Jawaban :
Disiplin ilmu akuntansi keperilakuan, atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai "Behavioral
Accounting," muncul sebagai hasil dari pemahaman bahwa perilaku manusia memiliki
dampak signifikan dalam konteks akuntansi dan keuangan. Ada beberapa alasan mengapa
disiplin ini muncul:
Perilaku Etis: Keputusan dalam akuntansi seringkali melibatkan pertimbangan etika. Disiplin
ilmu akuntansi keperilakuan mempertimbangkan aspek-etika dalam pengambilan keputusan
keuangan dan akuntansi.
Pemahaman yang Lebih Baik tentang Perilaku Keuangan: Dengan memahami faktor-faktor
psikologis dan sosial yang memengaruhi perilaku keuangan individu dalam organisasi,
perusahaan dapat lebih baik dalam merancang kebijakan dan prosedur yang memotivasi
perilaku yang diinginkan, seperti penghindaran kecurangan.
Peningkatan Pengambilan Keputusan: Ilmu akuntansi keperilakuan dapat membantu para
manajer dan pemimpin perusahaan dalam mengambil keputusan yang lebih baik dengan
mempertimbangkan faktor-faktor manusia yang mungkin terabaikan dalam model-model
tradisional.
Peningkatan Kepatuhan dan Etika Bisnis: Ilmu akuntansi keperilakuan dapat membantu
dalam mempromosikan budaya bisnis yang etis dan meningkatkan kepatuhan terhadap
standar akuntansi dan hukum keuangan.
Dengan demikian, ilmu akuntansi keperilakuan adalah alat yang berguna bagi perusahaan
untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang faktor-faktor manusia dalam konteks
akuntansi dan keuangan, sehingga dapat mengambil keputusan yang lebih baik dan
memajukan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Jawaban :
Akuntansi perilaku dan akuntansi manajemen adalah dua bidang yang berbeda dalam dunia
akuntansi. Akuntansi perilaku lebih berfokus pada aspek psikologis dan perilaku individu
dalam organisasi yang memengaruhi pengambilan keputusan keuangan. Contohnya, analisis
perilaku bisa mencakup penelitian tentang bagaimana insentif finansial memengaruhi kinerja
karyawan atau mengapa seorang manajer lebih suka memilih opsi keuangan tertentu.
Sementara itu, akuntansi manajemen lebih berkaitan dengan penyediaan informasi yang
relevan bagi manajemen dalam pengambilan keputusan strategis dan operasional. Contohnya,
dalam akuntansi manajemen, laporan biaya produksi digunakan untuk membantu manajer
menentukan harga jual yang kompetitif atau mengidentifikasi area di mana efisiensi produksi
dapat ditingkatkan.
Perbedaan utama adalah bahwa akuntansi perilaku lebih mengeksplorasi alasan di balik
tindakan keuangan dan bagaimana mereka dipengaruhi oleh faktor-faktor manusiawi,
sementara akuntansi manajemen lebih berfokus pada pengelolaan informasi keuangan dan
non-keuangan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik dalam organisasi.
Jawaban :
Pelaporan dalam akuntansi perilaku tidak memiliki format khusus seperti laporan keuangan.
Sebaliknya, pelaporan akuntansi perilaku lebih bersifat deskriptif dan berkaitan dengan
perilaku individu atau kelompok dalam organisasi yang memengaruhi pengambilan
keputusan keuangan. Ini bisa berupa laporan tertulis, analisis kualitatif, atau catatan-catatan
yang mencerminkan dampak perilaku tersebut. Beberapa bentuk pelaporan akuntansi perilaku
seperti:
-Laporan Analisis Perilaku: Ini adalah laporan tertulis yang menggambarkan perilaku
individu atau kelompok dalam konteks keputusan keuangan. Laporan ini bisa mencakup
informasi tentang motivasi, insentif, pengambilan risiko, atau pengaruh sosial yang
memengaruhi tindakan keuangan.
-Catatan-catatan Internal: Organisasi bisa menyimpan catatan internal yang mencatat perilaku
karyawan atau manajer yang relevan dengan pengambilan keputusan keuangan. Ini dapat
mencakup catatan rapat, email, atau dokumen lain yang menggambarkan interaksi dan
pertimbangan individu
Contoh: Seorang manajer menyimpan catatan dari pertemuan tim yang menggambarkan
perdebatan dan diskusi tentang alternatif pengendalian biaya dalam proyek tertentu.
Contoh konkret pelaporan akuntansi perilaku adalah laporan evaluasi karyawan yang tidak
hanya berfokus pada pencapaian target kinerja finansial tetapi juga menggambarkan
bagaimana karyawan tersebut berinteraksi dengan tim, apakah mereka berkontribusi positif
dalam budaya perusahaan, atau apakah mereka memiliki dampak positif dalam meningkatkan
kolaborasi. Pelaporan semacam ini membantu manajemen memahami faktor-faktor perilaku
yang memengaruhi kinerja dan pengambilan keputusan organisasi.
Jawaban :
Contohnya, dalam sistem pertanggungjawaban berbasis kinerja, jika karyawan atau manajer
memiliki perilaku yang cenderung mengejar target kinerja tanpa memperhatikan etika atau
dampak jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan praktik yang tidak etis atau manipulasi
angka-angka dalam laporan keuangan. Sebaliknya, jika individu memiliki perilaku yang lebih
transparan, berintegritas, dan berorientasi pada tujuan jangka panjang perusahaan, sistem
pertanggungjawaban dapat berfungsi lebih baik dalam mencapai tujuan organisasi.
Selain itu, aspek keperilakuan juga penting dalam konteks insentif keuangan. Karyawan yang
dipengaruhi oleh insentif keuangan dapat mengubah perilaku mereka dalam hal bagaimana
mereka melaporkan atau mencatat transaksi keuangan. Memahami bagaimana insentif ini
memengaruhi perilaku individu adalah kunci dalam merancang sistem pertanggungjawaban
yang efektif.
Jawaban :
Akuntansi keperilakuan menyajikan data para pegawai mengenai perilaku, dan sikap sebelum
perusahaan mengambil keputusan agar perusahaan dapat mengetahui apakah pegawai
perusahaan tersebut sudah mencapai target atau belum. Karena pada dasarnya sikap individu
dapat memengaruhi segala proses pengambilan keputusan.
Jawaban :
Ketika memilih antara pendekatan dari normatif ke deskriptif dan dari universal ke
kontinjensi dalam riset akuntansi keperilakuan, penting untuk memahami bahwa efektivitas
tergantung pada tujuan penelitian dan konteksnya. Tidak ada satu pendekatan yang mutlak
lebih efektif daripada yang lain.
Jawaban :
Jawaban :
Akuntansi keprilakuan berfokus pada pemahaman tentang bagaimana perilaku individu atau
kelompok memengaruhi pengambilan keputusan keuangan, pelaporan keuangan, dan praktek
akuntansi dalam organisasi bisnis. Ini melibatkan aspek-aspek seperti motivasi, insentif,
etika, dan budaya organisasi yang memengaruhi tindakan keuangan.
Dan juga merupakan perluasan dari akuntansi yang mengintegrasikan aspek-aspek psikologis
dan perilaku manusia untuk lebih memahami dan menjelaskan fenomena dalam konteks
keuangan dan akuntansi.
Manajemen laba adalah praktik yang dapat mempengaruhi akuntansi perilaku dengan cara
yang signifikan. Praktik ini melibatkan manipulasi angka-angka keuangan atau laporan
keuangan untuk menciptakan kesan kinerja yang lebih baik dari pada yang sebenarnya. Hal
ini dapat memotivasi perilaku yang tidak sehat di dalam organisasi. seperti, perusahaan dapat
menunda pengakuan biaya-biaya untuk periode berikutnya atau menggelembungkan
pendapatan untuk menciptakan kesan pertumbuhan yang lebih besar. Akuntansi perilaku
mencerminkan bagaimana individu atau kelompok dalam organisasi bereaksi terhadap
insentif atau tekanan yang timbul akibat praktik manajemen laba.
Peran aspek perilaku dalam perencanaan dan pengendalian biaya sangat penting. Perencanaan
biaya melibatkan pengambilan keputusan tentang anggaran dan alokasi sumber daya.
Perilaku individu dalam organisasi, seperti manajer, dapat mempengaruhi bagaimana biaya-
biaya ini dikelola. Misalnya, jika manajer diberikan bonus berdasarkan pencapaian target
biaya yang rendah, mereka mungkin cenderung melakukan pemotongan biaya yang drastis,
bahkan jika itu berdampak negatif pada kualitas produk atau layanan.
Sementara itu, dalam pengendalian biaya, aspek perilaku memainkan peran penting dalam
memastikan bahwa biaya-biaya terkendali dengan efisien. Pengendalian biaya melibatkan
pemantauan dan pengawasan berkelanjutan terhadap pengeluaran organisasi. semisal, jika
seorang manajer tidak memahami betapa pentingnya pengendalian biaya, ia mungkin akan
mengabaikan langkah-langkah penghematan yang diperlukan.
Jadi, akuntansi perilaku sangat erat kaitannya dengan manajemen laba dan bagaimana
perilaku individu dapat memengaruhi perencanaan dan pengendalian biaya di dalam
organisasi. Pemahaman yang baik tentang hubungan ini dapat membantu organisasi
mengelola biaya dengan lebih efektif dan mencegah praktik manajemen laba yang
merugikan.
10. Pertanyaan : Kenapa sikap (x1), Emosi (x2), motivasi (X3), Persepsi (X4) dapat
mempengaruhi sistem akuntansi (Y) ? apa yang menghubungkan nya?
Jawaban :
Sikap (x1): Sikap karyawan atau individu terhadap pekerjaan mereka, perusahaan, dan sistem
akuntansi dapat mempengaruhi sejauh mana mereka menjalankan tugas akuntansi dengan
baik. Sikap yang positif terhadap akuntansi dapat meningkatkan kepatuhan dan akurasi
pelaporan keuangan.
Emosi (x2): Emosi karyawan dapat memengaruhi kualitas pekerjaan mereka dalam bidang
akuntansi. Emosi yang positif, seperti motivasi tinggi dan kebahagiaan, dapat meningkatkan
produktivitas dan akurasi dalam pengelolaan data keuangan.
Motivasi (x3): Tingkat motivasi karyawan untuk menjalankan tugas akuntansi dengan baik
dapat memengaruhi sejauh mana mereka menginvestasikan waktu dan usaha dalam pekerjaan
tersebut. Motivasi yang tinggi dapat meningkatkan kualitas pengolahan data keuangan.
Persepsi (x4): Persepsi individu terhadap pentingnya sistem akuntansi, kebutuhan untuk
kepatuhan, dan dampak kerja mereka pada keseluruhan perusahaan dapat memengaruhi
sejauh mana mereka mematuhi prosedur akuntansi dan memastikan akurasi dalam laporan
keuangan.
Faktor-faktor ini dapat saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Misalnya, sikap
yang positif terhadap pekerjaan dapat meningkatkan motivasi, yang pada gilirannya dapat
memengaruhi emosi karyawan. Demikian pula, persepsi individu terhadap pentingnya
akuntansi dapat memengaruhi sikap mereka terhadap pekerjaan.
Hasil dari penelitian semacam ini dapat memberikan wawasan kepada perusahaan tentang
bagaimana meningkatkan sistem akuntansi mereka dengan memperhatikan aspek-aspek
keperilakuan ini. Ini bisa mencakup pengembangan kebijakan yang memotivasi karyawan,
meningkatkan persepsi mereka tentang pentingnya pekerjaan mereka, dan menciptakan
lingkungan kerja yang mendukung emosi positif. Semua ini dapat membantu meningkatkan
akurasi, kualitas, dan kepatuhan dalam sistem akuntansi perusahaan.
Jawaban :
Peran riset akuntansi dalam pengembangan praktik akuntansi sangat signifikan. Riset
akuntansi membantu menghasilkan pengetahuan baru, menganalisis tren, dan menyediakan
pandangan yang lebih mendalam tentang berbagai aspek akuntansi, yang pada gilirannya
dapat memengaruhi dan memperbaiki praktik akuntansi. Secara keseluruhan, riset akuntansi
membantu memperbaiki dan mengembangkan praktik akuntansi dengan menghasilkan
pengetahuan baru, mendukung perubahan dalam standar, dan meningkatkan pengelolaan
risiko, transparansi, dan keberlanjutan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa praktik
akuntansi tetap relevan, efektif, dan dapat diandalkan dalam lingkungan bisnis yang terus
berubah
Resume Diskusi Materi
“Perspektif Sejarah dan Filosofi Riset pada Akuntansi”
1. Pertanyaan: Bagaimana perkembangan riset akuntansi keperilakuan saat ini?
sehingga dapat mempengaruhi manager dalam pengambilan keputusan? dan teori
apa yang di gunakan oleh manager dalam pengambilan keputusan tersebut?
Jawaban 1: Manajer dapat menggunakan berbagai teori dalam mengambil keputusan,
tergantung pada situasi dan konteksnya. Beberapa teori yang sering digunakan dalam
pengambilan keputusan manajerial meliputi:
Teori Utilitas: Teori ini berfokus pada bagaimana manajer mencari solusi yang
memberikan keuntungan maksimal dengan mempertimbangkan berbagai faktor
seperti biaya, manfaat, dan risiko.
Teori Pengambilan Keputusan Rasional: Teori ini mengasumsikan bahwa manajer
mengambil keputusan yang sepenuhnya rasional dengan mempertimbangkan
informasi yang lengkap dan menerapkan logika yang konsisten.
Model Pengambilan Keputusan Incremental: Dalam teori ini, manajer cenderung
membuat perubahan kecil dan bertahap dalam keputusan mereka daripada
mengambil langkah-langkah besar yang berisiko.
Teori Kepemimpinan Partisipatif: Ini melibatkan karyawan dalam proses
pengambilan keputusan, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih kolaboratif
dan memungkinkan masukan dari berbagai perspektif.
Pendekatan Perilaku: Teori ini mengakui bahwa manusia cenderung mempengaruhi
oleh faktor-faktor emosional dan sosial dalam pengambilan keputusan, sehingga
manajer dapat menggunakan wawasan psikologi sosial untuk memahami bagaimana
orang merespons dan mengambil keputusan.
Teori Pengambilan Keputusan Grup: Dalam situasi di mana keputusan diperlukan
dari sekelompok orang, manajer dapat menggunakan teori ini untuk memahami
bagaimana dinamika kelompok dapat memengaruhi hasil keputusan.
Selain teori-teori di atas, manajer seringkali menggabungkan elemen-elemen dari
berbagai teori sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi dalam situasi
pengambilan keputusan mereka. Pengambilan keputusan manajerial adalah proses
kompleks yang mempertimbangkan banyak faktor, dan pilihan teori dapat bervariasi
tergantung pada konteks spesifiknya.
Jawaban 2: Riset akuntansi keperilakuan saat ini semakin berkembang seiring dengan
kemajuan teknologi dan perubahan lingkungan bisnis. Riset ini bertujuan untuk
memahami bagaimana perilaku manusia mempengaruhi dan dipengaruhi oleh informasi
akuntansi, baik dalam konteks internal maupun eksternal organisasi. Beberapa topik yang
menjadi fokus riset akuntansi keperilakuan antara lain adalah: etika, budaya, motivasi,
kepemimpinan, komunikasi, kerjasama, konflik, kreativitas, inovasi, stres, emosi, dan
kognisi.
Riset akuntansi keperilakuan dapat membantu manajer dalam pengambilan keputusan
dengan cara memberikan wawasan tentang faktor-faktor yang memengaruhi proses dan
hasil keputusan. Misalnya, riset ini dapat membantu manajer untuk mengetahui
bagaimana cara menyajikan informasi akuntansi yang efektif dan persuasif kepada para
pemangku kepentingan. Riset ini juga dapat membantu manajer untuk mengenali dan
mengatasi bias-bias kognitif yang dapat mengganggu pengambilan keputusan yang
rasional. Selain itu, riset ini dapat membantu manajer untuk meningkatkan kinerja dan
kesejahteraan tim dengan cara memahami faktor-faktor yang memengaruhi kerjasama,
konflik, dan komitmen anggota tim.
Teori yang digunakan oleh manajer dalam pengambilan keputusan bervariasi tergantung
pada situasi dan konteksnya. Beberapa teori yang umum digunakan antara lain adalah:
teori utilitas yang berfokus pada maksimisasi nilai harapan dari pilihan-pilihan yang ada
teori prospek yang berfokus pada dampak dari kerangka acuan dan nilai-nilai subjektif
dari pilihan-pilihan yang ada; teori permainan yang berfokus pada interaksi strategis
antara pemain-pemain yang berhadapan; teori multiatribut yang berfokus pada penilaian
komprehensif terhadap atribut-atribut dari pilihan-pilihan yang ada; dan teori intuitif
yang berfokus pada penggunaan intuisi dan pengalaman dalam pengambilan keputusan.
Jawaban 3: Pada tahun 1970-an terjadi pergeseraan pendekatan riset dalam akuntansi.
Pergesaran ini terjadi karena pendekatan normative tidak dapat menghasilkan teori
akuntansi yang siap digunakan dalam praktek sehari-hari. Sehingga muncul anjuran
untuk memahami berfungsinya suatu system akuntansi secara deskriptif dalam praktek
nyata. Selain itu yang mendasari usaha pemahaman akuntansi secara empiris dan
mendalam adalah gerakan dari masyarakat penliti akuntansi yang menitikberatkan pada
pendekatan ekonomi dan perilaku. Dengan menelaah riset akuntansi keperilakuan
sebelumnya secara khusus, dapat diperoleh suatu kerangka analisis dan diskusi yang
dibatasi pada peluang, terutama pada hasil potensi subbidang dan implikasinya untuk
subbidang akuntansi yang lain. Pengambilan setiap keputusan oleh stakeholder, pasti
dibutuhkan yang Namanya analisis laporan keuangan yang menggambarkan keadaan
yang sebenarnya. Perusahaan dalam menganalisis laporan keuangannya tentu dibutuhkan
analis yang memang benar-benar mumpuni dalam menangani hal tersebut. Bisa
dikatakan bahwa, analis yang memang benarbenar menguasai bidangnya haruslah
memiliki keperilakuan atau behavior yang memang sesuai dan tidak bertentangan dengan
hal tersebut. Singkatnya, bisa dikatakan bahwa ilmu akuntansi itu fleksibel yang
maksudnya bisa dikaitkan dan dikombinasikan dengan bidang ilmu yang lainnya, seperti
ilmu analisis, ilmu sosial dan psikologi. Karena adanya situasi seperti inilah yang
menjadikan Akuntansi Keperilakuan menjadi suatu sistem yang sangat dibutuhkan dalam
pengambilan keputusan karena semua bidang ilmu yang dikombinasikan tentunya saling
terkait satu sama lain.
Jawaban 4: Ada beberapa teori yang paling sering digunakan dalam mengambil
kebijakan yaitu :
1. Teori Rasional Komprehensif: barangkali teori pengambilan keputusan yang biasa
digunakan dan diterima oleh banyak kalangan aadalah teori rasional komprehensif
yang mempunyai beberapa unsur:
a. Pembuatan keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat
dibedakan dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai masalah-
masalah yang dapat diperbandingkan satu sama lain (dapat diurutkan menurut
prioritas masalah)
b. Tujuan-tujuan, nilai-nilai atau sasaran yang menjadi pedoman pembuat keputusan
sangat jelas dan dapat diurutkan prioritasnya/kepentingannya.
c. Bermacam-macam alternatif untuk memecahkan masalah diteliti secara saksama.
d. Asas biaya manfaat atau sebab-akibat digunakan untuk menentukan prioritas.
e. Setiap alternatif dan implikasi yang menyertainya dipakai untuk membandingkan
dengan alternatif lain.
f. Pembuat keputusan akan memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan, nilai,
dan sasaran yang ditetapkan
2. Teori Inkremental
Teori ini dalam mengambil keputusan dengan cara menghindari banyak masalah
yang harus dipertimbangkan dan merupakan madel yang sering ditempuh oleh
pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambail keputusan. Teori ini memiliki pokok-
pokok pikiran sebagai berikut:
a. Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang diperlukan
untuk mencapanya merupakan hal yang saling terkait.
b. Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa alternatif yang
langsung berhubungan dengan pokok masalah, dan alternatif-alternatif ini hanya
dipandang berbeda secara inkremental atau marjinal
c. Setiap alternatif hanya sebagian kecil saja yang dievaluasi mengenahi sebab dan
akibatnya.
d. Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan di redifinisikan secara teratur dan
memberikan kemungkinan untuk mempertimbangkan dan menyesuaikan tujuan
dan sarana sehingga dampak dari masalah lebih dapat ditanggulangi.
e. Tidak ada keputusan atau cara pemecahan masalah yang tepat bagi setiap
masalah. Sehingga keputusan yang baik terletak pada berbagai analisis yang
mendasari kesepakatan guna mengambil keputusan.
f. Pembuatan keputusan inkremental ini sifatnya dalah memperbaiki atau
melengkapi keputusan yang telah dibuat sebelumnya guna mendapatkan
penyempurnaan.
Karena diambil berdasarkan berbagai analisis maka sangat tepat diterapkan bagi
negara-negara yang memiliki struktur mejemuk. Keputusan dan kebijakan diambil
dengan dasar saling percaya diantara berbagai pihak sehingga secara politis lebih
aman. Kondisi yang realistik diberbagi negara bahwa dalam menagmbil
keputusan/kebijakan para pengambil keputusan dihadapkan pada situasi kurang baik
seperti kurang cukup waktu, kurang pengalaman, dan kurangnya sumber-sumber lain
yang dipakai untuk analsis secara komprehensif.
Teori ini dapat dikatakan sebagai model pengambilan keputusan yang membuahkan
hasil terbatas, praktis dan dapat diterima. Ada beberapa kelemahan dalam teori
inkremental ini:
keputusan–keputusan yang diambil akan lebih mewakili atau mencerminkan
kepentingan dari kelompok yang kuat dan mapan sehingga kepentingan
kelompok lemah terabaikan.
Keputusan diambil lebih ditekankan kepada keputusan jangka pendek dan tidak
memperhatikan berbagai macam kebijakan lain
Dinegara berkembang teori ini tidak cocok karena perubahan yang inkremental
tidak tepat karena negara berkembang lebih membutuhkan perubahan yang besar
dan mendasar.
Menutut Yehezkel Dror (1968) gaya inkremental dalam membuat keputusan
cenderung mengahsilkan kelambanan dan terpeliharanya status quo
3. Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scaning Theory)
Beberapa kelemahan tersebut menjadi dasar konsep baru yaitu seperti yang
dikemukakan oleh ahli sosiologi organisasi Aitai Etzioni yaitu pengamatan terpadu
(Mixid Scaning) sebagai suatu pendektan untuk mengambil keputusan baik yang
bersifat fundamental maupun inkremental. Keputusan-keputusan inkremental
memberikan arahan dasar dan melapangkan jalan bagi keputusan-keputusan
fundamental sesudah keputusan-keputusan itu tercapai.
Model pengamatan terpadu menurut Etzioni akan memungkinkan para pembuat
keputusan menggunakan teori rasional komprehensif dan teori inkremental pada
situasi yang berbeda-beda. Model pengamatan terpadu ini pada hakikatnya merupakan
pendekatan kompromi yang menggabungkan pemanfaatan model rasional
komprehensif dan model inkremental dalam proses pengambilan keputusan.
2. Pertanyaan: Teori ekonomi klasik dan teori manajemen klasik berpendapat bahwa
tujuan dari kegiatan bisnis dapat menghasilkan laba maksimal dan karyawan
perusahaan dapat termotivasi oleh faktor ekonomi. Lalu apa kendala saat
penerapan teori ekonomi dan manajemen klasik bagi para pekerja?
Jawaban 1: untuk penerapan teori ekonomi dan manajemen klasik dalam praktik bisnis
dapat menghadapi beberapa kendala dan tantangan. Berikut beberapa kendala yang
mungkin muncul:
Asumsi Vereinfacht (Sederhana): Teori ekonomi klasik sering kali menggunakan
asumsi-asumsi yang sangat sederhana, seperti asumsi bahwa semua individu atau
perusahaan bertindak rasional atau bahwa pasar selalu mencapai keseimbangan.
Dalam dunia nyata, kondisi ini sering kali tidak terpenuhi, dan kompleksitasnya
lebih tinggi.
Ketidakpastian: Teori ekonomi klasik sering mengabaikan ketidakpastian yang ada
dalam lingkungan bisnis. Dalam praktiknya, bisnis seringkali harus berurusan
dengan ketidakpastian ekonomi, politik, dan pasar, yang sulit diprediksi dengan
tepat.
Faktor Manusia: Teori manajemen klasik cenderung mengabaikan faktor manusia,
emosi, dan dinamika sosial dalam organisasi. Pengelolaan manusia dan motivasi
karyawan sering kali lebih kompleks daripada yang dijelaskan oleh teori klasik.
Perubahan Teknologi: Perkembangan teknologi dan inovasi sering kali tidak
diperhitungkan dalam teori ekonomi klasik. Perubahan ini dapat memengaruhi cara
bisnis beroperasi dan berkompetisi.
Globalisasi: Teori ekonomi klasik dikembangkan pada saat ketika globalisasi tidak
sebesar sekarang. Faktor-faktor global seperti perdagangan internasional, mata uang
asing, dan persaingan global memperkenalkan kompleksitas tambahan dalam
pengambilan keputusan bisnis.
Dampak Lingkungan: Teori klasik tidak selalu mempertimbangkan dampak
lingkungan dari aktivitas bisnis. Dalam era ketegangan lingkungan saat ini,
perusahaan harus mempertimbangkan keberlanjutan dan tanggung jawab sosial.
Krisis Ekonomi: Teori ekonomi klasik mungkin kurang relevan dalam menghadapi
krisis ekonomi, seperti resesi atau pandemi, yang memerlukan tanggapan dan
strategi yang lebih fleksibel daripada yang dijelaskan dalam teori tersebut.
Penting untuk diingat bahwa teori-teori klasik masih dapat memberikan dasar yang kuat
untuk pemahaman bisnis dan ekonomi, tetapi mereka harus digunakan dengan bijak dan
disesuaikan dengan realitas saat ini yang lebih kompleks dan berubah-ubah. Kombinasi
antara teori klasik dan pendekatan yang lebih modern dan kontekstual sering kali lebih
efektif dalam mengatasi tantangan bisnis kontemporer.
Jawaban 2: Kelemahan pada teori klasik yaitu peningkatan produktivitas memungkinkan
peningkatan hasil, tetapi sering mengakibatkanpemberhentian pekerja atau diubahnya
upah. Teori ini kurang melihat kebutuhan sosial para pekerja dan tidak pernah
melihatketegangan-ketegangan yang terjadi karena kebutuhan itu tidak terpenuhi. Hal ini
terjadikarena manajer yang mengikuti aliran ini hanya memperhatikan aspek material
dan fisik.
Manajer juga harus mengakui keterbatasan dari perspektif klasik dan menghindari
fokussempitnya terhadap efisiensi dari perspektif penting lainnya. Kekurangan dari
manajemenklasik ialah prespektif tersebut menganggap remeh peran individu dalam
organisasi.
Jawaban 3: Penerapan teori ekonomi klasik dan manajemen klasik, yang menekankan
pada tujuan bisnis untuk mencapai laba maksimal dan motivasi karyawan melalui faktor
ekonomi, memiliki beberapa kendala yang signifikan bagi para pekerja. Pertama, fokus
utama pada laba maksimal seringkali mengakibatkan pemangkasan biaya yang
berlebihan, termasuk pemotongan gaji dan tunjangan karyawan, yang dapat
memengaruhi kesejahteraan mereka. Kedua, pendekatan yang terlalu kuat terhadap
insentif ekonomi dapat mengabaikan aspek-aspek non-materi, seperti pengakuan,
apresiasi, dan keseimbangan kerja-hidup, yang juga penting dalam memotivasi
karyawan. Terakhir, tekanan untuk mencapai laba maksimal kadang-kadang mengarah
pada praktik bisnis yang tidak etis, yang dapat merugikan kepentingan jangka panjang
karyawan dan perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, penting bagi manajemen modern
untuk menggabungkan elemen-elemen dari berbagai teori manajemen, termasuk
pendekatan yang lebih holistik terhadap motivasi dan kesejahteraan karyawan, guna
mencapai kesuksesan jangka panjang yang seimbang dan berkelanjutan.
Jawaban 4: Kendala saat penerapan teori ekonomi dan manajemen klasik bagi para
pekerja adalah sebagai berikut:
Teori ekonomi dan manajemen klasik mengabaikan aspek sosial, psikologis, dan
kesejahteraan pekerja. Teori ini hanya menekankan pada efisiensi, produktivitas, dan
laba tanpa memperhatikan kebutuhan, motivasi, dan kepuasan pekerja. Hal ini dapat
menimbulkan ketidakpuasan, kebosanan, stres, dan konflik di tempat kerja.
Teori ekonomi dan manajemen klasik bersifat kaku, mekanistik, dan birokratis.
Teori ini tidak memberikan ruang bagi kreativitas, inovasi, dan fleksibilitas pekerja.
Teori ini juga tidak mengakomodasi perubahan lingkungan, pasar, dan teknologi
yang terjadi secara dinamis. Hal ini dapat menghambat perkembangan dan adaptasi
perusahaan dalam menghadapi persaingan.
Teori ekonomi dan manajemen klasik menganggap bahwa semua pekerja memiliki
karakteristik yang sama dan dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi saja. Teori ini
tidak membedakan antara pekerja yang berbeda latar belakang, keahlian, minat, dan
tujuan. Teori ini juga tidak mempertimbangkan faktor non-ekonomi seperti
penghargaan, pengembangan diri, partisipasi, dan hubungan interpersonal yang
dapat memotivasi pekerja.
11. Pertanyaan: Topik riset apa saja yang paling dominan dalam memengaruhi
akuntansi keperilakuan ? Serta asumsi asumsi filosofis apa saja dan seperti apa
yang dapat membangun akuntansi keperilakuan ?
Jawaban : Menurut hasil pencarian web yang saya lakukan, topik riset yang paling
dominan dalam memengaruhi akuntansi keperilakuan adalah:
Pengendalian manajerial, yaitu bagaimana informasi akuntansi digunakan untuk
mengendalikan perilaku organisasi dan manajer, serta bagaimana sistem
pengendalian manajerial dapat mempengaruhi motivasi, kinerja, dan kepuasan kerja.
Pemrosesan informasi akuntansi, yaitu bagaimana para pengguna informasi
akuntansi mengambil keputusan dan informasi apa yang dibutuhkan, serta
bagaimana informasi akuntansi diproses, dipilih, dan diinterpretasikan oleh para
pengguna.
Desain sistem informasi akuntansi, yaitu bagaimana sistem informasi akuntansi
dapat dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari berbagai pemangku
kepentingan, serta bagaimana teknologi informasi dapat memengaruhi struktur dan
proses informasi akuntansi.
Pengauditan, yaitu bagaimana perilaku auditor dan klien dapat memengaruhi
kualitas audit, serta bagaimana faktor-faktor psikologis, sosial, dan etis dapat
memengaruhi pertimbangan dan keputusan auditor.
Sosiologi organisasional, yaitu bagaimana kondisi sosial dan kultural dapat
memengaruhi struktur informasi akuntansi, serta bagaimana informasi akuntansi
dapat memengaruhi perilaku sosial dan kultural dalam organisasi.
Asumsi-asumsi filosofis yang membangun akuntansi keperilakuan adalah sebagai
berikut:
Ontologi, yaitu asumsi tentang hakikat atau sifat dari realitas atau objek yang akan
diinvestigasi dalam akuntansi keperilakuan. Ontologi dapat bersifat objektif atau
subjektif. Ontologi objektif menganggap bahwa realitas adalah sesuatu yang ada
secara mandiri dari persepsi manusia, sedangkan ontologi subjektif menganggap
bahwa realitas adalah sesuatu yang dibentuk oleh persepsi manusia.
Epistemologi, yaitu asumsi tentang sifat ilmu pengetahuan, bentuk pengetahuan
yang valid, dan cara mendapatkan pengetahuan. Epistemologi dapat bersifat
positivistik atau interpretatif. Epistemologi positivistik menganggap bahwa ilmu
pengetahuan adalah sesuatu yang objektif, empiris, dan dapat diukur secara
kuantitatif, sedangkan epistemologi interpretatif menganggap bahwa ilmu
pengetahuan adalah sesuatu yang subjektif, kontekstual, dan dapat dipahami secara
kualitatif.
Hakikat manusia, yaitu asumsi tentang sifat dasar manusia dan hubungannya dengan
lingkungan. Hakikat manusia dapat bersifat deterministik atau voluntaristik. Hakikat
manusia deterministik menganggap bahwa perilaku manusia ditentukan oleh faktor-
faktor luar dirinya, seperti lingkungan sosial atau biologis, sedangkan hakikat
manusia voluntaristik menganggap bahwa perilaku manusia ditentukan oleh pilihan
bebas dirinya.
Metodologi, yaitu asumsi tentang cara melakukan penelitian dalam akuntansi
keperilakuan. Metodologi dapat bersifat nomotetik atau ideografik. Metodologi
nomotetik menganggap bahwa tujuan penelitian adalah untuk menemukan hukum-
hukum umum yang berlaku untuk semua kasus, sedangkan metodologi ideografik
menganggap bahwa tujuan penelitian adalah untuk memahami makna-makna khusus
yang berlaku untuk kasus tertentu.
Resume Diskusi Materi
“Riset Akuntansi Keprilakuan”
1. Pertanyaan: Bagaimana metode riset pada Akuntansi Keperilakuan dapat
memberikan kontribusi pada pengembangan pedoman etika baru dalam praktik
akuntansi dan pengawasan keuangan?
1. Memahami Perilaku Manusia: Akuntansi Keperilakuan berfokus pada karakteristik
perilaku manusia dalam mengelola keuangan.
2. Mengidentifikasi Masalah: Akuntansi Keperilakuan dapat membantu mengidentifikasi dan
mengantisipasi masalah-masalah akuntansi yang dapat menimbulkan dampak negatif pada
laporan keuangan perusahaan.
3. Meningkatkan Akurasi Informasi: Akuntansi Keperilakuan berkontribusi pada penyusunan
laporan keuangan perusahaan yang akurat. Pedoman etika baru dapat mencakup prinsip-
prinsip untuk memastikan akurasi dan integritas informasi.
4. Mengarahkan Riset Masa Depan: Riset Akuntansi Keperilakuan sering memberikan
kontribusi hasil temuan, dan memberikan kerangka dan arah untuk riset di masa yang akan
datang.
5. Menggabungkan Disiplin Ilmu: Akuntansi Keperilakuan bersifat kualitatif dan
menggabungkan konsep-konsep dari psikologi, sosiologi, dan ekonomi.
2. Pertanyaan: Apakah dalam penemuan masalah di akuntansi keprilakuan boleh
menggunakan pengalaman pribadi peneliti?
Riset yang berdasarkan pengalaman pribadi bisa disebut dengan penelitian empiris,
penelitian empiris merupakan penelitian yang objeknya mengenai gejala-gejala, peristiwa,
dan fenomena yang terjadinya di masyarakat, lembaga atau negara yang bersifat non pustaka
dengan melihat fenomena yang terdapat di masyarakat. sumber data empiris bisa melalui
wawancara, observasi dan kuisioner. Contohnya penelitian empiris, pengaruh penggunaan
pembayaran paylater "bayar nanti" terhadap perilaku konsumtif mahasiswa universitas
Widyatama. metode riset yang digunakan yaitu kuisioner yang didalamnya terdiri dari
pertanyaan pengalaman pengguna paylater seperti kepuasan pelanggan, kemudahan
menggunakan paylater, keamanan data dll.
Dalam penemuan masalah dalam akuntansi keperilakuan boleh menggunakan
pengalaman pribadi. Secara umum, sumber penemuan masalah pada bidang ini
dikelompokkan kedalam dua faktor, dan salah satu faktornya dihasilkan dari pengalaman
pribadi si peneliti atau di sebut pendekatan empiris (empirical approach). Jika ditarik kalimat
tentang pengalaman pribadi, berarti terdapat suatu kejadian yang pernah bersinggungan dan
dirasakan seseorang dalam kehidupan yang biasanya akan berbekas dalam hidupnya.
Pengalaman pribadi peneliti dapat menjadi sumber inspirasi untuk penelitian, tetapi
penting untuk memastikan bahwa penelitian tersebut didasarkan pada metodologi yang kuat
dan data empiris yang dapat diuji secara obyektif. Hal ini akan memastikan bahwa temuan
dalam penelitian akuntansi keprilakuan dapat diandalkan dan relevan untuk kontribusi
ilmiah.
3. Pertanyaan: Bagaimana peran akuntansi keperilakuan dalam proses
pengambilan keputusan baik secara individu maupun secara kelompok di dalam
sebuah perusahaan ?
Akuntansi keperilakuan dapat membantu dalam pengambilan keputusan karena akuntansi
perilaku menyajikan data para pegawai mengenai perilaku, dan sikap sebelum perusahaan
dapat mengetahui apakah pegawai perusahaan tersebut sudah mencapai target atau belum,
karena pada dasarnya sikap individu dapat mempengaruhi segala proses pengambilan
keputusan. Maka dari itu akuntansi perilaku sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk
mengetahui sikap dan perilaku pegawai sebelum mengambil keputusan.
Akuntansi keperilakuan, atau disebut juga dengan "behavioral accounting," merupakan
pendekatan yang mempertimbangkan faktor-faktor psikologis, sosial, dan perilaku dalam
proses akuntansi dan pengambilan keputusan. Peran akuntansi keperilakuan dalam proses
pengambilan keputusan di perusahaan dapat dijelaskan sebagai berikut:
Evaluasi Kinerja dan Insentif: Akuntansi keperilakuan juga membantu dalam merancang
sistem insentif yang tepat untuk manajemen dan karyawan. Hal ini dapat mendorong perilaku
yang diinginkan dan menghindari perilaku yang tidak diinginkan.
Mengatasi Bias dan Konflik: Dalam situasi kelompok, akuntansi keperilakuan dapat
membantu mengidentifikasi dan mengatasi konflik kepentingan serta bias yang mungkin
muncul dalam pengambilan keputusan, terutama dalam hal pengelolaan sumber daya
keuangan.
5. Pertanyaan: Riset umumnya mencakup dua tahap yaitu penemuan masalah dan
pemecahan masalah, menurut kelompok 3 atau kelompok yg lain lebih sulit yang
mana tahapannya apakah penemuan masalah atau pemecahan masalah? kemudian
mohon dijelaskan alasannya?
Penelitian dapat dilihat sebagai proses yang mencakup dua tahap: penemuan masalah dan
pemecahan masalah. Menurut saya penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang
paling sulit dan krusial, karena masalah penelitian mempengaruhi strategi yang akan
diterapkan dalam pemecahan penelitian. Tahap penemuan masalah penelitian itu sendiri
meliputi identifikasi bidang masalah, penentuan atau pemilihan pokok masalah (topik), dan
perumusan atau formulasi masalah. Hali ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Einstein
dan Infeld pada tahun 1938, formulasi masalah penelitian sering merupakan tahap penelitian
yang jauh lebih esensial dibandingkan dengan tahap pemecahan masalah. Isaac dan Michael
pada tahun 1989 pun berpendapat bahwa formulasi masalah penelitian dengan baik
merupakan setengah dari tahap pemecahan masalah. Masalah penelitian sering dirumuskan
terlalu umum sehingga dengan pokok permasalahan yang tidak jelas akan menyulitkan
pemecahan masalah. Sedangkan tahap pemecahan masalah meliputi penentuan konsep-
konsep teoritis yang ditelaah, dan pemilihan metode pengujian data. Semakin spesifik
perumusan masalah penelitian semakin mudah untuk dilakukan pengujian secara empiris.
Mengingat pentingnya tahap penemuan masalah penelitian, perlu pendekatan sistematis untuk
merumuskan masalah penelitian yang baik sehingga memudahkan tahap pemecahan
masalah.
6. Pertanyaan: Bagaimana kita mengatakan bahwa pernyataan terhadap masalah
yang kita tanyakan sudah dikatakan baik? sementara masalah dalam riset beragam
jenisnya, dan tidak ada satu justifikasi pun yang membenarkan bahwa masalah
yang kita nyatakan sudah pasti benar lalu bagaimana cara masalah tersebut dapat
dipecahkan melalu akuntansi keprilakuan?
Menurut pendapat saya sebuah masalah itu bias, dikarenakan masalah di suatu tempat
mungkin tidak menjadi masalah di tempat lainnya. Sebuah masalah hadir dikarenakan
terdapat kesenjangan antara apa yang di harapkan dengan apa yang terjadi, Sebuah masalah
dapat dipecahkan melalui akuntansi keprilakuan jika pernyataan masalah tersebut dapat
dijadikan rumusan masalah penelitian, lalu dibuat jawaban sementara dalam bentuk hipotesis
dan dibuktikan melalui penelutian.
7. Pertanyaan: Bagaimana cara dalam pemilihan data, sumber dan metode apa
yang digunakandalam pengumpulan data dalam metode riset pada akuntansi
keprilakuan?
Sumber data dapat dikumpulkan dengan dua sumber data yaitu :
1. Data primer, merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau
pihak pertama.
2. Data sekunder, merupakan sumber data riset yang diperoleh secara tidak langsung melalui
media perantara.
Dalam penelitian akuntansi keprilakuan, pemilihan data, sumber data, dan metode
pengumpulan data sangat penting untuk menghasilkan hasil penelitian yang valid dan
relevan. Seperti penelitian pada umumnya, berikut adalah beberapa langkah dan
pertimbangan dalam pengumpulan data dalam metode riset akuntansi keprilakuan:
1. Pemilihan Data:
Identifikasi Variabel: Tentukan variabel atau fenomena perilaku yang ingin
Anda teliti dalam konteks akuntansi keprilakuan. Misalnya, perilaku manipulasi
laporan keuangan, etika dalam akuntansi, atau perilaku auditor.
Jenis Data: Tentukan jenis data yang diperlukan, apakah data kualitatif
(misalnya, wawancara, observasi, analisis teks) atau data kuantitatif (misalnya,
survei, analisis statistik).
Populasi dan Sampel: Tentukan populasi yang akan Anda teliti (misalnya,
auditor perusahaan tertentu) dan metode pengambilan sampel yang akan
digunakan (misalnya, sampel acak sederhana).
2. Sumber Data:
Wawancara: Anda dapat melakukan wawancara dengan para profesional
akuntansi, manajer, atau auditor untuk mendapatkan wawasan tentang perilaku
mereka dalam konteks tertentu.
Observasi: Observasi langsung dalam situasi tertentu, seperti audit lapangan,
dapat memberikan data yang berharga tentang perilaku.
Analisis Dokumen: Anda dapat menganalisis dokumen seperti laporan
keuangan, catatan internal perusahaan, atau dokumen lain yang relevan.
Survei: Survei dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari responden
dalam jumlah yang lebih besar. Anda dapat merancang kuesioner yang sesuai
untuk mengukur perilaku atau sikap tertentu.
3. Metode Pengumpulan Data:
Kualitatif: Metode kualitatif seperti wawancara mendalam, analisis isi teks,
atau analisis grounded theory dapat digunakan untuk memahami motivasi,
persepsi, dan konteks perilaku.
Kuantitatif: Metode kuantitatif seperti survei dengan skala penilaian,
eksperimen, atau analisis statistik dapat digunakan untuk mengukur dan
menganalisis data secara lebih terstruktur.
Triangulasi: Menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif, atau
menggunakan beberapa sumber data berbeda, dapat meningkatkan validitas hasil
penelitian.
Selain itu, dalam penelitian akuntansi keprilakuan, penting untuk
mempertimbangkan etika penelitian, yaitu hak dan kenyamanan responden atau
subjek penelitian. Dengan menggunakan metode pengumpulan data yang sesuai
dan menganalisis data dengan cermat, Anda dapat memperoleh pemahaman yang
lebih baik tentang perilaku dalam konteks akuntansi.
8. Pertanyaan : Dalam metode riset pada akuntansi keprilakuan kendala apa saja
yang sering ditemukan ketika melakukan suatu penilitian?
- Ketidaksesuaian antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan pelaksanaan.
Contoh ketidaksesuaian dapat terjadi jika organisasi Anda sudah merencanakan suatu hal
dalam rencana induk (master plan/ blue print/ corporate planning) dengan waktu yang sudah
direncanakan, tetapi hingga waktu yang sudah direncanakan hal tersebut tidak dilakukan.
- Adanya penilaian atau pengaduan yang sifatnya negatif.
Contoh masalah yang dapat diangkat dari poin ini adalah adanya hasil penilaian (assessment)
terhadap hal-hal yang ada dalam organisasi. Dari penilaian tersebut terjadi ketidaksesuaian
dengan yang diharapkan oleh organisasi.
- Adanya kompetisi.
Contoh dari poin ini berkaitan dengan adanya organisasi/ perusahaan lain yang memiliki
produk atau layanan dengan segmen pasar yang menjadi targetnya sama dengan organisasi/
perusahaan kita, sehingga terjadi kompetisi. Bagaimana kompetisi bisa menjadi masalah?
Jika kompetisi tersebut telah membuat kita menjadi kalah bersaing dalam berbagai hal
sehingga kita memiliki poin atau peringkat yang rendah. Tentu hal tersebut menjadi sesuatu
yang tidak diharapkan.
- Ketidaksesuaian antara teori dengan praktik yang terjadi.
Contoh ketidaksesuaian dapat terjadi jika misalnya suatu teori menyatakan dengan
meningkatkan variabel tertentu, maka produktivitas kerja akan bertambah. Namun, ternyata
hal tersebut justru menurunkan produktivitas kerja atau mungkin teori tersebut tidak
terlaksana di lapangan.
- Penyimpangan antara aturan dan pelaksanaan.
Contoh dari poin ini berkaitan dengan adanya aturan tertentu yang mewajibkan untuk
melakukan sesuatu, tetapi ternyata tidak dilaksanakan sesuai peraturan tersebut.
4.Hubungan antara Akuntansi dan Manajemen: Penelitian tentang interaksi antara fungsi
akuntansi dan manajemen dalam organisasi, termasuk bagaimana informasi akuntansi
digunakan dalam pengambilan keputusan.
6.Audit dan Pengendalian Internal: Penelitian tentang efektivitas audit dan sistem
pengendalian internal dalam mengendalikan perilaku keuangan dan akuntansi.
13. Pertanyaan: Suatu proses penting dalam pengendalian biaya-biaya yang tidak
dapat dihindari dan biaya-biaya untuk melakukan rekayasa adalah biaya variabel.
Bagaimana strategi pengendalian biaya variabel seringkali berbeda dalam hal
substansi dengan strategi-strategi pengendalian biaya yang disesuaikan?
Jawaban :
Menurut kami kelompok 4, dalam strategi pengendalian biaya variabel dan biaya yang
disesuaikan seringkali berbeda dalam hal substansi, terutama dalam konteks akuntansi
keperilakuan. beberapa perbedaan utama:
14. Pertanyaan: Dalam pengendalian keuangan dalam suatu perusahaan erat kaitanya
dengan manajemen keuangan. Umumnya suatu perusahaan memiliki penyusunan
rencana pemasukan dan pengeluaran di suatu periode. Namun bagaimana jika
manajer belum menerapkan penyusunan rencana pemasukan dan pengeluaran,
apa yang akan terjadi? Dan apakah suatu perusahaan dapat berjalan jika tanpa
adanya perencanaan?
Jawaban 1:
perusahaan tanpa perencanaan akan mengalami ketidakpastian dalam pengelolaan
keuangan, kesulitan dalam pengambilan keputusan dan tidak fokus pada tujuan keuangan
baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Perencanaan keuangan itu berbentuk anggaran yaitu adalah alat yang penting dalam
manajemen keuangan yang efektif. Meskipun setiap perusahaan dapat berjalan tanpa
anggaran, hal itu dapat menyebabkan ketidakstabilan, ketidakpastian, dan risiko yang
tidak perlu.
Sebagian besar perusahaan, terutama yang lebih besar atau yang memiliki kompleksitas
keuangan yang tinggi, memanfaatkan anggaran sebagai alat utama dalam mengelola dan
merencanakan keuangan mereka. Anggaran membantu dalam mengendalikan
pengeluaran, mencapai tujuan keuangan, dan memastikan bahwa perusahaan bergerak
menuju keberhasilan jangka panjang
Jawaban 2:
Jika suatu manajer tidak memiliki rencana pemasukan dan pengeluaran, berbagai
masalah dapat muncul:
a. Visi dan Misi Tidak Jelas. Tanpa perencanaan bisnis, kita tidak akan punya tujuan
yang jelas dan terperinci untuk jangka panjang. Visi dan misi bisa berubah-ubah dan
tidak pasti. Anda jadi kebingungan dalam memahami keseluruhan operasional bisnis
yang begitu kompleks. Akibatnya, proses eksekusi ide bisnis yang ada di kepala
Anda menjadi berantakan. Anda tidak punya strategi bisnis yang kuat dan terkonsep
dengan jelas.
b. Tidak Realistis. menjalankan bisnis sesuai ekspektasi di pikiran Anda saja. kita
lebih mengandalkan emosional dan mengabaikan logika berpikir.
c. Risiko Likuiditas. Risiko likuiditas adalah salah satu tantangan utama yang dihadapi
oleh perusahaan di dunia keuangan dan bisnis. Risiko likuiditas dapat muncul dalam
berbagai bentuk dan situasi. Salah satunya adalah ketidakmampuan perusahaan
untuk mengakses cukup dana tunai ketika diperlukan, yang dapat terjadi karena
berbagai faktor seperti penurunan tiba-tiba dalam penjualan, ketergantungan pada
pendanaan jangka pendek, atau perubahan ekonomi yang tidak terduga.
d. Kekurangan biaya atau tidak adanya cadangan biaya. Kekurangan biaya atau tidak
adanya cadangan biaya merupakan salah satu penyebab paling umum hancurnya
sebuah perusahaan.
e. Kerugian Bisnis jika Tidak Memiliki Laporan Keuangan. Jika tidak memiliki
laporan keuangan, otomatis Anda tidak akan mengetahui rincian aset yang memiliki
termasuk investasi jangka panjang dan aset pajak tertanggung yang sangat berharga
untuk pengembangan usaha dan pengurangan pajak yang bisa Anda dapat di
kemudian hari.
Apakah suatu perusahaan dapat berjalan jika tanpa adanya perencanaan?
Suatu perusahaan dapat berjalan tanpa adanya perencanaan, tetapi akan menghadapi
berbagai risiko dan tantangan yang signifikan. Perencanaan adalah proses yang sangat
penting dalam manajemen bisnis karena membantu perusahaan untuk mengidentifikasi
tujuan, mengembangkan strategi, mengalokasikan sumber daya, dan merencanakan
langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan tersebut, meskipun suatu perusahaan
mungkin dapat berjalan tanpa perencanaan, perencanaan adalah komponen penting
dalam menciptakan landasan yang kuat untuk kesuksesan jangka panjang. Perusahaan
yang ingin bertahan dan berkembang dengan baik biasanya akan mengembangkan
perencanaan yang baik sebagai bagian dari praktik manajemen mereka.
16. Pertanyaan: Salah satu tahap proses administratif dan implementasi pengendalian
yaitu "Operasi". Operasi menyangkut dilakukannya aktivitas operasi dari suatu
organisasi, termasuk didalamnya penyediaan jasa, dan memproduksi produk, dan
juga perlunya fungsi pendukung untuk menjaga keberlangsungan operasi. Jika
manajer kesulitan menjalankan operasional nya karena terhambat cash in, apa
yang bisa dilakukan seorang manager untuk mengatasi nya?
17. Pertanyaan: Dalam rangka pengendalian keuangan, apa yang harus dihindari oleh
manager keuangan agar dapat terhindar dari pengambilan keputusan yang salah?
Jawaban 1:
Manager keuangan perlu menghindari beberapa kesalahan yang umum terkait dengan
pengambilan keputusan keuangan agar dapat menjaga pengendalian keuangan yang baik
dan menghindari kesalahan yang berpotensi merugikan perusahaan.
Pertama, menghindari mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tidak akurat
atau tidak lengkap. Keputusan keuangan harus didukung oleh data yang valid dan
terperinci. Manager keuangan harus memastikan bahwa informasi keuangan yang
digunakan dalam pengambilan keputusan telah diverifikasi dan diverifikasi secara
cermat.
Kedua, menghindari overleverage atau penggunaan terlalu banyak utang. Terlalu banyak
utang dapat meningkatkan risiko finansial perusahaan dan mengancam likuiditasnya.
Manager keuangan harus menjaga keseimbangan yang baik antara utang dan ekuitas
untuk menghindari masalah keuangan yang serius.
Ketiga, menghindari pengambilan keputusan impulsif atau emosional. Keputusan
keuangan harus didasarkan pada analisis yang rasional dan obyektif, bukan pada emosi
atau tekanan eksternal. Keputusan yang dibuat tanpa pertimbangan yang baik dapat
mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.
Keempat, menghindari ketidakpatuhan terhadap peraturan dan undang-undang keuangan.
Pelanggaran hukum keuangan dapat memiliki konsekuensi hukum yang serius dan
merugikan reputasi perusahaan. Manager keuangan harus memastikan bahwa semua
transaksi dan pelaporan keuangan mematuhi peraturan yang berlaku.
Kelima, menghindari ketidaktahuan tentang kondisi ekonomi dan pasar. Manager
keuangan harus tetap up-to-date dengan perubahan dalam lingkungan ekonomi dan pasar
yang dapat memengaruhi bisnis mereka. Ini termasuk pemahaman tentang tren ekonomi,
perubahan suku bunga, dan perubahan dalam persaingan pasar.
Dengan menghindari kesalahan-kesalahan tersebut dan menjalankan praktik
pengambilan keputusan keuangan yang hati-hati dan berdasarkan analisis yang baik,
manager keuangan dapat membantu menjaga pengendalian keuangan yang sehat dan
mendukung keberhasilan jangka panjang perusahaan.
Jawaban 2:
Menurut saya sebagai seorang pengendali keuangan manager harus di dasari oleh data
dan informasi keuangan dalam pengambilan keputusan. Hal yang harus di hindari oleh
manager keuangan dalam pengambilan keputusan yaitu hanya menggunakan insting
tanpa data. Karena dalam pengambilan keputusan sejati nya harus se objektif mungkin.
Jawaban 2:
Manager dapat mengelola perubahan dalam pengendalian manajemen dengan beberapa
langkah yang efektif. Pertama, mereka perlu mengidentifikasi alasan dan tujuan di balik
perubahan tersebut. Apakah itu untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, atau
meningkatkan akuntabilitas? Memahami tujuan perubahan adalah langkah kunci.
Selanjutnya, komunikasi yang efektif kepada tim dan staf adalah penting. Manager
harus menjelaskan alasan perubahan, manfaat yang diharapkan, dan bagaimana
perubahan tersebut akan memengaruhi tugas dan tanggung jawab individu. Ini
membantu mengurangi ketidakpastian dan kekhawatiran yang mungkin muncul di
antara anggota tim.
Selain itu, manajer perlu memastikan bahwa perubahan tersebut dilakukan dengan
rencana yang baik. Ini mencakup perencanaan yang matang, alokasi sumber daya yang
tepat, dan pengukuran kinerja yang sesuai untuk memantau kemajuan perubahan. Jika
ada hambatan atau masalah yang timbul selama pelaksanaan perubahan, manajer harus
siap untuk menyesuaikan rencana sesuai kebutuhan.
Selanjutnya, melibatkan dan melibatkan karyawan dalam proses perubahan sangat
penting. Menerima masukan mereka, mendengarkan kekhawatiran mereka, dan
memberikan pelatihan atau dukungan yang diperlukan untuk membantu mereka
beradaptasi dengan perubahan adalah bagian integral dari manajemen perubahan yang
berhasil.
Terakhir, manajer perlu memonitor dan mengevaluasi dampak perubahan dalam
pengendalian manajemen secara terus-menerus. Ini melibatkan mengukur kinerja setelah
perubahan diimplementasikan dan membuat penyesuaian jika diperlukan untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini dengan baik, manajer dapat mengelola
perubahan dalam pengendalian manajemen dengan lebih efektif, meminimalkan potensi
resistensi, dan membantu perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang terus
berubah.
22. Pertanyaan: Faktor apa saja sehingga manajemen merubah aturan atau SOP
dalam bekerja secara berulang-ulang?
“Resume Diskusi Aspek Keperilakuan pada Akuntansi Pertanggungjawaban”
Jawaban :
Akuntansi Tradisional adalah sistem akuntansi yang lebih fokus pada pencatatan dan
pelaporan transaksi keuangan suatu entitas. Tujuannya adalah untuk menghasilkan laporan
keuangan yang memberikan gambaran tentang kinerja finansial perusahaan dalam hal aset,
kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan biaya. Akuntansi tradisional umumnya mengikuti
standar akuntansi keuangan yang berlaku, seperti International Financial Reporting Standards
(IFRS) atau Generally Accepted Accounting Principles (GAAP).
Perbedaannya adalah bahwa akuntansi tradisional lebih menekankan pada aspek teknis
pencatatan dan pelaporan keuangan, sementara akuntansi keperilakuan lebih fokus pada
aspek perilaku dan psikologis yang memengaruhi keputusan akuntansi.
Jawaban :
Menetapkan kebijakan yang jelas mengenai etika dan integritas dalam akuntansi dan
pertanggungjawaban. Memastikan bahwa seluruh anggota organisasi memahami dan
mematuhi standar etika yang telah ditetapkan.
Menyediakan pelatihan secara teratur kepada karyawan tentang etika, integritas, dan tata
kelola yang baik dalam praktik akuntansi. Ini dapat membantu meningkatkan kesadaran dan
pemahaman terkait dengan keperilakuan yang diharapkan.
3. Memantau dan Mengevaluasi Kinerja:
Memberikan penghargaan kepada karyawan yang mematuhi etika dan integritas dalam
praktik akuntansi, serta memberlakukan sanksi yang sesuai untuk mereka yang terlibat dalam
perilaku yang tidak etis atau ilegal.
Melakukan audit dan pemeriksaan internal secara teratur untuk memastikan bahwa praktik
akuntansi dan pertanggungjawaban sesuai dengan standar dan kebijakan yang telah
ditetapkan.
Mengikuti standar akuntansi dan etika profesional yang berlaku di industri atau negara tempat
perusahaan beroperasi.
Jika terjadi dugaan pelanggaran etika atau keperilakuan, perusahaan harus segera melakukan
investigasi menyeluruh dan mengambil tindakan yang diperlukan terhadap pelanggar.
Membangun budaya di mana etika dianggap sebagai nilai inti dari seluruh organisasi.
Memastikan bahwa etika diintegrasikan dalam setiap aspek operasional.
Jawaban :
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan
sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat
dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau
kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon
yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa sikap yang menentukan perilaku bukan perilaku yang menentukan sikap.
Jawaban :
Selain itu, aspek keperilakuan juga penting dalam konteks insentif keuangan. Karyawan yang
dipengaruhi oleh insentif keuangan dapat mengubah perilaku mereka dalam hal bagaimana
mereka melaporkan atau mencatat transaksi keuangan. Memahami bagaimana insentif ini
memengaruhi perilaku individu adalah kunci dalam merancang sistem pertanggungjawaban
yang efektif.
Jawaban :
-Pemberian Tanggung Jawab yang Jelas: Dengan mengidentifikasi unit-unit atau individu
yang bertanggung jawab atas kinerja tertentu, akuntansi pertanggungjawaban memberikan
kejelasan tentang siapa yang seharusnya melakukan apa. Ini dapat mengurangi ambiguitas
dan konflik terkait tugas dan tanggung jawab.
Pengelolaan Sumber Daya yang Lebih Efisien: Dengan mengevaluasi kinerja secara terus-
menerus, organisasi dapat mengalokasikan sumber daya dengan lebih efisien. Hal ini dapat
mengurangi konflik terkait alokasi sumber daya yang tidak seimbang.
Namun, perlu diingat bahwa akuntansi pertanggungjawaban bukanlah solusi ajaib untuk
semua konflik kepentingan. Penggunaan yang tepat dan adil dari sistem ini sangat penting.
Kesalahan dalam perancangan atau implementasi sistem ini dapat menciptakan konflik lebih
lanjut. Selain itu, penting untuk memastikan bahwa sasaran yang diukur dan insentif yang
diberikan sesuai dengan tujuan jangka panjang dan visi organisasi.
Jawaban :
perusahaan tergantung pada pilihan manajemen puncak dan gaya kepemimpinan. Berbagai
pendekatan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai struktur vertical atau horizontal.
1. Struktur Vertikal
2. Struktur Horizontal
Jika maksudnya adalah untuk membebankan tanggung jawab atas laba dan investasi kepada
beberapa direktur, maka struktur horizontal untuk pendelegasian tanggung jawab adalah yang
paling sesuai. Struktur tersebut dapat dibagi berdasarkan produk atau area geografis.
Masingmasing wakil direktur mengendalikan suatu pusat laba atau investasi daripada pusat
pendapatan atau biaya pusat fungsional. Mereka bertanggung jawab atas produksi,
penjualan,dan pendanaan atau dengan kata lain atas seluruh bidang fungsional dalam area
ataukelompok produknya.
• Efisiensi penggunaannya
bergantung pada berbagai factor lingkungan. Pada perusahaan kecil, presiden direktur
mungkin memilih untuk tetap mengendalikan seluruh aktivitas dan hanya mendelegasiakan
wewenang dan tanggung jawab secara parsial berdasarkan fungsi. Perusahaan yang
menghasilkan dan menjual beberapa produk yang sangat terdiferensiasi mungkin
menggunakan struktur horizontal.
• Jenis struktur yang dipilih akan mempengaruhi jaringan pusat pertanggungjawaban, yang
pada gilirannya berfungsi sebagai suatu kerangka bagi arus data dan kebutuhan
pelaporan.Jawaban :
Jawaban :
Jawaban :
Proses penyusunan anggaran akan paling efektif jika dimulai dari tingkat organisasi atau
tingkat jaringan paling bawah dan kemudian diteruskan ke tingkat yang lebih tinggi melalui
rantai komando yang berbentuk seperti piramida. Setiap orang yang bertanggung jawab atas
pusat biaya dianggap bertanggung jawab untuk menyiapkan estimasi anggaran untuk pos-pos
beban dapat dikendalikan. Pada tingkat wewenang selanjutnya, estimasi tersebut
ditinjau,dikoordinasikan dan dimodifikasi ketika diperlukan, sampai estimasi tersebut
akhirnya digabungkan kedalam anggaran operasi secara keseluruhan pada tingkat manajemen
puncak.
1. Spesifik:
2. Terukur (Measurable):
Tujuan dan sasaran dalam anggaran harus dapat diukur dalam satuan finansial atau fisik yang
dapat diamati.
3. Realistis:
Anggaran harus realistis dan dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia. Harus
mempertimbangkan batasan-batasan yang mungkin ada dalam hal sumber daya, personel,
atau kondisi pasar.
4. Fleksibel:
Meskipun anggaran harus realistis, harus juga memungkinkan untuk penyesuaian jika terjadi
perubahan dalam kondisi atau kebutuhan bisnis.
Pusat pertanggungjawaban yang terlibat dalam pencapaian tujuan harus terlibat dalam proses
penyusunan anggaran. Mereka harus terlibat dalam menetapkan sasaran dan memahami
tanggung jawab mereka.
Anggaran pertanggungjawaban harus konsisten dengan tujuan dan strategi organisasi secara
keseluruhan.
7. Tepat Waktu:
Anggaran harus disusun dalam jangka waktu yang memadai untuk memungkinkan pusat
pertanggungjawaban untuk mempersiapkan rencana dan strategi mereka.
1. Pengidentifikasian Tujuan:
Langkah pertama adalah mengidentifikasi tujuan dan sasaran kinerja yang ingin dicapai oleh
masing-masing pusat pertanggungjawaban. Tujuan ini harus sejalan dengan tujuan dan
strategi organisasi secara keseluruhan.
2. Pengumpulan Informasi:
3. Penetapan Anggaran:
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, anggaran pertanggungjawaban ditetapkan untuk
masing-masing pusat pertanggungjawaban. Ini mencakup alokasi sumber daya seperti biaya
operasional, investasi, dan pendapatan yang diharapkan.
Selama periode anggaran, pusat pertanggungjawaban harus memantau kinerja mereka secara
teratur dan membandingkannya dengan anggaran yang telah ditetapkan. Evaluasi terhadap
pencapaian tujuan harus dilakukan dan jika diperlukan, penyesuaian dapat dilakukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Jawaban :
-Alokasi Sumber Daya yang Efisien: Dengan membandingkan kinerja berdasarkan metrik
keuangan, organisasi dapat mengalokasikan sumber daya finansial dengan lebih efisien.
Misalnya, jika satu unit bisnis lebih efisien dalam menghasilkan laba daripada yang lain,
sumber daya dapat dialihkan ke unit yang lebih efisien.
Contoh konkret adalah dalam industri ritel, di mana setiap gerai ritel diukur berdasarkan
penjualan, laba kotor, dan biaya operasionalnya. Jika ada gerai yang tidak mencapai target
penjualan atau tidak efisien dalam mengendalikan biaya, manajemen dapat menggunakan
akuntansi pertanggungjawaban untuk mengidentifikasi masalah dan mengambil tindakan
yang sesuai.
23. Seperti yang kita ketahui ada beberapa jenis pusat pertanggungjawaban, yaitu
pusat pertanggungjawaban biaya, pendapatam, laba dan investasi. Bagaimana
hubungan antara masing-masing pusat pertanggungjawaban dalam suatu
manajemen? Apabila salah satu pusat pertanggungjawaban hasilnya buruk,
maka apa pusat pertanggungjawaban yang lain ikut bertanggungjawab?
Contoh: Sebuah divisi penjualan dalam sebuah perusahaan memiliki anggaran penjualan
tahunan sebesar $1 juta. Dalam akhir tahun, divisi tersebut berhasil mencapai penjualan
sebesar $1,2 juta. Evaluasi ini memberikan gambaran tentang kinerja divisi dalam mencapai
target penjualan.
Contoh: Jika sebuah departemen dianggarkan untuk menghabiskan $10.000 dalam biaya
operasional dalam satu bulan, namun pada kenyataannya menghabiskan $12.000, maka ada
varian negatif sebesar $2.000 yang memerlukan analisis lebih lanjut.
4. Pengendalian Biaya:
Contoh: Dalam departemen pengembangan produk, manajer mengamati bahwa biaya riset
dan pengembangan telah melebihi anggaran. Mereka dapat mengambil tindakan untuk
memastikan biaya tetap terkendali, seperti meninjau dan mengoptimalkan proses riset.
2.Pencatatan Biaya: Biaya-biaya yang relevan untuk setiap unit pertanggungjawaban dicatat
dengan cermat. Ini mencakup biaya langsung dan biaya tak langsung yang dapat
diatribusikan ke unit tersebut.
4. Penentuan Biaya Standar: Dalam beberapa kasus, biaya standar ditetapkan sebagai tolok
ukur untuk membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang diharapkan. Biaya standar
menciptakan dasar untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.
5. Perbandingan Kinerja: Setelah biaya dan kinerja direkam, dilakukan perbandingan antara
kinerja aktual dengan standar atau anggaran yang telah ditetapkan. Ini membantu dalam
mengevaluasi apakah unit pertanggungjawaban telah mencapai sasaran.
6. Laporan Pertanggungjawaban: Hasil analisis biaya dan kinerja kemudian dilaporkan
kepada manajemen atau pemilik unit pertanggungjawaban. Laporan ini mencakup informasi
mengenai biaya-biaya, hasil kinerja, varians, danrekomendasi tindakan jika diperlukan.
• Contoh sederhana adalah dalam produksi suatu produk di pabrik. Unit pertanggungjawaban
bisa berupa lini produksi tertentu. Biaya-biaya seperti bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead yang terkait dengan lini produksi tersebut akan dicatat dan
kemudian dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Jika ada varians negatif,
tindakan korektif dapat diambil untuk meningkatkan efisiensi produksi.