Dosen Pengampu :
Dr. Achmad Fajar., M.Si., Ak., CA.
Disusun oleh :
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
Riset yang berdasarkan pengalaman pribadi bisa disebut dengan penelitian empiris,
penelitian empiris merupakan penelitian yang objeknya mengenai gejala-gejala, peristiwa,
dan fenomena yang terjadinya di masyarakat, lembaga atau negara yang bersifat non pustaka
dengan melihat fenomena yang terdapat di masyarakat. sumber data empiris bisa melalui
wawancara, observasi dan kuisioner. contohnya penelitian empiris, pengaruh penggunaan
pembayaran paylater "bayar nanti" terhadap perilaku konsumtif mahasiswa universitas
Widyatama. metode riset yang digunakan yaitu kuisioner yang didalamnya terdiri dari
pertanyaan pengalaman pengguna paylater seperti kepuasan pelanggan, kemudahan
menggunakan paylater, keamanan data dll.
Pengalaman pribadi peneliti dapat menjadi sumber inspirasi untuk penelitian, tetapi penting
untuk memastikan bahwa penelitian tersebut didasarkan pada metodologi yang kuat dan data
empiris yang dapat diuji secara obyektif. Hal ini akan memastikan bahwa temuan dalam
penelitian akuntansi keprilakuan dapat diandalkan dan relevan untuk kontribusi ilmiah.
Evaluasi Kinerja dan Insentif: Akuntansi keperilakuan juga membantu dalam merancang
sistem insentif yang tepat untuk manajemen dan karyawan. Hal ini dapat mendorong perilaku
yang diinginkan dan menghindari perilaku yang tidak diinginkan.
Mengatasi Bias dan Konflik: Dalam situasi kelompok, akuntansi keperilakuan dapat
membantu mengidentifikasi dan mengatasi konflik kepentingan serta bias yang mungkin
muncul dalam pengambilan keputusan, terutama dalam hal pengelolaan sumber daya
keuangan.
Penyajian Informasi yang Lebih Baik: Akuntansi keperilakuan berusaha untuk menyajikan
informasi keuangan dengan cara yang lebih mudah dimengerti dan relevan bagi pengambil
keputusan. Ini dapat membantu meminimalkan kesalahan atau kesalahpahaman dalam
interpretasi data.
Penelitian dapat dilihat sebagai proses yang mencakup dua tahap: penemuan masalah
dan pemecahan masalah. Penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit
dan krusial, karena masalah penelitian mempengaruhi strategi yang akan diterapkan dalam
pemecahan penelitian. Tahap penemuan masalah penelitian itu sendiri meliputi identifikasi
bidang masalah, penentuan atau pemilihan pokok masalah (topik), dan perumusan atau
formulasi masalah. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Einstein dan Infeld pada
tahun 1938, formulasi masalah penelitian sering merupakan tahap penelitian yang jauh lebih
esensial dibandingkan dengan tahap pemecahan masalah. Isaac dan Michael pada tahun 1989
pun berpendapat bahwa formulasi masalah penelitian dengan baik merupakan setengah dari
tahap pemecahan masalah. Masalah penelitian sering dirumuskan terlalu umum sehingga
dengan pokok permasalahan yang tidak jelas akan menyulitkan pemecahan masalah.
Sedangkan tahap pemecahan masalah meliputi penentuan konsep-konsep teoritis yang
ditelaah, dan pemilihan metode pengujian data. Semakin spesifik perumusan masalah
penelitian semakin mudah untuk dilakukan pengujian secara empiris. Mengingat pentingnya
tahap penemuan masalah penelitian, perlu pendekatan sistematis untuk merumuskan masalah
penelitian yang baik sehingga memudahkan tahap pemecahan masalah.
Metode riset pada Akuntansi Keperilakuan memiliki potensi besar untuk memberikan
kontribusi pada pengembangan pedoman etika baru dalam praktik akuntansi dan
pengawasan keuangan dengan beberapa cara, yaitu:
Topik-topik riset ini menunjukkan bahwa akuntansi keperilakuan tidak hanya berkaitan
dengan aspek teknis atau kuantitatif dari akuntansi, tetapi juga dengan aspek kualitatif
atau psikologis yang melibatkan manusia sebagai pelaku dan pengguna akuntansi.
Dalam penelitian akuntansi keprilakuan, pemilihan data, sumber data, dan metode
pengumpulan data sangat penting untuk menghasilkan hasil penelitian yang valid dan
relevan. Seperti penelitian pada umumnya, berikut adalah beberapa langkah dan
pertimbangan dalam pengumpulan data dalam metode riset akuntansi keprilakuan:
Pemilihan Data:
Identifikasi Variabel: Tentukan variabel atau fenomena perilaku yang ingin Anda
teliti dalam konteks akuntansi keprilakuan. Misalnya, perilaku manipulasi laporan
keuangan, etika dalam akuntansi, atau perilaku auditor.
Jenis Data: Tentukan jenis data yang diperlukan, apakah data kualitatif (misalnya,
wawancara, observasi, analisis teks) atau data kuantitatif (misalnya, survei,
analisis statistik).
Populasi dan Sampel: Tentukan populasi yang akan Anda teliti (misalnya, auditor
perusahaan tertentu) dan metode pengambilan sampel yang akan digunakan
(misalnya, sampel acak sederhana).
Sumber Data:
Wawancara: Anda dapat melakukan wawancara dengan para profesional
akuntansi, manajer, atau auditor untuk mendapatkan wawasan tentang perilaku
mereka dalam konteks tertentu.
Observasi: Observasi langsung dalam situasi tertentu, seperti audit lapangan,
dapat memberikan data yang berharga tentang perilaku.
Analisis Dokumen: Anda dapat menganalisis dokumen seperti laporan keuangan,
catatan internal perusahaan, atau dokumen lain yang relevan.
Survei: Survei dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari responden dalam
jumlah yang lebih besar. Anda dapat merancang kuesioner yang sesuai untuk
mengukur perilaku atau sikap tertentu.
1. Akses ke Data: Keterbatasan akses ke data internal perusahaan melibatkan data yang
seringkali sensitif. Mendapatkan akses ke data ini dapat menjadi sulit dan memerlukan
izin dan kerjasama dari perusahaan terkait. serta Keterbatasan data publik mungkin
sulit untuk diukur atau diidentifikasi secara langsung dari data publik yang tersedia.
2. Keterbatasan Waktu dan Sumber Daya: Riset akuntansi keprilakuan seringkali
memerlukan waktu yang lama untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya. Selain
itu, riset ini juga bisa membutuhkan sumber daya yang cukup besar, termasuk anggaran
dan tenaga penelitian.
3. Kerahasiaan dan Etika: Menghadapi kendala etika seringkali melibatkan masalah etika,
terutama jika penelitian tersebut melibatkan perilaku tidak etis atau ilegal. Peneliti
perlu mempertimbangkan hak dan kenyamanan subjek penelitian serta menjaga
kerahasiaan data dengan baik.
4. Bias dan Kepentingan Konflik: Risiko bias dapat terpengaruh oleh bias peneliti atau
subjek penelitian, terutama jika ada konflik kepentingan yang muncul.
5. Sulitnya mendapatkan partisipasi Subjek penelitian, seperti auditor atau profesional
akuntansi, mungkin enggan berpartisipasi atau memberikan informasi yang jujur jika
hal itu dapat merugikan mereka secara pribadi atau profesional.
6. Pengukuran dan Validitas: Pengukuran perilaku keprilakuan bisa menjadi tantangan
karena perilaku tersebut seringkali tidak dapat diukur secara langsung. Penelitian ini
seringkali memerlukan penggunaan metode yang cermat dan valid untuk mengukur
fenomena yang tidak terlihat.
7. Kompleksitas dan Kerumitan Perilaku: Beberapa perilaku keprilakuan dalam akuntansi
bisa sangat kompleks, dan mengidentifikasi faktor-faktor penyebabnya bisa sulit.
Selain itu, perilaku keprilakuan juga bisa berubah seiring waktu.
Masalah etika dalam penelitian akuntansi dapat mencakup beragam aspek, termasuk: