakukan berbagai cara pengumpulan
data dan salah satu yang terkenal dan sering digunakan adalah metode survei.
Survei adalah metode pengumpulan data dengan mengambil sebagian objek populasi tetapi
dapat mencerminkan populasi dengan memperhatikan keseimbangan antara jumlah variabel,
akurasi, tenaga, waktu dan biaya. Pengumpulan data dengan metode survei memiliki banyak
keuntungan yaitu :
1. Menghemat biaya dalam pengumpulan data
2. Pengumpulan dan penyajian data lebih cepat
3. Cakupan variabel lebih luas
4. Akurasi lebih baik
Namun disatu sisi, pengumpulan data dengan survei memerlukan kerangka sampel dan tidak
dapat menyajikan data wilayah kecil.

STAT6112 – Metodologi penelitian


Langkah-Langkah Pelaksanaan Survei
Tahapan Kegiatan survei meliputi :
1. Perencanaan
2. Persiapan
3. Pelaksanaan
4. Pengolahan
5. Penyajian

1 PERENCANAAN SURVEI (DESAIN SURVEI)


Penentuan obyek dan tujuan survei
Dilakukan secara menyeluruh dengan mempertimbangkan banyak hal, antara lain
materi yang akan dikumpulkan, teknik sampling, biaya, lapangan dan tenaga.
Dalam penentuan obyek dan tujuan survei, beberapa hal yang perlu dijabarkan
adalah : informasi yang dibutuhkan, domain penelitian dan penyajian, tabulasi,
dan derajat keakurasian. Disamping itu penentuan skala prioritas agar hasilnya
maksimal. Terkait dengan penentuan obyek dan tujuan survei, penting untuk
memperhatikan permasalahan mengenai :
 definisi variabel
 penentuan unit observasi, responden, unit analisis, unit sampling, dan unit
listing :
i. Unit sampling terdiri dari elemen-elemen, dalam sampling elemen,
setiap unit sampling mempunyai satu elemen, dalam sampling klaster,
unit sampling (klaster) terdiri dari satu elemen atau lebih
ii. Unit observasi, unit yg merupakan sumber informasi (data) atau
responden
iii. Unit analisis : "benda/manusia" yg dipelajari dlm suatu survei; unit
analisis dijelaskan oleh data yg dikumpulkan
 pemanfaatan hasil survey
 metode analisis

STAT6112 – Metodologi penelitian


Populasi dan target populasi
 Probability Sampling = disiplin ilmu, peluang terpilih dalam sampel, sampling
dan nonsampling error.
 Nonprobability Sampling = desainn sampel yag mengarah pada pertimbangan
disiplin ilmunya

Materi survei
Materi survei mencakup : cara mendapatkan informasi (data) , variabel dan daftar
isian (kuesioner) yang akan digunakan.
Adapun cara mendapatkan informasi :
 Catatan administrasi
 Observasi langsung
 Wawancara tatap muka
 Pengisisan sendiri (self enumeration)
 Pos, telepon, media computer, dll.

Masing-masing cara di atas mempunyai kelebihan dan kelemahan, perlu


dipertimbangkan dari sisi kebutuhan informasi, responden serta dana dan waktu
yang tersedia.

Variabel dan Daftar Isian


Penentuan variabel meliputi, variabel bebas/independent/explanatory dan variabel
tidak bebas/dependent/ response. Setelah penentuan variabel, hal yang perlu
dilakukan adalah mengaitkan variabel dengan penyusunan daftar isian (kuesioner)
dan buku pedoman, dan dengan time reference (periode refernsi).

Beberapa hal yang dipertimbangkan sebelum menentukan teknik sampling yang


sesuai :
 Penentuan target populasi
 Kerangka sampel yang tersedia beserta informasi pendukungnya

STAT6112 – Metodologi penelitian


 Metode sampling yang dapat diterapkan, penarikan sampel dan daftar
sampelnya
 Sampling eror dan prosedur estimasi

2. PERSIAPAN LAPANGAN
Hal-hal yang perlu disiapkan
 organisasi survei
 tahapan secara rinci beserta jadwalnya
 petugas ; syarat, pemilihan dan beban tugas
 materi survei dan pengolahan.

Hal-hal yang perlu dikaji


Materi yg diperlukan utk mendapatkan informasi :
 cara mendapatkan informasi dan petugas
 penyediaan daftar isian (kaitannya dengan unit sampel dan unit analisis)
 buku pedoman

Materi yg berkaitan dg petugas


 daftar sampel
 rekrutmen petugas dan alokasinya
 syarat dan beban petugas
 pelatihan petugas

Mekanisme pengelolaan dokumen


 penyiapan materi survei
 penyiapan materi survei utk lapangan
 pengiriman hasil survei

Penentuan periode survei dan waktu yg diperlukan


 waktu utk mendapatkan data di lapangan (periode survei)
 waktu yg diperlukan utk perjalanan ke responden
 waktu yg diperlukan utk wawancara

STAT6112 – Metodologi penelitian


Mekanisme pengawasan dan pemeriksaan
 kelancaran pelaksanaan lapangan ( penerangan, pendekatan ke responden)
 kualitas hasil pengumpulan data
 nonresponse, revisit dan cara mengatasinya

3. PELAKSANAAN LAPANGAN
Prosedur pelaksanaan lapangan penting untuk membuat jadwal untuk setiap kegiatan
dengan memperhatikan :
 sesuai dengan prosedur dan kriteria yg telah ditentukan
 mematuhi daftar sampel
 mematuhi jadwal waktu
 menjaga akurasi
 mengatasi nonresponse
 meneliti kelengkapan isian dan dokumen
 penyampaian hasil survey

Kegiatan yg dapat dilakukan bersamaan


Kegiatan yg baru dapat dilakukan setelah suatu kegiatan selesai :
 aspek ketergantungan, cari kegiatan yg "kritis" agar tidak terlambat
 kegiatan yg independen tetap perlu mengikuti jadwal

4. PENGOLAHAN
Beberapa hal yang penting diperhatikan pada saat melakukan pengolahan:
a Menetapkan prosedur, mekanisme dan petugas pengolahan
b Membuat panduan pengolahan
 coding berdasarkan klasifikasi yg ditentukan
 editing : pemeriksaaan kewajaran data dan konsistensi antar variabel (rule
validasi)
c Pengecekan pra komputer (ketelitian data / validasi) pemberian kode sesuai
buku panduan
d Perekaman data ke media computer

STAT6112 – Metodologi penelitian


e Pengecekan pasca komputer (komputerisasi/manual)
f Tabulasi dan pengecekan kewajaran hasil pengolahannya (penentuan faktor
pengali dan penimbang)
Pada tahap ini perlu dikaji secara khusus kewajaran hasil pengolahannya dan
kemungkinan implikasinya.

5. PENYAJIAN, DISEMINASI dan Analisis


meliputi :
 Seminar, diskusi dengan pihak terkait
 Publikasi dalam bentuk hard copy atau soft copy (media elektronik)
 Penyajian akurasi survei
 Analisis : Deskriptif dan Statistik / Inferensial

STAT6112 – Metodologi penelitian


SIMPULAN

Pada topik minggu keempat ini kita mempelajari survey yang digunakan pada penelitian.
Komponen atau instrument survey diharapkan dipenuhi dalam pelaksanaan suatu survey guna
mencapai tujuan penelitian. Konsep pemilihan jenis penelitian berpengaruh terhadap teknik
survey yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

STAT6112 – Metodologi penelitian


1. Zikmund, Babin, Carr, and Griffin. 2009. Business Research Methods. Thomson
South-Western. . ISBN:978-0324320626 , Chapter 3

2. http://www.sagepub.com/upm-data/43589_8.pdf

STAT6112 – Metodologi penelitian


LECTURE NOTES

Research Methodology

Week 5
Survey Research
(Part 2)

STAT6112 – Metodologi penelitian


LEARNING OUTCOMES

1. Peserta diharapkan mampu mendeskripsikan dasar – dasar metodologi penelitian dan


laporan penelitian

2. Peserta diharapkan mampu memilih teknik sampling dan desain penelitian

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

1. Pengertian interview secara umum

2. Pengertian interview menurut para ahli

3. Teknik interview atau wawancara

4. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara

STAT6112 – Metodologi penelitian


ISI MATERI

Pada topik minggu ke – 4 ini akan dijelaskan dengan rinci apa yang dimaksud dengan survey
dan interview sebagai salah sau teknik berkomunikasi dengan responden.

Survei adalah suatu teknik mengumpulkan informasi dari responden dengan cara
menanyakan sejumlah pertanyaan terstruktur kepada responden. Kunci dari pengumpulan
informasi adalah pada proses wawancara. Kecakapan pewawancara dalam berinteraksi
dengan responden ikut menentukan kualitas informasi yang dikumpulkan. Pewawancara
memiliki tugas pokok untuk membuat responden dapat berpartisipasi dalam survei dan
mencatat informasi dari responden.

Sedangkan wawancara adalah sebuah cara yang khusus dalam setting percakapan yang
terstruktur, yang masing-masing pewawancara dan responden memiliki batasan peran yang
dimainkan. Pengaruh pewawancara (interviewer) dalam keberhasilan suatu survei dapat
dilihat dalam 3 (tiga) kondisi, yaitu pewawancara memerankan suatu peranan yang utama di
dalam tingkat jawaban (response rate) yang diperoleh. Kedua, pewawancara bertanggung
jawab untuk menginisasi (initation) dan memotivasi responden. Ketiga, pewawancara dapat
menangani bagian-bagian interaksi wawancara dan proses tanya jawab yang standar dan tidak
bias. Kunci sukses wawancara adalah pewawancara mampu mengajak responden untuk
berpartisipasi dalam wawancara, menjamin kerahasiaan serta berhasil menerangkan secara
baik tujuan yang dilakukan.

Teknik Wawancara Umum untuk Survei


Suksesnya wawancara tergantung dari banyak hal, antara lain tingkat sensibilitas, taktik, kiat,
kemampuan hubungan personal dan kepribadian dan juga memahami prosedur yang telah
ditetapkan sebelumnya.

STAT6112 – Metodologi penelitian


1. Membangun hubungan baik dengan responden, hal ini pewawancara membuat
responden dapat merasa terbantu untuk membuat perannya, dapat memahami instruksi
yang diberikan secara jelas, memperkuat kinerja, dan menyiapkan sikap yang ramah
dan bersahabat serta masih dalam batas interaksi sosial yang profesional.
2. Mempertahankan kenetralan, pewawancara tetap bersikap obyektif, dan profesional,
karena sikap pewawancara akan mempengaruhi persepsi responden mengenai sebuah
pertanyaan.
3. Mempertahankan diri dan menjelaskan tujuan survei, kehadiran pewawancara
pertama kali dengan kandidat responden adalah tugas yang tidak ringan karena saat
itulah kontrak pertama kali untuk berinteraksi dengan responden.
4. Mengajak responden bekerjasama, pewawancara mempunyai sikap peka terhadap
situasi wawancara, melakukan pendekatan manusiawi, melalui sikap empati dan
segera menyesuaikan diri dengan responden dan dapat menerima sebagaimana
adanya.
5. Probing adalah teknik yang digunakan oleh pewawancara untuk merangsang pikiran
responden sehingga memperoleh informasi lebih banyak, dalam hal ini pewawancara
harus mampu komunikatif, rileks, interaktif, akrab dan kritis tapi tidak memojokkan
responden dan tidak bernada interogasi.
6. Mencatat hasil wawancara, suatu pengisian kuesioner yang baik harus hanya mencatat
apa yang dikatakan responden, tidak menafsirkan jawaban, dengan catatan

Interview atau wawancara survey tidak lain adalah penggunaan metode wawancara dalam
kegiatan survey untuk tujuan pengumpulan data/informasi terkait topik/permasalahan yang
akan diteliti. Tidak jauh bereda dengan wawancara pada umumnya, dalam wawancara survey
berlangsung proses interview, dimana terdapat 2 (dua) pihak dengan kedudukan yang
berbeda. Pihak pertama berfungsi sebagai penanya, disebut pula sebagai interviewer, sedang
pihak kedua berfungsi sebagai pemberi informasi (Information supplyer), interviewer atau
informan. Interviewer mengajukan pertanyaan-pertanyaan, meminta keterangan atau
penjelasan, sambil menilai jawaban-jawabannya. Sekaligus ia mengadakan paraphrase
(menyatakan kembali isi jawaban interviewee dengan kata-kata lain), mengingat-ingat dan
mencatat jawaban-jawaban. Disamping itu juga menggali keterangan-keterangan lebih lanjut
dan berusaha melakukan “probing” (rangsangan, dorongan) untuk memperoleh informasi
lebih lengkap dan akurat.

STAT6112 – Metodologi penelitian


Pihak interviewer diharap mau memberikan keterangan serta penjelasan, dan menjawab
semua pertanyaan yang diajukan kepadanya. Kadang kala bahkan membalas dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan pula. Hubungan antara interviewer dengan interviewee
itu disebut sebagai “a face to face non-reciprocal relation” (relasi muka berhadapan muka
yang tidak timbal balik). Maka interview ini dapat dipandang sebagai metoda pengumpulan
data dengan tanya jawab sepihak, yang dilakukan secara sistematis dan berdasarkan tujuan
research (Kartono, 1980).

Menurut Banister dkk. (dalam Poerwandari, 1998) wawancara adalah percakapan dan tanya
jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila
peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang
dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan
eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan
lain.

Menurut Denzin & Lincoln (1994) interview merupakan suatu percakapan, seni tanya jawab
dan mendengarkan. Ini bukan merupakan suatu alat yang netral, pewawancara menciptakan
situasi tanya jawab yang nyata. Dalam situasi ini jawaban-jawaban diberikan. Maka
wawancara menghasilkan pemahaman yang terbentuk oleh situasi berdasarkan peristiwa-
peristiwa interaksional yang khusus. Metoda tersebut dipengaruhi oleh karakteristik individu
pewawancara, termasuk ras, kelas, kesukuan, dan gender.

Ada dua cara membedakan tipe wawancara dalam tataran yang luas: terstruktur dan tak
terstruktur atau baku dan tak baku. Dalam wawancara standar (terstruktur), pertanyaan-
pertanyaan, runtunannya, dan perumusan kata-katanya sudah “harga mati”, artinya sudah
ditetapkan dan tak boleh diubah-ubah. Mungkin pewawancara masih memiliki kebebasan
tertentu dalam mengajukan pertanyaan, tetapi itu relatif kecil. Kebebasan pewawancara itu
telah dinyatakan lebih dulu secara jelas. Wawancara standar mempergunakan tahapan

STAT6112 – Metodologi penelitian


wawancara yang telah dipersiapkan secara cermat untuk memperoleh informasi yang relevan
dengan masalah penelitian.

Wawancara tak standar bersifat lebih luwes dan terbuka. Meskipun pertanyaan yang diajukan
oleh maksud dan tujuan penelitian, muatannya, runtunan dan rumusan kata-katanya terserah
pada pewawancara. Singkatnya wawancara tak standar atau wawancara tak terstruktur
merupakan situasi terbuka yang kontras dengan wawancara standar atau terstruktur yang
tertutup. Ini tidaklah berarti bahwa wawancara tak standar adalah suatu yang gampang-
gampangan saja. Wawancara jenis ini pun haruslah direncanakan secara cermat sebagaimana
halnya wawancara standar. Dalam hal ini yang kita perhatikan memang hanya wawancara
standar. Akan tetapi, diakui bahwa banyak masalah penelitian sering kali membutuhkan tipe
wawancara kompromi, yakni pewawancara diijinkan untuk menggunakan pertanyaan-
pertanyaan alternatif yang dinilainya cocok untuk responden tertentu dan pertanyaan tertentu.

Dengan demikian dapat disimpulkan wawancara (interview) survey merupakan suatu


kegiatan tanya jawab dengan tatap muka (face to face) antara pewawancara (interviewer)
dengan yang diwawancarai (interviewee), dengan tujuan untuk memperoleh data/informasi
tentang persepsi, opini, pendapat ataupun sikap dari yang diwawancarai terkait dengan
masalah yang diteliti.

TEKNIK WAWANCARA
 Wawancara Mendalam
Teknik wawancara mendalam (in depth interview) pada prinsipnya adalah wawancara
dimana penelitian dan responden bertatap muka langsung di dalam wawancara yang
dilakukan. Peneliti mengharapkan perolehan informasi dari responden mengenai suatu
masalah yang ditelitinya, yang tidak dapat terungkap melalui penggunaan teknik
kuesioner. Oleh karena itu dalam pelaksanaan wawancara mendalam, pertanyaan-
pertanyaan yang akan dikemukakan kepada responden tidak dapat dirumuskan secara
pasti sebelumnya, melainkan pertanyaan-pertanyaan tersebut akan banyak bergantung
dari kemampuan dan pengalaman peneliti untuk mengembangkan pertanyaan-
pertanyaan lanjutan sesuai dengan jawaban responden.

STAT6112 – Metodologi penelitian


Dengan perkataan lain di dalam wawancara mendalam berlangsung suatu diskusi
terarah diantara peneliti dan responden menyangkut masalah yang diteliti. Di dalam

diskusi tersebut peneliti harus dapat mengendalikan diri, sehingga tidak menyimpang
jauh dari pokok masalah serta tidak memberikan penilaian mengenai benar atau
salahnya pendapat atau opini responden. Melihat jenis pertanyaan yang digunakan
dalam teknik wawancara mendalam maka jenis pertanyaan yang digunakan adalah
pertanyaan terbuka.
Dibandingkan dengan pertanyaan tertutup, jenis pertanyaan terbuka mempunyai
kelebihan-kelebihannya misalnya memungkinkan perolehan variasi jawaban sesuai
dengan pemikiran responden; responden dapat memberikan jawabannya secara lebih
terinci serta responden diberikan kesempatan mengekspresikan caranya dalam
menjawab pertanyaan. Serentak dengan itu terdapat pula kelemahan pertanyaan
terbuka, misalnya: kemungkinan terdapatnya jumlah yang cukup besar dari jawaban
yang tidak relevan serta jawaban responden yang tidak standar atau baku sehingga
mempersulit pengolahan data. Seringkali pula peneliti harus pandai-pandai
menanyakan responden untuk memperoleh jawaban misalnya dengan
mempergunakan teknik-teknik probing (mengorek jawaban responden agar terarah
pada tujuan penelitian).

Kriteria Penulisan Pertanyaan


Menurut Kerlinger (1990) berdasarkan pengalaman penelitian telah dikembangkan
kriteria atau tata aturan penulisan pertanyaan. Terdapat 7 (tujuh) hal yang harus
diperhatikan dalam menyusun pertanyaan, sebagai berikut :
1. Apakah pertanyaan ini berkaitan dengan masalah penelitian dan sasaran-sasaran
penelitian ? Kecuali pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh informasi faktual
dan sosiologis, semua pertanyaan dalam pedoman wawancara harus mempunyai
fungsi tertentu dalam masalah penelitiannya. Ini berarti bahwa kegunaan setiap
pertanyaan adalah untuk memancing informasi yang dapat digunakan untuk
menguji hipotesis/pertanyaan penelitian.

STAT6112 – Metodologi penelitian


2. Tepatkan tipe pertanyaan ini ? Ada informasi tertentu yang dapat diperoleh
dengan sebik-baiknya bila menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka–alasan
perilaku, itikad/niat, dan sikap. Sebaiknya informasi lain tertentu dapat
diperoleh dengan lebih cepat dan efisien bila kita menggunakan pertanyaan
tertutup. Jika yang diminta responden hanyalah menyatakan pilihan yang lebih
disukai di antara dua alternatif atau lebih, sedangkan alternatif-alternatif itu
dapat diungkapkan secara jernih, sungguh tidak efisien bila kita menggunakan
pertanyaan terbuka.
3. Apakah butir pertanyaan itu jelas dan tidak mengundang tafsir majemuk? Suatu
pertanyaan yang tidak ambigu adalah yang tidak memungkinkan atau
mengundang tafsir yang berlainan serta jawaban yang berbeda-beda sebagai
hasil dari tafsir majemuk itu. Pertanyaan yang bersifat ambigu apabila
pertanyaan itu menyodorkan 2 (dua) kerangka acuan atau lebih. Contoh:
“Bagaimana perasaan anda mengenai pengembangan suatu sistem transit kilat
antara pusat kota dengan daerah pemukiman perkotaan, dan pengembangan
kembali wilayah pemukiman di pusat kota?” Andaikan responden tidak
mengalami kesulitan oleh kerumitan dan alternatif-alternatif yang diajukan oleh
pertanyaan itu, dia tidak akan dapat menjawab dengan menggunakan satu
kerangka pikir dan pemahaman yang sama mengenai apa yang diinginkan oleh
penanya. Ambiguitas dapat pula muncul dalam pertanyaan-pertanyaan yang jauh
lebih sederhana, misalnya: “Bagaimana kehidupan anda bersama keluarga anda
tahun ini?” Ini dapat membingungkan responden untuk menjawab karena tidak
jelas hal apa yang ingin diketahui oleh peneliti, apakah hal keuangan,
kebahagiaan, perkawinan, kesehatan, status atau apa?
4. Apakah pertanyaan itu menggiring responden untuk memberikan alternatif
jawaban tertentu? Pertanyaan semacam ini tidak menjamin adanya validitas
(untuk penelitian kualitatif disebut kredibilitas). Misalnya anda membuat
pertanyaan: “Apakah anda telah membaca tulisan-tulisan tentang situasi
pendidikan di daerah ini ?” Anda mungkin akan mendapatkan jawaban “Ya”
oleh sebagian besar dari responden, bila ditujukan kepada sekelompok
responden. Mengapa? Karena pertanyaan ini mencerminkan tidak baik apabila
orang tidak membaca artikel mengenai situasi pendidikan di daerah itu.

STAT6112 – Metodologi penelitian


5. Apakah pertanyaan ini menuntut pengetahuan dan informasi yang tidak dimiliki
oleh reponden ? Untuk menjaga agar tidak ada jawaban yang tidak valid karena
kurangnya informasi, akan bijaksana apabila kita menggunakan pertanyaan-
pertanyaan saringan. Sebelum responden ditanya pendapatnya tentang
UNESCO, seyogya ditanya lebih dahulu apakah dia mengetahui apa UNESCO
itu dan apa artinya. Terdapat kemungkinan pendekatan lain. Seyogyanya
diberikan penjelasan singkat terlebih dulu tentang UNESCO, baru kemudian
responden diminta pendapatnya tentang UNESCO.
6. Apakah pertanyaan ini menuntut ihwal yang bersifat pribadi dan peka sehingga
responden mungkin menolak menjawabnya? Diperlukan teknik-teknik khusus
untuk memperoleh informasi yang bersifat pribadi, peka, atau kontroversial.
Pertanyaan tentang penghasilan misalnya dan hal-hal lain yang bersifat pribadi
hendaknya diletakkan di bagian belakang dalam wawancara, yaitu setelah
tercapai kedekatan dan keakraban/hubungan yang baik (rapport) antara
pewawancara dengan responden. Apabila menanyakan sesuatu yang secara
sosial tidak disetujui, hendaknya anda tunjukkan bahwa sebagian orang
berpandangan tertentu, sementara orang-orang lain berpandangan yang
sebaliknya. Janganlah sampai membuat responden menyangkal atau menolak
dirinya sendiri.
7. Apakah pertanyaan ini menyiratkan hal-hal yang dianggap baik atau buruk oleh
masyarakat? Orang cenderung untuk memberikan jawaban yang sesuai dengan
yang dipandang baik oleh umum, jawaban-jawaban yang menunjukkan atau
mencerminkan kesetujuan pada tindakan-tindakan atau hal-hal yang umumnya
dinilai baik. Misalnya menanyakan kepada seseorang mengenai perasaannya
terhadap kanak-kanak. Setiap orang diharap mengasihi anak-anak. Jika kita
tidak hati-hati, kita akan mendapatkan jawaban stereotip atau klise mengenai
anak-anak dan kasih sayang. Juga, jika kita menanyakan apakah seseorang
menggunakan hak pilihnya, kita harus hati-hati karena setiap orang diharapkan
menggunakan hak pilihnya. Begitu pula jika kita menanyakan kepada orang
tentang reaksinya terhadap kelompok minoritas, kita menghadapi resiko
mendapatkan jawaban yang tidak valid (kredibel). Kebanyakan orang yang
berpendidikan, entah bagaimana sikap mereka yang sesungguhnya, menyadari
bahwa prasangka terhadap minoritas merupakan sesuatu yang tidak dibenarkan.

STAT6112 – Metodologi penelitian


Demikianlah maka pertanyaan yang baik adalah yang tidak mengarahkan
responden untuk mengungkapkan sentimen-sentimen yang dipandang baik
secara sosial belaka. Karena itu kitapun hendaknya tidak mengajukan
pertanyaan tertentu sehingga responden terpojok untuk memberikan jawaban
yang secara sosial dipandang tidak baik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pewawancara (interviewers) saat pelaksanaan


wawancara di lapangan, diantaranya adalah sebagai berikut :
 Jangan pernah “terjebak” dalam penjelasan yang panjang dari studi itu; gunakan
penjelasan standar yang diberikan peneliti. (“Never get involved in long explanations
of the study; use standard explanation provided by supervisor”).
 Jangan pernah menyimpang dari pengantar studi yang sudah disampaikan, baik urutan
pertanyaan atau rumusan pertanyaan. (“Never deviate from the study introduction,
sequence of questions, or question wording”).
 Jangan pernah membiarkan individu lain melakukan interupsi wawancara,
membiarkan individu lain menjawab untuk responden, atau memberikan saran, atau
pandangannya pada pertanyaan itu. (“Never let another person interupt the interview;
do not let another person answer for the respondent or offer his or her opinions on
the questions”).
 Jangan pernah mengarahkan suatu jawaban dan setuju atau tidak setuju dengan
jawaban uang akan diberikan. Jangan memberikan kepada responden suatu ide dari
pandangan pribadi anda pada topik dari pertanyaan atau survey. (“Never suggest an
answer or agree or disagree with an answer. Do not give the repondent any idea of
your personal views on the topic of questions or survey”).
 Jangan pernah menafsirkan arti suatu pertanyaan, cukup hanya mengulangi
pertanyaan dan memberikan instruksi atau klarifikasi seperti yang diberikan dalam
latihan atau dijelaskan oleh peneliti. (“Never interpret the meaning of a question; just
repeat the questions and give instructions or clarifications that are provided in
training or by supervisors”).
 Jangan pernah memperbaiki, seperti menambahkan kategori-kategori jawaban, atau
membuat perubahan pada susunan kata-kata. (“Never improvise, such as by adding
answer categories, or make wording changes”) (Denzin & Lincoln, 1994).

STAT6112 – Metodologi penelitian


SIMPULAN

Pada topik minggu kelima ini kita mempelajari tentang interview atau wawancara sebagai
salah satu cara atau teknik berkomunikasi dengan responden. Penelitian survey sangat erat
kaitannya dengan pengumpulan data secara primer sehingga interview merupakan salah satu
teknik yang sering digunakan dalam penelitian survey.

STAT6112 – Metodologi penelitian


DAFTAR PUSTAKA

1. Zikmund, Babin, Carr, and Griffin. 2009. Business Research Methods. Thomson
South-Western. . ISBN:978-0324320626 , Chapter 3

2. http://www.sagepub.com/upm-data/43589_8.pdf

STAT6112 – Metodologi penelitian


LECTURE NOTES

Research Methodology

Week 6
Measurement and Scaling Concepts
(Part 1)

STAT6112 – Metodologi penelitian


LEARNING OUTCOMES

1. Peserta diharapkan mampu mendeskripsikan dasar – dasar metodologi penelitian dan


laporan penelitian

2. Peserta diharapkan mampu menyusun kuisioner, menentukan konsep skala pengukuran,


dan menyusun proposal penelitian

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

1. Pengertian interview secara umum

2. Pengertian interview menurut para ahli

3. Teknik interview atau wawancara

4. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara

STAT6112 – Metodologi penelitian


ISI MATERI

Pada topik minggu ke – 6 ini akan dijelaskan dengan rinci apa yang dimaksud dengan skala
pengukuran data beserta contohnya dan teknik penskalaan data.

Skala Pengukuran Data.


Berdasarkan jenis skala pengukuran data, data kuantitatif dikelompokkan ke dalam empat
jenis yang memiliki sifat berbeda. Sedangkan definisi dari skala pengukuran merupakan
prosedur pemberian angka pada suatu objek agar dapat menyatakan karakteristik dari objek
tersebut.
1. SKALA NOMINAL
Skala yang diberikan pada suatu objek yang tidak menggambarkan kedudukan objek
atau kategori tersebut terhadap objek atau kategori lainnya, tetapi hanya sekedar label
atau kode saja.
Misalnya:
Gender : 1 = laki-laki
2 = perempuan
Pendidikan : 1 = untuk tingkat SLTP
2 = untuk tingkat SMU
3 = untuk tingkat perguruan tinggi
Keterangan.
Angka 1 dan 2 atau 3 pada skala pengukuran ini tidak ada artinya, bahwa angka angka
3 lebih tinggi kedudukannya daripada angka 2 begitu juga sebaliknya. Angka tersebut
hanya sebatas identifikasi saja terhadap suatu objek.

Adapun cirri-ciri dari skala tersebut adalah :


a Kategori data bersifat saling lepas (satu objek hanya masuk pada satu
kelompok saja)
b Kategori data tidak disusun secara logis

STAT6112 – Metodologi penelitian


2. SKALA ORDINAL
Data yang disusun secara berjenjang mulai dari tingkat terendah sampai ke tingkat
tertinggi atau sebaliknya dengan jarak/rentang yang tidak harus sama. Data ini setiap
jenjangnya memiliki sifat yang berbeda.
Misalnya.
Tingkat pendidikan diurutkan berdasarkan jenjang pendidikan
Taman kanak-kanak =1
Sekolah Dasar (SD) =2
Sekolah Menengah Pertama =3
Sekolah Menengah Atas =4
Sarjana =5
Analisis data di atas menunjukkan pendidikan TK dengan nomor urut 1 lebih rendah
disbanding dengan tingkat pendidikan SD nomor urut 2 dan SD lebih rendah
disbanding SMP.

3. SKALA INTERVAL
Skala interval suatu skala dimana objek dapat diurutkan berdsarkan suatu atribut
tertentu, dimana jarak/interval antara tiap objek sama. Pada skala ini yang
dijumlahkan bukanlah kuantitas atau besaran melainkan interval dan tidak terdapat
nilai nol.
Misalnya.
Pengukuran instrument penelitian.
Dalam banyak kegiatan penelitian data diperoleh sering melalui kuesioner untuk
menilai sikap atau perilaku sering dinyatakn dengan data interval, setelah alternative
jawabannya diberi skala yang setara dengan data interval.
Contoh.
Jawaban: STS TS N S SS
1 2 3 4 5
Keterangan.
STS : sangat tidak setuju
TS : tidak setuju

STAT6112 – Metodologi penelitian


N : netral
S : setuju
SS : sangat setuju
Interval antara STS dan TS atau S dan SS adalah sama

4. SKALA RASIO
Suatu skala yang memiliki sifat-sifat skala nominal, skla nominal dan skala interval
dilengkapi dengan titik nol absolute dengan makna empiris. Karena terdapat angka
nol maka pada skala ini dapat dibuat perkalian atau pembagian. Sifat yang
membedakan data skala rasio dengan nominal, ordinal dan interval dapat dilihat
melalui contoh ini.
Contoh: panjang suatu benda dalam ukuran meter dinyatakan dalam rasio
a Panjang benda 1 meter dengan 2 meter sangat berebda nyata, sehingga dapat
dibuat kategori benda yang berukuran 1 meter dan 2 meter (sifat data nominal)
b Ukuran panjang benda mulai dari yang terpendek sampai yang paling panjang
(sifat data ordinal)
c Perbedaan antara panjang benda 1 meter dengan 2 meter memiliki perbedan
yang sama antara panjang benda 2 meter dengan 3 meter (sifat data interval)
d Kelebihan sifat yang dimiliki data rasio ada dua hal, yaitu data rasio memiliki
angka 0 meter, artinya tidak ada benda yang diukur dan benda yang memiliki
panjang 4 meter, 2 kali lebih panjang dari benda yang memiliki panjang 2
meter. Kedua hal tersebut tidak dimiliki oleh jenis data nominal, ordinal, dan
interval.

PENGERTIAN VALIDITAS
Menurut Azwar (1986) Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi
apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang
sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki

STAT6112 – Metodologi penelitian


validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.

Terkandung di sini pengertian bahwa ketepatan validitas pada suatu alat ukur tergantung pada
kemampuan alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.
Suatu tes yang dimaksudkan untuk mengukur variabel A dan kemudian memberikan hasil
pengukuran mengenai variabel A, dikatakan sebagai alat ukur yang memiliki validitas tinggi.
Suatu tes yang dimaksudkan mengukur variabel A akan tetapi menghasilkan data mengenai
variabel A’ atau bahkan B, dikatakan sebagai alat ukur yang memiliki validitas rendah untuk
mengukur variabel A dan tinggi validitasnya untuk mengukur variabel A’ atau B

Pengertian validitas juga sangat erat berkaitan dengan tujuan pengukuran. Oleh karena itu,
tidak ada validitas yang berlaku umum untuk semua tujuan pengukuran. Suatu alat ukur
biasanya hanya merupakan ukuran yang valid untuk satu tujuan yang spesifik. Dengan
demikian, anggapan valid seperti dinyatakan dalam “alat ukur ini valid” adalah kurang
lengkap.
Validitas suatu instrumen banyak dijelaskan dalam konteks penelitian sosial yang variabelnya
tidak dapat diamati secara langsung, seperti sikap, minat, persepsi, motivasi, dan lain
sebagainya. Untuk mengukur variabel yang demikian sulit, untuk mengembangkan instrumen
yang memiliki validitas yang tinggi karena karakteristik yang akan diukur dari variabel yang
demikian tidak dapat diobservasi secara langsung, tetapi hanya melalui indikator (petunjuk
tak langsung) tertentu.
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.
Bila seseorang ingin mengukur berat suatu benda, maka dia harus menggunakan timbangan.
Timbangan adalah alat pengukur yang valid bila dipakai untuk mengukur berat, karena
timbangan memang mengukur berat. Bila panjang sesuatu benda yang ingin diukur, maka dia
harus menggunakan meteran. Meteran adalah alat pengukur yang valid bila digunakan untuk
mengukur panjang, karena memang meteran mengukur panjang. Tetapi timbangan bukanlah
alat pengukur yang valid bilamana digunakan untuk mengukur panjang.
Sekiranya penelliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka
kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuesioner
tersebut tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktek belum tentu data yang dikumpulkan
adalah data yang valid. Banyak hal-hal lain yang akan mengurangi validitas data; misalnya

STAT6112 – Metodologi penelitian


apakah si pewawancara yang mengumpulkan data betul-betul mengikuti petunjuk yang telah
ditetapkan dalam kuesioner.

JENIS-JENIS VALIDITAS
Validitas terbagi menjadi :
 Concurrent Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor
dengan kinerja.
 Construct Validity adalah validitas yang berkenaan dengan kualitas aspek psikologis
apa yang diukur oleh suatu pengukuran serta terdapat evaluasi bahwa suatu konstruk
tertentu dapat menyebabkan kinerja yang baik dalam pengukuran.
 Face Validity adalah validitas yang berhuubungan apa yang nampak dalam mengukur
sesuatu dan bukan terhadap apa yang seharusnya hendak diukur.
 Factorial Validity dari sebuah alat ukur adalah korelasi antara alat ukur dengan faktor-
faktor yang bersamaan dalam suatu kelompok atau ukuran-ukuran perilaku lainnya, di
mana validitas ini diperoleh dengan menggunakan teknik analisis faktor.
 Empirical Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor
dengan suatu kriteria. Kriteria tersebut adalah ukuran yang bebas dan langsung
dengan apa yang ingin diramalkan oleh pengukuran.
 Intrinsic Validity adalah validitas yang berkenaan dengan penggunaan teknik uji coba
untuk memperoleh bukti kuantitatif dan objektif untuk mendukung bhwa suatu alat
ukur benar-benar mengukur apa yang seharusny diukur.
 Predictive Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor
suatu alat ukur dengan kinerj seorang di msa mendatang.
 Content Validity adalah validitas yang berkenaan dengan baik buruknya sampling dari
suatu populasi.
 Curricular Validity adalah validitas yang ditentukan dengan cara menilik isi dari
pengukuran dan menilai seberapa jauh pungukuran tersebut merupakan alat ukur yang
benar-benar mengukur aspek-aspek sesuai dengan tujuan instruksional.

STAT6112 – Metodologi penelitian


Selanjutnya, validitas isi terbagi lagi menjadi dua tipe yaitu:
1 Face Validity (Validitas Muka) adalah tipe validitas yang paling rendah
signifikansinya karena hanya didasarkan pada penilaian selintas mengenai isi alat
ukur. Apabila isi alat ukur telah tampak sesuai dengan apa yang ingin diukur maka
dapat dikatakan maka validitas muka telah terpenuhi.
2 Logical Validity (Validitas Logis) disebut juga sebagai Validitas Sampling (Sampling
Validity) adalah validitas yang menunjuk pada sejauh mana isi alat ukur merupakan
representasi dari aspek yang hendak diukur.

PENGERTIAN RELIABILITAS
Reliabilitas adalah hal yang dapat dipercaya. Popham (1995: 21) menyatakan bahwa
reliabilitas adalah "...the degree of which test score are free from error measurement"
Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya
atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala
yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur
tersebut reliable. Dengan kata lain, realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di
dalam pengukur gejala yang sama. Dengan demikian, keandalan sebuah alat ukur dapat
dilihat dari dua petunjuk yaitu kesalahan baku pengukuran dan koefisien reliabilitas. Kedua
statistik tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan

Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran atau serangkaian
alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes
ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif,
apakah dua orang penilai memberikan skor yang mirip (reliabilitas antar penilai). Reliabilitas
tidak sama dengan validitas. Artinya pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur
secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten
setelah dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Penelitian
dianggap dapat diandalkan bila memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang
sama. Tidak bisa diandalkan bila pengukuran yang berulang itu memberikan hasil yang
berbeda-beda.

STAT6112 – Metodologi penelitian


Jenis-jenis Reliabilitas
Ada dua cara umum untuk mengukur reliabilitas, yaitu:
1 Relibilitas stabilitas. Menyangkut usaha memperoleh nilai yang sama atau serupa
untuk setiap orang atau setiap unit yang diukur setiap saat anda mengukurnya.
Reliabilitas ini menyangkut penggunaan indicator yang sama, definisi operasional,
dan prosedur pengumpulan data setiap saat, dan mengukurnya pada waktu yang
berbeda. Untuk dapat memperoleh reliabilitas stabilitas setiap kali unit diukur skornya
haruslah sama atau hampir sama.
2 Reliabilitas ekivalen. Menyangkut usaha memperoleh nilai relatif yang sama dengan
jenis ukuran yang berbeda pada waktu yang sama. Definisi konseptual yang dipakai sama
tetapi dengan satu atau lebih indicator yang berbeda, batasan-batasan operasional,
paeralatan pengumpulan data, dan / atau pengamat-pengamat.
Menguji reliabilitas dengan menggunakan ukuran ekivalen pada waktu yang sama bias
menempuh beberapa bentuk. Bentuk yang paling umum disebut teknik belah-tengah. Cara
ini seringkali dipakai dalam survai.Apabila satu rangkaian pertanyaan yang mengukur
satu variable dimasukkan dalam kuesioner, maka pertanyaan-pertanyaan tersebut dibagi
dua bagian persis lewat cara tertentu. (Pengacakan atau pengubahan sering digunakan
untuk teknik belah tengah ini.) Hasil masing-masing bagian pertanyaan diringkas ke
dalam skor, lalu skor masing-masing bagian tersebiut dibandingkan. Apabila dalam skor
kemudian skor masing-masing bagian tersebut dibandingkan. Apabila kedua skor itu
relatif sama, dicapailah reliabilitas belah tengah.
Reliabilitas ekivalen dapat juga diukur dengan menggunakan teknik pengukuan yang
berbeda. Kecemasan misalnya, telah diukur dengan laporan pulsa. Skor-skor relatif dari
satu indikator macam ini haruslah sesuai dengan skor yang lain. Jadi bila seorang subyek
nampak cemas pada ”ukuran gelisah” orang tersebut haruslah menunjukkan tingkatan
kecermatan relatif yang sama bila tekanan darahnya yang diukur.

STAT6112 – Metodologi penelitian


Metode pengujian reliabilitas
Tiga tehnik pengujian realibilitas instrument antara lain :
a Teknik Paralel (Paralel Form atau Alternate Form)
Teknik paralel disebut juga tenik ”double test double trial”. Sejak awal peneliti harus
sudah menyusun dua perangkat instrument yang parallel (ekuivalen), yaitu dua buah
instrument yang disusun berdasarkan satu buah kisi-kisi. Setiap butir soal dari
instrument yang satu selalu harus dapat dicarikan pasangannya dari instrumen kedua.
Kedua instrumen tersebut diujicobakan semua. Sesudah kedua uji coba terlaksana,
maka hasil instrumen tersebut dihitung korelasinya dengan menggunakan rumus
product moment (korelasi Pearson).
b Teknik Ulang (Test Re-test)
Disebut juga teknik ”single test double trial”. Menggunakan sebuah instrument,
namun dites dua kali. Hasil atau skor pertama dan kedua kemudian dikorelasikan
untuk mengetahui besarnya indeks reliabilitas.Teknik perhitungan yang digunakan
sama dengan yang digunakan pada teknik pertama yaitu rumus korelasi Pearson.
Menurut Saifuddin Azwar, realibilitas tes-retest adalah seberapa besat derajat skor tes
konsisten dari waktu ke waktu. Realibilitas diukur dengan menentukan hubungan
antara skor hasil penyajian tes yang sama kepada kelompok yang sama, pada waktu
yang berbeda.
Metode pengujian reliabilitas stabilitas yang paling umum dipakai adalah metode
pengujian tes-kembali (test-retest). Metode test-retest menggunakan ukuran atau
“test” yang sama untuk variable tertentu pada satu saat pengukuran yang diulang lagi
pada saat yang lain. Cara lain untuk menunjukkan reliabilitas stabilitas, bila kita
menggunakan survai, adalah memasukkan pertanyaan yang sama di dua bagian yang
berbeda dari kuesioner atau wawancara. Kesulitan terbesar untuk menunjukkan
reliabilitas stabilitas adalah membuat asumsi bahwa sifat/ variable yang akan diukur
memang benar-benar bersifat stabil sepanjang waktu. Karena kemungkinan besar
tidak ada ukuran yang andal dan sahih yang tersedia. Satu-satunya faktor yang dapat
membuat asumsi-asumsi ini adalah pengalaman, teori dan/atau putusdan terbaik.
Dalam setiap kejadian, asumsi ini selalu ditantang dan sulit rasanya mempertahankan
asumsi tersebut atas dasar pijakan yang obyektif.

STAT6112 – Metodologi penelitian


c Teknik Belah Dua (Split Halve Method)
Disebut juga tenik “single test single trial”. Peneliti boleh hanya memiliki seperangkat
instrument saja dan hanya diujicobakan satu kali, kemudian hasilnya dianalisis, yaitu
dengan cara membelah seluruh instrument menjadi dua sama besar. Cara yang
diambil untuk membelah soal bisa dengan membelah atas dasar nomor ganjil-genap,
atas dasar nomor awal-akhir, dan dengan cara undian.

STAT6112 – Metodologi penelitian


SIMPULAN

Pada topik minggu keenam ini kita mempelajari tentang skala pengukuran data yang terdiri
dari nominal, ordinal, interval, dan rasio. Skala pengukuran nominal dan ordinal merupakan
skala pengukuran diskrit sedangkan untuk interval dan rasio merupakan skala pengukuran
kontinyu. Selain itu, skala pengukuran memiliki kriteria pengukuran yang baik yaitu validitas
dan reliabilitas.

STAT6112 – Metodologi penelitian


DAFTAR PUSTAKA

1. Zikmund, Babin, Carr, and Griffin. 2009. Business Research Methods. Thomson
South-Western. . ISBN:978-0324320626 , Chapter 7

2. http://www.sagepub.com/upm-data/4553_Smith_Chp_10.pdf

STAT6112 – Metodologi penelitian


LECTURE NOTES

Research Methodology

Week 7
Measurement and Scaling Concepts
(Part 2)

STAT6112 – Metodologi penelitian


LEARNING OUTCOMES

1. Peserta diharapkan mampu mendeskripsikan dasar – dasar metodologi penelitian dan


laporan penelitian

2. Peserta diharapkan mampu menyusun kuisioner, menentukan konsep skala pengukuran,


dan menyusun proposal penelitian

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

1. Pengertian kuisioner

2. Teknik menyusun kuisioner

3. Jenis – jenis kuisioner

4. Contoh kuisioner

STAT6112 – Metodologi penelitian


ISI MATERI

Pada topik minggu ke – 7 ini akan dijelaskan dengan rinci apa yang dimaksud dengan skala
pengukuran data beserta contohnya dan teknik penskalaan data.

Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis


mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di
dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang
sudah ada.
Dengan menggunakan kuesioner, analis berupaya mengukur apa yang ditemukan dalam
wawancara, selain itu juga untuk menentukan seberapa luas atau terbatasnya sentimen yang
diekspresikan dalam suatu wawancara.
Penggunaan kuesioner tepat bila :
1. Responden (orang yang merenpons atau menjawab pertanyaan) saling berjauhan.
2. Melibatkan sejumlah orang di dalam proyek sistem, dan berguna bila mengetahui
berapa proporsi suatu kelompok tertentu yang menyetujui atau tidak menyetujui suatu
fitur khusu dari sistem yang diajukan.
3. Melakukan studi untuk mengetahui sesuatu dan ingin mencari seluruh pendapat
sebelum proyek sistem diberi petunjuk-petunjuk tertentu.
4. Ingin yakin bahwa masalah-masalah dalam sistem yang ada bisa diidentifikasi dan
dibicarakan dalam wawancara tindak lanjut.

JENIS PERTANYAAN DALAM KUISONER


Perbedaaan pertanyaan dalam wawancara dengan pertanyaan dalam kuesioner adalah dalam
wawancara memungkinkan adanya interaksi antara pertanyaan dan artinya. Dalam
wawancara analis memiliki peluang untuk menyaring suatu pertanyaan, menetapkan istilah-
istilah yang belum jelas, mengubah arus pertanyaan, memberi respons terhadap pandanmgan
yang rumit dan umumnya bisa mengontrol agar sesuai dengan konteksnya. Beberapa diantara
peluang-peluang diatas juga dimungkinkan dalam kuesioner. Jadi bagi penganalisis
pertanyaan-pertanyaan harus benar-benar jelas, arus pertanyaan masuk akal, pertanyaan-

STAT6112 – Metodologi penelitian


pertanyaan dari responden diantisipasi dan susunan pertanyaan direncanakan secara
mendetail.
Jenis-jenis pertanyaan dalam kuesioner adalah :
1. Pertanyaan Terbuka
pertanyaan-pertanyaan yang memberi pilihan-pilihan respons terbuka kepada
responden. Pada pertanyaan terbuka antisipasilah jenis respons yang muncul. Respons
yang diterima harus tetap bisa diterjemahkan dengan benar.
2. Pertanyaan Tertutup
pertanyaan-pertanyaan yang membatasi atau menutup pilihan-pilihan respons yang
tersedia bagi responden.

Petunjuk-petunjuk yang harus diikuti saat memilih bahasa untuk kuesioner adalah sebagai
berikut :
 Gunakan bahasa responden kapanpun bila mungkin. Usahakan agar kata-katanya tetap
sederhana.
 Bekerja dengan lebih spesifik lebih baik daripada ketidak-jelasan dalam pilihan kata-
kata. Hindari menggunakan pertanyaan-pertanyaan spesifik.
 Pertanyaan harus singkat.
 Jangan memihak responden dengan berbicara kapada mereka dengan pilihan bahasa
tingkat bawah.
 Hindari bias dalam pilihan kata-katanya. Hindari juga bias dalam pertanyaan –
pertanyaan yang menyulitkan.
 Berikan pertanyaan kepada responden yang tepat (maksudnya orang-orang yang
mampu merespons). Jangan berasumsi mereka tahu banyak.
 Pastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut secara teknis cukup akurat sebelum
menggunakannya.
 Gunakan perangkat lunak untuk memeriksa apakah level bacaannya sudah tepat bagi
responden.

STAT6112 – Metodologi penelitian


SKALA DALAM KUISONER
Penskalaan adalah proses menetapkan nomor-nomor atau simbol-simbol terhadap suatu
atribut atau karakteristik yang bertujuan untuk mengukur atribut atau karakteristik tersebut.
Alasan penganalisis sistem mendesain skala adalah sebagai berikut :
 Untuk mengukur sikap atau karakteristik orang-orang yang menjawab kuesioner.
 Agar respoden memilih subjek kuesioner.

MERANCANG KUISONER
Merancang formulir-formulir untuk input data sangat penting, demikian juga merancang
format kuesioner juga sangat penting dalam rangka mengumpulkan informasi mengenai
sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik.
1 Format kuesioner sebaiknya adalah :
 Memberi ruang kosong secukupnya,
 Menunjuk pada jarak kosong disekeliling teks halaman atau layar. Untuk
meningkatkan tingkat respons gunakan kertas berwarna putih atau sedikit lebih
gelap, untuk rancangan survey web gunakan tampilan yang mudah diikuti, dan bila
formulirnya berlanjut ke beberapa layar lainya agar mudah menggulung kebagian
lainnya.
 Memberi ruang yang cukup untuk respons,
 Meminta responden menandai jawaban dengan lebih jelas.
 Menggunakan tujuan-tujuan untuk membantu menentukan format.
 Konsisten dengan gaya.

2 Urutan Pertanyaan
Dalam menurutkan pertanyaan perlu dipikirkan tujuan digunakannya kuesioner dan
menentukan fungsi masing-masing pertanyaan dalam membantu mencapai tujuan.
 Pertanyaan-pertanyaan mengenai pentingnya bagi responden untuk terus,
pertanyaan harus berkaitan dengan subjek yang dianggap responden penting.
 Item-item cluster dari isi yang sama.
 Menggunakan tendensi asosiasi responden.
 Kemukakan item yang tidak terlalu kontroversial terlebih dulu.

STAT6112 – Metodologi penelitian


ISI DARI KUISIONER
Kuisioner harus memiliki center perhatian, yaitu masalah yang ingin dipecahkan. Tiap
pertanyaan harus merupakan bagian dari hipotesis yang ingin diuji. Dalam memperoleh
keterangan yang berkisar pada masalah yang ingin dipecahkan itu, maka secara umum isi dari
kuisioner dapat berupa :
a pertanyaan tentang fakta
b pertanyaan tentang pendapat,
c pertanyaan tentang persepsi diri.

CARA MENGUNGKAPKAN PERTANYAAN


Walaupun sukar untuk menentukan suatu aturan yang dapat berlaku umum tentang cara
mengungkapkan pertanyaan, beberapa petunjuk penting berkenaan dengan hal diatas perlu
diketahui, antara lain :
a jangan pergunakan perkataan yang sulit,
b jangan gunakan pertanyaan yang bersifat terlalu umum,
c hindarkan pertanyaan yang mendua arti (ambigus),
d jangan gunakan kata yang samar-samar,
e hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti,
f hindarkan pertanyaan yang berdasarkan presumasi,
g jangan membuat pertanyaan yang melakukan responden,
h hindarkan pertanyaan yang menghendaki ingatan,
i gunakan bahasa yang mudah (perkataan dan kalimat harus sederhana)
j gunakan istilah yang familiar bagi responden,
k pertanyaan disusun secara sistematis (sederhana hingga kompleks)

Untuk mendukung pertanyaan itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya :
a Nyatakan permohonan yang mengutamakan tentang perlunya jawaban dari
responden dan pentingnya responden dalam menjawab masalah tersebut. Dalam
hal ini :
 nyatakan siapa yang melakukan penelitian (nama & instansi)

STAT6112 – Metodologi penelitian


 nyatakan mengapa studi harus dilaksanakan (tujuan)
 nyatakan bahwa tanpa partisipasi responden, penelitian tersebut tidak
dapat dilaksanakan
b Berikan cara mengisi kuisioner tersebut sejelas-jelasnya.

JENIS PERTANYAAN
Pertanyaan yang dibuat dalam kuisioner dapat memperoleh jawaban yang berjenis-jenis, atau
menjurus kepada beberapa alternatif jawaban yang sudah diberikan lebih dahulu. Dalam
hubungannya dengan leluasa tidaknya responden memberikan jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan, pertanyaan dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu pertanyaan
berstruktur (tertutup) dan pertanyaan terbuka.
Pertanyaan Tertutup adalah pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga responden
dibatasi dalam memberi jawaban kepada beberapa alternatif saja. Jawaban alternatif yang
disarankan berjumlah ganjil. Biasanya berjumlah 3, 5 dan 7.
Pertanyaan Terbuka adalah pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa dan jawaban serta
cara pengungkapannya dapat bermacam-macam sehingga responden memiliki kebebasan
dalam menjawab pertanyaan ini. Bentuk pertanyaan ini jarang digunakan.

BERIKUT INI CONTOH BENTUK DARI KUISIONER UNTUK PERTANYAAN


TERTUTUP :
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/Saudari
Dalam rangka Penelitian Tugas Akhir yang bertema Usulan Perbaikan Design
Kemasan Mi Instant tipe A dengan Metode Rasionel, maka saya yang melakukan
penelitian :
Nama : Bobbi Pratama
No.Mhs : 4046
Program Studi : Teknik Industri
Fakultas : Teknologi Industri
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
memohon Bapak/Ibu/Saudara/Saudari berkenan untuk mengisi kuisioner berikut ini,
karena tanpa partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari sekalian, penelitian ini tidak dapat
dilaksanakan.

STAT6112 – Metodologi penelitian


——————————————————————————————————–
Bagian I
DATA RESPONDEN
Petunjuk : Berilah tanda ( v ) pada kotak didepan informasi yang sesuai menurut Anda.
1. Jenis Kelamin
? Pria
? Wanita
2. Usia
? kurang dari 17 tahun
? antara 17 – 25 tahun
? antara 26 – 35 tahun
? antara 36 – 45 tahun
? lebih dari 45 tahun
3. Apakah anda pernah membeli Mi Instant?
? Ya
? Tidak
4. Dimana tempat anda bisa membeli Mi Instant?
? Warung
? Toko
? Minimarket
? Supermarket
? Lainnya, ________________
5. Berapa kalikah anda membeli Mi Instant dalam 1 bulan?
? kurang dari 1 kali
? 1 kali
? 2 kali
? 3 kali
? lebih dari 3 kali

Bagian II
PREFERENSI DAN PERSEPSI RESPONDEN

STAT6112 – Metodologi penelitian


Bagian II.1 Preferensi Responden
Petunjuk : Berilah tanda ( v ) pada salah satu pilihan jawaban tingkat kepentingan yang
sesuai preferensi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari terhadap empat jenis kemasan Mi Instant
dibawah ini.
Berikut ini merupakan daftar nilai refernsi :
1. Sangat Penting (STP)
2. Tidak Penting (TP)
3. Cukup Penting (CP)
4. Penting (P)
5. Sangat Penting (SP)

Bagian II.2 Persepsi Respoden


Petunjuk : Berikan nilai persepsi (skala 1-5) yang menunjukkan tingkat kepuasan
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari terhadap empat jenis kemasan Mi Instant di bawah ini.
Berikut ini adalah keterangan nilai persepsi ;
1 = Sangat Tidak Memuaskan
2 = Tidak Memuaskan
3 = Cukup Memuaskan
4 = Memuaskan
5 = Sangat Memuaskan

Contoh :
Bila pengisian seperti contoh diatas, maka Bapak/Ibu/Saudara/Saudari menganggap
bahwa Kejelasan penulisan merk merupkan faktor yang sangat pentign bagi sebuah
produk Mi Instant, dan berdasarkan persepsi anda untuk faktor kejelasan penulisan
merk untuk kemasan A memiliki tingkat sangat memuaskan, kemasan B memiliki
tingkat memuaskan, kemasan C memiliki tingkat cukup memuaskan, dan kemasan D
memiliki tingkat cukup memuaskan.

STAT6112 – Metodologi penelitian


SIMPULAN

Pada topik minggu ketujuh ini kita mempelajari tentang skala pengukuran data yang terdiri
dari nominal, ordinal, interval, dan rasio. Skala pengukuran nominal dan ordinal merupakan
skala pengukuran diskrit sedangkan untuk interval dan rasio merupakan skala pengukuran
kontinyu. Selain itu, skala pengukuran memiliki kriteria pengukuran yang baik yaitu validitas
dan reliabilitas.

STAT6112 – Metodologi penelitian


DAFTAR PUSTAKA

1. Zikmund, Babin, Carr, and Griffin. 2009. Business Research Methods. Thomson
South-Western. . ISBN:978-0324320626 , Chapter 9

2. http://www.sagepub.com/upm-data/4553_Smith_Chp_10.pdf

STAT6112 – Metodologi penelitian


LECTURE NOTES

Research Methodology

Week 8
Sampling Design and Sampling
Procedure

STAT6112 – Metodologi penelitian


LEARNING OUTCOMES

1. Peserta diharapkan mampu mendeskripsikan dasar – dasar metodologi penelitian dan


laporan penelitian

2. Peserta diharapkan mampu memilih teknik sampling dan desain penelitian

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

1. Pengertian sampling

2. Jenis – jenis teknik pengambilan sampel

3. Pemilihan tenik sampling

STAT6112 – Metodologi penelitian


ISI MATERI

Pada topik minggu ke – 8 ini akan dijelaskan dengan rinci apa yang dimaksud dengan teknik
pengambilan sampel dan bagaimana pemilihan teknik pengambilan sampel yang sesuai
dengan tujuan penelitian.

Teknik Pengambilan Sampel


1. Nonprobability Sampling
Pengertian Nonprobability Sampling atau Definisi Nonprobability sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik Sampling
Nonprobality ini meliputi : Sampling Kuota, Sampling Insidental, Purposive Sampling,
Sampling Jenuh, Snowball Sampling.
1. Sampling Kuota Pengertian Sampling Kuota atau Definisi Sampling Kuota
adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-
ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan.Contoh Sampling Kuota,
akan melakukan penelitian tentang Karies Gigi, jumlah sampel yang
ditentukan 500 orang, jika pengumpulan data belum memenuhi kuota 500
orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai. Bila pengumpulan
data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data,
maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota
sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota
sampel
2. Sampling Insidental Pengertian Sampling Insidental atau Definisi Sampling
Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data
3. Purposive Sampling Pengertian Purposive Sampling atau Definisi Purposive
Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

STAT6112 – Metodologi penelitian


tertentu. Contoh Purposive Sampling, akan melakukan penelitian tentang
kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli
makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk Penelitian Kualitatif atau
penelitian yang tidak melakukan generalisasi
4. Sampling Jenuh (Sensus) Pengertian Sampling Jenuh atau Definisi Sampling
Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil,
kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil.
5. Snowball Sampling Pengertian Snowball Sampling atau Definisi Snowball
Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama
menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua
orang sampel, tetapi karena dengan dua orang sampel ini belum merasa
lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang
dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua
orang sampel sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel
semakin banyak.

Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel Purposive dan Snowball.


Contohnya akan meneliti siapa provokasi kerusuhan, maka akan cocok
menggunakan Purposive Sampling dan Snowball Sampling. Cara Pengambilan Sampel
dengan Probabilitas Sampling.

Ada empat macam teknik pengambilan sampel yang termasuk dalam teknik pengambilan
sampel dengan probabilitas sampling. Keempat teknik tersebut, yaitu cara acak,
stratifikasi, klaster, dan sistematis.
1. Sampling Acak
Ada beberapa nama untuk menyebutkan teknik pemilihan sampling ini. Nama
tersebut termasuk di antaranya: random sampling atau teknik acak. Apa pun namanya
teknik ini sangat populer dan banyak dianjurkan penggunaannya dalam proses
penelitian. Pada teknik acak ini, secara teoretis, semua anggota dalam populasi
mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.

STAT6112 – Metodologi penelitian


Untuk mendapat responden yang hendak dijadikan sampel, satu hal penting yang
harus diketahui oleh para peneliti adalah bahwa perlunya bagi peneliti untuk
mengetahui jumlah responden yang ada dalam populasi.
Teknik memilih secara acak dapat dilakukan baik dengan manual atau tradisional
maupun dengan menggunakan tabel random.
a Cara Tradisional
Cara tradisional ini dapat dilihat dalam kumpulan ibu-ibu ketika arisan.
Teknik acak ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti berikut:
tentukan jumlah populasi yang dapat ditemui; daftar semua anggota dalam
populasi, masukkan dalam kotak yang telah diberi lubang penarikan; kocok
kotak tersebut dan keluarkan lewat lubang pengeluaran yang telah dibuat;
nomor anggota yang keluar adalah mereka yang ditunjuk sebagai sampel
penelitian; lakukan terus sampai jumlah yang diinginkan dapat dicapai.
b Menggunakan Tabel Acak
Pada cara kedua ini, proses pemilihan subjek dilakukan dengan menggunakan
tabel yang dihasilkan oleh komputer dan telah diakui manfaatnya dalam teori
penelitian. Tabel tersebut umumnya terdiri dari kolom dan angka lima digit
yang telah secara acak dihasilkan oleh komputer. Dengan menggunakan tabel
tersebut, angka-angka yang ada digunakan untuk memilih sampel dengan
langkah sebagai berikut: identifikasi jumlah total populasi; tentukan jumlah
sampel yang diinginkan; daftar semua anggota yang masuk sebagai populasi;
berikan semua anggota dengan nomor kode yang diminta, misalnya: 000-299
untuk populasi yang berjumlah 300 orang, atau 00-99 untuk jumlah populasi
100 orang; pilih secara acak (misalnya tutup mata) dengan menggunakan
penunjuk pada angka yang ada dalam tabel; pada angka-angka yang terpilih,
lihat hanya angka digit yang tepat yang dipilih. Jika populasi 500 maka hanya
3 digit dari akhir saja. Jika populasi mempunyai anggota 90 maka hanya
diperlukan dua digit dari akhir saja; jika angka dikaitkan dengan angka terpilih
untuk individual dalam populasi menjadi individu dalam sampel. Sebagai
contoh, jika populasinya berjumlah 500, maka angka terpilih 375 masuk
sebagai individu sampel. Sebaliknya jika populasi hanya 300, maka angka
terpilih 375 tidak termasuk sebagai individu sampel; gerakan penunjuk dalam
kolom atau angka lain; ulangi langkah nomor 8 sampai jumlah sampel yang

STAT6112 – Metodologi penelitian


diinginkan tercapai. Ketika jumlah sampel yang diinginkan telah tercapai
maka langkah selanjutnya adalah membagi dalam kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan sesuai dengan bentuk desain penelitian. Contoh Memilih
Sampel dengan Sampling Acak Seorang kepala sekolah ingin melakukan studi
terhadap para siswa yang ada di sekolah. Populasi siswa SMK ternyata
jumlahnya 600 orang. Sampel yang diinginkan adalah 10% dari populasi. Dia
ingin menggunakan teknik acak, untuk mencapai hal itu, dia menggunakan
langkah-langkah untuk memilih sampel seperti berikut. Populasi yang
jumlahnya 600 orang diidentifikasi. Sampel yang diinginkan 10% x 600 = 60
orang. Populasi didaftar dengan diberikan kode dari 000-599. Tabel acak yang
berisi angka random digunakan untuk memilih data dengan menggerakkan
data sepanjang kolom atau baris dari tabel. Misalnya diperoleh sederet angka
seperti berikut: 058 710 859 942 634 278 708 899 Oleh karena jumlah
populasi 600 orang maka dua angka terpilih menjadi sampel yaitu: 058 dan
278. Coba langkah d sampai diperoleh semua jumlah 60 responden.

2. Teknik Stratifikasi
Dalam penelitian pendidikan maupun penelitian sosial lainnya, sering kali ditemui
kondisi populasi yang ada terdiri dari beberapa lapisan atau kelompok individual
dengan karakteristik berbeda. Di sekolah, misalnya ada kelas satu, kelas dua, dan
kelas tiga. Mereka juga dapat dibedakan menurut jenis kelamin responden menjadi
kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Di masyarakat, populasi dapat berupa
kelompok masyarakat, misalnya petani, pedagang, pegawai negeri, pegawai swasta,
dan sebagainya. Keadaan populasi yang demikian akan tidak tepat dan tidak terwakili;
jika digunakan teknik acak. Karena hasilnya mungkin satu kelompok terlalu banyak
yang terpilih sebagai sampel, sebaliknya kelompok lain tidak terwakili karena tidak
muncul dalam proses pemilihan. Teknik yang paling tepat dan mempunyai akurasi
tinggi adalah teknik sampling dengan cara stratifikasi. Teknik stratifikasi ini harus
digunakan sejak awal, ketika peneliti mengetahui bahwa kondisi populasi terdiri atas
beberapa anggota yang memiliki stratifikasi atau lapisan yang berbeda antara satu
dengan lainnya. Ketepatan teknik stratifikasi juga lebih dapat ditingkatkan dengan
menggunakan proporsional besar kecilnya anggota lapisan dari populasi ditentukan
oleh besar kecilnya jumlah anggota populasi dalam lapisan yang ada. Seperti halnya

STAT6112 – Metodologi penelitian


teknik memilih sampel secara acak, teknik stratifikasi juga mempunyai langkah-
langkah untuk menentukan sampel yang diinginkan.
Langkah-langkah tersebut dapat dilihat seperti berikut :
a Identifikasi jumlah total populasi.
b Tentukan jumlah sampel yang diinginkan.
c Daftar semua anggota yang termasuk sebagai populasi.
d Pisahkan anggota populasi sesuai dengan karakteristik lapisan yang dimiliki.
e Pilih sampel dengan menggunakan prinsip acak seperti yang telah dilakukan
dalam teknik random di atas.
f Lakukan langkah pemilihan pada setiap lapisan yang ada. Sampai jumlah
sampel dapat dicapai.

Contoh menentukan sampel dengan teknik stratifikasi


Seorang peneliti ingin melakukan studi dari suatu populasi guru SMK yang
jumlahnya 900 orang, sampel yang diinginkan adalah 10% dari populasi. Dalam
anggota populasi ada tiga lapisan guru, mereka adalah yang mempunyai golongan
dua, golongan tiga, dan golongan empat. Dia ingin memilih sampel dengan
menggunakan teknik stratifikasi. Terangkan langkah-langkah guna mengambil sampel
dengan menggunakan teknik stratifikasi tersebut. Jawabannya adalah sebagai berikut.
Jumlah total populasi adalah 900 orang. Daftar semua anggota yang termasuk sebagai
populasi dengan nomor 000-899. Bagi populasi menjadi tiga lapis, dengan setiap lapis
terdiri 300 orang. Undilah sampel yang diinginkan 30% x 900 = 270 orang. Setiap
lapis mempunyai anggota 90 orang. untuk lapisan pertama gerakan penunjuk (pensil)
dalam tabel acak. Dan pilih dari angka tersebut dan ambil yang memiliki nilai lebih
kecil dari angka 899 sampai akhirnya diperoleh 90 subjek. Lakukan langkah 6 dan 7
untuk Iapis kedua dan ketiga sampai total sampel diperoleh jumlah 270 orang

3. Teknik Klaster
Teknik klaster merupakan teknik memilih sampel lainnya dengan menggunakan
prinsip probabilitas. Teknik ini mempunyai sedikit perbedaan jika dibandingkan
dengan kedua teknik yang telah dibahas di atas. Teknik klaster atau Cluster Sampling
ini memilih sampel bukan didasarkan pada individual, tetapi lebih didasarkan pada
kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang secara alami berkumpul bersama.

STAT6112 – Metodologi penelitian


Teknik klaster sering digunakan oleh para peneliti di lapangan yang wilayahnya
mungkin luas. Dengan menggunakan teknik klaster ini, mereka lebih dapat
menghemat biaya dan tenaga dalam menemui responden yang menjadi subjek atau
objek penelitian. Memilih sampel dengan menggunakan teknik klaster ini mempunyai
beberapa langkah seperti berikut. Identifikasi populasi yang hendak digunakan dalam
studi.
Tentukan besar sampel yang diinginkan. Tentukan dasar logika untuk menentukan
klaster. Perkirakan jumlah rata-rata subjek yang ada pada setiap klaster. Daftar semua
subjek dalam setiap klaster dengan membagi antara jurnlah sampel dengan jumlah
klaster yang ada. Secara random, pilih jumlah angggota sampel yang diinginkan untuk
setiap klaster. Jumlah sampel adalah jumlah klaster dikalikan jumlah anggota populasi
per klaster. Contoh terapan pemilihan sampel dengan menggunakan teknik
klasterMisalkan seorang peneliti hendak melakukan studi pada populasi yang
jumlahnya 4.000 guru dalam 100 sekolah yang ada. `Sampel yang diinginkan adalah
400 orang. Cara yang digunakan adalah teknik sampel secara klaster dengan sekolah
sebagai dasar penentuan logis klaster yang ada. Bagaimanakah langkah menentukan
sampel tersebut? Jawabannya adalah sebagai berikut. Total populasi adalah 4.000
orang. Jumlah sampel yang diinginkan 400 orang. Dasar logis klaster adalah sekolah
yang jumlahnya ada 100. Dalam populasi, setiap sekolah adalah 4.000/100 = 40 guru
setiap sekolah. Jumlah klaster yang ada adalah 400/40 = 10. Oleh karena itu, 10
sekolah di antara 100 sekolah dipilih secara random. Jadi, semua guru yang ada dalam
10 sekolah sama dengan jumlah sampel yang diinginkan.

4. Teknik Secara Sistematis


Teknik memilih sampel yang keempat adalah teknik sistematis atau systematic
sampling. Teknik pemilihan ini menggunakan prinsip proporsional. Caranya ialah
dengan menentukan pilihan sampel pada setiap 1/k, di mana k adalah suatu angka
pembagi yang telah ditentukan misalnya 5,6 atau 10. Syarat yang perlu diperhatikan
oleh para peneliti adalah adanya daftar atau list semua anggota populasi. Untuk
populasi yang didaftar atas dasar urutan abjad pemakaian metode menggunakan
teknik sistematis juga dapat diterapkan. Walaupun mungkin saja terjadi bahwa suatu
nama seperti nama yang berawalan su, sri dalam bahasa Indonesia akan terjadi
pengumpulan nama dalam awalan tersebut. Sisternatis proporsional k dapat memilih

STAT6112 – Metodologi penelitian


dengan baik. Teknik observasi lapangan khusus untuk penelitian di lokasi tambang
Pengumpulan Data penelitian Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan langsung di lapangan. Mengamati tidak hanya melihat, melainkan
merekam, menghitung, mengukur, dan mencatat kejadian yang ada di
lapangan. Teknik ini ada dua macam, yaitu observasi langsung (observasi partisipasi)
yaitu apabila pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan gejalagejala pada
objek yang dilakukan secara langsung di tempat kejadian, dan observasi tidak
langsung (observasi non-partisipasi) yaitu pengumpulan data melalui pengamatan dan
pencatatan gejala-gejala pada objek tidak secara langsung di lapangan.

Beberapa cara yang biasa dilakukan dalam observasi adalah sebagai berikut:
1. Membuat catatan anekdot (anecdotal record), yaitu catatan informal yang
digunakan pada waktu melakukan observasi. Catatan ini berisi fenomena atau
peristiwa yang terjadi saat observasi.
2. Membuat daftar cek (checklist), yaitu daftar yang berisi catatan setiap faktor
secara sistematis. Daftar cek ini biasanya dibuat sebelum observasi dan sesuai
dengan tujuan observasi.
3. Membuat skala penilaian (rating scale), yaitu skala yang digunakan untuk
menetapkan penilaian secara bertingkat untuk mengamati kondisi data secara
kualitiatif
4. Mencatat dengan menggunakan alat (mechanical device), yaitu pencatatan
yang dilakukan melalui pengamatan dengan menggunakan alat, misalnya
slide, kamera, komputer, dan alat perekam suara.

Observasi tersebut dapat terbentang mulai dari kegiatan pengumpulan data


yang formal hingga yang tidak formal. Bukti observasi seringkali bermanfaat
untuk memberikan informasi tambahan tentang topik yang akan diteliti.
Observasi dapat menambah dimensi-dimensi baru untuk pemahaman konteks
maupun fenomena yang akan diteliti. Observasi tersebut bisa begitu berharga
sehingga peneliti bisa mengambil foto-foto pada situs studi kasus untuk
menambah keabsahan penelitian

STAT6112 – Metodologi penelitian


SIMPULAN

Pada topik minggu kedelapan ini kita mempelajari tentang teknik pengambilan sampel,
dengan berbagai tipe teknik dan contohnya. Teknik pengambilan sampel disesuaikan dengan
tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Teknik pengambilan sampel secara garis besar
dibagi menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling.

STAT6112 – Metodologi penelitian


DAFTAR PUSTAKA

1. Zikmund, Babin, Carr, and Griffin. 2009. Business Research Methods. Thomson
South-Western. . ISBN:978-0324320626 , Chapter 11

2. http://ssc.wisc.edu/~jraymo/links/soc357/class8_F09.pdf

STAT6112 – Metodologi penelitian


LECTURE NOTES

Research Methodology

Week 9
Basic Data Analysis

STAT6112 – Metodologi penelitian


LEARNING OUTCOMES

1. Peserta diharapkan mampu menginterpretasikan hasil dari perhitungan statistik

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

1. Analisis Univariate dan Bivariate

2. Analisis statistik bivariate pada penelitian bsnis

STAT6112 – Metodologi penelitian


ISI MATERI

Pada topik minggu ke – 9 ini akan dijelaskan dengan rinci apa yang dimaksud dengan analisis
data hasil penelitian. Analisis dasar terdiri dari analisis deskriptif dan analisis inferensia.
Analisis deskriptif biasanya peneliti menampilkan secara visual hasil penelitian baik melalui
gambar, grafik, atau tabel. Sedangkan untuk analisis inferensia lebih ditekankan kepada
pengujia hipotesis.

Dalam penelitian kualitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dikumpulkan dari
seluruh responden. Kegiatan dalam analisis data adalah
 Mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden
 Mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden
 Menyajikan data dari tiap variabel yang diteliti
 Melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah
 Melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua statistik
untuk analisis yaitu
1. STATISTIK DESKRIPTIF
yaitu statistik yang digunakan untuk analisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa ada tujuan
membuat kesimpulan untuk generalisasi.
Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah penyajian data melalui tabel, grafik,
diagram lingkaran (pie chart), pictogram, perhitungan modus, median, mean
(pengukuran tendensi sentral), desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui
perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan prosentase. Dapat juga
dilakukan analisis korelasi antar variabel, analisis regresi atau membandingkan dua
nilai rata-rata sampel/populasi.

STAT6112 – Metodologi penelitian


2. Statistik Inferensial, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel
dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.
Statistik ini cocok digunakan jika sampel diambil pada populasi yang jelas dan
pengambilan sampel secara acak. Sering disebut statistik induktif atau statistik
probabilitas karena kesimpulan yang diberlakukan pada populasi berdasarkan pada
data sampel dan kebenarannya bersifat peluang (kita kenal disini tafar signifikansi dan
interval kepercayaan).
Disini terjadi pengujian signifikansi dari suatu analisis yang biasanya didasarkan pada
tabel seperti tabel-t untuk uji-t dan tabel-F untuk uji-F (dapat digunakan alat bantu
lainnya seperti MS - Excel).
Statistik inferensial terbagi atas dua yaitu statistik parametrik dan statistik
nonparametrik. Dimana statistik parametrik diperlukan terpenuhinya banyak asumsi
terutama berdistribusi normal, sedangkan statistik nonparametrik tidak demikian.

Macam-Macam Contoh Grafik


1. Grafik Garis (line chart)
Penyajian data statistik dengan menggunakan diagram berbentuk garis lurus disebut
diagram garis lurus atau diagram garis. Diagram garis biasanya digunakan untuk
menyajikan data statistik yang diperoleh berdasarkan pengamatan dari waktu ke
waktu secara berurutan.
Sumbu X menunjukkan waktu-waktu pengamatan, sedangkan sumbu Y menunjukkan
nilai data pengamatan untuk suatu waktu tertentu. Kumpulan waktu dan pengamatan
membentuk titik-titik pada bidang XY, selanjutnya kolom dari tiap dua titik yang
berdekatan tadi dihubungkan dengan garis lurus sehingga akan diperoleh diagram
garis atau grafik garis. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut.
Grafik garis atau diagram garis dipakai untuk menggambarkan data berkala. Grafik
garis dapat berupa grafik garis tunggal maupun grafik garis berganda.

STAT6112 – Metodologi penelitian


Contoh Grafik Garis (line chart) :

Contoh Grafik Garis (line chart)

2. Grafik Lingkaran (pie chart)


Grafik lingkaran adalah penyajian data statistik dengan menggunakan gambar yang
berbentuk lingkaran. Bagian-bagian dari daerah lingkaran menunjukkan bagian
bagian atau persen dari keseluruhan. Untuk membuat diagram lingkaran, terlebih
dahulu ditentukan besarnya persentase tiap objek terhadap keseluruhan data dan
besarnya sudut pusat sektor lingkaran.
Grafik lingkaran lebih cocok untuk menyajikan data cross section, dimana data
tersebut dapat dijadikan bentuk prosentase.
Contoh Grafik Lingkaran (pie chart) :

STAT6112 – Metodologi penelitian


Contoh Grafik Lingkaran (pie chart)

3. Grafik Batang (bar chart)


Grafik batang umumnya digunakan untuk menggambarkan perkembangan nilai suatu
objek penelitian dalam kurun waktu tertentu. Diagram batang menunjukkan
keterangan-keterangan dengan batang-batang tegak atau mendatar dan sama lebar
dengan batang-batang terpisah. Perhatikan contoh berikut ini.
Grafik batang pada dasarnya sama fugsinya dengan grafik garis yaitu untuk
menggambarkan data berkala. Grafik batang juga terdiri dari grafik batang tunggal
dan grafik batang ganda.

Contoh Grafik Batang (bar chart) :

STAT6112 – Metodologi penelitian


Contoh Grafik Batang (bar chart)

4. Grafik Gambar (pictogram)


Grafik ini berupa gambar atau lambang untuk menunjukkan jumlah benda yang
dilambangkan.

Contoh Grafik Gambar (pictogram):

Contoh Grafik Gambar (pictogram)

STAT6112 – Metodologi penelitian


Uji Hipotesis adalah cabang Ilmu Statistika Inferensial yang dipergunakan untuk menguji
kebenaran suatu pernyataan secara statistik dan menarik kesimpulan apakah menerima atau
menolak pernyataan tersebut. Pernyataan ataupun asumsi sementara yang dibuat untuk diuji
kebenarannya tersebut dinamakan dengan Hipotesis (Hypothesis) atau Hipotesa. Tujuan dari
Uji Hipotesis adalah untuk menetapkan suatu dasar sehingga dapat mengumpulkan bukti
yang berupa data-data dalam menentukan keputusan apakah menolak atau menerima
kebenaran dari pernyataan atau asumsi yang telah dibuat. Uji Hipotesis juga dapat
memberikan kepercayaan diri dalam pengambilan keputusan yang bersifat Objektif.
Contoh dari Pernyataan Hipotesis yang harus diuji kebenarannya antara lain :
 Mesin Solder 1 lebih baik dari Mesin Solder 2
 Metode baru dapat menghasilkan Output yang lebih tinggi
 Bahan Kimia yang baru aman dan dapat digunakan
Pengambilan Keputusan dalam uji Hipotesis dihadapi dengan dua kemungkinan kesalahan
yaitu :
Kesalahan Tipe I (Type I Error)
Kesalahan yang diperbuat apabila menolak Hipotesis yang pada hakikatnya adalah benar.
Probabilitas Kesalahan Tipe I ini biasanya disebut dengan Alpha Risk (Resiko Alpha). Alpha
Risk dilambangkan dengan simbol α.
Kesalahan Tipe II (Type II Error)
Kesalahan yang diperbuat apabila menerima Hipotesis yang pada hakikatnya adalah Salah.
Probabilitas KesalahanTipe II ini biasanya disebut dengan Beta Risk (Resiko Beta). Beta
Risk dilambangkan dengan simbol β
Dalam Pengujian Hipotesis, diperlukan membuat 2 pernyataan Hipotesis yaitu :
Pernyataan Hipotesis Nol (H0)
 Pernyataan yang diasumsikan benar kecuali ada bukti yang kuat untuk
membantahnya.
 Selalu mengandung pernyataan “sama dengan”, “Tidak ada pengaruh”, “Tidak
perbedaan”
 Dilambangkan dengan H0
 Contoh : H0 : μ1 = μ2 atau H0 : μ1 ≥ μ2

STAT6112 – Metodologi penelitian


Pernyataan Hipotesis Alternatif (H1)
 Pernyataan yang dinyatakan benar jika Hipotesis Nol (H0) berhasil ditolak.
 Dilambangkan dengan H1 atau HA
 Contoh H1 : μ1 ≠ μ2 atau H1 : μ1 > μ2

STAT6112 – Metodologi penelitian


SIMPULAN

Pada topik minggu kesembilan ini kita mempelajari bagaimana menganalisis data penelitian
hingga bisa ditampilkan ke dalam suatu laporan penelitian. Analisis statistik yang terdiri dari
analisis deskriptif dan analisis inferensia, penggunanaannya disesuaikan dengan tujuan
penelitian. Analisis deskriptif biasanya menekankan pada visualisasi data.

STAT6112 – Metodologi penelitian


DAFTAR PUSTAKA

1. Zikmund, Babin, Carr, and Griffin. 2009. Business Research Methods. Thomson
South-Western. . ISBN:978-0324320626 , Chapter 11

2. http://ssc.wisc.edu/~jraymo/links/soc357/class8_F09.pdf

STAT6112 – Metodologi penelitian


LECTURE NOTES

Research Methodology

Week 10
Communicating with Respondent

STAT6112 – Metodologi penelitian


LEARNING OUTCOMES

1. Peserta diharapkan mampu mendeskripsikan dasar – dasar metodologi penelitian dan


laporan penelitian

2. Peserta diharapkan mampu menyusun kuisioner, menentukan konsep skala pengukuran,


dan menyusun proposal penelitian

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

1. Format laporan penelitian

2. Teknik menyusun laporan berdasarkan hasil penelitian

STAT6112 – Metodologi penelitian


ISI MATERI

Pada topik minggu ke – 9 ini akan dijelaskan dengan rinci apa yang dimaksud dengan analisis
data hasil penelitian. Analisis dasar terdiri dari analisis deskriptif dan analisis inferensia.
Analisis deskriptif biasanya peneliti menampilkan secara visual hasil penelitian baik melalui
gambar, grafik, atau tabel. Sedangkan untuk analisis inferensia lebih ditekankan kepada
pengujia hipotesis.

Pengertian Laporan Penelitian.


Laporan penelitian merupakan suatu media atau dokumen komunikasi antara peneliti dengan
masyarakat umum terutama pembaca yang ditargetkan atau yang berkepentingan dengan
penelitian yang telah dilakukan tersebut.
Beberapa penulis mengemukan bahwa unsur-unsur dari laporan penelitian adalah:
1. Judul tulisan
2. Abstrak
3. Pendahuluan
4. Bahan dan metode penelitian
5. Hasil
6. Pembahasan
7. Simpulan dan saran
8. Daftar pustaka

Namun secara lebih lengkap, laporan penelitian terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu:
1. Bagian pembuka.
2. Bagian inti.
3. Bagian penutup.

BAGIAN PEMBUKA
Bagian pembuka sebuah laporan penelitian lebih lengkap harus mengandung komponen-
komponen berikut ini:

STAT6112 – Metodologi penelitian


1. Judul
2. Halaman judul
3. Halaman pengesahan
4. Halaman penerimaan
5. Kata pengantar
6. Abstrak
7. Daftar isi
8. Daftar tabel
9. Daftar grafik, bagan, atau skema.
10. Daftar singkatan dan lambing.

Judul merupakan pintu atau muka dari sebuah karya ilmiah. Dalam judul karya ilmiah harus
menampilkan fakta yang ingin diungkapkan,jelas, positif, singkat, khas, serta mampu
menampilkan kata kunci dari sebuah tulisan.
Halaman judul diletakkan sesudah halamaan depan atau cover.pada halaman ini umumnya
terdapat judul,penuliis, dan penerbit. Selanjutnya halaman judul diikuti oleh pengesahan.
Kata pengantar dituliskan untuk memberikan gambaran secara umum kepada pembaca
tentanng latar belakang konteks penelitian. Pada bagian ini penulis juga menyampaikan
ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis baik dalam
pelaksanaan penelitian maupun dalam penulisan laporannya.
Abstrak digunakan untuk menyampaikan gambaran singkat mengenai latar belakang, metode,
serta temuan hasil penelitian.

BAGIAN INTI
Pada bagian inti seluruh komponen pendahuluan, ka[enjelasastaka dan kerangka teori,
metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran disajikan secara
lengkap.

STAT6112 – Metodologi penelitian


a. Pendahuluan
Secara umum bagian pendahuluan harus secara lengkap mengumakakan tentang latar
belakang, ruang lingkup/pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan pertanyaan penelitian,
serta anggapan dasar atau hipotesis.
Dalam latar belakang masalah yang baik harus mengandung tiga hal, yakni:
1) Penalaahan/pembahasan mengenai literatur maupun hasil penelitian lain yang relevan
dengan masalah yang ingin diteliti.
2) Penjelasan mengapa peneliti menganggap masalah/topik tersebut penting untuk
dipelajari.
3) Manfaat hasil penelitian bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan aplikasi dal
praktek.
Rumusan atau formulasi tujuan penelitian dapat beruupa pernyataan atau
hipotesis.Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara mengenai ada tidaknya hubungan
antara 2 atau lebih variable/fenomena yang diteliti.

b. Kajian Pustaka dan Kerangka Teori


kajian pustaka merupakan bagian penting ysng mengungkapkan teori-teori serta hasil-
hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang sama atau serupa.
Dalam sebuah laporan penelitian, seperti tesis atau disertasi biasanya disusun suatu
kerangka teori berdasarkan hasil analisis atau tujuan pustaka yang telah dilakukan. Kerangka
teori merupakan dasar pemikiran yang menerangkan dari sudut mana permasalahan ditinjau
yang nantinya dijabarkan menjadi berbagai variable penelitian.

c. Metodologi Penelitian
Perbedaan utama antara karya ilmiah dengan bukan karya ilmiah adalah pada motodologi.
Pada bagian ini biasanya dijelaskan secara terperinci mengenai pendekatan atau desain
penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan dan analisis data, serta
kelemahan-kelemahan penelitian.
Uraian mengenai pendekatan atau desain penelitian pada umumnya menjelaskan tentang
apakah, misalnya penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif atau kuantitatif,
sensus/survey, cross-section atau time-series, eksplorasi atau korelasional, eksperimen murni
atau eksperimen buatan, atau pendekatan umum lainnya.

STAT6112 – Metodologi penelitian


Populasi menerangkan mengenai kolompok target yang menjadi sasaran dalam
generalisasi temuan, sedangkan penjelasan mengenai sampel menjelaskan tentang kelompok
wakil populasi yang dijadikan sumber data penelitian.
Pembahasan tentang metode pengumpulan dan analisis data pada dasarnya merupakan
inti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis harus menyajikan bagaimana data
dikumpulkan dari responden/sampel penelitian serta metode analisis.
Misalnya, apakah data dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner/daftar pertanyaan,
wawancara atau observasi langsung.
Hal yang tidak kalah penting lagi dalam bagian metodologi penelitian adalah uraian
tentang kelemahan-kelemahan yang membatasi penelitian yang telah dilakukan. Misalnya:
keterbatasan jumlah sampel, kemungkinan kontaminasi data (apabila penelitian
eksperimental), serta keterbatasan waktu dan dana penelitian.

d. Hasil dan Pembahasan


Hasil dan pembahasan merupakan inti dari sebuah laporan penelitian. Pada bagian ini
penulis harus menyajikan secara cermat dan jelas mengenai analisis data serta
pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang telah dijelaskan
sebelumnya.
Secara umum, bagian ini menekankan tiga hal, yaitu:
1. Hasil analisis lengkap
2. Hasil analisis pokoknyang berhubungan dengan tujuan dan pernyataan/hipotesis
penelitian
3. Pembahasan mengenai hasil tersebut dihubungkan dengan teori dan penelitian terdahulu
yang di sajikan dalam bagian kajian pustaka dan kerangka teori.

e. Simpulan dan Saran


Bagian ini merupakan bagian akhir dalam dari laporan penelitian. Effendi (1991)
mengemukakan bahwa simpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya
dengan hipotesis dari penelitian yang di lakukan.
Penulisan simpulan dapat dilakukan dengan menggunakan penomoran (1,2,3,4,5 dan
seterusnya) ataupun secara naratif. tapi untuk lebih baiknya, penulisan simpulan dipaparkan
dalam bentuk kalimat dan paragraph.

STAT6112 – Metodologi penelitian


Setelah simpulan, pada bagian ini juga dipaparkan pula saran-saran yang berkaitan
dengan jenis penelitian lanjutan yang dapat dilakukan serta saran-saran lain yang terkait
dengan hasil penelitian atau bagaimana mengatasi hambatan-hambatan yang telah dialami
ooleh penulisdalam penelitian yang telah dilakukan.

BAGIAN PENUTUP

Bagian ini tidak kalah penting dalam penulisan sebuah laporan penelitian lengkap adalah
bagian penutup. Bagian penutup pada umumnya, terdiri dari:

a) Daftar pustaka
Daftar pustaka merupakan komponen wajib yang harus dicantumkan oleh penulis,
sedangkan lampiran dan daftar indeks hanya di tulis jika diperlukan.
Pada umumnya, hal-hal yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka adalah:
1. Nama penulis
2. Tahun terbit
3. Judul pustaka
4. Tempat terbit
5. Nama penerbit
Pada umumnya urutan daftar pustaka mengacu pada urutan nama belakang secara alpabetikel.
Secara terperinci, tata cara penulisan daftar pustaka biasanya mengikuti aturan yang berlaku
secara internasional, yaitu standar dari association of American phychology
(APA). Contohnya:
Belawati, T. 2000. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh.
Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.
b) Lampiran
Lampiran dapat berupa tabel, gambar, peta, bagan, instrument penelitian, seperti kuesioner
atau daftar checklist untuk observasi dan bentuk lain yang telah dipaparkan dalam bagian inti
laporan.
c) Daftar indeks atau glosarium.
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang terdapat dalam pada laporan. Effendi (1991)
mengemukakan bahwa penulisan daftar kata atau indeks harus berkelompok berdasarkan
abjad awal kata atau istilah yang akan dituliskan. Penulisan indeks pada umumnya di tujukan

STAT6112 – Metodologi penelitian


agar pembaca cepat mencari istilah atau kata-kata khusus yang terdapat dalam laporan
tersebut. Penulisan indeks disusun berdasarkan nama atau subjek secara alpabetikal.

STAT6112 – Metodologi penelitian


SIMPULAN

Pada topik minggu kesepuluh ini kita mempelajari tentang bagaimana mengkomunikasikan
hasil penelitian. Laporan penelitian dapat berupa laporan tertulis maupun presentasi.
Laporanpenelitian dalam bentuk tertulis mengikuti beberapa aturan yang baku tentang
penulisan laporan penelitian.

STAT6112 – Metodologi penelitian


DAFTAR PUSTAKA

1. Zikmund, Babin, Carr, and Griffin. 2009. Business Research Methods. Thomson
South-Western. . ISBN:978-0324320626 , Chapter 14

2. http://www.dlsweb.rmit.edu.au/lsu../content/2_AssessmentTasks/assess_pdf/r
esearch_report.pdf

STAT6112 – Metodologi penelitian

Anda mungkin juga menyukai