Anda di halaman 1dari 88

Republik

Komedi
SekumpulanPuisi
Republik
Komedi
SekumpulanPuisi

oleh :
Nila Auriga
Diterjemahkan oleh :
Salomo Pasaribu
Pengantar
Mungkin dan atau pasti kalian mengira buku ini
adalah kumpulan puisi konyol yang mengundang gelak
tawa. Mungkin saja iya, tetapi kalau seandainya tidak
sesuai dengan harapan kalian, saya selaku penulis mohon
maaf atas penipuan yang tidak disengaja atau
direncanakan ini.
Namun yang jelas, bagi saya komedi itu penting
sekali dalam hidup karena ketika kita melihat pengalaman
pahitdari perspektif komedi, maka semua itu akan menjadi
menyenangkan dan membuat kita tertawa. Tertawa
terbahak-bahakdibutuhkan saat menghadapi kesedihan
atau kesulitan karena menangis tersedu-sedu saja belum
cukup.
Lewat tulisan saya ini kalian akan melihat
bagaimana gambaran komedi-komedi yang menggetarkan
melalui pengalaman-pengalaman hidup sekelompok
manusia. Terima kasih kepada teman-teman yang sudah
menceritakan semua komedi-komedi kalian!
Selamat membaca dan menikmati!

Daftar Isi

Pengantar
Daftar Isi

1. Tertawalah, Tuan!
2. Laugh, Sir, Laugh!
3. Komedi
4. Comedy
5. Adam
6. Adam
7. Hantu
8. Ghost
9. Jika
10. Just, Because
11. Di Ruang Kerjamu
12. In Your Work Place
13. Calon Pemimpin
14. A Potential Candidate
15. Republik Komedi
16. Republic of Comedy
17. Porselen Cina
18. Chinese Porcelaine
19. Xanax
20. Xanax
21. Remote AC
22. Air-Conditioner Remote
23. Aku Tak Paham
24. A Failure
25. Humbert
26. Humbert
27. Telanjang
28. Naked
29. Marijuana
30. Marijuana
31. Mixer
32. Mixer
33. Nanti
34. Someday
35. Lelucon
36. A Joke
37. Sudut Biru
38. Blue Coast
39. Carlo
40. Carlo
41. Suatu Hari Nanti, Mungkin
42. Someday, Maybe
43. Di Tepi Danube Biru
44. The Edge of Blue Danube
45. Biola
46. Violin
47. Pelangi
48. A Rainbow
49. Melodi Shostakovich
50. A Piece by Shostakovich
51. Melodi Chopin
52. A Piece by Chopin
53. Maumu Apa?
54. What Do You Want?
55. Aku Tunggu di Basilica
56. I’ll Be Waiting in Basilica
57. Fajar
58. Dawn
59. Jakarta
60. Jakarta
61. Anggur Merah
62. RedWine
63. Kuteks Merah
64. Red Nail Polish
65. Infus
66. Hospital Infusion
67. Malaikat
68. Angel
69. Kamu dan Bahasa Perancis
70. You and French Language
71. Saksofon
72. Saxophone
73. Kopi
74. Coffee
75. Angin
76. WindBrezze
77. Aku Bukan Gitarmu
78. I’m Not Your Guitar
79. Apa Aku Terlalu Sensitif?
80. Am I Way Too Sensitive ?
81. Praha dan Perancis
82. Prague and France
83. Dearest Dada
84. Dearest Dada
85. Kau
86. Thou

TentangPenulis ~
TentangPataba ~
Buku-buku Lain TerbitanPataba Press ~
Buku-bukuPataba Press yang Akan Terbit ~

Tertawalah, Tuan!

Bila aku tampak bodoh di matamu,


Berilah aku ilmu yang kau punya.
Bila aku belum mampu meresapnya,
Berilah aku sedikit lagi waktu untuk memahaminya.
Bila aku lagi-lagi masih bertanya,
apalagi dengan pertanyaan konyolku ini.
Bolehlah kau tertawa atas ketololanku.
Tetapi dengan cara yang manis, Tuan,
agar aku juga bisa ikut tertawa!

Laugh, Sir, Laugh!


If I look stupid in your eyes,
Give me knowledge you have.
If I am not able to absorb it,
Give me a little more time to understand it.
If again I will still ask,
let alone with my stupid question,
You may laugh at my stupidity.
But please,
laugh with a bit of tenderness
Thus I can laugh as well!

Komedi
Aku ini komedi sekaligus seperti badut,
Membuat semua tertawa,
Berlindung di bawah riasan tebal.
Selalu terlihat konyol di depanmu dan mereka.
Kau dan mereka tertawa saat aku tersedu-sedu,
Kau dan mereka tertawa saat aku tersandung,
Bahkan kau dan mereka tertawa saat aku dalam bisu.
Tetapi mereka merasa ada ruang kosong saat aku
hilangkan riasan tebal ini,
begitupun dengan kau.

Comedy
I am like both a comedy and a clown,
Making everyone laugh,
Hiding between this thick make-up,
Always look dumb in front of you and them.
You and them are laughing, while I cry my heart out,
You and them are laughing, while I stumble,
You and them are laughing, even when I am in mute.
But they feel there is an empty space when I wash off this
thick make-up, and so are you.
Adam
Wajahmu serius sekali,
Berbicara kemudian tersenyum.
Tertawa, kemudian menatap.
Tatapan rindumu seakantak ada habisnya!
Ah sayangnya...
Bukan aku yang kaurindukan!
Adam
Your face looks soo serious,
Speaking and then smiling,
Laughing and then staring,
Your longing look is endless!
What a shame,
It isn’t me you are missing!

Hantu
Kamu itu seperti hantu,
Terus menghantui,
Terus mengikuti,
Terus mengganggu.
Namun tak pernah menampakkan diri,
cuma menertawakan aku yang ketakutan.

A Ghost
You are like a ghost,
Continue to haunt,
Continue to follow,
Continue to bother.
However, you never show up,
you keep on making fun of me who is full of scare.
Jika
Jika aku tak pandai bicara bahasa ibumu,
Bukan berarti aku tak pandai bahasa sarkasmu.
Jika kulitku tak secerah kulitmu,
Bukan berarti seenaknya kaurendahkan diriku.

Jika bangsamu sedikit lebih maju dari bangsaku,


Bukan berarti aku miskin moral,
Menghargai itu tidak berbayar,Kawan!
Just, Because
If I don’t speak your mother tongue,
It doesn’t mean that I don’t understand any of your
sarcasm.
If my skin isn’t as bright as yours,
It doesn’t mean that you can underestimate me as you
please.
If your nation is more developed than mine,
It doesn’t mean that I lack of moral.
A little bit of appreciation won’t cost a thing,
My friend!
Di Ruang Kerjamu
Aku ingin bertemu di ruang kerjamu yang nyaman dengan
alunan musik blues jazz.
Kuingin menceritakan semua masalahku.
Bertanya bagaimana menyelesaikannya.
Karena,
Kehadiranmu memberi satu penyelesaian masalah
untukku,
Harum parfummu laksana aromaterapi buatku,
Suaramu membuat telingaku berorgasme.
Walau kutahu benar, kuterlihat gila di hadapanmu!
Inside Your Work Place
I want to see you in your comfortable work place,
surrounded by blues jazz music.
I want to tell you my problems.
I want to ask you how to solve my problems.
Because,
Your presence, at least, solve one of my problems,
Your parfume is, as if an aromatherapy to me,
Your voice makes me ear orgasm.
Though I know certainly, I must look insane in front of
you!
Calon Pemimpin
Kamu itu seperti calon pemimpin di negrikayangan,
Penuh janji manis,
Terlalu peduli berlebihan,
Kenyataannya omong kosong!

A Potential Candidate
You are like a potentital candidate of a fairy land,
Full of sweet promises,
Care too much,
In reality, you tell lies!
Republik Komedi
Jika Anda hidup di negeri ini,
Kala Anda sedang demam atau meregang nyawa,
Istirahatlah yang cukup dan berdiamlah di rumah dengan
baik walau atapnya bocor!
Atau kala Anda sedang sehat, jagalah kesehatan dengan
sebaik-baiknya!
Sebab,
Jika Anda jatuh sakit dan Anda tidak mampu bayar,
Celakalah!
Anda akan mati karena menunggu antrean panjang atau
jika beruntung, akan sembuh dengan sendirinya, karena
lelah menunggu membuatmu melupakan rasa sakitmu.

Republic of Comedy
If you lives in this land,
If you have a fever or if you’r dying,
Take some rest and stay at home, even when the roof is
leaking!
Or when you’re in good shape, take a good care of your
health
Because,
If you’re sick and cannot afford to pay,
Oh what a woe!
You will die of waiting in line
or if lucky,
You will be healed because you’r too tired of waiting and
eventually,
You will forget that you’re suffering.

PorselenCina
Kamu itu seperti piring porselen dari Cina zaman dulu,
Langka,
Penuh sejarah,
Dicari-cari orang,
Apalagi para kolektor.
Namun,
Saat pecah berkeping-keping,
Masih kupungut dan kurangkai lagi dengan perekat.
Karena kutahu, semua itu tak mampu menghilangkan nilai
sejarah yang telah melekat erat.
Chinese Porcelain
You are like a porcelain plate, from ancient Chinese,
One of a kind,
Full of history,
People are looking for it,
Especially the collectors.
However,
When it breaks into pieces,
I pick up the pieces and I assemble them.
Because I know, none of that can eliminate the inherent
historical value.
Xanax
Kamu itu seperti xanax,
Tidak bisa sembarangan orang memberikan,
Tidak bisa asal beli.
Tetapi begitu dapat,
Bisa bikin mati sejenak!

Xanax
You are like xanax,
Can’t be given to everyone,
Can’t be bought by everyone,
But when I have one,
It provokes an immediate death!

Remote AC
Aku seumpama remote AC,
Seenaknya kaucari dan kaubuang.
Saat kedinginan,
Kaumatikan aku.
Lalu kaubuang sembarangan.
Tetapi saat kau kegerahan,
Kaucari-cari hingga bertengkar dan kausalahkan orang-
orang di sekitarmu!
Air-Conditioner Remote
I am like a remote for air-conditioner,
You throw me away as you like,
When you get cold,
You switch me off.
And then you put me elsewhere.
But when you swelter,
You search me until you get into a fight and then you
blame the people around you!
Aku Tak Paham
Kaubilang kau pandai bermain-main dengan dawai,
Tetapi kau tak paham membaca partitur.
Kaubilang kau tergila-gila dengan melodi-melodi
Shoskatovitch,
Tetapi musik jazz saja kau susah paham.
Kaubilang kau suka menulis nada-nada syahdu dan puisi-
puisi memesona,
Tetapi kau tak punya pena, barang satu saja.
Ini... kau yang sedang berimajinasi atau hanya aku yang
tak bisa memahami?

I Don’t Get It
You say you know how to play with violin strings,
But yet you don’t know how to read music.
You say you crazy about the world of shoskatovitch,
But yet you have no idea what jazz music sound like.
You say you like to write like lyrics song and sweet
poems,
But yet you don’t own any single pen.
Are you telling me lies, or
It’s you who are imagining or Is it me who fail to
understand?
Humbert
Tidak perlu pusing-pusing menghitung umurku,
Tidak perlu juga memikirkan berapa jarak umurku dengan
umurmu.
Aku tidak pandai berhitung!
Bagiku rambut klimis gelap yang di sela-selanya ada
helaian berwarna kontras, terlihat berwibawa.
Ah ... tapi aku cuma anak kecil,
Saat aku bilang rindu,
Kau cuma bilang “Ayo kita ke toko es krim!”
Arrrgghh aku tidak sebocah itu!

Humbert
No need to bother calculating my age,
No need to bother thinking about our age differences.
I am not good at counting!
To me, that well-polished black hair with contrast colour
stranded between it, looks prestigious.
Ah ... I am just a little kid,
When I say I miss you,
You say “Let’s go to the ice cream shop!”
Arrrgghh I am not that childish!

Telanjang
Tetaplah telanjang seperti itu!
Kau terlihat natural,
Walau saat menyiksa dan menusuk tulang-belulang,
Walau saat ranting-ranting patah,
Walau saat kulit terbakar,
Walau saat kuncup-kuncup bunga bermekaran,
Ahh sayangnya, kau tidak bisa disentuh apalagi bersuara,
Terlalu indah untuk menjadi nyata!
Naked
Stay naked that way!
You look natural,
Though when breaking the bones and aching the bones,
Though when the branches are broken,
Though when the skin is burning fire,
Though when the flower buds are blooming,
Ahh unfortunately, you cannot be touched, let alone
produce a voice.
Too good to be true!
Marijuana

#1
Kamu itu seperti marijuana,
Terlalu nikmat untuk dijadikan bumbu masakan,
Tetapi terlalu bahaya jika harus dibakar kemudian dihisap.
Selalu laku terjual,
Meski di sini ilegal!

#2
Kamu itu ibarat selinting marijuana,
Harum dan nikmat.
Setiap hisapannya berpengaruh besar dalam memperbaiki
moodku.
Tetapi,
Jantungku serasa ingin lepas dari tubuhkudan ketakutan
menyelimutiku,
Ketika baru saja aku menyentuhmu dan
membakarmu dengan korek api,
Aku takut mereka akan mengepungku ketika aku akan
menikmatimu.
Aku takut terlena dalam tawa hingga lupa waktu!

#3
Kamu itu lagi-lagi seperti marijuana,
Membuatku tertawa tanpa alasan,
Membuatku merasa di atas awan dekat dengan nirwana,
Membuatku merasa waktu berjalan sangat lambat.
Sekarang aku baru menyadari saat kau pergi,
Semua orang bilang aku gila!
Marijuana

#1
You are like marijuana,
Too good to be cooked,
Too dangerous to be smoked.
Always sold out,
Though it is illegal here!

#2
You are like a joint of marijunana,
Smells good and brings grace.
Each suction has a big influence in improving my mood.
However,
My heart feels as if it wanted to explode.
When I touch you.
Let alone burn you with this lighter.
I am afraid they would catch me when I almost began to
enjoy it.
I am afraid of being lulled in infinite laugh and time!

#3
You are again like marijuana,
Makes me laugh without reason,
Makes me feel as if I was up there in the cloud closed to
nirvana,
Now I realize when you are gone.
Everyone calls me a lunatic!

Mixer
Kamu itu seperti mixer,
Mencampur aduk perasaan,
antara tawa, senyum, haru, marah, benci, dan jengkel.
Sampai encer perasaanku dibuatnya.
Mixer
You are like a mixer,
Mixing up feelings,
between laughs, smiles, emotion, anger, hate and
annoyance.
Until it destroys my feelings.
Nanti
Akan tiba saatnya nanti,
Saat kau kembali ke kota hangat itu lagi.
Saat burung-burung camar menyapamu malu-malu,
akan kutitipkan salam untukmu lewat mereka.
Mungkin dan pasti kau akan ingat.
Dulu,
Saat sepekan saja kau tidak melihat lambaian tanganku di
depan gereja tua itu,
Darahmu panas,
Nafasmu satu-satu,
Seakan aku nadimu,
Seakan aku hilang dari bawah kulitmu.
Tetapi sekarang,
Saat kau di depan gereja tua itu lagi,
Saat menunggu bus yang sama.
Kau beradu bibir dengannya,
Ah,sayang,tapi beda rasa bukan?
Kurang sentimentil!
Someday

There will be a time


When you’ll come back to that warm city
When the seagulls greet you sheepishly,
I’ll ask them to send you my greetings,
Maybe and certainly you’ll remember,
Then,
When you didn’t see my waving hands in front of that old
church
Your blood heated up
You were breathless
As if I was your pulse
As if I was disappearing from underneath your skin.
But now,
When you are in front of that old church
When you wait for the same bus
Your lips collide with her
But, darling, it tastes different right?
Less sentimental!

Lelucon
Jangan kaujadikan lelucon lagi.
Kisah kita di negeri orang tahun lalu.
Sudah cukup kaubuat nafasku satu-satu.
Sudah cukup kauhabiskan persediaan air pembersih
mataku ini hingga kering tak tersisa.
Jangan lagi kau pura-pura tertawa dan bercerita komedi
agar aku bisa mengulang lagi yang sempat terjadi tempo
hari.
A Joke
Don’t make your another joke.
Our story in a foreign land last year.
It’s enough, you’ve left me breathless.
It’s enough, you’ve spent my eyes cleansing water, dry
without any trace
Not again you pretend to laugh and tell me
comedies, so that I could repeat again, what happened that
time
Sudut Biru

#1
Tiga kali kulewati musim yang menusuk tulang belulang
dan dua kali musim bunga-bunga yang keluar dari
kuncupnya di sudut biru itu.
Kau singgah dan pergi seperti angin.
Terkadang dingin dan atau terkadang hangat seperti cuaca
yang tak menentu tujuannya.
Terkadang manis atau terlalu manis hingga memualkan,
tetapi juga terkadang terlalu sendu seperti drama.
Mungkin, jika suatu saat nanti kau merindukanku,
dengan senang hati kau boleh mengirimiku pesan tanpa
harus bertanya,
“Apa kabar?”
#2
Terlalu panas hingga membakar kulit,
Terlalu indah untuk berlama-lama di sini,
Terlalu lelah untuk berbaur,
Terlalu manis untuk dilupakan begitu saja,
Terlalu pahit jika harus mengenang masa-masa susah,
Terlalu hangat saat daun-daun kering berterbangan.
Ohh… sudut biru,
Tunggu aku sekali lagi!

#3
Kamu itu seperti musim gugur di kota biru,
Terlalu gerah jika kupakai mantel,
Terlalu dingin jika kulepas.
Lalu akhirnya,
Kupakai saja mantelku walau tak kukunci semua dengan
kancingnya!

Blue Coast

#1
Three times I went through the season of bone piercing
and twice the season of flowers coming out of their buds
in the blue coast.
You stopped by and left like the wind.
Sometimes you were cold and or sometimes you were
warm like uncertain weather.
Sometimes you were sweet and then too sweet, sickening.
But sometimes you were calm like a soap opera,
Maybe, if one day, you ever miss me,
Certainly you can send me a message, without a doubt,
“How are you?”

#2
Too hot until it burns my skin,
Too beautiful to stay longer,
Too exhausting to mingle,
Too sweet to be forgotten,
Too bitter when remembering those hardest times,
Too warm when all the dried leaves fly by,
Ohh, blue coast,
Wait for me one last time!

#3
You are like auntumn in blue city,
I swelter a lot when I put my coat,
I shiver when I take off my coat,
And then,
I just wear my coat though I unbotton some of the buttons!
Carlo
Saat itu langit abu-abu,
Angin sangat tidak bersahabat,
Pohon-pohon tampak layu dan kering.
Tetapi,
Semua gambaran rasa suram itu akan berubah hanya
dengan melihat jembatan yang memesona itu.
Lalu aku bertanya-tanya sendiri dari balik jendela, apakah
aku harus tinggal satu malam lagi?
Carlo
That day, the sky was gray,
The wind was not affectionate,
The trees appeared to be withered and dry.
Regardless of how it looked like,
All that gloomy image would change by only paying
atterntion to that dazzling bridge.
And then I asked to myself from behind the window,
should I spend another night?
Suatu hari nanti, Mungkin

Mulai sekarang, kau bisa mengetuk pintuku,


Jika saja suatu hari nanti kau merindukanku.
Jika aku ada di rumah,
Akan kusuguhkan segelas air dingin,
Atau jika kaulapar,
Akan kubuatkan nasi pedas kesukaanmu.
Tetapi jika aku tidak di rumah,
Tulis saja sebuah pesan dan alamatmu di atas kertas kecil
ini.
Lalu tinggalkan di bawah pintu.
Aku bisa datang mengunjungimu dilain hari.
Tetapi akan sangat memilukan,
Jika kau pergi dengan bisu.

Someday, Maybe
From now on, you can knock on my door,
If only one day you will miss me.
If only I will be at home,
I will give you a glass of cold water,
Or if you will be hungry,
I will make your favorite spicy rice.
But, if I wont home,
Write to me a message and your address in this piece of
paper.
And put it below my door.
I will come to visit you again in another day.
But it will grieve me,
if you leave me in silence.

Di Tepi Danube Biru


Desember,
Aku berjalan di tepi Danube biru,
Terengah-engah melawan hembusan angin jahat sembari
menyeberangi jembatan yang indah.
Saat itu dingin menusuk tulang,tetapi dekorasi lampu
merah kuning berkelap–kelip di mana-mana, seakan-akan
mencemoohkanku yang sedang kedinginan.
Walaupun begitu, aku sangat diberkati di festival malam
itu meski biru adanya.

On the Edge of Blue Danube


December,
I walked on the edge of Danube,
Panting against the maleficent wind, while crossing that
beautiful bridge.
At that time, it was cold and yet, mesmerizing.
Yellow and red light decorations flickering everywhere, as
if laughing at me, who was shivering.
Nevertheless, I was blessed at the festival that night,
despite the blue air.

Biola
Kamu itu seperti biola tua tak berdawai,
Terlalu indah,
Tetapi tidak bersuara,
Tetapi sayang juga untuk dibuang.
Akhirnya, kusimpan saja untuk kenang-kenangan.
Violin
You are like an old violin without strings,
Extraordinarily beautiful,
Though without voices,
Though it would be such a pity to throw it away.
Thus I save it as a memories.
Pelangi
Kamu itu seperti pelangi,
Aneka warna bertumpuk genit.
Datang setelah hujan,
Semua orang terpukau.
Apalagi dibentangan hamparan biru dan di atas aspal
basah.
Tetapi cepat-cepat kau hilang ditelan awan biru.

Rainbow
You are like a rainbow,
Various colors piled flirtatiously.
Come after the rain,
Everyone was amazed.
Moreover the blue expanse and on the wet asphalt.
But sooner or later, you will fade among the blue clouds.

Melodi Shostakovich
Kamu itu seperti melodi Shostakovich,
Naik-turun menegangkan,
Tinggi-rendah menenteramkan,
Tidak ada repetitif.
Penuh kejutan, sulit diterka!
Shoskatovitch Melody
You are like Shoskatovitch melody,
It goes up and down, intimidating,
It goes high and low, reassuring.
Without repetition.
Full of surprise, troublesome to guess!

Melodi Chopin
Kamu itu seperti melodi Chopin,
Menggetarkan,
Mengharukan,
Menenggelamkan,
Namun menyejukkan.

Chopin Melody
You are like Chopin melody,
Nerve-racking,
Touching,
Drowning,
But soothing.
Maumu Apa ?
Kau minta aku datang padamu,
Tapi kau malah pergi.
Kau minta aku ikut denganmu,
Tapi kau malah pulang.
Kau minta kubiarkan kuncup bunga itu bermekaran, tapi
malah kaupatahkan tangkainya sebelum berkembang.
Kau minta aku mengerti,
Tapi kau malah salah mengerti,
Jadi, maumu apa sekarang?
What Do You Want?

You asked me to come to you,


But you disappeared.
You asked me to follow you,
But you left.
You asked me to let these flower buds bloom, but you
broke its stalk before it flourished.
You asked me to understand,
But you misunderstood.
Now what do you want?
Aku Tunggu di Basilika
Saat kau muncul dari balik gereja tua itu.
Mendera menyerbu harubiru,
Serasa di atas nirwana.
Hingga akhirnya kau berbalik arah untuk kembali ke
“yang katanya kau bilang”rumahmu.
Aku berpikir
untuk menengok sekali lagi,
Hanya ingin memastikan, masihkan kau menengok sekali
lagi?
Dan aku tidak pernah tahu itu!

I’ll Be Waiting in Basilika


When you showed up behind that old church.
Whack with all emotion
As if above nirvana,
Until in the end, you turned away and returned to “once
you said” your home.
I was tossed-around thinking,
to look one more time,
Just to be sure, still you look one more time?
And I never knew that.

Fajar
Kamu itu seperti fajar,
Setengah gelap,
Setengah terang,
Awal sebuah hari.
Yang mampu membuatku bersemangat.
Walau kantuk masih mendera.
Dawn
You are like dawn,
Half dark,
Half bright,
The beginning of a day.
It motivates me,
Though still in need of sleep.
Jakarta
Kamu itu seperti Jakarta,
Selalu kurindukan,
Selalu kuingin pulang,
Selalu banyak hal menyenangkan.
Tetapi aku belum sanggup berlama-lama menetap seperti
dulu.

Jakarta
You are like Jakarta,
Which I always miss,
Which I always want to come back,
Which brings a lot of joy.
And yet, I have no interest of settling down longer than I
used to.

Anggur Merah
Kamu itu seperti anggur merah,
Terlalu asam untuk lambung.
Diam-diam memabukkan,
Namun nikmat menyenangkan.
Red Wine
You are like red wine,
Too acidid for the stomach.
Slowly and deliciously intoxicating,
But brings so much joy.
Kuteks Merah
Aku ini seperti kuteks merah,
Merona berapi-api.
Memperelok jemari genitmu.
Untuk kepesta atau ke pasar pun cocok-cocok saja.
Tetapi jika kau sudah bosan,
Semudah itu kauhapus dengan aseton!

Red Nail Polish


I am like red nail polish,
Rosy as fire.
Beautify your flirtatious fingers.
To attend a party or to visit a market, sounds convenient.
But when you get bored,
You just remove it easily, with acetone!

Infus
Aku ini seperti infus,
Selalu digantung,
Agar kau bisa bertahan hidup.
Tetapi setelah kau pulih,
Aku dibuang begitu saja!
Infusion
I am like a infusion,
Always hanged up,
So you can survive.
But when you recover,
I have to be disposed, immediately!
Malaikat
Kamu itu seperti malaikat,
Lembut sekali,
Hingga aku terlena,
Karena kau selalu menolong dan tersenyum elok.
Ah tapi aku keliru!
Nyatanya kau tak bersayap, melainkan bertanduk.
Pantas saja! Sekarang aku di neraka!

Angel
You are like an angel,
Way too gentle,
Until I am being allured,
Because you always help and smile beautifully.
Ah but I was mistaken!
For you have no wings but thorns.
No wonder I am now in hell!

Kamu dan Bahasa Perancis


Kamu itu seperti bahasa Prancis,
Banyak aturan, tetapi banyak pengecualian.
Banyak persamaan pengucapan, tetapi beda makna.
Banyak kata yang sama, tetapi beda jenis,
yang satu feminim, yang satu lagi maskulin.
Lagi-lagi beda arti!
Walau demikian, mau tak mau aku harus bicara Perancis,
agar mereka menjawab semua pertanyaanku!
Lelah, tapi kusuka!
You and French language
You are like French language,
Plenty of rules, but also exceptions.
Plenty of similarities of pronouncing, but different
meaning.
Plenty of same words, but belong to different gender,
one’s feminin other masculin.
And then again different meaning!
Though in the end, like it or not I have to speak French,
therefore they will answer to my questions!
Exhausting, but I like it!
Saksofon
Aku lihat-lihat kau seperti saksofon,
Butuh sinkronisasi yang tepat antara jari-jemari,
pernapasan, dan perasaan.
Rumit!
Butuh banyak energi dan harus pelan-pelan,
Terkadang juga harus menggebu-gebu,
Sulit memang, tapi kusuka!
Tangan dan kakiku bersenandung tanpa sadar acapkali
mendengar melodimu!

Saxophone
I look to you as if you were a saxophone,,
It needed an exact synchronization between the fingers,
Respiration, and emotion.
Complicated!
It needed a big amount of energy and it had to be played
slowly,
Sometimes it had to be played passionately,
It is complicated, but I like it!
My hands and my feet always dance unconsciously,
Every time I hear your melody!

Kopi
Kuanalogikan engkau seperti kopi.
Panas atau dingin kusuka.
Tanpa atau dengan susu, aku tetap suka.
Apalagi dengan gula, manisss sekali!
Kalaupun tanpa gula,
Aku tetap masih bisa suka.
Karena aku tahu, kalau selalu dengan gula,
Kita lupa akan rasa asli kopi.
Originalitas terkadang penting.
Meski adakalanya kau buat jantungku berdebar atau
terkadang sakit perut.
Aku tetap selalu suka!

Coffee
You can be portrayed as coffee.
Hot or cold I like.
With or without milk I still like.
Especially with sugar, oh so sweet!
Even without sugar,
I still can like it.
Because I know, if we are always depend on sugar,
We will forget the real taste of coffee,`
Originality is sometimes important.
But there times when you shake my heart or you give me
stomache ache.
And I still like it!

Angin
Aku bagai hembusan angin yang menjatuhkan daun-daun
kering,
Dingin menusuk tulang belulang.
Selalu kauhalau dengan bermacam-macam mantelmu yang
bergaya dan syal hangatmu yang elegan.
Kehadiranku selalu kauhindarkan,
Tetapi,
Sadarkah kau?
Saat panas membakar kulit nanti, akan kau cari-cari dan
panggil-panggil aku untuk menyejukkanmu.
Wind Breeze
I'm like a gust of wind that drops dry leaves,
Cold, breaking the bones.
Always you get rid of by putting those stylish coats and
elegant scarfs.
You always get rid of my presence,
But,
Do you realize?
When the heat burns the skin later, you will look around
and call me to cool you down.

Aku Bukan Gitarmu


Aku ingin sekali menjadi gitarmu,
Selalu kausayang-sayang,
Selalu kaubangga-banggakan,
Selalu kausentuh-sentuh dengan jari-jarimu,
Selalu kaujaga dengan baik,
Selalu kauutamakan,
Selalu di sampingmu saat kau tidur.
Ahh.. sayang saja, aku bukan gitarmu!

I’m Not Your Guitar


I really want to be your guitar,
Always be loved by you,
Always make proud of you,
Always being touched by your fingers,
Always be taken care by you,
Always be prioritized by you
Always by your side while you are sleeping.
Ohh, what a shame, I wasn’t your guitar!

Apa Aku yang Terlalu Sensitif?


Mereka bilang diam itu emas,
Nyatanya diam tanpa kejelasan itu membingungkan.
Mereka bilang semua harus sama rata,
Nyatanya masih saja ada yang terabaikan hanya perkara
warna kulit.
Mereka bilang pasti,
Memang kenyataannya pasti, tetapi pasti untuk
penyingkiran.
Ini aku yang terlalu sensitif atau birokrasi ini sedang
bermain-main denganku?

Am I Way too Sensitive?


They say silence is gold,
In reality, silence without explanation is confusing.
They say about equality,
In reality, there are some, who got ignored because of skin
colors.
They say about certainty,
In reality, it is certain, but certain to get rid of.
Is this me who is way too sensitive or is this bureaucracy
playing with me?
Praha dan Perancis
Jika kau tidak tahu apa-apa tentang Praha,
Katakan saja, kau tidak tahu.
Jika kau pernah ke jembatan Charles,
Katakan saja kalau kau pernah ke sana.
Tapi, Sayang, jangan bilang kau pernah ke sana
Kalau kau katakan Praha itu di Perancis,
Bagaimana bisa kita berdiskusi tentang jembatan Charles
kalau kaukira Praha itu di Prancis, sayang?
Prague and France
If you have no idea about Prague,
Just say, you don’t know.
If you’ve been to the Charles Bridge,
Just say you’ve been to,
But darling, don’t you dare saying you’ve been there
If you say Prague is in France,
How can we discuss about Charles Bridge, if you think
that Prague is located in France, Darling?
Dearest Dada
#1
Saat kuncup-kuncup bunga mulai bermekaran,
Dada tertawa, seakan aku ini komedi dan berucap
padaku,“Apa kabar” atau kadang-kadang dia bertanya
“ada apa denganmu?” seakan-akan aku ini tragedi.
Tetapi sekarang,
Rintik-rintik menerpa wajahku saat bunga-bunga sudah
layu dan kering.
Dada terngiang-ngiang di benakku,
Ohh Dada.. tidak ada damai yang kutemukan!
#2
Kau singgah, kemudian pergi.
Tak disangka-sangka,
Kau lagi-lagi singgah.
Lalu pelan-pelan kau pergi lagi dan begitu terus siklusnya.
Dada...
Kau bagai musim gugur di kota biru,
Ketika kupakai mantelku, aku kegerahan.
Tetapi...
Ketika kulepas mantelku, aku kedinginan
Dada...
Di mana damai bisa kutemukan?

#3
Dada, kau itu seperti lagu lama yang syahdu,
Terlalu emosionil,
Setiap saat kudengar tanpa jemu, bahkan lirikmu mudah
diingat,
Membuatku tak sadar dan gila untuk menari tanpa henti.
Walaupun semua temanku muak mendengar melodimu!

Dearest Dada
#1
It was when the flowers started to bloom,
Dada laughed as if I was a comedy, he said “how are
you?”or sometimes he asked “what’s up with you?” as if I
was a tragedy.
But now,
The raindrop falls on my face when the flowers have been
withered and dried.
Dada, you are always in my mind,
Ohh Dada... there is no peace I find!

#2
You came, and then you left,
Unpredictable,
And then you came again.
Slowly you left me again and the cycle went on and on
Dada…
You are like autumn in blue city,
When I put on my coat, I swelter,
But,
When I take off my coat, I shiver
Dada…
Where can I find peace?

#3
Dada, you are like an solemn old song,
Way too emotional,
I will never get tired listening to it, even your lyrics are
easy to remember,
Makes me feeling unconcsious and crazy to dance without
stopping,
Although all of my friends are fed up of listening to your
melody!
Kau
#1
Katanya kau selalu menjawab semua pertanyaan,
Nyatanya kau tidak pernah bersuara,
Apalagi membalas sapaanku.
Katanya kau maha melihat,
Nyatanya kau tak pernah terlihat,
Walau separuh wajahmu saja.
Katanya kau selalu bersamaku,
Nyatanya kau tak pernah bisa kusentuh,
Meski barang sekali saja merasakan dekapanmu.
Namun demikian,
Kau selalu mendamaikanku!
#2
Kau tunduk-tunduk seakan-akan kau tersangka,
Kaupejamkan mata seakan-akan kau ingin diserbu regu
tembak,
Kau mohon-mohon seakan-akan dua jam lagi bumi
terbelah,
Hei! Dia tidak sekejam seperti yang orang-orang itu bilang

#3
Kau tidak pernah bersuara.
Kau tidak pernah menyentuh.
Kau tidak pernah terlihat.
Tetapi aku tidak pernah berkhianat walau kadang lama
sekali kaubalas pertanyaanku!

Thou
#1
You say you’ll always answer to all questions,
In reality you are never make a sound,
Moreover, reply to my greetings.
you say you're all-seeing,
In fact you have never been seen,
Even half of your face,
You say you’ll always with me
In reality I can’t never touch you,
Even to feel just once in your arms,
However,
You always bring peace to me!

#2
You bow down as if you were a suspect,
You close your eyes as if you were going to be attacked by
a firing squad,
You beg as if in another two hours the world would be
divided,
Hey! He’s not as vicious as people said!
#3
You never make any noise,
You never touch,
You never show up your face,
But I never betray you, though sometimes it takes a long
time for you to answer my questions!

Anda mungkin juga menyukai