Anda di halaman 1dari 65

Kelompok 3

Saniya Latifani 51622120001

Fitri Nuraeni Rahmat 51622120036

“Resume Diskusi Materi Konsep Akuntansi Keperilakuan”

1. Pertanyaan : Mengapa muncul disiplin ilmu akuntansi keperilakuan? dan apa


manfaatnya bagi perusahaan dengan adanya ilmu akuntansi keperilakuan?

Jawaban :

Disiplin ilmu akuntansi keperilakuan, atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai "Behavioral
Accounting," muncul sebagai hasil dari pemahaman bahwa perilaku manusia memiliki
dampak signifikan dalam konteks akuntansi dan keuangan. Ada beberapa alasan mengapa
disiplin ini muncul:

Keterbatasan Model Tradisional: Model akuntansi tradisional seringkali mengasumsikan


bahwa manusia adalah rasional dan hanya bertindak demi kepentingan ekonomi semata.
Namun, dalam realitasnya, perilaku manusia bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis,
sosial, dan budaya. Model-model ini kurang mampu menjelaskan mengapa orang seringkali
melakukan tindakan yang tidak sepenuhnya rasional dari perspektif ekonomi.

Keputusan Keuangan: Akuntansi keuangan dan manajerial melibatkan banyak keputusan


yang harus diambil oleh individu-individu dalam organisasi. Perilaku individu dalam
mengambil keputusan ini dapat memengaruhi laporan keuangan dan kinerja perusahaan.

Perilaku Etis: Keputusan dalam akuntansi seringkali melibatkan pertimbangan etika. Disiplin
ilmu akuntansi keperilakuan mempertimbangkan aspek-etika dalam pengambilan keputusan
keuangan dan akuntansi.

Manfaat dari adanya ilmu akuntansi keperilakuan bagi perusahaan meliputi:

Pemahaman yang Lebih Baik tentang Perilaku Keuangan: Dengan memahami faktor-faktor
psikologis dan sosial yang memengaruhi perilaku keuangan individu dalam organisasi,
perusahaan dapat lebih baik dalam merancang kebijakan dan prosedur yang memotivasi
perilaku yang diinginkan, seperti penghindaran kecurangan.
Peningkatan Pengambilan Keputusan: Ilmu akuntansi keperilakuan dapat membantu para
manajer dan pemimpin perusahaan dalam mengambil keputusan yang lebih baik dengan
mempertimbangkan faktor-faktor manusia yang mungkin terabaikan dalam model-model
tradisional.

Pengendalian Risiko: Dengan memahami perilaku keuangan individu, perusahaan dapat


mengidentifikasi dan mengurangi risiko terkait dengan tindakan-tindakan yang tidak rasional
atau tidak etis dalam bidang keuangan.

Peningkatan Kepatuhan dan Etika Bisnis: Ilmu akuntansi keperilakuan dapat membantu
dalam mempromosikan budaya bisnis yang etis dan meningkatkan kepatuhan terhadap
standar akuntansi dan hukum keuangan.

Pengembangan Karyawan: Pemahaman terhadap perilaku keuangan juga dapat membantu


dalam pengembangan karyawan, terutama dalam hal pengelolaan keuangan pribadi dan
manajemen stres terkait dengan masalah keuangan.

Dengan demikian, ilmu akuntansi keperilakuan adalah alat yang berguna bagi perusahaan
untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang faktor-faktor manusia dalam konteks
akuntansi dan keuangan, sehingga dapat mengambil keputusan yang lebih baik dan
memajukan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

2. Pertanyaan : Apakah perbedaan antara akuntansi perilaku dengan akuntansi


manajemen?

Jawaban :

Akuntansi perilaku dan akuntansi manajemen adalah dua bidang yang berbeda dalam dunia
akuntansi. Akuntansi perilaku lebih berfokus pada aspek psikologis dan perilaku individu
dalam organisasi yang memengaruhi pengambilan keputusan keuangan. Contohnya, analisis
perilaku bisa mencakup penelitian tentang bagaimana insentif finansial memengaruhi kinerja
karyawan atau mengapa seorang manajer lebih suka memilih opsi keuangan tertentu.

Sementara itu, akuntansi manajemen lebih berkaitan dengan penyediaan informasi yang
relevan bagi manajemen dalam pengambilan keputusan strategis dan operasional. Contohnya,
dalam akuntansi manajemen, laporan biaya produksi digunakan untuk membantu manajer
menentukan harga jual yang kompetitif atau mengidentifikasi area di mana efisiensi produksi
dapat ditingkatkan.

Perbedaan utama adalah bahwa akuntansi perilaku lebih mengeksplorasi alasan di balik
tindakan keuangan dan bagaimana mereka dipengaruhi oleh faktor-faktor manusiawi,
sementara akuntansi manajemen lebih berfokus pada pengelolaan informasi keuangan dan
non-keuangan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik dalam organisasi.

3. Pertanyaan : Bagaimana bentuk laporan akuntansi perilaku?

Jawaban :

Pelaporan dalam akuntansi perilaku tidak memiliki format khusus seperti laporan keuangan.
Sebaliknya, pelaporan akuntansi perilaku lebih bersifat deskriptif dan berkaitan dengan
perilaku individu atau kelompok dalam organisasi yang memengaruhi pengambilan
keputusan keuangan. Ini bisa berupa laporan tertulis, analisis kualitatif, atau catatan-catatan
yang mencerminkan dampak perilaku tersebut. Beberapa bentuk pelaporan akuntansi perilaku
seperti:

-Laporan Analisis Perilaku: Ini adalah laporan tertulis yang menggambarkan perilaku
individu atau kelompok dalam konteks keputusan keuangan. Laporan ini bisa mencakup
informasi tentang motivasi, insentif, pengambilan risiko, atau pengaruh sosial yang
memengaruhi tindakan keuangan.

Contoh: Sebuah perusahaan menghasilkan laporan yang menjelaskan bagaimana insentif


bonus tahunan memengaruhi perilaku penjualan karyawannya, termasuk apakah karyawan
lebih cenderung melakukan praktik penjualan agresif pada akhir tahun untuk mencapai target
bonus.

-Catatan-catatan Internal: Organisasi bisa menyimpan catatan internal yang mencatat perilaku
karyawan atau manajer yang relevan dengan pengambilan keputusan keuangan. Ini dapat
mencakup catatan rapat, email, atau dokumen lain yang menggambarkan interaksi dan
pertimbangan individu

Contoh: Seorang manajer menyimpan catatan dari pertemuan tim yang menggambarkan
perdebatan dan diskusi tentang alternatif pengendalian biaya dalam proyek tertentu.

Contoh konkret pelaporan akuntansi perilaku adalah laporan evaluasi karyawan yang tidak
hanya berfokus pada pencapaian target kinerja finansial tetapi juga menggambarkan
bagaimana karyawan tersebut berinteraksi dengan tim, apakah mereka berkontribusi positif
dalam budaya perusahaan, atau apakah mereka memiliki dampak positif dalam meningkatkan
kolaborasi. Pelaporan semacam ini membantu manajemen memahami faktor-faktor perilaku
yang memengaruhi kinerja dan pengambilan keputusan organisasi.

4. Pertanyaan : Mengapa aspek keperilakuan menjadi topik penting dalam


akuntansi pertanggungjawaban?

Jawaban :

Aspek keperilakuan menjadi topik penting dalam akuntansi pertanggungjawaban karena


perilaku individu dalam organisasi memiliki dampak yang signifikan terhadap cara mereka
memahami, menggunakan, dan mengelola informasi keuangan. Karena akuntansi
pertanggungjawaban melibatkan pengukuran kinerja, alokasi sumber daya, dan pengambilan
keputusan terkait, pemahaman tentang perilaku individu dapat membantu meningkatkan
efektivitas sistem pertanggungjawaban.

Contohnya, dalam sistem pertanggungjawaban berbasis kinerja, jika karyawan atau manajer
memiliki perilaku yang cenderung mengejar target kinerja tanpa memperhatikan etika atau
dampak jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan praktik yang tidak etis atau manipulasi
angka-angka dalam laporan keuangan. Sebaliknya, jika individu memiliki perilaku yang lebih
transparan, berintegritas, dan berorientasi pada tujuan jangka panjang perusahaan, sistem
pertanggungjawaban dapat berfungsi lebih baik dalam mencapai tujuan organisasi.
Selain itu, aspek keperilakuan juga penting dalam konteks insentif keuangan. Karyawan yang
dipengaruhi oleh insentif keuangan dapat mengubah perilaku mereka dalam hal bagaimana
mereka melaporkan atau mencatat transaksi keuangan. Memahami bagaimana insentif ini
memengaruhi perilaku individu adalah kunci dalam merancang sistem pertanggungjawaban
yang efektif.

Dengan demikian, aspek keperilakuan menjadi penting dalam akuntansi pertanggungjawaban


karena membantu organisasi memahami dan mengelola faktor-faktor manusiawi yang
memengaruhi integritas, transparansi, dan akurasi dalam pelaporan keuangan serta
pengambilan keputusan yang berkelanjutan.

5. Pertanyaan : Bagaimana anda melihat perkembangan riset akuntansi


keperilakuan saat ini sehingga dapat memengaruhi pengambilan keputusan
manajer?

Jawaban :

Akuntansi keperilakuan menyajikan data para pegawai mengenai perilaku, dan sikap sebelum
perusahaan mengambil keputusan agar perusahaan dapat mengetahui apakah pegawai
perusahaan tersebut sudah mencapai target atau belum. Karena pada dasarnya sikap individu
dapat memengaruhi segala proses pengambilan keputusan.

6. Pertanyaan : Pendekatan akuntansi keperilakuan ada dua yaitu dari pendekatan


notmatif ke deskriptif dan dari pendekatan universal ke kontinjensi. Menurut
kelompok penyaji dari kedua pendekatan tersebut, pendekatan mana yang
efektif dilakukan dalam riset akuntansi ?

Jawaban :

Ketika memilih antara pendekatan dari normatif ke deskriptif dan dari universal ke
kontinjensi dalam riset akuntansi keperilakuan, penting untuk memahami bahwa efektivitas
tergantung pada tujuan penelitian dan konteksnya. Tidak ada satu pendekatan yang mutlak
lebih efektif daripada yang lain.

Dalam praktiknya, sebagian besar riset akuntansi keperilakuan mungkin akan


menggabungkan kedua pendekatan ini untuk memberikan pemahaman yang lebih
komprehensif tentang perilaku akuntansi dalam berbagai situasi. Penggunaan yang efektif
dari pendekatan-pendekatan ini akan tergantung pada tujuan penelitian, pertanyaan
penelitian, dan konteks yang sedang dipelajari oleh peneliti.

7. Pertanyaan : Seperti yang kita ketahui akuntansi keprilakuan berhubungan


dengan manusia, pertanyaannya adalah jelaskan persamaan dan perbedaan
ilmu keprilakuan dan akuntansi keprilakuan?

Jawaban :

Akuntansi keperilakuan menekankan pada hubungan antara perilaku manusia dengan


akuntansi itu sendiri. Sementara ilmu keperilakuan adalah subset dari ilmu social, akuntansi
keperilakuan merupakan subset dari keduanya, akuntansi dan ilmu keperilakuan.

8. Pertanyaan : Bagaimana tanggapan kelompok 1 terhadap pihak yang


menyatakan bahwa akuntansi keprilakuan bukan merupakan bidang akuntansi
melainkan bagian dari psikologi?

Jawaban :

Sebenarnya, akuntansi keprilakuan adalah bagian dari bidang akuntansi yang


menggabungkan prinsip-prinsip akuntansi dengan pemahaman perilaku manusia dalam
konteks keuangan dan akuntansi. Ini bukan bagian dari psikologi, meskipun
mengintegrasikan elemen-elemen psikologis dalam analisisnya.

Akuntansi keprilakuan berfokus pada pemahaman tentang bagaimana perilaku individu atau
kelompok memengaruhi pengambilan keputusan keuangan, pelaporan keuangan, dan praktek
akuntansi dalam organisasi bisnis. Ini melibatkan aspek-aspek seperti motivasi, insentif,
etika, dan budaya organisasi yang memengaruhi tindakan keuangan.

Contohnya adalah ketika akuntansi keprilakuan mempelajari bagaimana insentif yang


diberikan kepada manajer dapat memengaruhi cara mereka melaporkan kinerja perusahaan.
Ini melibatkan pemahaman tentang psikologi manajer dan bagaimana dorongan finansial
dapat memengaruhi perilaku mereka dalam merancang laporan keuangan.
Jadi, meskipun akuntansi keprilakuan memiliki elemen-elemen psikologis dalam analisisnya,
ia tetap merupakan bagian dari bidang akuntansi yang lebih luas, yang bertujuan untuk
memahami bagaimana perilaku manusia memengaruhi aspek-aspek keuangan dan akuntansi
dalam konteks organisasi bisnis.

Dan juga merupakan perluasan dari akuntansi yang mengintegrasikan aspek-aspek psikologis
dan perilaku manusia untuk lebih memahami dan menjelaskan fenomena dalam konteks
keuangan dan akuntansi.

9. Pertanyaan : Bagaimana maanjemen laba dapat mempengaruhi akuntansi


perilaku? dan bagaimana peran aspek keperilakuan sebagai perencana dan
pengendali biaya?

Manajemen laba adalah praktik yang dapat mempengaruhi akuntansi perilaku dengan cara
yang signifikan. Praktik ini melibatkan manipulasi angka-angka keuangan atau laporan
keuangan untuk menciptakan kesan kinerja yang lebih baik dari pada yang sebenarnya. Hal
ini dapat memotivasi perilaku yang tidak sehat di dalam organisasi. seperti, perusahaan dapat
menunda pengakuan biaya-biaya untuk periode berikutnya atau menggelembungkan
pendapatan untuk menciptakan kesan pertumbuhan yang lebih besar. Akuntansi perilaku
mencerminkan bagaimana individu atau kelompok dalam organisasi bereaksi terhadap
insentif atau tekanan yang timbul akibat praktik manajemen laba.

Peran aspek perilaku dalam perencanaan dan pengendalian biaya sangat penting. Perencanaan
biaya melibatkan pengambilan keputusan tentang anggaran dan alokasi sumber daya.
Perilaku individu dalam organisasi, seperti manajer, dapat mempengaruhi bagaimana biaya-
biaya ini dikelola. Misalnya, jika manajer diberikan bonus berdasarkan pencapaian target
biaya yang rendah, mereka mungkin cenderung melakukan pemotongan biaya yang drastis,
bahkan jika itu berdampak negatif pada kualitas produk atau layanan.

Sementara itu, dalam pengendalian biaya, aspek perilaku memainkan peran penting dalam
memastikan bahwa biaya-biaya terkendali dengan efisien. Pengendalian biaya melibatkan
pemantauan dan pengawasan berkelanjutan terhadap pengeluaran organisasi. semisal, jika
seorang manajer tidak memahami betapa pentingnya pengendalian biaya, ia mungkin akan
mengabaikan langkah-langkah penghematan yang diperlukan.

Jadi, akuntansi perilaku sangat erat kaitannya dengan manajemen laba dan bagaimana
perilaku individu dapat memengaruhi perencanaan dan pengendalian biaya di dalam
organisasi. Pemahaman yang baik tentang hubungan ini dapat membantu organisasi
mengelola biaya dengan lebih efektif dan mencegah praktik manajemen laba yang
merugikan.

10. Pertanyaan : Kenapa sikap (x1), Emosi (x2), motivasi (X3), Persepsi (X4) dapat
mempengaruhi sistem akuntansi (Y) ? apa yang menghubungkan nya?

Seperti yang di lakukan terdapat pada jurnal "ANALISIS PENGARUH ASPEK


KEPERILAKUAN TERHADAP SISTEM AKUNTANSI (STUDI KASUS PADA PT.
SINAR GALESONG PRIMA DI MANADO)"

Jawaban :

Sikap (x1): Sikap karyawan atau individu terhadap pekerjaan mereka, perusahaan, dan sistem
akuntansi dapat mempengaruhi sejauh mana mereka menjalankan tugas akuntansi dengan
baik. Sikap yang positif terhadap akuntansi dapat meningkatkan kepatuhan dan akurasi
pelaporan keuangan.

Emosi (x2): Emosi karyawan dapat memengaruhi kualitas pekerjaan mereka dalam bidang
akuntansi. Emosi yang positif, seperti motivasi tinggi dan kebahagiaan, dapat meningkatkan
produktivitas dan akurasi dalam pengelolaan data keuangan.

Motivasi (x3): Tingkat motivasi karyawan untuk menjalankan tugas akuntansi dengan baik
dapat memengaruhi sejauh mana mereka menginvestasikan waktu dan usaha dalam pekerjaan
tersebut. Motivasi yang tinggi dapat meningkatkan kualitas pengolahan data keuangan.

Persepsi (x4): Persepsi individu terhadap pentingnya sistem akuntansi, kebutuhan untuk
kepatuhan, dan dampak kerja mereka pada keseluruhan perusahaan dapat memengaruhi
sejauh mana mereka mematuhi prosedur akuntansi dan memastikan akurasi dalam laporan
keuangan.

Faktor-faktor ini dapat saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Misalnya, sikap
yang positif terhadap pekerjaan dapat meningkatkan motivasi, yang pada gilirannya dapat
memengaruhi emosi karyawan. Demikian pula, persepsi individu terhadap pentingnya
akuntansi dapat memengaruhi sikap mereka terhadap pekerjaan.

Hasil dari penelitian semacam ini dapat memberikan wawasan kepada perusahaan tentang
bagaimana meningkatkan sistem akuntansi mereka dengan memperhatikan aspek-aspek
keperilakuan ini. Ini bisa mencakup pengembangan kebijakan yang memotivasi karyawan,
meningkatkan persepsi mereka tentang pentingnya pekerjaan mereka, dan menciptakan
lingkungan kerja yang mendukung emosi positif. Semua ini dapat membantu meningkatkan
akurasi, kualitas, dan kepatuhan dalam sistem akuntansi perusahaan.

11. Pertanyaan : Bagaimana peran riset akuntansi dalam pengembangan praktik


akuntansi?

Jawaban :

Peran riset akuntansi dalam pengembangan praktik akuntansi sangat signifikan. Riset
akuntansi membantu menghasilkan pengetahuan baru, menganalisis tren, dan menyediakan
pandangan yang lebih mendalam tentang berbagai aspek akuntansi, yang pada gilirannya
dapat memengaruhi dan memperbaiki praktik akuntansi. Secara keseluruhan, riset akuntansi
membantu memperbaiki dan mengembangkan praktik akuntansi dengan menghasilkan
pengetahuan baru, mendukung perubahan dalam standar, dan meningkatkan pengelolaan
risiko, transparansi, dan keberlanjutan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa praktik
akuntansi tetap relevan, efektif, dan dapat diandalkan dalam lingkungan bisnis yang terus
berubah
Resume Diskusi Materi
“Perspektif Sejarah dan Filosofi Riset pada Akuntansi”
1. Pertanyaan: Bagaimana perkembangan riset akuntansi keperilakuan saat ini?
sehingga dapat mempengaruhi manager dalam pengambilan keputusan? dan teori
apa yang di gunakan oleh manager dalam pengambilan keputusan tersebut?
Jawaban 1: Manajer dapat menggunakan berbagai teori dalam mengambil keputusan,
tergantung pada situasi dan konteksnya. Beberapa teori yang sering digunakan dalam
pengambilan keputusan manajerial meliputi:
 Teori Utilitas: Teori ini berfokus pada bagaimana manajer mencari solusi yang
memberikan keuntungan maksimal dengan mempertimbangkan berbagai faktor
seperti biaya, manfaat, dan risiko.
 Teori Pengambilan Keputusan Rasional: Teori ini mengasumsikan bahwa manajer
mengambil keputusan yang sepenuhnya rasional dengan mempertimbangkan
informasi yang lengkap dan menerapkan logika yang konsisten.
 Model Pengambilan Keputusan Incremental: Dalam teori ini, manajer cenderung
membuat perubahan kecil dan bertahap dalam keputusan mereka daripada
mengambil langkah-langkah besar yang berisiko.
 Teori Kepemimpinan Partisipatif: Ini melibatkan karyawan dalam proses
pengambilan keputusan, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih kolaboratif
dan memungkinkan masukan dari berbagai perspektif.
 Pendekatan Perilaku: Teori ini mengakui bahwa manusia cenderung mempengaruhi
oleh faktor-faktor emosional dan sosial dalam pengambilan keputusan, sehingga
manajer dapat menggunakan wawasan psikologi sosial untuk memahami bagaimana
orang merespons dan mengambil keputusan.
 Teori Pengambilan Keputusan Grup: Dalam situasi di mana keputusan diperlukan
dari sekelompok orang, manajer dapat menggunakan teori ini untuk memahami
bagaimana dinamika kelompok dapat memengaruhi hasil keputusan.
Selain teori-teori di atas, manajer seringkali menggabungkan elemen-elemen dari
berbagai teori sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi dalam situasi
pengambilan keputusan mereka. Pengambilan keputusan manajerial adalah proses
kompleks yang mempertimbangkan banyak faktor, dan pilihan teori dapat bervariasi
tergantung pada konteks spesifiknya.
Jawaban 2: Riset akuntansi keperilakuan saat ini semakin berkembang seiring dengan
kemajuan teknologi dan perubahan lingkungan bisnis. Riset ini bertujuan untuk
memahami bagaimana perilaku manusia mempengaruhi dan dipengaruhi oleh informasi
akuntansi, baik dalam konteks internal maupun eksternal organisasi. Beberapa topik yang
menjadi fokus riset akuntansi keperilakuan antara lain adalah: etika, budaya, motivasi,
kepemimpinan, komunikasi, kerjasama, konflik, kreativitas, inovasi, stres, emosi, dan
kognisi.
Riset akuntansi keperilakuan dapat membantu manajer dalam pengambilan keputusan
dengan cara memberikan wawasan tentang faktor-faktor yang memengaruhi proses dan
hasil keputusan. Misalnya, riset ini dapat membantu manajer untuk mengetahui
bagaimana cara menyajikan informasi akuntansi yang efektif dan persuasif kepada para
pemangku kepentingan. Riset ini juga dapat membantu manajer untuk mengenali dan
mengatasi bias-bias kognitif yang dapat mengganggu pengambilan keputusan yang
rasional. Selain itu, riset ini dapat membantu manajer untuk meningkatkan kinerja dan
kesejahteraan tim dengan cara memahami faktor-faktor yang memengaruhi kerjasama,
konflik, dan komitmen anggota tim.
Teori yang digunakan oleh manajer dalam pengambilan keputusan bervariasi tergantung
pada situasi dan konteksnya. Beberapa teori yang umum digunakan antara lain adalah:
teori utilitas yang berfokus pada maksimisasi nilai harapan dari pilihan-pilihan yang ada
teori prospek yang berfokus pada dampak dari kerangka acuan dan nilai-nilai subjektif
dari pilihan-pilihan yang ada; teori permainan yang berfokus pada interaksi strategis
antara pemain-pemain yang berhadapan; teori multiatribut yang berfokus pada penilaian
komprehensif terhadap atribut-atribut dari pilihan-pilihan yang ada; dan teori intuitif
yang berfokus pada penggunaan intuisi dan pengalaman dalam pengambilan keputusan.
Jawaban 3: Pada tahun 1970-an terjadi pergeseraan pendekatan riset dalam akuntansi.
Pergesaran ini terjadi karena pendekatan normative tidak dapat menghasilkan teori
akuntansi yang siap digunakan dalam praktek sehari-hari. Sehingga muncul anjuran
untuk memahami berfungsinya suatu system akuntansi secara deskriptif dalam praktek
nyata. Selain itu yang mendasari usaha pemahaman akuntansi secara empiris dan
mendalam adalah gerakan dari masyarakat penliti akuntansi yang menitikberatkan pada
pendekatan ekonomi dan perilaku. Dengan menelaah riset akuntansi keperilakuan
sebelumnya secara khusus, dapat diperoleh suatu kerangka analisis dan diskusi yang
dibatasi pada peluang, terutama pada hasil potensi subbidang dan implikasinya untuk
subbidang akuntansi yang lain. Pengambilan setiap keputusan oleh stakeholder, pasti
dibutuhkan yang Namanya analisis laporan keuangan yang menggambarkan keadaan
yang sebenarnya. Perusahaan dalam menganalisis laporan keuangannya tentu dibutuhkan
analis yang memang benar-benar mumpuni dalam menangani hal tersebut. Bisa
dikatakan bahwa, analis yang memang benarbenar menguasai bidangnya haruslah
memiliki keperilakuan atau behavior yang memang sesuai dan tidak bertentangan dengan
hal tersebut. Singkatnya, bisa dikatakan bahwa ilmu akuntansi itu fleksibel yang
maksudnya bisa dikaitkan dan dikombinasikan dengan bidang ilmu yang lainnya, seperti
ilmu analisis, ilmu sosial dan psikologi. Karena adanya situasi seperti inilah yang
menjadikan Akuntansi Keperilakuan menjadi suatu sistem yang sangat dibutuhkan dalam
pengambilan keputusan karena semua bidang ilmu yang dikombinasikan tentunya saling
terkait satu sama lain.
Jawaban 4: Ada beberapa teori yang paling sering digunakan dalam mengambil
kebijakan yaitu :
1. Teori Rasional Komprehensif: barangkali teori pengambilan keputusan yang biasa
digunakan dan diterima oleh banyak kalangan aadalah teori rasional komprehensif
yang mempunyai beberapa unsur:
a. Pembuatan keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat
dibedakan dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai masalah-
masalah yang dapat diperbandingkan satu sama lain (dapat diurutkan menurut
prioritas masalah)
b. Tujuan-tujuan, nilai-nilai atau sasaran yang menjadi pedoman pembuat keputusan
sangat jelas dan dapat diurutkan prioritasnya/kepentingannya.
c. Bermacam-macam alternatif untuk memecahkan masalah diteliti secara saksama.
d. Asas biaya manfaat atau sebab-akibat digunakan untuk menentukan prioritas.
e. Setiap alternatif dan implikasi yang menyertainya dipakai untuk membandingkan
dengan alternatif lain.
f. Pembuat keputusan akan memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan, nilai,
dan sasaran yang ditetapkan
2. Teori Inkremental
Teori ini dalam mengambil keputusan dengan cara menghindari banyak masalah
yang harus dipertimbangkan dan merupakan madel yang sering ditempuh oleh
pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambail keputusan. Teori ini memiliki pokok-
pokok pikiran sebagai berikut:
a. Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang diperlukan
untuk mencapanya merupakan hal yang saling terkait.
b. Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa alternatif yang
langsung berhubungan dengan pokok masalah, dan alternatif-alternatif ini hanya
dipandang berbeda secara inkremental atau marjinal
c. Setiap alternatif hanya sebagian kecil saja yang dievaluasi mengenahi sebab dan
akibatnya.
d. Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan di redifinisikan secara teratur dan
memberikan kemungkinan untuk mempertimbangkan dan menyesuaikan tujuan
dan sarana sehingga dampak dari masalah lebih dapat ditanggulangi.
e. Tidak ada keputusan atau cara pemecahan masalah yang tepat bagi setiap
masalah. Sehingga keputusan yang baik terletak pada berbagai analisis yang
mendasari kesepakatan guna mengambil keputusan.
f. Pembuatan keputusan inkremental ini sifatnya dalah memperbaiki atau
melengkapi keputusan yang telah dibuat sebelumnya guna mendapatkan
penyempurnaan.
Karena diambil berdasarkan berbagai analisis maka sangat tepat diterapkan bagi
negara-negara yang memiliki struktur mejemuk. Keputusan dan kebijakan diambil
dengan dasar saling percaya diantara berbagai pihak sehingga secara politis lebih
aman. Kondisi yang realistik diberbagi negara bahwa dalam menagmbil
keputusan/kebijakan para pengambil keputusan dihadapkan pada situasi kurang baik
seperti kurang cukup waktu, kurang pengalaman, dan kurangnya sumber-sumber lain
yang dipakai untuk analsis secara komprehensif.
Teori ini dapat dikatakan sebagai model pengambilan keputusan yang membuahkan
hasil terbatas, praktis dan dapat diterima. Ada beberapa kelemahan dalam teori
inkremental ini:
 keputusan–keputusan yang diambil akan lebih mewakili atau mencerminkan
kepentingan dari kelompok yang kuat dan mapan sehingga kepentingan
kelompok lemah terabaikan.
 Keputusan diambil lebih ditekankan kepada keputusan jangka pendek dan tidak
memperhatikan berbagai macam kebijakan lain
 Dinegara berkembang teori ini tidak cocok karena perubahan yang inkremental
tidak tepat karena negara berkembang lebih membutuhkan perubahan yang besar
dan mendasar.
 Menutut Yehezkel Dror (1968) gaya inkremental dalam membuat keputusan
cenderung mengahsilkan kelambanan dan terpeliharanya status quo
3. Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scaning Theory)
Beberapa kelemahan tersebut menjadi dasar konsep baru yaitu seperti yang
dikemukakan oleh ahli sosiologi organisasi Aitai Etzioni yaitu pengamatan terpadu
(Mixid Scaning) sebagai suatu pendektan untuk mengambil keputusan baik yang
bersifat fundamental maupun inkremental. Keputusan-keputusan inkremental
memberikan arahan dasar dan melapangkan jalan bagi keputusan-keputusan
fundamental sesudah keputusan-keputusan itu tercapai.
Model pengamatan terpadu menurut Etzioni akan memungkinkan para pembuat
keputusan menggunakan teori rasional komprehensif dan teori inkremental pada
situasi yang berbeda-beda. Model pengamatan terpadu ini pada hakikatnya merupakan
pendekatan kompromi yang menggabungkan pemanfaatan model rasional
komprehensif dan model inkremental dalam proses pengambilan keputusan.

2. Pertanyaan: Teori ekonomi klasik dan teori manajemen klasik berpendapat bahwa
tujuan dari kegiatan bisnis dapat menghasilkan laba maksimal dan karyawan
perusahaan dapat termotivasi oleh faktor ekonomi. Lalu apa kendala saat
penerapan teori ekonomi dan manajemen klasik bagi para pekerja?
Jawaban 1: untuk penerapan teori ekonomi dan manajemen klasik dalam praktik bisnis
dapat menghadapi beberapa kendala dan tantangan. Berikut beberapa kendala yang
mungkin muncul:
 Asumsi Vereinfacht (Sederhana): Teori ekonomi klasik sering kali menggunakan
asumsi-asumsi yang sangat sederhana, seperti asumsi bahwa semua individu atau
perusahaan bertindak rasional atau bahwa pasar selalu mencapai keseimbangan.
Dalam dunia nyata, kondisi ini sering kali tidak terpenuhi, dan kompleksitasnya
lebih tinggi.
 Ketidakpastian: Teori ekonomi klasik sering mengabaikan ketidakpastian yang ada
dalam lingkungan bisnis. Dalam praktiknya, bisnis seringkali harus berurusan
dengan ketidakpastian ekonomi, politik, dan pasar, yang sulit diprediksi dengan
tepat.
 Faktor Manusia: Teori manajemen klasik cenderung mengabaikan faktor manusia,
emosi, dan dinamika sosial dalam organisasi. Pengelolaan manusia dan motivasi
karyawan sering kali lebih kompleks daripada yang dijelaskan oleh teori klasik.
 Perubahan Teknologi: Perkembangan teknologi dan inovasi sering kali tidak
diperhitungkan dalam teori ekonomi klasik. Perubahan ini dapat memengaruhi cara
bisnis beroperasi dan berkompetisi.
 Globalisasi: Teori ekonomi klasik dikembangkan pada saat ketika globalisasi tidak
sebesar sekarang. Faktor-faktor global seperti perdagangan internasional, mata uang
asing, dan persaingan global memperkenalkan kompleksitas tambahan dalam
pengambilan keputusan bisnis.
 Dampak Lingkungan: Teori klasik tidak selalu mempertimbangkan dampak
lingkungan dari aktivitas bisnis. Dalam era ketegangan lingkungan saat ini,
perusahaan harus mempertimbangkan keberlanjutan dan tanggung jawab sosial.
 Krisis Ekonomi: Teori ekonomi klasik mungkin kurang relevan dalam menghadapi
krisis ekonomi, seperti resesi atau pandemi, yang memerlukan tanggapan dan
strategi yang lebih fleksibel daripada yang dijelaskan dalam teori tersebut.
Penting untuk diingat bahwa teori-teori klasik masih dapat memberikan dasar yang kuat
untuk pemahaman bisnis dan ekonomi, tetapi mereka harus digunakan dengan bijak dan
disesuaikan dengan realitas saat ini yang lebih kompleks dan berubah-ubah. Kombinasi
antara teori klasik dan pendekatan yang lebih modern dan kontekstual sering kali lebih
efektif dalam mengatasi tantangan bisnis kontemporer.
Jawaban 2: Kelemahan pada teori klasik yaitu peningkatan produktivitas memungkinkan
peningkatan hasil, tetapi sering mengakibatkanpemberhentian pekerja atau diubahnya
upah. Teori ini kurang melihat kebutuhan sosial para pekerja dan tidak pernah
melihatketegangan-ketegangan yang terjadi karena kebutuhan itu tidak terpenuhi. Hal ini
terjadikarena manajer yang mengikuti aliran ini hanya memperhatikan aspek material
dan fisik.
Manajer juga harus mengakui keterbatasan dari perspektif klasik dan menghindari
fokussempitnya terhadap efisiensi dari perspektif penting lainnya. Kekurangan dari
manajemenklasik ialah prespektif tersebut menganggap remeh peran individu dalam
organisasi.
Jawaban 3: Penerapan teori ekonomi klasik dan manajemen klasik, yang menekankan
pada tujuan bisnis untuk mencapai laba maksimal dan motivasi karyawan melalui faktor
ekonomi, memiliki beberapa kendala yang signifikan bagi para pekerja. Pertama, fokus
utama pada laba maksimal seringkali mengakibatkan pemangkasan biaya yang
berlebihan, termasuk pemotongan gaji dan tunjangan karyawan, yang dapat
memengaruhi kesejahteraan mereka. Kedua, pendekatan yang terlalu kuat terhadap
insentif ekonomi dapat mengabaikan aspek-aspek non-materi, seperti pengakuan,
apresiasi, dan keseimbangan kerja-hidup, yang juga penting dalam memotivasi
karyawan. Terakhir, tekanan untuk mencapai laba maksimal kadang-kadang mengarah
pada praktik bisnis yang tidak etis, yang dapat merugikan kepentingan jangka panjang
karyawan dan perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, penting bagi manajemen modern
untuk menggabungkan elemen-elemen dari berbagai teori manajemen, termasuk
pendekatan yang lebih holistik terhadap motivasi dan kesejahteraan karyawan, guna
mencapai kesuksesan jangka panjang yang seimbang dan berkelanjutan.
Jawaban 4: Kendala saat penerapan teori ekonomi dan manajemen klasik bagi para
pekerja adalah sebagai berikut:
 Teori ekonomi dan manajemen klasik mengabaikan aspek sosial, psikologis, dan
kesejahteraan pekerja. Teori ini hanya menekankan pada efisiensi, produktivitas, dan
laba tanpa memperhatikan kebutuhan, motivasi, dan kepuasan pekerja. Hal ini dapat
menimbulkan ketidakpuasan, kebosanan, stres, dan konflik di tempat kerja.
 Teori ekonomi dan manajemen klasik bersifat kaku, mekanistik, dan birokratis.
Teori ini tidak memberikan ruang bagi kreativitas, inovasi, dan fleksibilitas pekerja.
Teori ini juga tidak mengakomodasi perubahan lingkungan, pasar, dan teknologi
yang terjadi secara dinamis. Hal ini dapat menghambat perkembangan dan adaptasi
perusahaan dalam menghadapi persaingan.
 Teori ekonomi dan manajemen klasik menganggap bahwa semua pekerja memiliki
karakteristik yang sama dan dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi saja. Teori ini
tidak membedakan antara pekerja yang berbeda latar belakang, keahlian, minat, dan
tujuan. Teori ini juga tidak mempertimbangkan faktor non-ekonomi seperti
penghargaan, pengembangan diri, partisipasi, dan hubungan interpersonal yang
dapat memotivasi pekerja.

3. Pertanyaan: Bagaimana ruang lingkup akuntansi keperilakuan dan apa


tujuannya ? Serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi akuntansi
keperilakuan ?
Jawaban 1: Ruang lingkup akuntansi keperilakuan memiliki penelitian sangat luas, bukan
hanya dalam bidang akuntansi manajemen saja, melainkan juga dapat menyangkut
penelitian dalam berbagai bidang yaitu etika, auditing (pemeriksaan akuntan), sistem
informasi akuntansi serta bidang akuntansi keuangan. Tujuan ilmu akuntansi
keperilakuan adalah untuk menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan pengaruh
proses akuntansi serta informasi yang dihasilkan dari akuntansi pada perilaku manusia.
Menurut Schiff dan Lewin (1974) ada lima aspek penting dalam akuntansi keperilakuan,
yaitu: 1. teori perusahaan dan keperilakuan manajerial. 2. penganggaran dan
perencanaan. 3. pengambilan keputusan, 4. pengendalian, dan 5. pelaporan keuangan.
Jawaban 2: Akuntansi keprilakuan, juga dikenal sebagai akuntansi perilaku, adalah
cabang dari ilmu akuntansi yang memeriksa bagaimana faktor-faktor psikologis dan
sosial memengaruhi pengambilan keputusan keuangan. Ruang lingkup akuntansi
keprilakuan mencakup:
1. Studi Perilaku Individu: Ini melibatkan penelitian tentang bagaimana karakteristik
individu, seperti preferensi, motivasi, dan sikap, memengaruhi pengambilan
keputusan keuangan. Misalnya, mengapa seseorang memilih untuk berinvestasi di
suatu instrumen keuangan daripada yang lain.
2. Studi Perilaku Organisasi: Ini mencakup analisis tentang bagaimana faktor-faktor
organisasi, seperti budaya perusahaan dan struktur insentif, memengaruhi tindakan
keuangan suatu perusahaan.
3. Pengambilan Keputusan Etis: Akuntansi keprilakuan juga mempertimbangkan aspek
etika dalam pengambilan keputusan keuangan. Bagaimana faktor etis memengaruhi
tindakan keuangan individu dan organisasi.
4. Manajemen Biaya: Penggunaan metode akuntansi keprilakuan dalam pengendalian
biaya, yang melibatkan pemahaman tentang bagaimana perilaku manajer dan
karyawan dapat memengaruhi biaya dan efisiensi operasional.
Tujuan dari akuntansi keprilakuan adalah:
1. Memahami Motivasi Keuangan: Tujuan utama adalah memahami mengapa individu
dan organisasi membuat keputusan keuangan tertentu. Ini dapat membantu dalam
merancang insentif yang lebih efektif dan memahami konsekuensi dari kebijakan
keuangan.
2. Peningkatan Pengambilan Keputusan: Dengan memahami faktor-faktor perilaku
yang memengaruhi pengambilan keputusan keuangan, akuntansi keprilakuan
bertujuan untuk membantu individu dan organisasi dalam membuat keputusan yang
lebih baik dan lebih rasional.
3. Pengendalian Biaya dan Efisiensi: Dalam konteks manajemen biaya, tujuannya
adalah mengidentifikasi cara untuk mengendalikan biaya operasional dan
meningkatkan efisiensi organisasi dengan memahami perilaku manajer dan
karyawan.
4. Pengembangan Etika Bisnis: Akuntansi keprilakuan juga berkontribusi untuk
mempromosikan praktik bisnis yang etis dengan mempertimbangkan implikasi etis
dari keputusan keuangan.
Jadi, akuntansi keprilakuan membantu mengisi celah antara teori ekonomi dan perilaku
manusia dalam konteks keuangan, dengan tujuan membantu individu dan organisasi
mengambil keputusan keuangan yang lebih baik dan lebih berkelanjutan. Ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi akuntansi keprilakuan atau akuntansi perilaku. Faktor-
faktor ini mencakup berbagai aspek psikologis, sosial, dan organisasi. Beberapa di
antaranya meliputi:
 Penghargaan dan Insentif: Sistem insentif dan penghargaan di dalam organisasi
dapat memengaruhi perilaku akuntansi. Karyawan mungkin cenderung mengambil
tindakan yang sesuai dengan insentif yang mereka terima, terlepas dari kebijakan
atau etika sebenarnya.
 Ketidakpastian: Tingkat ketidakpastian dalam lingkungan bisnis dapat memengaruhi
pengambilan keputusan keuangan. Dalam situasi ketidakpastian yang tinggi,
individu dan organisasi mungkin mengambil risiko yang lebih tinggi atau membuat
keputusan yang lebih konservatif.
 Pengendalian Manajemen: Bagaimana manajemen mengendalikan dan memonitor
karyawan dapat memengaruhi perilaku keuangan. Sistem pengendalian yang kuat
dapat mengurangi peluang untuk perilaku yang tidak etis.
 Budaya Organisasi: Budaya perusahaan dan norma-norma yang dianut oleh
organisasi dapat memiliki dampak signifikan pada perilaku keuangan. Budaya yang
mendukung etika bisnis yang kuat mungkin akan mendorong perilaku yang lebih
etis.
 Faktor Individu: Karakteristik individu seperti nilai-nilai pribadi, sikap terhadap
risiko, dan motivasi dapat memengaruhi cara individu membuat keputusan
keuangan.
 Pendidikan dan Pelatihan: Tingkat pendidikan dan pelatihan yang diterima oleh
individu dalam bidang akuntansi dan etika bisnis juga dapat memengaruhi perilaku
keuangan.
 Teori dan Framework Etika: Bagaimana individu atau organisasi memahami dan
menerapkan teori dan framework etika dalam pengambilan keputusan keuangan juga
memainkan peran penting dalam akuntansi keprilakuan.
 Kepemimpinan: Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh manajer dan pemimpin
organisasi dapat memengaruhi budaya dan perilaku keuangan. Kepemimpinan yang
mendorong integritas dan etika bisnis akan memengaruhi perilaku karyawan.
 Teknologi dan Sistem Informasi: Perkembangan teknologi dan sistem informasi
dapat memengaruhi cara informasi keuangan dihasilkan, dikelola, dan digunakan
dalam pengambilan keputusan.
 Tuntutan Regulasi: Regulasi dan standar akuntansi yang berlaku dapat memengaruhi
cara organisasi melaporkan informasi keuangan dan pengambilan keputusan yang
berkaitan.
Semua faktor ini bersama-sama membentuk lingkungan di mana akuntansi keprilakuan
beroperasi. Memahami faktor-faktor ini dapat membantu organisasi dalam merancang
kebijakan dan prosedur yang lebih baik untuk mengelola perilaku keuangan yang sesuai
dengan etika bisnis dan tujuan organisasi.
Jawaban 3: Ruang lingkup akuntansi keperilakuan adalah bidang ilmu yang mengkaji
hubungan dan pengaruh antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi dan
sebaliknya. Akuntansi keperilakuan mencakup berbagai aspek, seperti desain dan
konstruksi sistem akuntansi, reaksi manusia terhadap format dan isi laporan keuangan,
cara memproses informasi untuk pengambilan keputusan, teknik pelaporan untuk
mengkomunikasikan informasi keperilakuan, dan strategi untuk memotivasi dan
memengaruhi perilaku manusia yang mengelola organisasi.
Tujuan akuntansi keperilakuan adalah untuk menganalisis dan memahami bagaimana
individu, kelompok, dan organisasi membuat keputusan keuangan serta mengevaluasi
konsekuensi dari keputusan tersebut. Akuntansi keperilakuan juga bertujuan untuk
meningkatkan kualitas informasi akuntansi, mengurangi bias, meningkatkan kepercayaan
investor, meningkatkan kualitas laporan keuangan, meningkatkan efisiensi pasar modal,
meningkatkan kesesuaian regulasi, meningkatkan transparansi, meningkatkan
akuntabilitas, membantu mengidentifikasi risiko, meningkatkan efektivitas manajemen,
dan membantu meningkatkan kinerja perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi akuntansi keperilakuan antara lain adalah faktor-
faktor keperilakuan manusia, seperti motivasi, sikap, norma, persepsi, emosi,
kepribadian, gaya kognitif, dan preferensi risiko. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi
cara individu atau kelompok menggunakan informasi akuntansi dan bagaimana informasi
akuntansi mempengaruhi perilaku mereka. Selain itu, faktor-faktor sosial dan kultural,
seperti nilai-nilai sosial, norma-norma kultural, etika profesional, dan budaya organisasi
juga dapat mempengaruhi struktur dan proses informasi akuntansi serta perilaku para
pengguna informasi akuntansi.

4. Pertanyaan: Apakah ada perbedaan ketika menerapkan Akuntansi Keperilakuan


saat ini dengan pada zaman dahulu ? dan apa saja yang menjadi kendala saat ini
untuk menerapkan akuntansi keperilakuan?
Jawaban 1: Ada perbedaan antara menerapkan akuntansi keperilakuan saat ini dengan
pada zaman dahulu, pada awal perkembangannya, penelitian akuntansi keperilakuan
menggunakan pendekatan normatif, yaitu berdasarkan pada asumsi-asumsi ideal tentang
perilaku manusia dan sistem akuntansi. Namun, seiring dengan perkembangan ilmu
sosial dan psikologi, penelitian akuntansi keperilakuan mulai menggunakan pendekatan
deskriptif, yaitu berdasarkan pada observasi empiris tentang perilaku manusia dan sistem
akuntansi yang sesuai dengan kondisi nyata. Selain itu, penelitian akuntansi keperilakuan
juga mengalami perubahan dari pendekatan universalistik, yaitu menganggap bahwa ada
satu solusi terbaik untuk semua situasi, menjadi pendekatan kontingensi, yaitu
menganggap bahwa solusi terbaik tergantung pada faktor-faktor situasional yang
berbeda-beda.
Beberapa kendala yang mungkin dihadapi saat ini untuk menerapkan akuntansi
keperilakuan adalah sebagai berikut:
 Kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya akuntansi keperilakuan
dalam meningkatkan kinerja organisasi dan individu.
 Kurangnya data dan informasi yang relevan dan akurat tentang perilaku manusia dan
sistem akuntansi yang diperlukan untuk melakukan analisis dan pengambilan
keputusan.
 Kurangnya keterampilan dan kemampuan dalam menggunakan metode-metode
penelitian akuntansi keperilakuan yang sesuai dengan tujuan dan masalah yang
dihadapi.
 Kurangnya dukungan dan komitmen dari manajemen dan pemangku kepentingan
lainnya dalam menerapkan akuntansi keperilakuan sebagai bagian dari sistem
pengendalian manajemen.
Jawaban 2: Berdasarkan beberapa jurnal ilmiah, berikut adalah beberapa poin penting
mengenai perbedaan dan kendala dalam menerapkan Akuntansi Keperilakuan, menurut
Perbedaan Akuntansi Keperilakuanantara Masa Kini dan Masa Lalu:
1. Pada awal perkembangannya, penelitian dalam bidang akuntansi manajemen masih
sangat sederhana, hanya memfokuskan pada masalah penghitungan harga pokok
produk.
2. Pendekatan yang digunakan pada awalnya adalah pendekatan normatif, namun
seiring waktu cenderung bergeser menjadi lebih deskriptif.
3. Perubahan pendekatan juga terjadi dari awalnya berbasis pendekatan universalistik
menjadi pendekatan kontingensi.
4. Penelitian akuntansi keperilakuan saat ini didasarkan pada berbagai teori yang
mendasarinya, seperti Teori Atribusi, Teori Harapan, Teori Tujuan, dan Teori
Agensi.
Kendala dalam MenerapkanAkuntansi Keperilakuan: Hasil penelitian menunjukkan
bahwa aspek perilaku (Sikap, Motivasi, Persepsi, Emosi) tidak secara signifikan
mempengaruhi sistem akuntansi yang dijalankan oleh perusahaan. Oleh karena itu,
perusahaan diharapkan akan memberikan perhatian lebih, terutama terhadap aspek
perilaku dalam menerapkan sistem yang ada sehingga di masa depan, sistem akuntansi
di perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan perusahaan.

5. Pertanyaan: Terdapat perbedaan karakteristik perilaku manusia berdasarkan


perkembangan zaman dan asumsi atas motivasi manusia yang juga berbeda. Fokus
perilaku terjadi pada era feodal dan membandingkannya pada era kapitalis.
Menurut kelompok penyaji, apa kelebihan dan kekurangan dari kedua era tersebut
?
Jawaban: Perbedaan karakteristik perilaku manusia berdasarkan perkembangan zaman
dan asumsi atas motivasi manusia yang juga berbeda dapat dilihat dari beberapa aspek,
antara lain:
 Perkembangan karir: Dalam era feodal, seorang pekerja (vasal) tetap menjadi
pekerja selama sisa hidupnya dan tidak memiliki kesempatan untuk maju, sedangkan
dalam era kapitalis, jika seorang pekerja berbakat dan berpengetahuan, dia
berpeluang memiliki karier yang lebih baik.
 Ragam pekerjaan: Dalam era feodal, para pekerja harus bekerja di lahan yang tidak
mereka miliki dengan pekerjaan murni di sektor pertanian. Selama perang dan
darurat militer, vasal tidak punya pilihan selain berperan sebagai prajurit. Dalam era
kapitalis, jika seorang pekerja memiliki cukup modal dan keahlian, dia bisa memulai
bisnis sendiri dan menjadi seorang kapitalis.
 Pemaksaan: Dalam era feodal, para pekerja ditekan oleh para penguasa yang
menetapkan pajak dan hukum yang tinggi dan sewenang-wenang. Para pekerja tidak
memiliki hak untuk menentukan nasib mereka sendiri. Dalam era kapitalis, para
pekerja memiliki hak-hak yang dilindungi oleh pemerintah, seperti hak untuk
berserikat, berpendapat, dan berdagang.
 Dominasi: Dalam era feodal, para penguasa memegang kekuasaan tertinggi dan
hubungan mereka dengan vasal didasarkan pada relasi subordinasi. Dalam era
kapitalis, terdapat persaingan untuk mendapat posisi penguasa dengan adanya pasar
bebas dan demokrasi.
 Kekuasaan: Dalam era feodal, kekuasaan bersifat sentralistik dan absolutis. Raja
adalah satu-satunya otoritas yang bisa membuat kebijakan. Dalam era kapitalis,
kekuasaan bersifat desentralistik dan relatif. Terdapat pembagian kekuasaan antara
eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Kelebihan dan kekurangan dari kedua era tersebut adalah:
 Kelebihan era feodal: Sistem ini memberikan stabilitas sosial dan politik karena
tidak ada konflik antara kelas-kelas sosial. Sistem ini juga memberikan perlindungan
bagi para pekerja dari serangan musuh atau bencana alam karena mereka berada di
bawah naungan penguasa.
 Kekurangan era feodal: Sistem ini menghambat perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi karena tidak ada insentif untuk berinovasi. Sistem ini juga
menimbulkan ketimpangan sosial dan ekonomi yang besar antara penguasa dan
pekerja
 Kelebihan era kapitalis: Sistem ini mendorong perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi karena ada insentif untuk berinovasi. Sistem ini juga memberikan
kesempatan bagi para pekerja untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup
mereka
 Kekurangan era kapitalis: Sistem ini menimbulkan persaingan yang tidak sehat
antara para kapitalis yang bisa menyebabkan monopoli dan oligopoli. Sistem ini juga
menimbulkan masalah-masalah sosial seperti kemiskinan, pengangguran,
ketidakadilan, dan kerusakan lingkungan.

6. Pertanyaan: Mengapa aspek keperilakuan menjadi topik penting dalam bahasan


akuntansi pertanggungjawaban?
Jawaban 1: Karena didalamnya terdapat dimensi sosial dari organisasi tersebut, sehingga
peningkatan ekonomi pada suatu organisasi dapat digunakan sebagai dasar memilih
informasi yang relevan terhadap pengambilan keputusan. Akuntansi pertanggungjawaban
merupakan salah satu bidang dari akuntansi manajemen yangdihubungkan dengan
wewenang yang dimiliki oleh setiap manajer atau dengan kata lainakuntansi
pertanggungjawaban merupakan media pengendalian biaya atau pendapatan
denganmenghubungkan biaya atau pendapatan dengan tempat dimana biaya atau
pendapatan tersebutdikeluarkan atau diperoleh oleh penanggungjawab dari tempat
tersebut. Pertanggungjawaban merupakan kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan
yang telahditetapkan, yang pada dasarnya hanya dapat diterapkan pada manusia dan
pertanggungjawabanini muncul akibat adanya hubungan antara atasan dengan bawahan.
Dengan demikian, terdapathubungan yang erat antara struktur organisasi dan sistem
akuntansi pertanggungjawaban.Idealnya sistem akuntansi pertanggungjawaban
mencerminkan dan mendukung struktur darisebuah organisasi.
Jawaban 2: Karena perilaku dan sikap seorang akuntan dalam menyampaikan dan
memberikan sebuah informasi yang dapat mempengaruhi sikap seseorang dalam
mengambil keputusan baik dalam hal apapun yang dapat digunakan bagi individu
maupun organisasi. Serta Dengan adanya Keperilakuan bisa menjadi acuan untuk
akuntansi pertanggungjawaban dimana orang-orang dapat mempertanggung jawabkan
apa yang akan mereka kerjakan.
Struktur akuntansi pertanggungjawaban faktanya memberikan kerangka kerja yang
berarti untuk melakukan perencanaan, agregasi data, dan pelaporan hasil kinerja operasi
selama jalur pertanggungjawaban dan pengendalian.
Jawaban 3: Organisasi merupakan suatu kegiatan usaha, baik itu organisasi yang
menyediakan jasa maupunorganisasi yang melakukan produksi, yang dilakukan oleh
sekelompok orang yang terlibat dalamorganisasi tersebut. Dalam proses menjalankan
organisasi, tidak bisa dinafikkan kalau orang -orang yang terlibat di dalamnya memiliki
warna yang berbeda dan kepentingan yang berbeda pula.
Hal yang terpenting adalah bagaimana agar semua itusesuai dengan visi dan misi
organisasi oleh karena itu dibutuhkan sistem pengendalaian yangbaik dan dilakukan
secara konsisten dan sistematis dengan tujuan untuk memperkecil bentuk-bentuk
kepentingan tersebut demi tercapainya tujuan dan kepentingan organisasi yang
apabiladibawa dalam ekonomi ada yang dikatakan akuntansi keperilakuan yang lebih
terfokus padalaporan kinerja atau laporan prilaku karyawan, sebagai pengawas
perusahaan atau organisasi.
Dalam akuntansi keperilakuan yang berbicara tentang perilaku selalu berbarengan
denganakuntansi pertanggung jawawban dimana merupakan penjelas akuntansi
perencanaan,pengukur, pengevaluasi kinerja organisasi, pemegang kendali bagi orang-
orang yangbertanggung jawab menjalankan operasi dan jawaban bagi setiap masalah
umum pada akuntansimanagemen, serta merupakan komponen penting dari sistem
pengendalian sebab pada laporanpertanggung jawababn mencakup semua aspek perilaku
yang akan dikendalikan oleh perusahaan.
Akuntansi pertanggung jawaban melaporkan baik siapa yang menjalankan uang tersebut
maupun apa yang dibeli oleh uang tersebut. Olehnya itu sangat pantas bila pada
akuntansi pertanggungjawaban dilibatkan dimensi manusia pada perencanaan, akumulasi
data dan pelaporan.Akuntansi pertanggung jawaban memperkecil penyelewengan dana
karena biaya dianggarkandan diklasifikasikan sepanjang garis tanggungjawaban,
sehingga dengan begitu laporan yangditerima oleh pihak manager segman sangat sesuai
untuk mengevaluasi kinerja dan alokasipenghargaan.Bisa dikatakan bahwa akuntansi
pertanggung jawaban merupakan salah satu kajian dalam ilmuakuntasi yang lebih
memfokuskan diri aspek tanggungjawab dari satu atau lebih anggotaorganisasi atas suatu
pekerjaan , bagian atau segmen tertentu. Akuntansi pertanggung jawbanjuga melibatkan
aspek keperilakuan dari anggota organisasi . yang menyebabkan akuntansipertanggung
jawaban dapat dipandang sebagai alat pengendali bagi organisasi. Kinerja setiapindividu,
kelompok, maupun devisi dapat dijelaskan dari laporan yang diungkapkan
dalamakuntansi pertanggung jawaban.
Oleh karena itu aspek-aspek keperilakuan juga menjadi sorotan penting dalam
implememntasiakuntansi pertanggung jawaban. Masalah-masalah yang terkait dengan
keprilakuan dalamakuntansi pertanggungjawaban dapat berdampak serius bagi individu
dan organisasi. Perilakumenyimpang dari yang diharapkan, rendahnya motifasi dan tidak
layaknya para menejer pusatpertanggungjawaban adalah contoh - contoh dari gagalnya
pusat pertanggung jawaban untukmengakomodasi aspek-aspek keprilakuan secara tepat.
Sistem pengendalian pada setiap perusahaan harusnya tidak hanya melihat
perilakumenyimpangnya tapi juga harus mencari tahu kenapa hal tersebut muncul dan
menjadi wabahpada tiap karyawan, adanya penyimpangan mengisyaratkan adanya
ketidak puasan, hal inimerupakan gejala yang menghasilkan gejala baru dan tidak bisa
dinafikkan ketika terjadiketidakpuasan maka akan muncul reaksi baru yang juga
memunculkan ketidak puasan baru. Salah satu faktor penyebab pembangkangan para
karyawan dikarenakan tidak sesuainya tenagadengan hasil yang mereka peroleh,
memang sangat betul motifasi tiap karyawan merupakansalah satu solusi dari
penyimpangan tersebut namun yang jadi masalah betul tidak motifasi tersebut sesuai
dengan kebutuhan yang mereka harapkan, dan betul tidak hal tersebut bisamenumbuhkan
semangat kerja mereka.
Seharusnya sistem pengendalian melihat semuanya itu tidak hanya mengharap kinerja
yang baikyang nantinya akan dibawa dalam laporan pertanggung jawaban tapi juga harus
menjadi solusi dari penyimpangan tersebut.

7. Pertanyaan: Apakah filosofi riset yang dilakukan sejarawan dahulu sangat


berpengaruh terhadap kemajuan akuntansi perilaku saat ini? Teori organisasi
modern memberikan pandangan yang berbeda dari asumsi tentang tujuan
perusahaan bisnis dan perilaku anggota organisasi pada umumnya. Mengapa
demikian?
Jawaban 1: Iya, Dalam disiplin ilmu akuntansi, riset akuntansi memiliki peran yang
sangat penting. Pertama, riset akuntansi berperan untuk memberikan pengaruh terhadap
praktik akuntansi, sehingga praktik akuntansi tidak sekedar asal jalan akan tetapi
didasarkan atas riset yang kemudian dielaborasikan dalam teori.
Jawaban 2: Iya, filosofi riset memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemajuan
akuntansi saat ini. Filosofi riset mencakup pendekatan, prinsip, dan asumsi dasar yang
membentuk cara penelitian dilakukan. Berikut adalah beberapa cara di mana filosofi riset
berpengaruh pada perkembangan akuntansi:
 Metodologi Penelitian: Filosofi riset mempengaruhi pemilihan metodologi penelitian
dalam akuntansi. Misalnya, pendekatan positivisme menekankan penggunaan
metode kuantitatif dan pendekatan empiris, sementara fenomenologi atau
konstruktivisme dapat mempromosikan pendekatan kualitatif yang lebih mendalam.
 Pemahaman Terhadap Realitas: Filosofi riset memengaruhi cara peneliti memahami
realitas yang mereka telaah dalam akuntansi. Apakah penelitian bertujuan untuk
mengungkapkan "fakta" objektif atau untuk memahami makna subjektif dari
pengalaman individu atau organisasi dapat bervariasi berdasarkan filosofi riset yang
digunakan.
 Kepatuhan dan Etika: Filosofi riset juga dapat memengaruhi pertimbangan etika
dalam penelitian akuntansi. Sebuah filosofi riset yang menekankan integritas dan
kepatuhan mungkin lebih mendorong peneliti untuk menghindari perilaku tidak etis
dalam pelaksanaan dan pelaporan penelitian.
 Teori Pembangunan: Filosofi riset dapat mempengaruhi cara teori-teori baru dalam
akuntansi dikembangkan dan diuji. Teori-teori ini mendasari praktik akuntansi yang
ada dan berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana
akuntansi dapat digunakan dalam konteks yang berbeda.
 Relevansi Riset: Filosofi riset juga memengaruhi relevansi riset akuntansi terhadap
isu-isu kontemporer. Beberapa filosofi riset mungkin lebih cenderung mendukung
penelitian yang berfokus pada isu-isu sosial, lingkungan, atau etika dalam akuntansi.
Dalam akuntansi, variasi dalam filosofi riset mengarah pada berbagai pendekatan
penelitian yang dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan penting dalam
disiplin ini. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang filosofi riset dapat membantu
peneliti dan praktisi akuntansi dalam merancang penelitian yang relevan, valid, dan
bermanfaat bagi perkembangan dan aplikasi ilmu akuntansi.

8. Pertanyaan: Mengapa perlu mempertimbangkan aspek keperilakuan dalam


melakukan pengendalian keuangan? dan Riset apa saja yang berhubungan dengan
akuntansi keperilakuan?
Jawaban : Aspek keperilakuan perlu dipertimbangkan dalam melakukan pengendalian
keuangan karena perilaku manusia dapat memengaruhi efektivitas dan efisiensi dari
sistem pengendalian keuangan. Perilaku manusia dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
seperti motivasi, insentif, etika, budaya, kepribadian, gaya kepemimpinan, partisipasi,
komunikasi, dan lain-lain. Oleh karena itu, pengendalian keuangan tidak hanya
melibatkan aspek teknis dan rasional, tetapi juga aspek psikologis dan sosial.
Riset akuntansi keperilakuan adalah riset yang mempelajari perilaku akuntan atau
nonakuntan yang dipengaruhi oleh fungsi dan laporan akuntansi. Riset akuntansi
keperilakuan meliputi masalah yang berhubungan dengan:
 Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor
 Pengaruh dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran,
karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap perilaku baik karyawan,
manajer, investor, maupun wajib pajak
 Pengaruh dari hasil fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan penggunaan
pertimbangan dalam pembuatan keputusan
Beberapa contoh riset akuntansi keperilakuan adalah:
 Riset tentang bagaimana informasi akuntansi dapat digunakan untuk mengendalikan
organisasi dan manajer
 Riset tentang bagaimana kondisi sosial dan kultural dapat memengaruhi struktur
informasi akuntansi
 Riset tentang bagaimana informasi akuntansi dipengaruhi oleh teknologi
 Riset tentang bagaimana informasi akuntansi dipengaruhi oleh kurangnya
pengungkapan informasi
 Riset tentang bagaimana informasi akuntansi berperan dalam pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah
 Riset tentang bagaimana ketidakpastian dan biaya informasi memengaruhi cara
manajer menggunakan informasi akuntansi
 Riset tentang bagaimana informasi akuntansi mempengaruhi perilaku pasar

9. Pertanyaan: Mengapa akuntansi perlu mempertimbangkan aspek perilaku? dan


bagaimana akuntansi keperilakuan dapat membantu dalam pengambilan
keputusan?
Jawaban 1: Akuntansi perlu mempertimbangkan aspek perilaku karena perilaku manusia
memainkan peran kunci dalam proses pengambilan keputusan keuangan. Ketika individu
atau organisasi terlibat dalam kegiatan ekonomi, mereka sering kali dipengaruhi oleh
faktor perilaku seperti preferensi, motivasi, sikap terhadap risiko, dan ketidakpastian.
Oleh karena itu, pemahaman terhadap aspek perilaku menjadi penting dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kebijakan keuangan.
Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) membantu dalam pengambilan
keputusan dengan beberapa cara. Pertama, melalui analisis perilaku, akuntansi dapat
membantu memahami bagaimana individu atau kelompok membuat keputusan
keuangan. Ini termasuk memahami bagaimana persepsi risiko atau keuntungan dapat
memengaruhi keputusan investasi atau pembiayaan. Kedua, akuntansi keperilakuan
membantu merancang sistem pengukuran kinerja yang memotivasi perilaku yang
diinginkan, seperti pemberian insentif berdasarkan pencapaian tujuan tertentu. Terakhir,
akuntansi keperilakuan dapat membantu mengidentifikasi bias perilaku yang dapat
memengaruhi keputusan keuangan, sehingga memungkinkan langkah-langkah koreksi
untuk meningkatkan proses pengambilan keputusan yang lebih rasional.
Dengan memasukkan aspek perilaku dalam proses akuntansi, kita dapat menghasilkan
informasi keuangan yang lebih akurat dan relevan, serta membuat keputusan yang lebih
baik yang mempertimbangkan faktor-faktor psikologis dan motivasi manusia. Ini
membantu organisasi untuk mencapai tujuan keuangan mereka secara lebih efektif dan
efisien.
Jawaban 2: Akuntansi Keperilakuan (Behavioral Accounting) adalah cabang dari
akuntansi yang mempelajari perilaku individu dalam konteks pengambilan keputusan
keuangan. Ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana faktor-faktor psikologis, sosial,
dan emosional memengaruhi keputusan-keputusan yang terkait dengan akuntansi dan
keuangan. seperti:
 Pemahaman Motivasi Keuangan. Akuntansi Keperilakuan memungkinkan
perusahaan untuk memahami lebih baik apa yang mendorong individu dalam
pengambilan keputusan keuangan. Ini dapat membantu perusahaan merancang
insentif yang lebih efektif untuk memotivasi karyawan atau pelanggan.
 Mengatasi Bias Keputusan. Studi Akuntansi Keperilakuan dapat membantu
mengidentifikasi bias keputusan yang mungkin memengaruhi pengambilan
keputusan keuangan, seperti efek overconfidence, efek kerugian aversion, atau efek
mental accounting. Dengan pemahaman ini, perusahaan dapat mengambil langkah-
langkah untuk mengurangi dampak bias tersebut.

10. Pertanyaan: Bagaimana pentingnya pemahaman sejarah dan filosofi riset


akuntansi bagi perkembangan ilmu ini di masa depan?
Jawaban 1: Belajar dari masa lalu, kita dapat membentuk masa depan kita demi kebaikan
manusia, alam, dan planet ini. Misalnya, evaluasi internasional yang besar mengenai
dampak Manajemen Publik Baru, yang dapat diterapkan melalui teknik dan proses
akuntansi, sudah terlambat dan perlu. Di bawah NPM, terdapat bukti yang berkembang
dan mengkhawatirkan mengenai efek perpindahan tujuan terhadap keuntungan
bisnis/pengembalian komersial dan perbedaan dari layanan komunitas dan masyarakat.
Hubungan ini dan bentuk hubungan serta keterlibatan lainnya menawarkan prospek
profesi masa depan yang terlibat secara lebih proaktif dalam isu-isu kemanusiaan dan
aspek moral, sosial, kelembagaan, ekonomi dan lingkungan hidup. Untuk mengatasi
lanskap luas ini memerlukan rasa saling menghormati dan kolaborasi dari semua pemain
kunci dalam disiplin akuntansi jika akuntansi ingin mewujudkan potensi penuhnya untuk
membentuk dunia yang lebih baik.
Jawaban 2: Pemahaman sejarah dan filosofi riset akuntansi sangat penting bagi
perkembangan ilmu ini di masa depan. Sejarah dan filosofi riset akuntansi dapat
memberikan gambaran tentang latar belakang, tujuan, paradigma, metode, dan hasil dari
berbagai penelitian yang telah dilakukan di bidang akuntansi. Dengan demikian,
pemahaman sejarah dan filosofi riset akuntansi dapat membantu para peneliti untuk:
 Mengidentifikasi topik-topik penelitian yang relevan, menarik, dan bermanfaat bagi
pengembangan ilmu akuntansi
 Memilih pendekatan yang sesuai dengan masalah penelitian, baik dari segi
epistemologi, ontologi, maupun aksiologi
 Menyusun kerangka teori dan hipotesis yang logis, konsisten, dan dapat diuji secara
empiris
 Menentukan desain penelitian yang tepat, termasuk teknik pengumpulan dan analisis
data
 Menafsirkan hasil penelitian dengan kritis, objektif, dan komprehensif
 Memberikan kontribusi teoritis dan praktis bagi ilmu akuntansi dan pemangku
kepentingan terkait
Salah satu contoh dari pentingnya pemahaman sejarah dan filosofi riset akuntansi adalah
perkembangan riset akuntansi keperilakuan. Riset akuntansi keperilakuan adalah riset
yang mempelajari perilaku akuntan atau nonakuntan yang dipengaruhi oleh fungsi dan
laporan akuntansi. Riset ini mulai berkembang sejak tahun 1950-an sebagai reaksi
terhadap dominasi paradigma positivisme yang menganggap akuntansi sebagai ilmu
eksakta yang berdasarkan pada angka-angka objektif. Para peneliti akuntansi
keperilakuan menggunakan paradigma interpretatif yang menganggap akuntansi sebagai
ilmu sosial yang berdasarkan pada makna-makna subjektif. Mereka menggunakan
metode kualitatif seperti studi kasus, wawancara, observasi, dan lain-lain untuk
memahami perilaku manusia dalam konteks akuntansi. Hasil-hasil riset akuntansi
keperilakuan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana
informasi akuntansi dapat digunakan untuk mengendalikan organisasi dan manajer,
bagaimana kondisi sosial dan kultural dapat memengaruhi struktur informasi akuntansi,
bagaimana informasi akuntansi dipengaruhi oleh teknologi, bagaimana informasi
akuntansi dipengaruhi oleh kurangnya pengungkapan informasi, bagaimana informasi
akuntansi berperan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, bagaimana
ketidakpastian dan biaya informasi memengaruhi cara manajer menggunakan informasi
akuntansi, dan bagaimana informasi akuntansi mempengaruhi perilaku pasar.

11. Pertanyaan: Topik riset apa saja yang paling dominan dalam memengaruhi
akuntansi keperilakuan ? Serta asumsi asumsi filosofis apa saja dan seperti apa
yang dapat membangun akuntansi keperilakuan ?
Jawaban : Menurut hasil pencarian web yang saya lakukan, topik riset yang paling
dominan dalam memengaruhi akuntansi keperilakuan adalah:
 Pengendalian manajerial, yaitu bagaimana informasi akuntansi digunakan untuk
mengendalikan perilaku organisasi dan manajer, serta bagaimana sistem
pengendalian manajerial dapat mempengaruhi motivasi, kinerja, dan kepuasan kerja.
 Pemrosesan informasi akuntansi, yaitu bagaimana para pengguna informasi
akuntansi mengambil keputusan dan informasi apa yang dibutuhkan, serta
bagaimana informasi akuntansi diproses, dipilih, dan diinterpretasikan oleh para
pengguna.
 Desain sistem informasi akuntansi, yaitu bagaimana sistem informasi akuntansi
dapat dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari berbagai pemangku
kepentingan, serta bagaimana teknologi informasi dapat memengaruhi struktur dan
proses informasi akuntansi.
 Pengauditan, yaitu bagaimana perilaku auditor dan klien dapat memengaruhi
kualitas audit, serta bagaimana faktor-faktor psikologis, sosial, dan etis dapat
memengaruhi pertimbangan dan keputusan auditor.
 Sosiologi organisasional, yaitu bagaimana kondisi sosial dan kultural dapat
memengaruhi struktur informasi akuntansi, serta bagaimana informasi akuntansi
dapat memengaruhi perilaku sosial dan kultural dalam organisasi.
Asumsi-asumsi filosofis yang membangun akuntansi keperilakuan adalah sebagai
berikut:
 Ontologi, yaitu asumsi tentang hakikat atau sifat dari realitas atau objek yang akan
diinvestigasi dalam akuntansi keperilakuan. Ontologi dapat bersifat objektif atau
subjektif. Ontologi objektif menganggap bahwa realitas adalah sesuatu yang ada
secara mandiri dari persepsi manusia, sedangkan ontologi subjektif menganggap
bahwa realitas adalah sesuatu yang dibentuk oleh persepsi manusia.
 Epistemologi, yaitu asumsi tentang sifat ilmu pengetahuan, bentuk pengetahuan
yang valid, dan cara mendapatkan pengetahuan. Epistemologi dapat bersifat
positivistik atau interpretatif. Epistemologi positivistik menganggap bahwa ilmu
pengetahuan adalah sesuatu yang objektif, empiris, dan dapat diukur secara
kuantitatif, sedangkan epistemologi interpretatif menganggap bahwa ilmu
pengetahuan adalah sesuatu yang subjektif, kontekstual, dan dapat dipahami secara
kualitatif.
 Hakikat manusia, yaitu asumsi tentang sifat dasar manusia dan hubungannya dengan
lingkungan. Hakikat manusia dapat bersifat deterministik atau voluntaristik. Hakikat
manusia deterministik menganggap bahwa perilaku manusia ditentukan oleh faktor-
faktor luar dirinya, seperti lingkungan sosial atau biologis, sedangkan hakikat
manusia voluntaristik menganggap bahwa perilaku manusia ditentukan oleh pilihan
bebas dirinya.
 Metodologi, yaitu asumsi tentang cara melakukan penelitian dalam akuntansi
keperilakuan. Metodologi dapat bersifat nomotetik atau ideografik. Metodologi
nomotetik menganggap bahwa tujuan penelitian adalah untuk menemukan hukum-
hukum umum yang berlaku untuk semua kasus, sedangkan metodologi ideografik
menganggap bahwa tujuan penelitian adalah untuk memahami makna-makna khusus
yang berlaku untuk kasus tertentu.
Resume Diskusi Materi
“Riset Akuntansi Keprilakuan”
1. Pertanyaan: Bagaimana metode riset pada Akuntansi Keperilakuan dapat
memberikan kontribusi pada pengembangan pedoman etika baru dalam praktik
akuntansi dan pengawasan keuangan?
1. Memahami Perilaku Manusia: Akuntansi Keperilakuan berfokus pada karakteristik
perilaku manusia dalam mengelola keuangan.
2. Mengidentifikasi Masalah: Akuntansi Keperilakuan dapat membantu mengidentifikasi dan
mengantisipasi masalah-masalah akuntansi yang dapat menimbulkan dampak negatif pada
laporan keuangan perusahaan.
3. Meningkatkan Akurasi Informasi: Akuntansi Keperilakuan berkontribusi pada penyusunan
laporan keuangan perusahaan yang akurat. Pedoman etika baru dapat mencakup prinsip-
prinsip untuk memastikan akurasi dan integritas informasi.
4. Mengarahkan Riset Masa Depan: Riset Akuntansi Keperilakuan sering memberikan
kontribusi hasil temuan, dan memberikan kerangka dan arah untuk riset di masa yang akan
datang.
5. Menggabungkan Disiplin Ilmu: Akuntansi Keperilakuan bersifat kualitatif dan
menggabungkan konsep-konsep dari psikologi, sosiologi, dan ekonomi.
2. Pertanyaan: Apakah dalam penemuan masalah di akuntansi keprilakuan boleh
menggunakan pengalaman pribadi peneliti?
Riset yang berdasarkan pengalaman pribadi bisa disebut dengan penelitian empiris,
penelitian empiris merupakan penelitian yang objeknya mengenai gejala-gejala, peristiwa,
dan fenomena yang terjadinya di masyarakat, lembaga atau negara yang bersifat non pustaka
dengan melihat fenomena yang terdapat di masyarakat. sumber data empiris bisa melalui
wawancara, observasi dan kuisioner. Contohnya penelitian empiris, pengaruh penggunaan
pembayaran paylater "bayar nanti" terhadap perilaku konsumtif mahasiswa universitas
Widyatama. metode riset yang digunakan yaitu kuisioner yang didalamnya terdiri dari
pertanyaan pengalaman pengguna paylater seperti kepuasan pelanggan, kemudahan
menggunakan paylater, keamanan data dll.
Dalam penemuan masalah dalam akuntansi keperilakuan boleh menggunakan
pengalaman pribadi. Secara umum, sumber penemuan masalah pada bidang ini
dikelompokkan kedalam dua faktor, dan salah satu faktornya dihasilkan dari pengalaman
pribadi si peneliti atau di sebut pendekatan empiris (empirical approach). Jika ditarik kalimat
tentang pengalaman pribadi, berarti terdapat suatu kejadian yang pernah bersinggungan dan
dirasakan seseorang dalam kehidupan yang biasanya akan berbekas dalam hidupnya.
Pengalaman pribadi peneliti dapat menjadi sumber inspirasi untuk penelitian, tetapi
penting untuk memastikan bahwa penelitian tersebut didasarkan pada metodologi yang kuat
dan data empiris yang dapat diuji secara obyektif. Hal ini akan memastikan bahwa temuan
dalam penelitian akuntansi keprilakuan dapat diandalkan dan relevan untuk kontribusi
ilmiah.
3. Pertanyaan: Bagaimana peran akuntansi keperilakuan dalam proses
pengambilan keputusan baik secara individu maupun secara kelompok di dalam
sebuah perusahaan ?
Akuntansi keperilakuan dapat membantu dalam pengambilan keputusan karena akuntansi
perilaku menyajikan data para pegawai mengenai perilaku, dan sikap sebelum perusahaan
dapat mengetahui apakah pegawai perusahaan tersebut sudah mencapai target atau belum,
karena pada dasarnya sikap individu dapat mempengaruhi segala proses pengambilan
keputusan. Maka dari itu akuntansi perilaku sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk
mengetahui sikap dan perilaku pegawai sebelum mengambil keputusan.
Akuntansi keperilakuan, atau disebut juga dengan "behavioral accounting," merupakan
pendekatan yang mempertimbangkan faktor-faktor psikologis, sosial, dan perilaku dalam
proses akuntansi dan pengambilan keputusan. Peran akuntansi keperilakuan dalam proses
pengambilan keputusan di perusahaan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Mempertimbangkan Faktor Psikologis: Akuntansi keperilakuan memerhatikan bagaimana


psikologi individu atau kelompok dapat memengaruhi cara informasi keuangan dipahami,
diinterpretasikan, dan digunakan dalam pengambilan keputusan. Misalnya, bagaimana bias
kognitif atau emosi dapat memengaruhi penilaian kinerja atau risiko investasi.

Perbaikan Pengambilan Keputusan: Dengan memahami faktor-faktor psikologis dan


perilaku, perusahaan dapat merancang sistem akuntansi yang lebih baik, menyajikan
informasi yang lebih relevan, dan mendorong pengambilan keputusan yang lebih baik.

Evaluasi Kinerja dan Insentif: Akuntansi keperilakuan juga membantu dalam merancang
sistem insentif yang tepat untuk manajemen dan karyawan. Hal ini dapat mendorong perilaku
yang diinginkan dan menghindari perilaku yang tidak diinginkan.
Mengatasi Bias dan Konflik: Dalam situasi kelompok, akuntansi keperilakuan dapat
membantu mengidentifikasi dan mengatasi konflik kepentingan serta bias yang mungkin
muncul dalam pengambilan keputusan, terutama dalam hal pengelolaan sumber daya
keuangan.

Penyajian Informasi yang Lebih Baik: Akuntansi keperilakuan berusaha untuk


menyajikan informasi keuangan dengan cara yang lebih mudah dimengerti dan relevan bagi
pengambil keputusan. Ini dapat membantu meminimalkan kesalahan atau kesalahpahaman
dalam interpretasi data.
4. Permasalahan profesi akuntansi sekarang ini banyak dipengaruhi masalah
kemerosotan standar etika dan krisis kepercayaan. Krisis kepercayaan ini
seharusnya menjadi pelajaran bagi para akuntan untuk lebih berbenah diri,
memperkuat kedisiplinan mengatur dirinya dengan benar, serta menjalin
hubungan yang lebih baik dengan para klien atau masyarakat luas. Dalam
melakukan penelitian akuntansi, masalah etika apa saja yang terjadi selama ini?
Dan mengapa perlu etika dalam penelitian?
Masalah etika dalam penelitian akuntansi dapat mencakup beragam aspek, termasuk:
1. Ketidakjujuran. Ini mencakup tindakan seperti memanipulasi data,
menghasilkan hasil yang palsu, atau penyalahgunaan dana penelitian.
2. Pelanggaran Kerahasiaan. Peneliti harus menjaga kerahasiaan informasi yang
diperoleh selama penelitian, dan pelanggaran kerahasiaan dapat terjadi jika
peneliti secara tidak sah mengungkapkan informasi pribadi atau rahasia bisnis.
3. Konflik Kepentingan. Konflik kepentingan mungkin timbul jika peneliti
memiliki kaitan pribadi atau finansial dengan subjek penelitian atau sponsor
penelitian.
4. Pelanggaran Hak Cipta. Peneliti harus menghormati hak cipta dan tidak
menggunakan karya orang lain tanpa izin atau pengakuan yang sesuai.

Etika dalam penelitian memiliki pentingnya karena:


1. Membangun Kepercayaan Publik. Prinsip-prinsip etika penelitian membantu
membangun kepercayaan publik terhadap proses dan hasil penelitian.
2. Memastikan Integritas Penelitian. Etika penelitian memastikan bahwa
penelitian dilakukan dengan integritas dan kejujuran.
3. Perlindungan Subjek Penelitian. Praktik etika penelitian melindungi subjek
penelitian dari potensi risiko atau eksploitasi.
4. Meningkatkan Kualitas Penelitian. Etika penelitian berkontribusi pada kualitas
penelitian dengan memastikan bahwa hasilnya valid dan dapat dipercaya.

5. Pertanyaan: Riset umumnya mencakup dua tahap yaitu penemuan masalah dan
pemecahan masalah, menurut kelompok 3 atau kelompok yg lain lebih sulit yang
mana tahapannya apakah penemuan masalah atau pemecahan masalah? kemudian
mohon dijelaskan alasannya?
Penelitian dapat dilihat sebagai proses yang mencakup dua tahap: penemuan masalah dan
pemecahan masalah. Menurut saya penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang
paling sulit dan krusial, karena masalah penelitian mempengaruhi strategi yang akan
diterapkan dalam pemecahan penelitian. Tahap penemuan masalah penelitian itu sendiri
meliputi identifikasi bidang masalah, penentuan atau pemilihan pokok masalah (topik), dan
perumusan atau formulasi masalah. Hali ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Einstein
dan Infeld pada tahun 1938, formulasi masalah penelitian sering merupakan tahap penelitian
yang jauh lebih esensial dibandingkan dengan tahap pemecahan masalah. Isaac dan Michael
pada tahun 1989 pun berpendapat bahwa formulasi masalah penelitian dengan baik
merupakan setengah dari tahap pemecahan masalah. Masalah penelitian sering dirumuskan
terlalu umum sehingga dengan pokok permasalahan yang tidak jelas akan menyulitkan
pemecahan masalah. Sedangkan tahap pemecahan masalah meliputi penentuan konsep-
konsep teoritis yang ditelaah, dan pemilihan metode pengujian data. Semakin spesifik
perumusan masalah penelitian semakin mudah untuk dilakukan pengujian secara empiris.
Mengingat pentingnya tahap penemuan masalah penelitian, perlu pendekatan sistematis untuk
merumuskan masalah penelitian yang baik sehingga memudahkan tahap pemecahan
masalah.
6. Pertanyaan: Bagaimana kita mengatakan bahwa pernyataan terhadap masalah
yang kita tanyakan sudah dikatakan baik? sementara masalah dalam riset beragam
jenisnya, dan tidak ada satu justifikasi pun yang membenarkan bahwa masalah
yang kita nyatakan sudah pasti benar lalu bagaimana cara masalah tersebut dapat
dipecahkan melalu akuntansi keprilakuan?
Menurut pendapat saya sebuah masalah itu bias, dikarenakan masalah di suatu tempat
mungkin tidak menjadi masalah di tempat lainnya. Sebuah masalah hadir dikarenakan
terdapat kesenjangan antara apa yang di harapkan dengan apa yang terjadi, Sebuah masalah
dapat dipecahkan melalui akuntansi keprilakuan jika pernyataan masalah tersebut dapat
dijadikan rumusan masalah penelitian, lalu dibuat jawaban sementara dalam bentuk hipotesis
dan dibuktikan melalui penelutian.
7. Pertanyaan: Bagaimana cara dalam pemilihan data, sumber dan metode apa
yang digunakandalam pengumpulan data dalam metode riset pada akuntansi
keprilakuan?
Sumber data dapat dikumpulkan dengan dua sumber data yaitu :
1. Data primer, merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau
pihak pertama.
2. Data sekunder, merupakan sumber data riset yang diperoleh secara tidak langsung melalui
media perantara.
Dalam penelitian akuntansi keprilakuan, pemilihan data, sumber data, dan metode
pengumpulan data sangat penting untuk menghasilkan hasil penelitian yang valid dan
relevan. Seperti penelitian pada umumnya, berikut adalah beberapa langkah dan
pertimbangan dalam pengumpulan data dalam metode riset akuntansi keprilakuan:
1. Pemilihan Data:
 Identifikasi Variabel: Tentukan variabel atau fenomena perilaku yang ingin
Anda teliti dalam konteks akuntansi keprilakuan. Misalnya, perilaku manipulasi
laporan keuangan, etika dalam akuntansi, atau perilaku auditor.
 Jenis Data: Tentukan jenis data yang diperlukan, apakah data kualitatif
(misalnya, wawancara, observasi, analisis teks) atau data kuantitatif (misalnya,
survei, analisis statistik).
 Populasi dan Sampel: Tentukan populasi yang akan Anda teliti (misalnya,
auditor perusahaan tertentu) dan metode pengambilan sampel yang akan
digunakan (misalnya, sampel acak sederhana).
2. Sumber Data:
 Wawancara: Anda dapat melakukan wawancara dengan para profesional
akuntansi, manajer, atau auditor untuk mendapatkan wawasan tentang perilaku
mereka dalam konteks tertentu.
 Observasi: Observasi langsung dalam situasi tertentu, seperti audit lapangan,
dapat memberikan data yang berharga tentang perilaku.
 Analisis Dokumen: Anda dapat menganalisis dokumen seperti laporan
keuangan, catatan internal perusahaan, atau dokumen lain yang relevan.
 Survei: Survei dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari responden
dalam jumlah yang lebih besar. Anda dapat merancang kuesioner yang sesuai
untuk mengukur perilaku atau sikap tertentu.
3. Metode Pengumpulan Data:
 Kualitatif: Metode kualitatif seperti wawancara mendalam, analisis isi teks,
atau analisis grounded theory dapat digunakan untuk memahami motivasi,
persepsi, dan konteks perilaku.
 Kuantitatif: Metode kuantitatif seperti survei dengan skala penilaian,
eksperimen, atau analisis statistik dapat digunakan untuk mengukur dan
menganalisis data secara lebih terstruktur.
 Triangulasi: Menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif, atau
menggunakan beberapa sumber data berbeda, dapat meningkatkan validitas hasil
penelitian.
 Selain itu, dalam penelitian akuntansi keprilakuan, penting untuk
mempertimbangkan etika penelitian, yaitu hak dan kenyamanan responden atau
subjek penelitian. Dengan menggunakan metode pengumpulan data yang sesuai
dan menganalisis data dengan cermat, Anda dapat memperoleh pemahaman yang
lebih baik tentang perilaku dalam konteks akuntansi.

8. Pertanyaan : Dalam metode riset pada akuntansi keprilakuan kendala apa saja
yang sering ditemukan ketika melakukan suatu penilitian?
- Ketidaksesuaian antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan pelaksanaan.
Contoh ketidaksesuaian dapat terjadi jika organisasi Anda sudah merencanakan suatu hal
dalam rencana induk (master plan/ blue print/ corporate planning) dengan waktu yang sudah
direncanakan, tetapi hingga waktu yang sudah direncanakan hal tersebut tidak dilakukan.
- Adanya penilaian atau pengaduan yang sifatnya negatif.
Contoh masalah yang dapat diangkat dari poin ini adalah adanya hasil penilaian (assessment)
terhadap hal-hal yang ada dalam organisasi. Dari penilaian tersebut terjadi ketidaksesuaian
dengan yang diharapkan oleh organisasi.
- Adanya kompetisi.
Contoh dari poin ini berkaitan dengan adanya organisasi/ perusahaan lain yang memiliki
produk atau layanan dengan segmen pasar yang menjadi targetnya sama dengan organisasi/
perusahaan kita, sehingga terjadi kompetisi. Bagaimana kompetisi bisa menjadi masalah?
Jika kompetisi tersebut telah membuat kita menjadi kalah bersaing dalam berbagai hal
sehingga kita memiliki poin atau peringkat yang rendah. Tentu hal tersebut menjadi sesuatu
yang tidak diharapkan.
- Ketidaksesuaian antara teori dengan praktik yang terjadi.
Contoh ketidaksesuaian dapat terjadi jika misalnya suatu teori menyatakan dengan
meningkatkan variabel tertentu, maka produktivitas kerja akan bertambah. Namun, ternyata
hal tersebut justru menurunkan produktivitas kerja atau mungkin teori tersebut tidak
terlaksana di lapangan.
- Penyimpangan antara aturan dan pelaksanaan.
Contoh dari poin ini berkaitan dengan adanya aturan tertentu yang mewajibkan untuk
melakukan sesuatu, tetapi ternyata tidak dilaksanakan sesuai peraturan tersebut.

9. Pertanyaan: Topik Riset apa saja yang paling dominan mempengaruhi


akuntansi keperilakuan itu sendiri ?
1, Etika Akuntansi: Penelitian tentang bagaimana faktor-faktor etika memengaruhi perilaku
akuntan dan pengambilan keputusan akuntansi.
2.Pengaruh Insentif dan Kompensasi: Penelitian tentang bagaimana sistem insentif dan
kompensasi dapat memengaruhi perilaku individu dalam organisasi, termasuk dalam konteks
akuntansi.

3.Pengambilan Keputusan Keuangan: Penelitian mengenai faktor-faktor psikologis yang


memengaruhi pengambilan keputusan keuangan, seperti risiko, overconfidence, dan bias
keputusan.

4.Hubungan antara Akuntansi dan Manajemen: Penelitian tentang interaksi antara fungsi
akuntansi dan manajemen dalam organisasi, termasuk bagaimana informasi akuntansi
digunakan dalam pengambilan keputusan.

5.Kualitas Pelaporan Keuangan: Penelitian tentang faktor-faktor yang memengaruhi kualitas


laporan keuangan dan transparansi informasi.

6.Audit dan Pengendalian Internal: Penelitian tentang efektivitas audit dan sistem
pengendalian internal dalam mengendalikan perilaku keuangan dan akuntansi.

7.Pengaruh Regulasi: Penelitian tentang bagaimana regulasi dan peraturan pemerintah


memengaruhi perilaku akuntansi dan pelaporan keuangan.

8.Budaya Organisasi: Penelitian tentang bagaimana budaya organisasi dapat memengaruhi


perilaku akuntansi, termasuk praktik etika dan norma-norma yang diterapkan.

Resume Diskusi Materi


“Pengendalian Keuangan”
Pengendalian Keuangan dalam konteks mata kuliah Akuntansi Keperilakuan adalah suatu
upaya atau proses yang dilakukan oleh organisasi atau entitas untuk mengelola dan
mengawasi keuangan mereka dengan cara yang efisien, efektif, dan etis. Berikut adalah
kesimpulan mengenai Pengendalian Keuangan dari mata kuliah Akuntansi Keperilakuan:
1. Pengendalian Internal. Pengendalian Keuangan melibatkan penggunaan sistem
pengendalian internal yang kuat untuk melindungi aset organisasi, memastikan
keakuratan catatan keuangan, dan mencegah penyalahgunaan dana. Ini termasuk
pembagian tugas, otorisasi, dan audit internal.
2. Etika dalam Keuangan. Mata kuliah Akuntansi Keperilakuan menekankan pentingnya
etika dalam mengelola keuangan. Etika keuangan mencakup integritas, transparansi, dan
kejujuran dalam pelaporan keuangan dan pengambilan keputusan keuangan.
Dalam kesimpulan, Pengendalian Keuangan dalam mata kuliah Akuntansi Keperilakuan
mencakup pengelolaan keuangan yang efisien, etis, dan transparan, dengan fokus pada
pengendalian internal, manajemen risiko, dan pelaporan keuangan yang akurat. Hal ini
merupakan elemen kunci dalam memastikan kelangsungan dan integritas keuangan suatu
organisasi.
12. Pertanyaan: Menurut kelompok 4 biasanya masalah-masalah umum apa saja yang
dihadapi dalam pengendalian keuangan suatu perusahaan?
Jawaban 1:
 Arus Kas yang bermasalah
Salah satu masalah keuangan yang sering dihadapi oleh perusahaan adalah masalah
arus kas. Meskipun perusahaan mungkin memiliki laba yang baik, masalah arus kas
dapat menyebabkan kesulitan dalam memenuhi kewajiban keuangan sehari-hari.
Misalnya, penagihan yang lambat dari pelanggan atau keterlambatan pembayaran dari
mitra bisnis dapat menyebabkan penurunan kas yang signifikan. Akibatnya,
perusahaan dapat mengalami kesulitan dalam membayar gaji karyawan, membayar
tagihan, atau memenuhi kebutuhan operasional lainnya.
 Terlalu mengandalkan beban utang
Selain itu, masalah utang juga merupakan masalah yang sering terjadi. Ketika
perusahaan mengandalkan terlalu banyak pada pendanaan eksternal seperti pinjaman
bank atau penerbitan obligasi, mereka dapat terjebak dalam beban utang yang
berlebihan. Jika perusahaan tidak dapat mengelola utang mereka dengan baik, hal ini
dapat menyebabkan pembayaran bunga dan cicilan utang yang berat, mengurangi
likuiditas, serta merusak citra perusahaan di mata kreditor dan investor.
 Pengelolaan modal yang buruk
Masalah lainnya adalah pengelolaan modal kerja yang buruk. Modal kerja merujuk
pada sumber daya keuangan yang digunakan perusahaan untuk menjalankan
operasional sehari-hari. Jika perusahaan tidak mampu mengelola modal kerja dengan
efisien, mereka dapat mengalami kekurangan dana untuk membeli persediaan,
membayar gaji, atau memenuhi kebutuhan bisnis lainnya. Hal ini dapat berdampak
negatif pada operasional perusahaan dan menghambat pertumbuhan bisnis jangka
panjang.
 Kurangnya perencanaan yang matang
Selain itu, kurangnya perencanaan keuangan yang efektif juga dapat menjadi masalah
yang sering dihadapi oleh perusahaan. Tanpa perencanaan keuangan yang matang,
perusahaan mungkin tidak dapat mengantisipasi kebutuhan keuangan masa depan,
menghadapi risiko tak terduga, atau memanfaatkan peluang bisnis yang muncul.
Ketidakmampuan untuk merencanakan keuangan dengan baik dapat menyebabkan
ketidakstabilan keuangan jangka panjang dan menghambat pertumbuhan perusahaan.
 Strategi yang kurang tepat
Dalam menghadapi hal ini, penting bagi perusahaan untuk memiliki strategi dan
kebijakan yang tepat. Pertama, perusahaan harus memastikan bahwa mereka memiliki
manajemen keuangan yang kompeten dan berpengalaman. Manajemen yang efektif
dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi masalah keuangan dengan cepat dan
efisien. Selain itu, perusahaan juga harus melakukan perencanaan keuangan yang
teratur dan memantau arus kas serta posisi keuangan mereka dengan cermat.
Jawaban 2:
Menurut kami kelompok 4 beberapa masalah umum yang dihadapi dalam pengendalian
keuangan suatu perusahaan yang berhubungan dengan akuntansi perilaku menurut para
ahli:
 Pengambilan Keputusan oleh Pengaudit dan Akuntan, Proses pengambilan keputusan
oleh pengaudit dan akuntan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor perilaku, seperti
bias kognitif, tekanan waktu, dan konflik kepentingan1.
 Dampak atas Fungsi Sistem Akuntansi, Fungsi sistem akuntansi, seperti penggolongan
biaya dan audit, dapat dipengaruhi oleh perilaku individu dalam organisasi.
 Dampak Hasil, Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh sistem dapat dipengaruhi oleh
perilaku individu dalam organisasi.
 Aspek Keperilakuan dalam Proses Penganggaran, Proses penganggaran melibatkan
berbagai aspek perilaku, seperti kesesuaian tujuan, implementasi, dan evaluasi.
 Perilaku Manusia terhadap Desain, Konstruksi, dan Penggunaan Sistem Akuntansi.
Sikap dan gaya kepemimpinan manajemen dapat mempengaruhi sifat pengendalian
akuntansi dan desain organisasi.
 Aspek Keperilakuan dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi. Keterlibatan
manajemen puncak dalam pengembangan sistem informasi merupakan hal yang
penting, seperti perencanaan dan analisis sistem, perancangan sistem, dan implementasi
sistem.
Semua masalah ini menunjukkan bahwa perilaku manusia memiliki dampak signifikan
pada fungsi dan efektivitas sistem akuntansi dalam suatu organisasi.

13. Pertanyaan: Suatu proses penting dalam pengendalian biaya-biaya yang tidak
dapat dihindari dan biaya-biaya untuk melakukan rekayasa adalah biaya variabel.
Bagaimana strategi pengendalian biaya variabel seringkali berbeda dalam hal
substansi dengan strategi-strategi pengendalian biaya yang disesuaikan?
Jawaban :
Menurut kami kelompok 4, dalam strategi pengendalian biaya variabel dan biaya yang
disesuaikan seringkali berbeda dalam hal substansi, terutama dalam konteks akuntansi
keperilakuan. beberapa perbedaan utama:

a. Dalam Pendekatan strategi. Strategi pengendalian biaya variabel biasanya melibatkan


pengawasan langsung atas biaya yang berubah sebanding dengan volume kegiatan.
Sebaliknya, strategi pengendalian biaya yang disesuaikan biasanya melibatkan
analisis yang lebih tajam mengenai penyimpangan dengan menggunakan analisis
selisih (variance)
b. Dalam Fokus pembiayaan. Pengendalian biaya variabel biasanya berfokus pada biaya
yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Sementara itu,
pengendalian biaya yang disesuaikan lebih berfokus pada identifikasi dan penanganan
penyimpangan dari standar atau anggaran
c. Dalam Tujuannya. Tujuan dari pengendalian biaya variabel adalah untuk
meminimalkan biaya per unit produksi dan meningkatkan efisiensi operasional.
Sementara itu, tujuan dari pengendalian biaya yang disesuaikan adalah untuk
memastikan bahwa biaya operasional sesuai dengan standar atau anggaran yang telah
ditetapkan.
d. Metode yang di gunakan. Metode yang digunakan dalam pengendalian biaya variabel
biasanya melibatkan teknik akuntansi tradisional seperti analisis biaya-volume-laba.
Di sisi lain, pengendalian biaya yang disesuaikan mungkin melibatkan teknik
akuntansi keperilakuan seperti anggaran fleksibel dan analisis varians.
Dan menurut kelompok kami perlu diingat bahwa kedua strategi ini tidak saling eksklusif
dan seringkali digunakan bersamaan dalam praktek manajemen keuangan.

14. Pertanyaan: Dalam pengendalian keuangan dalam suatu perusahaan erat kaitanya
dengan manajemen keuangan. Umumnya suatu perusahaan memiliki penyusunan
rencana pemasukan dan pengeluaran di suatu periode. Namun bagaimana jika
manajer belum menerapkan penyusunan rencana pemasukan dan pengeluaran,
apa yang akan terjadi? Dan apakah suatu perusahaan dapat berjalan jika tanpa
adanya perencanaan?
Jawaban 1:
perusahaan tanpa perencanaan akan mengalami ketidakpastian dalam pengelolaan
keuangan, kesulitan dalam pengambilan keputusan dan tidak fokus pada tujuan keuangan
baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Perencanaan keuangan itu berbentuk anggaran yaitu adalah alat yang penting dalam
manajemen keuangan yang efektif. Meskipun setiap perusahaan dapat berjalan tanpa
anggaran, hal itu dapat menyebabkan ketidakstabilan, ketidakpastian, dan risiko yang
tidak perlu.
Sebagian besar perusahaan, terutama yang lebih besar atau yang memiliki kompleksitas
keuangan yang tinggi, memanfaatkan anggaran sebagai alat utama dalam mengelola dan
merencanakan keuangan mereka. Anggaran membantu dalam mengendalikan
pengeluaran, mencapai tujuan keuangan, dan memastikan bahwa perusahaan bergerak
menuju keberhasilan jangka panjang
Jawaban 2:
Jika suatu manajer tidak memiliki rencana pemasukan dan pengeluaran, berbagai
masalah dapat muncul:
a. Visi dan Misi Tidak Jelas. Tanpa perencanaan bisnis, kita tidak akan punya tujuan
yang jelas dan terperinci untuk jangka panjang. Visi dan misi bisa berubah-ubah dan
tidak pasti. Anda jadi kebingungan dalam memahami keseluruhan operasional bisnis
yang begitu kompleks. Akibatnya, proses eksekusi ide bisnis yang ada di kepala
Anda menjadi berantakan. Anda tidak punya strategi bisnis yang kuat dan terkonsep
dengan jelas.
b. Tidak Realistis. menjalankan bisnis sesuai ekspektasi di pikiran Anda saja. kita
lebih mengandalkan emosional dan mengabaikan logika berpikir.
c. Risiko Likuiditas. Risiko likuiditas adalah salah satu tantangan utama yang dihadapi
oleh perusahaan di dunia keuangan dan bisnis. Risiko likuiditas dapat muncul dalam
berbagai bentuk dan situasi. Salah satunya adalah ketidakmampuan perusahaan
untuk mengakses cukup dana tunai ketika diperlukan, yang dapat terjadi karena
berbagai faktor seperti penurunan tiba-tiba dalam penjualan, ketergantungan pada
pendanaan jangka pendek, atau perubahan ekonomi yang tidak terduga.
d. Kekurangan biaya atau tidak adanya cadangan biaya. Kekurangan biaya atau tidak
adanya cadangan biaya merupakan salah satu penyebab paling umum hancurnya
sebuah perusahaan.
e. Kerugian Bisnis jika Tidak Memiliki Laporan Keuangan. Jika tidak memiliki
laporan keuangan, otomatis Anda tidak akan mengetahui rincian aset yang memiliki
termasuk investasi jangka panjang dan aset pajak tertanggung yang sangat berharga
untuk pengembangan usaha dan pengurangan pajak yang bisa Anda dapat di
kemudian hari.
Apakah suatu perusahaan dapat berjalan jika tanpa adanya perencanaan?
Suatu perusahaan dapat berjalan tanpa adanya perencanaan, tetapi akan menghadapi
berbagai risiko dan tantangan yang signifikan. Perencanaan adalah proses yang sangat
penting dalam manajemen bisnis karena membantu perusahaan untuk mengidentifikasi
tujuan, mengembangkan strategi, mengalokasikan sumber daya, dan merencanakan
langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan tersebut, meskipun suatu perusahaan
mungkin dapat berjalan tanpa perencanaan, perencanaan adalah komponen penting
dalam menciptakan landasan yang kuat untuk kesuksesan jangka panjang. Perusahaan
yang ingin bertahan dan berkembang dengan baik biasanya akan mengembangkan
perencanaan yang baik sebagai bagian dari praktik manajemen mereka.

15. Pertanyaan: Menurut kelompok 4 contoh riset akuntansi keperilakuan dalam


pengendalian keuangan itu apa saja?
Jawaban 1:
Terdapat beberapa penelitian terdahulu mengenai riset akuntansi keperilakuan dalam
pengendalian keuangan seperti:
 Pengaturan Pengelolaan Keuangan Perusahaan Implementasi Strategi dalam
Keputusan Pendanaan dan Pengendalian Keuangan
P Ariwibowo, AA Seto, A Apriyanti, V Andrianingsih (2022)
 Pengaruh Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern, Pemahaman Basis
Akrual Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah
IAE Kiranayanti, NMA Erawati (2016)
Pengaruh Pengendalian Diri, Literasi Serta Perilaku Keuangan Terhadap
Kesejahteraan Keuangan
L Luis, MN Nuryasman (2020)
Jawaban 2:
Penelitian dalam bidang akuntansi keperilakuan berfokus pada memahami perilaku
individu atau kelompok dalam konteks pengendalian keuangan dan bagaimana perilaku
tersebut memengaruhi keputusan dan praktik akuntansi. Berikut contohnya:
a. Penelitian tentang Etika dalam Akuntansi Keuangan: Penelitian ini memeriksa
perilaku etis atau tidak etis dalam praktik akuntansi keuangan, terutama dalam hal
pelaporan keuangan dan pengendalian internal. Penelitian semacam ini dapat
mengeksplorasi faktor-faktor yang memengaruhi keputusan individu atau tim dalam
mencatat transaksi atau mengungkapkan informasi keuangan yang akurat. Selain itu,
penelitian ini dapat mengevaluasi dampak pelanggaran etika terhadap efektivitas
pengendalian keuangan perusahaan.
b. Studi tentang Kepatuhan Terhadap Pengendalian Keuangan: Penelitian ini fokus
pada perilaku individu atau kelompok dalam hal mengikuti atau mengabaikan
prosedur pengendalian keuangan yang telah ditetapkan. Penelitian semacam ini
dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan terhadap
pengendalian, seperti insentif, tekanan, atau budaya organisasi.
c. Analisis Peran Manajer dalam Pengendalian Keuangan: Penelitian ini dapat
memeriksa bagaimana perilaku manajer keuangan dapat memengaruhi efektivitas
pengendalian keuangan. Ini bisa termasuk penelitian tentang cara manajer
berinteraksi dengan auditor internal atau eksternal, bagaimana mereka mengelola
risiko keuangan, atau bagaimana mereka mengambil keputusan terkait pengeluaran
dan investasi.
d. Penelitian Tentang Pengaruh Kepemimpinan dalam Pengendalian Keuangan: Studi
ini dapat mengeksplorasi bagaimana gaya kepemimpinan dalam organisasi,
khususnya dalam departemen keuangan, memengaruhi praktik pengendalian
keuangan. Apakah kepemimpinan yang mendukung transparansi dan akuntabilitas
berdampak positif pada efektivitas pengendalian keuangan? Bagaimana pengaruh
kepemimpinan dalam pengambilan keputusan keuangan penting?
Setiap contoh riset di atas akan memberikan wawasan yang berharga tentang
bagaimana perilaku individu dan dinamika kelompok dapat memengaruhi pengendalian
keuangan dalam organisasi.

16. Pertanyaan: Salah satu tahap proses administratif dan implementasi pengendalian
yaitu "Operasi". Operasi menyangkut dilakukannya aktivitas operasi dari suatu
organisasi, termasuk didalamnya penyediaan jasa, dan memproduksi produk, dan
juga perlunya fungsi pendukung untuk menjaga keberlangsungan operasi. Jika
manajer kesulitan menjalankan operasional nya karena terhambat cash in, apa
yang bisa dilakukan seorang manager untuk mengatasi nya?

17. Pertanyaan: Dalam rangka pengendalian keuangan, apa yang harus dihindari oleh
manager keuangan agar dapat terhindar dari pengambilan keputusan yang salah?
Jawaban 1:
Manager keuangan perlu menghindari beberapa kesalahan yang umum terkait dengan
pengambilan keputusan keuangan agar dapat menjaga pengendalian keuangan yang baik
dan menghindari kesalahan yang berpotensi merugikan perusahaan.
Pertama, menghindari mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tidak akurat
atau tidak lengkap. Keputusan keuangan harus didukung oleh data yang valid dan
terperinci. Manager keuangan harus memastikan bahwa informasi keuangan yang
digunakan dalam pengambilan keputusan telah diverifikasi dan diverifikasi secara
cermat.
Kedua, menghindari overleverage atau penggunaan terlalu banyak utang. Terlalu banyak
utang dapat meningkatkan risiko finansial perusahaan dan mengancam likuiditasnya.
Manager keuangan harus menjaga keseimbangan yang baik antara utang dan ekuitas
untuk menghindari masalah keuangan yang serius.
Ketiga, menghindari pengambilan keputusan impulsif atau emosional. Keputusan
keuangan harus didasarkan pada analisis yang rasional dan obyektif, bukan pada emosi
atau tekanan eksternal. Keputusan yang dibuat tanpa pertimbangan yang baik dapat
mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.
Keempat, menghindari ketidakpatuhan terhadap peraturan dan undang-undang keuangan.
Pelanggaran hukum keuangan dapat memiliki konsekuensi hukum yang serius dan
merugikan reputasi perusahaan. Manager keuangan harus memastikan bahwa semua
transaksi dan pelaporan keuangan mematuhi peraturan yang berlaku.
Kelima, menghindari ketidaktahuan tentang kondisi ekonomi dan pasar. Manager
keuangan harus tetap up-to-date dengan perubahan dalam lingkungan ekonomi dan pasar
yang dapat memengaruhi bisnis mereka. Ini termasuk pemahaman tentang tren ekonomi,
perubahan suku bunga, dan perubahan dalam persaingan pasar.
Dengan menghindari kesalahan-kesalahan tersebut dan menjalankan praktik
pengambilan keputusan keuangan yang hati-hati dan berdasarkan analisis yang baik,
manager keuangan dapat membantu menjaga pengendalian keuangan yang sehat dan
mendukung keberhasilan jangka panjang perusahaan.
Jawaban 2:
Menurut saya sebagai seorang pengendali keuangan manager harus di dasari oleh data
dan informasi keuangan dalam pengambilan keputusan. Hal yang harus di hindari oleh
manager keuangan dalam pengambilan keputusan yaitu hanya menggunakan insting
tanpa data. Karena dalam pengambilan keputusan sejati nya harus se objektif mungkin.

18. Pertanyaan: Bahwasanya dijelaskan Keuangan merupakan salah satu faktor


penunjang dalam operasional usaha karena setiap pemilik bisnis memerlukan uang
untuk menciptakan kegiatan operasional yang lancar sehingga akan berdampak
bagi kelangsungan usaha jangka panjang. Mengapa pengendalian keuangan
menjadi salah satu faktor keberhasilan suatu usaha itu sendiri ? Dan bagaimana
solusi untuk mempertahankan keberhasilan tersebut!
Jawaban 1:
Fungsi keuangan yang utama adalah dalam hal keputusan investasi, perhitungan biaya,
dan deviden untuk suatu organisasi. Tujuan manajer keuangan adalah untuk
merencanakan guna memperoleh dan mengunakan dana, serta memaksimalkan nilai
organisasi. Ada beberapa kegiatan yang terlibat yaitu :
a. Dalam perencanan dan peramalan, manajer keuangan berinteraksi dengan para
eksekutif yang bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan perencanan strategis
umum.
b. Manajer keuangan harus memusatkan kegiatannya kepada keputusan investasi dan
perhitungan biaya, serta segala hal yang berkaitan dengannya. Perusahaan yang
berhasi biasanya mengalami laju pertumbuhan penjualan yang tinggi, sehingga
memerlukan dukungan penambahan investasi. Para manajer keuangan perlu
menentukan laju pertumbuhan penjualan yang sebaiknya dicapai dan membuat
prioritas atas alternatif investasi yang tersedia.
c. Manjer keuangan harus bekerjasama dengan para manajer lainnya agar perusahaan
dapat beroperasi seefisien mungkin, karena semua keputusan bisnis memiliki
dampak keuangan.
d. Manajer keungan menghubungkan menghubungkan perusahaan dengan pasar uang dan
pasar modal, yang merupakan sumber perolehan dana dan tempat surat berharaga
perusahaan diperdagangkan.
Jawaban 2:
Menurut kami beberapa alasan faktor keberhasilan suatu usaha dalam pengendalian
keuangan yaitu:
 Efisiensi Modal. Pengendalian keuangan membantu meningkatkan efisiensi modal,
memastikan bahwa setiap rupiah yang diinvestasikan memberikan hasil maksimal.
 Membayar Utang. Dengan pengendalian keuangan yang baik, perusahaan dapat
memastikan bahwa semua utang dan kewajiban keuangan dibayar tepat waktu.
 Mengoptimalkan Keuntungan. Pengendalian keuangan membantu perusahaan
mengoptimalkan keuntungan dengan mengidentifikasi area biaya yang dapat
dikurangi dan peluang pendapatan yang dapat ditingkatkan.
 Mengatur Arus Kas. Pengendalian keuangan membantu menjaga arus kas,
memastikan bahwa perusahaan memiliki cukup dana untuk operasional sehari-hari.
 Mengatur Struktur Modal. Pengendalian keuangan juga membantu dalam mengatur
struktur modal, memastikan bahwa perusahaan memiliki campuran yang tepat antara
hutang dan ekuitas.
 Mengawasi Keuangan. Akhirnya, pengendalian keuangan memungkinkan pemilik
bisnis dan manajer untuk mengawasi kondisi keuangan perusahaan secara umum.
Solusi yang dapat membantu mempertahankan keberhasilan pengendalian keuangan
 Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas. Para ahli menyarankan agar
perusahaan meningkatkan transparansi dalam pelaporan keuangan dan memastikan
akuntabilitas yang tinggi dalam pengelolaan keuangan.
 Memperkuat sistem pengendalian internal. Perusahaan perlu memperkuat sistem
pengendalian internal untuk mengidentifikasi dan mengatasi risiko keuangan yang
mungkin timbul. Hal ini meliputi pemisahan tugas, pemeriksaan internal, dan
kebijakan pengendalian yang jelas
 Melakukan evaluasi dan pemantauan secara berkala. Para ahli menekankan
pentingnya melakukan evaluasi dan pemantauan secara berkala terhadap efektivitas
pengendalian keuangan. Hal ini dapat dilakukan melalui audit internal dan eksternal
serta analisis kinerja keuangan secara rutin .
 Menggunakan teknologi informasi yang canggih. Pemanfaatan teknologi informasi
yang canggih dapat membantu perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan
keuangan dengan lebih efisien. Contohnya adalah penggunaan sistem informasi
akuntansi yang terintegrasi dan penggunaan alat analisis keuangan yang canggih.
 Melibatkan manajemen dan karyawan. Keberhasilan pengendalian keuangan juga
bergantung pada keterlibatan aktif manajemen dan karyawan. Para ahli menyarankan
agar manajemen memberikan perhatian yang cukup terhadap pengendalian keuangan
dan melibatkan karyawan dalam proses pengendalian.

19. Pertanyaan: Bagaimana kaitan antara pengendalian keuangan dengan teori


agensi? apa hubungan nya diantara kedua hal tersebut?
Jawaban 1:
Teori agensi memiliki kunci bahwa pemilik sebagai principal dan manajemen sebagai
agen yang memiliki preferensi atau tujuan yang berbeda. Dalam hal ini akan
menimbulkan konflik keagenan karena terdapat perbedaan kepentingan masing-masing
pihak. Prinsipal mengasumsikan tertarik pada pengembalian keuangan yang di peroleh
dari investasi, sedangkan agen memiliki perilaku oportunistik. Dalam hal ini
pengenddalian keuangan dapat menurunkan perilaku oportunistik yang dilakukan
manajer dengan adanya pengaawasan aktivitas perusahaan sehingga dapat meningkatkan
kualitas dan integritas laporan keuangan.
Jawaban 2:
Sebagaimana diketahui, persoalan memperoleh banyak perhatian dalam akuntansi
manajemen, karena pendorong-pendorong sering kali didasarkan pada penilaian variabel
yang berhubungan dangan sistem akuntansi manajemen. Ide-ide mengenai teori agensi
dapat diilustrasikan dengan contoh perjalanan seorang tenaga penjualan yang secara terus
menerus barada jauh dari kantor. Manajer penjualan atau pimpinan akan memiliki sedikit
gagagsan mengenai tingkat usaha yang dilakukan oleh agen tersebut.
Jawaban 3:
a. Teori Agensi: Teori agensi adalah kerangka kerja konseptual yang digunakan untuk
memahami hubungan antara pemilik perusahaan (pemegang saham) dan agen-agen
yang dipekerjakan untuk mengelola perusahaan, seperti manajer. Teori agensi
mengakui adanya konflik kepentingan antara pemilik dan agen karena pemilik ingin
hasil yang maksimal sementara agen mungkin memiliki insentif untuk bertindak
sesuai kepentingan pribadi mereka.
b. Pengendalian keuangan dan teori agensi memiliki hubungan yang erat dalam
konteks manajemen perusahaan dan pengambilan keputusan keuangan.
Pengendalian keuangan dapat dianggap sebagai salah satu alat atau strategi yang
digunakan oleh pemilik perusahaan untuk mengatasi konflik kepentingan yang
mungkin timbul menurut teori agensi. Melalui pengendalian keuangan, pemegang
saham dapat mengawasi aktivitas keuangan perusahaan, memeriksa laporan
keuangan, memastikan akuntabilitas manajer, dan mengambil tindakan jika
ditemukan perilaku yang merugikan perusahaan.
Contoh: Sebagai contoh, pemegang saham dapat menetapkan berbagai aturan dan
prosedur pengendalian keuangan, seperti pemeriksaan internal dan eksternal, audit
independen, atau pembagian bonus berdasarkan kinerja. Semua ini bertujuan untuk
meminimalkan risiko tindakan agen (manajer) yang mungkin merugikan perusahaan.
Jadi, pengendalian keuangan dapat dianggap sebagai alat yang digunakan oleh pemegang
saham untuk mengurangi konflik kepentingan antara pemilik perusahaan dan agen-agen
yang dipekerjakan untuk mengelola perusahaan, sesuai dengan prinsip-prinsip yang
dikemukakan dalam teori agensi.
20. Pertanyaan: Telah dijelaskan bahwa sistem pengendalian diagnostik menciptakan
tekanan yang dapat menimbulkan kegagalan pengendalian bahkan krisis. Jika
kelompok penyaji sebagai manajemen, hal apa yang akan dilakukan untuk
mengantisipasi kegagalan tersebut, bagaimana cara mengimbangi antara
kepercayaan dan sikap skeptis kita ?
Jawaban :
Untuk mengantisipasi kegagalan dalam sistem pengendalian diagnostik, maka hal-hal yg
dapat dilakukan adalah evaluasi resiko, pemantauan berkala, pengujian ulang, pelatihan,
komunikasi, pengembangan rencana darurat, pengawasan independen dan lain
sebagianya. Untuk mengimbangi antara kepercayaan dan sikap skeptis, perlu
mengadopsi pendekatan yang seimbang. Kepercayaan pada sistem adalah hal yang
positif, tetapi itu tidak boleh menggantikan sikap skeptis yang sehat. Sikap skeptis
membantu dalam mengidentifikasi potensi risiko dan kegagalan.

21. Pertanyaan: Bagaimana manager dapat mengelola perubahan dalam pengendalian


manajemen?
Jawaban 1:
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat membantu manajer dalam mengelola
perubahan:
a. Identifikasi Kebutuhan Perubahan: Pertama-tama, manajer harus mengidentifikasi
alasan di balik perubahan dalam pengendalian manajemen.
b. Komunikasikan Visi dan Tujuan: Manajer harus jelas dan terbuka dalam
berkomunikasi mengenai visi dan tujuan perubahan kepada tim dan anggota
organisasi lainnya.
c. Libatkan Stakeholder: Melibatkan semua pihak yang terlibat dalam perubahan
adalah kunci keberhasilan. Ini termasuk karyawan, tim manajemen, dan pihak terkait
lainnya.
d. Rancang Strategi Perubahan: Manajer perlu merancang strategi yang jelas untuk
mengimplementasikan perubahan.
e. Kelola Perubahan Secara Bertahap: Perubahan yang besar sering lebih mudah
diterima jika diimplementasikan secara bertahap.
f. Berikan Dukungan dan Pelatihan: Pastikan bahwa tim memiliki sumber daya dan
pelatihan yang dibutuhkan untuk beradaptasi dengan perubahan.
g. Monitor dan Evaluasi: Manajer harus terus memantau perkembangan perubahan
untuk memastikan bahwa mereka berjalan sesuai rencana. Jika ada masalah atau
hambatan, perlu melakukan perubahan strategi seiring waktu.
h. Revisi dan Kembangkan: Berdasarkan hasil evaluasi, manajer harus siap untuk
merevisi strategi perubahan jika diperlukan.
i. Berikan Penghargaan dan Pengakuan: Akhirnya, manajer harus memberikan
penghargaan dan pengakuan kepada tim dan individu yang berkontribusi dalam
suksesnya perubahan. Ini dapat memotivasi orang untuk terus mendukung perubahan
dan merasa dihargai atas upaya mereka.

Jawaban 2:
Manager dapat mengelola perubahan dalam pengendalian manajemen dengan beberapa
langkah yang efektif. Pertama, mereka perlu mengidentifikasi alasan dan tujuan di balik
perubahan tersebut. Apakah itu untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, atau
meningkatkan akuntabilitas? Memahami tujuan perubahan adalah langkah kunci.
Selanjutnya, komunikasi yang efektif kepada tim dan staf adalah penting. Manager
harus menjelaskan alasan perubahan, manfaat yang diharapkan, dan bagaimana
perubahan tersebut akan memengaruhi tugas dan tanggung jawab individu. Ini
membantu mengurangi ketidakpastian dan kekhawatiran yang mungkin muncul di
antara anggota tim.
Selain itu, manajer perlu memastikan bahwa perubahan tersebut dilakukan dengan
rencana yang baik. Ini mencakup perencanaan yang matang, alokasi sumber daya yang
tepat, dan pengukuran kinerja yang sesuai untuk memantau kemajuan perubahan. Jika
ada hambatan atau masalah yang timbul selama pelaksanaan perubahan, manajer harus
siap untuk menyesuaikan rencana sesuai kebutuhan.
Selanjutnya, melibatkan dan melibatkan karyawan dalam proses perubahan sangat
penting. Menerima masukan mereka, mendengarkan kekhawatiran mereka, dan
memberikan pelatihan atau dukungan yang diperlukan untuk membantu mereka
beradaptasi dengan perubahan adalah bagian integral dari manajemen perubahan yang
berhasil.
Terakhir, manajer perlu memonitor dan mengevaluasi dampak perubahan dalam
pengendalian manajemen secara terus-menerus. Ini melibatkan mengukur kinerja setelah
perubahan diimplementasikan dan membuat penyesuaian jika diperlukan untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini dengan baik, manajer dapat mengelola
perubahan dalam pengendalian manajemen dengan lebih efektif, meminimalkan potensi
resistensi, dan membantu perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang terus
berubah.

22. Pertanyaan: Faktor apa saja sehingga manajemen merubah aturan atau SOP
dalam bekerja secara berulang-ulang?
“Resume Diskusi Aspek Keperilakuan pada Akuntansi Pertanggungjawaban”

12. Pertanyaan : Akuntansi Tradisional dan Akuntansi Keperilakuan, Apa


perbedaan nya?

Jawaban :

Akuntansi Tradisional adalah sistem akuntansi yang lebih fokus pada pencatatan dan
pelaporan transaksi keuangan suatu entitas. Tujuannya adalah untuk menghasilkan laporan
keuangan yang memberikan gambaran tentang kinerja finansial perusahaan dalam hal aset,
kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan biaya. Akuntansi tradisional umumnya mengikuti
standar akuntansi keuangan yang berlaku, seperti International Financial Reporting Standards
(IFRS) atau Generally Accepted Accounting Principles (GAAP).

Akuntansi Keperilakuan (Behavioral Accounting) adalah pendekatan yang


mempertimbangkan faktor-faktor perilaku dan psikologis dalam pengambilan keputusan
akuntansi. Akuntansi keperilakuan mempertimbangkan aspek seperti motivasi, etika, dan bias
kognitif dalam proses pengambilan keputusan akuntansi.

Perbedaannya adalah bahwa akuntansi tradisional lebih menekankan pada aspek teknis
pencatatan dan pelaporan keuangan, sementara akuntansi keperilakuan lebih fokus pada
aspek perilaku dan psikologis yang memengaruhi keputusan akuntansi.

13. Pertanyaan : Masalah-masalah yang terkait dengan keperilakuan dalam


akuntansi pertanggungjawaban dapat berdampak serius bagi individu dan
organisasi. menurut kelompok penyaji, bagaimana perusahaan dalam
mengantisipasi atau menyikapi hal tersebut

Jawaban :

Masalah-masalah keperilakuan dalam akuntansi pertanggungjawaban dapat memiliki


dampak serius bagi individu dan organisasi, termasuk kerugian finansial, reputasi yang rusak,
dan penurunan kepercayaan dari pihak-pihak terkait. Untuk mengantisipasi atau menyikapi
masalah-masalah ini, perusahaan dapat mengambil berbagai tindakan, termasuk:

1. Menerapkan Kebijakan dan Prosedur Etika:

Menetapkan kebijakan yang jelas mengenai etika dan integritas dalam akuntansi dan
pertanggungjawaban. Memastikan bahwa seluruh anggota organisasi memahami dan
mematuhi standar etika yang telah ditetapkan.

2. Memberikan Pelatihan dan Pendidikan:

Menyediakan pelatihan secara teratur kepada karyawan tentang etika, integritas, dan tata
kelola yang baik dalam praktik akuntansi. Ini dapat membantu meningkatkan kesadaran dan
pemahaman terkait dengan keperilakuan yang diharapkan.
3. Memantau dan Mengevaluasi Kinerja:

Melakukan pemantauan terus-menerus terhadap proses akuntansi dan pertanggungjawaban


untuk mendeteksi potensi masalah keperilakuan. Hal ini dapat meliputi pemeriksaan internal
dan eksternal serta pengawasan yang ketat.

4. Mendorong Budaya Transparansi:

Mendorong budaya di mana karyawan merasa nyaman untuk melaporkan potensi


pelanggaran etika atau keperilakuan yang tidak benar. Ini dapat meliputi sistem pelaporan
internal yang aman dan rahasia.

5. Menetapkan Sistem Penghargaan dan Sanksi:

Memberikan penghargaan kepada karyawan yang mematuhi etika dan integritas dalam
praktik akuntansi, serta memberlakukan sanksi yang sesuai untuk mereka yang terlibat dalam
perilaku yang tidak etis atau ilegal.

6. Melakukan Audit dan Pemeriksaan Rutin:

Melakukan audit dan pemeriksaan internal secara teratur untuk memastikan bahwa praktik
akuntansi dan pertanggungjawaban sesuai dengan standar dan kebijakan yang telah
ditetapkan.

7. Mengikuti Standar Profesional:

Mengikuti standar akuntansi dan etika profesional yang berlaku di industri atau negara tempat
perusahaan beroperasi.

8. Melakukan Investigasi Terhadap Pelanggaran:

Jika terjadi dugaan pelanggaran etika atau keperilakuan, perusahaan harus segera melakukan
investigasi menyeluruh dan mengambil tindakan yang diperlukan terhadap pelanggar.

9. Membangun Kesadaran Etika di Seluruh Organisasi:

Membangun budaya di mana etika dianggap sebagai nilai inti dari seluruh organisasi.
Memastikan bahwa etika diintegrasikan dalam setiap aspek operasional.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, perusahaan dapat membantu mengurangi risiko


terkait dengan masalah keperilakuan dalam akuntansi pertanggungjawaban dan memastikan
bahwa operasi mereka dilaksanakan dengan integritas dan kepatuhan yang tinggi terhadap
standar etika.

14. Pertanyaan : Aspek keperilakuan pada akuntansi pertanggungjawaban


sangatlah penting, dimana hal tersebut sangat dipengaruhi oleh sikap dan
perilaku. yang ingin saya diskusikan adalah, menurut kelompok penyaji apakah
sikap yang menentukan perilaku atau perilaku yang menentukan sikap dalam
hal tersebut ?

Jawaban :

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan
sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat
dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau
kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon
yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa sikap yang menentukan perilaku bukan perilaku yang menentukan sikap.

15. Pertanyaan : Mengapa aspek keperilakuan menjadi topik penting dalam


akuntansi pertanggungjawaban?

Jawaban :

Aspek keperilakuan menjadi topik penting dalam akuntansi pertanggungjawaban karena


perilaku individu dalam organisasi memiliki dampak yang signifikan terhadap cara mereka
memahami, menggunakan, dan mengelola informasi keuangan. Karena akuntansi
pertanggungjawaban melibatkan pengukuran kinerja, alokasi sumber daya, dan pengambilan
keputusan terkait, pemahaman tentang perilaku individu dapat membantu meningkatkan
efektivitas sistem pertanggungjawaban.
Contohnya, dalam sistem pertanggungjawaban berbasis kinerja, jika karyawan atau manajer
memiliki perilaku yang cenderung mengejar target kinerja tanpa memperhatikan etika atau
dampak jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan praktik yang tidak etis atau manipulasi
angka-angka dalam laporan keuangan. Sebaliknya, jika individu memiliki perilaku yang lebih
transparan, berintegritas, dan berorientasi pada tujuan jangka panjang perusahaan, sistem
pertanggungjawaban dapat berfungsi lebih baik dalam mencapai tujuan organisasi.

Selain itu, aspek keperilakuan juga penting dalam konteks insentif keuangan. Karyawan yang
dipengaruhi oleh insentif keuangan dapat mengubah perilaku mereka dalam hal bagaimana
mereka melaporkan atau mencatat transaksi keuangan. Memahami bagaimana insentif ini
memengaruhi perilaku individu adalah kunci dalam merancang sistem pertanggungjawaban
yang efektif.

Dengan demikian, aspek keperilakuan menjadi penting dalam akuntansi pertanggungjawaban


karena membantu organisasi memahami dan mengelola faktor-faktor manusiawi yang
memengaruhi integritas, transparansi, dan akurasi dalam pelaporan keuangan serta
pengambilan keputusan yang berkelanjutan.

16. Pertanyaan : Bagaimana akuntansi pertanggungjawaban itu dapat


menyelesaikan konflik kepentingan dalam suatu organisasi?

Jawaban :

Akuntansi pertanggungjawaban, atau biasa dikenal dengan manajemen pertanggungjawaban,


adalah pendekatan dalam manajemen yang bertujuan untuk mengukur, melaporkan, dan
mempertanggungjawabkan kinerja individu atau unit dalam suatu organisasi. Pendekatan ini
dapat membantu menyelesaikan konflik kepentingan dalam organisasi dengan beberapa cara:

-Pemberian Tanggung Jawab yang Jelas: Dengan mengidentifikasi unit-unit atau individu
yang bertanggung jawab atas kinerja tertentu, akuntansi pertanggungjawaban memberikan
kejelasan tentang siapa yang seharusnya melakukan apa. Ini dapat mengurangi ambiguitas
dan konflik terkait tugas dan tanggung jawab.

-Pengukuran Kinerja yang Objektif: Akuntansi pertanggungjawaban menggunakan metrik


kinerja yang objektif dan terukur untuk menilai pencapaian individu atau unit. Ini
mengurangi subjektivitas dalam penilaian kinerja dan dapat menghindari konflik yang
muncul akibat penilaian yang tidak adil.

-Insentif: Dalam konteks akuntansi pertanggungjawaban, sistem insentif dan penghargaan


sering digunakan untuk mendorong kinerja yang lebih baik. Ini dapat mengurangi konflik
antara individu atau unit dengan tujuan untuk mencapai hasil terbaik.

-Transparansi dan Akuntabilitas: Melalui pelaporan kinerja yang teratur, akuntansi


pertanggungjawaban menciptakan transparansi. Dengan mengetahui bahwa kinerja mereka
terpantau dan dievaluasi, individu atau unit lebih cenderung bertanggung jawab atas tindakan
mereka.

Pengelolaan Sumber Daya yang Lebih Efisien: Dengan mengevaluasi kinerja secara terus-
menerus, organisasi dapat mengalokasikan sumber daya dengan lebih efisien. Hal ini dapat
mengurangi konflik terkait alokasi sumber daya yang tidak seimbang.

Namun, perlu diingat bahwa akuntansi pertanggungjawaban bukanlah solusi ajaib untuk
semua konflik kepentingan. Penggunaan yang tepat dan adil dari sistem ini sangat penting.
Kesalahan dalam perancangan atau implementasi sistem ini dapat menciptakan konflik lebih
lanjut. Selain itu, penting untuk memastikan bahwa sasaran yang diukur dan insentif yang
diberikan sesuai dengan tujuan jangka panjang dan visi organisasi.

17. Pertanyaan : Bagaimana korelasi antara pusat pertanggungjawaban dengan


struktur organisasi?

Jawaban :

Untuk berfungsi dengan memadai, pusat pertanggungjawaban seharusnya serupa mungkin


dengan struktur organisasi. Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam mendesai struktur
organisasi dan dalam membebankan tanggung jawab bervariasi dari perusahaan ke

perusahaan tergantung pada pilihan manajemen puncak dan gaya kepemimpinan. Berbagai
pendekatan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai struktur vertical atau horizontal.

1. Struktur Vertikal

Dalam struktur vertical, organisasi dibagi berdasarkan fungsi-fungsi utama. Tanggungjawab


secara keseluruhan untuk fungsi produksi, penjualan, dan keuangan diberikan kepada wakil
direktur, yang mendelegasikan tanggung jawab mereka ke struktur yang dibawahnya sesuai
dengan hierarki. Tetapi, tanggung jawab akhir untuk setiap fungsi tetap berada di tangan
mereka.

2. Struktur Horizontal

Jika maksudnya adalah untuk membebankan tanggung jawab atas laba dan investasi kepada
beberapa direktur, maka struktur horizontal untuk pendelegasian tanggung jawab adalah yang
paling sesuai. Struktur tersebut dapat dibagi berdasarkan produk atau area geografis.
Masingmasing wakil direktur mengendalikan suatu pusat laba atau investasi daripada pusat
pendapatan atau biaya pusat fungsional. Mereka bertanggung jawab atas produksi,
penjualan,dan pendanaan atau dengan kata lain atas seluruh bidang fungsional dalam area
ataukelompok produknya.

18. Pertanyaan : Bagaimana memilih struktur bagi perusahaan?

Tidak satupun struktur tersebut di atas yang lebih superior.

• Efisiensi penggunaannya

bergantung pada berbagai factor lingkungan. Pada perusahaan kecil, presiden direktur
mungkin memilih untuk tetap mengendalikan seluruh aktivitas dan hanya mendelegasiakan
wewenang dan tanggung jawab secara parsial berdasarkan fungsi. Perusahaan yang
menghasilkan dan menjual beberapa produk yang sangat terdiferensiasi mungkin
menggunakan struktur horizontal.
• Jenis struktur yang dipilih akan mempengaruhi jaringan pusat pertanggungjawaban, yang
pada gilirannya berfungsi sebagai suatu kerangka bagi arus data dan kebutuhan
pelaporan.Jawaban :

Akuntansi keperilakuan menekankan pada hubungan antara perilaku manusia dengan


akuntansi itu sendiri. Sementara ilmu keperilakuan adalah subset dari ilmu social, akuntansi
keperilakuan merupakan subset dari keduanya, akuntansi dan ilmu keperilakuan.

19. Pertanyaan : Bagaimana tanggapan melihat perkembangan riset akuntansi


keperilakuan saat ini sehingga dapat memengaruhi pengambilan keputusan
manajer dan dalam aspek mana di lihatnya?

Jawaban :

Perkembangan riset akuntansi keperilakuan saat ini sehingga dapat memengaruhi


pengambilan keputusan manajer adalah bahwa melalui riset akuntansi keperilakuan
digunakan informasi akuntansi yang dirancang untuk berfungsi sebagai suatu dasar bagi
pengambilan banyak keputusan penting di dalam maupun di luar perusahaan. Sistem
informasi dimanfaatkan untuk membantu dalam proses perencanaan, yang berhubungan
untuk memotivasi orang-orang pada semua tingkatan di dalam perusahaan. Umumnya,
prosedur akuntansi digunakan untuk melaksanakan banyak fungsi penting organisasional
yang sudah menjadi sangat teknis secara mendasar. Peningkatan ekonomi yang kontinyu dan
berkelanjutan dari suatu organisasi digunakan sebagai bahan dasar untuk memilih informasi
yang relevan dalam pengambilan keputusan.

20. Pertanyaan : Permasalahan dalam akuntansi pertanggungjawaban ialah


kesulitan dalam klasifikasi biaya. Mengapa hal tersebut terjadi?

Jawaban :

Karakteristik anggaran pertanggungjawaban adalah bahwa manajer pusat


pertanggungjawaban dibebani target kinerja hanya untuk pos -pos pendapatan dan biaya yang
dapat dikendalikan. Biaya yang dapat dikendalikan tidak sama dengan biaya langsung. Ada
banyak biaya langsung, seperti penyusutan peralatan yang tidak dapat dikendalikan pada
tingkat pusat biaya dan yang tidakdapat dimintai pertanggungjawabannya kepada kepala
pusat biaya tersebut. Penyusutan atau biaya lainnya yang serupa dan bervariasi sesuai dengan
rumus yang digunakan untuk perhitungan tidak dipengaruhi oleh tindakan penyelia sehingga
harus dikeluarkan dari anggaran pertanggungjawaban. Biaya ini sebaiknya dimasukkan dalam
anggaran dari tingkat pertanggungjawaban yang lebih tinggi berikutnya di mana terdapat
pengendalian atas hal tersebut.

Proses penyusunan anggaran akan paling efektif jika dimulai dari tingkat organisasi atau
tingkat jaringan paling bawah dan kemudian diteruskan ke tingkat yang lebih tinggi melalui
rantai komando yang berbentuk seperti piramida. Setiap orang yang bertanggung jawab atas
pusat biaya dianggap bertanggung jawab untuk menyiapkan estimasi anggaran untuk pos-pos
beban dapat dikendalikan. Pada tingkat wewenang selanjutnya, estimasi tersebut
ditinjau,dikoordinasikan dan dimodifikasi ketika diperlukan, sampai estimasi tersebut
akhirnya digabungkan kedalam anggaran operasi secara keseluruhan pada tingkat manajemen
puncak.

21. Pertanyaan : Bagaimana karakteristik dan proses penyusunan anggaran


pertanggungjawaban?

Penyusunan anggaran pertanggungjawaban melibatkan sejumlah langkah dan memerlukan


karakteristik khusus untuk memastikan bahwa anggaran tersebut efektif dalam memandu dan
mengelola kinerja pusat pertanggungjawaban. Berikut adalah karakteristik dan proses
penyusunan anggaran pertanggungjawaban:

Karakteristik Anggaran Pertanggungjawaban:

1. Spesifik:

Anggaran pertanggungjawaban harus spesifik dan terinci, mengidentifikasi tujuan dan


sasaran kinerja secara jelas untuk setiap pusat pertanggungjawaban.

2. Terukur (Measurable):

Tujuan dan sasaran dalam anggaran harus dapat diukur dalam satuan finansial atau fisik yang
dapat diamati.

3. Realistis:
Anggaran harus realistis dan dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia. Harus
mempertimbangkan batasan-batasan yang mungkin ada dalam hal sumber daya, personel,
atau kondisi pasar.

4. Fleksibel:

Meskipun anggaran harus realistis, harus juga memungkinkan untuk penyesuaian jika terjadi
perubahan dalam kondisi atau kebutuhan bisnis.

5. Keterlibatan Pusat Pertanggungjawaban:

Pusat pertanggungjawaban yang terlibat dalam pencapaian tujuan harus terlibat dalam proses
penyusunan anggaran. Mereka harus terlibat dalam menetapkan sasaran dan memahami
tanggung jawab mereka.

6. Konsisten dengan Tujuan Organisasi:

Anggaran pertanggungjawaban harus konsisten dengan tujuan dan strategi organisasi secara
keseluruhan.

7. Tepat Waktu:

Anggaran harus disusun dalam jangka waktu yang memadai untuk memungkinkan pusat
pertanggungjawaban untuk mempersiapkan rencana dan strategi mereka.

Proses Penyusunan Anggaran Pertanggungjawaban:

1. Pengidentifikasian Tujuan:

Langkah pertama adalah mengidentifikasi tujuan dan sasaran kinerja yang ingin dicapai oleh
masing-masing pusat pertanggungjawaban. Tujuan ini harus sejalan dengan tujuan dan
strategi organisasi secara keseluruhan.

2. Pengumpulan Informasi:

Pusat pertanggungjawaban harus menyediakan informasi tentang kebutuhan sumber daya,


target kinerja, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pencapaian tujuan mereka.

3. Penetapan Anggaran:
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, anggaran pertanggungjawaban ditetapkan untuk
masing-masing pusat pertanggungjawaban. Ini mencakup alokasi sumber daya seperti biaya
operasional, investasi, dan pendapatan yang diharapkan.

4. Koordinasi dan Review:

Anggaran dari berbagai pusat pertanggungjawaban harus dikonsolidasikan dan direview


secara menyeluruh untuk memastikan konsistensi dan ketercapaian tujuan organisasi secara
keseluruhan.

5. Kesepakatan dan Komunikasi:

Setelah disetujui, anggaran pertanggungjawaban harus disampaikan secara jelas dan


komprehensif kepada semua pihak terkait, termasuk pusat pertanggungjawaban yang
bersangkutan.

6. Pemantauan dan Evaluasi:

Selama periode anggaran, pusat pertanggungjawaban harus memantau kinerja mereka secara
teratur dan membandingkannya dengan anggaran yang telah ditetapkan. Evaluasi terhadap
pencapaian tujuan harus dilakukan dan jika diperlukan, penyesuaian dapat dilakukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

22. Pertanyaan : Apakah akuntansi pertanggungjawaban ada kaitannya dengan


pengendalian keuangan? jika ada mohon dijelaskan dan berikan contohnya.

Jawaban :

kuntansi pertanggungjawaban memiliki kaitan erat dengan pengendalian keuangan dalam


suatu organisasi. Ini karena akuntansi pertanggungjawaban melibatkan pengukuran dan
evaluasi kinerja individu atau unit dalam organisasi, yang pada gilirannya berkontribusi pada
pengelolaan keuangan yang efektif. Berikut adalah beberapa cara di mana akuntansi
pertanggungjawaban terkait dengan pengendalian keuangan:
-pengukuran Kinerja Keuangan: Akuntansi pertanggungjawaban mencakup pengukuran
kinerja finansial individu atau unit, termasuk pendapatan, biaya, laba, atau kerugian. Ini
membantu dalam memahami bagaimana tindakan dan keputusan yang diambil memengaruhi
aspek keuangan organisasi.

-Alokasi Sumber Daya yang Efisien: Dengan membandingkan kinerja berdasarkan metrik
keuangan, organisasi dapat mengalokasikan sumber daya finansial dengan lebih efisien.
Misalnya, jika satu unit bisnis lebih efisien dalam menghasilkan laba daripada yang lain,
sumber daya dapat dialihkan ke unit yang lebih efisien.

-Penghargaan dan Insentif Keuangan: Akuntansi pertanggungjawaban sering digunakan


dalam pengaturan sistem insentif dan penghargaan berdasarkan pencapaian kinerja keuangan.
Contohnya, jika seorang manajer berhasil mencapai target keuangan yang ditetapkan, dia
dapat menerima bonus finansial sebagai insentif.

-Transparansi Keuangan: Melalui pelaporan kinerja keuangan secara teratur, akuntansi


pertanggungjawaban menciptakan transparansi tentang kinerja finansial individu atau unit. Ini
dapat membantu dalam mengidentifikasi potensi masalah keuangan lebih awal dan
mengambil tindakan korektif.

Contoh konkret adalah dalam industri ritel, di mana setiap gerai ritel diukur berdasarkan
penjualan, laba kotor, dan biaya operasionalnya. Jika ada gerai yang tidak mencapai target
penjualan atau tidak efisien dalam mengendalikan biaya, manajemen dapat menggunakan
akuntansi pertanggungjawaban untuk mengidentifikasi masalah dan mengambil tindakan
yang sesuai.

Akuntansi pertanggungjawaban membantu organisasi dalam pengendalian keuangan dengan


memberikan alat untuk mengukur, memantau, dan mengelola kinerja keuangan individu atau
unit, yang pada gilirannya mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik dalam
pengelolaan keuangan perusahaan.

23. Seperti yang kita ketahui ada beberapa jenis pusat pertanggungjawaban, yaitu
pusat pertanggungjawaban biaya, pendapatam, laba dan investasi. Bagaimana
hubungan antara masing-masing pusat pertanggungjawaban dalam suatu
manajemen? Apabila salah satu pusat pertanggungjawaban hasilnya buruk,
maka apa pusat pertanggungjawaban yang lain ikut bertanggungjawab?

Ya ada akitannya, akuntansi pertanggungjawaban memiliki hubungan erat dengan


pengendalian keuangan. Pengendalian keuangan adalah proses dan praktik yang digunakan
oleh organisasi untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan mereka dikelola dengan
efektif, efisien, dan sesuai dengan tujuan organisasi. Akuntansi pertanggungjawaban
memainkan peran penting dalam proses pengendalian keuangan. Berikut adalah beberapa
cara di mana akuntansi pertanggungjawaban berkaitan dengan pengendalian keuangan:

1. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja:

Akuntansi pertanggungjawaban memungkinkan organisasi untuk mengukur dan


mengevaluasi kinerja pusat-pusat pertanggungjawaban. Dengan menganalisis anggaran dan
laporan keuangan, organisasi dapat melihat sejauh mana tujuan keuangan telah tercapai.

Contoh: Sebuah divisi penjualan dalam sebuah perusahaan memiliki anggaran penjualan
tahunan sebesar $1 juta. Dalam akhir tahun, divisi tersebut berhasil mencapai penjualan
sebesar $1,2 juta. Evaluasi ini memberikan gambaran tentang kinerja divisi dalam mencapai
target penjualan.

2. Pemantauan Anggaran dan Varians:

Akuntansi pertanggungjawaban membantu dalam memantau realisasi anggaran dan


mengidentifikasi varian (perbedaan) antara kinerja aktual dan anggaran yang telah ditetapkan.
Ini memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi area-area di mana pengeluaran atau
pendapatan mungkin tidak sesuai dengan rencana.

Contoh: Jika sebuah departemen dianggarkan untuk menghabiskan $10.000 dalam biaya
operasional dalam satu bulan, namun pada kenyataannya menghabiskan $12.000, maka ada
varian negatif sebesar $2.000 yang memerlukan analisis lebih lanjut.

3. Penyusunan dan Pengelolaan Anggaran:

Akuntansi pertanggungjawaban membantu dalam proses penyusunan anggaran


pertanggungjawaban. Ini termasuk alokasi sumber daya finansial ke berbagai pusat
pertanggungjawaban berdasarkan tujuan dan sasaran kinerja yang telah ditetapkan.
Contoh: Sebuah perusahaan menyusun anggaran tahunan untuk departemen produksi. Mereka
menetapkan anggaran sebesar $500.000 untuk biaya produksi dan $100.000 untuk biaya
overhead. Ini memberikan pedoman tentang bagaimana sumber daya harus dialokasikan.

4. Pengendalian Biaya:

Akuntansi pertanggungjawaban membantu dalam pengendalian biaya dengan memonitor dan


mengelola pengeluaran untuk memastikan bahwa tidak ada pemborosan atau pengeluaran
yang tidak diperlukan.

Contoh: Dalam departemen pengembangan produk, manajer mengamati bahwa biaya riset
dan pengembangan telah melebihi anggaran. Mereka dapat mengambil tindakan untuk
memastikan biaya tetap terkendali, seperti meninjau dan mengoptimalkan proses riset.

24. Jelaskan dasar-dasar yg melandasi penyusunan pelaporan pertanggungjawaban


biaya dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional ?

1.Pengidentifikasian Unit Pertanggungjawaban: Sistem akuntansi pertanggungjawaban


tradisional memulai dengan mengidentifikasi unit-unit pertanggungjawaban dalam organisasi.
Ini bisa berupa departemen, proyek, atau unit bisnis yang memiliki tanggung jawab atas biaya
dan kinerja tertentu.

2.Pencatatan Biaya: Biaya-biaya yang relevan untuk setiap unit pertanggungjawaban dicatat
dengan cermat. Ini mencakup biaya langsung dan biaya tak langsung yang dapat
diatribusikan ke unit tersebut.

3. Pengelompokan Biaya: Biaya-biaya yang dicatat kemudian dikelompokkan menjadi


kategori-kategori yang relevan, seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead.

4. Penentuan Biaya Standar: Dalam beberapa kasus, biaya standar ditetapkan sebagai tolok
ukur untuk membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang diharapkan. Biaya standar
menciptakan dasar untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.

5. Perbandingan Kinerja: Setelah biaya dan kinerja direkam, dilakukan perbandingan antara
kinerja aktual dengan standar atau anggaran yang telah ditetapkan. Ini membantu dalam
mengevaluasi apakah unit pertanggungjawaban telah mencapai sasaran.
6. Laporan Pertanggungjawaban: Hasil analisis biaya dan kinerja kemudian dilaporkan
kepada manajemen atau pemilik unit pertanggungjawaban. Laporan ini mencakup informasi
mengenai biaya-biaya, hasil kinerja, varians, danrekomendasi tindakan jika diperlukan.

• Contoh sederhana adalah dalam produksi suatu produk di pabrik. Unit pertanggungjawaban
bisa berupa lini produksi tertentu. Biaya-biaya seperti bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead yang terkait dengan lini produksi tersebut akan dicatat dan
kemudian dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Jika ada varians negatif,
tindakan korektif dapat diambil untuk meningkatkan efisiensi produksi.

-Dasar-dasar ini adalah landasan untuk sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional


dalam mengukur dan melaporkan kinerja biaya unit-unit pertanggungjawaban dalam
organisasi.
Resume Materi
"Aspek Keperilakuan Pada Perencanaan Laba dan Penganggaran"
Aspek keperilakuan dari penganggaran mengacu pada perilaku manusia yang muncul dalam
proses penyusunan anggaran dan perilaku manusia yang didorong ketika manusia mencoba
untuk hidup dengan anggaran. Anggaran seringkali dipandang sebagai penghalang atau
ancaman birikratis terhadap kemajuan karir.
Struktur organisasi, budaya organisasi, gaya kepemimpinan, tingkat partisipasi karyawan
dalam pengambilan keputusan, jumlah slack yang diperbolehkan, dan tingkat tekanan yang
akan di dorong oleh anggaran tersebut adalah beberapa faktor yang akan mempengaruhi
jawabannya.
Meskipun tidak ada jawaban definitif yang dapat diterapkan di semua organisasi, terdapat
beberapa aturan umum yang berlaku. Partisapasi Angkatan kerja dalam pengambilan
keputusan telah ditunjukan memiliki dampak psikologis positif terhadap angkatan kerja dan
meningkatkan kuantitas maupun kualitas dari output pekerja
1. bagaimana cara mengatasi permasalahan keprilakuan dalam penyusunan anggaran
sehingga proses penganggaran dapat sesuai dengan tujuan organisasi?
Jawaban1: Dalam rangka mengatasi permasalahan keperilakuan dalam penyusunan
anggaran agar sesuai dengan tujuan organisasi, organisasi dapat menerapkan berbagai
pendekatan. Salah satunya adalah dengan mempromosikan transparansi dan komunikasi
yang baik di seluruh organisasi. Hal ini memastikan bahwa seluruh anggota tim yang
terlibat dalam penyusunan anggaran memahami dengan jelas tujuan dan prioritas
organisasi, yang pada gilirannya dapat mengurangi potensi konflik kepentingan.
Selain itu, penyusunan anggaran yang realistis juga menjadi faktor kunci. Ketika
anggaran disusun dengan akurat dan mempertimbangkan asumsi-asumsi yang masuk
akal, maka akan lebih sedikit dorongan untuk melakukan tindakan yang tidak etis atau
manipulasi anggaran. Ini dapat menciptakan lingkungan yang mendukung integritas
dalam proses penganggaran.
Selanjutnya, perusahaan dapat mempertimbangkan penerapan sistem insentif yang lebih
seimbang dan tidak hanya berfokus pada pencapaian target keuangan. Dengan demikian,
tindakan yang mendorong pertumbuhan jangka panjang dan keberlanjutan perusahaan
juga dihargai.
Kesadaran akan etika bisnis dan tanggung jawab sosial juga menjadi faktor penting
dalam mengatasi permasalahan keperilakuan. Perusahaan dapat menjalankan pelatihan
etika bisnis dan mengedukasi anggota tim tentang konsekuensi dari tindakan yang tidak
etis.
Dalam rangka menghadapi potensi konflik kepentingan, perusahaan dapat merancang
kebijakan internal yang menjelaskan tata cara penanganan konflik kepentingan. Hal ini
dapat mencakup prosedur untuk melaporkan pelanggaran etika, serta langkah-langkah
penegakan yang jelas.
Dengan mengimplementasikan langkah-langkah ini, organisasi dapat menciptakan
lingkungan yang lebih sehat dan etis dalam penyusunan anggaran, yang pada akhirnya
mendukung pencapaian tujuan organisasi secara lebih efektif.
Jawaban2: Dalam pengertian anggaran yang lebih luas, anggaran berfungsi sebagai alat
untuk mengatur orang-orang dalam organisasi, penyusunan anggaran menjadi kompleks
karena akan berdampak kepada fungsional atau disfungsional suatu sikap dan perilaku
anggota organisasi yang ditimbulkannya. Untuk menghindari terjadinya disfungsional
perilaku anggaran di dalam organisasi, perlu diikutsertakan manajemen pada level yang
lebih rendah dalam proses penyusunan anggaran. Para bawahan yang ikut dilibatkan di
dalam penyusunan anggaran akan mempunyai tanggung jawab dan konsekuensi moral
serta pengetahuan mengenai usaha yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja
sesuai dengan yang telah ditargetkan. Partisipasi penganggaran merupakan pendekatan
manajerial yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasional baik individual
maupun kinerja manajerial di dalamnya.
2. jika suatu penyusunan anggran sudah sesuai dengan tujuan organisasi, bagaimana dengan
kondisi perusahaan yang belum bisa mencapai tujuan yang di harapkan dari organisasi
tersebut?
Jawaban1: tentunya perlu dilakukan evaluasi, apa yang menjadi kendala dalam suatu
penyusunan anggaran dalam suatu organisasi atau perushaan mengapa bisa tidak atau
belum seperti tujuan yang diharapkan
Jawaban2: Suatu anggaran merupakan proses yang melibatkan estimasi pengeluaran dan
pendapatan yang telah di tinjau serta dikoordinasikan. Jika terjadi suatu kondisi dimana
organisasi tidak dapat menjalankan anggaran tersebut, maka yang dapat dilakukan adalah
modifikasi sehingga estimasi tersebut dapat dijalankan.
Jawaban3: Maaf mungkin maksud pertanyaan kang Dinar, saat penyusunan anggaran
sudah diselaraskan dengan tujuan organisasi, namun pada saat pengimplementasiannya
tujuan organisasi tersebut tidak tercapai ?
Tujuan organisasi bisa sangat beraneka ragam tergantung jenis organisasi tersebut.
Sebagai contoh, organisasi profit oriented didominasi oleh perusahaan-perusahaan, badan
usaha, dan lain lain yang menjadikan keuntungan finansial sebagai tujuan utama
organisasi. Namun terdapat juga organisasi non-profit oriented yang tidak menjadikan
keuntungan finansial tujuan utama, contoh terbesar adalah organisasi pemerintahan,
kesejahteraan masyarakat adalah tujuan utama dari jalannya suatu pemerintahan. Tujuan
organisasi secara umum adalah untuk mencapai atau merealisasikan keinginan atau cita-
cita bersama dari tiap anggota organisasi untuk mendapatkan keuntungan dan
keberhasilan dari tujuan organisasi serta untuk mengatasi terbatasnya kemandirian dan
kemampuan pribadi untuk mencapai tujuan Bersama. Juga untuk meningkatkan
kemampuan anggota organisasi dalam mendapatkan sumber daya dan dukungan dari
lingkungan. Tentunya dalam perjalanan untuk mencapai target kerja dibutuhkan juga
strategi spesifik dan terukur misalnya lakukan strategi dengan konsisten, menghindari
kebiasaan buruk dalam bekerja, mulai dari target terkecil, kegagalan kemarin menjadi
cambuk, menerapkan manajemen waktu kerja dengan efektif dan efisien, didukung juga
oleh kondisi lingkungan, seperti kondisi sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi menjadi
pendukung dalam mencapai tujuan dari organisasi yang telah ditentukan.
Jawaban4: Ada beberapa mengatasi permasalahan keperilakuan yang berhubungan
dengan proses penyusunan anggaran pada tahap: a) Penetapan Tujuan; b) Keselarasan
Tujuan; c) Partisipasi; d) Manfaat Partisipasi; e) Batasan dan Permasalahan Partisipasi; f)
Implementasi; g) Pengkomunikasian Anggaran; h) Kerjasama dan Koordinasi; i)
Pengendalian dan Evaluasi Kinerja;
Jawaban5: Partisipasi anggaran merupakan suatu keuntungan sekaligus kelemahan dalam
perencanaan anggaran. Partisipasi dalam penetapan tujuan mempunyai keterbatasannya
tersendiri. Proses partisipasi memberikan kekuasaan kepada para manajer untuk
menetapkan isi dari anggaran mereka. Kekuasaan ini bisa digunakan dengan cara yang
memiliki konsekuensi disfungsional bagi organisasi itu. Sebagai contoh, para manajer
bisa memasukkan “slack organisasional” kedalam anggaran mereka.
Namun dalam partisipasi juga membantu perusahaan dalam menunjang tujuan
organisasi, karena Partisipasi yang berarti juga meningkatkan rasa kesatuan kelompok,
yang pada gilirannya cenderung untuk meningkatkan kerjasama antar anggota kelompok
dalam penetapan tujuan. Tujuan organisasi yang dibantu penetapannya oleh orang-orang
tersebut kemudian akan dipandang sebagai tujuan yang selaras dengan tujuan pribadi
mereka. Proses ini disebut dengan internalisasi tujuan. Partisipasi yang berarti juga
berkaitan dengan penurunan tekanan dan kegelisahan yang berkaitan dengan anggaran.
3. bagaimana suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil dalam penganggaran modal? dan
penyusunan anggaran modal yang seperti apa agar perusahaan dapat berjalan secara
efektif?
Jawaban1: Perusahaan dapat dikatakan berhasil dalam penganggaran modal jika telah
memperhatikan hal-hal berikut:
1. Terdapat durasi yang panjang antara investasi awal dan pengembalian yang
diharapkan.
2. Investasi yang dilakukan dalam sebuah proyek menentukan kondisi keuangan masa
depan suatu organisasi.
3. Proses nya melibatkan risiko tinggi.
Jawaban2: Keberhasilan anggaran terutama akan ditentukan oleh cara pembuatan
anggaran itu sendiri. Program anggaran yang paling berhasil harus melibatkan
manajer dalam tanggungjawab pengendalian biaya untuk membuat estimasi anggaran
mereka sendiri. Pendekatan dalam penyediaaan data anggaran ini
penting terutama apabila anggaran tersebut akan digunakan untuk mengendalikan dan
mengevaluasi aktivitas seorang manajer.
Manajemen harus selalu menyadari bahwa dimensi manusia dalam penganggaran
merupakan faktor kunci. Mudah bagi manajer untuk menguasai
aspek teknis dari program anggaran, tetapi tidak mudah dalam memasukkan aspek
manusia. Manajemen harus ingat bahwa maksud penyusunan anggaran
adalah untuk memotivasi karyawan dan mengkoordinasikan aktivitas. Untuk mendorong
orang supaya bertanggungjawab terhadap penyusunan anggaran
dan terhadap implementasi anggaran untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien, perusahaan perlu mempertimbangkan aspek etika dan
perilaku dalam penganggaran. Dalam perusahaan Anggaran dapat digunakan untuk
memantau kinerja
manajer keuangan. Adapun tujuan anggaran adalah memberikan informasi yang dapat
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan sebagai standar
bagi evaluasi kinerja dan meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar bagian.
4. Bagaimana perusahaan mengatasi potensi konflik kepentingan dalam perencanaan laba
dan penganggaran? Apakah ada praktik-praktik terbaik atau etika bisnis yang diterapkan
untuk memastikan integritas dalam proses ini?
Jawaban1: Perusahaan dapat mengatasi potensi konflik kepentingan dalam perencanaan
laba dan penganggaran dengan menerapkan berbagai praktik terbaik dan mengikuti
prinsip etika bisnis. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
1. Transparansi dan Keterbukaan
2. Pengawasan dan Pengendalian Internal
3. Kode Etik dan Pedoman Perilaku
4. Pelatihan dan Pendidikan
5. Pengelolaan Konflik Kepentingan
6. Pemeriksaan Independen
7. Pelaporan Keuangan Transparan
8. Komitmen Terhadap Integritas
9. Pemantauan dan Evaluasi Terus Menerus
10. Dorong Pelaporan Whistleblower
Penting untuk diingat bahwa menghindari konflik kepentingan dalam perencanaan laba
dan penganggaran adalah esensial untuk mempertahankan integritas perusahaan dan
membangun kepercayaan pemangku kepentingan. Penerapan praktik-praktik terbaik dan
etika bisnis yang kuat akan membantu mencapai tujuan.
Jawaban2: onflik kepentingan merupakan kondisi yang menggambarkan perilaku atau
sikap seorang karyawan yang lebih memprioritaskan kepentingannya sendiri di atas
kepentingan bersama dalam suatu organisasi. Bahkan, hal tersebut dilakukan secara sadar
dan sengaja dengan mengabaikan nilai kejujuran dan keadilan. Konflik kepentingan yang
ada di dalam perusahaan kerap kali bertentangan dengan kode etik sehingga pada
akhirnya akan merugikan perusahaan, konflik kepentingan bisa terjadi di kalangan staf
level bawah hingga atas. Potensi konflik kepentingan dapat dicegah dengan beberapa
cara misalnya menjalankan SOP perusahaan secara tegas, mendukung terciptanya
persaingan yang sehat, mendengarkan keluhan karyawan, dan menciptakan hubungan
yang harmonis ke sesama karyawan.
Jawaban3: Perusahaan umumnya akan mengalami konflik kepentingan, hal yang dapat
dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan pengkomunikasian anggaran. Untuk
menghilangkan beberapa dari masalah potensial, kontroler atau direktur perencanaan
selaku penanggungjawab implementasi anggaran harus menerjemahkan sasaran
organisasi secara keseluruhan kedalam sasaran yang dapat dipahami bagi setiap sub unit
organisasi.
Sasaran tersebut dapat dikomunikasikan dengan sangat efektif jika dijelaskan secara
pribadi dan di lengkapi dengan pedoman tertulis atau diskusi tindak lanjut informal
dengan sub bagian. Yaitu, direktur perencanaan sebaiknya menjelaskan dasar-dasar dari
proses penyusunan anggaran yang menghasilkan jumlah anggaran akhir. Jika tingkat
inflasi, misalnya harus dipertimbangkan Ketika anggaran disusun, kemudian direktur
perencanaan sebaiknya mengidentifikasikan mengapa tingkat tertentu digunakan. Selain
bertujuan untuk menginformasikan manajer tingkat bawah mengenai tingkat bawah
mengenai tanggung jawab mereka, komunikasi atas sasaran anggaran juga dimaksudkan
untuk menenangkan kepercayaan diri karyawan tingkat bawah supaya mengurangi
potensi konflik kepentingan.
5. Penyaji menyampaikan struktur organisasi, budaya kerja, gaya kepemimpinan dan faktor
lainnya yang mempengaruhi perilaku manusia berkaitan dengan budgeting. Struktur
organisasi yang seperti apa yang akan menjamin tidak terjadinya penyimpangan perilaku
pengguna anggaran sehongga anggaran terserap secara efektif dan efesien?
Jawaban1: Untuk memastikan tidak terjadinya penyimpangan perilaku pengguna
anggaran dan agar anggaran terserap secara efektif dan efisien, diperlukan struktur
organisasi yang kuat dan terstruktur dengan baik. Setiap orang dalam organisasi harus
memiliki peran dan tanggung jawab yang jelas terkait dengan penganggaran dan
penggunaan dana. Transparansi harus ditekankan dari tingkat manajemen puncak hingga
tingkat bawah. Informasi mengenai anggaran dan alokasi dana harus dapat diakses oleh
semua pihak terkait dan membangun sistem pengawasan internal yang kuat untuk
memantau dan mengontrol penggunaan dana. Ini dapat melibatkan verifikasi dan
persetujuan dari berbagai tingkatan manajemen.
Jawaban2: Terlebih dahulu saya akan membahas mengenai struktur organisasi :
a. Struktur Vertikal, Tanggungjawab
secara keseluruhan untuk fungsi produksi,
penjualan, dan keuangan diberikan kepada wakil
direktur, yang mendelegasikan tanggung jawab mereka ke struktur yang dibawahnya
sesuai
dengan hierarki. Tetapi, tanggung jawab akhir untuk setiap fungsi tetap berada di tangan
mereka.
b. Struktur Horizontal, dibagi berdasarkan produk atau area geografis. Masingmasing
wakil direktur mengendalikan suatu pusat laba atau investasi daripada pusat pendapatan
atau biaya pusat fungsional. Mereka bertanggung jawab atas produksi, penjualan, dan
pendanaan atau dengan kata lain atas seluruh bidang fungsional dalam area atau
kelompok produknya.
Baik struktur vertikal dan horizontal tidak ada yang dapat menjamin tidak terjadi
penyimpangan perilaku, namun pemilihan struktur memengaruhi jaringan pusat
tanggung jawab yang berfungsi pada kerangka bagi arus data dan kebutuhan pelaporan.
Efisiensi penggunaan dana bergantung pada berbagai faktor lingkungan. Umumnya pada
perusahaan kecil dapat menggunakan struktur vertikal, sedangkan perusahaan yang lebih
kompleks dapat menggunakan strktur horizontal.
6. Bagaimana peran etika dalam konteks perencanaan laba dan penganggaran? Apa saja
permasalahan etika yang mungkin muncul dalam praktik perencanaan laba? Bagaimana
perencanaan laba dan penganggaran dapat memotivasi kinerja individu dan kelompok
dalam organisasi?
Jawaban1: Untuk mendorongorang supaya bertanggungjawab terhadap penyusunan
anggaran dan terhadap implementasi anggaran untuk mencapai tujuan organisasi secara
efektif dan efisien, perusahaan perlu mempertimbangkan aspek etika dan perilaku dalam
penganggaran.
Permasalahan terkait etika yang muncul dalam praktik perencanaan laba :
1. Rasa tidak percaya, dikarenakan dalam penyusunan anggaran menekankan pada hasil
bukan pada alasan.
2. Resistensi, bahwa anggaran menandai dan membawa perubahan, sehingga merupakan
suatu ancaman terhadap status quo.
3. Konflik internal, hal tersebut terjadi karena ketidak mampuan untuk mencapai
kerjasama antar pribadi dan antar kelompok selama penyusunan anggaran.
Salah satu yang dapat membantu memotivasi kinerja individu dalam organisasi untuk
dapat menjalankan perencanaan laba dan pengangaran dengan baik yaitu dengan adanya
Gaya Kepemimpinan. Gaya kepemimpinan juga mempengaruhi lingkungan perencanaan
organisasi. Tetapi, gaya kepemimpinan ini tidak mendorong partisipasi dan dapat
menimbulkan tekanan anggaran yang berlebihan, kegelisahan, dan rusaknya motivasi.
Jawaban2: menjawab pertanyaan ke 3 dari ibu risa. Untuk membuat anggaran berhasil,
karyawan harus dibuat untuk menyadari bahwa fungsi anggaran sebagai wahana yang
positif untuk operasi organisasi yang mulus. Daripada memandang anggaran sebagai cara
yang mengerikan untuk memeras keringat karyawan sampai ke titik penghabisan, orang
harus belajar untuk memandang anggaran sebagai alat untuk menciptakan keselarasan
tujuan dan sebagai standar kinerja yang dimaksudkan untuk memberikan manfaat kepada
seluruh karyawan perusahaan. Manajemen dan tenaga kerja yang berpendidikan
kemungkinan besar akan bekerja sama dalam menyusun anggaran dan rencana laba.
Tanpa pendidikan anggaran, kerja sama semacam itu mustahil akan terjadi. Tanpa
mempedulikan seberapa canggihnya tehnik anggaran, proses anggaran dapat menjadi
pemborosan terhadap dana perusahaan jika masalah potensial tidak dibahas sebelumnya
dan diselesaikan.
7. Bagaimana penyusunan anggaran pada perusahaan agar perusahaan dapat berjalan secara
efektif? dan Mengapa anggaran laba rugi memiliki posisi yang sangat penting bagi
perusahaan?
Jawaban: Menurut sumber yang saya dapat dan bisa dipahami bahwasanya Agar
penyusunan Rencana Anggaran Perusahaan berjalan efektif maka diperlukan langkah
dan strategi sebagai berikut :
• Anggaran disusun berdasarkan divisi, dan setiap divisi dalam perusahaan mengajukan
rencana kegiatan dan anggaran biaya.
•Dalam merumuskan perencanaan pendapatan dan biaya harus dilihat dan dievaluasi
terlebih dahulu dengan data historis laporan keuangan beberapa tahun ke belakang.
•Membandingkan Rencana Anggaran yang telah dibuat dengan laporan keuangan
perusahaan lainnya yang sejenis. •Apakah Biaya yang telah dianggarkan sudah efektif
atau masih bisa dilakukan efisiensi.
•Harus dipisahkan antara penyusunan rencana anggaran terhadap proyek yang saat ini
sedang dikerjakan dengan perencanaan proyek baru untuk masa yang akan datang.
•Pengawasan yang ketat terhadap penggunaan budget perusahaan apakah sudah sesuai
dengan perencanaan awal.
•Membuat Laporan Keuangan Perusahaan lengkap yang berisikan Laporan aktual dengan
analisa perbandingan nilai budget.
•Memberikan penghargaan dan sanksi terhadap pencapaian efisiensi maupun unefisiensi
dari nilai budget.
Untuk menilai keefektifan pengendalian maka penyimpangan yang terjadi dalam
pelaksanaan anggaran dianalisis dan dicari penyebabnya untuk dasar bagi penyusun
anggaran dalam merancang tindakan koreksi yang diperlukan dan untuk penilaian kinerja
penyusun anggaran
Mengapa anggaran laba rugi memiliki posisi yang sangat penting bagi perusahaan?
Laporan anggaran laba rugi menjadi penting dibuat karena bisa menjadi acuan terkait
kondisi finansial usaha atau bisnis yang sedang dijalankan. Laporan laba rugi merupakan
laporan yang menyajikan informasi pengeluaran, pendapatan, serta laba atau rugi yang
dihasilkan perusahaan selama periode tertentu.
8. di lansir oleh portal berita investor.id pada 31 Jul 2023. PT Gudang Garam Tbk
mencatatkan pendapatan yang menurun pada semester I-2023 dibandingkan periode yang
sama tahun sebelumnya. Kendati demikian, perusahaan rokok raksasa tersebut berhasil
menekan biaya pokok penjualan. laporan keuangan Gudang Garam per 30 Juni
2023,Angkanya melonjak 54,4% dari raihan periode yang sama tahun 2022. Sedangkan,
pendapatan perseroan di paruh pertama turun dari Rp 61,67 triliun pada semester I-2022.
Akan tetapi, biaya pokok penjualan berhasil ditekan, dan gudang Garam mencatatkan
pendapatan lainnya. Ujungnya, Gudang Garam sukses membukukan laba yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 3,28 triliun, terbang 243,9% dari Rp
956,14 miliar di paruh pertama tahun lalu. Laba per saham, dasar dan dilusian juga
melompat dari Rp 497 ke Rp 1.709. yang menjadi pertanyaan dari kasus tersebut,
pendekatan apa yang di lakukan gudang garam dalam aspek Keperilakuan Pada
Perencanaan Laba dan Penganggaran yang dapat memberikan hasil yang positif pada
pendapatan di semester pertama?
Jawaban: Gudang Garam, seperti perusahaan lainnya, dapat mengambil beberapa
pendekatan dalam aspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaran untuk
meningkatkan pendapatan di semester pertama. Beberapa langkah yang dapat mereka
pertimbangkan adalah:
Melakukan analisa historis dengan menilai kinerja keuangan disemester pertama di
tahun2 sebelumnya untuk memahami trend . Kemudian tetapkan tujuan yang realistis
dengan menetapkan target pendapatan yang realistis dan dapat dicapai berdasarkan
analisis historis dan kondisi pasar saat ini, memantau dan mengendalikan biaya dengan
cermat untuk memastikan efisiensi operasional, mengidentifikasi segmen pasar yang
berpotensi tinggi dan fokus pada pemasaran dan penjualan untuk segmen tersebut,
mengembangkan produk baru atau meningkatkan produk yang ada untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan dan membedakan diri dari pesaing, mengoptimalkan persediaan
untuk menghindari biaya penyimpanan yang tinggi dan memaksimalkan penjualan,
mengembangkan strategi promosi dan pemasaran yang efektif untuk meningkatkan
kesadaran dan penjualan produk.
9. Bagaimana dampak yang terjadi jika terdapat kesalahan dalam penganggaran modal?
Bagaimana cara mengatasinya serta Apakah aspek keperilakuan sangat bisa
mempengaruhi dalam penganggaran modal itu sendiri?
Berkaitan dengan tujuan yaitu setiap tindakan yang diambil oleh manajer harus sesuai
dengan tujuan perusahaan. Di mana tindakan tersebut harus menguntungkan perusahaan.
Tujuan akan dicapai dalam waktu tertentu dan dari masing-masing manajer memiliki
tenggang waktu yang berbeda dalam mencapai tujuan dibandingkan dengan manajer risk
taker.
Risk adverse : anggaran modal akan sulit dicapai, anggaran akan serendah mungkin,
perusahaan harus hati-hati, sedangkan Risk taker : anggaran modal akan mudah dicapai,
anggaran akan setinggi mungkin.
10. Apakah bila perusahaan telah dapat menyusun anggaran dengan baik maka perusahaan
bersangkutan dipastikan dapat mencapai tujuan perusahaan?
Jawaban1: ya, Anggaran dapat memberikan pedoman yang berguna baik bagi
manajemen puncak maupun manajemen menengah. Anggaran yang disusun dengan baik
akan membuat bawahan menyadari bahwa manajemen memiliki pemahaman yang baik
tentang operasi perusahaan dan bawahan akan mendapatkan pedoman yang jelas dalam
melaksanakan tugasnya.
Jawaban2: Dalam suatu penyusunan anggaran dimana sebuah perencanaan dilakukan,
harapan nya bahwa perusahaan dapat mencapai tujuan yang sudah dibuat. Namun pada
implementasi nya terdapat kondisi-kondisi dimana penyusunan anggaran tidak
dilaksanakan dengan baik, seperti terjadinya over budget dan penyalahgunaan anggaran.
Tugas manajemen yaitu dapat mengendalikan dan mengawasi proses pelaksanaan
anggaran, dan juga melakukan evaluasi jika terjadi suatu penyimpangan.

Anda mungkin juga menyukai