Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA


Mata kuliah: Perekonomian Indonesia

Disusun oleh:
1. Neela Tsaltsa Faricha (B.131.19.0096)
2. Rista Amelia M ( B.131.19.0128)
3. Silvia Febriana (B.131.19.0151)
4. Merina Ayu N (B.141.19.0028)
5. Lousia Evina P.P (B.141.19.0034)
6. Novi Anggraini (B.141.20.0003)
7. Hermin Anggraini (B.141.20.0009)
8. Fitria Nuraini (B.141.20.0014)

FAKULTAS EKONOMI S1 MANAJEMEN


UNIVERSITAS SEMARANG 2020/2021
1. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perihal dengan sistem ekonomi yang diterapkan atau yang berlangsung di Indonesia masih sering
dipertanyakan dan diperdebatkan oleh banyak orang. Bukan hanya dikalangan mahasiswa, namun juga bagi
orang awan sendiri. Akan tetapi, sebelum meninjau lebih jauh kita akan membahas secara ringkas pengertian
sistem.

Menurut Dumairy (1996) dalam bukunya, sistem ekonomi adalah suatu sitem yang mengatur serta
menjalin hubungan ekonomi antarmanusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan
kehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsur-unsur manusia sebagai subyek; barang-barang ekonomi
sebagai obyek; serta seperangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam berkegiatan ekonomi.
Perangkat kelembagaan dimaksud meliputi kelembagaan-kelembagaan ekonomi (formal maupun nonformal);
cara kerja; mekanisme hubungan; hukum dan peratureran-peraturan perekonomian; serta serta kaidah dan
norma-norma lain {tertulis maupun tidak tertulis}; yang dipilih atau diterima atau ditetapkan oleh
masyarakaat di tempat tatanan kehidupan yang bersangkutan berlangsung. Jadi, dalam perangkat
kelembagaan ini termasuk juga kebiasaan, perilaku, dan etika masyarakat; sebagaimana mereka terapkan
dalam berbagai aktivitas yang berkenaan dengan pemannfaata sumber daya bagi pemenuhan kebutuhan
(halaman 30).

Dengan demikian, sistem ekonomi diartikan sebagai suatu “organisasi besar” yang menjalin subyek,
atau obyek, serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu secara mantap dan teratur. Maka, dalam
sistem ekonomi dibahas pula mengenai persoalan pengambilan keputusan dalam tatanan susunan organisasi
ekonomi untuk menjawab persoalan-persoalan ekonomi masyarakat dalam mewujudkan tujuan nasional.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan sistem ekonomi tradisonal ?
2. Apa yang dimaksud dengan sistem ekonomi Kapitalisme ?
3. Apa yang dimaksud dengan sistem ekonomi sosialisme ?
4. Apa yang dimaksud dengan sistem ekonomi campuran ?

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Tujuan makalah ini, adalah diperlukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia
dalam mengetahui secara umum sistem perekonomian yang pernah ada di Indonesia, sekaligus menambah
wawasan bagi penulis dan mahasiswa fakultas ekonomi sendiri.
2. PEMBAHASAN

a. SISTEM EKONOMI TRADISONAL

Sistem ekonomi tradisional merupakan sistem ekonomi yang diterapkan oleh masyarakat tradisional
secara turun temurun dengan hanya mengandalkan alam dan tenaga kerja. Dalam sistem ekonomi ini
pengaturan ekonomi dimapankan menurut pola tradisi, yang biasanya sebagian besar menyangkut kontrol
atas tanah sebagai sumber terpenting atau satu-satunya sumber ekonomi (Rintuh, 1995).

a. Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional :


Sistem Ekonomi tradisional memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Teknik produksi dipelajari secara turun temurun dan bersifat sederhana.
2) Hanya sedikit menggunakan modal.
3) Pertukaran dilakukan dengan sistem barter (barang dengan barang).
4) Belum mengenal pembagian kerja.
5) Masih terikat tradisi.
6) Tanah sebagai tumpuan kegiatan produksi dan sumber kemakmuran.

b. Kebaikan sistem ekonomi tradisional :


Sistem ekonomi tradisional memiliki kelebihan sebagai berikut:
1) Tidak terdapat persaingan yang tidak sehat, hubungan antarindividu sangat erat.
2) Masyarakat merasa sangat aman, karena tidak ada beban berat yang harus dipikul.
3) Tidak individualistis.

c. Kelemahan sistem ekonomi tradisional


Selain memiliki berbagai kelebihan sistem ekonomi tradisional juga memiliki kelemahan, yaitu:
1) Teknologi yang digunakan masih sangat sederhana, sehingga produktivitas rendah.
2) Mutu barang hasil produksi masih rendah.

Saat ini sudah tidak ada lagi negara yang menganut sistem ekonomi tradisional, namun di beberapa
daerah pelosok, seperti suku Badui dalam dan suku Bugis masih menggunakan sistem ini dalam kehidupan
sehari-hari. Karena mungkin sistem ekonomi ini masih menganut sistem tradisional yang masih berpedoman
pada nenek moyang. Selain itu juga sistem ekonomi ini pertukaran uang yang masih tradisi dulu artinya
masih menggunakan barter. Maka tidak mungkin untuk warga kita saat ini yang sudah zamannya modern
melakukan sistem ini dikarenakan pengaruh zamannya yang masih tradisi.

Barter adalah kegiatan tukar-menukar barang yang dilakukan dua pihak tanpa menggunakan
perantara uang atau alat bayar lainnya. Sederhananya, barter adalah transaksi yang dilakukan melalui
penukaran barang dengan barang atau jasa dengan barang. Walau secara nilai finansial bisa saja tidak
berimbang, namun masing-masing pihak yang terlibat telah menyepakatinya di awal dan biasanya
keuntungan yang didapatkan didasari oleh asas manfaat yang tepat

Namun, sistem ini mungkin hanya bisa diterapkan bagi masyarakat pedalaman. khususnya diterapkan
oleh masyarakat desa. Sistem ekonomi tradisional memang diperlukan khususnya bagi masyarakat di
pedesaan yang keakrabannya masih alami. Selain itu, suasana yang memungkinkan pun akan terjamin bila
sistem ini dilakukan di pedesaan ketimbang diperkotaan yang penuh dengan persaingan hidup dan tantangan
Dalam sistem ekonomi tradisional, tugas pemerintah hanya terbatas memberikan perlindungan dalam bentuk
pertahanan dan menjaga ketertiban umum. Beberapa alasan sistem barter di tinggalkan masyrakat :

1. Ditemukannya uang sebagai alat tukar barang yang efektif dan memiliki nilai yang pas dengan
harga atau nilai suatu barang.
2. Sistem barter di tinggalkan karena nilai stiap barang berbeda dan akan sulit menentukan selisih
harga / nilai pada barang tersebut.
3. Kita tidak bisa membarter suatu barang kepada orang lain jika tidak membutuhkan. contohnya:
anwar ingin membarter daging ayam pada asep yang mempunyai beras, namun asep tidak
membutuhkan daging ayam melainkan membutuhkan pakaian
4. Sistem barter tidak praktis dikarenakan ketika kita menginginkan suatu barang maka kita
membawa alat sebagai penukarnya (barang yang akan di tukar).

b. SISTEM EKONOMI KAPITALISME

Secara garis besar, di dunia ini pernah dikenal dua macam sistem ekonomi yang ekstrem. Salah
satunya adalah sistem ekonomi kapitalis. Dalam sistem ekonomi kapitalis mengakui pemilikan individual
atas sumber daya-sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi. Setidaknya, terdapat keluasan yang
sangat longgar bagi orang perorangan dalam atau untuk memiliki sumber daya. Misalnya, dalam kompetisi
anatarindividu untuk memenuhi hidup atau persaingan antarbadan usaha dalam mengejar keuntungan sangat
dihargai. Prinsip “keadilan” yang dianut oleh sistem ekonomi kapitalis ialah “setiap orang menerima
imbalan atas prestasi kerjanya”. Campur tangan pemerintah atau negara sangat minim, bahkan pemerintah
lebuh berkedudukan sebagi “pengamat” dan “pelindung” perekonomian.

Terdapat enam asas yang dapat dilihat sebagai ciri dari sistem ekonomi kapitalis, yaitu sebagai berikut :

1)Hak milik pribadi. Dalam sistem ekonomi kapitalis sumber daya ekonomi seperti; sumber daya
alam (SDA), modal, dan tenaga kerja dimiliki oleh individu danlembaga-lembaga swasta.
2)Kebebasan berusaha dan kebebasan memilih. Dalam sistem ekonomi kapitalis, dimaksud
kebebsan berusaha adalah kegiatan produksi dapat dengan bebas dilakukan oleh siapa saja
yang mempunyai inisiatif. Sedangkan yang dimaksud dengan kebebasan memilih dalam sistem
ekonomi kapitalis adalah menyangkut kedaulatan konsumen dan kebebasan pengusaaha dalam
memperoleh sumber daya ekonomi untuk memproduksi suatu produk yang dipilihnya sendiri,
agar dapat dijual dengan tujuan untuk mencari keuntungan yang maksimum.
3)Motif kepentingan diri sendiri. Kekuatan utama dari sistem ekonomi kapitalis adalah motivasi
individu untuk memenuhi kepentingan/keuntungan diri sendiri.
4) Persaingan. Setiap individu atau pelaku ekonomi swasta, baik pembeli atau pengusaha, dengan
motivasi mencari keuntungan yang maksimum akan bebas bersaing di pasar dengan
kekuatannya masing-masing.
5) Harga ditentukan oleh mekanisme pasar. Dengan kata lain, tingkat harga dan jumlah
produksi yang terjual sepenuhnya ditentukan oleh kekuatan permintaaan dan penawaran.
6) Peranan terbatas pemerintah. Dalam sistem ekonomi kapitalis, pemerintah masih mempunyai
peran yang dapat membatasi berbagai kebebasan individu. Misalnya, pemerintah mengeluarkan
peraturan- peraturan yang melarang praktik-praktik monopoli yang sifatnya non-alamiah dan
melindungi hak-hak konsumen dan pekerja.

Dalam termonologi teori mikroekonomi sistem ekonomi kapitalis merupakan sistem ekonomi yang
menyandarkan diri sepenuhnya pada mekanisme pasar, prinsip laissez faire (persaingan bebas), menyakini
kemampuan “the invisible hand” dalam menuju efisiensi ekonomi. Mekanisme pasarlah (kekuatan
permintaan dan penawaran) yang menurut kalangan kaputalis akan menentukan secara efisien ketiga pokok
persoalan ekonomi. Sistem ekonomi kapitalis cukup konsisten atau solid dijalankan oleh Amerika Serikat
yang identik dengan sistem ekonomi negara-negara Eropa Barat yang menganut sistem politiknya liberal-
demokratis.

c. SISTEM EKONOMI SOSIALISME

Suatu sistem ekonomi yang ekstrem kedua setelah sistem ekonomi kapitalis yang dikenal oleh dunia.
Sistem ekonomi sosisalisme sebaliknya, semua sumber daya ekonomi atau faktor produksi diklaim sebagai
milik Negara. Dalam sistem ini lebih menekankan pada kebersamaan masyarakat dalam menjalankan dan
memajukn perekonomian. Imbalan yang diterimakan pada orang perorangan didasarkan pada kebutuhannya,
bukan berdasarkan jasa yang dicurahkan. Prinsip “keadilan” yang dianut oleh sistem ekonomi sosialis ialah
“setiap orang menerima imbalan yang sama”. Kadar campur tangan pemerintah sangat tinggi. Justru
pemerintahanlah yang menjalankan dan merencanakan tiga persoalan pokok ekonomi, yaitu :
1. What (apa yang harus diproduksi ?)
2. How (bagaimana memproduksinya ?)
3. For Whom (untuk siap diproduksi ?)

Dijelaskan dalam terminologi mikroekonomi bahwa sistem ekonomi sosialis adalah sebaliknya.
Bagi kalangan sosialis, pasar justru harus dikendalikan melalui perencanaan terpusat. Adanya berbagai
distorsi dalam mekanisme pasar, meyebabkan tidak mungkin menyebabkannya bekerja secara efisien. Oleh
karena itu pemerintah atau Negara harus turut aktif dalam bermain dalam perekonnomian. Satu hal yang
penting untuk dicatat berkenaan dengan sistem ekonomi sosialis adalah bahwa sistem ini bukanlah sistem
ekonomi yang tidak memandang penting peranan kapitalisme. Meski tidak sepenuhnya murni, namun
Negara yang cukup konsisten dalam menjalankan sistem ekonomi sosialis ialah Uni Soviet (sebelum
dibubarkan). Dalam sistem ekonominya juga sangat identik dengan negara-negara Eropa Timur dengan
sistem politiknya komunis-otoriter.

d. SISTEM EKONOMI CAMPURAN


Pada semasa “perang dingin” antara Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa Barat dikelompokkan
sebagai Blok Barat, sedangkan Uni Soviet dan sekutunya Eropa Timur digolongkan sebagai Blok Timur.
Diantara kedua ekstrem sistem ekonomi tersebut, muncul sebuah sistem lain yang merupakan sebuah
“campuran” antar keduanya, dengan berbagai variasi kadar dominasinya, dan juga dengan berbagai variasi
nama atau istilahnya disebut sistem ekonomi campuran.

Sistem ekonomi campuran pada umumnya diterapkan oleh negara-negara berkembang atau negara-
negara Dunia Ketiga. Dalam sistem ini mengandung beberapa elemen dari sistem ekonomi kapitalisme dan
sistem ekonomi sosialis. Seperti yang dikatakan sebelumnya, bahwa sekarang ini tidak ada negara yang
menerapkan sistem ekonomi kapitalis atau sosialis 100%, terkecuali di Korea Utara.

Dalam sistem ekonomi campuran di mana kekuasan serta kebebasan berjalan secara bersamaan
walau dalam kadar yang berbeda-beda. Ada sistem ekonomi campuran yang mendekati kapitalis/liberalis
karena akdar kebebasan yang relatif besar atau presentasi dari sistem kapitalisnya sangat besar. Ada pula
sistem ekonomi campuran yang mendekati sistem ekonomi sosialis di mana peran kekuasan pemerintah
relative besar dalam menjalankan berbagai kebijakan ekonomi, moneter/fiskal, dan lain-lain. Jadi sistem
ekonomi campuran bisa diibaratkan bagai pendulum (bandul jam dinding); terkadang condong ke kapitalis,
sementara di lain waktu condong ke sosialistik mengikuti rejim pemerintah yang berkuasa di masa itu.

Karenanya di dalam sistem ekonomi campuran, terdapat “campur tangan” pemerintah terutama untuk
mengendalikan kehidupan/pertumbuhan ekonomi, akan mencegah adanya konsentrasi yang terlalu besar di
tangan satu orang atau kelompok swasta, serta juga untuk melakukan stabilitas perekonomian, mengatur tata
terbit, dan juga membantu golongan ekonomi lemah.

e. SISTEM EKONOMI INDONESIA

Kembali ke pertanyaan awal, tentang sistem ekonomi apa yang sedang berlangsung atau diterapkan
di Indonesia. Dumairy (1996) telah menegaskan sebagai berikut :
“ditinjau berdasarkan sistem pemilikan sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi, tak
terdapat alasan menyatakan bahawa sistem ekonomi kita adalah kapitalistis. Sama halnya, tak cukup pula
argumentasi untuk menyatakan bahwa kita menganut sistem ekonomi sosialis. Indonesia mengakui
pemilikan individual atas faktor-faktor produksi, kecuali untuk sumber daya-sumber daya yang menguasai
hajat hidup orang bayak, dikuasai oleh negara. Hal ini diatur dengan tegas oleh Pasal 33 UUD 1945. Jadi,
secara konstitutional, sistem ekonomi Indonesia bukan kapitalisme dan juga bukan sosialisme” (halaman
33).

Pasal 33 UUD 1945 dianggap pasal terpenting (yang belum diamandemen) yang mengatur langsung sistem
perekonomian Indonesia, yaitu prinsip demokrasi ekonomi. Secara rinci, pasal 33 menetapkan tiga hal, yaitu ;
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hidup hajat orang banyak
dikuasai negara.
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Sebagai kesimpulan yang dapat diambil, perbedaan antara sistem ekonomi kapitalisme atau sistem ekonomi
sosialisme dengan sistem ekonomi yang dianut atau dijalankan oleh Indonesia adalah pada kedua makna yang
terkandung dalam keadilan sosial yang terkandung dalam pancasila sila ke lima. Di dalamnya dijelaskan bahwa
prinsip pembagian pendapatan yang adil disertai dengan pertumbuhan ekonomi dan prinsip demokrasi ekonomi.
Kedua prinsip tersebut, sebenarnya merupakan pencerminan Sistem Ekonomi Pancasila, yang jelas-jelas menentang
sistem individualisme liberal atau free fight liberalism (sistem ekonomi kapitalisme ekstrem), dan sistem komando
(sistem ekonomi socialisme ekstrem) {Tambunan,2006b}.

Namun dalam beberapa tahun belakangan ini, siistem ekonomi di Indonesia lebih cenderung semakin
kapitalis dengan keiikutsertaannya dalam upaya liberalisasi perdagangan internasiona. Dilakukan baik dalam konteks
perjanjian perdagangan bebas antaranggota asosiasi negara-negara asia tenggara (ASEAN), yang lebih dikenal dengan
sebutan ASEAN Free Trade Area (AFTA), mmaupun dalam konteks kesepakatan kerjasama ekonomi Asia Pasifik
(APEC), dan pada tingkat dunia dalam konteks kesepakatan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Dalam bidang
investasi, juga semakin banyak sektor atau subsektor yang terbuka bebas bagi penanaman modal asing (PMA). Selain
itu, pemerintahpun dalam beberapa tahun ini telah berusaha mengurangi berbagai subsidi, terutama subsidi bahan
bakar minyak (BBM) yang semakin memperkuat mekanisme pasar di dalam perekonomian nasional.
3. PENUTUP

KESIMPULAN

Terlepas dari perkembangan zaman, sistem ekonomi di Indonesia memang masih sering kali
dipertanyakan. Namun, sekarang kita lebih mengetahui bagaimana sistem ekonomi di Indonesia berkembang.
Menurut buku yang kami baca, kebanyakan sistem ekonomi di Indonesia akan mengikuti dari pendapat
rakyatnya, ada juga yang tertuang dalam pasal 33 (yang belum diamandemenkan) UUD 1945 beserta dalam
butir pancasila sila ke lima, dan pemerintahan yang berlaku pada masanya.

Sistem ekonomi yang secara umum diketahui banyak orang terbagi atas empat sistem ekonomi, yaitu :
a. Sistem Ekonomi Tradisonal
b. Sistem Ekonomi Kapitalisme
c. Sistem Ekonomi Sosialisme
d. Sistem Ekonomi Campuran

Dimana setiap sistem ekonomi diatas sangatlah berperan penting terhadap perkembangan pada suatu
negara. Setiap sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara, akan memiliki peran dan dampak yang besar
bagi negara yang menjalankan pemerintahannya dengan sistem tersebut. Karena macam-macam sistem
ekonomi diatas memiliki fungsi dan tujuan, serta ciri-ciri yang berbeda-beda.

4. DAFTAR PUSTAKA

Cornelis Rintuh. (1995). Perekonomian Indonesia. Yogyakarta: Liberty


Dumairy. (1996). Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Itang dan Adib Daenuri, “Sistem Ekonomi Kapitalis, Sosialis dan Islam”,Jurnal Keislaman,
Kemasyarakatan & Kebudayaan, Vol. 18 No. 1, 2017, hal. 68.
Machmud, Amir. (2016). Perekonomian Indonesia Pasca Reformasi. Jakarta:Erlangga.
Prof.Dr.Tulus T.H. Tambunan. (2006). Perekonomian Indonesia : Kajian Teoritis dan Analisa Empiris.
Bogor: Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai