PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Ada tiga sumber utama bagi terciptanya masalah atau peluang pemasaran,
yang pada gilirannya dapat menjadi masalah riset: (1) perubahan yang tidak
diharapkan, (2) perubahan yang terencana, dan (3) penciptaan gagasan baru secara
tiba-tiba. Perubahan dalam satu bentuk atau lainnya merupakan sumber yang
paling penting.
Salah satu dari sumber utama perubahan yang tidak diharapkan adalah
lingkungan di mana perusahaan beroperasi. Ada banyak unsur dalam lingkungan
eksternal perusahaan yang dapat menciptakan masalah atau peluang. Hal ini
termasuk lingkungan demografi, ekonomi, teknologi, kompetitif, politik, dan
perubahan hukum yang dapat membawa dampak, yang seringkali signifikan,
terhadap fungsi pemasaran. Bagaimana perusahaan merespons teknologi baru atau
produk baru yang diperkenalkan oleh pesaing atau perubahan demografi atau gaya
hidup sangat menentukan apakah perubahan itu dapat menjadi masalah atau
peluang. Dalam tahun-tahun terakhir, banyak perubahan yang mendorong
timbulnya masalah atau peluang yang diakibatkan oleh semakin luasnya
penggunaan teknologi lnternet. Sebagai contoh, para eksekutif dan editor dari
majalah bisnis yang bergengsi di dunia, Fortune, mencatat meningkatnya jumlah
2
pemasang iklan pada majalah pesaing yang sudah beroperasi secara on-line seperti
Business 2.0 dan Red Herring. Mereka lalu melakukan analisis dan menemukan
bahwa tiga per empat iklan secara on-line tersebut dipasang oleh perusahaan yang
tidak membeli ruang iklan di Fortune. Oleh karena itu, manajemen majalah Fortun
mulai mengevaluasi kemungkinan untuk meluncurkan publikasi secara on-line.
3
tenaga penjual dan laporan harian mereka. Demikian juga, komentar dari
pedagang dapat menjadi pencetus dilakukannya perubahan yang terencana, di
mana riset mungkin memainkan peranan yang penting.
Para manajer dan periset perlu menyadari bahwa riset pemasaran hanya
menghasilkan data-data yang harus diinterpretasikan dan diubah menjadi rencana
tindakan oleh manajemen. Agar interpretasi itu dapat mencapai sasaran, maka
riset tersebut harus mencerminkan prioritas-prioritas dan pertimbangan bisnis
4
manajemen, karena jauh lebih baik memecahkan sebagian masalah dengan benar
daripada memecahkan seluruh masalah dengan salah.
5
sesuatu? Sumber daya apa yang siap melayani mereka? Dalam jangka waktu
berapa lama mereka akan bekerja? Akan tetapi, merancang studi yang
membutuhkan biaya sebesar $20.000 dan menghabiskan waktu enam bulan untuk
menyelesaikannya, tidak akan memberikan manfaat yang berarti apabila pembuat
keputusan membutuhkan hasil riset dalam jangka waktu sebulan dan hanya
memiliki anggaran sebesar $2.000. Jadi, beberapa kesepakatan harus dibuat, dan
hal ini merupakan tanggung jawab periset untuk mengantisipasinya dengan
menyelidiki secara hati-hati lingkungan pembuat keputusan.
Budaya perusahaan, tentu saja, adalah salah satu faktor yang penting dan
harus dipelajari dengan cermat oleh periset. Dalam beberapa perusahaan, proses
pembuatan keputusan ternyata begitu dominan, sementara di perusahaan-
perusahaan lain karakter manajemen adalah lebih penting. Sebagai contoh,
General Mills lebih menekankan pada riset yang mengevaluasi alternatif-
alternatif. Jadi, General Mills tidak akan mengajukan pertanyaan, ”Berapa
proporsi keripik kentang yang dikonsumsi saat makan?" tetapi akan bertanya,
"Bagaimana cara mengiklankan keripik kentang kita untuk dikonsumsi saat
makan?" atau ”Apakah 'iklan mengenai makan akan menghasilkan penjualan
keripik kentang yang lebih banyak daripada iklan keripik kentang yang
sekarang?” (kedua pertanyaan itu adalah mengenai tindakan). Oleh karena itu,
untuk merancang riset yang efektif bagi General Mills seorang periset harus
menyadari aspek budaya perusahaan secara umum. Lingkungan akan meliputi
status ekonomi pada umumnya, situasi ekonomi dari suatu industri tertentu yang
terkait, dan perusahaan itu sendiri.
Periset pada suatu waktu harus memanfaatkan peran detektif dalam rangka
mengungkap agenda-agenda tersembunyi dan alternatif-alternatif yang
disembunyikan dalam setiap situasi keputusan. Jika sepotong informasi yang
penting tidak dapat diungkapkan, maka teknik riset yang paling canggih sekalipun
tidak mampu memecahkan masalah
Jadi merupakan tugas periset untuk menemukan sikap mana yang dimiliki
oleh pembuat keputusan terhadap risiko. Seringkali beberapa petunjuk mengenai
sikap pembuat keputusan dapat diperoleh melalui penyelidikan intensif, dengan
menggunakan hipotesis ”bagaimana jika” terhadap hasil riset. Kebutuhan untuk
menentukan sikap pembuat keputusan terhadap risiko adalah kebutuhan untuk
menentukan tujuan spesifik dari pembuat keputusan.
7
Meskipun miskonsepsi yang bertentangan sering terjadi, namun tujuan
pembuat keputusan jarang diinformasikan kepada periset. Pembuat keputusan
jarang merumuskan tujuannya secara akurat. Ia mungkin menyatakan tujuannya
dalam bentuk kata-kata kosong yang tidak berarti secara operasional. Periset harus
menerjemahkan kata-kata kosong itu menjadi tujuan operasional yang spesifik
sehingga riset dapat dirancang untuk mencapai tujuan tersebut.
8
2.2 Cara Menerjemahkan Masalah Pengambilan Keputusan menjadi
Masalah Riset
9
Memperkenalkan produk baru Menilai potensi pasara untuk produk
perusahaan di masing-masing negara
yang sedang dipertimbangkan
Memperluas cakupan penjualan ke Mengevaluasi struktur saluran
negara lain distribusi dan anggota saluran ditribusi
di maisng-masing negara yang sedang
dipertimbangkan
10
4. Penggunaan: Bagaimana setiap potongan informasi akan digunakan untuk
membantu membuat keputusan mengenai tindakan. Penyediaan alasanalasan
logis untuk setiap pertanyaan riset akan menjamin bahwa pertanyaan-
pertanyaan itu masuk akal dalam menjelaskan tindakan yang akan dipilih.
5. Target riset dan sub-kelompoknya: Suatu kelompok di mana infomasi dapat
diperoleh. Penjelasan mengenai kelompok-kelompok ini akan membantu
periset dalam merancang sampel yang tepat untuk proyek riset.
6. Logistik: Memperkirakan dengan tepat waktu dan biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan riset. Kedua faktor ini akan mempengaruhi teknikteknik yang
pada akhirnya akan dipilih.
Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh para periset untuk
mengkomunikasikan pemahamannya atas masalah keputusan dan alternatif-
alternatif yang sedang dipertimbangkan adalah dengan membuat diagram masalah
dalam suatu pohon keputusan (Decision tree). Pohon keputusan adalah diagram
arus keputusan dimana masalah disusundalam urutan kronologis, biasanya dengan
bujur sangkar kecil yang menunjukkan tangkai keputusan dan lingkaran kecil
yang menunjukkan tangkai peluang.
Satu hal yang paling penting dalam menggunkaan pohon keputusan adalah
menguraikan masalh secara lengkap sebelum mencoba memecahkannya dengan
memangkas atau memotong cabang-cabang yang tidak diinginkan.
11
pertimbangkan oleh Perusahaan Burger Delight dalam rangka membendung
penjualan yang terus menurun.
Proposal Riset
12
Proposal Riset mencakup unsur-unsur sebagai berikut :
13
7. Perkiraan Biaya
Setelah dibahas mengenai waktu, dana yang di keluarkan juga harus dijelaskan
untuk mengetahui masalah-masalah potensial mengenai pendanaan secara dini
apakah kekurangan dana atau tidak dalam pelaksanaan riset.
Setelah pembut keputusan membaca dan menyetujui proposal ini dia harus
secara formal menyatakannya dengan menandatangani serta memberi tanggal
dokumen tersebut.
14
dan hal itu akan menghindari masalah yang mungkin muncul sehubungan dengan
politik internal.
Setelah manajer menentukan area yang paling kritis. dia siap mencari
perusahaan riset yang cocok untuk tugas itu. Proses pemilihan ini tidak mudah
dilakukan, karena ada ribuan perusahaan riset pemasaran yang memenuhi syarat,
sangat penting bagi manajer untuk berhati-hati dalam mengevaluasi kemampuan
perusahaan-perusahaan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sangat penting
bagi perusahaan yang dipilih untuk memahami kebutuhan informasi perusahaan
dan mempunyai keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan riset tersebut.
15
Tanggung jawab pengguna riset adalah berkomunikasi secara efektif
dengan calon perusahaan riset dan menyediakan latar belakang yang diperlukan
serta tujuan riset. Pengguna riset juga harus menanyakan tentang standar
pengendalian mutu yang dimiliki oleh perusahaan riset. Sebagian besar
perusahaan riset merasa senang jika para klien menunjukkan perhatian tentang
mutu pekerjaan mereka dan dengan senang hati akan menjelaskan langkah-
langkah pengendalian mutunya dalam pekerjaan lapangan, pengkodean (coding),
dan pemrosesan data.
16
untuk memilih perusahaan riset yang cocok dengan proyek tertentu. Dalam
beberapa situasi, staf perusahaan riset dapat bekerja secara teratur di perusahaan
klien. Sebagai contoh, banyak pegawai ACNielsen bekerja secara langsung di
kantor-kantor perusahaan yang membeli data scanner mereka, untuk melakukan
tugas analisis data yang mungkin telah dilakukan sebelumnya oleh klien.
Kesepakatan antara perusahaanperusahaan dengan mitra risetnya sering disebut
sebagai ”preferred relationships", dan dapat didasarkan pada saling pengertian
secara informal atau diformalkan dalam suatu kontrak. Hasil bersih dari hubungan
kemitraan ini adalah bahwa kedua belah pihak bekerja dengan lebih sedikit
perusahaan, sementara perusahaan riset menjadi sumber daya tambahan yang
memperluas kemampuan pengumpulan informasi dan analisis. Dalam jangka
panjang, perusahaan riset akan menjadi lebih terbiasa dengan bisnis dan masalah-
masalah yang dihadapi klien. Jadi hal ini memungkinkan manajer pada
perusahaan klien mempunyai lebih banyak waktu untuk melaksanakan fungsi-
fungsi manajerial, termasuk definisi masalah, desain, interpretasi dan
rekomendasi, serta memiliki lebih sedikit waktu untuk mengurusi seluk beluk
riset.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seseorang akan menghadapi suatu situasi keputusan jika dia memiliki satu
masalah, yaitu mengetahui cara-cara penyelesaian masalah yang baik, tetapi dalam kadar
yang berbeda, dan harus memilih diantara berbagai pilihan yang tersedia itu. Riset dapat
membantunya dalam mengklarifikasi setiap karakteristik dari situasi keputusan tersebut.
Dengan demikian Perumusan masalah adalah suatu rumusan yang mempertanyakan suatu
fenomena,baik dalam kedudukanya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam
kedudukanya sebagai fenpmena yang saling terkait diantara satu dengan yang
lainya.Tujuan dari pembuat keputusan adalah untuk memahami pembuat keputusan,
periset harus menyadari bahwa individu-individu mempunyai sikap yang berbeda
terhadap resiko dan perbedaan-perbedaan ini dapat mempengaruhi pilihan mereka.
Penting bagi periset untuk memahami karakter dari pembuat keputusan dan lingkungan
dimana orang melaksanakan tugas. Seorang pembuat keputusan akan mempunyai
gagasan yang belum dijabarkan mengenai situasi tertentu, tanpa memandang apa yang
telah ditemukan oleh periset. Hasil-hasilnya hanya akan diterima apabila sesuai dengan
keputusan yang ingin dibuat, atau ingin dengan persepsinya mengenai lingkungan
konsekuensi dari tindakan alernatif. Masalah keputusan melibatkan apa yang perlu
dilakukan.Riset menyediakan informasi yang diperlukan untuk menentukan suatu pilihan,
sehingga masalah riset pada dasarnya melibatkan penentuan informasi apa yang harus
disediakan dan bagaimana informasi tersebut dapat dikumpulkan dengan cara terbaik.
3.2 Saran
Seseorang harus bisa menguraikan tujuan utama dari riset pemasaran untuk
masing – masing sumber masalah pemasaran,menguraikan situasi dari sebuah keputusan,
menguraikan unsur yang harus dipahami oleh periset untuk memecahkan masalah
keputusan, dan bisa membedakan antara masalah keputusan dan masalah riset .
18
DAFTAR PUSTAKA
19