SENJA
KATA PENGNTAR
Penulis
Hendra LB
Daftar isi
“Sepercik Angin”
Cinta adalah perkara sederhana seperti jatuhnya daun
yang tak pernah diberitahukan olehh angin. Yang datang
secara perlahan menggugurkan satu-persatu daun namun
“Daun yang jatuh tak pernah membenci angin” (Kata
Bang Tere Liye).
………………………..
“Seperti Hujan”
Seperti hujan
Yang turunnya membawa berkah
harinya adalah ketenangan
dalam rintiknya mengalirkan syahdu
Dan kala itu para pecandu rindu keluar dari jeruji sepi
semua bertanya dimanakah cinta?
Namun hanya angan dan damai yang ramai dimalam itu
………………………....
“Berlari Mundur”
…………………….
“Di musim Gugur”
………………………………...
“Air Tuba Dan Air Putih”
…………………………
“Seharusnya”
………………………….
“Kamu adalah Bahasa”
………………………..
“Cinta Biasa”
Dengan mencintaimu
Berarti aku tlah siap untuk tidak menyakitimu
segala yang kumiliki itulah yang kuberi
Disaat kamu yang tak mampu memahami cinta
Kuakan mencintaimu dengan sederhana
Sesederhana jatuhnya daun
Yang tak sempat diberitahukan oleh angin
……………………….
“Cinta Yang Samar”
…………………………..
Cinta “Jalaluddin Rumi”
……………..………..……
“Antara”
………………
“Terkadang”
………………
“Cinta Sejati”
……………………
“Kamulah Senja”
Dikala itu, kududuk sendiri
Sembari meratap gelapnya senja yang menghampiri.
Dibalik warna ada bayangan yang tersimpan rapi
Menapak jelas Sambil kubertanya dalam hati
“Warnamu, senyummu masih terlihat redup.
kenapa ?
apakah jingga sore tak sempat memberitahukanmu
Perihal rinduku yang kemarin ?
Atau ia sengaja dan akan menerbitkan
senyummu di_esok pagi !
Entahlah…
……………………..
“Esok Pagi”
Esok pagi…
Bukalah jendelamu
Diufuk timur sana
Tlah terbit amu,mentari pagi menerangi bumi
Lihatlah…
Aku ada disana, dalam rindu kemarin sore
Yang tak sempat menemaniku pulang.
…………………..
“Mulai Saat Ini”
…..………………….
“Di Malam Tiba”
………..
“Hijau”
Hijau…
Warna buku itu, yang mengingatkanku
Bahwa pernah ada sebuah torehan dalam bingkisannya
Sebuah coretan kata untuknyaaa
Sebuah harapan padanyaaa
Sebuah pernyataan, untuk diindahkan
atau tidak untuk ditanggapi.
Mestinya kamu tahu
Hijau. Menandakan selalu tumbuh
Selalu ada perkembangan dari hal-hal yang baru
Termasuk tumbuhnya sebuah alasan mula
Dari awalan huruf dalam memulai sebuah kata
Menjadi sebuah deretan sajak menarik
Hingga bila orang bertanya penyebab.
Kuakan menjawab. Kamulah alasan puisiku tertulis.
………………………
“Rasa Adalah Sepi”
…………………….
“Cinta Menipis”
………………….
“Tolong”
Tolonglah !!!
Untuk jangan kembali
Kerna rasa ini tlah ada untuknya
Ia yang sekarang tlah menggantikan posisimu
Tlah berjanji setia hingga nanti
Aku tlah berjanji tuk menjaganya
Bukan kamu yang kemarin
Bahkan tak tahu menjaga perasaan ini.
……………………………………
“Melupakanmu Tidaklah Susah”
Hmhmhm, tidak !
Aku terus belajar.
………………………………………………
“Kau yang datang Jangan Kau yang Pergi”
Kau yang datang jangan kau yang pergi lagi. Rindu ini
tak sanggup sendirian. Kala maraknya keramaian tak
mengapa namun ketika dirundung pilu dalam
kesendirian dengan alasan apa aku akan tenang. Aku
seperti seorang tamu yang datang dihatimu yang datang
tak disapa, ada baiknya aku pulang saja.
Rumahmu yang tak lagi baik menerimaku mungkin
hatimu pula tlah terkunci rapat untukku. Apa kamu yakin
rumahmu akan baik-baik saja tanpaku. Bila seorang
penjahat memasuki rumahmu dan mencuri semua isi
hatimu, lalu memaksamu tuk mencintainya. Jujur, aku
tak menginginkan hal itu terjadi kerna kamu masih
kucinta dengan sepenuh hati. Akan kuberikan hatiku,
ragaku, semuanya untukmu.
Kamu…
Bila menginginkan kita bukan hanya sepasang kekasih
yang berjanji seiya dan akhirnya tak jua bersua.
Menginginkan lebih tuk hidup bersama. Sebenarnya kita
hanya membutuhkan sebuah konsisten yang tuk dijaga,
disimpan erat dalam hati jangan sampai terpisah hanya
kerna manusia-manusia sialan yang tak pernah
bertanggungjawab.
Maka waspadalah !
Sebelum masalah itu melemahkan langkahmu,
hubunganmu. Tiap masalah selalu datang dari belakang
bukan dari depan. Kalaw yang datang dari depan
namanya antrian. Hehehe.
…………………….…….
“Sebuah Dekapan Cinta”
Cinta…
Dalam dekapan masih kuharapkan. Senyuman manis
perekah hariku tak lupa terbayang selalu. Bahkan pada
kata manjamu tak lupa kurindu. Kesepian tlah
mengingatkanku pada satu hal. Itulah rasa yang kuingat
saat bersama. Dalam dekapan manja itu yang kini entah
kemana.
Kamu…
Yang masih mengharapkannya jangan lagi sia-
siakannya. Buatlah satu komitmen lagi jalani hubungan
lagi. Ia hanya ingin seorang yang baik lagi pantas tuk
kabulkan sendunya yang sempat putus asa. Bila kau tahu
yang demikian itu, tuk apa masih memikirkan panjang
kali lebar. Sebelum menyesakkan dan tersesat yang
berarti akan ada rumah peninyinggahan (orang lain),
yang Ia singgah tuk menjadi pendengarnya yang baik, ia
tinggal disana untuk beberapa hari, terasa mengenakkan,
menyenangkan hingga barangkali seterusnya sampai
waktu menutup usia. Akhirnya cintamu hanya sebuah
penyesalan.
Ingat kawan !
Cinta itu…
Bila tak mampu dijalankan jangan pernah dijalani kerna
hanya menyakitkan dan melukai diri sendiri, bila tak
mampu membenarkan bukan berarti harus menyalahi
kerna cinta itu datang dengan sebuah hati nurani.
Semua ada jalannya yang tlah ditentukan oleh yang
maha kuasa. Dan jangan jadikan sumpah sarapah nyalahi
ketentuannya.
Bila kamu tak tahu cara mencintai jangun pula takut tuk
mencintai, kerna itu hal bijaksana yang mengajarkan
kamu banyak hal.
…………………………….
“Rindu Juga Melelahkan”
Maaf !
Tak ada hal yang dibicarakan lagi. Bukannya aku
membenci dan tak mencintai lagi. Kerna saat ini kuhanya
ingin sendiri, sebab merindukanmu ternyata hal yang
melelahkan juga.
……..…………………………….
“Jingga Soreku Yang Hilang”
…………………………………………..……
“Memilih Cinta Agar Baik & Benar”
Segala hal tlah kulakukan demi sebuah usaha
mempertahankanmu namun belum juga lunak hatimu,
sejauh mana yang tlah kuberi, segala perihnya yang
kutabah. Apa yang masih kurang dariku ?, tolong
katakanlah. Hal yang kamu dapat menyukainya, dengan
begitu kuakan mencoba berbuat seperti yang kamu
inginkan. Atau ada lelaki lain yang mendahuluiku dalam
memberi sesuai kepuasanmu ?
Ingat dek !
Dalam memilih pasangan yang baik itu bukan pada
banyaknya materi (harta) yang diberi. Kerna cinta sejati
itu tumbuh dari hati yang menerima apa adanya, bukan
pada harta yang hanya kepuasan semata namun tidak
memberi kedamaian, ketenangan jiwa.
Kusadari dek !
Bahwa wanita itu pada umumnya kesenangannya adalah
harta dan perhiasan. Bukan berarti harta dan perhiasan
adalah menjadi tonggak utama dalam memilih dan
memilah calon pasangan. Dalam agama kita diajarkan.
Ketika memilih pasangan maka kriterianya adalah yang
baik agamanya dan akhlaknya (dua yang lainnya adalah
harta dan parasnya)
“Memang dek !
Termasuk harta didalamanya, tapi apa dia sudah
termasuk baik agamanya atau akhlaknya yang kamu nilai
selama ini. Ooh sering berjudi maksudmu, berhura-hura
tak ada faedahnya, itu yang baik ?”
“Sudahlah kak !
Pokoknya aku masih mencintainya dan… baik deh.”
Kata Liyah (atau Adeliyah nama lengkapnya) dengan
nada ketus agak kesal mempertahankan si lelakinya itu.
(****
Untukmu perempuan yang pernah datang dan sempat
menjadi penantang perdebatan hebat, aku tak tahu lagi
bagaimana mencintaimu dengan baik dan benar.
……………….……..…….
“Kemana Akan Kucari”
(****
Orang-orang yang tadinya banyak, perlahan hilang satu
persatu. Sekarang hanya ada beberapa yang lain yang
masih bercerita tertawa, yang lainnya lagi berkemas tuk
beranjak pulang. Dan aku masih disini. Hingga adzan
maghrib dikumandangkan aku tetaplah sendiri.
(****
……………………………………...
“Andai Saja”
Kamu tahu !
Mengapa aku meminta jodoh itu tidak mesti harus kamu.
Kerna kita hanya manusia biasa seperti halnya seorang
petani yang bekerja. Menanam benih padi lalu hasilnya
berhasil atau tidak bagus tumbuhnya keadaan yang
menentukan atau bisa dikatan tuhan yang tlah
menentukan segala nasib pada seorang petani. Seperti itu
juga kamu yang usahaku untuk mendo’akanmu lalu
selebihhnya kuserahkan pada tuhan tuk ditentukan siapa
yang terbaik untukku.
……………………………………..
“Hariku Kembali Mengingatmu”
Dalam do’a panjang aku selalu teringat ada namamu
yang mesti kuselipkan. Begitu terus setiap hari, setiap
waktu, hingga kusadari bahwa mungkinkah kamu adalah
seorang yang tak sepatutnya dilupakan.
…………………..
“Hari jadian”
…………………………………
“Cinta Yang Semakin Rumit”
Hari kehari kuterus jalani hubungan tanpa status yang
jelas itu.
…………………….
“Aku Menyadari”
……………………….
“Cinta Yang Baik”
Cinta adalah sebuah pemberian dari tuhan yang maha
menganugerahi. Yang dengan anugerah itu aku pasrah
entah siapa yang nantinya datang. Yang jelas kamulah
salah satu diantaranya. Cinta tak pernah salah, hanya saja
terkadang orang yang menjalaninya telah keluar dari
aturannya.
Wahai para lelaki, bila para wanita yang sudah tak lagi
dihargai olehmu, maka ibumu yang melahirkanmu telah
kamu kotori darah pengorbanannya dengan segala
perbuatan kotormu.
………………………………….
“Seperti Cintanya Seorang Ibu”
…………………………………………….
“Cinta Yang Aneh”
.………………………..…………
“Berharap Kamu Akan Kembali”
……………………………………..
“Cintamu akan Baik-Baik Saja”
…………………
“Santai Aja”
…………………………..
“Desas Desus Tak Jelas”
……………………………..…….………….
“Kerna Hadirmu Adalah Pencerah Hariku”
……………..…………………………..
“Tak Ada Perjuangan Yang Sia-Sia”
………………………………
“Kata bapak Khalil Gibran”
Tapi takut tuk dilukai. Maka itu bukanlah aku yang tak
pernah hingga tak sanggup melukaimu.
Merpatiku !
Datanglah lalu hinggaplah dijendelaku. Bila aku
ketiduran maka tugasmu adalah membangunkan_ku.
Ada gelas kaca disamping meja tulisku yang bisa kamu
jatuhkan. Pecahkan saja gelasnya sampai gaduh.
Sampai aku sadar pada mimpiku yang tak pernah indah
kerna mimpiku tak pernah denganmu. Itulah sebabnya
tiap kali mimpi yang ternyata bukan denganmu dan
mungkin takdir tuhan hanya akan mempetemukanku
denganmu didunia nyata.
…………………………
“Saatnyalah Serius”
*****)
Bila ego yang berbicara, bodo amat. Tak peduli itu hal
yang menyakitkan atau tidak.
……………………………..
“Cinta Suci”
Cinta yang baik dari hati itulah cinta suci, cinta sejati,
sebaik-baik cinta pemberian dari sang ilahi.
……………………………………
“Cinta memang Tidak Terduga”
…………………………………
“Sendiri adalah Ketenangan”
…………………….
“Mencari Jati Diri”
Kemapamanlah…
Kerna cinta adalah kemapaman. Memilih siapa yang
patut mencintai dan memperjuangkan. Mungkin
waktulah yang belum saatnya memilih-memilahku. Aku
selalu berharap cintalah yang mengajariku cara
bagaimanaa mencintai yang baik dan benar. Menjaga
bibirnya agar selamanya tetap tersenyum yang reka.
Wanita-wanita…
Memang…
Makhluk istimewa penuh keindahan
Namun bila kamu tak pandai menjaga diri
Bisa melukai.
…………….………………..
“Rayap-Rayap Pengganggu”
………………………………………..
“Wanita Dan Sepasang Mata Indah”
………………………
“Masih tentangmu”
……………....
“Durasi”
…………………………………
“Cinta Yang Melemahkan”
…………………………….
“Cinta Dan luka”
…………………………………………….
“Cinta Yang Indah Terkadang Melukai”
……………………………..
“Pahlawan Hati”
Pahlawan hati…
Hilang sudah pahlawanku
Cinta terbaik semoga temani langkahmu
Sebait do’a sekujur tubuh
Mengantarmu kerah yang kau tuju