Anda di halaman 1dari 10

1. Kepercayaan (trust) merupakan pondasi dari suatu hubungan.

Suatu hubungan
antara dua pihak atau lebih akan terjadi apabila masing-masing saling mempercayai.
Kepercayaan ini tidak begitu saja dapat diakui oleh pihak lain, melainkan harus
dibangun mulai dari awal dan dapat dibuktikan. Dalam dunia bisnis, kepercayaan
adalah satu hal yang sangat mahal harganya. Tanpa kepercayaan, belum tentu bisnis
yang dijalankan akan berjalan dengan baik, apalagi berkembang. Makanya,
membangun kepercayaan menjadi hal yang amat krusial dalam bisnis. Dengan
membangun kepercayaan yang baik, maka banyak hal akan berjalan dengan baik dan
menjadi lebih mudah. Sebaliknya, jika rasa percaya itu tidak ada, maka perlahan tapi
pasti, kesulitan akan menghambat bisnis. Inti dari membangun kepercayaan adalah
agar orang lain percaya dengan apa yang kamu katakan. Namun, perlu diingat bahwa
membangun kepercayaan tidak hanya membutuhkan menepati janji yang kamu
buat, tetapi juga tidak membuat janji yang tidak dapat kamu tepati.
Kepercayaan atau trust adalah harapan positif terhadap orang lain yang diyakini
mereka tidak akan melakukan tindakan untuk mencari keuntungan semata (Robbin,
2003). Trust terbentuk karena adanya hubungan antara trustee dan trustor.
Faktor-Faktor yang Membentuk Kepercayaan Menurut Mayer (dalam Ainurrofiq,
2007) faktor yang membentuk kepercayaan seseorang terhadap yang lain ada tiga
yaitu: a. Kemampuan. b. Integritas c. Kebaikan hati.
Contoh:

2. Kelayakan bisnis adalah kegiatan menguji kelayakan suatu usaha maupun proyek
dengan mengidentifikasi masalah, peluang, tujuan, dan lain-lain. Hal ini sebetulnya
dilakukan untuk membantu pengusaha mengambil keputusan tepat serta
menghindari kerugian yang besar saat menjalankan bisnis.

Analisis kuantitatif adalah proses mengumpulkan dan mengevaluasi data terukur dan
dapat diverifikasi seperti pendapatan, pangsa pasar, dan upah untuk memahami
perilaku dan kinerja bisnis. Di masa lalu, pemilik bisnis dan direktur perusahaan
sangat bergantung pada pengalaman dan insting mereka saat mengambil keputusan.
Namun, dengan era teknologi data, analisis kuantitatif sekarang dianggap sebagai
pendekatan yang lebih baik untuk membuat keputusan yang tepat. Tugas utama
seorang analis kuantitatif adalah menyajikan situasi hipotetis tertentu dalam hal nilai
numerik. Analisis kuantitatif membantu dalam mengevaluasi kinerja, menilai
instrumen keuangan, dan membuat prediksi. Metode kuantitatif bisnis sangatlah
berguna untuk pengambilan keputusan. 4 metode:

 Analisa Regresi
Metode kuantitatif bisnis yang pertama adalah analisa regeresi yang merupakan
sebuah teknik terkenal diantara para ekonom dan statistisian. Analisa regresi
menggunakan ekuasi statistikal kompleks untuk mempredikasi dampak dari satu
atau lebih faktor dikenal sebagai predictor atau variabel independen atas sebuah
hasil kepentingan dikenal sebagai variabel dependen. Ekonom menggunakan analisa
regresi untuk memprediksi efek edukasi dan pengalaman karyawan terhadap
penghasilan tahunan karyawan.

 Program Linear
Metode kuantitatif bisnis selanjutnya adalah program linear.
Semua bisnis akan menghadapi keterbatasan sumber daya termasuk ruang kerja,
alat produksi, suplai dan tenaga kerja. Kondisi itu membuat alokasi optimal kesemua
sumber daya yang ada menjadi tantangan untuk manajer. Program linear, sebuah
teknik populer dalam menjalankan riset dan analisa manajemen merupakan metode
matematis untuk menentukan bagaimana meraih hasil maksimal seperti keuntungan
terbesar atau biaya operasional terendah terhadap beberapa hambatan yang sudah
diungkap tadi.

 Analisa Faktor
Analisa faktor merupakan reduksi data dan teknik analisa yang sering digunakan
untuk survey data. Oleh karena itu, analisa faktor sangat terkenal dikalangan periset
pasar. Analisa faktor menggali hubungan dalam data variabel untuk mengidentifikasi
hubungan, faktor yang belum terukur yang dapat menjelaskan hubungan tersebut.
Aplikasi metode kuantitatif bisnis ini misalkan periset pasar dapat menggunakan
faktor yang dapat menggunakan analisa faktor untuk menganalisa data kebiasaan
belanja konsumen untuk mengenali faktor yang dapat menjelaskan pola belanja
tertentu, seperti pilihan untuk beberapa jenis produk.

 Data Mining
Kombinasi dari keahlian statistik dan program komputer atau data mining telah
tumbuh seiring bertambahnya jumlah dan ukuran data statistic.
Data mining ini merujuk pada kelas metode yang digunakan untuk menganalisa
seperangkat data dalam jumlah besar, membuka pola dan hubungan yang
terpendam pada banyaknya data mentah yang tersedia. Toko online raksasa seperti
amazon menerapkan teknik data mining untuk mengembangkan profil kebiasaan
belanja konsumen, termasuk pola belanja konsumen yang membeli produk yang
sama.

Kualitatif Analisis, merupakan metode analisis dengan menggunakan wawancara


dan observasi dengan menjawab pertanyaan seperti apa, mengapa atau bagaimana.
Data-data yang dianalisa dengan metode ini berupa teks atau narasi. Kualitatif
memiliki subjek penelitian yang biasa disebut dengan narasumber. Untuk metode
pengumpulan data kualitatif biasanya dengan melakukan wawancara mendalam,
Focus Group Discussion (FGD), studi literatur, dan observasi (Sekaran & Bougie,
2016). Sebagai contoh pendekatan data kualitatif seperti dengan melakukan
wawancara mendalam dengan 10 (sepuluh) konsumen terkait kepuasan produk
perusahaan. Peneliti bisa mengajukan pertanyaan terbuka seperti: “Seberapa
puaskah anda dengan produk perusahaan kami?” dan lain sebagainya. Penelitian
Kualitatif biasanya (1) terjun langsung menjadikan partisipan aktif di kehidupan
responden; (2) mencatat data dan dengan fakta; (3) Pencatatan dilakukan dengan
formal dan teliti dan konsisten sesuai dengan tujuan peneliti; (4) lebih kepada studi
kasus di lapangan, misalnya masalah etnografis, dan lain sebagainya.

3. 1) Observing Trends. Pendekatan pertama untuk mengenali opportunity adalah


mengobservasi trend dan mempelajari bagaimana mereka dapat menciptakan
peluang bagi seorang entrepreneur. Trend yang paling penting untuk diikuti adalah
trend ekonomi, trend social, kemajuan teknologi, gerakan politik, dan perubahan-
perubahan peraturan. Sebagai seorang entrepreneur atau orang yang berpotensi
untuk menjadi entrepreneur, sangatlah penting untuk tetap sadar akan perubahan-
perubahan yang terjadi di area-area tersebut. Disaat kita menggunakan trend-trend
yang terjadi di lingkungan sekitar kita untuk mengembangkan ide bisnis baru, ada 2
hal yang harus kita miliki di dalam pikiran kita. Pertama, sangatlah penting untuk
membedakan antara trend dan mode. Dan yang kedua, walaupun kita
mendiskusikan trend-trend tsb secara individual, mereka tetaplah saling berkaitan.
Contohnya adalah sekarang ini banyak masyarakat yang gemar akan makanan yang
enak namun menyehatkan tubuh. Peluang yang ditimbulkan akibat dari trend ini
adalah perlu adanya restoran yang sehat. Perusahaan-perusahaan yang menfaatkan
peluang ini adalah Naked Pizza, Brooklyn Brewery, Fitbit, dll.
2) Solving a Problem. Pendekatan yang kedua untuk mengenali opportunity adalah
mengenali masalah dan mencari jalan untuk memecahkannya. Masalah bisa kita
kenali dengan cara mengobservasi tantangan-tantangan yang orang-orang hadapi di
kehidupan sehari-hari mereka. Konsisten pada observasi ini, banyak perusahaan
yang dibangun oleh orang-orang yang telah mengalami masalah di kehidupan
mereka, dan akhirnya mereka sadar bahwa solusi dari permasalahan mereka dapat
menjadi peluang bisnis. Contohnya, pada tahun 1991, ketika Jay Sorensen sedang
duduk ia dengan tidak sengaja menjatuhkan kopinya karena paper cupnya terlalu
panas. Pengalaman ini menuntun Sorensen untuk menciptakan gagang cangkir yang
tahan panas dan memulai membangun usaha untuk menjualnya. Setelah ia
meluncurkan usahanya, sebuah perusahaan bernama Java Jacket, akhirnya ia
mendapatkan banyak keuntungan karena perusahaan yang ia bangun telah menjual
lebih dari 4 miliar cangkir.
3) Finding Gaps in the Marketplace. Menemukan celah di marketplace merupakan
sumber ketiga untuk mengenali opportunity. Banyak sekali produk yang konsumen
inginkan atau butuhkan tetapi tidak tersedia di daerah mereka tinggal atau mungkin
memang tidak tersedia sama sekali. Peluang spt ini terciptakan oleh retail yang
besar, seperti Walmart dan Costco, yang bersaing di harga dan menawarkan item-
item yang paling popular di antara masyarakat. Disaat retail yang besar
menggunakan ketertarikan akan suatu item di kalangan masyarakat untuk
mendapatkan skala ekonomi yang besar, tanpa disadari itu meninggalkan sebuat
celah dalam marketplace. Inilah sebabnya butik pakaian, toko-toko yang menjual
barang2 khusus, dan situs e-commerce ada. Bisnis-bisnis ini bersedia untuk
menyediakan barang-barang yang tidak dijual oleh retail-retail besar seperti Walmart
dan Costco. Contohnya adalah Daisy Rock. Tish Cirvolo (penemu Daisy Rock)
menyadari bahwa tidak ada gitar di pasaran yang dibuat khusus untuk wanita. Untuk
memenuhi celah ini, dia memulai untuk menjalankan sebuah bisnis bernama Daisy
Rock, yaitu sebuah perusahaan yang membuat gitar khusus untuk wanita. Gitar Daisy
Rock yang dibuat oleh Cirvolo sangatlah stylish, warnanya lebih feminim, dan juga
menggabungkan fitur desain yang memungkinkan para wanita yang memiliki
tangan/jari jemari lebih kecil untuk bermain gitar.

4. 1) Prior Experience. Beberapa riset menunjukkan bahwa pengalaman sebelumnya


dalam sebuah industry membantu para entrepreneur untuk mengenali peluang
bisnis. Contohnya adalah, evidence over time tentang founders dari perusahaan-
perusahaan yang muncul di daftar Inc. 500 menunjukkan bahwa lebih dari 40%
founders mendapatkan ide untuk memulai bisnis yang baru adalah ketika mereka
bekerja sebagai seorang pegawai untuk sebuah perusahaan di industry yang sama.
Penemuan ini konsisten dengan hal-hal yang dilaporkan oleh para pelajar yang
mempelajari tentang hubungan antara pengalaman di bidang industry dengan
kemampuan untuk mengetahui peluang. Dengan bekerja dalam sebuah industry,
seorang individu mungkin menemukan ceruk pasar yang kurang terlayani. Mungkin
juga disaat ia masih bekerja dalam sebuah industri, ia membangun sebuah koneksi
sosial yang mungkin memberikan wawasan yang menuntunnya untuk mengenali
sebuah peluang.
2) Cognitive Factors. Kemampuan untuk mengenali peluang kemungkinan adalah
sebuah kemampuan bawaan atau sebuah proses kognitif. Ada beberapa orang yang
beranggapan bahwa para entrepreneur mempunya “indra ke enam” yang
memungkinkan mereka untuk mengetahui peluang yang mungkin orang lain tidak
sadari. Kemampuan “indra ke enam” ini disebut sebagai kewaspadaan entrepreneur,
yang didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengetahui/sadar akan sesuatu hal
tanpa terlibat dalam pencarian yang disengaja. Kewaspadaan merupakan
kemampuan yang dipelajari jadi kita tidak mungkin mendapatkan kemampuan itu
bawaan dari lahir, dan orang-orang yang mempunyai pengetahuan tentang suatu
area cenderung lebih waspada untuk mengenali peluang dari area tsb lebih dari
orang lain. Sebuah teknisis komputer contohnya, ia akan lebih waspada akan
kebutuhan dan peluang yang ada dalam industri komputer daripada seorang
pengacara.
3) Social Networks. Kemampuan seorang individu untuk memperluas dan
memperlebar jaringan sosial mereka mempengaruhi kemampuan seorang individu
tsb untuk mengenali peluang. Orang-orang yang memiliki ruang lingkup sosial yang
besar dan berhubungan dengan orang-orang yang professional akan menemukan
banyak peluang dan ide dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki ruang
lingkup jaringan sosial yang kecil. Riset membuktikan bahwa di suatu tempat
sebanyak 40% sampai 50% orang-orang yang membangun sebuah bisnis
mendapatkan ide dari jaringan sosial mereka. Dalam studi yang berkaitan, ada
penelitian tentang perbedaan antara solo entrepreneurs dengan network
entrepreneurs. Para peneliti menemukan bahwa network entrepreneurs cenderung
lebih banyak menemukan peluang, tetapi mereka tidak bisa didefinisikan sebaga
entrepreneur yang kreatif dan mempunyai tingkat kewaspadaan yang tinggi.
4) Creativity. Kreativitas adalah proses menghasilkan sebuah karya tulis atau ide yang
bermanfaat. Pengenalan peluan mungkin bagian dari proses kreativitas. Untuk
seorang individu, proses kreatif dibagi menjadi 5 tahap yaitu preparation, incubation,
insight, evaluation, dan elaboration.

5. The power of believe berarti percaya akan kemampuan diri kita sendiri. Percaya akan kita
bisa sukses dan bisa melakukannya. Setiap orang pasti ingin sukses, kesuksesan tidak bisa
didapatkan hanya dengan mengucapkan “saya ingin menjadi seseorang yang sukses”, kita
juga tidak bisa mendapatkan suatu kekayaan, sebuah posisi yang kita inginkan, hanya
dengan mengucap “saya ingin….”. Tapi jika kita memang mempunyai keinginan untuk
mencapai sesuatu cobalah untuk mulai berkata “saya yakin saya bisa…”. Sikap yakin akan
kemampuan diri sendiri akan memberikan suatu kekuatan, kemampuan, dan energy yang
dibutuhkan. Ketika kamu percaya kamu bisa melakukannya, pasti didalam pikiran kamu akan
terkembangkan pikiran bagaimana cara mencapainya.
Cara mengembangkan the power of belief:
 Pikirkan kesuksesan, jangan pikirkan kegagalan. Jika kamu menghadapi situasi yang sulit,
berpikirlah “saya pasti bisa mengalahkannya” jangan “saya mungkin akan kalah”. Ketika
kamu bersaing dengan orang lain, berpikirlah “saya adalah yang terbaik” jangan “saya tidak
memenuhi kriteria yang terbaik”. Mempunyai pemikiran untuk sukses akan mengkondisikan
pikiran mu untuk membuat suatu rencana yang menghasilkan kesuksesan. Sebaliknya
dengan mempunyai pemikiran untuk gagal itu akan mengkondisikan pikiran mu untuk tidak
berbuat semaksimal mungkin.
 Ingatlah bahwa diri mu itu lebih baik daripada yang kamu pikirkan. Orang yang sukses
bukanlah seorang superman. Sukses tidak memerlukan intelek yang super, dan juga tidak
ada hal yg mistis tentang sukses. Dan sukses tidak juga terjadi berdasarkan dari
keberuntungan. Orang yang sukses hanyalah orang biasa yg telah mengembangkan
kepercayaan pada dirinya sendiri dan kepercayaam akan apa yang ia lakukan.
 Mempunyai keyakinan yang besar. Besarnya ukuran kesuksesan mu ditentukan oleh
besarnya ukuran keyakinan mu. Ingat bahwa rencana dan ide yang besar itu lebih mudah
daripada rencana dan ide yang kecil.

6. • Development stage merupakan tahap dimana wirausahawan mulai mengubah ide


bisnis menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Fokus kegiatan di tahap ini adalah
mengembangkan peluang bisnis. Meskipun masih berorientasi pada pengembangan
peluang bisnis, namun pada tahap ini tetap memerlukan aktivitas pembiayaan. Pada
fase ini belum ada pendapatan atau arus kas masuk yang dihasilkan. Sumber
pembiayaan yang umumnya digunakan adalah aset pribadi yang dimiliki oleh
wirausahawan atau pinjaman dana dari keluarga dan teman.

• Start-up stage merupakan tahap dimana usaha bisnis rintisan mulai terorganisasi
dengan baik, mulai dikembangkan dengan baik, dan mulai ada pendapatan awal
yang dihasilkan. Pendapatan mulai dihasilkan ketika usaha bisnis siap beroperasi
untuk menjual produknya. Fokus kegiatan di tahap ini adalah mengumpulkan
sumber daya; karena kegiatan operasional sudah siap dijalankan dan transaksi bisnis
sudah mulai dilakukan. Sumber pembiayaan yang dapat digunakan di tahap ini
adalah dari business angels dan perusahaan modal ventura. Wirausahawan
sebaiknya mencari informasi mengenai kelebihan dan kekurangan menggunakan
business angels dan perusahaan modal ventura sebagai sumber pembiayaan;
meskipun tidak menutup kemungkinan kedua sumber pembiayaan tersebut dapat
digunakan sekaligus.
• Survival stage merupakan tahap dimana pendapatan mulai bertumbuh tetapi
belum mampu menutupi semua biaya operasional. Fokus kegiatan di tahap ini
adalah mengelola kegiatan operasional. Pendapatan dari kegiatan operasional sudah
mulai bisa digunakan sebagai sumber pembiayaan. Selain itu, tahap ini masih bisa
menggunakan perusahaan modal ventura sebagai sumber pembiayaannya dan
beberapa alternatif lain seperti suplier dan konsumen, bantuan hibah dari
pemerintah, atau pinjaman bank.

• Rapid-growth stage merupakan tahap dimana pendapatan dan arus kas mengalami
tingkat pertumbuhan yang tinggi. Sumber pembiayaan yang digunakan masih sama
dengan survival stage, namun di tahap ini usaha bisnis dapat menggunakan bank
investasi sebagai alternatif pembiayaan. Strategi yang paling baik adalah usaha bisnis
berupaya memperpanjang durasinya di tahap ini.

• Maturity stage merupakan fase akhir dimana pertumbuhan pendapatan dan arus
kas mulai melambat. Usaha bisnis masih bisa menggunakan sumber pembiayaan
seperti pada rapid-growth stage.

7. Belom nemu
8. Belom nemu

9. forecasting adalah sebuah teknik untuk memprediksi kejadian bisnis di masa depan


dengan menggunakan data-data yang telah terangkum sebelumnya. Dalam sebuah
bisnis, masa depan menjadi salah satu ketidakpastian yang harus dihadapi sebaik
mungkin. Tanpa adanya prediksi serta perencanaan yang matang, bisnis tidak akan
berkembang dengan maksimal. Oleh karena itu, forecasting hadir untuk menangani
solusi dari masalah tersebut. Dengan melihat data-data di masa lalu dan
memperkirakan apa yang akan terjadi di masa depan, suatu perusahaan dapat
mengurangi risiko yang akan menimpa bisnisnya nanti. Sebagai contoh, di perayaan
tahun baru diprediksi permintaan produk dari bisnismu akan melonjak secara drastis.
Nah, dari prediksi tersebut, kamu bisa mempersiapkan jumlah produk yang banyak
agar semua konsumen bisa mendapatkannya. Akan tetapi, kembali lagi kepada
pembahasan di atas, semua itu dilakukan sesuai data sebelumnya. Jika di tahun baru
kemarin permintaan tinggi, bisa jadi pada perayaan tahun baru sekarang juga tinggi.
Secara tidak langsung, dengan forecasting perusahaan dapat mengambil keputusan
dan langkah selanjutnya dalam menjalankan bisnis. Mereka dapat menentukan
berapa banyak anggaran yang harus disiapkan. Selain itu, dapat ditentukan pula
apakah akan mengalami kerugian jika memproduksi barang dalam jumlah tertentu.

Salah satu manfaat dari forecasting adalah untuk mengalokasikan anggaran agar


tepat sasaran dan tidak berlebihan untuk suatu produk. Selain itu, ada beberapa
manfaat lainnya yang bisa kamu dapatkan:
1. Memprediksi masa depan bisnis
Menurut Market Business News, forecasting dapat membantu perusahaan dalam
memprediksi masa depan bisnis. Secara tidak langsung, hal ini dapat memberikan
gambaran umum bagi manajemen terkait arah bisnis ke depannya. Dengan
demikian, mereka dapat menempatkan diri kepada target pasar yang tepat serta
meraih keuntungan yang sebanyak-banyaknya.
2. Memenuhi kepuasan pelanggan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dengan forecasting perusahaan bisa
mendapatkan gambaran terkait permintaan barang di masa depan. Dengan keadaan
seperti itu, perusahaan memiliki peluang yang besar untuk memenuhi permintaan
barang dari pelanggan, lalu menghasilkan kepuasan dari para pelanggan tersebut.
3. Tetap mengikuti tren
Manfaat lainnya dari forecasting adalah perusahaan dapat terus meng-
update informasi untuk keberlangsungan bisnisnya. Sebab, dalam memprediksi
bisnis ke depan, perusahaan tentu harus terus mengikuti tren agar dapat
mengantisipasi tren pasar yang berubah.
4. Mudah saat meminjam uang
Ada kalanya perusahaan membutuhkan pinjaman uang untuk menjalankan suatu
proyek bisnisnya. Nah, biasanya para peminjam uang akan memberikan pinjaman
jika transparansi dari perusahaan jelas dan detail. Misalnya, informasi terkait
bisnisnya di masa depan, penjualan, biaya produksi, dan lain-lain.
5. Menjaga kondisi keuangan
Saat perusahaan sudah memprediksi permintaan produk di masa depan, mereka
dapat mengatur biaya semaksimal mungkin. Selain itu, prediksi tersebut juga dapat
digunakan untuk mengetahui apakah perusahaan membutuhkan karyawan baru
atau tidak. Dengan begitu, dana tidak dibuang sia-sia karena mempekerjakan
karyawan baru di waktu yang tidak tepat.
10. Kasus

Anda mungkin juga menyukai