Anda di halaman 1dari 10

RESUME

“Metode Riset Akuntansi Keperilakuan”


Resume ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Keprilakuan
Program Magister Akuntansi dengan

Dosen Pengampu :
Dr. Achmad Fajar., M.Si., Ak., CA.

Disusun oleh :

HILDA PUTRI JUANI NPM 51622120016


INTAN MELINDA NPM 51622120046
INTAN FEMIZAH 51622120069

MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS WIDYATAMA
Riset yang berdasarkan pengalaman pribadi bisa disebut dengan penelitian empiris,
penelitian empiris merupakan penelitian yang objeknya mengenai gejala-gejala, peristiwa,
dan fenomena yang terjadinya di masyarakat, lembaga atau negara yang bersifat non pustaka
dengan melihat fenomena yang terdapat di masyarakat. sumber data empiris bisa melalui
wawancara, observasi dan kuisioner. contohnya penelitian empiris, pengaruh penggunaan
pembayaran paylater "bayar nanti" terhadap perilaku konsumtif mahasiswa universitas
Widyatama. metode riset yang digunakan yaitu kuisioner yang didalamnya terdiri dari
pertanyaan pengalaman pengguna paylater seperti kepuasan pelanggan, kemudahan
menggunakan paylater, keamanan data dll.

Pengalaman pribadi peneliti dapat menjadi sumber inspirasi untuk penelitian, tetapi penting
untuk memastikan bahwa penelitian tersebut didasarkan pada metodologi yang kuat dan data
empiris yang dapat diuji secara obyektif. Hal ini akan memastikan bahwa temuan dalam
penelitian akuntansi keprilakuan dapat diandalkan dan relevan untuk kontribusi ilmiah.

Peran akuntansi keperilakuan dalam proses pengambilan keputusan baik secara


individu maupun secara kelompok di dalam sebuah perusahaan yaitu Akuntansi
keperilakuan dapat membantu dalam pengambilan keputusan karena akuntansi perilaku
menyajikan data para pegawai mengenai perilaku, dan sikap sebelum perusahaan dapat
mengetahui apakah pegawai perusahaan tersebut sudah mencapai target atau belum, karena
pada dasarnya sikap individu dapat mempengaruhi segala proses pengambilan keputusan.
Maka dari itu akuntansi perilaku sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui sikap
dan perilaku pegawai sebelum mengambil keputusan.

Akuntansi keperilakuan, atau disebut juga dengan "behavioral accounting," merupakan


pendekatan yang mempertimbangkan faktor-faktor psikologis, sosial, dan perilaku dalam
proses akuntansi dan pengambilan keputusan. Peran akuntansi keperilakuan dalam proses
pengambilan keputusan di perusahaan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Mempertimbangkan Faktor Psikologis: Akuntansi keperilakuan memerhatikan bagaimana


psikologi individu atau kelompok dapat memengaruhi cara informasi keuangan dipahami,
diinterpretasikan, dan digunakan dalam pengambilan keputusan. Misalnya, bagaimana bias
kognitif atau emosi dapat memengaruhi penilaian kinerja atau risiko investasi.
Perbaikan Pengambilan Keputusan: Dengan memahami faktor-faktor psikologis dan perilaku,
perusahaan dapat merancang sistem akuntansi yang lebih baik, menyajikan informasi yang
lebih relevan, dan mendorong pengambilan keputusan yang lebih baik.

Evaluasi Kinerja dan Insentif: Akuntansi keperilakuan juga membantu dalam merancang
sistem insentif yang tepat untuk manajemen dan karyawan. Hal ini dapat mendorong perilaku
yang diinginkan dan menghindari perilaku yang tidak diinginkan.

Mengatasi Bias dan Konflik: Dalam situasi kelompok, akuntansi keperilakuan dapat
membantu mengidentifikasi dan mengatasi konflik kepentingan serta bias yang mungkin
muncul dalam pengambilan keputusan, terutama dalam hal pengelolaan sumber daya
keuangan.

Penyajian Informasi yang Lebih Baik: Akuntansi keperilakuan berusaha untuk menyajikan
informasi keuangan dengan cara yang lebih mudah dimengerti dan relevan bagi pengambil
keputusan. Ini dapat membantu meminimalkan kesalahan atau kesalahpahaman dalam
interpretasi data.

 Akuntansi keperilakuan dapat membantu manajer dan pengambil keputusan lainnya


untuk memahami faktor-faktor psikologis, sosial, dan organisasional yang
memengaruhi perilaku mereka dalam menggunakan informasi akuntansi.
 Akuntansi keperilakuan dapat menyediakan data dan informasi yang relevan, akurat,
tepat waktu, dan mudah dipahami oleh para pengambil keputusan. Data dan informasi
tersebut dapat mencakup aspek keuangan maupun non-keuangan, seperti kinerja,
motivasi, sikap, dan perilaku pegawai.
 Akuntansi keperilakuan dapat meningkatkan kualitas dan efektivitas pengambilan
keputusan dengan mengurangi bias, kesalahan, konflik, dan ketidakpastian yang
mungkin timbul dalam proses tersebut. Akuntansi keperilakuan juga dapat
memberikan umpan balik dan evaluasi atas hasil pengambilan keputusan.

Peran akuntansi keperilakuan dalam proses pengambilan keputusan baik secara


individu maupun secara kelompok di dalam sebuah perusahaan adalah sebagai
berikut:
 Akuntansi keperilakuan dapat memfasilitasi komunikasi, koordinasi, dan kerjasama
antara para pengambil keputusan baik secara individu maupun secara kelompok.
Akuntansi keperilakuan juga dapat meningkatkan partisipasi, komitmen, dan
tanggung jawab para pengambil keputusan terhadap tujuan dan strategi perusahaan.
 Dengan demikian, akuntansi keperilakuan memiliki peran yang penting dan strategis
dalam proses pengambilan keputusan di dalam sebuah perusahaan. Akuntansi
keperilakuan tidak hanya berfokus pada angka-angka, tetapi juga pada manusia yang
terlibat dalam proses tersebut.

Penelitian dapat dilihat sebagai proses yang mencakup dua tahap: penemuan masalah
dan pemecahan masalah. Penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit
dan krusial, karena masalah penelitian mempengaruhi strategi yang akan diterapkan dalam
pemecahan penelitian. Tahap penemuan masalah penelitian itu sendiri meliputi identifikasi
bidang masalah, penentuan atau pemilihan pokok masalah (topik), dan perumusan atau
formulasi masalah. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Einstein dan Infeld pada
tahun 1938, formulasi masalah penelitian sering merupakan tahap penelitian yang jauh lebih
esensial dibandingkan dengan tahap pemecahan masalah. Isaac dan Michael pada tahun 1989
pun berpendapat bahwa formulasi masalah penelitian dengan baik merupakan setengah dari
tahap pemecahan masalah. Masalah penelitian sering dirumuskan terlalu umum sehingga
dengan pokok permasalahan yang tidak jelas akan menyulitkan pemecahan masalah.
Sedangkan tahap pemecahan masalah meliputi penentuan konsep-konsep teoritis yang
ditelaah, dan pemilihan metode pengujian data. Semakin spesifik perumusan masalah
penelitian semakin mudah untuk dilakukan pengujian secara empiris. Mengingat pentingnya
tahap penemuan masalah penelitian, perlu pendekatan sistematis untuk merumuskan masalah
penelitian yang baik sehingga memudahkan tahap pemecahan masalah.

Metode riset pada Akuntansi Keperilakuan memiliki potensi besar untuk memberikan
kontribusi pada pengembangan pedoman etika baru dalam praktik akuntansi dan
pengawasan keuangan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Memahami Perilaku Manusia: Akuntansi Keperilakuan berfokus pada karakteristik


perilaku manusia dalam mengelola keuangan.
2. Mengidentifikasi Masalah: Akuntansi Keperilakuan dapat membantu mengidentifikasi
dan mengantisipasi masalah-masalah akuntansi yang dapat menimbulkan dampak
negatif pada laporan keuangan perusahaan.
3. Meningkatkan Akurasi Informasi: Akuntansi Keperilakuan berkontribusi pada
penyusunan laporan keuangan perusahaan yang akurat. Pedoman etika baru dapat
mencakup prinsip-prinsip untuk memastikan akurasi dan integritas informasi.
4. Mengarahkan Riset Masa Depan: Riset Akuntansi Keperilakuan sering memberikan
kontribusi hasil temuan, dan memberikan kerangka dan arah untuk riset di masa yang
akan datang.
5. Menggabungkan Disiplin Ilmu: Akuntansi Keperilakuan bersifat kualitatif dan
menggabungkan konsep-konsep dari psikologi, sosiologi, dan ekonomi.
Dengan demikian, metode riset pada Akuntansi Keperilakuan memiliki potensi besar
untuk memberikan kontribusi pada pengembangan pedoman etika baru dalam praktik
akuntansi dan pengawasan keuangan.

Topik Riset yang paling dominan mempengaruhi akuntansi keperilakuan :

 Ketidaksesuaian antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan pelaksanaan.


Contoh ketidaksesuaian dapat terjadi jika organisasi Anda sudah merencanakan suatu
hal dalam rencana induk (master plan/ blue print/ corporate planning) dengan waktu
yang sudah direncanakan, tetapi hingga waktu yang sudah direncanakan hal tersebut
tidak dilakukan.
 Adanya penilaian atau pengaduan yang sifatnya negatif.
Contoh masalah yang dapat diangkat dari poin ini adalah adanya hasil penilaian
(assessment) terhadap hal-hal yang ada dalam organisasi. Dari penilaian tersebut
terjadi ketidaksesuaian dengan yang diharapkan oleh organisasi.
 Adanya kompetisi. Contoh dari poin ini berkaitan dengan adanya organisasi/
perusahaan lain yang memiliki produk atau layanan dengan segmen pasar yang
menjadi targetnya sama dengan organisasi/ perusahaan kita, sehingga terjadi
kompetisi.Bagaimana kompetisi bisa menjadi masalah? Jika kompetisi tersebut telah
membuat kita menjadi kalah bersaing dalam berbagai hal sehingga kita memiliki poin
atau peringkat yang rendah. Tentu hal tersebut menjadi sesuatu yang tidak
diharapkan.
 Ketidaksesuaian antara teori dengan praktik yang terjadi
Contoh ketidaksesuaian dapat terjadi jika misalnya suatu teori menyatakan dengan
meningkatkan variabel tertentu, maka produktivitas kerja akan bertambah. Namun,
ternyata hal tersebut justru menurunkan produktivitas kerja atau mungkin teori
tersebut tidak terlaksana di lapangan.
 Penyimpangan antara aturan dan pelaksanaan.
Contoh dari poin ini berkaitan dengan adanya aturan tertentu yang mewajibkan untuk
melakukan sesuatu, tetapi ternyata tidak dilaksanakan sesuai peraturan tersebut.
 Etika Akuntansi: Penelitian tentang bagaimana faktor-faktor etika memengaruhi
perilaku akuntan dan pengambilan keputusan akuntansi.
 Pengaruh Insentif dan Kompensasi: Penelitian tentang bagaimana sistem insentif dan
kompensasi dapat memengaruhi perilaku individu dalam organisasi, termasuk dalam
konteks akuntansi.
 Pengambilan Keputusan Keuangan: Penelitian mengenai faktor-faktor psikologis
yang memengaruhi pengambilan keputusan keuangan, seperti risiko, overconfidence,
dan bias keputusan.
 Hubungan antara Akuntansi dan Manajemen: Penelitian tentang interaksi antara
fungsi akuntansi dan manajemen dalam organisasi, termasuk bagaimana informasi
akuntansi digunakan dalam pengambilan keputusan.
 Kualitas Pelaporan Keuangan: Penelitian tentang faktor-faktor yang memengaruhi
kualitas laporan keuangan dan transparansi informasi.
 Audit dan Pengendalian Internal: Penelitian tentang efektivitas audit dan sistem
pengendalian internal dalam mengendalikan perilaku keuangan dan akuntansi.
 Pengaruh Regulasi: Penelitian tentang bagaimana regulasi dan peraturan pemerintah
memengaruhi perilaku akuntansi dan pelaporan keuangan.
 Budaya Organisasi: Penelitian tentang bagaimana budaya organisasi dapat
memengaruhi perilaku akuntansi, termasuk praktik etika dan norma-norma yang
diterapkan.
 Pengendalian manajerial, yaitu bagaimana sistem pengendalian manajemen, seperti
anggaran, insentif, dan evaluasi kinerja, mempengaruhi perilaku dan motivasi
karyawan dan manajer.
 Pemrosesan informasi akuntansi, yaitu bagaimana informasi akuntansi dipilih,
diproses, dan digunakan oleh para pengambil keputusan, seperti investor, kreditor,
auditor, dan regulator.
 Desain sistem informasi akuntansi, yaitu bagaimana karakteristik sistem informasi
akuntansi, seperti relevansi, akurasi, kelengkapan, dan keterandalan, mempengaruhi
kualitas informasi dan efektivitas pengambilan keputusan.
 Pengauditan, yaitu bagaimana proses dan hasil audit mempengaruhi perilaku auditor
dan klien mereka, serta bagaimana faktor-faktor seperti etika, independensi,
kompetensi, dan tanggung jawab profesional berperan dalam audit.
 Sosiologi organisasional, yaitu bagaimana struktur, budaya, kekuasaan, konflik, dan
perubahan organisasi mempengaruhi perilaku individu dan kelompok dalam
organisasi akuntansi.

Topik-topik riset ini menunjukkan bahwa akuntansi keperilakuan tidak hanya berkaitan
dengan aspek teknis atau kuantitatif dari akuntansi, tetapi juga dengan aspek kualitatif
atau psikologis yang melibatkan manusia sebagai pelaku dan pengguna akuntansi.

Dalam penelitian akuntansi keprilakuan, pemilihan data, sumber data, dan metode
pengumpulan data sangat penting untuk menghasilkan hasil penelitian yang valid dan
relevan. Seperti penelitian pada umumnya, berikut adalah beberapa langkah dan
pertimbangan dalam pengumpulan data dalam metode riset akuntansi keprilakuan:

 Pemilihan Data:
 Identifikasi Variabel: Tentukan variabel atau fenomena perilaku yang ingin Anda
teliti dalam konteks akuntansi keprilakuan. Misalnya, perilaku manipulasi laporan
keuangan, etika dalam akuntansi, atau perilaku auditor.
 Jenis Data: Tentukan jenis data yang diperlukan, apakah data kualitatif (misalnya,
wawancara, observasi, analisis teks) atau data kuantitatif (misalnya, survei,
analisis statistik).
 Populasi dan Sampel: Tentukan populasi yang akan Anda teliti (misalnya, auditor
perusahaan tertentu) dan metode pengambilan sampel yang akan digunakan
(misalnya, sampel acak sederhana).

 Sumber Data:
 Wawancara: Anda dapat melakukan wawancara dengan para profesional
akuntansi, manajer, atau auditor untuk mendapatkan wawasan tentang perilaku
mereka dalam konteks tertentu.
 Observasi: Observasi langsung dalam situasi tertentu, seperti audit lapangan,
dapat memberikan data yang berharga tentang perilaku.
 Analisis Dokumen: Anda dapat menganalisis dokumen seperti laporan keuangan,
catatan internal perusahaan, atau dokumen lain yang relevan.
 Survei: Survei dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari responden dalam
jumlah yang lebih besar. Anda dapat merancang kuesioner yang sesuai untuk
mengukur perilaku atau sikap tertentu.

 Metode Pengumpulan Data:


 Kualitatif: Metode kualitatif seperti wawancara mendalam, analisis isi teks, atau
analisis grounded theory dapat digunakan untuk memahami motivasi, persepsi,
dan konteks perilaku.
 Kuantitatif: Metode kuantitatif seperti survei dengan skala penilaian, eksperimen,
atau analisis statistik dapat digunakan untuk mengukur dan menganalisis data
secara lebih terstruktur.
 Triangulasi: Menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif, atau menggunakan
beberapa sumber data berbeda, dapat meningkatkan validitas hasil penelitian.

Selain itu, dalam penelitian akuntansi keprilakuan, penting untuk mempertimbangkan


etika penelitian, yaitu hak dan kenyamanan responden atau subjek penelitian. Dengan
menggunakan metode pengumpulan data yang sesuai dan menganalisis data dengan
cermat,

Penelitian Akuntansi Keperilakuan, seringkali terjadi beberapa hambatan, seperti:

1. Ketidakjelasan dalam Merumuskan Masalah. Beberapa peneliti mungkin


merumuskan masalah riset dalam bentuk yang kurang spesifik dan ambigu, yang
mengakibatkan kesulitan dalam menginterpretasi hasil dan membuat kesimpulan riset.
2. Kesulitan dalam Melakukan Replikasi. Tanpa melakukan replikasi, peneliti akan
kesulitan menilai sejauh mana temuan mereka dapat diterapkan pada populasi riset
yang berbeda.
3. Variasi dalam Penggunaan Metodologi. Terkadang, terdapat perbedaan dalam
metode yang digunakan oleh peneliti, yang dapat memengaruhi pemahaman tentang
hubungan antara fenomena yang sedang dipelajari.
4. Tantangan dalam Pengumpulan Data. Pengumpulan data dapat menjadi sulit,
terutama ketika data yang dibutuhkan sulit diakses atau tidak tersedia secara lengkap.

1. Akses ke Data: Keterbatasan akses ke data internal perusahaan melibatkan data yang
seringkali sensitif. Mendapatkan akses ke data ini dapat menjadi sulit dan memerlukan
izin dan kerjasama dari perusahaan terkait. serta Keterbatasan data publik mungkin
sulit untuk diukur atau diidentifikasi secara langsung dari data publik yang tersedia.
2. Keterbatasan Waktu dan Sumber Daya: Riset akuntansi keprilakuan seringkali
memerlukan waktu yang lama untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya. Selain
itu, riset ini juga bisa membutuhkan sumber daya yang cukup besar, termasuk anggaran
dan tenaga penelitian.
3. Kerahasiaan dan Etika: Menghadapi kendala etika seringkali melibatkan masalah etika,
terutama jika penelitian tersebut melibatkan perilaku tidak etis atau ilegal. Peneliti
perlu mempertimbangkan hak dan kenyamanan subjek penelitian serta menjaga
kerahasiaan data dengan baik.
4. Bias dan Kepentingan Konflik: Risiko bias dapat terpengaruh oleh bias peneliti atau
subjek penelitian, terutama jika ada konflik kepentingan yang muncul.
5. Sulitnya mendapatkan partisipasi Subjek penelitian, seperti auditor atau profesional
akuntansi, mungkin enggan berpartisipasi atau memberikan informasi yang jujur jika
hal itu dapat merugikan mereka secara pribadi atau profesional.
6. Pengukuran dan Validitas: Pengukuran perilaku keprilakuan bisa menjadi tantangan
karena perilaku tersebut seringkali tidak dapat diukur secara langsung. Penelitian ini
seringkali memerlukan penggunaan metode yang cermat dan valid untuk mengukur
fenomena yang tidak terlihat.
7. Kompleksitas dan Kerumitan Perilaku: Beberapa perilaku keprilakuan dalam akuntansi
bisa sangat kompleks, dan mengidentifikasi faktor-faktor penyebabnya bisa sulit.
Selain itu, perilaku keprilakuan juga bisa berubah seiring waktu.

Masalah etika dalam penelitian akuntansi dapat mencakup beragam aspek, termasuk:

1. Ketidakjujuran. Ini mencakup tindakan seperti memanipulasi data, menghasilkan hasil


yang palsu, atau penyalahgunaan dana penelitian.
2. Pelanggaran Kerahasiaan. Peneliti harus menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh
selama penelitian, dan pelanggaran kerahasiaan dapat terjadi jika peneliti secara tidak
sah mengungkapkan informasi pribadi atau rahasia bisnis.
3. Konflik Kepentingan. Konflik kepentingan mungkin timbul jika peneliti memiliki
kaitan pribadi atau finansial dengan subjek penelitian atau sponsor penelitian.
4. Pelanggaran Hak Cipta. Peneliti harus menghormati hak cipta dan tidak menggunakan
karya orang lain tanpa izin atau pengakuan yang sesuai.

Etika dalam penelitian memiliki pentingnya karena:

1. Membangun Kepercayaan Publik. Prinsip-prinsip etika penelitian membantu


membangun kepercayaan publik terhadap proses dan hasil penelitian.
2. Memastikan Integritas Penelitian. Etika penelitian memastikan bahwa penelitian
dilakukan dengan integritas dan kejujuran.
3. Perlindungan Subjek Penelitian. Praktik etika penelitian melindungi subjek penelitian
dari potensi risiko atau eksploitasi.
4. Meningkatkan Kualitas Penelitian. Etika penelitian berkontribusi pada kualitas
penelitian dengan memastikan bahwa hasilnya valid dan dapat dipercaya.

Anda mungkin juga menyukai