Anda di halaman 1dari 6

Mencintai dalam diam

MENCINTAI DALAM DIAM .`.`.`.`.`. Sahabat,Saat ku jatuh cinta.. Tak akan ku berucap.. ...Tak akan ku berkata.. Namun ku hanya akan diam.. Saat ku mencintai, takkan pernah ku menyatakan. Tak akan ku luahkan.. Yang ku lakukan hanyalah diam.. Sahabatku,saat kau mencintai seseorang, Maka cintailah ia dalam hening. Dalam diam.. Tak perlu kau lari, tak perlu kau hindari. Namun juga, jangan kau sikapi dgn berlebihan. Jangan kau leraikan rasamu itu. Dan,percayalah pada Takdir.. Allah telah mengatur apa yang terbaik untuk kita.. Jadi, apa yang kau risaukan? Biarkan Allah yg mengaturnya, Dan yakinlah di tangan-Nya semua akan baik-baik saja.. Cubalah renungkan... Dia yang kau cinta, belum tentu atau mungkin tak akan pernah menjadi milikmu.. Dia yang kau puja, yang kau ingat saat siang dan yang kau tangisi ketika malam, Akankah dia yang telah Allah takdirkan denganmu? Sahabatku ,kita tak tahu dan tak akan pernah tahu.. Hingga saatnya tiba.. Maka, ku ingatkan padamu, tidakkah kau malu jika smua rasa telah kau luahkan... Namun ternyata kelak bukan kau yg dia pilih untuk mendampingi hidupnya? Dan sedarilah duhai sahabat, fitrah kita wanita adalah pemalu, Dan kita indah karena sifat malu yang ada pada diri kita.. Lalu, masihkah kau tampak menawan jika rasa malu itu telah di nafikan? Masihkah kau tampak bijak jika malu itu telah kau singkap.. Duhai gadis, jadikan malu sebagai pendindingmu.. Maka tawan hatimu sendiri dalam sangkar keimanan.. Dalam jeruji kesetiaan.. Maka cintailah dlm hening. Agar jika memang bukan dia yg ditakdirkan untukmu, Maka cukuplah Allah dan kau yg tahu segala rasamu.. Agar kesucianmu tetap terjaga.. Agar keanggunanmu tetap terbias.. Sahabat... yg kau perlukan hanya waktu, sabar dan percaya.. Maka, peganglah kendali hatimu, Lalu..Arahkan pdNya.. Dan cintailah dalam diam.. Dalam hening.. Itu jauh lebih indah.. Jauh lebih suci..InsyaAllah Ameen ya Rabbal Alamin.. .`.`.`.`.`.

Mencintai Dalam Diam....


Diposkan oleh Nick Salsabiila Jumat, 27 Mei 2011

Huufftt...kuhempaskan tubuh penatku di tepi kasur empuk kesayangan. Penat, lelah,


padat, menghimpit...dan berjuta keletihan lain seraya menghampiri jiwa dan ragaku. Kuseka keringat dingin yang mengalir perlahan di balik jilbabku yang mulai terseok kesana-kemari. Rupanya aku benar-benar lelah kali ini. Masih segar dalam ingatan, betapa begitu cepat kuhabiskan waktu 24 jam yang telah disediakan oleh Allah secara gratis hari ini. Berawal dari jadwal ngampus yang cukup padat bagi mahasiswi ekstensi, jam ngajar yang bejibun, jadwal membimbing privat, kuliah malam berikut serangkaian oral test bahasa asing, belum rapat-rapat yang menaikkan adrenalin.

#Berpendar 1

Pyuuhh,,semua itu terkadang membuatku ingin terkapar sesaat dan menghilang dari

putaran waktu yang terus berlari cepat. Selalu ada saat-saat di mana tak ada ruang yang mampu mengalihkan penatku, juga ada waktu-waktu..di mana sayup-sayup melodi tak cukup untuk membangkitkan semangatku. I really feel tired and light without direction... #Berpendar 2

Ada begitu banyak alasan yang terkadang membuat kita tak ingin jujur. Ada
begitu banyak alasan yang sesaat membuat kita hanya fokus pada seseorang yang bersinar di balik jeruji kesadaran diri. Namun tak membutuhkan sedikit pun alasan untuk memahami penyebab sebuah cinta hadir. Dia datang begitu saja tanpa kuminta. Dia masuk tanpa permisi meski aku tak membentangkan hati. Dan dia melindas sisi-sisi keangkuhanku tanpa banyak kata. Menakjubkan!! Dia berhasil membuatku mencintainya dan mengaguminya dari berbagai arah tanpa sanggup kubaca jedanya. Hari yang kulalui masih tetap penat dan padat seperti biasa...namun aku tak mengerti mengapa ada segaris senyum untuk menghadapinya. mungkinkah aku benar-benar jatuh cinta?? #Berpendar 3

Oh Tuhan,

Bukan

karena mencintai seseorang kita akan menderita. Namun, ketika kita mengartikan cinta itu pada sisi kehadiran dan kebersamaan..maka itu lah penderitaan yang tercipta. Aku telah memutuskan untuk mencintainya. Aku pun telah memutuskan untuk mengagumi sosoknya. Perlu waktu yang cukup lama untukku belajar, bahwa cintaku juga harus bahagia. Maka aku akan menciptakan atmosfir kebahagiaan itu seorang diri, tanpa membutuhkan kehadiran orang yang kucintai...juga tanpa membutuhkan balasan perasaan yang sama darinya. Karena aku pun telah memutuskan... untuk mencintainya dalam diam. Dan dalam diam itu akan kusampaikan secara perlahan =tiap-tiap gejolak yang kurasakan= melalui hempasan angin, kicauan beburung, canda ilalang, deburan ombak, butiran debu, laju awan, butiran hujan, sapaan senja, kerlingan ufuk, dan sentuhan embun [semua akan kukisahkan padanya lewat semesta dengan segala kepasrahan...]. #Cahaya dalam tiap-tiap #pendar# yang tercipta....

Aneh

rasanya, ketika harus menulis untuk sesuatu yang tak pernah mampu kutuliskan, kulukiskan, juga kuteriakkan... Namun catatan ini akan tetap kupersembahkan dalam diam...(seperti cintaku yang juga alpa akan suara..namun terus berpendar di tiap sudutnya)....teruntuk sahabatsahabatku yang juga tengah meredam letupan cintanya..sekali lagi... dalam diam! Tuhan, pendarkanlah selalu cintaku ini...sesuai mau Mu...

[Masih] Tentang Cinta Dalam Diam ( )~

Untuk S

seseorang yang inspirasiku ...

seringkali,

bahkan

hampir selalu

menjadi

" elamat pagiiiii ... " Senang melihatmu masih bisa terbangun dan menatap cahaya berkilauan di luar sana pagi ini. Senang melihatmu kembali bersemangat menjalani hari. Meski kutahu, ada hal-hal yang begitu berat tanpa boleh kau ceritakan padaku dan harus menjadi rahasiarahasia kecil yang lucu bagi hari-hari kita.

" elamat bekerjaaa ... " Bolehkah aku melihatmu dengan mata hati ku saja, untuk hari ini dan seterusnya? Aku tahu, pagi ini tentu kau telah duduk manis di depan meja kerjamu yang tampak sedikit monoton bagimu. Tapi di sanalah kau akan mulai berkarya dan menumpahkan setidaknya sebagian idemu yang begitu istimewa. Dan, hey ... betapa aku selalu bangga padamu yang mampu menyimpan segala resah dengan begitu rapi. Menyimpannya dalam peti. Untuk kemudian membuangnya jauh pada hamparan stepa

mati suatu saat nanti. Entah bersamaku, ataupun kau akan lakukan seorang diri saja. Lalu jemarimu akan mulai mengetikkan angka-angka yang tak pernah kumengerti. Ahh, tak seluruhnya aku tak mengerti, mungkin ada beberapa yang kupahami. Karena sekali lagi, aku selalu melihatmu dan memperhatikanku dengan mata hati ku, meski kau tak pernah tahu. Aku tak pernah punya banyak kata jika harus bercerita tentangmu. Karena sosokmu sendiri adalah kumpulan kata yang tak pernah mampu kususun sesuai maumu.

Tapi pagi ini aku ingin bercerita padamu. Aku tak peduli jika kau akan mendengarnya
sambil lalu ataupun mengacuhkanku karena bosan pada permainan kataku yang itu-itu saja. Karena akulah yang telah mengatur penaku sendiri, agar hanya kau saja yang menjadi inspirasiku.

Inspirasiku, kau tau tidak? Akhir-akhir ini aku sangat menyukai (tepatnya kembali
menyukai) kisah-kisah dongeng di masa kecilku. Di mana kau dan aku belumlah saling mengenal. Di mana kau belum menjadi inspirasiku, dan aku bukanlah sosok yang ada dalam pikiranmu (ah...meski saat ini mungkin juga tidak). Kau tentu tahu tentang kisah Putri Salju, di mana sang putri harus rela tertidur dan menunggu seorang pangeran datang dari negeri jauh untuk menyelamatkan hidupnya. Lalu kisah Cinderella yang harus berlari pontang-panting saat jarum jam menunjukkan pukul 12.00 dan semua keajaiban yang melekat di tubuhnya pun menghilang begitu saja. Kemudian kisah Pangeran Kodok yang harus mendapatkan kecupan seorang putri demi mengembalikan wujud aslinya yang rupawan. Ataupun kisah Rapunzell si putri rambut panjang yang harus rela menjadikan rambutnya dijadikan anak tangga bagi seorang ksatria pembunuh naga. Bahkan ada juga kisah sepasang bawang (merah dan putih) yang memperebutkan keberadaan seekor ikan ajaib dalam penggorengan.

Inspirasiku,

bagimu yang diciptakan dan ditakdirkan tidak se-touchscreen (red. sensitif) aku mungkin hanya akan sekilas pandang dan melupakan kisah-kisah aneh itu begitu saja. Tapi aku dan beberapa perempuan lain di dunia ini mungkin akan terus mengenang dan menyimpannya rapih dalam ingatan. Meski tak harus mempunyai kehidupan sesempurna para putri dalam nageri dongeng, namun kau tentu tahu, kalimat yang sama pada hampir setiap akhir dongeng adalah impian kita semua bukan?

"....and they live happily forever.."


benar sempurna.

Ah, ending kalimat yang benar-

Dan terakhir tentang kisah Bawang Merah dan Bawang Putih pun tak jauh berbeda.
Hanya saja di kehidupan nyata, nama sang tokoh sudah semakin indah karena nama putri negeri dongeng tersebut telah menjadi nama bahan rempah yang lezat. Dan kini

mereka tak lagi harus berebut ikan ajaib dalam penggorengan, melainkan menggoreng sendiri ikan-ikan yang telah dibeli di supermarket dan menghidangkannya dengan resep terbaik untuk sang pangeran.

Ahh...aku makin ngelantur ya...


Hai inspirasiku, aku harap kau tidak terang-terangan menertawakan imaginasiku yang sedikit berputar arah ini ya. Andai kau tau, sebenarnya khayalanku ini pun terinspirasi oleh kehadiranmu dalam hidupku. Maka kelak jika kita memang ditakdirkan hidup bersama dan bahagia selama-lamanya seperti para putri dalam dongeng, aku ingin sekali bertanya padamu sejauh mana kau mampu menuliskan tentang hidup. Bisa jadi nantinya kisah tentang hidup yang pernah kurangkai pun akan sangat jauh berbeda di masa yang akan datang. Karena buatku saat ini,

Hidup itu tentang menunggu hujan di balik jendela dan mengukur teduhnya perlahan melalui
bidikan kamera yang serba tidak profesional. Hidup itu tentang mengerjakan rutinitas yang padat dengan muka pucat, lalu tiba-tiba tersenyum saat mengingat sebuah bayang. Hidup itu tentang pilihan untuk bersandar di bahu seseorang meski di sampingnya terhampar sebuah kasur empuk yang tampak jauh lebih nyaman. Hidup itu tentang berjalan pada arah yang bersimpangan dengan idealisme saat harus dihadapkan pada sebuah kenyataan. Hidup itu tentang konspirasi Tuhan yang membiarkannya berjalan pada terjalan, tanjakan, juga dataran tanpa tahu pasti arah ranjau akan datang. Hidup itu tentang tawa kagum pada pelangi yang muncul setelah badan menggigil kebasahan di bawah sebuah atap usang. Hidup itu tentang berlari mengejar waktu dan terengah karena tak ada tempat yang tersisa dalam sebuah ruang. Hidup itu tentang menikmati kesunyian di tengah keramaian. Hidup itu tentang menghitung ruas jalan dan mengukur ketinggian untuk mencapai tujuan. Hidup itu tentang desahan napas gundah di antara dentingan piano dan petikan gitar. Hidup itu tentang menggila bersama kawan dan sejenak melupakan jeda dan kesedihan. Hidup itu tentang berpijak di atas sebuah bola sakti raksasa yang berputar. Hidup itu tentang mengingat hal-hal dimasa lalu dan kemudian menertawakannya. Hidup itu tentang perjalanan waktu, mengulang detik, menit, jam, hari, tanggal, bulan, dan pergantian tahun. Hidup itu tentang memilih menggenggam tangan orang lain padahal manusia diciptakan memiliki sepasang tangan yang bisa saling menggenggam tanpa kehadiran tangan lain. Hidup itu tentang makhluk bernama manusia yang diberkahi Tuhan dengan akal pikiran namun terkadang lebih memilih untuk menjadi "hilang akal" sejenak ...

Hidup itu tentang .... aku, kamu, kita, dan persahabatan.

Ahh sudahlah, aku takut kamu akan bosan mendengar kicauanku yang tak menentu. Padahal
jujur saja, pagi ini aku hanya ingin sedikit menyemangatimu dan membiarkanmu tersenyum

lebih lama karena kehadiranku. Terimakasih telah menjadi inspirasi sekaligus imaginasi yang sempurna buatku.

((

Seringkali

ketika kita hilang harapan, kita selalu berpikir ini adalah akhir dari

segalanya. Padahal saat itu Tuhan sedang tersenyum menyaksikan kepanikan kita, seraya berkata, "Tenang sayang, itu hanyalah belokan, bukan akhir dari segalanya."))

Anda mungkin juga menyukai