Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap melakukan penelitian harus mempunyai masalah penelitian yang


akan dipecahkan. Perumusan masalah ini bukanlah pekerjaan yang mudah,
termasuk bagi peneliti-peneliti yang sudah berpengalaman. Padahal masalah
selalu ada di lingkungan sekeliling kita.
Titik tolak penelitian jenis apapun tidak lain bersumber pada masalah.
Tanpa masalah, penelitian itu tidak dapat dilaksanakan. Masalah itu, sewaktu akan
mulai memikirkan suatu penelitian, sudah harus dipikirkan dan dirumuskan secara
jelas, sederhana, dan tuntas. Hal itu disebabkan oleh seluruh unsur penelitian
lainnya akan berpangkal pada perumusan masalah tersebut.
Pemecahan masalah yang dirumuskan dalam penelitian sangat berguna
untuk mengatasi kebingungan kita akan suatu hal, untuk memisahkan
kemenduaan, untuk mengatasi rintangan atau untuk menutup celah antara kegiatan
atau fenomena. Karenanya peneliti harus memilih suatu masalah bagi
penelitiannya, dan merumuskannya untuk memperoleh jawaban terhadap maslaah
tersebut. Perumusan masalah merupakan hulu dari penelitian, dan merupakan
langkah yang penting dan pekerjaan yang sulit dalam penelitian ilmiah.
Karena pentingnya perumusan masalah dalam sebuah penelitian maka
saya membuat makalah dengan bahasan perumusan masalah penelitian (research
question).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Definisi formulasi masalah?


2. Bagaimana menerjemahkan masalah pengambilan keputusan menjadi masalah
riset?
3. Apa itu pohon keputusan ?
4. Apa yang dimaksud dengan proposal riset?
5. Kapan riset pemasaran digunakan?
6. Bagaimana cara memilih dan menggunakan perusahaan riset?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Formulasi Masalah

Istilah definisi masalah (atau formulasi masalah) telah digunakan dalam


pengertian yang lebih luas. Istilah ini berhubungan baik dengan situasi yang
mungkin menimbulkan masalah nyata bagi pembuat keputusan dalam bidang
pemasaran, maupun dengan situasi yang mungkin lebih baik disebut sebagai
peluang. Agar kita dapat memahami tahap formulasi masalah dalam proses riset
pemasaran ini, kita perlu memahami bagaimana masalah-masalah dan peluang-
peluang tersebut muncul.

Ada tiga sumber utama bagi terciptanya masalah atau peluang pemasaran,
yang pada gilirannya dapat menjadi masalah riset: (1) perubahan yang tidak
diharapkan, (2) perubahan yang terencana, dan (3) penciptaan gagasan baru secara
tiba-tiba. Perubahan dalam satu bentuk atau lainnya merupakan sumber yang
paling penting.

Salah satu dari sumber utama perubahan yang tidak diharapkan adalah
lingkungan di mana perusahaan beroperasi. Ada banyak unsur dalam lingkungan
eksternal perusahaan yang dapat menciptakan masalah atau peluang. Hal ini
termasuk lingkungan demografi, ekonomi, teknologi, kompetitif, politik, dan
perubahan hukum yang dapat membawa dampak, yang seringkali signifikan,
terhadap fungsi pemasaran. Bagaimana perusahaan merespons teknologi baru atau
produk baru yang diperkenalkan oleh pesaing atau perubahan demografi atau gaya
hidup sangat menentukan apakah perubahan itu dapat menjadi masalah atau
peluang. Dalam tahun-tahun terakhir, banyak perubahan yang mendorong
timbulnya masalah atau peluang yang diakibatkan oleh semakin luasnya
penggunaan teknologi lnternet. Sebagai contoh, para eksekutif dan editor dari
majalah bisnis yang bergengsi di dunia, Fortune, mencatat meningkatnya jumlah

2
pemasang iklan pada majalah pesaing yang sudah beroperasi secara on-line seperti
Business 2.0 dan Red Herring. Mereka lalu melakukan analisis dan menemukan
bahwa tiga per empat iklan secara on-line tersebut dipasang oleh perusahaan yang
tidak membeli ruang iklan di Fortune. Oleh karena itu, manajemen majalah Fortun
mulai mengevaluasi kemungkinan untuk meluncurkan publikasi secara on-line.

Kebanyakan perusahaan ingin mengembangkan bisnisnya dan sedang


mempertimbangkan berbagai kegiatan pemasaran untuk mencapai tujuan itu.
Kegiatan-kegiatan tersebut termasuk memperkenalkan produk-produk baru,
memperbaiki distribusi, menetapkan harga yang lebih efektif, dan memasang
iklan. Perubahan yang terencana ini lebih diorientasikan ke masa depan,
sementara perubahan yang tidak diantisipasi lebih berorientasi ke masa lalu.
Perubahan yang terencana adalah perubahan yang ingin dilakukan oleh
perusahaan. Peran riset pemasaran di sini adalah menyelidiki kelayakan dari
alternatif-alternatif yang sedang dipertimbangkan.

Sumber ketiga dari masalah atau peluang pemasaran adalah munculnya


gagasan baru secara tiba-tiba. Gagasan baru ini mungkin berasal dari seorang
pelanggan yang disampaikan melalui surat keluhan atau dengan cara lain. Sebagai
contoh, Rubbermaid mengharuskan para eksekutifnya agar membaca surat-surat
dari pelanggan untuk mengetahui tanggapan mereka terhadap produk-produk
perusahaan. Surat-surat ini seringkali menimbulkan gagasan untuk membuat
produk baru. Sebagai contoh, keluhan mengenai sulitnya meletakkan rak piring
tradisional karena bentuknya yang besar telah mendorong perusahaan untuk
menciptakan sebuah rak piring praktis, yang dapat meniriskan air bagi mereka
yang mencuci piring dengan tangan. Perhatian yang besar terhadap hal-hal kecil,
termasuk saran-saran seperti ini, telah memungkinkan perusahaan untuk
memperkenalkan ratusan produk baru setiap tahun dan lebih dari 30% penjualan
dalam tahun-tahun terakhir disumbangkan oleh produk-produk baru. Riset
pemasaran memainkan peranan penting dalam proses perkembangan perusahaan.
Selain pelanggan, sumber lain dari gagasan-gagasan yang bagus adalah para

3
tenaga penjual dan laporan harian mereka. Demikian juga, komentar dari
pedagang dapat menjadi pencetus dilakukannya perubahan yang terencana, di
mana riset mungkin memainkan peranan yang penting.

Tanpa memperhatikan bagaimana masalah atau peluang itu muncul,


kebanyakan dari mereka akan memerlukan informasi tambahan untuk
memecahkan permasalahan tersebut. Informasi yang dibutuhkan tersebut harus
diidentifikasi dan pendekatan untuk memperolehnya harus ditentukan. Hal ini
membutuhkan komunikasi yang baik antara pembuat keputusan dan periset
pemasaran. Pembuat keputusan perlu memahami riset mana yang dapat dan tidak
dapat dilaksanakan. Sementara periset harus memahami sifat keputusan yang
dibuat manajer dan apa yang ia harapkan untuk dipelajari dari riset yaitu tujuan
proyek. Periset harus bekerja sama dengan manajer seperti seorang dokter yang
bekerja sama dengan pasien; keduanya perlu berkomunikasi secara terbuka dalam
menerjemahkan gejala-gejala menjadi faktor-faktor sebab akibat yang mendasari.

Kadang-kadang para pemasar sulit membedakan antara masalah dengan


gejala. Masalah adalah situasi yang memerlukan beberapa jenis tindakan,
sedangkan gejala adalah bukti bahwa terdapat suatu masalah. Sebagai contoh,
Xerox beberapa tahun yang lalu merasa khawatir bahwa mereka akan kalah
bersaing dengan pesaing-pesaing dari Jepang dalam menjual mesin fotokopinya.
Hal ini merupakan suatu gejala. Setelah dilakukan penyelidikan terungkap bahwa
ternyata Xerox sedang memusatkan perhatian pada pemilihan fitur apa yang akan
ditambahkan pada mesin fotokopinya agar menjadi lebih diminati, sementara
masalahnya terletak pada kualitas produk. Para pelanggan menginginkan mesin
fotokopi yang tidak mudah rusak.

Para manajer dan periset perlu menyadari bahwa riset pemasaran hanya
menghasilkan data-data yang harus diinterpretasikan dan diubah menjadi rencana
tindakan oleh manajemen. Agar interpretasi itu dapat mencapai sasaran, maka
riset tersebut harus mencerminkan prioritas-prioritas dan pertimbangan bisnis

4
manajemen, karena jauh lebih baik memecahkan sebagian masalah dengan benar
daripada memecahkan seluruh masalah dengan salah.

Para manajer harus berperan aktif dalam mengkomunikasikan informasi


yang dibutuhkan kepada para periset. Mereka juga perlu menjadi peserta semi-
aktif dalam proses riset itu sendiri, yaitu berinteraksi dengan para periset ketika
diperlukan untuk menjamin bahwa riset tersebut akan menghasilkan informasi
yang benar-benar mereka butuhkan untuk membuat keputusan. Suatu pemahaman
yang tepat mengenai struktur dasar keputusan dapat membantu para periset dalam
melaksanakan tugas, yaitu menentukan informasi yang dibutuhkan oleh manajer
dengan lebih baik.

Pembuat Keputusan dan Lingkungan

Penting bagi para periset untuk memahami karakter dari pembuat


keputusan dan lingkungan di mana orang itu melaksanakan tugas. Kadang-kadang
seorang pembuat keputusan akan mempunyai gagasan yang belum dijabarkan
mengenai situasi tertentu, dan secara mengejutkan, dia tetap merealisasikan
gagasan itu, tanpa memandang apa yang telah ditemukan oleh periset. Riset dalam
hal ini hanya merupakan ”pemborosan uang” saja. Hasil-hasilnya hanya akan
diterima apabila sesuai dengan keputusan yang ingin dibuat, atau dengan
persepsinya mengenai lingkungan atau konsekuensi dari tindakan alternatif. Jika
tidak sesuai dengan keinginannya, maka hasil riset itu paling baik akan
dipertanyakan, atau paling buruk dibuang karena dianggap tidak akurat.
Alasannya, tentu saja, adalah bahwa pandangan individu tersebut terhadap situasi
adalah lebih kuat daripada hasil riset. Jika hal itu terjadi, maka riset hanya akan
mengikis sumber daya perusahaan. Oleh karena itu, tugas pertama seorang periset
adalah menentukan apakah pembuat keputusan benar-benar ingin
mempertimbangkan hasil riset.

Periset harus memahami lingkungan perusahaan di mana pembuat


keputusan bekerja. Apakah kendala yang dihadapi oleh mereka dalam melakukan

5
sesuatu? Sumber daya apa yang siap melayani mereka? Dalam jangka waktu
berapa lama mereka akan bekerja? Akan tetapi, merancang studi yang
membutuhkan biaya sebesar $20.000 dan menghabiskan waktu enam bulan untuk
menyelesaikannya, tidak akan memberikan manfaat yang berarti apabila pembuat
keputusan membutuhkan hasil riset dalam jangka waktu sebulan dan hanya
memiliki anggaran sebesar $2.000. Jadi, beberapa kesepakatan harus dibuat, dan
hal ini merupakan tanggung jawab periset untuk mengantisipasinya dengan
menyelidiki secara hati-hati lingkungan pembuat keputusan.

Budaya perusahaan, tentu saja, adalah salah satu faktor yang penting dan
harus dipelajari dengan cermat oleh periset. Dalam beberapa perusahaan, proses
pembuatan keputusan ternyata begitu dominan, sementara di perusahaan-
perusahaan lain karakter manajemen adalah lebih penting. Sebagai contoh,
General Mills lebih menekankan pada riset yang mengevaluasi alternatif-
alternatif. Jadi, General Mills tidak akan mengajukan pertanyaan, ”Berapa
proporsi keripik kentang yang dikonsumsi saat makan?" tetapi akan bertanya,
"Bagaimana cara mengiklankan keripik kentang kita untuk dikonsumsi saat
makan?" atau ”Apakah 'iklan mengenai makan akan menghasilkan penjualan
keripik kentang yang lebih banyak daripada iklan keripik kentang yang
sekarang?” (kedua pertanyaan itu adalah mengenai tindakan). Oleh karena itu,
untuk merancang riset yang efektif bagi General Mills seorang periset harus
menyadari aspek budaya perusahaan secara umum. Lingkungan akan meliputi
status ekonomi pada umumnya, situasi ekonomi dari suatu industri tertentu yang
terkait, dan perusahaan itu sendiri.

Serangkaian Tindakan Alternatif

Riset dapat didesain dengan tepat hanya jika serangkaian tindakan


alternatif yang sedang dipertimbangkan telah diketahui. Satu daftar tindakan
alternatif yang lengkap biasanya akan diberikan oleh pembuat keputusan kepada
periset, dan tugas utama periset adalah menentukan apakah daftar yang telah
diberikan itu melebih-lebihkan alternatif yang ada. Periset harus memeriksa untuk
6
melihat apakah opsi implisit telah dibuat menjadi eksplisit, karena sangat penting
bahwa riset yang akan dilakukan harus relevan terhadap semua alternatif.

Periset pada suatu waktu harus memanfaatkan peran detektif dalam rangka
mengungkap agenda-agenda tersembunyi dan alternatif-alternatif yang
disembunyikan dalam setiap situasi keputusan. Jika sepotong informasi yang
penting tidak dapat diungkapkan, maka teknik riset yang paling canggih sekalipun
tidak mampu memecahkan masalah

Tujuan Pembuat Keputusan

Sebagai bagian untuk memahami pembuat keputusan, periset harus menyadari


bahwa individu-individu mempunyai sikap yang berbeda terhadap risiko dan
perbedaan-perbedaan ini dapat mempengaruhi pilihan mereka. Beberapa orang
mungkin bersedia menanggung suatu risiko yang besar untuk memperoleh
kesempatan meraih keuntungan, meskipun keuntungan itu kecil. Sementara yang
lain mungkin tidak bersedia menanggung risiko, meskipun keuntungan yang dapat
diraihnya berjumlah besar. Dan beberapa yang lainnya lagi berada di tengah-
tengah.

Sikap seseorang terhadap risiko dapat berubah tergantung pada situasinya.


Jika kedudukannya dalam perusahaan dirasa aman, maka dia mungkin bersedia
mengambil risiko yang lebih besar daripada saat lainnya, yaitu ketika dia merasa
kurang aman.

Jadi merupakan tugas periset untuk menemukan sikap mana yang dimiliki
oleh pembuat keputusan terhadap risiko. Seringkali beberapa petunjuk mengenai
sikap pembuat keputusan dapat diperoleh melalui penyelidikan intensif, dengan
menggunakan hipotesis ”bagaimana jika” terhadap hasil riset. Kebutuhan untuk
menentukan sikap pembuat keputusan terhadap risiko adalah kebutuhan untuk
menentukan tujuan spesifik dari pembuat keputusan.

7
Meskipun miskonsepsi yang bertentangan sering terjadi, namun tujuan
pembuat keputusan jarang diinformasikan kepada periset. Pembuat keputusan
jarang merumuskan tujuannya secara akurat. Ia mungkin menyatakan tujuannya
dalam bentuk kata-kata kosong yang tidak berarti secara operasional. Periset harus
menerjemahkan kata-kata kosong itu menjadi tujuan operasional yang spesifik
sehingga riset dapat dirancang untuk mencapai tujuan tersebut.

Satu teknik yang efektif untuk mengungkap tujuan-tujuan tersebut adalah


dengan menghadapkan pembuat keputusan dengan setiap solusi masalah yang
mungkin dan menanyakan apakah dia akan melakukan serangkaian tindakan
tersebut. Jika dia menjawab ”tidak", maka penyelidikan lebih lanjut biasanya akan
mengungkap tujuan-tujuan yang seharusnya dapat dinyatakan oleh serangkaian
tindakan itu. Teknik lain yang berguna untuk mengungkap tujuan adalah meminta
persetujuan pengambil keputusan atas sebuah kalimat yang menyatakan tujuan
utama riset.

Setelah tujuan-tujuan periset akhirnya diputuskan, sebaiknya tujuan


tersebut dinyatakan secara tertulis. Dengan demikian, kejelasan tambahan dalam
pemikiran dan komunikasi antara pembuat keputusan serta periset seringkali dapat
tercapai. Kemudian, mereka harus menyepakati secara formal pernyataan tertulis
tersebut (dengan menandatangani setiap pernyataan mengenai tujuan,
menandatangani keseluruhan dokumen, dan dengan cara lain yang dianggap
perlu). Hal ini cenderung dapat menghindari kesalahpaman di kemudian hari.

Banyak sekali riset pemasaran ditujukan untuk menentukan konsekuensi


dari berbagai rangkaian tindakan. Tugas utama para periset adalah merancang
riset yang dapat secara akurat menilai hasil dari tindakan-tindakan pemasaran
yang telah dilakukan maupun yang sedang dipertimbangkan. Dalam kapasitas ini,
periset harus memperkirakan semua tindakan pemasaran dan semua hasil yang
dianggap relevan oleh manajemen.

8
2.2 Cara Menerjemahkan Masalah Pengambilan Keputusan menjadi
Masalah Riset

Masalah keputusan adalah masalah yang dihadapi pembuat keputusan


yang ingin dipecahkan dengan melakukan riset. Sedangkan masalah riset
pernyataan kembali masalah keputusan dalam istilah-istilah riset. Masalah riset
pada dasarnya adalah suatu pernyataan kembali masalah keputusan ke dalam
istilah riset. Jadi masalah riset dalam hal ini adalah penilaian terhadap kesadaran
produk di antara pelanggan-pelanggan potensial. Meskipun kedua masalah itu
saling berkaitan, namun keduanya tidak sama. Masalah keputusan menyangkut
kebutuhan apa yang harus dipenuhi. Sementara masalah riset menyangkut
penentuan infomasi apa yang harus disediakan dalam rangka pembuatan
keputusan mengenai kebutuhan apa yang harus dipenuhi-dan bagaimana informasi
tersebut dapat diperoleh dengan cara yang paling baik.

Ilustrasi tentang perbedaan antara masalah keputusan dan masalah riset


dapat dijelaskan sebagai berikut:

Masalah keputusan Masalah riset


Mengembangkan kemasan untuk Mengevaluasi efetkivitas dari
produk baru rancangan kemasan alternatif
Meningkatkan penetrasi pasar melalui Mengevaluasi wilayah yang akan
pembukaan toko- toko baru dimasuki atau prospektif
Meningkatkan lalu lintas toko Mengukur citra toko saat ini
Meningkatkan jumlah perilaku Menilai banyaknya perilaku
pembelian ulang pembelian ulang saat ini
Mengembangkan wilayah-wilayah Menentukan tingkat penetrasi pasar
penjualan yang lebih merata saat ini dalam masing-masing wilayah
Mengalokasikan anggaran iklan Merancang pengujian pasaran yang
menurut wilayah geografis menyeluruh untuk menilai penerimaan
akan produk baru

9
Memperkenalkan produk baru Menilai potensi pasara untuk produk
perusahaan di masing-masing negara
yang sedang dipertimbangkan
Memperluas cakupan penjualan ke Mengevaluasi struktur saluran
negara lain distribusi dan anggota saluran ditribusi
di maisng-masing negara yang sedang
dipertimbangkan

Bagaimana cara seseorang menghindari jebakan riset terhadap masalah


keputusan yang salah? Cara yang tepat adalah dengan menunda riset sampai
masalah keputusan itu didefinisikan dengan tepat.

Salah satu mekanisme yang berguna untuk memastikan bahwa masalah


keputusan akan dipecahkan dengan riset adalah melaksanakan tahap permintaan
riset (research request step) sebelum menyiapkan proposal riset. Tahap
permintaan riset adalah tahap awal yang membuat proses riset berjalan,
pernyataan ini, yang disusun oleh periset setelah pertemuan dengan pembuat
keputusan, mengikhtisarkan masalah dan informasi yang dibuthkan untuk
pemecahannya. Pernyataan itu harus memasukkan, tetapi tidak terbatas pada, hal-
hal berikut:

1. Tindakan: Tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam riset.


2. Sumber: Peristiwa-peristiwa yang menimbulkan suatu kebutuhan akan
keputusan untuk bertindak. Meskipun peristiwa-peristiwa itu mungkin tidak
berpengaruh langsung terhadap riset yang akan dilakukan, namun peristiwa
tersebut membantu periset dalam memahami secara lebih mendalam sifat
masalah riset.
3. Informasi: Pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya diperlukan oleh pembuat
keputusan dalam rangka memilih salah satu dari serangkaian tindakan yang
dipertimbangkan.

10
4. Penggunaan: Bagaimana setiap potongan informasi akan digunakan untuk
membantu membuat keputusan mengenai tindakan. Penyediaan alasanalasan
logis untuk setiap pertanyaan riset akan menjamin bahwa pertanyaan-
pertanyaan itu masuk akal dalam menjelaskan tindakan yang akan dipilih.
5. Target riset dan sub-kelompoknya: Suatu kelompok di mana infomasi dapat
diperoleh. Penjelasan mengenai kelompok-kelompok ini akan membantu
periset dalam merancang sampel yang tepat untuk proyek riset.
6. Logistik: Memperkirakan dengan tepat waktu dan biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan riset. Kedua faktor ini akan mempengaruhi teknikteknik yang
pada akhirnya akan dipilih.

2.3 Pohon keputusan

Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh para periset untuk
mengkomunikasikan pemahamannya atas masalah keputusan dan alternatif-
alternatif yang sedang dipertimbangkan adalah dengan membuat diagram masalah
dalam suatu pohon keputusan (Decision tree). Pohon keputusan adalah diagram
arus keputusan dimana masalah disusundalam urutan kronologis, biasanya dengan
bujur sangkar kecil yang menunjukkan tangkai keputusan dan lingkaran kecil
yang menunjukkan tangkai peluang.

Akar dari pohon keputusan iniadalah masalah yang sedang di hadapi.


Masalah itu kemudian dipecah menjadi cabang-cabang untuk memperlihatkan
berbagai cara guna melakukan pendekatan terhadap masalah . Cabang-cabang
tersebut kemudian di hubungkan dengan tangkai keputusan maupun tangkai
peluang.

Satu hal yang paling penting dalam menggunkaan pohon keputusan adalah
menguraikan masalh secara lengkap sebelum mencoba memecahkannya dengan
memangkas atau memotong cabang-cabang yang tidak diinginkan.

Gambar di bawah ini menunjukkan suatu pohon keputusan yang


memperlihatkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari dua tindakan yang di

11
pertimbangkan oleh Perusahaan Burger Delight dalam rangka membendung
penjualan yang terus menurun.

Pohon keputusan ini dapat membantu dalam mengkonseptualisasikan dan


mengkomunikasikan struktur dasar masalahnya serta menggambarkan hubungan
timbal balik diantara keputusan yang dibuat sehingga dapat membuat beberapa
opsi menjadi lebih jelas

Proposal Riset

Saat akan melakukan riset, pembuat keputusan sebaiknya diberi informasi


mengenai teknik-teknik sebelum riset dimulai dan pemberian informasi ini
biasanya melalui sebuah prposal riset yang formal. Proposal riset itu sendiri
adalah pernyataan tertulis yang menguraikan masalah pemasaran, tujuan studi,
dan garis besar yang rinci dari metodologi riset.

12
Proposal Riset mencakup unsur-unsur sebagai berikut :

1. Judul sementara proyek


2. Penyataan mengenai masalah pemasaran.
Berisi penyataan singkat yang menguraikan masalah umum yang sedang
dipertimbangkan sehingga dapat memberikan pemahaman terhadap pembaca
secara rinci
3. Tujuan dan batasan proyek
Penulis menyatakn tujuan dan lingkup dari proyek. Tujuan berhubungan
dengan hasil akhir atau sasaran proyek. Lingkup berhubungan dengan batasan
aktual dari upaya riset, dengan kata lain apa yang tidak ingin diselidiki. Dalam
bagian ini penulis menejlaskan hipotesis yang ingin di selidiki, dan juga dapat
menuliskan dampak keterbatasan waktu dan biaya dari proyek ini atau
keterbatasan potensial yang membatasi penerapan hasil proyek.
4. Garis Besar
Kerangka kerja sementara untuk kesuluruhan proyek
5. Sumber data dan metodologi riset
Disini akan menjelaskan jenis-jenis data yang akan diidentifikasi dan
penjelasan mengenai bagaimana infromasi yang diperlukan dikumpulkan
misalnya : survei, eksperimen, sumber-sumber perpustakaan. Dan sumber data
dapat diperoleh dari pemerintah, catatan perusahaan, perorangan adan lain-lain.
6. Perkiraan waktu dan jumlah personil yang diperlukan
Jumlah orang yang dibutuhkan untuk menyelesaikan studi akan di daftar disini
bersama dengan penjelasan tingkat tanggungjawab dan gajinya. Dan beberapa
fase studi beserta lamanya waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing fase.
Contoh :
1) Penyelidikan awal : 2 bulan
2) Pengujian terakhir atas kuesioner : 1 bulan
3) Pemilihan sampel : 1 bulan

13
7. Perkiraan Biaya
Setelah dibahas mengenai waktu, dana yang di keluarkan juga harus dijelaskan
untuk mengetahui masalah-masalah potensial mengenai pendanaan secara dini
apakah kekurangan dana atau tidak dalam pelaksanaan riset.

Setelah pembut keputusan membaca dan menyetujui proposal ini dia harus
secara formal menyatakannya dengan menandatangani serta memberi tanggal
dokumen tersebut.

2.4 Kapan Riset Pemasaran Digunakan

Walaupun riset pemasaran memiliki banyak manfaat, namun riset


pemasaran juga memiliki kekurangan. Prosesnya menyita waktu dan mahal, jika
dilakukan dengan tidak benar, maka lebih membebani perusahaan.
Beberapa perusahaan akan membatakan uji pemasaran jika terdapat risiko
keuangan yang tidak kecil berkaitan dengan peluncuran produk baru. Atau beban
dan upaya riset pemasaran mungkin lebih besar dari pengaruh penemuan hasil
terhadap keputusan – keputusan perusahaan. Strategi terbaik adalah menguji
manfaat potensial dari riset itu dan meyakinkan bahwa semua itu melebihi biaya
yang diantisipasi, baik keuangan maupun lainnya.

2.5 Cara Memilih dan Menggunakan Perusahaan Riset

Banyak keuntungan yang di dapat bila menggunakan perusahaan riset. Jika


beban kerja riset cenderung bervariasi sepanjang tahun, maka perusahaan bisa jadi
berpendapat bahwa lebih murah untuk mempekerjakan perusahaan riset guna
melaksanakan proyek tertentu ketika dibutuhkan daripada mengangkat pegawai
atau staf departemen riset sendiri yang mungkin akan menganggur selama tidak
ada proyek riset. Selain itu, keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
berbagai proyek mungkin berbeda. Dengan mempekerjakan perusahaan riset dari
luar, perusahaan dapat mencocokkan proyek dengan perusahaan riset yang paling
ahli dalam menangani bidang tertentu. Selain itu, mempekerjakan perusahaan riset
dari luar juga akan memungkinkan nama perusahaan sponsor tetap dirahasiakan,

14
dan hal itu akan menghindari masalah yang mungkin muncul sehubungan dengan
politik internal.

Banyak manajer merasa bimbang bagaimana memilih perusahaan riset


tertentu. Langkah pertama adalah memutuskan kapan riset itu diperlukan.
Meskipun tidak ada rumus yang sederhana untuk menilai kebutuhan ini, namun
kebanyakan manajer berpaling ke riset ketika mereka merasa tidak yakin akan
penilaian mereka sendiri dan sumber informasi lainnya dirasa tidak memadai.
Sebelum menghubungi perusahaan riset, penting bagi manajer untuk
mengidentifikasi area kritis mana yang mereka rasa paling tidak pasti dan
masalahmasalah yang paling memperoleh manfaat dari riset.

Setelah manajer menentukan area yang paling kritis. dia siap mencari
perusahaan riset yang cocok untuk tugas itu. Proses pemilihan ini tidak mudah
dilakukan, karena ada ribuan perusahaan riset pemasaran yang memenuhi syarat,
sangat penting bagi manajer untuk berhati-hati dalam mengevaluasi kemampuan
perusahaan-perusahaan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sangat penting
bagi perusahaan yang dipilih untuk memahami kebutuhan informasi perusahaan
dan mempunyai keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan riset tersebut.

Para pakar menyarankan agar manajer meminta proposal sedikitnya dari


tiga perusahaan. Mereka juga menekankan agar pengguna riset berbicara langsung
dengan orang-orang dari perusahaan riset yang akan memproses dan menganalisis
data, ménulisan laporan. mengawasi para pewawancara, dan membuat presentasi
kepada manajemen.

Riset pemasaran adalah suatu seni, bukan ilmu pengetahuan. Manfaatnya


tergantung pada keterlibatan para periset senior profesional, yang akan
memberikan wawasan yang hanya didapat dari pelatihan dan pengalaman selama
bertahun-tahun. Aset yang paling penting dari suatu perusahaan riset adalah
kualifikasi dari para periset profesional yang akan dilibatkan dalam perancangar
pengawasan sehari-hari, dan penginterpretasian hasil riset.

15
Tanggung jawab pengguna riset adalah berkomunikasi secara efektif
dengan calon perusahaan riset dan menyediakan latar belakang yang diperlukan
serta tujuan riset. Pengguna riset juga harus menanyakan tentang standar
pengendalian mutu yang dimiliki oleh perusahaan riset. Sebagian besar
perusahaan riset merasa senang jika para klien menunjukkan perhatian tentang
mutu pekerjaan mereka dan dengan senang hati akan menjelaskan langkah-
langkah pengendalian mutunya dalam pekerjaan lapangan, pengkodean (coding),
dan pemrosesan data.

Setelah membaca proposal-proposal dan berdiskusi dengan personel kunci,


manajer harus melakukan analisis komparatif. Dia juga harus menggunakan
proposal-proposal tersebut untuk mengevaluasi pemahaman masing-masing
perusahaan riset terhadap masalah yang dihadapi, bagaimana masing-masing akan
melaksanakan riset, serta perkiraan biaya dan waktu. Dalam melakukan evaluasi
ini, manajer perlu mengingat bahwa nilai informasi yang akan dihasilkan
tergantung pada penggunaannya, bukan pada keberadaannya. Iadi, manajer perlu
bersikap jujur dalam menyatakan bagaimana dia akan menggunakan informasi itu
yang dihasilkan dari merealisasikan proposal-proposal tersebut.

Ketika mengevaluasi perusahaan-perusahaan riset yang kelihatannya


samasama kompeten, seorang manajer harus mengandalkan pada penilaian
intuitifnya menyangkut kelayakan dari desain riset yang diajukan, tingkat
responsivitas mereka terhadap pertanyaan-pertanyaan spesifik yang diajukan
manajer, dan pemahamannya akan aspek-aspek yang rumit dari masalah
pemasaran.

Cara yang semakin populer bagi perusahaan untuk bekerja dengan


perusahaan riset pemasaran adalah membentuk hubungan kemitraan jangka-
panjang dengan beberapa perusahaan tertentu. Dalam suatu kemitraan yang
umum, klien dan perusahaan riset akan bekerja sama atas dasar berkelanjutan
pada proyek-proyek di mana perusahaan riset memiliki keahlian yang diperlukan,
sehingga klien tidak perlu mengandalkan pada pelelangan proyek-demi-proyek

16
untuk memilih perusahaan riset yang cocok dengan proyek tertentu. Dalam
beberapa situasi, staf perusahaan riset dapat bekerja secara teratur di perusahaan
klien. Sebagai contoh, banyak pegawai ACNielsen bekerja secara langsung di
kantor-kantor perusahaan yang membeli data scanner mereka, untuk melakukan
tugas analisis data yang mungkin telah dilakukan sebelumnya oleh klien.
Kesepakatan antara perusahaanperusahaan dengan mitra risetnya sering disebut
sebagai ”preferred relationships", dan dapat didasarkan pada saling pengertian
secara informal atau diformalkan dalam suatu kontrak. Hasil bersih dari hubungan
kemitraan ini adalah bahwa kedua belah pihak bekerja dengan lebih sedikit
perusahaan, sementara perusahaan riset menjadi sumber daya tambahan yang
memperluas kemampuan pengumpulan informasi dan analisis. Dalam jangka
panjang, perusahaan riset akan menjadi lebih terbiasa dengan bisnis dan masalah-
masalah yang dihadapi klien. Jadi hal ini memungkinkan manajer pada
perusahaan klien mempunyai lebih banyak waktu untuk melaksanakan fungsi-
fungsi manajerial, termasuk definisi masalah, desain, interpretasi dan
rekomendasi, serta memiliki lebih sedikit waktu untuk mengurusi seluk beluk
riset.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Seseorang akan menghadapi suatu situasi keputusan jika dia memiliki satu
masalah, yaitu mengetahui cara-cara penyelesaian masalah yang baik, tetapi dalam kadar
yang berbeda, dan harus memilih diantara berbagai pilihan yang tersedia itu. Riset dapat
membantunya dalam mengklarifikasi setiap karakteristik dari situasi keputusan tersebut.
Dengan demikian Perumusan masalah adalah suatu rumusan yang mempertanyakan suatu
fenomena,baik dalam kedudukanya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam
kedudukanya sebagai fenpmena yang saling terkait diantara satu dengan yang
lainya.Tujuan dari pembuat keputusan adalah untuk memahami pembuat keputusan,
periset harus menyadari bahwa individu-individu mempunyai sikap yang berbeda
terhadap resiko dan perbedaan-perbedaan ini dapat mempengaruhi pilihan mereka.
Penting bagi periset untuk memahami karakter dari pembuat keputusan dan lingkungan
dimana orang melaksanakan tugas. Seorang pembuat keputusan akan mempunyai
gagasan yang belum dijabarkan mengenai situasi tertentu, tanpa memandang apa yang
telah ditemukan oleh periset. Hasil-hasilnya hanya akan diterima apabila sesuai dengan
keputusan yang ingin dibuat, atau ingin dengan persepsinya mengenai lingkungan
konsekuensi dari tindakan alernatif. Masalah keputusan melibatkan apa yang perlu
dilakukan.Riset menyediakan informasi yang diperlukan untuk menentukan suatu pilihan,
sehingga masalah riset pada dasarnya melibatkan penentuan informasi apa yang harus
disediakan dan bagaimana informasi tersebut dapat dikumpulkan dengan cara terbaik.

3.2 Saran

Seseorang harus bisa menguraikan tujuan utama dari riset pemasaran untuk
masing – masing sumber masalah pemasaran,menguraikan situasi dari sebuah keputusan,
menguraikan unsur yang harus dipahami oleh periset untuk memecahkan masalah
keputusan, dan bisa membedakan antara masalah keputusan dan masalah riset .

18
DAFTAR PUSTAKA

Churchill, Gilbert A.2005.Dasar Dasar Riset Pemasaran, Jilid 1.Jakarta:Erlangga.

19

Anda mungkin juga menyukai