Anda di halaman 1dari 10

GLOBAL INFORMATION SYSTEMS AND MARKET RESEARCH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Manajemen Pemasaran Internasional E

Dosen Pengampu:
Gusti Ayu Wulandari, S.E., M.M,.

Disusun Oleh Kelompok 1:


Fitria Ayu Rosita (200810201002)
Raissa Aulia Salsabila (200810201016)
Gerry Satrio Bawono (200810201019)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2023
i
RESUME

A. Teknologi Informasi, Sistem Informasi Manajemen, dan Data Besar


Untuk Pemasaran Global
Teknologi informasi (TI) mengacu pada proses organisasi untuk
menciptakan, menyimpan, bertukar, menggunakan, dan mengelola informasi.
Sebuah sistem informasi manajemen (MIS) menyediakan manajer dan
pengambil keputusan lainnya dengan arus informasi yang terus menerus
tentang operasi perusahaan. Hal ini merujuk pada sistem perangkat keras dan
perangkat lunak yang digunakan perusahaan dalam mengelola informasi. MIS
(Management Information Strategy) harus menyediakan sarana untuk
mengumpulkan, menganalisis, mengklasifikasikan, menyimpan, mengambil,
dan melaporkan data yang relevan. Istilah data besar mengacu pada kumpulan
data yang sangat besar.
Saat ini, pengumpulan dan analisis data besar telah diterapkan pada situasi
bisnis. Contohnya popularitas Facebook dan platform media sosial lainnya
seperti perintis streaming video Netflix yang telah mengumpulkan lebih dari
10 miliar peringkat film dari pelanggan. Dalam hal ini menyatakan bahwa
facebook dan platform media sosial yang ada saat ini telah menghasilkan
banyak data besar yang dapat mempengaruhi pemasaran global.

B. Sistem Informasi Pasar


Sistem informasi pemasaran adalah suatu sistem yang didesain untuk
dapat mengolah suatu informasi agar membantu kegiatan pemasaran dan juga
aktivitas penjualan pada suatu perusahaan. Informasi pemasaran dibutuhkan
bagi setiap perusahaan karena telah adanya suatu perkembangan dari yang
awalnya pasar lokal berubah menjadi pasar global. Oleh karena itu,
persaingan usaha juga akan semakin tinggi. Jika perusahaan tidak
menciptakan system informasi pasar yang baik maka perusahaan
dikhawatirkan akan terkalahkan oleh pesaingnya.
Sistem informasi pasar yang efisien dimana sebagai produsen mengetahui
tentang informasi, data-data atau semua sesuatu mengenai pasar. Misalkan

1
pada perusahaan Indofood yang memiliki produk Indomie. Indofood tentunya
telah melakukan beberapa riset terhadap pemasarannya. Informasi yang
didapatkan guna untuk menunjang kegiatan pemasaran agar tetap update
terkait dengan tren pasar yang terbaru. Di Indonesia, produk Indofood
tersebut memiliki perbedaan dengan yang dijual di luar negeri.

C. Riset Pasar Formal


Riset pasar adalah aktivitas yang menghubungkan konsumen, pelanggan,
dan public dengan pemasar melalui informasi. Tantangan pada riset pasar
global adalah untuk mengenali dan menanggapi perbedaan kebudayaan antar
negara.
1. Persyaratan Informasi
Sulit untuk merubah pola perilaku konsumen yang sudah mengakar.
Riset pasar formal biasanya dilakukan setelah masalah atau peluang yang
telah teridentifikasi. Tugas perusahaan sebelum mereka melakukan riset
formal adalah dengan mengidentifikasi masalah dan peluang pasarnya
seperti seberapa potensial pasar pada suatu negara tertentu, seberapa
banyak pelanggan potensial yang dapat menjadi pelanggan actual, akankah
pesaing membuat terobosan baru untuk produknya, dan apakah riset
mengenai preferensi selera lokal perlu dilakukan. Apabila masalah-
masalah diidentifikasi dengan baik maka setengah dari masalah tersebut
sebenarnya sudah terpecahkan.
2. Definisi Masalah
Banyak pemasar yang berhasil untuk menerapkan program
pemasaranya di negara asal dan gagal saat diterapkan di negara lain. Hal
tersebut terjadi karena adanya nilai-nilai keyakinan negara asal dan asumsi
pribadi seseorang yang pada akhirnya mempengaruhi penilaian budaya
asing. Seperti yang dialami oleh perusahaan Mattel saat pertama kali
memperkenalkan Barbie di Jepang, mereka berasumsi bahwa anak
perempuan di Jepang akan menyukai produknya sama dengan anak
perempuan di Amerika, dan ternyata hal tersebut tidak terjadi. Maka dari
itu pemasar harus sadar akan dampak dari adanya asumsi lintas budaya

2
dan asumsi pribadi. Namun ada dampak positif dari adanya hal tersebut
yang pertama adalah dapat mendorong manajemen untuk melakukan riset
sejak awal. Kedua kesadaran akan asumsi pribadi dapat membantu
memastikan bahwa upaya penelitian dirancang dengan bias negara asal
atau negara kedua.
3. Memillih Unit Analisis
Pada Langkah ini perusahaan butuh untuk mengidentifikasi di bagian
mana perusahaan harus melakukan bisnis dan mencari informasi sebanyak
mungkin tentang lingkungan bisnis di area yang akan diidentifikasi. Salah
satu contohnya data pada seluruh negara tidak diperlukan ketika kita akan
menganalisis sebuah kota, provinsi, atau bagian negara tertentu. Unit
analisis yang diperlukan pemasar pada contoh tersebut yaitu hanya data
pada kota, provinsi, atau negara bagian saja. Misalnya, sebuah perusahaan
yang sedang mempertimbangkan untuk memasuki negara Cina yang mana
perusahaan itu akan berfokus pada kota Shanghai. Kota Shanghai adalah
kota terbedar di Cina dan memiliki Pelabuhan utama. Karena Shanghai
adalah pusat manufaktur, meiliki infrastruktur yang berkembang dengan
baik, dan merupakan rumah bagi penduduk dengan pendapatan per kapita
yang relatif tinggi.
4. Meneliti Data Ketersediaan
Pada langkah ini ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh
pemasar. Jenis data apa yang harus dikumpulkan? Apakah dapat
menggunakan data sekunder misalnya, data yang tersedia dalam file
perusahaan, perpustakaan, junal industri dan perdagangan, atau database
online? Kapan manajemen membutuhkan informasi untuk membuat
keputusan mengenai waktu yang tepat untuk memasuki pasar? Pemasar
harus mengatasi permasalahan tersebut sebelum melanjutkan ke langkah
berikutnya. Menggunakan data yang tersedia dapat menghemat biaya dan
waktu karena sebuah riset pasar formal dapat menghabiskan biaya yang
besar dan menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikanya.
Kunci untuk memperoleh data dengan biaya murah dan waktu yang cepat
untuk survey pasar luar negeri yaitu dengan mencari sumber data sekunder

3
dari peneliti yang sudah terlebih dulu melakukan survey. Seperti ketika
perusahaan akan melaksanakan sebuah penelitian mengenai syarat-syarat
proses pengolahan pangan di negara tertentu, prusahaan tersebut
hendaknya mencari data-data sekunder mengenai sejarah dan syarat-syarat
tersebut di berbagai media di negara tersebut yang mana hal tersebut sudah
cukup baik dan sangat menghemat biaya dibandingkan melakukan
penelitian tersebut secara langsung kepada calon konsumen.
5. Menilai Nilai dari Sebuah Penelitian
Pada saat perusahaan menginginkan studi lanjutan mengenai pasar
global hendaknya pihak manajemen menjabarkan apakah informasi yang
didapatkan dari riset tersebut bernilai bagi perusahaan dalam bentuk
keuntungan yang diperoleh perusahaan kedepan dibandingkan dengan
biaya untuk mengumpulkan data atau informasi tersebut. Perusahaan
sangat membutuhkan dana dan waktu untuk melakukan analisis biaya-
manfaat sebelum melangkah lebih jauh. Bahkan Ketika perusahaan
memiliki banyak data dan informasi perusahaan memerlukan untuk
membuat keputusan yang berkualitas tinggi yang mana akan membuat
biaya riset yang terlalu tinggi. Contohnya perusahaan yang ingin
melakukan riset mengenai ketertarikan suatu produk di bagian negara yang
ingin dituju. Perusahaan dapat memanfaatkan data-data sekunder dahulu.
Apabila data-data tersebut dirasa kurang memuaskan maka perusahaan
harus melakukan riset lebih mendalam kepada calon konsumen. Disini
perusahaan harus menimbang berapa persen kesuksesan suatu penelitian
tersebut yang pada akhirnya berpengaruh pada hasil penjualan kedepanya.
Apakah dapat menguntungkan atau mendapatkan kerugian.
6. Analisis Data
Pada analisis data peneliti dapat mengguanakan beberapa cara analisis
data seperti analisis faktor, analisis klaster, dan penskalaan multidimensi
(MDS). Analisis faktor dapat digunakan peneliti untuk mengubah
sejumlah data menjadi unit yang dapat dikelola program komputer dengan
melakukan reduksi data dengan menyaring dari banyak tanggapan survei
menjadi beberapa faktor yang mendasari sikap dan persepsi. Analisis

4
klaster memungkinkan peneliti untuk mengelompokkkan variabel ke
dalam klaster yang memaksimakan kesamaan dalam kelompok dan
perbedaan antar kelompok. Analisis ini sangat baik untuk riset pasar global
karena dapat membantu membangun persamaan dan perbedaan di antara
pasar local, nasional, dan regional di dunia. Penskalaan multidimensi
(MDS) adalah teknik lain untuk membuat peta perseptual. Ketika peneliti
menggunakan MDS, responden berperan untuk membandingakan produk
atau merek, satu pasang pada satu waktu, dan menilai dari segi kesamaan.
Kemudian peneliti menyimpulkan beberapa hal yang mendasari penliaian
tersebut. Untuk membuat peta persepsi yang terdefininsi dengan baik,
minimal delapan produk atau merek harus digunakan. Contohnya seperti
ketika konsumen dapat memebedakan satu merek desainer dari merek lain
dalam berbegai cara seperti seberapa mudah membeli setiap merek.
7. Interpretasi dan Presentasi
Laporan riset pasar harus dimanfaatkan dengan baik oleh manajer
dalam proses pengambilan keputusan. Laporan tersebut hendaknya
dirangkum dan diringkas dalam bentuk memo yang menunjukkan
jawaban-jawaban atas masalah yang pertama kali diajukan. Banyak
manajer yang tidak nyaman dengan jargon penelitian dan analisis
kuantitatif yang kompleks. Untuk mengatasi hal tersebut, hasil riset harus
dinyatakan dengan jelas dan memberikan dasar bagi tindakan manajerial
pada perusahaan. Jika tidak, maka laporan akann berakhir hanya disimpan
saja dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Dengan pemanfaatan laporan
tersebut maka perusahaan memiliki sistem informasi dan riset pasar yang
memungkinkan untuk perusahaaan menganalisis pemasaran dengan
efektivitas pengeluaran yang melintasi batas-batas nasional. Manajer juga
dapat memutuskan di mana mereka mencapai efektifitas marjinal terbesar
untuk pengeluaran pemasaran mereka dan juga dapat menyesuaikan
pengeluaran yang sesuai dengan labih baik. Contohnya ketika riset telah
usai dilakukan maka manajer akan meninterpretasikan dan
mempresentasikan hasil risetnya kepada para pimpinan perusahaan yang

5
nantinya akan diteruskan kepada anggota perusahaan yang lain agar dapat
dilaksanakan dengan baik.

D. Kontrol Riset Pasar Kantor Pusat


Masalah penting bagi perusahaan global adalah di mana bisa
menempatkan kendali atas kemampuan riset organisasi. Di perusahaan
multinasional, tanggung jawab penelitian didelegasikan kepada anak
perusahaan yang beroperasi. Sebaliknya, perusahaan global mendelegasikan
tanggung jawab penelitian kepada anak perusahaan yang beroperasi tetapi tetap
mempertahankan tanggung jawab dan kendali penelitian secara keseluruhan
sebagai fungsi kantor pusat. Perbedaan utama antara riset pasar satu negara dan
riset pasar global selanjutnya adalah pentingnya daya banding. Pada
praktiknya, perusahaan global harus memastikan bahwa penelitian dirancang
dan dilaksanakan untuk menghasilkan data yang sebanding. Hal tersebut berarti
bahwa hasil dapat digunakan untuk membuat perbandingan yang valid antara
negara-negara yang dicakup oleh penelitian. Untuk mencapai tujuan ini,
perusahaan harus meningkatkan tingkat kontrol dan peninjauan riset pemasaran
di tingkat global.
Direktur riset pemasaran dunia harus menanggapi kondisi sekitar saat
mengembangkan program riset yang dapat diterapkan secara global. Direktur
penelitian harus memberi perhatian khusus, apakah data yang dikumpulkan
didasarkan pada analisis emik atau analisis etik. Istilah-istilah yang berasal dari
antropologi ini merujuk pada perspektif yang diambil dalam mempelajari
budaya lain. Analisis emik mirip dengan etnografi dalam upaya mempelajari
budaya dari dalam, menggunakan sistem makna dan nilainya sendiri.
Sedangkan analisis etik adalah dari luar, adalah perspektif yang lebih terpisah
yang sering digunakan dalam studi komparatif atau multinegara. Dalam studi
penelitian tertentu, skala etik memerlukan penggunaan rangkaian item yang
sama di semua negara. Pendekatan ini meningkatkan keterbandingan, tetapi
beberapa presisi pasti akan hilang. Sebaliknya, studi emik akan disesuaikan
dengan negara tertentu. Jadi, kesimpulan tentang kesamaan lintas budaya
berdasarkan penelitian emik harus dibuat secara subjektif.

6
Misalnya pengalaman Coca-Cola di China saat meluncurkan teh botol rasa
buah. Setelah peluncuran gagal, mereka menugaskan studi etnografi yang
mengungkapkan dua wawasan utama. Pertama, kantor pusat Coca-Cola di AS
berada di Atlanta, Georgia. Para peneliti menemukan bahwa teh dengan
tambahan pemanis dan perasa dikaitkan dengan kesenangan, terutama saat
dinikmati dengan barbeque sore hari yang biasa dilakukan di negara bagian
Selatan yang hangat. Konteksnya membantu menjelaskan popularitas rasa buah
dan tambahan gula. Sebaliknya, di Cina sendiri, teh memiliki asosiasi yang
berbeda, intinya adalah pengurangan, bukan penambahan gula dan perasa.

E. Sistem Informasi Pemasaran sebagai Aset Strategis


Munculnya perusahaan transnasional berarti bahwa batas-batas antara
perusahaan dan dunia luar telah menghilang. Batasan antara pemasaran dan
fungsi lainnya juga menghilang, dan gagasan tradisional tentang pemasaran
sebagai area fungsional yang berbeda dalam perusahaan memberi jalan baru.
Demikian pula dengan proses pengambilan keputusan pemasaran yang
berubah, terutama karena perubahan peran informasi dari alat pendukung
menjadi aset strategis yang menghasilkan kekayaan.
Banyak perusahaan global menciptakan organisasi yang rata dengan
struktur pengambilan keputusan yang kurang hierarkis dan kurang terpusat.
Semakin intensif informasi perusahaan, semakin besar tingkat pemasaran yang
terlibat dalam kegiatan tradisional yang terkait dengan area fungsional lainnya.
Di perusahaan seperti itu, pemrosesan informasi secara paralel terjadi.
Intensitas informasi dalam perusahaan berdampak pada persepsi daya tarik
pasar, posisi kompetitif, dan struktur organisasi. Semakin besar intensitas
informasi perusahaan, semakin besar pula kemungkinan produk tradisional dan
batasan pasar akan bergeser. Intinya, perusahaan semakin menghadapi sumber
persaingan baru dari perusahaan lain dalam industri yang secara historis tidak
kompetitif. Keberagaman perusahaan sekarang sedang dalam persaingan
langsung satu sama lain. Mereka pada dasarnya menawarkan produk yang
sama sebagai perpanjangan dan redefinisi alami dari lini produk tradisional dan
aktivitas pemasaran mereka. Namun saat ini, ketika pemasar berbicara tentang

7
nilai tambah, kemungkinan besar mereka tidak mengacu pada fitur produk
yang unik, melainkan menekankan pada pertukaran informasi sebagai bagian
dari transaksi pelanggan, yang sebagian besar melintasi lini produk tradisional.

F. Studi Kasus: Investasi Nestle Middle East dalam Riset Pasar


Nestle Middle East telah menikmati reputasi untuk inovasi dan kreativitas
sejak bertahun-tahun yang lalu. Dengan moto perusahaan "Makanan yang
Baik, Kehidupan yang Baik" berfungsi sebagai janji bahwa Nestle
berkomitmen untuk mewujudkannya. Perusahaan makanan dan minuman yang
berbasis di Swiss ini memiliki berbagai macam produk, termasuk air kemasan,
es krim, cokelat, produk susu, dan makanan bayi yang sudah diakui kualitasnya
yang tinggi, rasa yang unggul, dan nilai gizinya. Di Timur Tengah, Nestle
memiliki lebih dari 60 produk, dan meskipun pesaing tangguh seperti Procter
and Gamble (P&G), Coca-Cola, dan Unilever bersaing untuk ruang yang sama,
Nestle berhasil mempertahankan pangsa pasar yang baik dengan berfokus pada
nilai gizi dan gaya hidup yang sehat. Nestle telah berkembang jauh dari
permulaannya yang sederhana pada akhir abad ke-19 di Vevey, Swiss dan
beroperasi dengan sukses di lebih dari 80 negara dengan bantuan riset pasar
yang intensif dan telah mengembangkan portofolio produk yang beragam,
seperti KitKat, Cerelac, dan Nescafe. Saat ini, Nestle sedang membanggakan
lebih dari 5.500 cangkir kopi instan Nescafe yang dikonsumsi setiap detik,
dengan varietas berbeda yang memenuhi selera dan preferensi berbeda di
seluruh dunia.
Nestle bertindak sebagai pusat regional di Middle East, melayani
kebutuhan 13 negara dan total populasi 220 juta jiwa. Nestle Middle East atau
Nestle Middle East didirikan pada tahun 1997 di Zona Bebas Jebel Ali, Dubai,
dan saat ini memiliki dan mengoperasikan 18 pabrik dan 16 kantor di wilayah
tersebut, serta mempekerjakan lebih dari 13.000 karyawan. Selama lima tahun
terakhir, Nestle Middle East telah menginvestasikan lebih dari $400 juta untuk
penelitian dan pengembangan serta pendirian pabrik di pasar dengan
pertumbuhan tinggi.

8
Dari Nestle kita dapat belajar bahwa saat meneliti pasar apa pun, pemasar
harus tahu ke mana harus pergi untuk mendapatkan informasi, bidang studi apa
yang harus diselidiki, data apa yang harus dicari, bagaimana cara untuk
memperolehnya, dan berbagai jenis analisis yang akan berkontribusi pada
pemahaman yang lebih baik. Pemasar juga harus melakukan PR mereka jika
ingin memanfaatkan teknologi informasi modern. Pertama, mereka perlu
memahami pentingnya teknologi informasi dan sistem informasi pemasaran
sebagai aset strategis. Kedua, mereka harus memiliki pemahaman umum
tentang proses riset pasar formal. Sehingga, mereka mengetahui dan
melaksanakan bagaimana mengelola sistem pengumpulan informasi pemasaran
dan usaha riset pemasaran.

SUMBER
Green, M. C., & Keegan, W. J. (2020). Global Marketing.

Anda mungkin juga menyukai