Anda di halaman 1dari 5

Orang Kecil Orang Besar

Oleh: KH A Mustofa Bisri

Suatu hari yang cerah Jika diam ditikam “Anak kecil bisa menjadi
Di dalam rumah yang gerah Jika protes dikentes besar
Seorang anak yang lugu Jika usil dibedil.” Tapi mungkinkah orang kecil
Sedang diwejang ayah-ibunya Menjadi orang besar?”
yang lugu “Orang kecil jika hidup Besoknya entah sampai
Ayahnya berkata: dipersoalkan kapan
“Anakku, Jika mati tak dipersoalkan.” si anak terus mencoret-coret
Kau sudah pernah menjadi dinding kalbunya sendiri:
anak kecil “Lebih baik jadilah orang “O r a n g k e c i l ? ? ?
Janganlah kau nanti menjadi besar O r a n g b e s a r ! ! !”
orang kecil!” Bagiannya selalu besar.”

“Orang kecil kecil peranannya “Orang besar jujur-tak jujur


Kecil perolehannya,” tambah makmur
si ibu Benar-tak benar dibenarkan
Lalim-tak lalim dibiarkan.”
“Ya,” lanjut ayahnya
“Orang kecil sangat kecil “Orang besar boleh bicara
bagiannya semaunya
Anak kecil masih mendingan Orang kecil paling jauh
Rengeknya didengarkan dibicarakan saja.”
Suaranya diperhitungkan
Orang kecil tak boleh “Orang kecil jujur dibilang tolol
memperdengarkan rengekan Orang besar tolol dibilang
Suaranya tak suara.” jujur
Orang kecil berani dikata
Sang ibu ikut wanti-wanti: kurangajar
“Betul, jangan sekali-kali jadi Orang besar kurangajar
orang kecil dikata berani.”
Orang kecil jika jujur ditipu “Orang kecil
Jika menipu dijur mempertahankan hak
Jika bekerja digangguin disebut pembikin onar
Jika mengganggu dikerjain.” Orang besar merampas hak
disebut pendekar.”
Ayah dan ibu berganti-ganti
menasehati: Si anak terus diam tak
“Ingat, jangan sampai jadi berkata-kata
orang kecil Namun dalam dirinya
Orang kecil jika ikhlas diperas bertanya-tanya:
SUJUD
Karya. Mustofa Bisri

Bagaimana kau hendak bersujud pasrah


sedang wajahmu yang bersih sumringah
keningmu yang mulia
dan indah begitu pongah
minta sajadah
agar tak menyentuh tanah.

Apakah kau melihatnya


seperti iblis saat menolak menyembah bapakmu
dengan congkak,
tanah hanya patut diinjak,
tempat kencing dan berak
membuang ludah dan dahak
atau paling jauh hanya jadi lahan
pemanjaan nafsu
serakah dan tamak.

Apakah kau lupa


bahwa tanah adalah bapak
dari mana ibumu dilahirkan,
tanah adalah ibu yang menyusuimu
dan memberi makan
tanah adalah kawan yang memelukmu
dalam kesendirian
dalam perjalanan panjang
menuju keabadian.

Singkirkan saja
sajadah mahalmu
ratakan keningmu,
ratakan heningmu,
tanahkan wajahmu,
pasrahkan jiwamu,
biarlah rahmat agung
Allah membelai
dan terbanglah kekasih
KALAU KAU SIBUK KAPAN KAU SEMPAT
Oleh: KH A Mustofa Bisri

Kalau kau sibuk berteori saja Kapan kau pintar? Kalau kau sibuk dengan
Kapan kau sempat menikmati Kalau kau sibuk mencela orang keagungan yang kau dzikiri saja
mempraktekkan teori? lain saja Kapan kau kan mengenalNya?
Kalau kau sibuk menikmati Kapan kau sempat membuktikan
praktek teori saja cela-celanya? Kalau kau sibuk berbicara saja
Kapan kau memanfaatkannya? Kalau kau sibuk membuktikan Kapan kau sempat memikirkan
cela orang saja bicaramu?
Kalau kau sibuk mencari Kapan kau menyadari celamu Kalau kau sibuk memikirkan
penghidupan saja sendiri? bicaramu saja
Kapan kau sempat menikmati Kalau kau sibuk bertikai saja Kapan kau mengerti arti bicara?
hidup? Kapan kau sempat merenungi
Kalau kau sibuk menikmati hidup sebab pertikaian? Kalau kau sibuk
saja Kalau kau sibuk merenungi mendendangkan puisi saja
Kapan kau hidup? sebab pertikaian saja Kapan kau sempat berpuisi?
Kapan kau akan menyadari sia- Kalau kau sibuk berpuisi saja
Kalau kau sibuk dengan kursimu sianya? Kapan kau memuisi?
saja
Kapan kau sempat memikirkan Kalau kau sibuk dengan kulit
pantatmu? Kalau kau sibuk bermain cinta saja
Kalau kau sibuk memikirkan saja Kapan kau sempat menyentuh
pantatmu saja Kapan kau sempat merenungi isinya?
Kapan kau menyadari joroknya? arti cinta? Kalau kau sibuk menyentuh
Kalau kau sibuk merenungi arti isinya saja
Kalau kau sibuk membodohi cinta saja Kapan kau sampai intinya?
orang saja Kapan kau bercinta?
Kapan kau sempat Kalau kau sibuk dengan intinya
memanfaatkan kepandaianmu? Kalau kau sibuk berkhutbah saja saja
Kalau kau sibuk memanfaatkan Kapan kau sempat menyadari Kapan kau memakrifati nya-nya?
kepandaianmu saja kebijakan khutbah? Kalau kau sibuk memakrifati
Kapan orang lain Kalau kau sibuk dengan nya-nya saja
memanfaatkannya? kebijakan khutbah saja Kapan kau bersatu denganNya?
Kapan kau akan
Kalau kau sibuk pamer mengamalkannya? Kalau kau sibuk bertanya saja
kepintaran saja
Kapan kau sempat membuktikan Kalau kau sibuk berdzikir saja Kapan kau mendengar
kepintaranmu? Kapan kau sempat menyadari jawaban?
Kalau kau sibuk membuktikan keagungan yang kau dzikir?
kepintaranmu saja
LAGU ORANG USIRAN
Karya HB. Jassin

Misalkan, kota ini punya penduduk sepuluh juta Kukira kudengar halilintar di langit membelah
Ada yang tinggal dalam gedung, ada yang tinggal Adalah Pemusnah di Eropa yang bilang: "Mereka
dalam gua mesti punah."
Tapi tidak ada tempat buat kita, sayangku, tapi tidak Ah, kitalah yang dimaksudnya, sayangku, ah kitalah
ada tempat buat kita yang dimaksudnya.

Pernah kita punya negeri, dan terkenang rayu Kulihat anjing kecil dalam baju panas terjaga
Lihat dalam peta, akan kau ketemu di situ Kulihat pintu terbuka dan kucing masuk begitu saja
Sekarang kita tidak bisa ke situ, sayangku, sekarang Tapi bukan kaum proletar, sayangku, tapi bukan
kita tidak bisa ke situ kaum proletar.

Di taman kuburan ada sebatang pohon berdiri Turun ke pelabuhan dan aku pergi berdiri ke tepi
Tumbuh segar saban kali musim semi Kelihatan ikan-ikan berenang merdeka sekali
Pasjalan lama tidak bisa tiru, sayangku, pasjalan Cuma sepuluh kaki dari aku, sayangku, cuma
lama tidak bisa tiru sepuluh kaki dari aku.

Tuan Konsol hantam meja dan berkata: Jalan lalu hutan, terlihat burung-burung di pohon
"Kalau tidak punya pasjalan, kau resmi tidak ada." Tidak punya ahli-politik bernyanyi ria mereka konon
Tapi kita masih hidup saja, sayangku, tapi kita masih Mereka bukanlah para manusia, sayangku, mereka
hidup saja. bukanlah para manusia.

Datang pada satu panitia, aku ditawarkan kursi Kumimpi melihat gedung yang bertingkat seribu
Dengan hormat aku diminta supaya datang setahun Berjendela seribu dan berpintu seribu
lagi Tidak ada satupun kita punya, sayangku, tidak ada
Tapi ke mana kita pergi ini hari, sayangku, ke mana satupun kita punya.
kita pergi ini hari.
Berdiri di alun-alun besar ditimpa salju
Tiba di satu rapat umum; pembicara berdiri dan kata: Sepuluh ribu serdadu berbaris datang dan lalu
"Jika mereka boleh masuk, mereka colong beras Mereka mencari kau dan aku, sayangku, mereka
kita." mencari kau dan aku.
Dia bicarakan kau dan aku, sayangku, dia bicarakan
kau dan aku.
MIMPI
Oleh. HB. Jassin

Aku bermimpi puteri Cina #


Mau mengajaknya jalan-jalan Aku berdoa: Ya Allah,
Tapi ibunya menjaganya, menjaganya dengan ketat Bukakanlah hati semua orang
Bukakan hatinya menerima Al-Quran Berwajah Puisi
# Dan menyebarkannya keseluruh penjuru
Dia rindu kepada Lian,
Dia terpekik menyambut aku #
Tidak mengira aku cinta padanya Tak dapat aku bedaskan pengalaman nyata,
Aku bekerja, bekerja, bekerja impian dan harapan
Habibie senang tersenyum Aku membaca, bacaanku pun menjadi nyata
Senang tersenyum melihat aku bekerja Aku terbang ke istana Harun Alrasyid,
Melihat Hikayat Seribu satu Malam
#
Buku-buku dicetak, #
Buku-buku baru dan cetak ulang Pagi-pagi ku baca koran,
Buku-bukuku dicetak Berita-berita terlukis di mata
Banyak, banyak sekali Waktu tidur berita menjadi nyata
Bercampur baur peristiwa dan impian
# Apa yang masuk dan keluar benakku
Aku salat, salat Tahajud, Keduanya mempunyai nilai yang sama
Subuh, Lohor, Asar, Maghrib dan Isa, Benakku sungguh luar biasa
Aku salat sanah tiap salat wajib Apa yang keluar dari benak Taufik Ismail, Hamid
Dan mengirim doa kepada kedua orang tuaku, Jabbar,
Kepada Hamka dan kawan-kawanku dan Sutardji Calzoum Bachri, menjadi bagian dari
Subagio Sastrowardojo dan lain-lain benakku
Alangkah besar alangkah Agung Tuhanku!
#
Hidupku hidup nyata dan impian
Tak dapat kubedakan mana yang nyata mana impian
keduanya sama dalam hidupku

Anda mungkin juga menyukai