Anda di halaman 1dari 10

FORMULASI MASALAH

Disusun oleh :

1. Rista Amelia Mawarina (B.131.19.0128)


2. Inge Ayu Saputri (B.131.19.0141)
3. Silvia Febriana (B.131.19.0151)

FAKULTAS EKONOMI S1 MANAJEMEN

UNIVERSITAS SEMARANG 2020/2021


DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang………………………………………………….... 1

1.2 Rumusan Permasalahan …………………………………………….. 1

1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………….... 1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….. 2

2.1 Formulasi Masalah…………………………………………………… 2-4

2.2 Menerjemah Masalah Pengambilan Keputusan Menjadi Masalah Riset…. 4

2.3 Pohon Keputusan ..................................................................... 5

2.4 Proposal Riset…………………………………………………………... 5

BAB III PENUTUP.………………………………………………………………… 6

3.1 Kesimpulan............................................................................... 6
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Formulasi Masalah” ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak
Totok Wibisono,SE.,MM pada mata kuliah Riset Pemasaran. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang proses dari riset pemasaran bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Totok Wibisono,SE.,MM, selaku dosen
dari mata kuliah Riset Pemasaran yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada kelompok saya yang telah menyempatkan
waktu untuk mengerjakan makalah ini secara bersama-sama sehingga makalah dapat
terselesaikan.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 6 April 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
BAB II

PEMBAHASAN

1. Formulasi Masalah
1.1 Pengertian Formulasi Masalah

Dalam suatu riset pemasaran, berlaku suatu istilah “karena hanya setelah masalah terdefinisi
dengan jelas dan tujuan riset telah dinyatakan dengan tepat, maka riset dapat dirancang dengan
tepat”. Kata “Tepat” bermakna berarti riset itu akan menghasilkan jawaban-jawaban yang diperlukan
dan juga akan dilaksanakan dengan efisien.

Istilah definisi masalah atau formulasi masalah sangat berhubungan baik dengan situasi yang
mungkin menimbulkan masalah nyata bagi pembuat keputusan dalam bidang pemasaran, maupun
dengan situasi yang mungkin lebih baik disebut dengan peluang.

Terdapat tiga sumber utama terciptanya masalah (peluang) pemasaran, yang pada gilirannya
dapat menjadi masalah riset :

1. Perubahan yang tidak diharapkan

Salah satu sumber utamanya lingkungan di mana perusahaan beroperasi. Ada banyak
unsur dalam lingkungan eksternal perusahaan yang dapat menciptakan masalah (peluang),
ialah termasuk lingkungan demografi, ekonomi, teknologi, kompetitif, politik, dan
peruabahan hukum yang terkadang dapat membawa dampak yang signifikan pada fungsi
pemasaran.

2. Perubahan yang terencana

Perubahan terencana ini lebih diorientasikan ke masa depan, sementara perubahan yang
tidak diantisipasi lebih berorientasi ke masa lalu. Perubahan yang berorientasi ke masa
depan lebih bersifat lebih proaktif, sementara yang berorientasi ke masa lalu bersifat
reaktif. Perubahan terencana ialah perubahan yang ingin dilakukan oleh perusahaan, yang
masalahnya utamanya adalah bagaimana.
3. Penciptaan gagasan baru secara tiba-tiba

Gagasan baru mungkin bisa berasal dari seorang pelanggan yang menyampaikan surat
keluhan atau dengan cara lainnya. Selain pelanggan, sumber lainnya dari gagasan-
gagasan yang bagus adalah para tenaga penjual dan laporan harian mereka, serta
komentar dari pedagang.

Informasi yang dibutuhkan tersebut harus diidentifikasi dan harus menentukan pendekatan
yang tepat. Maka, membutuhkan komunikasi yang baik antara pembuat keputusan dan periset
pemasaran. Pembuat keputusan perlu memahami riset yang tepat dan jelas untuk digunakan,
sedangkan Periset harus memahami sifat keputusan yang dibuat manajer dan apa yang ia harapkan dan
pelajari dari riset ialah tujuan proyek.

Terkadang para pemasar sulit membedakan antara masalah dengan gejala. Masalah ialah situasi
yang memerlukan beberapa jenis tindakan. Gejala ialah bukti bahwa terdapat suatu masalah. Ada
kecenderungan umum untuk mengangsumsikan bahwa para manajer memiliki pemahaman yang jelas
atas masalah-masalah yang mereka hadapi dan satu-satunya kesulitan yang mereka hadapi adaah
mengkomunikasikan pemahaman itu. Sehingga para manajer dan periset perlu menyadari juga bahwa
riset pemasaran tidak menghasilkan suatu jawaban atau strategi. Riset pemasaran hanya menghasilkan
data-data yang harus diinterpretasikan dan diubah menjadi rencana tindakan oleh manajemen. Karena
itu, harus mencerminkan prioritas dan pertimbangan bisnis manajemen, sebab “jauh lebih baik
memecahkan sebagaian masalah dengan benar dari pada memecahkan seluruh masalah dengan
salah”.

1.2 Pembuat Keputusan dan Lingkungan

Penting bagi para periset untuk memahami karakter dan lingkungan pembuat keputusan dimana
orang itu melaksanakan tugas. Terkadang pembuat keputusan mempunyai gagasan tetapi belum
dijabarkan pada situasi tertentu, namun tetap merealisasikannya tanpa memandang apa yang telah
ditemukan oleh periset. Maka riset dalam hal ini hanyalah sebagai “pemborosan uang” saja.

Berarti hasil-hasilnya akan diterima bila sesuai dengan persepsi lingkungannya atau dengan
keputusan yang ingin dibuat. Namun jika tidak sesuai keinginannya, maka hanya akan dipertanyakan
atau yang paling buruk dibuang karena dianggap tidak akurat. Oleh karena itu, tugas pertama seorang
periset ialah menentukan apakah pembuat keputusan benar-benar ingin mempertimbanhkan hasil riset.
Seringkali pula adanya kemungkinan bahwa terdapat perubahan terhadap pendapat yang dipilih
oleh manajemen. Adanya fakta juga seringkali yang menghubungi periset adalah mereka yang bukan
pembuat keputusan akhir, tetapi hanya sebagi penghubung. Maka, diketahui bahwa penentuan
keputusan harus dilakukan sebelum periset mulai mengerjakan tugasnya.

1.3 Serangkaian Tindakan Alternatif

Riset dapat didesain dengan tepat apabila serangkaian tindakan alternatif yang sedang
dipertimbangkan oleh pembuat keputusan telah diberikan dan diketahui oleh periset. Karena cukup
sering bagi periset tidak diberitahu tentang beberapa opsi yang sedang dipertimbanhghkan. Padahal
periset harus memeriksa untuk melihat apakah opsi implisit telah dibuat menjadi eksplisit, karena
sangat penting bahwa riset yang dilakukan harus relevan terhadap semua alternatif.

Maka, alangkah baiknya periset untuk memanfaatkan peran detektif dalam rangka mengungkap
agenda dan alternative yang disembunyikan dalam setiap situasi keputusan. Jika sepotong informasi
tidak dapat diungkapkan, maka dengan teknik riset paling canggih sekalipun tidak akan mampu
memecahkan masalah tersebut.

1.4 Tujuan Pembuat Keputusan

Seorang periset harus menyadari bahwa individu-individu mrmpunya sikap yang berbeda-beda
terhadap risiko dan perbedaan inilah dapat mempengaruhi pilihan mereka. Karena sikap seseorang
terhadap risiko dapat berubah tergantung pada situasinya. Jika kedudukannya dirasa aman dalam
perusahaan, maka dia mungkin akan bersedia mengambil resiko yang lebih besar, begitupun
sebaliknya.

Jadi juga tugas periset untuk menemukan sikap mana yang dimiliki oleh pembuat keputusan
terhadap risiko. Karena seringkali periset dapat menemukan petunjuk mengenai sikap pembuat
keputusan dengan penyelidikan intensif, yaitu dengan menggunakan hipotesis “bagaiman jika”
terhadap hasil riset. Teknik lainnya adalah meminta persetujuan pengambil keputusan atas sebuah
kalimat yang menyatakan tujuan utama riset. Setelah tujuan-tujuan akhirnya diputuskan, sebaiknya
tujuan tersebut dinyatakan secara tertulis agar tercapai kejelasan dan komunikasi antar pembuat
keputusan dan periset (misalnya menandatangani pernyataan mengenai tujuan, atau keseluruhan
dokumen).
1.5 Konsekuensi dari Serangkian Tinndakan Alternatif

Dalam hal ini, periset diwajibkan untuk memperkirakan semua tindakan pemasaran dan semua
hasil yang dianggap relevan oleh manajemen. Manajemen dimisalkan, mungkin ingin mengaetahui
dampak dari perubahan yang diusulkan terhadap penjualan dan sikap pelanggan. Jika riset hanya
ditujukan untuk mengetahui sikap pelanggan, maka manejemen akan menyakan hubungan anatara
sikap dan penjualan. Pertanyaan yang memalukan ini dapat dihindari jika periset dapat menyelidiki
dengan segala upaya semua hasil yang relevan sebelum merancang riset.

2. Menerjemahkan Masalah Pengambilan Keputusan menjadi Masalah Riset

Jika memiliki pemahaman mendalam terhadap kepribadian pembuat keputusan, lingkungan,


tujuan, dan gagasan-gagasan yang diduga sebelumnya mengenai serangkaian tindakan alternatif akan
memungkinkan periset untuk menerjemahkan masalah keputusan (decision problem) menjadi
masalah riset (research problem). Masalah riset dalam hal ini adalah suatu pernyataan kembali
masalah keputusan ke dalam istilah riset.

Jika pembuat keputusan tidak mengetahui apa yang ingin dicapai, maka setiap alternative
akkan dianggap memuaskkan dan riset tidak akan banyak berguna. Biasanya terlalu sering terjadi
dimana langkah awal seorang periset ialah menulis sebuah proposal yang menguraikan metode-metode
yang akan digunakan dalam riset. Padahal, periset harus meluangkan waktu untuk menyelidiki situasi
secara hati-hati guna mendapatkan pemahaman yang diperlukan mengenai; (1) pembuat keputusan dan
lingkungan, (2) serangkaian tindakan alternative, (3) tujuan pembuat keputusan, dan (4) konsekuensi
dari tindakan-tindakan alternative. Mekanisme yang berguna untuk memastikan bahwa masalah
keputusan akan dipecahkan dengan riset adlah melaksanakan tahap permintaan riset (research
request step) sebelum menyiapkan proposal riset. Tahap ini mengharuskan pembuat keputusan dan
periset mengadakan pertemuan, dimana pembuat keputusan menguraikan informasi dan masalah yang
diperlukan. Kemudian periset akan membuat konsep pernyataan yang menguraikan pemahaman
mereka atas dasar tersebut. Pernyataan tersebut tidaklah terbatas pada; (1)Tindakan, (2) Sumber, (3)
Informasi, (4) Penggunaan, (5) Target riset & sub-kelompoknya, (6) Logistik.
3. Pohon Keputusan

Salah satu cara periset dalam mengkomunikasi pemahamannya terhadap mmasalah keputusan
dan alternative-alternatif yang sedang dipertimbangkan adalah dengan diagram masalah dalam suatu
pohon keputusan (decision tree). Akarnya adalah masalah yang sedang dihadapi. Lalu, masalah
tersebut terpecah menjadi cabang-cabang untuk memperlihatkan berbagai cara guna melakukan
pendekatan terhadap masalah.

Cabang-cabangnya terhubung baik dengan tangkai keputusan ataupun tangkai peluang.


Tangkai keputusan digambarkan sebagai bujur sangkar kecil, Tangkai peluang sebagai lingkaran kecil.
Secbelum menggunkan pohonkeputusan perlu untuk menguraikan masalah secara lengkap sebelum
mencoba memecahkannya dengan “memangkas”, atau memotong cabang-cabang yang ttidak
diinginkan. Hal ini berarti pohon keputusan dapat mengubah suatu masalah kepuutusan yang tadinya
samar-samar menjadi samar-samar menjadi jelas dan membuat beberapa opsi menjadi lebih jelas.

4. Proposal Riset

Setelah tujuan dan lingkup riset disetujui, maka para periset dapat berpindah ke teknik yang
akan digunakan dalam melaksanakan riset. Sebaiknya pula pembuat keputusan juga diberitahu
mengenai teknik ini sebelum memulai risetnya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam suatu riset pemasaran, berlaku suatu istilah “karena hanya setelah masalah terdefinisi
dengan jelas dan tujuan riset telah dinyatakan dengan tepat, maka riset dapat dirancang dengan
tepat”. Kata “Tepat” bermakna berarti riset itu akan menghasilkan jawaban-jawaban yang
diperlukan dan juga akan dilaksanakan dengan efisien.
Terdapat tiga sumber utama terciptanya masalah (peluang) pemasaran, yang pada gilirannya
dapat menjadi masalah riset :
1. Perubahan yang tidak diharapkan
2. Perubahan yang terencana
3. Penciptaan gagasan baru secara tiba-tiba

Untuk masalah pemasaran yang disebabkan oleh perubahan yang tidak diantisipasi, tujuan riset
pemasaran adalah untuk menemukan apa yang sedang terjadi.

Pohon keputusan adalah alat yang berguna untuk memahami suatu masalah dan
mengkomunikasikan struktur dasarnya kepada pihak lainnya. Phon keputusan juga menjelaskan
masalah dan membuat berbagai opsi menjadi lebih jelas.

Anda mungkin juga menyukai