Dosen Pengampu:
Gusti Ayu Wulandari, S.E., M.M,.
1
pada perusahaan Indofood yang memiliki produk Indomie. Indofood tentunya
telah melakukan beberapa riset terhadap pemasarannya. Informasi yang
didapatkan guna untuk menunjang kegiatan pemasaran agar tetap update
terkait dengan tren pasar yang terbaru. Di Indonesia, produk Indofood
tersebut memiliki perbedaan dengan yang dijual di luar negeri.
2
dan asumsi pribadi. Namun ada dampak positif dari adanya hal tersebut
yang pertama adalah dapat mendorong manajemen untuk melakukan riset
sejak awal. Kedua kesadaran akan asumsi pribadi dapat membantu
memastikan bahwa upaya penelitian dirancang dengan bias negara asal
atau negara kedua.
3. Memillih Unit Analisis
Pada Langkah ini perusahaan butuh untuk mengidentifikasi di bagian
mana perusahaan harus melakukan bisnis dan mencari informasi sebanyak
mungkin tentang lingkungan bisnis di area yang akan diidentifikasi. Salah
satu contohnya data pada seluruh negara tidak diperlukan ketika kita akan
menganalisis sebuah kota, provinsi, atau bagian negara tertentu. Unit
analisis yang diperlukan pemasar pada contoh tersebut yaitu hanya data
pada kota, provinsi, atau negara bagian saja. Misalnya, sebuah perusahaan
yang sedang mempertimbangkan untuk memasuki negara Cina yang mana
perusahaan itu akan berfokus pada kota Shanghai. Kota Shanghai adalah
kota terbedar di Cina dan memiliki Pelabuhan utama. Karena Shanghai
adalah pusat manufaktur, meiliki infrastruktur yang berkembang dengan
baik, dan merupakan rumah bagi penduduk dengan pendapatan per kapita
yang relatif tinggi.
4. Meneliti Data Ketersediaan
Pada langkah ini ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh
pemasar. Jenis data apa yang harus dikumpulkan? Apakah dapat
menggunakan data sekunder misalnya, data yang tersedia dalam file
perusahaan, perpustakaan, junal industri dan perdagangan, atau database
online? Kapan manajemen membutuhkan informasi untuk membuat
keputusan mengenai waktu yang tepat untuk memasuki pasar? Pemasar
harus mengatasi permasalahan tersebut sebelum melanjutkan ke langkah
berikutnya. Menggunakan data yang tersedia dapat menghemat biaya dan
waktu karena sebuah riset pasar formal dapat menghabiskan biaya yang
besar dan menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikanya.
Kunci untuk memperoleh data dengan biaya murah dan waktu yang cepat
untuk survey pasar luar negeri yaitu dengan mencari sumber data sekunder
3
dari peneliti yang sudah terlebih dulu melakukan survey. Seperti ketika
perusahaan akan melaksanakan sebuah penelitian mengenai syarat-syarat
proses pengolahan pangan di negara tertentu, prusahaan tersebut
hendaknya mencari data-data sekunder mengenai sejarah dan syarat-syarat
tersebut di berbagai media di negara tersebut yang mana hal tersebut sudah
cukup baik dan sangat menghemat biaya dibandingkan melakukan
penelitian tersebut secara langsung kepada calon konsumen.
5. Menilai Nilai dari Sebuah Penelitian
Pada saat perusahaan menginginkan studi lanjutan mengenai pasar
global hendaknya pihak manajemen menjabarkan apakah informasi yang
didapatkan dari riset tersebut bernilai bagi perusahaan dalam bentuk
keuntungan yang diperoleh perusahaan kedepan dibandingkan dengan
biaya untuk mengumpulkan data atau informasi tersebut. Perusahaan
sangat membutuhkan dana dan waktu untuk melakukan analisis biaya-
manfaat sebelum melangkah lebih jauh. Bahkan Ketika perusahaan
memiliki banyak data dan informasi perusahaan memerlukan untuk
membuat keputusan yang berkualitas tinggi yang mana akan membuat
biaya riset yang terlalu tinggi. Contohnya perusahaan yang ingin
melakukan riset mengenai ketertarikan suatu produk di bagian negara yang
ingin dituju. Perusahaan dapat memanfaatkan data-data sekunder dahulu.
Apabila data-data tersebut dirasa kurang memuaskan maka perusahaan
harus melakukan riset lebih mendalam kepada calon konsumen. Disini
perusahaan harus menimbang berapa persen kesuksesan suatu penelitian
tersebut yang pada akhirnya berpengaruh pada hasil penjualan kedepanya.
Apakah dapat menguntungkan atau mendapatkan kerugian.
6. Analisis Data
Pada analisis data peneliti dapat mengguanakan beberapa cara analisis
data seperti analisis faktor, analisis klaster, dan penskalaan multidimensi
(MDS). Analisis faktor dapat digunakan peneliti untuk mengubah
sejumlah data menjadi unit yang dapat dikelola program komputer dengan
melakukan reduksi data dengan menyaring dari banyak tanggapan survei
menjadi beberapa faktor yang mendasari sikap dan persepsi. Analisis
4
klaster memungkinkan peneliti untuk mengelompokkkan variabel ke
dalam klaster yang memaksimakan kesamaan dalam kelompok dan
perbedaan antar kelompok. Analisis ini sangat baik untuk riset pasar global
karena dapat membantu membangun persamaan dan perbedaan di antara
pasar local, nasional, dan regional di dunia. Penskalaan multidimensi
(MDS) adalah teknik lain untuk membuat peta perseptual. Ketika peneliti
menggunakan MDS, responden berperan untuk membandingakan produk
atau merek, satu pasang pada satu waktu, dan menilai dari segi kesamaan.
Kemudian peneliti menyimpulkan beberapa hal yang mendasari penliaian
tersebut. Untuk membuat peta persepsi yang terdefininsi dengan baik,
minimal delapan produk atau merek harus digunakan. Contohnya seperti
ketika konsumen dapat memebedakan satu merek desainer dari merek lain
dalam berbegai cara seperti seberapa mudah membeli setiap merek.
7. Interpretasi dan Presentasi
Laporan riset pasar harus dimanfaatkan dengan baik oleh manajer
dalam proses pengambilan keputusan. Laporan tersebut hendaknya
dirangkum dan diringkas dalam bentuk memo yang menunjukkan
jawaban-jawaban atas masalah yang pertama kali diajukan. Banyak
manajer yang tidak nyaman dengan jargon penelitian dan analisis
kuantitatif yang kompleks. Untuk mengatasi hal tersebut, hasil riset harus
dinyatakan dengan jelas dan memberikan dasar bagi tindakan manajerial
pada perusahaan. Jika tidak, maka laporan akann berakhir hanya disimpan
saja dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Dengan pemanfaatan laporan
tersebut maka perusahaan memiliki sistem informasi dan riset pasar yang
memungkinkan untuk perusahaaan menganalisis pemasaran dengan
efektivitas pengeluaran yang melintasi batas-batas nasional. Manajer juga
dapat memutuskan di mana mereka mencapai efektifitas marjinal terbesar
untuk pengeluaran pemasaran mereka dan juga dapat menyesuaikan
pengeluaran yang sesuai dengan labih baik. Contohnya ketika riset telah
usai dilakukan maka manajer akan meninterpretasikan dan
mempresentasikan hasil risetnya kepada para pimpinan perusahaan yang
5
nantinya akan diteruskan kepada anggota perusahaan yang lain agar dapat
dilaksanakan dengan baik.
6
Misalnya pengalaman Coca-Cola di China saat meluncurkan teh botol rasa
buah. Setelah peluncuran gagal, mereka menugaskan studi etnografi yang
mengungkapkan dua wawasan utama. Pertama, kantor pusat Coca-Cola di AS
berada di Atlanta, Georgia. Para peneliti menemukan bahwa teh dengan
tambahan pemanis dan perasa dikaitkan dengan kesenangan, terutama saat
dinikmati dengan barbeque sore hari yang biasa dilakukan di negara bagian
Selatan yang hangat. Konteksnya membantu menjelaskan popularitas rasa buah
dan tambahan gula. Sebaliknya, di Cina sendiri, teh memiliki asosiasi yang
berbeda, intinya adalah pengurangan, bukan penambahan gula dan perasa.
7
nilai tambah, kemungkinan besar mereka tidak mengacu pada fitur produk
yang unik, melainkan menekankan pada pertukaran informasi sebagai bagian
dari transaksi pelanggan, yang sebagian besar melintasi lini produk tradisional.
8
Dari Nestle kita dapat belajar bahwa saat meneliti pasar apa pun, pemasar
harus tahu ke mana harus pergi untuk mendapatkan informasi, bidang studi apa
yang harus diselidiki, data apa yang harus dicari, bagaimana cara untuk
memperolehnya, dan berbagai jenis analisis yang akan berkontribusi pada
pemahaman yang lebih baik. Pemasar juga harus melakukan PR mereka jika
ingin memanfaatkan teknologi informasi modern. Pertama, mereka perlu
memahami pentingnya teknologi informasi dan sistem informasi pemasaran
sebagai aset strategis. Kedua, mereka harus memiliki pemahaman umum
tentang proses riset pasar formal. Sehingga, mereka mengetahui dan
melaksanakan bagaimana mengelola sistem pengumpulan informasi pemasaran
dan usaha riset pemasaran.
SUMBER
Green, M. C., & Keegan, W. J. (2020). Global Marketing.