Anda di halaman 1dari 11

50 KATA MAKNA KONOTASI DAN DENOTASI

1. Bahtera : perahu, kapal


2. Cakrawala : lengkung langit
3. Dirgantara : udara; awang-awang
4. berat hati : tidak tega
5. Kepala dingin : tenang,sabar
6. Murah hati : baik hati
7. Buah bibir : bahan pembicaraan
8. Berat hati : tidak tega
9. Tunas bangsa : generasi muda
10. Jeruji besi : penjara
11. besar kepala : sombong
12. Fantasi : bayangan
13. jeruji besi : penjara
14. tunas bangsa : generasi muda
15. murah hati : baik hati
16. tinggi hati : sombong
17. sebatang kara : tidak mempunyai anak saudara
18. lapang dada : menerima dengan tabah
19. angkat kaki : pergi
20. gigit jari : kecewsa
21. Aksi : gerakan
22. Figur : tokoh
23. Angkat tangan : menyerah
24. Kutubuku : orang yang suka membaca buu
25. Buah tangan :oleh-oleh
26. Kalbu : hati
27. Akur : cocok,sesuai
28. Berabe : susah
29. Besuk : melihat orang sakit
30. Mama : ibu
31. Mimi : minum
32. Bobo : tidur
33. Buaya darat : playboy
34. Naik pitam : marah
35. Codet : bekas luka
36. Cicil : angsur
37. Menggondol : meraih, merebut
38. Mandek : berhenti
39. Nongkrong : duduk, jongk
40. Pita hitam : berduka
41. Lapang dada : menerima dengan tabah
42. Meja hijau : pengadilan
43. Sebatang kara : tidak mempunyai sanak saudara
44. Tinggi hati : sombong
45. gulung tikar : bangkrut
46. banting tulang : kerja keras
47. berpangku tangan : tidak mau bekerja
48. campur tangan : ikut campur
49. naik darah : marah
50. meja hijau : pengadilan
PUISI 5 KARYA SASTRAWAN INDONESIA

DOA
Oleh
Taufiq Ismail

Tuhan kami
Telah nista kami dalam dosa bersama
Bertahun-tahun membangun kultus ini
Dalam pikiran yang ganda
Dan menutupi hati nurani

Ampunilah kami
Ampunilah
Amin

Tuhan kami
Telah terlalu mudah kami
Menggunakan AsmaMu
Bertahun di negeri ini
Semoga Kau rela menerima kembali
Kami dalam barisanMu

Ampunilah kami
Ampunilah
Amin 

1966
Kepada Peminta-minta

By
Chairin Anwar

Baik, baik, aku akan menghadap Dia


Menyerahkan diri dan segala dosa
Tapi jangan tentang lagi aku
Nanti darahku jadi beku

Jangan lagi kau bercerita


Sudah tercacar semua di muka
Nanah meleleh dari muka
Sambil berjalan kau usap juga

Bersuara tiap kau melangkah


Mengerang tiap kau memandang
Menetes dari suasana kau datang
Sembarang kau merebah

Mengganggu dalam mimpiku


Menghempas aku di bumi keras
Di bibirku terasa pedas
Mengaum di telingaku

Baik, baik, aku akan menghadap Dia


Menyerahkan diri dan segala dosa
Tapi jangan tentang lagi aku
Nanti darahku jadi beku
SAJAK WI DURI UNTUK JOKI TOBING
Ole h :  
W. S. Rendr a

Debu mengepul me ngola h waja h tuka ng- tukang parki r.  


Kema rahan menge ndon di da lam kalbu pur ba.  
Ora ng- ora ng miski n me ne nta ng kemel arat an.  
Wa hai, Joki Tobing, kuser u kamu,  
kerna waja hmu muncul dal am mimpiku.  

Wa hai, Joki Tobing, kuser u kamu  


kare na te rlibat aku di dal am napasmu.  
Dari bis kot a ke bis kot a  
kamu memburuku.  

Kita duduk bersa ndi ngan,  


me nyaksi ka n hi dup yang kumal.  
Dan pe rlahan tersir ap dar ah kita,  
meli hat sekuntum bunga tela h me kar,  
dari puinga n ma sa yang putus as a.
Nus ant ara Film, Jakarta, 9 Me i 1977  
Potr et Pembangunan dal am Puisi
MENCARI
Karya : Sanusi Pane

Aku mencari
Di kebun Hindia.
Aku pesiar
Di kebun Yunani.
Aku berjalan
Di tanah Roma.
Aku mengembara
Di benua Barat.

Aegala buku
Perpustakaan dunia
Sudah kubaca,
Segala filsafat
Sudah kuperiksa.

Akhirnya kusampai
Ke dalam taman
Hati sendiri.

Di sna bahagia
Sudah lama
Menanti daku. 
ANGIN, 1
Oleh : Sapardi Djoko Damono

angin yang diciptakan untuk senantiasa bergerak dari sudut ke


sudut dunia ini pernah pada suatu hari berhenti ketika mendengar
suara nabi kita Adam menyapa istrinya untuk pertama kali, "hei
siapa ini yang mendadak di depanku?"

angin itu tersentak kembali ketika kemudian terdengar jerit wanita


untuk pertama kali, sejak itu ia terus bertiup tak pernah menoleh
lagi

-- sampai pagi tadi:


ketika kau bagai terpesona sebab tiba-tiba merasa scorang diri di
tengah bising-bising ini tanpa Hawa
GRAFIK

DIAGRAM
TANJUK KENCANA

KRITIK ATAS KEBOHONGAN PUBLIK


Keresahan sejumlah tokoh agama mengawali tahun 2011 bukan tanpa alasan. Mereka
menyuarakan keresahan umat. Pamrihnya kepentingan publik.
Oleh karena itu, pertemuan para tokoh agama yang digagas Maarif Institute, Senin (10/1), itu
bermakna profetis. Di antaranya jauh dari muatan kepentingan politik praktis, kecuali sesuai
dengan fungsi kenabian agama-agama menyuarakan apa yang dirasakan umat. Dan, justru
dalam konteks fungsi itu, seruan mereka sah secara etis dan moral, sepantasnya mendapatkan
perhatian.
Seruan profetisnya jelas. Pemerintah melakukan kebohongan-kebohongan publik, menyitir
istilah Ahmad Syafii Maarif. Kekuasaan atas nama rakyat dikelola tidak terutama untuk
kebaikan bersama. Seruan itu terdengar sarkastis yang menggambarkan gentingnya keadaan.
Kebohongan tidak saja dilakukan eksekutif, tetapi juga yudikatif dan legislatif—tiga lembaga
negara demokratis.
Peristiwa aktual-heboh pelantikan terdakwa kasus korupsi Wali Kota Tomohon Jefferson
Rumajar dan penanganan terdakwa kasus mafia pajak Gayus Tambunan sekadar dua contoh.
Legalitas pelantikan berbenturan dengan rasa keadilan publik. Kasus pelesir Gayus ke Bali,
Makau, dan entah ke mana lagi mungkin hanya aberration (penyimpangan) kasus raksasa
masalah mafia pajak.
Dua contoh di atas merupakan puncak gunung es sikap dasar (optio fundamentalis) tidak
jujur, tertutup praksis politis yang menafikan kebaikan bersama sebagai acuan berpolitik.
Media massa sudah nyinyir menyampaikan praksis kebohongan yang seolah-olah majal
berhadapan dengan kerasnya batu karang nafsu berkuasa.
Begitu liat-rakusnya kekuasaan sampai kebenaran yang menyangkut data pun dinafikan.
Kebohongan demi kebohongan dilakukan tanpa sadar sebagai bagian dari praksis kekuasaan
tidak prorakyat. Jati diri sosiologi praktis para tokoh agama adalah menyuarakan seruan
profetis, representasi keresahan dan keprihatinan umat. Kita tangkap dalam ranah itulah kritik
atas kebohongan publik para tokoh agama. Hendaknya disikapi sebagai seruan profetis,
seruan mengingatkan rakusnya kekuasaan, dan ajakan elite politik kembali kepada jati diri
sebagai pelayan masyarakat.
Kritik atas kebohongan niscaya disampaikan semata- mata karena rasa memiliki atas masa
depan negeri bangsa ini. Seruan mereka tidak dengan maksud mengajak berevolusi, tetapi
menyuarakan nurani etis-moralistis. Mereka pun tidak bermaksud membakar semangat
revolusioner, tetapi penyadaran bersama tentang gawatnya keadaan. Suara kenabian
mengajak laku otokritik, bersama-sama melakukan evaluasi dan refleksi. Bahwa kekuasaan
atas mandat rakyat perlu dikelola untuk bersama-sama maju.
Pluralitas Indonesia sebagai realitas yang sudah niscaya perlu terus dikembangkan,
dimanfaatkan sebagai sarana memajukan rakyat. Sekaligus menghentikan ”patgulipat”
apologetis atas nama rakyat. Rakyat seharusnya menjadi titik pusat dan batu penjuru atas
praksis kekuasaan.
WACANA OPINI

OPINI DAN FAKTA DALAM WACANA BERITA


Pasuruan-HARIAN BANGSA

Kereta api Mutiara Timur jurusan Banyuwangi-Surabaya terguling di km 69 desa Kedung


Bako Rejoso kab Pasuruan pukul 04.04 pagi hari kemarin. Akibatnya, 5 penumpang dirawat
di RSUD DR. R. Soedarsono kota Pasuruan. Kecelakaan terjadi diduga karena ada rel KA
yang terputus.KA Mutiara Timur yang berangkat dari stasiun KA Banyuwangi pada pukul
22.30 Senin malam, membawa 8 gerbong. Yakni, 2 gerbong eksekutif, 5 gerbong bisnis dan 1
kereta makan. Dari 8 gerbong, sebanyak 5 gerbong keluar dari rel, dan terguling ke areal
persawahan. Bahkan, satu gerbong, yakni gerbong 8 terputus dari gerbong lainnya.
Tidak ada korban meninggal akibat kecelakaan kereta api yang membawa 286 penumpang
ini. Belasan penumpang sempat mendapat perawatan akibat luka-luka ringan, akibat terjepit
dan terinjak-injak.

Berdasarkan penuturan Ibnu, penumpang asal Jember, sebelum terguling, kereta api Mutiara
Timur memang sudah terasa banyak goyang. Goncangan makin tinggi ketika kereta mulai
masuk di desa Kedung Bako Rejoso.Bukan hanya bupati, Kapolwil Malang dengan
didampingi Kapolres Pasuruan, AKBP A. Yani, juga berada di lokasi kejadian pukul 07.00
pagi kemarin. sayangnya, Kapolwil enggan berkomentar terkait dengan kecelakaan tersebut.
Sedangkan, Kapolres Pasuruan mengatakan bahwa pihaknya belum mengetahui sebab
tergulingnya kereta api jurusan Banyuwangi-Surabaya tersebut. Hanya saja, kecelakaan
tersebut diduga akibat adanya rel kereta yang patah.

Menurut pengamatan kita di lapangan ada dugaan karena ada sambungan rel yang putus, dan
itu belum disambung secara sempurna. Akibatnya, gerbong 5 dan seterusnya, keluar dari rel
dan terguling. Bahkan, yang terakhir itu terpelanting putus 200 m dari rel,” jelas Kapolres.
Untuk kepastian penyebabnya, lanjut Kapolres, pihak kepolisian akan melakukan koordinasi
dengan PT KAI untuk meneliti lebih jauh penyebab tergulingnya kereta api di Rejoso
tersebut.
Akibat kecelakaan tersebut, puluhan penumpang yang terluka dibawa ke Puskesmas Rejoso.
Untuk yang memerlukan perawatan lanjutan, dilarikan ke RSUD DR. R. Soedarsono. Hingga
kemarin siang, ada 10 penumpang yang tercatat di RSUD DR R. Soedarsono kota Pasuruan
yang dirawat. Namun 5 diantaranya sudah diperbolehkan pulang.Masih ada 5 orang yang
masih dirawat. Mereka adalah Suryatna, 53, Bandung, Muslimah, 38, Banyuwangi, Nanang,
Jember, Riswanto, 31, Jember dan Kadis Hariyono, 50, Jember. 

Contoh-contoh opini:
Berdasarkan penuturan Ibnu, penumpang asal Jember, sebelum terguling, kereta api Mutiara
Timur memang sudah terasa banyak goyang. Goncangan makin tinggi ketika kereta mulai
masuk di desa Kedung Bako Rejoso.
Menurut pengamatan kita di lapangan ada dugaan karena ada sambungan 
rel yang putus, dan itu belum disambung secara sempurna.
ARTIKEL ILMIAH

Dampak jika tidak menjaga kebersihan lingkungan sekolah 


               Masih banyak siswa SMP Negeri 9 Berau yang belum peduli terhadap kebersihan
lingkungan sekolah. Mereka masih saja membuang sampah sembarangan, padahal sudah
disediakan tong sampah. Kebanyakan mereka   berfikir, jika membuang sampah sembarangan
di sekolah tidak dapat   menimbulkan dampak yang begitu besar. Hal itu sangat salah.
Banyak sekali dampak yang ditimbulkan jika suatu lingkungan tidak terjaga kebersihannya.
Adapun dampak negatifnya antara lain :

  Menimbulkan bencana banjir, seperti yang sering kita lihat di kota-kota besar. Hal ini
bisa saja terjadi di sekolah kita jika murid selalu membuang sampah sembarangan.
Sampah yang bertumpuk di selokan dapat menyumbat jalannya air di selokan tersebut
sehingga, saat hujan pun tiba, mungkin saja SMP kita menjadi banjir dan akhirnya
proses belajar-mengajar terhenti 
 Debu lantai yang jarang dibersihkan dapat menyebabkan murid batuk hingga sesak
nafas. Laci meja yang penuh dengan sampahpun dapat dijadikan nyamuk sebagai
tempat bersarangnnya. Apalagi jika nyamuk tersebut adalah nyamuk Aedes Aegypty
yang dapat menyebabkan seseorang mengidap penyakit demam berdarah 
 Sampah yang bertumpuk dapat menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga
mengganggu konsentrasi para murid hingga guru dalam proses belajar-mengajar.

Anda mungkin juga menyukai