Anda di halaman 1dari 10

Tugas :

RESUME

“BEHAVIORAL ACCOUNTING RESEARCH (BAR)"

Dosen pengampu : jusbair baheri, S.E.,M.SA.,AK.

OLEH:

DEVITRI KUMALA SARI : 216602021


ADRIAN : 216602111
BIRGITA DELVIANA HENDRYCUS : 216602033

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM-ENAM KENDARI

2023
 Behavioral accounting research

Penelitian akuntansi perilaku adalah suatu bidang penelitian yang mengkaji


perilaku manusia dalam konteks akuntansi. Penelitian ini melibatkan analisis dan
pemahaman tentang bagaimana individu dan kelompok-kelompok tertentu
mengambil keputusan yang berkaitan dengan bidang akuntansi, serta bagaimana
faktor-faktor psikologis, sosial, dan budaya mempengaruhi perilaku mereka dalam
konteks tersebut.
Penelitian akuntansi perilaku berfokus pada aspek-aspek seperti motivasi,
pengambilan keputusan, penilaian risiko, etika, komunikasi, keadilan, dan aspek
sosial lainnya yang berhubungan dengan akuntansi. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk memahami dan menjelaskan perilaku manusia dalam konteks
akuntansi, sehingga dapat memberikan wawasan yang lebih baik dalam
merancang sistem akuntansi yang lebih efektif dan efisien.
Penelitian akuntansi perilaku menggunakan berbagai metode penelitian, termasuk
studi eksperimen, penelitian survei, analisis data sekunder, dan pendekatan
kualitatif. Hasil-hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan teori dan praktik akuntansi, serta dapat digunakan untuk
menginformasikan kebijakan dan keputusan di dalam organisasi.
Dengan memahami perilaku manusia dalam konteks akuntansi, penelitian ini
dapat membantu dalam merancang sistem akuntansi yang mendorong individu
untuk mengambil keputusan yang lebih baik, mempromosikan etika bisnis yang
lebih tinggi, meningkatkan kualitas laporan keuangan, dan memperkuat
pengawasan internal di dalam organisasi.
Penelitian akuntansi perilaku merupakan cabang penelitian dalam bidang
akuntansi yang berfokus pada penggunaan teori dan konsep perilaku manusia
untuk menjelaskan fenomena akuntansi. Berikut adalah beberapa ciri-ciri
penelitian akuntansi perilaku dalam teori akuntansi:
1. Fokus pada perilaku manusia:

Penelitian akuntansi perilaku menitikberatkan pada studi tentang perilaku


manusia dalam konteks akuntansi. Penelitian ini mencoba untuk
memahami alasan di balik keputusan, tindakan, dan praktek akuntansi
yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi.

2. Penggunaan teori dan konsep perilaku:

Penelitian akuntansi perilaku menggunakan teori dan konsep perilaku


manusia yang dikembangkan dalam ilmu psikologi, sosiologi, dan
ekonomi perilaku. Peneliti menerapkan teori-teori ini untuk menjelaskan

i
fenomena akuntansi dan menganalisis pengaruh faktor perilaku pada
pengambilan keputusan akuntansi.

3. Pendekatan interdisipliner:

Penelitian akuntansi perilaku mengadopsi pendekatan interdisipliner


dengan mengintegrasikan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu, seperti
akuntansi, psikologi, sosiologi, dan ekonomi. Pendekatan ini membantu
dalam memahami dan menjelaskan fenomena akuntansi yang kompleks
dari berbagai perspektif.

4. Studi empiris dan eksperimen:

Penelitian akuntansi perilaku seringkali menggunakan pendekatan empiris


dan eksperimen untuk mengumpulkan data dan menguji hipotesis. Metode
penelitian ini mencakup pengumpulan data lapangan, studi kasus, survei,
dan eksperimen laboratorium untuk memperoleh pemahaman yang lebih
baik tentang perilaku akuntansi.

5. Implikasi praktis:

Salah satu tujuan utama penelitian akuntansi perilaku adalah memberikan


kontribusi yang dapat diterapkan bagi praktisi akuntansi dan organisasi.
Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan implikasi praktis dari hasil
penelitian agar dapat membantu dalam meningkatkan efektivitas sistem
akuntansi dan pengambilan keputusan akuntansi.

6. Fokus pada isu sosial dan etika:

Penelitian akuntansi perilaku seringkali memperhatikan isu-isu sosial dan


etika dalam konteks akuntansi. Peneliti berusaha untuk memahami
bagaimana faktor-faktor sosial, budaya, dan etika mempengaruhi perilaku
akuntansi, serta dampak dari praktek akuntansi terhadap masyarakat dan
lingkungan.

ii
Itulah beberapa ciri-ciri penelitian akuntansi perilaku dalam teori akuntansi.
Penelitian ini bertujuan untuk memperkaya pemahaman kita tentang perilaku
manusia dalam konteks akuntansi, sehingga dapat memberikan wawasan yang
lebih dalam dan solusi praktis dalam pengembangan teori dan praktik akuntansi.
Penelitian akuntansi perilaku penting karena memberikan pemahaman yang lebih
baik tentang faktor-faktor psikologis, sosial, dan organisasional yang
mempengaruhi praktek akuntansi dan pengambilan keputusan keuangan. Berikut
adalah beberapa alasan mengapa penelitian ini penting:
1. Memahami perilaku manusia dalam konteks akuntansi:

Akuntansi melibatkan interaksi manusia dalam proses pengambilan


keputusan keuangan. Penelitian akuntansi perilaku membantu memahami
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia dalam hal akuntansi,
seperti motivasi, persepsi risiko, penilaian etika, dan bias kognitif. Dengan
pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor ini, kita dapat
mengembangkan praktik akuntansi yang lebih efektif dan etis.

2. Meningkatkan kualitas informasi keuangan:

Penelitian akuntansi perilaku membantu mengidentifikasi faktor-faktor


yang mempengaruhi kualitas informasi keuangan yang dihasilkan oleh
individu atau organisasi. Misalnya, penelitian dapat menyoroti bagaimana
tekanan kinerja, konflik kepentingan, atau faktor-faktor lain dapat
memengaruhi manajemen dalam melaporkan informasi keuangan dengan
jujur dan akurat.

3. Mempertimbangkan aspek sosial dan organisasional:

Penelitian akuntansi perilaku juga mempertimbangkan pengaruh aspek


sosial dan organisasional terhadap praktek akuntansi. Faktor-faktor seperti
budaya organisasi, norma sosial, dan struktur insentif dapat memiliki
dampak signifikan pada perilaku akuntansi. Dengan memahami dinamika
ini, kita dapat merancang sistem akuntansi yang mendukung transparansi,
akuntabilitas, dan ketaatan terhadap aturan.

4. Meningkatkan pengambilan keputusan keuangan:

Penelitian akuntansi perilaku membantu dalam memahami faktor-faktor


yang mempengaruhi pengambilan keputusan keuangan individu dan
organisasi. Studi ini dapat mengungkapkan kecenderungan bias, pemikiran
kelompok, dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi keputusan

iii
investasi, pengelolaan risiko, atau pengelolaan kinerja keuangan. Dengan
pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor ini, kita dapat
mengambil keputusan keuangan yang lebih baik dan mengurangi potensi
kesalahan atau kegagalan.

Dengan demikian, penelitian akuntansi perilaku penting untuk mengembangkan


pemahaman yang lebih komprehensif tentang perilaku manusia dalam konteks
akuntansi dan untuk meningkatkan praktik akuntansi serta pengambilan keputusan
keuangan.
Dalam teori akuntansi, representasi bukti adalah prinsip yang menekankan
pentingnya penggunaan bukti yang cukup dan relevan dalam proses pelaporan
keuangan. Representasi bukti merupakan bagian integral dari prinsip akuntansi
yang disebut sebagai prinsip kelayakan (reliability).
Tujuan dari representasi bukti dalam teori akuntansi adalah untuk memastikan
bahwa informasi keuangan yang dilaporkan adalah akurat, dapat diandalkan, dan
dapat diverifikasi. Dalam konteks ini, bukti merujuk pada dokumentasi yang
mendukung pernyataan keuangan, transaksi, atau peristiwa yang dicatat dalam
catatan akuntansi.
Berikut adalah beberapa contoh representasi bukti yang umum dalam teori
akuntansi:
1. Faktur Penjualan:

Dalam kasus pendapatan dari penjualan, faktur penjualan merupakan


bukti yang penting. Faktur ini mencatat jumlah penjualan, tanggal
penjualan, keterangan produk atau layanan yang terjual, dan jumlah yang
harus dibayarkan oleh pelanggan. Faktur penjualan merupakan bukti
konkret yang mendukung jumlah pendapatan yang dilaporkan dalam
laporan keuangan.

2. Bukti Penerimaan Kas:

Untuk transaksi yang melibatkan penerimaan kas, seperti pembayaran dari


pelanggan atau penerimaan uang tunai dari sumber lain, bukti penerimaan
kas harus dihasilkan. Bukti ini dapat berupa tanda terima, struk, atau
catatan penerimaan kas yang mencatat jumlah uang yang diterima, tanggal
penerimaan, dan sumber penerimaan tersebut. Bukti penerimaan kas
penting dalam mendukung keabsahan dan keakuratan jumlah kas yang
dilaporkan dalam laporan keuangan.

iv
3. Kontrak atau Perjanjian:

Dalam beberapa situasi, terutama dalam transaksi yang melibatkan


kewajiban jangka panjang atau transaksi kompleks, kontrak atau perjanjian
dapat menjadi bukti yang penting. Kontrak atau perjanjian ini mencakup
ketentuan-ketentuan penting yang mempengaruhi laporan keuangan,
seperti tingkat bunga, tanggal jatuh tempo, atau kewajiban terkait.
Representasi bukti ini memastikan bahwa transaksi tersebut diakui dan
dicatat secara akurat.

4. Bukti Bank:

Rekonsiliasi bank adalah proses membandingkan catatan kas perusahaan


dengan laporan bank untuk memastikan kesesuaian antara keduanya.
Pernyataan bank, bukti setoran, cek yang diterima, dan informasi lainnya
dari lembaga keuangan adalah contoh bukti bank yang penting.
Representasi bukti ini memastikan bahwa saldo kas yang dilaporkan dalam
laporan keuangan perusahaan sesuai dengan informasi yang diberikan oleh
lembaga keuangan.

Penting untuk diingat bahwa representasi bukti bukan hanya tentang memiliki
dokumen fisik atau catatan elektronik, tetapi juga mencakup aspek keandalan dan
kecocokan informasi yang diberikan oleh bukti tersebut. Prinsip kelayakan
(reliability) dalam teori akuntansi mengharuskan bahwa bukti yang digunakan
harus dapat diandalkan, memad
Dalam teori akuntansi, terdapat beberapa konsep dan prinsip yang berkaitan
dengan prilaku dalam konteks akuntansi. Prilaku dalam akuntansi melibatkan
aspek psikologis dan sosial yang mempengaruhi pemahaman, penggunaan, dan
pelaksanaan informasi akuntansi.

Beberapa konsep yang relevan dalam menghubungkan akuntansi dengan prilaku


adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Kepentingan Pemilik
Prinsip ini menyatakan bahwa dalam menyusun laporan keuangan, akuntan harus
berfokus pada kepentingan pemilik perusahaan. Prilaku dalam konteks ini
mencakup pilihan-pilihan yang diambil oleh akuntan dalam mengungkapkan
informasi yang relevan bagi pemilik perusahaan serta keputusan-keputusan yang
mempengaruhi nilai perusahaan.

v
2. Prinsip Konservatisme
Prinsip ini menyatakan bahwa dalam menghadapi ketidakpastian, akuntan harus
cenderung memilih alternatif yang paling konservatif. Dalam prilaku akuntansi,
hal ini dapat mempengaruhi cara akuntan memperlakukan pengakuan pendapatan,
estimasi kerugian, dan penilaian aktiva. Akuntan mungkin memiliki
kecenderungan untuk merendahkan pendapatan dan mengungkapkan kerugian
lebih cepat daripada seharusnya.
3. Bias Konfirmasi
Prilaku manusia seringkali dipengaruhi oleh bias konfirmasi, yang merupakan
kecenderungan untuk mencari dan menafsirkan informasi sedemikian rupa
sehingga memvalidasi keyakinan atau pendapat yang telah ada sebelumnya.
Dalam konteks akuntansi, bias konfirmasi dapat mempengaruhi evaluasi akuntan
terhadap bukti-bukti dan informasi yang bertentangan dengan keyakinan atau
pendapat yang telah mereka bentuk sebelumnya.
4. Etika Profesional
Prilaku akuntan juga terkait dengan etika profesional. Etika profesional mengacu
pada standar perilaku moral dan etis yang diharapkan dari para akuntan dalam
melaksanakan tugas mereka. Akuntan harus menjaga integritas, objektivitas, dan
kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugas akuntansi mereka serta
mempertimbangkan kepentingan publik.
5. Pengaruh Sosial
Prilaku dalam akuntansi juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial. Akuntan
sering bekerja dalam tim atau dalam lingkungan organisasi yang mempengaruhi
keputusan mereka. Norma kelompok, tekanan sosial, dan interaksi dengan
individu lain dalam organisasi dapat mempengaruhi prilaku dan keputusan
akuntan.
Pemahaman prilaku dalam teori akuntansi penting karena dapat membantu
menggali faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi,
interpretasi data keuangan, serta pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
akuntansi. Dengan mempertimbangkan prilaku dalam akuntansi, kita dapat
memahami bagaimana faktor-faktor psikologis dan sosial mempengaruhi
pengembangan dan pelaksanaan informasi akuntansi.

vi
Dalam teori akuntansi, terdapat beberapa pembatasan prilaku yang berkaitan
dengan perilaku individu dan organisasi dalam penggunaan informasi akuntansi.
Beberapa pembatasan prilaku yang relevan dalam teori akuntansi adalah sebagai
berikut:
1. Rasionalitas Terbatas:

Individu dan organisasi sering kali terbatas dalam kemampuan mereka


untuk mengakses, memproses, dan menggunakan informasi secara
rasional. Mereka mungkin mengambil keputusan yang tidak sepenuhnya
rasional atau optimal karena keterbatasan informasi, waktu, atau sumber
daya yang dimiliki.

2. Perilaku Opportunistik:

Terdapat kemungkinan bahwa individu atau organisasi akan menggunakan


informasi akuntansi untuk keuntungan pribadi atau tujuan mereka sendiri.
Mereka dapat memanipulasi atau mengabaikan informasi untuk mencapai
keuntungan pribadi, seperti memanipulasi laporan keuangan untuk
meningkatkan harga saham atau mendapatkan insentif.

3. Asimetri Informasi:

Asimetri informasi terjadi ketika satu pihak memiliki akses atau


pengetahuan yang lebih baik tentang informasi dibandingkan pihak lain.
Dalam konteks akuntansi, hal ini dapat terjadi antara manajemen
perusahaan dan pemegang saham atau antara kreditor dan debitur.
Asimetri informasi dapat mengarah pada ketidakadilan dalam pengambilan
keputusan dan menyebabkan konflik kepentingan.

4. Konflik Kepentingan:

Individu dan organisasi sering memiliki kepentingan yang saling


bertentangan. Para manajer, misalnya, dapat memiliki insentif untuk
melaporkan kinerja yang lebih baik daripada yang sebenarnya untuk
mendapatkan bonus atau insentif pribadi. Konflik kepentingan ini dapat
menghasilkan distorsi dalam laporan keuangan atau penggunaan informasi
akuntansi.

5. Perilaku Konservatisme:

Dalam teori akuntansi, sering diasumsikan bahwa individu dan organisasi


cenderung bersikap konservatif dalam mengakui pendapatan dan
mengungkapkan kewajiban. Ini berarti bahwa mereka lebih cenderung

vii
meremehkan pendapatan dan mengungkapkan kewajiban dengan cepat
untuk menghindari kesalahan yang berpotensi merugikan mereka di masa
depan.

Pembatasan prilaku dalam teori akuntansi ini mengakui realitas bahwa manusia
tidak selalu bertindak secara rasional, mungkin memiliki motivasi yang saling
bertentangan, atau terbatas dalam pengambilan keputusan yang optimal.
Memahami pembatasan ini penting dalam merancang sistem akuntansi yang
efektif dan mempertimbangkan dampak perilaku manusia dalam penggunaan
informasi akuntansi.

viii
ix

Anda mungkin juga menyukai