Research Methodology
Week 1
Introduction to Research
Methodology
Pada topic minggu ke – 1 ini akan dijelaskan dengan rinci apa itu metodologi penelitian,
bagaimana suatu penelitian bisnis dilakukan dan bagaimana hubungan antara penelitian bisnis
dengan manajerial pengambilan keputusan. Salah satu kunci utama dari penelitian bisnis
adalah penelitian bisnis dapat dibedakan secara langsung berdasarkan kualitas keputusan
yang diambil oleh pengambil keputusan.
Peneliti berkontribus terhadap suatu proses pengamilan keputusan di beberapa kondisi
penting, antara lain :
1. Membantu untuk pemahaman yang lebih baik terhadap kondisi/situasi terkini
2. Mendefinisikan bagaimana suatu perusahan, misalnya bagaimana pelanggannya,
pesaingnya dan pandangan karyawan terhadap perusahaan
3. Menyediakan berbagai ide/gagasan untuk meningkatkan kegiatan bisnis
4. Mengidentifikasi berbagai strategi baru
5. Menguji ide – ide yang akan digunakan dalam implementasi strategi bisnis untuk
perusahaan
6. Menguji kebenaran teori bisnis terhadap situasi yang ada
Suatu kesempatan bisnis adalah situasi yang dapat membuat beberapa manfaat potensial
yang kompetitif. Misalnya saat ini marak penggunaan internet, maka sebagai suatu
kesempatan bisnis adalah situasi dimana kita sebagai pelaku bisnis dapat memanfaatkan
internet untuk menjalankan bisnis kita, sebagai contoh kita sebagai pemilik usaha kuliner
menyediakan jasa pemesanan via online sehingga memudahkan pelanggan untuk memesan
tanpa harus dating ke tempat kita.
Suatu masalah bisnis adalah situasi yang membuat beberapa konsekuensi negatif yang
signifikan
Symptom adalah keanehan yang diamati sebagai sinyal terhadap adanya permasalahan yang
disebabkan oleh masalah bisnis. Keanehan ini bisa muncul karena adaya perubahan perilaku
konsumen. Sebagai contoh sat kita menganggap bahwa kue pancong bisa menjadi peluang
bisnis karena kue ini memiliki pangsa pasar yang cukup besar, lalu seorang pengusaha kue
pancong gerobak mengembangkan bisnis kuenya ke dalam suatu bentuk kafe yang
menyediakan menu kue pancong dengan ekspekstasi hal ini akan menambah jumlah
pelanggan. Namun yang terjadi adalah saat ekspansi bisnis telah dilakukan dengan membuka
kafe kue pancong, jumlah pelanggan lebih sedikit dibanding saat masih berjualan dengan
gerobak. Fenomena ini yang disebut symptom.
Kepastian lengkap diartikan sebagai pembuat keputusan memiliki seluruh informasi yang
dibutuhkan untuk membuat suatu keputusan yang optimal
Ketidakpastian adalah pengambil keputusan mengamati secara umum objek tetapi
alternative informasi tidak terserdia / tidak lengkap
Ambiguitas adalah fenomena secara umum dari permasalahan iu sendiri tidak jelas atau tidak
bisa dideskripsikan
2. Concomitant variation terjadi jika ada dua kejadian yang saling berkorelasi secara
sistematis. Sebagai contoh kita ingin mengetahui mengapa jumlah penjual eskrim di
pantai meningkat saat musim panas. Ternyata didapatkan komponen sebabnya adalah
meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke pantai dan disebabkan karena
faktor cuaca yaitu musim panas.
Derajat kausalitas ini menjadi poin penting saat kita melakukan penelitian kausal. Kita
sebagai peneliti diharapkan bisa mengidentifikasi tingat urgensi penelitian kita, semakin
tinggi derajat kausalitas maka penelitian kita bisa dianggap akan semakin berguna. Tujuannya
adalah untuk bisa mengidentifikasi dengan segera sebab-sebab yang menjadi latar belakang
dari sebuah fenomena akibat. Hal ini akan menjadi langkah awal untuk mencari solusi dari
permasalahan yang ada.
Selain penelitian, suatu bisnis dapat dilakukan dengan melakukan suatu percobaan bisnis
sebelumnya. Percobaan bisnis memegang peranan paling potensial untuk membangun
hubungan sebab akibat dari suatu permasalahan bisnis.
Pada topik minggu pertama ini, kita mempelajari pengenalan terhadap sutu metodologi
penelitian. Apa itu definisi dari metodologi penelitian, apa saja yang perlu dilakukan saat
melakukan penelitian. Segala definisi dalam suatu metodologi penelitian dimulai dari
memntukan peluang bisnis, permasalahan bisnis, pengambilan keputusan hinggan symptom
dijelaskan sebelum kita memutuskan melakukan suatu penelitian. Tahapan dalam proses
penelitian diharapkan dapat menjadi pedoman bagi peneliti saat ingin melakukan suatu
penelitian.
1. Zikmund, Babin, Carr, and Griffin. 2009. Business Research Methods. Thomson
South-Western. . ISBN:978-0324320626 , Chapter 1
2. http://www.limat.org/data/research/Research%20Methodology.pdf
Research Methodology
Week 2
Problem Definition
The Foundation of Business Research
5. Proposal Penelitian
Pada topik minggu ke – 2 ini akan dijelaskan dengan rinci bagaimana tahapan menentukan
permasalahan dalam penelitian, dasar-dasar dari penelitian bisnis, hingga menuangkan ide
penelitian ke dalam suatu proposal penelitian. Beberapa poin yang berguna untuk penelitian
akan dijelaskan lebih rinci untuk bisa memahami kondisi bisnis saat ini. Seringkali suatu
penelitian memiliki kesalahan yang tidak terlalu jelas sehingga berakibat kepada manajemen
pengambilan keputusan.
Suatu pernyataan keputusan adalah pernyataan secara tertulis tentang pertanyaan yang
ingin ditemukan jawabannya oleh peneliti. Biasanya pertanyaan penelitian dikaitkan dengan
rumusan masalah dalam penelitian. Padahal dua tipe ini berbeda dalam konteks fungsi dan
definisinya.
Suatu keputusan masalah adalah proses mendefinisikan dan membangun suatu pernyataan
keputusan dan meningkatan objektivitas suatu penelitian. Dalam hal ini keputusan masalah
berkembang dari situasi dan kondisi terkini yang dirasa masih ada yang belum sesuai dengan
suatu disiplin ilmu, sehingga para peneliti mengembangkan permasalahan tersebut ke dalam
suatu keputusan masalah.
Sebagai contoh, turunnya harga BBM tetntunya disambut gembira oleh warga ibukota. Sudah
menjadi hal yang wajar jika kenaikan harga BBM tentnya akan diikuti dengan kenaikan harga
bahan makan pokok. Tetapi fenomena yang berbeda terjadi saat harga BBM mengalami
penurunan. Penurunan harga BBM tidak dikuti dengan penurunan harga bahan makanan
pokok. Hal ini tentunya menjadi pertanyaan bagi banyak khalayak, sehingga tidak salah jika
akhirnya dilakukan penelitian tentang hubungan antara harga BBM dengan harga bahan
makanan pokok. Suatu pertanyaan yang menjadi pertanyaan iilah yang disebut dengan suatu
keputusan masalah.
Suatu permasalahan dalam penelitian ada yang bersifat sederhana dan kompleks. Semakin
kompleks suatu permasalahan dalam penelitian, maka metode pemecahan atau analisis yang
Bidang bisnis memiliki peluang yang cukup besar bagi para peneliti yang ingin
mengembangkan suatu penelitian. Kondisi dan situasi dalam dunia bisnis biasanya berulang
secara sistematis atau memiliki siklus. Siklus ini yang biasanya dijadikan acuan atau
pedoman bagi para pelaku bisnis untuk mengidentifikasi permasalahn dan menciptakan suatu
peluang bisnis. Suatu permasalahan bisnis yang terjadi secara rutin akan lebih mudah untuk
diidentifikasi penelitian apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Tidak jarang permasalahan yang sudah terjadi secara rutin bisa diatasi tanpa dilakukan suatu
penelitian tambahan. Suatu permasalahan dalam penelitian bisnis bisa diidentifikasi dari
perubahan secara mendadak pada situasi atau kondisi tertentu. Berbeda halnya jika perubahan
yang erjadi sangan minim informasi dan terjadi dengan membutuhkan waktu perubahan yang
cukup lama, itu kana menjadi lebih sulit untuk didefinisikan keputusan aktualnya dan
permasalahan bisnisnya.
Menentukan suatu permasalahan penelitian juga bisa didasarkan pada symptom yng terjadi.
Misalnya mengamati symptom berdasrkan frekuensi waktu,cakupan wilayah terjadinya, dan
kepada siapa saja symptom itu terjadi. Jika suatu symptom terjadi di beberapa wilayah yang
berbeda (tersebar di beberapa titik) akan menjadi lebih sulit untuk dinyatakan dalam satu
pernyataan masalah yang relevan. Lain halnya jika beberapa symptom terjadi secara
bersamaan tetapi masih dalam suatu cakupan masalah yang sama, ini akan lebih mudah untuk
dinyakan suatu permaalahannya.
Kerancuan dalam suatu penelitian sangatlah dihindari karena kerancuan atau ambiguitas akan
menimbulkan persepsi yang berbeda pada setiap individu sehingga banyak peneliti yang
sangat teliti dalam menyatakan permasalahan penelitian. Suatu symptom nyatanya juga bisa
saja mengalami suatu ambiguitas. Tentunya kondisi ini tidak diharapkan oleh peneliti. Jika
Suatu masalah dalam dunia bisnis bisa terjadi karena kesalahan pada pelaku bisnis atau
perubahan kondisi sekitar. Selain itu permasalahan dapat terjadi karena adanya perbedaan
antara kondisi saat ini dengan kondisi lebih baik yang memungkinkan terjadi. Sehingga
muncul gap antara sesuatu yang terjadi saat ini dan sesuatu yang bisa saja lebih baik terjadi
pada suatu waktu.
Sebagai contoh akan djelaskan dalam ilustrasi berikut ini :
Harga tiket kereta api semakin tahun semakin merangkak naik. Hal ini tentunya menjadi
sorotan bagi PT. KAI selaku pelaku monopoli bisnis transportasi masal ini. Karena timbul
berbagai macam tanggapan terhadap meningkatnya harga tiket kereta api, pihak PT. KAI
ingin melakukan penelitian tentang tanggapan masyarakat terhadap pelayanan di dalam
stasiun ataupun kereta. Karena pihak PT. KAI mengidentifikasi adanya permasalahan yang
bisa dijadikan suatu dasar penelitian. Apakah yang menjadi prioritas para konsumen saat ini?
Harga tiket ataukah fasilitas dan kenyamanan. Karena adanya perbedaan yang terajdi di
kondisi saat ni dengan kondisi yang mungkin akan terjadi di masa mendatang. Misalnya saja
jika yang menjadi prioritas adalah harga tiket, maka bisa saja PT KAI melakukan penurunan
harga tiket di masa mendatang tetapi diiringi dengan penurunan fasilitas. Yang dimaksud
masalah adalah adanya perbedaan keadaan di masa yang sekarang dengan keadaan yang lebih
baik di masa yang akan datang. Bisa saja harga tiket yang mengalami penurunan di asa yang
akan dating dianggap sebagai jalan keluar yang lebih baik, namun akan muncul sebuah
masalah yaitu perbedaan fasilitas yang didapatkan yaitu akan terjadinya penurunan fasilitas
dengan adanya perbedaan harga tiket.
Suatu analisa kondisi atau situasi dilakukan dengan menggabungkan keseluruhan informasi
yang masih berhubungan untuk menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dengan lingkungan
demi kepentingan pengambilan keputusan oleh pengambil keputusan (decision maker).
INTERVIEW
Interview merupakan salah satu teknik dalam melakukan penelitian kualitatif.
Interview biasanya berupa dialog atau percakapan dengan pengambil keputusan
sebagai salah satu bentuk usaha untuk mendapatkan pemahaman yang baik terhadap
situasi dan kondisi saat ini. Interview biasanya melibatkan dua orang atau lebih, yang
terdiri dari dua pihak, yang menginterview dan yang dienterview.
Beberapa petunjuk yang membantu yang dapat digunakan dalam interview adalah :
1. Bangun atau bentuk beberapa pernyataan permasalahan alternatif.
Hal ini membantu peneliti untuk bisa memiliki altrenatif materi untuk interview.
2. Sediakan beberapa solusi potensial untuk penyelesaian masalah.
Untuk penelitian yang benar-benar telah siap dilakukan, solusi yang
memungkinkan dari suatu masalah harus disediakan. Setelah mencocokkan
pernyataan keputusan dengan tujuan penelitian, pikirkan tetang solusi apa yang
mungkin saja bisa dihasilkan.
3. Buat daftar objek interview.
Daftar objek interview bisa didaptkan salah satunya dari suatu asosiasi yang
relevan dengan bidang penelitian. Lakukan interogasi untuk bisa menciptakan
pertanyaan-pertanyaan yang potensial dalam interview.
4. Berpikiran terbuka
Berpikiran terbuka sangatpenting dalam melakukan interview. Salah satunya
adalah untuk mempertimbangkan smua ide yang memungkinkan.
VARIABEL
Yang disebut variabel adalah segala macam yang dapat berubah atau mengalami
perubahan, dapat diukur dan biasanya memiliki satuan atau nilai. Variabel dalam
penelitian dibagai menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Variabel kontinyu
2. Variabel kategorik
3. Varibel pengklasifikasi
Pada topik minggu kedua ini, kita mempelajari dasar dari suatu penelitian bisnis. Bagaimana
cara membangun suatu pernyataan masalah, pernyataan keputusan dan bentuk pertanyaan
penelitian. Sebelum menuangkan ide penelitian ke dalam suatu bentuk karya tulis yang
sistematis, hendaknya peneliti memahami bagaimana mengumpulkan komponen – komponen
penelitian yang dibutuhkan sebagai dasar penelitian. Selai itu dalam penelitian bisnis wajib
ditentukan unit analisisnya dan variabel yang relevan.
1. Zikmund, Babin, Carr, and Griffin. 2009. Business Research Methods. Thomson
South-Western. . ISBN:978-0324320626 , Chapter 6
Research Methodology
Week 3
Qualitative Research Tools
Pada topik minggu ke – 3 ini akan dijelaskan dengan rinci apa yang dimaksud dengan
penelitian kualitatif, bagaimana menyusun sebuah penelitian kualitatif dan apa perbedaan
penelitian kualitatif dan kuantitatif. Diharapkan peneliti tida terjebak dalam kerancuan antara
penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.
PENELITIAN KUALITATIF
Beberapa poin penting yang perlu dipahami oleh seorang peneliti dalam melakukan
penelitian kuakitatif adalah :
1. Penenlitian kualitatif tidak terlalu fokus kepada angka atau nilai dalam pengukuran
variabelnya.
2. Penelitian kualitatif tidak melakukan suatu pengujian menggunakan metode statistic
3. Bersifat elaborasi, peneliti diperbolehkan menggali informasi lebih dalam terhadap
objek penelitian dengan tidak bergantung pada pengukuran numerik.
4. Lebih tidak terstruktur disbanding penelitian kuantitaif.
Depedensi dari peneliti sangat diperhatikan dalam suatu penelitian kualitatif. Karena pada
penelitian ini tidak menggunakan pengukuran secara statistik tetapi lebih ke elaborasi
terhadap informasi dari responden, sehingga diharapkan obejktivitas dari penelii lebih
diperhatkan agar tidak mempengaruhi hasil penelitian nantnya.
PENELITIAN KUALITATIF
Menekankan pada elaborasi interpretasi dari sebuah fenomena tanpa bergantung pada
pengukuran secara numerik.
PENELITIAN KUANTITATIF
Suatu penelitian bisnis dikategorikan sebagai penelitian kuantitatif apabila penelitian
tersebut dilakukan melalui pendekatan secara empiris, yang terdiri dari pengukuran
secara numeric dan analisis secara matematik atau sttaistik.
Beberapa pendekatan di atas bisa saja mengalami tumpang tindih di beberapa kasus.
Misalnya grounded theory merupakan salah satu pendekatan yang memiliki iterasi
sangat detail dan biasanya juga pada salinan interview sehingga melibatkan beberapa
aktivitas yang serup dengan phenomenography, dimana salinannya juga diinterogasi
oleh peneliti di setiap detail dan langkang iterasinya. Tujuan dari kedua metode
tersebut adalah untuk menggali ke dalam teks untuk mencari kategori atau tema pada
data yang bisa dibangun ke dalam suatu idea atau teori.
Ruang lingkup dari Metode Penelitian Kualitatif yang dapat digunakan pada
Topik Penelitian yang berbeda
1. Action research
2. Case study
3. Ethnographic research atau Participant Observation
4. Focus group
5. Interviews
6. Life history research
7. Participant diaries
8. Structured observation
Pada topik minggu ketiga ini, kita mempelajari tentang penelitian kualitatif. Apa itu definisi
dari penelitian kualitatif, bagaimana perbedaan penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif,
bagaimana menggunakan penelitian kualitatif dan teknik-teknik apa yang digunakan dalam
penelitian kualitatif. Memilih menggunakan penelitian kualitatif harus mempertimbangkan
beberapa alasan sehingga diharapkan pemilihan teknik yang digunakan disesuaikan dengan
tujuan penelitian.
1. Zikmund, Babin, Carr, and Griffin. 2009. Business Research Methods. Thomson
South-Western. . ISBN:978-0324320626 , Chapter 3
2. http://www.ccs.neu.edu/course/is4800sp12/resources/qualmethods.pdf
Research Methodology
Week 4
Survey Research
Pada topik minggu ke – 3 ini akan dijelaskan dengan rinci apa yang dimaksud dengan survey
pada penelitian, penggunaan survey pada penelitian kualitatif, dan teknik-teknik survey yang
sering digunakan pada penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian survey adalah untuk
mengumpulkan data primer yang dikumpulkan untuk penyelesaian suatu penelitian.
RESPONDEN adalah orang yang secara verbal menjawab pertanyaan dari interviewer atau
secara tertulis menyediakan jawaban atas pertanyaan interviewer.
SURVEY SAMPEL adalah bentuk yang lebih formal dari suatu survey, dengan maksud
menghubungi responden adalah bertujuan memperoleh sampel yang representatif, sampel
yang diambil adalah yang menjadi target populasi.
Materi survei
Materi survei mencakup : cara mendapatkan informasi (data) , variabel dan daftar
isian (kuesioner) yang akan digunakan.
Adapun cara mendapatkan informasi :
Catatan administrasi
Observasi langsung
Wawancara tatap muka
Pengisisan sendiri (self enumeration)
Pos, telepon, media computer, dll.
2. PERSIAPAN LAPANGAN
Hal-hal yang perlu disiapkan
organisasi survei
tahapan secara rinci beserta jadwalnya
petugas ; syarat, pemilihan dan beban tugas
materi survei dan pengolahan.
3. PELAKSANAAN LAPANGAN
Prosedur pelaksanaan lapangan penting untuk membuat jadwal untuk setiap kegiatan
dengan memperhatikan :
sesuai dengan prosedur dan kriteria yg telah ditentukan
mematuhi daftar sampel
mematuhi jadwal waktu
menjaga akurasi
mengatasi nonresponse
meneliti kelengkapan isian dan dokumen
penyampaian hasil survey
4. PENGOLAHAN
Beberapa hal yang penting diperhatikan pada saat melakukan pengolahan:
a Menetapkan prosedur, mekanisme dan petugas pengolahan
b Membuat panduan pengolahan
coding berdasarkan klasifikasi yg ditentukan
editing : pemeriksaaan kewajaran data dan konsistensi antar variabel (rule
validasi)
c Pengecekan pra komputer (ketelitian data / validasi) pemberian kode sesuai
buku panduan
d Perekaman data ke media computer
Pada topik minggu keempat ini kita mempelajari survey yang digunakan pada penelitian.
Komponen atau instrument survey diharapkan dipenuhi dalam pelaksanaan suatu survey guna
mencapai tujuan penelitian. Konsep pemilihan jenis penelitian berpengaruh terhadap teknik
survey yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
2. http://www.sagepub.com/upm-data/43589_8.pdf
Research Methodology
Week 5
Survey Research
(Part 2)
Pada topik minggu ke – 4 ini akan dijelaskan dengan rinci apa yang dimaksud dengan survey
dan interview sebagai salah sau teknik berkomunikasi dengan responden.
Survei adalah suatu teknik mengumpulkan informasi dari responden dengan cara
menanyakan sejumlah pertanyaan terstruktur kepada responden. Kunci dari pengumpulan
informasi adalah pada proses wawancara. Kecakapan pewawancara dalam berinteraksi
dengan responden ikut menentukan kualitas informasi yang dikumpulkan. Pewawancara
memiliki tugas pokok untuk membuat responden dapat berpartisipasi dalam survei dan
mencatat informasi dari responden.
Sedangkan wawancara adalah sebuah cara yang khusus dalam setting percakapan yang
terstruktur, yang masing-masing pewawancara dan responden memiliki batasan peran yang
dimainkan. Pengaruh pewawancara (interviewer) dalam keberhasilan suatu survei dapat
dilihat dalam 3 (tiga) kondisi, yaitu pewawancara memerankan suatu peranan yang utama di
dalam tingkat jawaban (response rate) yang diperoleh. Kedua, pewawancara bertanggung
jawab untuk menginisasi (initation) dan memotivasi responden. Ketiga, pewawancara dapat
menangani bagian-bagian interaksi wawancara dan proses tanya jawab yang standar dan tidak
bias. Kunci sukses wawancara adalah pewawancara mampu mengajak responden untuk
berpartisipasi dalam wawancara, menjamin kerahasiaan serta berhasil menerangkan secara
baik tujuan yang dilakukan.
Interview atau wawancara survey tidak lain adalah penggunaan metode wawancara dalam
kegiatan survey untuk tujuan pengumpulan data/informasi terkait topik/permasalahan yang
akan diteliti. Tidak jauh bereda dengan wawancara pada umumnya, dalam wawancara survey
berlangsung proses interview, dimana terdapat 2 (dua) pihak dengan kedudukan yang
berbeda. Pihak pertama berfungsi sebagai penanya, disebut pula sebagai interviewer, sedang
pihak kedua berfungsi sebagai pemberi informasi (Information supplyer), interviewer atau
informan. Interviewer mengajukan pertanyaan-pertanyaan, meminta keterangan atau
penjelasan, sambil menilai jawaban-jawabannya. Sekaligus ia mengadakan paraphrase
(menyatakan kembali isi jawaban interviewee dengan kata-kata lain), mengingat-ingat dan
mencatat jawaban-jawaban. Disamping itu juga menggali keterangan-keterangan lebih lanjut
dan berusaha melakukan “probing” (rangsangan, dorongan) untuk memperoleh informasi
lebih lengkap dan akurat.
Menurut Banister dkk. (dalam Poerwandari, 1998) wawancara adalah percakapan dan tanya
jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila
peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang
dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan
eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan
lain.
Menurut Denzin & Lincoln (1994) interview merupakan suatu percakapan, seni tanya jawab
dan mendengarkan. Ini bukan merupakan suatu alat yang netral, pewawancara menciptakan
situasi tanya jawab yang nyata. Dalam situasi ini jawaban-jawaban diberikan. Maka
wawancara menghasilkan pemahaman yang terbentuk oleh situasi berdasarkan peristiwa-
peristiwa interaksional yang khusus. Metoda tersebut dipengaruhi oleh karakteristik individu
pewawancara, termasuk ras, kelas, kesukuan, dan gender.
Ada dua cara membedakan tipe wawancara dalam tataran yang luas: terstruktur dan tak
terstruktur atau baku dan tak baku. Dalam wawancara standar (terstruktur), pertanyaan-
pertanyaan, runtunannya, dan perumusan kata-katanya sudah “harga mati”, artinya sudah
ditetapkan dan tak boleh diubah-ubah. Mungkin pewawancara masih memiliki kebebasan
tertentu dalam mengajukan pertanyaan, tetapi itu relatif kecil. Kebebasan pewawancara itu
telah dinyatakan lebih dulu secara jelas. Wawancara standar mempergunakan tahapan
Wawancara tak standar bersifat lebih luwes dan terbuka. Meskipun pertanyaan yang diajukan
oleh maksud dan tujuan penelitian, muatannya, runtunan dan rumusan kata-katanya terserah
pada pewawancara. Singkatnya wawancara tak standar atau wawancara tak terstruktur
merupakan situasi terbuka yang kontras dengan wawancara standar atau terstruktur yang
tertutup. Ini tidaklah berarti bahwa wawancara tak standar adalah suatu yang gampang-
gampangan saja. Wawancara jenis ini pun haruslah direncanakan secara cermat sebagaimana
halnya wawancara standar. Dalam hal ini yang kita perhatikan memang hanya wawancara
standar. Akan tetapi, diakui bahwa banyak masalah penelitian sering kali membutuhkan tipe
wawancara kompromi, yakni pewawancara diijinkan untuk menggunakan pertanyaan-
pertanyaan alternatif yang dinilainya cocok untuk responden tertentu dan pertanyaan tertentu.
TEKNIK WAWANCARA
Wawancara Mendalam
Teknik wawancara mendalam (in depth interview) pada prinsipnya adalah wawancara
dimana penelitian dan responden bertatap muka langsung di dalam wawancara yang
dilakukan. Peneliti mengharapkan perolehan informasi dari responden mengenai suatu
masalah yang ditelitinya, yang tidak dapat terungkap melalui penggunaan teknik
kuesioner. Oleh karena itu dalam pelaksanaan wawancara mendalam, pertanyaan-
pertanyaan yang akan dikemukakan kepada responden tidak dapat dirumuskan secara
pasti sebelumnya, melainkan pertanyaan-pertanyaan tersebut akan banyak bergantung
dari kemampuan dan pengalaman peneliti untuk mengembangkan pertanyaan-
pertanyaan lanjutan sesuai dengan jawaban responden.
diskusi tersebut peneliti harus dapat mengendalikan diri, sehingga tidak menyimpang
jauh dari pokok masalah serta tidak memberikan penilaian mengenai benar atau
salahnya pendapat atau opini responden. Melihat jenis pertanyaan yang digunakan
dalam teknik wawancara mendalam maka jenis pertanyaan yang digunakan adalah
pertanyaan terbuka.
Dibandingkan dengan pertanyaan tertutup, jenis pertanyaan terbuka mempunyai
kelebihan-kelebihannya misalnya memungkinkan perolehan variasi jawaban sesuai
dengan pemikiran responden; responden dapat memberikan jawabannya secara lebih
terinci serta responden diberikan kesempatan mengekspresikan caranya dalam
menjawab pertanyaan. Serentak dengan itu terdapat pula kelemahan pertanyaan
terbuka, misalnya: kemungkinan terdapatnya jumlah yang cukup besar dari jawaban
yang tidak relevan serta jawaban responden yang tidak standar atau baku sehingga
mempersulit pengolahan data. Seringkali pula peneliti harus pandai-pandai
menanyakan responden untuk memperoleh jawaban misalnya dengan
mempergunakan teknik-teknik probing (mengorek jawaban responden agar terarah
pada tujuan penelitian).
Pada topik minggu kelima ini kita mempelajari tentang interview atau wawancara sebagai
salah satu cara atau teknik berkomunikasi dengan responden. Penelitian survey sangat erat
kaitannya dengan pengumpulan data secara primer sehingga interview merupakan salah satu
teknik yang sering digunakan dalam penelitian survey.
1. Zikmund, Babin, Carr, and Griffin. 2009. Business Research Methods. Thomson
South-Western. . ISBN:978-0324320626 , Chapter 3
2. http://www.sagepub.com/upm-data/43589_8.pdf
Research Methodology
Week 6
Measurement and Scaling Concepts
(Part 1)
Pada topik minggu ke – 6 ini akan dijelaskan dengan rinci apa yang dimaksud dengan skala
pengukuran data beserta contohnya dan teknik penskalaan data.
3. SKALA INTERVAL
Skala interval suatu skala dimana objek dapat diurutkan berdsarkan suatu atribut
tertentu, dimana jarak/interval antara tiap objek sama. Pada skala ini yang
dijumlahkan bukanlah kuantitas atau besaran melainkan interval dan tidak terdapat
nilai nol.
Misalnya.
Pengukuran instrument penelitian.
Dalam banyak kegiatan penelitian data diperoleh sering melalui kuesioner untuk
menilai sikap atau perilaku sering dinyatakn dengan data interval, setelah alternative
jawabannya diberi skala yang setara dengan data interval.
Contoh.
Jawaban: STS TS N S SS
1 2 3 4 5
Keterangan.
STS : sangat tidak setuju
TS : tidak setuju
4. SKALA RASIO
Suatu skala yang memiliki sifat-sifat skala nominal, skla nominal dan skala interval
dilengkapi dengan titik nol absolute dengan makna empiris. Karena terdapat angka
nol maka pada skala ini dapat dibuat perkalian atau pembagian. Sifat yang
membedakan data skala rasio dengan nominal, ordinal dan interval dapat dilihat
melalui contoh ini.
Contoh: panjang suatu benda dalam ukuran meter dinyatakan dalam rasio
a Panjang benda 1 meter dengan 2 meter sangat berebda nyata, sehingga dapat
dibuat kategori benda yang berukuran 1 meter dan 2 meter (sifat data nominal)
b Ukuran panjang benda mulai dari yang terpendek sampai yang paling panjang
(sifat data ordinal)
c Perbedaan antara panjang benda 1 meter dengan 2 meter memiliki perbedan
yang sama antara panjang benda 2 meter dengan 3 meter (sifat data interval)
d Kelebihan sifat yang dimiliki data rasio ada dua hal, yaitu data rasio memiliki
angka 0 meter, artinya tidak ada benda yang diukur dan benda yang memiliki
panjang 4 meter, 2 kali lebih panjang dari benda yang memiliki panjang 2
meter. Kedua hal tersebut tidak dimiliki oleh jenis data nominal, ordinal, dan
interval.
PENGERTIAN VALIDITAS
Menurut Azwar (1986) Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi
apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang
sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki
Terkandung di sini pengertian bahwa ketepatan validitas pada suatu alat ukur tergantung pada
kemampuan alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.
Suatu tes yang dimaksudkan untuk mengukur variabel A dan kemudian memberikan hasil
pengukuran mengenai variabel A, dikatakan sebagai alat ukur yang memiliki validitas tinggi.
Suatu tes yang dimaksudkan mengukur variabel A akan tetapi menghasilkan data mengenai
variabel A’ atau bahkan B, dikatakan sebagai alat ukur yang memiliki validitas rendah untuk
mengukur variabel A dan tinggi validitasnya untuk mengukur variabel A’ atau B
Pengertian validitas juga sangat erat berkaitan dengan tujuan pengukuran. Oleh karena itu,
tidak ada validitas yang berlaku umum untuk semua tujuan pengukuran. Suatu alat ukur
biasanya hanya merupakan ukuran yang valid untuk satu tujuan yang spesifik. Dengan
demikian, anggapan valid seperti dinyatakan dalam “alat ukur ini valid” adalah kurang
lengkap.
Validitas suatu instrumen banyak dijelaskan dalam konteks penelitian sosial yang variabelnya
tidak dapat diamati secara langsung, seperti sikap, minat, persepsi, motivasi, dan lain
sebagainya. Untuk mengukur variabel yang demikian sulit, untuk mengembangkan instrumen
yang memiliki validitas yang tinggi karena karakteristik yang akan diukur dari variabel yang
demikian tidak dapat diobservasi secara langsung, tetapi hanya melalui indikator (petunjuk
tak langsung) tertentu.
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.
Bila seseorang ingin mengukur berat suatu benda, maka dia harus menggunakan timbangan.
Timbangan adalah alat pengukur yang valid bila dipakai untuk mengukur berat, karena
timbangan memang mengukur berat. Bila panjang sesuatu benda yang ingin diukur, maka dia
harus menggunakan meteran. Meteran adalah alat pengukur yang valid bila digunakan untuk
mengukur panjang, karena memang meteran mengukur panjang. Tetapi timbangan bukanlah
alat pengukur yang valid bilamana digunakan untuk mengukur panjang.
Sekiranya penelliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka
kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuesioner
tersebut tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktek belum tentu data yang dikumpulkan
adalah data yang valid. Banyak hal-hal lain yang akan mengurangi validitas data; misalnya
JENIS-JENIS VALIDITAS
Validitas terbagi menjadi :
Concurrent Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor
dengan kinerja.
Construct Validity adalah validitas yang berkenaan dengan kualitas aspek psikologis
apa yang diukur oleh suatu pengukuran serta terdapat evaluasi bahwa suatu konstruk
tertentu dapat menyebabkan kinerja yang baik dalam pengukuran.
Face Validity adalah validitas yang berhuubungan apa yang nampak dalam mengukur
sesuatu dan bukan terhadap apa yang seharusnya hendak diukur.
Factorial Validity dari sebuah alat ukur adalah korelasi antara alat ukur dengan faktor-
faktor yang bersamaan dalam suatu kelompok atau ukuran-ukuran perilaku lainnya, di
mana validitas ini diperoleh dengan menggunakan teknik analisis faktor.
Empirical Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor
dengan suatu kriteria. Kriteria tersebut adalah ukuran yang bebas dan langsung
dengan apa yang ingin diramalkan oleh pengukuran.
Intrinsic Validity adalah validitas yang berkenaan dengan penggunaan teknik uji coba
untuk memperoleh bukti kuantitatif dan objektif untuk mendukung bhwa suatu alat
ukur benar-benar mengukur apa yang seharusny diukur.
Predictive Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor
suatu alat ukur dengan kinerj seorang di msa mendatang.
Content Validity adalah validitas yang berkenaan dengan baik buruknya sampling dari
suatu populasi.
Curricular Validity adalah validitas yang ditentukan dengan cara menilik isi dari
pengukuran dan menilai seberapa jauh pungukuran tersebut merupakan alat ukur yang
benar-benar mengukur aspek-aspek sesuai dengan tujuan instruksional.
PENGERTIAN RELIABILITAS
Reliabilitas adalah hal yang dapat dipercaya. Popham (1995: 21) menyatakan bahwa
reliabilitas adalah "...the degree of which test score are free from error measurement"
Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya
atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala
yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur
tersebut reliable. Dengan kata lain, realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di
dalam pengukur gejala yang sama. Dengan demikian, keandalan sebuah alat ukur dapat
dilihat dari dua petunjuk yaitu kesalahan baku pengukuran dan koefisien reliabilitas. Kedua
statistik tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan
Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran atau serangkaian
alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes
ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif,
apakah dua orang penilai memberikan skor yang mirip (reliabilitas antar penilai). Reliabilitas
tidak sama dengan validitas. Artinya pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur
secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten
setelah dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Penelitian
dianggap dapat diandalkan bila memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang
sama. Tidak bisa diandalkan bila pengukuran yang berulang itu memberikan hasil yang
berbeda-beda.
Pada topik minggu keenam ini kita mempelajari tentang skala pengukuran data yang terdiri
dari nominal, ordinal, interval, dan rasio. Skala pengukuran nominal dan ordinal merupakan
skala pengukuran diskrit sedangkan untuk interval dan rasio merupakan skala pengukuran
kontinyu. Selain itu, skala pengukuran memiliki kriteria pengukuran yang baik yaitu validitas
dan reliabilitas.
1. Zikmund, Babin, Carr, and Griffin. 2009. Business Research Methods. Thomson
South-Western. . ISBN:978-0324320626 , Chapter 7
2. http://www.sagepub.com/upm-data/4553_Smith_Chp_10.pdf
Research Methodology
Week 7
Measurement and Scaling Concepts
(Part 2)
1. Pengertian kuisioner
4. Contoh kuisioner
Pada topik minggu ke – 7 ini akan dijelaskan dengan rinci apa yang dimaksud dengan skala
pengukuran data beserta contohnya dan teknik penskalaan data.
Petunjuk-petunjuk yang harus diikuti saat memilih bahasa untuk kuesioner adalah sebagai
berikut :
Gunakan bahasa responden kapanpun bila mungkin. Usahakan agar kata-katanya tetap
sederhana.
Bekerja dengan lebih spesifik lebih baik daripada ketidak-jelasan dalam pilihan kata-
kata. Hindari menggunakan pertanyaan-pertanyaan spesifik.
Pertanyaan harus singkat.
Jangan memihak responden dengan berbicara kapada mereka dengan pilihan bahasa
tingkat bawah.
Hindari bias dalam pilihan kata-katanya. Hindari juga bias dalam pertanyaan –
pertanyaan yang menyulitkan.
Berikan pertanyaan kepada responden yang tepat (maksudnya orang-orang yang
mampu merespons). Jangan berasumsi mereka tahu banyak.
Pastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut secara teknis cukup akurat sebelum
menggunakannya.
Gunakan perangkat lunak untuk memeriksa apakah level bacaannya sudah tepat bagi
responden.
MERANCANG KUISONER
Merancang formulir-formulir untuk input data sangat penting, demikian juga merancang
format kuesioner juga sangat penting dalam rangka mengumpulkan informasi mengenai
sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik.
1 Format kuesioner sebaiknya adalah :
Memberi ruang kosong secukupnya,
Menunjuk pada jarak kosong disekeliling teks halaman atau layar. Untuk
meningkatkan tingkat respons gunakan kertas berwarna putih atau sedikit lebih
gelap, untuk rancangan survey web gunakan tampilan yang mudah diikuti, dan bila
formulirnya berlanjut ke beberapa layar lainya agar mudah menggulung kebagian
lainnya.
Memberi ruang yang cukup untuk respons,
Meminta responden menandai jawaban dengan lebih jelas.
Menggunakan tujuan-tujuan untuk membantu menentukan format.
Konsisten dengan gaya.
2 Urutan Pertanyaan
Dalam menurutkan pertanyaan perlu dipikirkan tujuan digunakannya kuesioner dan
menentukan fungsi masing-masing pertanyaan dalam membantu mencapai tujuan.
Pertanyaan-pertanyaan mengenai pentingnya bagi responden untuk terus,
pertanyaan harus berkaitan dengan subjek yang dianggap responden penting.
Item-item cluster dari isi yang sama.
Menggunakan tendensi asosiasi responden.
Kemukakan item yang tidak terlalu kontroversial terlebih dulu.
Untuk mendukung pertanyaan itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya :
a Nyatakan permohonan yang mengutamakan tentang perlunya jawaban dari
responden dan pentingnya responden dalam menjawab masalah tersebut. Dalam
hal ini :
nyatakan siapa yang melakukan penelitian (nama & instansi)
JENIS PERTANYAAN
Pertanyaan yang dibuat dalam kuisioner dapat memperoleh jawaban yang berjenis-jenis, atau
menjurus kepada beberapa alternatif jawaban yang sudah diberikan lebih dahulu. Dalam
hubungannya dengan leluasa tidaknya responden memberikan jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan, pertanyaan dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu pertanyaan
berstruktur (tertutup) dan pertanyaan terbuka.
Pertanyaan Tertutup adalah pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga responden
dibatasi dalam memberi jawaban kepada beberapa alternatif saja. Jawaban alternatif yang
disarankan berjumlah ganjil. Biasanya berjumlah 3, 5 dan 7.
Pertanyaan Terbuka adalah pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa dan jawaban serta
cara pengungkapannya dapat bermacam-macam sehingga responden memiliki kebebasan
dalam menjawab pertanyaan ini. Bentuk pertanyaan ini jarang digunakan.
Bagian II
PREFERENSI DAN PERSEPSI RESPONDEN
Contoh :
Bila pengisian seperti contoh diatas, maka Bapak/Ibu/Saudara/Saudari menganggap
bahwa Kejelasan penulisan merk merupkan faktor yang sangat pentign bagi sebuah
produk Mi Instant, dan berdasarkan persepsi anda untuk faktor kejelasan penulisan
merk untuk kemasan A memiliki tingkat sangat memuaskan, kemasan B memiliki
tingkat memuaskan, kemasan C memiliki tingkat cukup memuaskan, dan kemasan D
memiliki tingkat cukup memuaskan.
Pada topik minggu ketujuh ini kita mempelajari tentang skala pengukuran data yang terdiri
dari nominal, ordinal, interval, dan rasio. Skala pengukuran nominal dan ordinal merupakan
skala pengukuran diskrit sedangkan untuk interval dan rasio merupakan skala pengukuran
kontinyu. Selain itu, skala pengukuran memiliki kriteria pengukuran yang baik yaitu validitas
dan reliabilitas.
1. Zikmund, Babin, Carr, and Griffin. 2009. Business Research Methods. Thomson
South-Western. . ISBN:978-0324320626 , Chapter 9
2. http://www.sagepub.com/upm-data/4553_Smith_Chp_10.pdf
Research Methodology
Week 8
Sampling Design and Sampling
Procedure
1. Pengertian sampling
Pada topik minggu ke – 8 ini akan dijelaskan dengan rinci apa yang dimaksud dengan teknik
pengambilan sampel dan bagaimana pemilihan teknik pengambilan sampel yang sesuai
dengan tujuan penelitian.
Ada empat macam teknik pengambilan sampel yang termasuk dalam teknik pengambilan
sampel dengan probabilitas sampling. Keempat teknik tersebut, yaitu cara acak,
stratifikasi, klaster, dan sistematis.
1. Sampling Acak
Ada beberapa nama untuk menyebutkan teknik pemilihan sampling ini. Nama
tersebut termasuk di antaranya: random sampling atau teknik acak. Apa pun namanya
teknik ini sangat populer dan banyak dianjurkan penggunaannya dalam proses
penelitian. Pada teknik acak ini, secara teoretis, semua anggota dalam populasi
mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
2. Teknik Stratifikasi
Dalam penelitian pendidikan maupun penelitian sosial lainnya, sering kali ditemui
kondisi populasi yang ada terdiri dari beberapa lapisan atau kelompok individual
dengan karakteristik berbeda. Di sekolah, misalnya ada kelas satu, kelas dua, dan
kelas tiga. Mereka juga dapat dibedakan menurut jenis kelamin responden menjadi
kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Di masyarakat, populasi dapat berupa
kelompok masyarakat, misalnya petani, pedagang, pegawai negeri, pegawai swasta,
dan sebagainya. Keadaan populasi yang demikian akan tidak tepat dan tidak terwakili;
jika digunakan teknik acak. Karena hasilnya mungkin satu kelompok terlalu banyak
yang terpilih sebagai sampel, sebaliknya kelompok lain tidak terwakili karena tidak
muncul dalam proses pemilihan. Teknik yang paling tepat dan mempunyai akurasi
tinggi adalah teknik sampling dengan cara stratifikasi. Teknik stratifikasi ini harus
digunakan sejak awal, ketika peneliti mengetahui bahwa kondisi populasi terdiri atas
beberapa anggota yang memiliki stratifikasi atau lapisan yang berbeda antara satu
dengan lainnya. Ketepatan teknik stratifikasi juga lebih dapat ditingkatkan dengan
menggunakan proporsional besar kecilnya anggota lapisan dari populasi ditentukan
oleh besar kecilnya jumlah anggota populasi dalam lapisan yang ada. Seperti halnya
3. Teknik Klaster
Teknik klaster merupakan teknik memilih sampel lainnya dengan menggunakan
prinsip probabilitas. Teknik ini mempunyai sedikit perbedaan jika dibandingkan
dengan kedua teknik yang telah dibahas di atas. Teknik klaster atau Cluster Sampling
ini memilih sampel bukan didasarkan pada individual, tetapi lebih didasarkan pada
kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang secara alami berkumpul bersama.
Beberapa cara yang biasa dilakukan dalam observasi adalah sebagai berikut:
1. Membuat catatan anekdot (anecdotal record), yaitu catatan informal yang
digunakan pada waktu melakukan observasi. Catatan ini berisi fenomena atau
peristiwa yang terjadi saat observasi.
2. Membuat daftar cek (checklist), yaitu daftar yang berisi catatan setiap faktor
secara sistematis. Daftar cek ini biasanya dibuat sebelum observasi dan sesuai
dengan tujuan observasi.
3. Membuat skala penilaian (rating scale), yaitu skala yang digunakan untuk
menetapkan penilaian secara bertingkat untuk mengamati kondisi data secara
kualitiatif
4. Mencatat dengan menggunakan alat (mechanical device), yaitu pencatatan
yang dilakukan melalui pengamatan dengan menggunakan alat, misalnya
slide, kamera, komputer, dan alat perekam suara.
Pada topik minggu kedelapan ini kita mempelajari tentang teknik pengambilan sampel,
dengan berbagai tipe teknik dan contohnya. Teknik pengambilan sampel disesuaikan dengan
tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Teknik pengambilan sampel secara garis besar
dibagi menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling.
1. Zikmund, Babin, Carr, and Griffin. 2009. Business Research Methods. Thomson
South-Western. . ISBN:978-0324320626 , Chapter 11
2. http://ssc.wisc.edu/~jraymo/links/soc357/class8_F09.pdf
Research Methodology
Week 9
Basic Data Analysis
Pada topik minggu ke – 9 ini akan dijelaskan dengan rinci apa yang dimaksud dengan analisis
data hasil penelitian. Analisis dasar terdiri dari analisis deskriptif dan analisis inferensia.
Analisis deskriptif biasanya peneliti menampilkan secara visual hasil penelitian baik melalui
gambar, grafik, atau tabel. Sedangkan untuk analisis inferensia lebih ditekankan kepada
pengujia hipotesis.
Dalam penelitian kualitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dikumpulkan dari
seluruh responden. Kegiatan dalam analisis data adalah
Mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden
Mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden
Menyajikan data dari tiap variabel yang diteliti
Melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah
Melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua statistik
untuk analisis yaitu
1. STATISTIK DESKRIPTIF
yaitu statistik yang digunakan untuk analisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa ada tujuan
membuat kesimpulan untuk generalisasi.
Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah penyajian data melalui tabel, grafik,
diagram lingkaran (pie chart), pictogram, perhitungan modus, median, mean
(pengukuran tendensi sentral), desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui
perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan prosentase. Dapat juga
dilakukan analisis korelasi antar variabel, analisis regresi atau membandingkan dua
nilai rata-rata sampel/populasi.
Pada topik minggu kesembilan ini kita mempelajari bagaimana menganalisis data penelitian
hingga bisa ditampilkan ke dalam suatu laporan penelitian. Analisis statistik yang terdiri dari
analisis deskriptif dan analisis inferensia, penggunanaannya disesuaikan dengan tujuan
penelitian. Analisis deskriptif biasanya menekankan pada visualisasi data.
1. Zikmund, Babin, Carr, and Griffin. 2009. Business Research Methods. Thomson
South-Western. . ISBN:978-0324320626 , Chapter 11
2. http://ssc.wisc.edu/~jraymo/links/soc357/class8_F09.pdf
Research Methodology
Week 10
Communicating with Respondent
Pada topik minggu ke – 9 ini akan dijelaskan dengan rinci apa yang dimaksud dengan analisis
data hasil penelitian. Analisis dasar terdiri dari analisis deskriptif dan analisis inferensia.
Analisis deskriptif biasanya peneliti menampilkan secara visual hasil penelitian baik melalui
gambar, grafik, atau tabel. Sedangkan untuk analisis inferensia lebih ditekankan kepada
pengujia hipotesis.
Namun secara lebih lengkap, laporan penelitian terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu:
1. Bagian pembuka.
2. Bagian inti.
3. Bagian penutup.
BAGIAN PEMBUKA
Bagian pembuka sebuah laporan penelitian lebih lengkap harus mengandung komponen-
komponen berikut ini:
Judul merupakan pintu atau muka dari sebuah karya ilmiah. Dalam judul karya ilmiah harus
menampilkan fakta yang ingin diungkapkan,jelas, positif, singkat, khas, serta mampu
menampilkan kata kunci dari sebuah tulisan.
Halaman judul diletakkan sesudah halamaan depan atau cover.pada halaman ini umumnya
terdapat judul,penuliis, dan penerbit. Selanjutnya halaman judul diikuti oleh pengesahan.
Kata pengantar dituliskan untuk memberikan gambaran secara umum kepada pembaca
tentanng latar belakang konteks penelitian. Pada bagian ini penulis juga menyampaikan
ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis baik dalam
pelaksanaan penelitian maupun dalam penulisan laporannya.
Abstrak digunakan untuk menyampaikan gambaran singkat mengenai latar belakang, metode,
serta temuan hasil penelitian.
BAGIAN INTI
Pada bagian inti seluruh komponen pendahuluan, ka[enjelasastaka dan kerangka teori,
metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran disajikan secara
lengkap.
c. Metodologi Penelitian
Perbedaan utama antara karya ilmiah dengan bukan karya ilmiah adalah pada motodologi.
Pada bagian ini biasanya dijelaskan secara terperinci mengenai pendekatan atau desain
penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan dan analisis data, serta
kelemahan-kelemahan penelitian.
Uraian mengenai pendekatan atau desain penelitian pada umumnya menjelaskan tentang
apakah, misalnya penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif atau kuantitatif,
sensus/survey, cross-section atau time-series, eksplorasi atau korelasional, eksperimen murni
atau eksperimen buatan, atau pendekatan umum lainnya.
BAGIAN PENUTUP
Bagian ini tidak kalah penting dalam penulisan sebuah laporan penelitian lengkap adalah
bagian penutup. Bagian penutup pada umumnya, terdiri dari:
a) Daftar pustaka
Daftar pustaka merupakan komponen wajib yang harus dicantumkan oleh penulis,
sedangkan lampiran dan daftar indeks hanya di tulis jika diperlukan.
Pada umumnya, hal-hal yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka adalah:
1. Nama penulis
2. Tahun terbit
3. Judul pustaka
4. Tempat terbit
5. Nama penerbit
Pada umumnya urutan daftar pustaka mengacu pada urutan nama belakang secara alpabetikel.
Secara terperinci, tata cara penulisan daftar pustaka biasanya mengikuti aturan yang berlaku
secara internasional, yaitu standar dari association of American phychology
(APA). Contohnya:
Belawati, T. 2000. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh.
Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.
b) Lampiran
Lampiran dapat berupa tabel, gambar, peta, bagan, instrument penelitian, seperti kuesioner
atau daftar checklist untuk observasi dan bentuk lain yang telah dipaparkan dalam bagian inti
laporan.
c) Daftar indeks atau glosarium.
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang terdapat dalam pada laporan. Effendi (1991)
mengemukakan bahwa penulisan daftar kata atau indeks harus berkelompok berdasarkan
abjad awal kata atau istilah yang akan dituliskan. Penulisan indeks pada umumnya di tujukan
Pada topik minggu kesepuluh ini kita mempelajari tentang bagaimana mengkomunikasikan
hasil penelitian. Laporan penelitian dapat berupa laporan tertulis maupun presentasi.
Laporanpenelitian dalam bentuk tertulis mengikuti beberapa aturan yang baku tentang
penulisan laporan penelitian.
1. Zikmund, Babin, Carr, and Griffin. 2009. Business Research Methods. Thomson
South-Western. . ISBN:978-0324320626 , Chapter 14
2. http://www.dlsweb.rmit.edu.au/lsu../content/2_AssessmentTasks/assess_pdf/r
esearch_report.pdf