Anda di halaman 1dari 8

PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala kemampuan rahmat dan
hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul
“ PARAGRAF “ pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Kehidupan yang layak dan sejahtera
merupakan hal yang sangat wajar dan diinginkan oleh setiap masyarakat, mereka selalu
berusaha mencarinya dan tak jarang menggunakan cara – cara yang tidak semestinya dan bisa
berakibat buruk. Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, serta tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad
Swt  atas petunjuk dan risalahNya, yang telah membawa zaman kegelaapan ke zaman terang
benderang, dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak-pihak yang telah membantu
saya memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini. Terutama kepada search engine
google yang ikut berperan besar dalam pembuatan makalah ini.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1   LATAR BELAKANG.

Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan


pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf
dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam
kalimat lain yang membentuk paragraph, paragraf merupaka sanian kecil sebuah karangan
yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam
karangan.

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal
paragraf.

Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas
satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea
semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal
jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi,
pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan
sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa
kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah
karangan.
1.1 Hakikat Paragraf
Paragraf disebut juga alenia. Kata paragraf diserap ke dalam bahasa indonesia dari kata
inggris paragraph. Sedangkan kata alenia dari bahasa belanda dengan ejaan yang sama. Kata
belanda itu sendiri berasal dari kata latin a linea, yang berarti ‘mulai dari baris baru’, (Sakri,
1992, hal. 1). Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan.
Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam
paragraf disebut mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat-
kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu
rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan, (Akhadiah, Arsjad, & Ridwan, 1988, hal. 144). 
Secara umum bisa dikatakan pragraf adalah satuan bahasa yang dibangun oleh dua buah
kalimat atau lebih yang secara semantis dan sintakasis merupakan satu kesatuan yang utuh.
Secara semantis, artinya di dalam paragraf itu terdapat satu ide, satu gagasan pokok atau
utama dilengkapi dengan keterangan tambahan mengenai ide atau gagasan pokok itu. Lalu,
secara sintaksis berarti di dalam paragraf itu terdapat sebuah kalimat utama yang berisi
gagasan pokok atau utama, ditambah dengan sejumlah kalimat lain yang berisi keterangan
tambahan tentang gagasan utama pada kalimat utama itu, (Chaer, 2011, hal. 27)
Jadi paragraf itu adalah sebuah hasil pemikiran atau gagasan yang dimuat dalam kalimat
sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh. 

1.2 Kegunaan Paragraf


Kegunaan paragraf yang utama ialah untuk menandai pembukaan topik baru atau
pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya, (Akhadiah, Arsjad, & Ridwan, 1988, hal. 144).
Menurut Keraf dalam bukunya yang berjudul “Komposisi” Fungsi paragraf adalah (1)
memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan sebuah tema dari tema yang
lain, (2) memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan normal, (Fuad, Widodo,
Rejono, Hilal, & Sumarti., 2005, hal. 122).

1.3 Jenis Paragraf


Paragraf terdiri atas 3 jenis yaitu (1) paragraf deduktif, (2) paragraf induktif, (3) paragraf
campuran (variatif), (Suwarna, 2012, hal. 73).
1. Paragraf dedukutif adalah paragraf yang menempatkan kalimat utama pada awal paragraf.
Ciri paragraf deduktif dikenali dari gagasan utamanya yang diletakkan di awal tersebut.
Kalimat utama tempat beradanya gagasan adalah bagian dari bacaan yang dipentingkan. Oleh
karena itu, inti dari keseluruhan pembicaraan ada pada bagian awal tersebut. Paragraf ini
bersifat umum, selanjutnya di jelaskan dengan pernyataan yang bersifat khusus atau
keterangan yang memperkokoh gagasan dalam kalimat. Berikut contoh 1 dari paragraf
deduktif.

Contoh 1
Untuk memerangi kemiskinan, berbagai cara dapat ditempuh, berbagai strategi dapat
dijalankan bergantung pada teori atau interprestasi dari keadaan yang dihadapi. Para
pegambil keputusan biasanya dihadapkan pada berbagai pilihan yang tersedia dengan segala
akibatknya, baik yang positif maupun yang negatif. Salah satu pikihan ekstrem yang secara
teoritis pernah dilontarkan adalah menghilangkan penduduk miskin dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya. 

2. Paragraf induktif adalah paragraf yang menempatkan kalimat utama pada akhir paragraf.
Ciri paragraf induktif dikenali dari gagasan utama yang diletakkan pada akhir bagian.
Kalimat utama tempat beradanya gagasan adalah bagian dari bacaan yang dipentingkan. Oleh
karena itu, inti dari keseluruhan pembicaraan ada pada bagian akhir tersebut. Paragraf ini
didahului dengan penjelasan, keterangan, atau data. Kadang-kadang gagasan pokok paragraf
induktif berupa simpulan dari pernyataan kalimat terdahulu. Berikut ini contoh 2 paragraf
induktif.
Contoh 2
Raja tanpa kabinet dan bintang film tanpa penggemar tidak berbeda dengan ikan hidup di luar
air. Profesor tanpa mahasiswa atau pelawak tanpa penonton sama halnya dengan pohon jeruk
yang ditanam di laut. Pemeran tanpa pengunjung atau pasar tanpa pembeli sama halnya
dengan tanaman hidup di atas batu. Begitulah, setiap orang mendapat harga diri dalam
hubungan dengan lingkungannya dimana ia hidup.

3. Paragraf campuran adalah paragraf yang menempatkan kalimat utama di awal dan di akhir
paragraf. Ciri paragraf campuran ditandai oleh berulangkanya gagasan utama pada awal yang
ditegaskan kembali di bagian akhir. Kalimat utama tempat beradanya gagasan adalah bagian
dari bacaan yang dipentingkan. Oleh karena itu, inti dari keseluruhan pembicaraan ada pada
dua bagian paragraf tersebut. Berikut ini contoh 3 dari paragraf campuran.

Contoh 3
Olahraga secara teratur bisa membuat tubuh menjadi sehat dan bugar. Hal ini dikarenakan
olahraga membantu proses metabolisme di dalam tubuh kita, sehingga semua makanan
tecerna dengan sempurna. Sempurnanya proses pencernaan makanan ini akan menghasilkan
energi yang cukup untuk mendukung segala aktivitas yang kita lakukan sehingga tubuh
menjadi bugar sepanjang hari. Berolahraga yang teratur juga menyebabkan tubuh menjadi
sehat dan kebal terhadap penyakit yang mengintai. Bahkan ada pepatah asing yang
mengatakan bahwa di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Oleh sebab itu, tidak
dapat dipungkiri bahwa olahraga merupakan aktivitas yang menyehatkan.

1.4 Syarat Pembentukan Paragraf


1) Kesatuan 
Mempermasalahkan satu masalah pokok. Maksud dalam tulisan harus mengacu pada satu
kesatuan pokok yang dibahas. Keterkaitan antar kalimat diikat oleh satu topik pembicaraan
yang sama, bukan topik masalah yang berlainan. Penyimpangan akan menyulitkan bagi
pembaca. Paragraf dianggab mempunyai keatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu
tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik. Kalimat terfokus pada topik dan
mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan. Penulis yang masih dalam taraf belajar
(tahap pemula) sering mendapat kesulitan dalam memelihara kesatuan. Perhatikan contoh 4
di bawah.

Contoh 4
Setiap negara pada dasarnya harus mampu menghidupi dirinya sendiri dari kondisi, posisi,
dan potensi wilayahnya masing-masing. Tetapi tidak setiap wilayah kondisinya
memungkinkan, posisinya menguntungkan, atau mempunyai potensi yang cukup untuk
memberikan kesejahteraan kepada rakyat yang bermukim di wilayah itu. Sehingga harus
mencukupinya dari tempat lain yang hampir selalu menyangkut kepentingan negara lain.
Untuk itu dibinalah hubungan internasional yang memungkinkan terbukanya peluang bagi
setiap negara untuk mencukupi kebutuhannya dari negara lain melalui jalan damai. Namun
untuk mencakupi kebutuhan ini tidak jarang pula ditempuh jalan kekerasan. Oleh sebab itu,
masalah utama setiap negara selain meningkatkan kesejahteraan negaranya, juga
mempertahankan eksistensinya yang meliputi kemerdekaan, kedaulatan, kesatuan bangsa dan
keutuhan wilayahnya.

Gagasan pokok atau tema di atas adalah masalah utama setiap negara (meningkatkan
kesejahteraan dan mempertahankan eksistensinya). Gagasan pokok ini diperinci atau
dijelaskan oleh beberapa gagasan penunjang berikut:
- Setiap negara seharusnya mampu menghidupi dirinya sendiri.
- Setiap negara kondisinya memungkinkan.
- Diperlukan hubungan dengan negara lain.
Perincian atau penjelasan ini diurut sedemikian rupa sehingga hubungan anatar satu kalimat
dengan kalimat yang lain merupakan satu kesatuan yang bulat.

2) Kepaduan
Mengaitan hubungan antar kalimat. Hubungan antar kalimat harus saling berkaitan, tidak ada
satu kalimatpun yang hubungannya tidak logis. Cara mengaitkan hubungan antar kalimat
dapat dilakukan dengan melihat hubungan antar subjek atau antar predikat. Perhatikan contoh
5 di bawah ini.

Contoh 5
Dalam mengajarkan sesuatu, langkah pertama yang perlu kita lakukan ialah menentukan
tujuan mengajarkan sesuatu itu. Tanpa adanya tujuan yang sudah ditetapkan, materi yang kita
berikan, metode yang kita gunakan, dan evaluasi yang kita susun, tidak akan banyak
memberikan manfaat bagi anak didik dalam menerapkan hasil proses belajar mengajar.
Dengan mengetahui tujuan pengajaran, kita dapat menentukan materi yang akan kita ajarkan,
metode yang akan kita gunakan, serta bentuk evalusinya, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. 

Kepaduan didapat dengan mengulang kata kunci yaitu kata yang dianggab penting dalam
sebuah paragraf. Kata kunci yang mula-mula timbul pada awal paragraf, kemudian diulang-
ulang dalam kalimat berikutnya. Pengulangan ini berfungsi memelihara kepaduan semua
kalimat. 

3) Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk
menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraf dikatakan
tidak lengkap, jika dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan.
Perhatikan contoh 6.

Contoh 6
Suku Dayak tidak termasuk suku yang suka bertengkar. Mereka tidak suka berselisih atau
bersengketa. 

Paragraf di atas merupakan contoh paragraf yang hanya diperluas dengan pengulangan. Kita
lihat ungkapan bertengkar pada kalimat pertama, hanya diulangi dengan sinonimnya yaitu
kata berselisih dan bersengketa. 

1.5 Cara Penulisan Paragraf


Paragraf dapat dilihat dari format yang dikembangkan dengan cara menjorok ke dalam atau
beberapa ketukan spasi. Di samping itu paragraf juga dapat diberi jarak melalui lajur
diberikan kosong. Dari mana suatu paragraf ditulis? Persoalan dasar tersebut akan berkaitan
dengan bagaimana cara paragraf dikembangkan. Karna syarat penulisan paragraf adalah satu
kesatuan gagasan, kesepadanan dan kelengkapan, kalimat yang terjalin dengan baik dan tepat
akan menjadi kunci pengembangan paragraf selanjutnya. Secara garis besar, dilihat dari
fungsinya di dalam karangan paragraf terbagi atas 3 yaitu:
1. Paragraf pembuka
2. Paragraf isi
3. Paragraf penutup
Paragraf pembuka berisi persoalan dasar yang berkaitan dengan masalah yang akan kita tulis.
Masalah yang akan kita tulis menyangkut kebutuhan menginformasikan dan mengapa kita
mempersoalkannya. Karena sifatnya pengenalan masalah, pargraf tersebut bersifat
menginformasikan akan apa yang akan kita tuliskan. 
Paragraf isi adalah paragraf yang berisi kelanjutan gagasan. Paragraf ini merupakan lanjutan
dari paragraf pembuka dengan mengedepankan suatu kasus dan alasan mempermasalahkan
kasus tersebut.
Paragraf penutup berisi simpulan dan saran. Paragraf ini lebih menekankan pandangan akhir,
termasuk solusi dan saran yang ditawarkan oleh si penulis pada maksud yang dipaparkan.
Paragraf penutup dapat dikatakan sebagai akhir bacaan. 

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Paragraf itu
adalah sebuah hasil pemikiran atau gagasan yang dimuat dalam kalimat sehingga membentuk
satu kesatuan yang utuh.
2. Fungsi paragraf adalah (1) memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan
sebuah tema dari tema yang lain, (2) memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar
dan normal.
3. Paragraf terdiri atas 3 jenis yaitu (1) paragraf deduktif, (2) paragraf induktif, (3) paragraf
campuran (variatif).
4. Syarat pembentukan paragraf ada 3 yaitu (1) Kesatuan, (2) Kepaduan, (3) Kelengkapan.
5. Dilihat dari fungsinya di dalam karangan, paragraf dibedakan menjadi (1) paragraf
pembuka, (2) paragraf isi,  (3) paragraf penutup.

3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat kita sampaikan saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya dalam menulis sebuah makalah atau skripsi disarankan untuk mempelajari
terlebih dahulu mengenai teori penulisan paragraf yang baik.
2. Berlatihlah dengan tekun agar mampu menulis pargraf dengan baik.
Kohesi (Kesatuan) dan Koherensi (Kepaduan) dalam Paragraf
Sebuah paragraf dapat dikatakan baik apabila memenuhi unsur-unsur kohesi (kesatuan),dan
koherensi (kepaduan).
a. Kohesi (kesatuan)
Kesatuan dalam sebuah paragraf akan terpenuhi apabila informasi-informasi dalam paragraf itu
tetap dikendalikan oleh gagasan utama. Dalam paragraf mungkin terdapat beberapa gagasan
tambahan, tetapi, gagasan-gagasan itu tentap dikendalikan oleh gagasan utama. Agar hal itu
dapat dicapai, penulis harus senantiasa mengevaluasi apakah kalimat-kalimat yang ditulisnya itu
berhubungan erat dengan gagasan utama (Alwi (editor): 2001:8). Perhatikan paragraf berikut ini.
Mbah Marto tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya. Ia tidak tahu-menahu mengapa
desanya dinamai desa kedunggalar. Ia tidak tahu-menahu mengapa sangkanurip kini mongering.
Ia juga tidak tahu mengapa nenek moyangnya dahulu sampai di desa itu. Meski sudah uzur,
Mbah Marto masih gesit dan cekatan. Begitu bangun pagi, tanpa harus minum kopi dahulu, ia
sudah memanggul pangkur menuju ladangnya. Ia terus mengayun pangkurnya membongkar
tanah liat yang sudah menggeras oleh musim kemarau yang panjang.
Paragraf di atas tidak dapat disebut paragraf yang baik sebab di dalamnya terdapat dua gagasan
utama berikut.
1. Mbah Marto tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya.
2. Meski sudah uzur, Mbah Marto masih gesit dan cekatan
Oleh karena itu, agar memenuhi tuntutan prinsip kesatuan, paragraf di atas harus dipecahkan
menjadi dua paragraf dengan menjadikan kalimat (1) sebagai kalimat topik pertama, dan kalimat
(5) sebagai kalimat topik paragraf kedua (Alwi (ed.): 2001:8-9).
b. Koherensi (Kepaduan)
Kepaduan dalam sebuah paragraf akan terpenuhi apabila kalimat-kalimat yang menyusun
paragraf itu terjalin secara logis dan gramatikal, dan berkaitan satu sama lain untuk mendukung
gagasan utama. Dengan demikian, kalimat-kalimat di dalam sebuah paragraf itu terpadu,
berkaitan satu sama lain, untuk mendukung gagasan utama. Untuk membangun kepaduan
kalimat-kalimat dalam paragraf, penulis dapat menggunakan kata kunci dan sinonim,
pronomina, kata transisi, dan struktur yang paralel (Alwi (ed.): 2001:10).
a. Kata Kunci dan Sinonim
Kepaduan paragraf dapat dibangun dengan tidak mengulang kata atau ungkapan yang sama
setiap kali diperlukan. Kata atau ungkapan yang sama itu sesekali dapat disebut kembali dengan
menggunakan kata kuncinya atau dengan menggunakan kata lain yang bersinonim dengan kata
ungkapan itu. Misalnya Virus HIV, dapat disebut virus penyebab AIDS, virus yang memataikan,
virus yang sulit ditaklukan. Cara ini disebut penyulihan.
c. Pronomina
Membangun kepaduan juga dapat ditempuh dengan menggunakan pronomina untuk
menyebutkan nomina atau frasa nomina yang telah disebutkan lebih dahulu. Yang dilakukan
sebenarnya adalah mengacu pada nomina atau frasa nomina itu dengan pronominanya. Frasa
pengusaha-pengusaha yang sukses selain sesekali dapat disebut pengusaha-pengusaha itu,
dapat pula disebut mereka. Cara ini disebut pengacuan
d. Kata transisi
Kata transisi adalah konjungtor atau perangkai, baik yang digunakan untuk menghubunghan
unsur-unsur dalam sebuah kalimat maupun untuk menghubungkan kalimat-kalimat dalam
sebuah paragraf. Melalui penggunaan kata ini hubungan antar asatu gagasan dengan gagasan
yang lain dalam sebuah paragraf dapat dinyatakan secara tegas
Contoh:
1. Saya makan soto karena saya suka.
2. Saya makan soto kalau saya suka.
e. Struktur yang Paralel
Keparalelan struktur kalimat dapat pula membangun ciri-ciri kepaduan kalimat-kalimat di dalam
sebuah paragraf. Banyak cara yang bisa dilakukan, misalnya menggunakan kata kerja yang sama
atau menggunakan majas repetisi. Perhatikan paragraf berikut.
Setelah mendapat izin dari pemerintah daerah, warga mulai membangun fasilitas umum di tanah
itu. Konon, untuk membangun fasilitas umum berupa gtedung olah raga itu, warga harus
mengeluarkan tidak kurang dari 500 juta rupiah yang digali dari dana swadaya murni. Awalnya
tidak ada yang mempersoalkan hal itu, tetapi setelah daerah itu berkembang menjadi
pemukiman yang maju amat pesat, banyak pihak menjadi yang mulai mengungkit status tanah
dan bangunan itu. Bahkan, dengan dalih bahwa karena sudah tidak sesuai dengan kemajuan dan
keadaan sekitarnya, pemerintah daerah akan memugar dan mengambil alih pengelolaannya.

1. Paragraf Persuasi
Paragraf ini merupakan berisi bujukan untuk para pembaca agar menerima gagasan ataupun ide yang
disampaikan oleh penulis. Supaya pembaca dapat menerima gagasan penulis, pembaca harus
menyediakan sejumlah data dan bukti yang sesuai dengan fakta atau kenyataan. Dengan begitu, pembaca
bisa mengiyakan gagasan dari penulis tanpa adanya penolakan.

Selain itu, paragraf persuasi juga menggunakan sejumlah unsur untuk menjadikan pembaca tertarik
membaca paragraf ini, yaitu:

 Adanya penggunaan bahasa yang menarik.


 Adanya  kata-kata ajakan seperti ayo, mari, dan sebagainya.
 Adanya partikel -lah yang terdapat pada kata-kata tertentu.

Paragraf ini juga mempunyai sejumlah jenis, yaitu:

1. Persuasi propaganda: paragraf ini digunakan di media-media massa seperti koran, artikel


internet, dan sebagainya. Paragraf persuasi ini berisi informasi yang meyakinkan serta imbauan yang kuat,
sehingga pembaca pun peraya dan mau mengikuti himbauan atau bujukan tersebut.
2. Persuasi pendidikan: paragraf ini berisi pesan, ajakan, imbauan, dan sebagainya yang bersifat
edukatif dan disampaikan oleh pihak-pihak yang berkecimpung di dunia pendidikan.
3. Persuasi advertensi atau persuasi iklan: paragraf ini dipakai oleh pihak komersil untuk
memasarkan, mempromosikan, bahkan membujuk pembaca untuk membeli barang atau jasa yang
ditawarkan pihak komersil tersebut.
4. Persuasi politik: digunakan untuk tujuan-tujuan politis, seperti kampanye, ajakan untuk
bergabung ke dalam partai, serta ajakan-ajakan lain yang bersifat politik.

Contoh-contoh paragraf persuasi ini bisa dilihat di artikel contoh kalimat dan paragraf persuasi.

2. Paragraf Argumentasi
Paragraf ini berisi pendapat penulis yang disertai dengan bukti dan alasannya. Paragraf argumentatif
sendiri ditujukan untuk mengemukakan gagasan berdasarkan fakta dan alasan kuat, sehingga pembaca
pun yakin dan setuju atas gagasan tersebut. Paragraf ini mempunyai sejumlah ciri, yaitu:
 Berisi pendapat atau pandangan penulis terkait suatu peristiwa.
 Adanya fakta-fakta, data, dan contoh aktual yang mendukung pendapat sang penulis.
 Pendapat atau pandangan dikemukakan secara analitis atau secara analogis (menggunakan
perumpamaan).
 Diakhiri dengan kesimpulan dari penulis.

3. Paragraf Eksposisi
Paragraf yang berisi tentang uraian sebuah gagasan yang memiliki tujuan untuk menjelaskan sesuatu.
Uraian tersebut tentu didukung sejumlah fakta agar para pembaca bisa mempercayainya. Jenis paragraf
ini mempunyai sejumlah ciri, yaitu:

 Berisi petunjuk atau kiat-kiat dalam melakukan atau meraih sesuatu.


 Isi paragrafnya berisi fakta-fakta, kenyataan, atau hal-hal lain yang dapat dibuktikan
kebenarannya, sehingga pembaca pun bertambah wawasannya.
 Berisi uraian tentang suatu peristiwa.
 Tidak bersifat membujuk atau memaksa pembacanya.

4. Paragraf Narasi
Isi dari paragraf ini adalah kisah tentang suatu peristiwa atau kejadian yang didasari oleh data dan fakta
yang ada. Adapun ciri-ciri paragraf ini adalah sebagai berikut:

 Adanya tokoh atau pelaku.


 Adanya latar tempat, waktu, atau suasana.
 Adanya alur atau jalan cerita.
 Paragraf ditulis secara kronologis atau berdasarkan urutan waktu.

5. Paragraf Deskripsi
Merupakan paragraf yang berisi penggambaran sebuah objek secara detail, sehingga pembaca pun seolah
dapat melihat atau merasakan objek tersebut. Paragraf deskripsi mempunyai sejumlah ciri, yaitu:

 Berisi  penggambaran objek atau benda.


 Banyak menggunakan jenis-jenis kata sifat di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai