Anda di halaman 1dari 121

SAJAK-SAJAK

SENJA
KATA PENGNTAR

Cinta adalah sebuah kasing sayang. Tuhan yang maha


pemurah memberikannya sejak kita kecil melalui kasih
sayang seorang ibu, yang dengannya kita belajar
bagaimana cara berkasih dan menyayangi.

Adalah dia senjaku yang merindukan, haruskah menjadi


sajak yang kulupakan. Pada cinta yang tak pernah adil
hanya rindu sepihak. Kasih sayang yang tak begitu tulus
membuatku ragu tentangnya. Mau tahu senjaku yang
mesti dilupakan atau harus kupertahankan. Bukalah
tuangan penaku dalam lembaran kertas ini.

Sebuah kisah dalam renungan panjang hatiku menerima


kelemahan demi kelemahan untuk menemukan sebuah
kesempurnaan adalah proses yang tidak mudah. Dalam
lembaran ini kamu akan menemukan berbagai kondisi
dan situasi dalam sebuah proses memperjuangkan.
Walau tak semua tuangan pena itu berasal pengalaman
sendiri. Kerna aku orangnya suka menerima segala
curhatan dari teman-teman, sehingga segala hal yang aku
dengar, yang aku lihat, aku merangkai semua. Dari tema
satu ke tema lainnya menjadi sebuah kisah dalam Sajak-
Sajak Senja yang padu dalam tuangan pena ini.
TERIMA KASIH

Terima kasih kepada Allaah SWT yang telah


memudahkanku upayaku dalam menulis buku ini.
menjadi sebuah buku yang baik untuk kalangan muda
mudi.

Salam dan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW


serta para sabatnya, para pengiku setelahnya. Agar diberi
segala kemudahaan dan ketentraman hidup yang tenang
bersama sunnah-sunnah tuntunan nabi.

Untukmu ________, yang telah berupaya meluangkan


waktu, untuk merasakan kegetiranku, lellahku. Mudah-
mudahan segala perasaan baik menyertaimu, kita semua.

Penulis

Hendra LB
Daftar isi

Kamulah senja yang kurindukan…………


Kamulah senjaku yang mestikah dilupakan ?…
Senjaku yang punya pilihannya sendiri…
Kamulah Senja
Yang Kurindukan

“Sepercik Angin”
Cinta adalah perkara sederhana seperti jatuhnya daun
yang tak pernah diberitahukan olehh angin. Yang datang
secara perlahan menggugurkan satu-persatu daun namun
“Daun yang jatuh tak pernah membenci angin” (Kata
Bang Tere Liye).

Dan begitulah yang terjadi pada peristiwa seekor lebah


pada serbuk sari yang telah dijatuhkannya sang angin.
(Seperti kamu terjatuh pada cinta paripurna dan tanpa
menyalahkan siapa yang datang mencintai

Pada angin yang sudah datang dengan hal yang telah


dibisikkannya bahwa ada rindu yang sempat
menyelinapkannya dan tanpa sengaja terbawa olehnya
temuiku yang lagi sendiri. Sang angin yang telah
menyaksikan berbagai hampa menyampaikan dalam
sejuta sepi yang kemudian dihembuskan oleh para
perindu.
Kerna sang angin tahu bahwa tak ada keindahan yang
lebih indah selain saling merindu hingga datangnya
adalah ketenangan bagi siapa saja yang ingin berteduh
dengannya.

Angin adalah sang pengembara. Pembawa ketenangan.


Berteduhlah dengannya, ia akan membawamu tertuju
pada harapan dan impian

………………………..
“Seperti Hujan”

Seperti hujan
Yang turunnya membawa berkah
harinya adalah ketenangan
dalam rintiknya mengalirkan syahdu
Dan kala itu para pecandu rindu keluar dari jeruji sepi
semua bertanya dimanakah cinta?
Namun hanya angan dan damai yang ramai dimalam itu
………………………....
“Berlari Mundur”

Semenjak ada luka


Kulihat ia berlari melewati gelap
Jalan yang tak pernah ia tahu
Sosoknya tak mau tahu begitu keras berlari terus berlalu
Sebenarnya Ia tahu akan adaku
Yang datang menyelamatkannya menuju kepangkuanku
Sebuah akhirlah menyadarkanmu
Bahwa dihatikulah kembali sebaik tempat teduhmu

…………………….
“Di musim Gugur”

Kala tawa menyapa


Tertawa akan ada mewarnai hari
Ceria bahagia terlukis di_tiap bibir yang indah
Cinta memang datang padawaktu yang tepat
Pada orang yang tepat
Kurasakan begitu kunikmati
Kusadari itu hanya mimpi
Yang entah kapan jadi nyata
Bagai musim gugur yang datang dari pergantian musim
Menggugurkan satu persatu ketenangan
Merampas semi_nya teduh
Dan membuat segalanya jadi sirna

………………………………...
“Air Tuba Dan Air Putih”

Segalanya tlah kuberi


Apa yang kurang tak ada lagi
Kamu dimata sebegitunya istimewa,
membuatku bertanya
Adakah yang kurang yang belum terkabulkan ?
Pada sebuah akhir mengurai kesadaran, kamu bukanlah
milikku

Terlalu egois dengan hatiku


lupa arti cinta itu
Yang sebenarnya untuk diriku
Yang masih belajar dalam mencintai sesuatu.
………………………..
“Sendu Dalam Hujan”

Hujan tlah membasahi bumi


Tak mesti juga kau membasahi pipi dengan air matamu
Ketika air mata samarkan senyummu
Dengan alasan apa kuakan menyayangimu
Kerna itulah yang kumiliki darimu sekarang,

Jangan bersedih !!!

Dan kernamu kurela jadi mendung lagi


Datangkan hujan tuk hapus luka yang ada padamu

…………………………
“Seharusnya”

Kamu adalah bahasa


Itulah yang seharusnya
Kerna denganmu aku mampu ;
Bercengkrama pada hati yang terluka
Bercengkrama pada hati yang ceria
Kamu seharusnya ada dalam pelajaran bahasa
Mereka sengaja bahwa kerna dengan mempelajarimu
hanya akan mengenal dunia fiksi
Mereka_pun lupa tanpa mempelajarimu
Takkan ada dunia imajinasi

………………………….
“Kamu adalah Bahasa”

Kamu adalah bahasa…


Kerna kutahu kamulah insan yang tak pandai berkata
Kuingin menjadikanmu orang asing
Hingga hanya aku yang mengetahuinya

Kamu adalah bahasa…


Kuingin memelukmu dalam dekapan rasa
Sebagaimana indahnya sepi yang telah dirasa
Itulah sebabnya, dunia fiksi “cinta” adalah dunia
Yang terlupakan dibangku sekolah.

………………………..
“Cinta Biasa”
Dengan mencintaimu
Berarti aku tlah siap untuk tidak menyakitimu
segala yang kumiliki itulah yang kuberi
Disaat kamu yang tak mampu memahami cinta
Kuakan mencintaimu dengan sederhana
Sesederhana jatuhnya daun
Yang tak sempat diberitahukan oleh angin

Bila lelah kuubah jadi tegar


Dalam letihnya menggapaimu
Agar kau tahu bahwa cinta ini sederhana
Namun tak biasa.

……………………….
“Cinta Yang Samar”

Mencintaimu belum luar biasa


Menyayangimu belum sepenuhnya
Cinta yang ada masih samar tuk dipahami
Bilakah adaku menyisakan luka pada hatimu
Yang sempat berhaarap namun belum
terakui yang sejujurnya ?

Terkadang sepi memaksa tuk berkata tidak semestinya


Namun realita kenyataan tlah membuktikan
Memang kita masih polos dalam hati masih bingung
Antara menerima atau menolak.

Sehela nafas kukeluarkan, memikirkan jalan keluar


Mengeluarkanku dari cinta yang samar ini
Namun akhirnya_pun sesak
Yang kian kali menyesakkan dada
Tanpa menemukan jalan keluar

Keluarlah, jika enggan


Izinkan aku tuk istirahat sejenak.
Aku lelah dengan semua ini.

…………………………..
Cinta “Jalaluddin Rumi”

Ada orang bertanya apa itu cinta, bagaimana itu cinta.


Katanya Bapak Rumi “Jangan tanya makna cinta, kalau
engkau sudah menjadi seperti aku, maka engkau akan
tahu”.

Katanya Bapak Rumi lagi “tidak terlalu penting engkau


bertanya apa definisi cinta, ciri-ciri cinta, jalani saja
nanti engkau akan paham.”

Kerna cinta adalah merasakan jika telah dilalui maka


akan ditahu sendiri.

……………..………..……
“Antara”

Kala bersama dan saat berjauh


Ada hal yang tidak direncanakan
Waktu yang dijalani seperti biasa
Mempertemukanku dengannya
Menjadi sebuah kata (rindu atau penat)
yang tak mampu lagi dicerna.

Perihal rindu pupus sudah


Mungkin waktu lagi tak ingin bersama
Aku pulang !

Pulang kerumahku lagi


Dan kuawali dengan mencintaimu dari awal lagi
Merindukanmu seperti hari kemarin lagi
Walau kutahu esok kamulah yang kemarin
Kerna itulah caraku merindukanmu
Agar tidak merasa kehilanganmu.

………………
“Terkadang”

Terkadang aku tak tahu bagaimana cara merindu


Rasa yang ada bukanlah suatu ungkapan sempurna
Sebab dengan hal mencintai_pun butuh ketentuan

Bagaimanakah cara merindu ?


Ajari aku cara merindu !
Kesederhanaan rindu ini yang terus mendalamDeei
Yang sampainya tak ada lagi hal tuk dipahami
Itulah sebabnya kuselalu kalah
Kalah, dalam merindu dan mencintaimu
Tapi kubukanlah lelaki lemah
Yang mencintaimu tanpa alasan
Yang kuat, mencintaimu dengan bertahan.

………………
“Cinta Sejati”

Cinta sejati adalah ditemukan ketenangan


Saat mencintainya dalam kurun waktu lama
Pada rasa yang terkadang tiba-tiba muncul
Siapapun akan ditaklukan olehnya (pandangan pertama)
Tak mengenal kamu siapa
Sebab cinta hanya butuh kamu yang ada
Tak mengenal waktu
Jika rindu mengaduh
Dan hanya butuh dirimu yang apa adanya
Bukan ada apanya.

……………………
“Kamulah Senja”
Dikala itu, kududuk sendiri
Sembari meratap gelapnya senja yang menghampiri.
Dibalik warna ada bayangan yang tersimpan rapi
Menapak jelas Sambil kubertanya dalam hati
“Warnamu, senyummu masih terlihat redup.
kenapa ?
apakah jingga sore tak sempat memberitahukanmu
Perihal rinduku yang kemarin ?
Atau ia sengaja dan akan menerbitkan
senyummu di_esok pagi !
Entahlah…

……………………..
“Esok Pagi”

Esok pagi…

Bukalah jendelamu
Diufuk timur sana
Tlah terbit amu,mentari pagi menerangi bumi

Lihatlah…
Aku ada disana, dalam rindu kemarin sore
Yang tak sempat menemaniku pulang.

…………………..
“Mulai Saat Ini”

Untukmu cinta yang pernah ada


Mulai saat ini kuakan belajar mencintaimu ;
Mendekatimu dengan pengertian
Rasa yang ada tak akan kumaksakannya
Dan bila waktu tlah mengizinkan
Kuakan bertahan hingga waktu pula yang memisahkan

…..………………….
“Di Malam Tiba”

Aku selalu bertanya


Ada apa dengannya
Cinta yang datang tak mengandung makna
Barang pelarian yang sering dijadikan
Akhirnya bukanlah hal yang menjanjikan
Ia egois, ingin menang sendiri
Kalaupun Secara mendadak_datang
Pun kalang kabut menyisakan perginya
Hingga malam tiba angin dengan kencangnya
Diterpa sunyi keadaan jadi hampa.

………..
“Hijau”

Pertemuan singkat kudengannya diwaktu itu


Ada kenangan yang kini kembali menyesakkan
Kusering menceritakannya kala malam tiba
Tentang tawanya, sedihnya, segalanya
Ia begitu sempurna

Hijau…
Warna buku itu, yang mengingatkanku
Bahwa pernah ada sebuah torehan dalam bingkisannya
Sebuah coretan kata untuknyaaa
Sebuah harapan padanyaaa
Sebuah pernyataan, untuk diindahkan
atau tidak untuk ditanggapi.
Mestinya kamu tahu
Hijau. Menandakan selalu tumbuh
Selalu ada perkembangan dari hal-hal yang baru
Termasuk tumbuhnya sebuah alasan mula
Dari awalan huruf dalam memulai sebuah kata
Menjadi sebuah deretan sajak menarik
Hingga bila orang bertanya penyebab.
Kuakan menjawab. Kamulah alasan puisiku tertulis.

………………………
“Rasa Adalah Sepi”

Cinta yang masih ada


Rasa yang masih merasakan
Namu kata yang hanya mampu kubahasakan
Menemani jiwa yang kala sepi
Dalam rasa yang disini masih sendiri
Menyeruak memaksaku untuk berlari menemui
Tapi enggan bertamu dalam pertemuan itu
Kerna cinta adalah kisah
Tanpa harus bertemu dalam sebuah pertemuan
….………………………
“Cinta Adalah Amanah”

Kerna cinta itu amanah


Apa salahnya bila kujaga
Separuh waktu akan kutuangkan
Dirasa_nya yang indah
Yang kini masih saja istimewa

Tiap berputaran jam adalah jeda dalam bersama


Yang kupeluk erat enggan kulepas
Biar kehujanan, kerna aku adalah mantelnya
Yang meghangatkan dinginnya
Tiap hal membuatku lepas darinya, tak semudah itu !
Andai kau tahu, pelukan ini begitu ikhlas
Tapi terkadang kau masih bersiku keras ingin lepas

Kerna dari semua itu kutakut seperti kejadian kemarin


Yang tak ingin kuulangi hari ini, esok dan seterusnya.
Insya Allaah

…………………….
“Cinta Menipis”

Sepi tlah menjadi sahabat kala sendiri


Cinta tlah pergi
Rasa tlah hampa
Dan kamu tak lagi jadi rindu yang meladenin malam

Bagaiman bisa, rasa haruskah kupaksa ada


Sementara kamu sering tak ada
Bahkan sering Kamu tingglkan sendiri
Hingga tak tahu dibenakku mencritakan apa
Yang jelas bukan lagi tentangmu.

Hari kehari menjadi kawanan kala sepi


memikirkan sebuah waktu yang tak pernah kupahami
Entahlah

Mimpi-mimpi kita kemarin tlah basi


Tertelan oleh waktu yang sudah tak restu
Aku tak menyuruh bukan pula memaksa.
Pergilah sejauh manapun yang kau tuju
Asalkan jangan kembali
Sebab rasa ini tlah mati oleh cinta yang tak semestinya.

………………….
“Tolong”

Tolonglah !!!
Untuk jangan kembali
Kerna rasa ini tlah ada untuknya
Ia yang sekarang tlah menggantikan posisimu
Tlah berjanji setia hingga nanti
Aku tlah berjanji tuk menjaganya
Bukan kamu yang kemarin
Bahkan tak tahu menjaga perasaan ini.

Ketenangan baru telah kurasa damai dihati


Bukan seperti kita yang tak pernah saling akur
Padahal aku tlah menjaga dengan sebaiknya
Yang kumampu
Yang kubisa
Pada akhirnya kamu hanya menyia-nyiakannya.

Aku tak ingin mengecewakanmu


Bukan berarti kumasih mengharapkanmu
Aku berharap agar kamu bisa belajar
Bagaimana tidak dipedulikan saat diperjuangkan
Ternyata hal yang menyakitkan.

……………………………………
“Melupakanmu Tidaklah Susah”

Melupakanmu bukanlah hal yang susah. Hari hariku


bukanlah hari yang masa bodoh, aku terus belajar tuk
memahami, berfikir pada tiap kejadian. Mungkin kamu
akan berfikir aku menyesal, kerna meninggalkanmu.

Hmhmhm, tidak !
Aku terus belajar.

Saat datang dan pergimu yang tak menentu, kata-katamu


tak lagi seromantis biasanya, hatimu tak mau dimanja
sepertinya, disitulah aku tahu kamu bukanlah rindu yang
harus kurindukan. Rindu yang memaksaku tertawa
bahagia kala sepi, menjadi sebuah mala petaka jika harus
dimiliki.
Sore itu kuberharap jingga akan membawamu pergi tak
usah datang bersama mentari pagi lagi, kuberharap rindu
itu tertahan dibawah permukaan bumi sehingga yang
datang bersama mentari esok adalah dia, rindu yang
baru.

Melupakanmu tidaklah susah, walau terkadang tersisa


luka, namun itulah perjuanganku dalam
menyembuhkannya.

………………………………………………
“Kau yang datang Jangan Kau yang Pergi”

Kau yang datang jangan kau yang pergi lagi. Rindu ini
tak sanggup sendirian. Kala maraknya keramaian tak
mengapa namun ketika dirundung pilu dalam
kesendirian dengan alasan apa aku akan tenang. Aku
seperti seorang tamu yang datang dihatimu yang datang
tak disapa, ada baiknya aku pulang saja.
Rumahmu yang tak lagi baik menerimaku mungkin
hatimu pula tlah terkunci rapat untukku. Apa kamu yakin
rumahmu akan baik-baik saja tanpaku. Bila seorang
penjahat memasuki rumahmu dan mencuri semua isi
hatimu, lalu memaksamu tuk mencintainya. Jujur, aku
tak menginginkan hal itu terjadi kerna kamu masih
kucinta dengan sepenuh hati. Akan kuberikan hatiku,
ragaku, semuanya untukmu.

Jika penjahat itu menginginkan hatimu maka katakan


saja bahwa ada aku disana, siap siaga bagai seorang
security yang menjaga rumahmu yang isinya diantaranya
adalah rasa itu yang hendak kujaga yang masih ada
untukku. Bila orang tuamu datang maka katakana saja
kamulah rumahku pemilik hatiku.

Kamu…
Bila menginginkan kita bukan hanya sepasang kekasih
yang berjanji seiya dan akhirnya tak jua bersua.
Menginginkan lebih tuk hidup bersama. Sebenarnya kita
hanya membutuhkan sebuah konsisten yang tuk dijaga,
disimpan erat dalam hati jangan sampai terpisah hanya
kerna manusia-manusia sialan yang tak pernah
bertanggungjawab.

Kerna yang cemuru akan selalu punya cara dibuat tuk


dikecewakanmu, yang egois selalu mewaspadaimu, yang
pernah terjatuh selalu mencoba tuk menjatuhkanmu.
Kerna cinta sendiri bukan dari kata bahasa semata tapi
makna hakekat yang mesti diperjuangkan. Yang
terkadang tak ada masalah yang diperbuat tapi selalu ada
saja masalah yang kerap terjadi.

Maka waspadalah !
Sebelum masalah itu melemahkan langkahmu,
hubunganmu. Tiap masalah selalu datang dari belakang
bukan dari depan. Kalaw yang datang dari depan
namanya antrian. Hehehe.

Bukankah tuhan selalu menitipkan pada kita sebuah kata


hati nurani. Dengan itulah yang harus kita percaya.
Bukan perkataan orang yang terkadang tidak jelas.
Datang dan perginya seseorang yang tidak menentu,
patut diwaspadai, sebelum akhirnya kamu menyadari
seharusnya kamu tidak berbuat demikian.

…………………….…….
“Sebuah Dekapan Cinta”

Cinta…
Dalam dekapan masih kuharapkan. Senyuman manis
perekah hariku tak lupa terbayang selalu. Bahkan pada
kata manjamu tak lupa kurindu. Kesepian tlah
mengingatkanku pada satu hal. Itulah rasa yang kuingat
saat bersama. Dalam dekapan manja itu yang kini entah
kemana.

Disembunyikan awan hitam mungin ?

Kemarin masih ada harapan kan !, terlebih pada gurauan


manjamu yang kutahu ingin bersama. Kau bilang cinta
masih ada. Kulihat kemarin rindu dibalik mata yang kau
sembunyikan itu. Tapi nyatanya pertemuan tadi
bukanlah hal yang menyenangkan.
Aku masih disini bersama rasa enggan pergi. Bayangmu
dihari kemarin menjadi penyejuk sunyi malam ini
bahkan melekat membuatku ingat selalu. Bersamamu
diderunya hujan, kau mengajakku berlarian mengikuti
kemana arah hujan pergi.

Orang-orang bilang kalaw musim hujan itu pembawa


bencana, duka melanda. Namun bagiku sebuah
kenikmatan terbesar bagi seorang hamba yang selalu
bersyukur atas segala nikmat tuhan. Apatah lagi hujan
adalah kamu. Rinduku. Mengapa harus kusalahkannya
sementara kerinduan ini adalah hal yang ingin kutemui.

Mungkin sebentar lagi hujan. Kuberharap rindu dibalik


awan hitam (hujan) akan jatuh kebumi, dan aku akan
datang dengan jiwa seorang yang haus menikmati rintik-
rintik rindu yang akan menyegarkan jiwaku yang haus
akan cintamu.

Sebuah dekapan cinta yang masih kuharapkan, bodoh


amat mau bilang apa orang
…………………………….
“Cinta Itu Kebijaksanaan”

Cinta itu kebijaksanaan…


Ia akan terus berlari akhirnya lelah dan akan kembali
pada kita dengan rasa yang lebih. Ia tahu kapan akan
kembali tapi lupa hendak jalan pulang. Kernanya,
dibutuhkan kamu tunjukkan jalan kembali pada rasa
yang sempat sesat.

Komitmen yang telah menjadikannya kuat. Menjadi kuat


dari rasa yang sempat sesak, menyesakkan. Ia rasakan
bahwa semua itu hanya bahan gurauan pelampiasan
sendu yang tak sempat terkabulkan. Dari kesemuanya
menjadi pelajaran yang jangan terulangi.

Kamu…
Yang masih mengharapkannya jangan lagi sia-
siakannya. Buatlah satu komitmen lagi jalani hubungan
lagi. Ia hanya ingin seorang yang baik lagi pantas tuk
kabulkan sendunya yang sempat putus asa. Bila kau tahu
yang demikian itu, tuk apa masih memikirkan panjang
kali lebar. Sebelum menyesakkan dan tersesat yang
berarti akan ada rumah peninyinggahan (orang lain),
yang Ia singgah tuk menjadi pendengarnya yang baik, ia
tinggal disana untuk beberapa hari, terasa mengenakkan,
menyenangkan hingga barangkali seterusnya sampai
waktu menutup usia. Akhirnya cintamu hanya sebuah
penyesalan.

Ingat kawan !

Cinta itu…
Bila tak mampu dijalankan jangan pernah dijalani kerna
hanya menyakitkan dan melukai diri sendiri, bila tak
mampu membenarkan bukan berarti harus menyalahi
kerna cinta itu datang dengan sebuah hati nurani.
Semua ada jalannya yang tlah ditentukan oleh yang
maha kuasa. Dan jangan jadikan sumpah sarapah nyalahi
ketentuannya.

Bila kamu tak tahu cara mencintai jangun pula takut tuk
mencintai, kerna itu hal bijaksana yang mengajarkan
kamu banyak hal.
…………………………….
“Rindu Juga Melelahkan”

Maaf !
Tak ada hal yang dibicarakan lagi. Bukannya aku
membenci dan tak mencintai lagi. Kerna saat ini kuhanya
ingin sendiri, sebab merindukanmu ternyata hal yang
melelahkan juga.

Kesibukanku hampir tak habis hanya memikirkan


tentangmu. Detik-detik arah jarum jam berputar
menunjukkan menit, terus berputar tanpa terasa tlah
menunjukkan satu jam, dari jam ke_jam menunjukkan.
Ternyata tlah satu hari aku tlah memikirkanmu saja.

Kuhanya ingin jarum jam berputar terbalik, berputar


kembali, sekedar menengok kembali kisah kita yang
kemarin. Kemarin dulunya lagi. Kuingin melihat
langsung dengan seksama wajahmu, senyum-senyummu
dibaliknya. Kurindukan itu.
Aku mulai sadar. Aku tlah lelah dengan semua ini, aku
tak tahu tentang kita dihari kemarin itu benaran atau
hanya sebuah kebetulan yang membuatku beribu tanya
yang perlahan mulai kuragukan akan hal itu (tentangmu)

Bisakah kamu datang padaku lagi lalu bilang yang


sebenarnya padaku, minimal menghapus sedikit
kesenduan ini. Terasa hanya akan menyesakkan dibalik
jeruji rindu ini. Tuk apa rindu ini kupendam
menyiksakanku dalam nelangsa usia yang yang semakin
tak muda lagi.

Semakin hari semakin umurku berkurang,


kerinduan_pun semakin menggerogoti ketenanganku. Ia
seakan tak mengharapkan ketengan atas diriku.

Wahai Pujangga sang maha cinta


Hamba kini tak dikenan
Ia campakkan dirinya sendiri
Atas pengakuan orang yang tlah memperjuangkannya.

Maka datangkanlah aku dalam harapannya


Perihal aku disini yang masih ada untuknya
Bahwa ada aku yang ia lupa panjatkan
Dalan do’a-do’anya.

……..…………………………….
“Jingga Soreku Yang Hilang”

Untukmu yang pernah datang, kini_pun hilang dalam


sebuah ratapan angan.

Entah pergi kemana !


Hilang jejaknya entah mengapa !

Kuhanya bisa terdiam


Duduk menatap jingga.
Semuanya hilang sudah tertelan bumi.

Kopi yang sempat kubawa kunikmati satu tegukan lagi


sembari tersenyum reka menyambut malam yang mulai
menutup hari.
Ah sial !, tegukan yang terakhir tak tersadar ampas kopi
ikut terminum olehku. Kuludahi kedepan dengan sedikit
getar kasar. Entah !, mungkin pelampiasan atas segala
gundahku dikala hari yang menjelang itu.

Sebentar lagi berbintangan mulai terlihat warnai langit,


semakin kubayangkan bagaimana jika kamu adalah
jingga yang perginya tadi tinggalkanku sendiri disini.
Malam yang pernah kulalui dengan sejuta nuansa
senyummu angan kini dari segala kebahagiaan yang satu
persatu mulai menghilang.

Aku akan berusaha sebagaimana hari-hari biasa ;


Mengingatmu seperti biasa, merindukanmu seperti biasa
tapi akan berbeda. Mengingat dan menrindukanmu
dengan seadanya.

Bila nanti ada yang datang lalu temani malamku yang


sepi jangan salahkan aku. Inilah kenyataan yang harus
kita yakini saat kamu yang pergi menghilang begitu saja
tanpa kabar. Hal begitukah yang pantas dipertahankan
katamu ?
Menunggumu adalah sebuah penantian panjang, kopi
yang sering kali menemani dalam angan yang
melelahkan ini.
.
……………………………………..
“Mengharuskan Melupakanmu”

Kini tinggal sepi terlukis jelas dimataku. Kamu. Yang


sedang tidak ada. Menghapus rasa yang sempat ada,
hingga kepergianmu inginku hapus semua angan yang
sempat terbersik dalam jiwa.

Jiwaku adalah jiwa perindu. Segala yang datang dan


pergi tanpa sepengetahuan_pun terkadang masih ada,
aku rindu yang telah datang dan pergi dalam berbagai
sendu. Apalagi kamu, pergimu kemarin menyisakan
kisah indah yang belum sempat terhapus.

Ntah dengan apa yang tlah kamu perbuat, menjadikanku


lupa adalah hal terpekat bepucat pasi takut cinta jadi
basi. Mungkinkah kebaikanmu waktu dulu yang kutahu
kamu adalah satu-satunya yang pernah ngertiin aku saat
orang yang lain baru belajar tentang diriku, yang pernah
memahamiku disaat semua orang menuduhku tidak-
tidak, menuduh sampai berduaan hingga berdekatan
muka sampai pada titik bertemuanya dua bibir yang
paling basah. Tiba saja kau datang kemudian
membelaku. Kau tahu !, hal itu yang paling aku suka’
dalam dirimu.

Tlah ada sebuah usaha tuk melupakan kerna takut


mengingat kembali, tapi garis waktu terlanjur
melukiskan senyummu dan memaksaku agar kembali
padamu. Apalagi yang akan kukatakan padamu, sebab
pergi dan datangmu yang tak menentu sering
membuatku ragu dan memang harus melupakanmu.

Dan tuk saat ini, saat yang semakin rumit


mempertahankanmu, tinggal sepi menepis bayangan
yang mungkin tak akan pernah kembali.

…………………………………………..……
“Memilih Cinta Agar Baik & Benar”
Segala hal tlah kulakukan demi sebuah usaha
mempertahankanmu namun belum juga lunak hatimu,
sejauh mana yang tlah kuberi, segala perihnya yang
kutabah. Apa yang masih kurang dariku ?, tolong
katakanlah. Hal yang kamu dapat menyukainya, dengan
begitu kuakan mencoba berbuat seperti yang kamu
inginkan. Atau ada lelaki lain yang mendahuluiku dalam
memberi sesuai kepuasanmu ?

Ingat dek !
Dalam memilih pasangan yang baik itu bukan pada
banyaknya materi (harta) yang diberi. Kerna cinta sejati
itu tumbuh dari hati yang menerima apa adanya, bukan
pada harta yang hanya kepuasan semata namun tidak
memberi kedamaian, ketenangan jiwa.

Kusadari dek !
Bahwa wanita itu pada umumnya kesenangannya adalah
harta dan perhiasan. Bukan berarti harta dan perhiasan
adalah menjadi tonggak utama dalam memilih dan
memilah calon pasangan. Dalam agama kita diajarkan.
Ketika memilih pasangan maka kriterianya adalah yang
baik agamanya dan akhlaknya (dua yang lainnya adalah
harta dan parasnya)

“Memang dek !
Termasuk harta didalamanya, tapi apa dia sudah
termasuk baik agamanya atau akhlaknya yang kamu nilai
selama ini. Ooh sering berjudi maksudmu, berhura-hura
tak ada faedahnya, itu yang baik ?”

“Sudahlah kak !
Pokoknya aku masih mencintainya dan… baik deh.”
Kata Liyah (atau Adeliyah nama lengkapnya) dengan
nada ketus agak kesal mempertahankan si lelakinya itu.

“Apakah kakak yakin dengan memilih kakak, berarti


sudah baik akhlak dan agama. Jangan sombong kak.
Kutahu kak. Kerna banyak hafalan kakak, sering sholat
lima waktu, puasanya tak pernah bolong, rajin
mengeluarkan zakat, (berhaji + bersyahadat, itu semua
adalah rukun islam). Perbuatan yang baik itu bukan
untuk dipamer kak !, lanjut Liyah lagi.
Aku agak kaget dengan perkataanya yang tiba-tiba,
terlebih suaranya, keras yang keluar dari bibirnya. Yang
sebahagian orang tertarik darinya. Bibir yang begitu
manis, kemerahan. Membuat ketertarikan sendiri apa
lagi para lelaki hidung belang yang tahunya hanya
bercinta.

Kaget bercampur rasa heran. Kok bisa yaa, Dia (Liyah)


yang selama ini pendiam tiba berbica dengan lantang
juga ada yang sempat kudengar tadi, dia mencoba
menasehatiku. Luar biasa rupanya ada kemajuan darinya,
dia mulai dewasa

“Dek !”, kucoba meredakan suasana dengan lirih bahasa


agak lembut. “Itu hakmu, itu pilihanmu. Kamu berhak
memilih dan memilah siapa yang terbaik untukmu”
Itulah sedikit nasehat dariku selaku Lelaki yang telah
siap untuk menjaga dirinya.

(****
Untukmu perempuan yang pernah datang dan sempat
menjadi penantang perdebatan hebat, aku tak tahu lagi
bagaimana mencintaimu dengan baik dan benar.

Segala pembawaan yang ada pada diri seseorang


adalah suatu kenyataan, yang harus kita hadapi dengan
rasa cinta dan penuh pengertian.

……………….……..…….
“Kemana Akan Kucari”

Waktu yang terus berlalu. Liyaaah !, Kamu dimana ?,


suaraku menggema tiap sisi pantai, melenting pada pasir
putih, aku seperti buih yang rapuh, terombang-
ambingkan oleh gelombang air laut. Kulihat beberapa
orang sedang berduduk santai dirumah payung Pantai
Moni’. Indah, begitu andaiku melihat mereka, yang
mungkin lebih indah lagi bila bersamu.

Makanan yang sempat kubawa dengan lauk ala


kadarnya. Ikan kering, mie sedaap coto (yang
dihancurkan tuk dijadikan kerupuk). Dengan segera
kulahapnya. Tapi sayang sendiri jadi hambar rasanya.
Yah, seenak apa_pun makanan kalaw dimakan sendiri
akan beda rasanya dengan makan berdua, hehehe.

Jam tangan yang sempat kubawa kulihati secara


seksama. Ternyata jam tlah meenunjukkan pukul enam
belas kosong tiga. Masih sore hari dengan udara sejuk
dan angin yang masih sepoi-sepoi. Para nelayan yang
pulang dari laut.

Ada seorang kakek tua. Kulihat, ia tersenyum sapa


padaku. “Mau minum Pak” sapaku dengan sedikit
kasihan melihatnya yang mungkin kehausan sehabis
kelelahan akibat seharian dilaut. Yang kutahu, seharian
tadi hari sedang berteman dengan bumi, ia ikhlaskan
panasnya menyinari bumi.

“Tidak nak”, bapak tua itu terhenti sejenak tuk


menjawab pertanyaanku.

“Bapak hanya kelelahan dan capek, hanya butuh istirahat


nanti setelah sampai di rumah” lanjutnya bapak tua itu
dengan jawaban nada yang berspasi panjang ketika satu
kata yang terucap darinya, mungkin susah bebicara
dengan nada ngos-ngosan pengaruh lelah.

“Iya pak, dan jangan terlalu banyak bekerja, kalaw bapak


sakit, siapa lagi yang menjadi tulang punggung keluarga
bapak !”

Hari yang semakin gelap, bapak tua yang tadi kutemani


cerita. Tak ada lagi bayangan yang temani jalannya
pulang. Hari semakin gelap. Aku sampai lupa, tanya
kondisi keluarganya atau informasi lain dan siapa tahu
bisa dibantu. Tidak apa-apalah. Paling tidak sebelumnya
tadi ia tlah berpamit pulang dan aku sempat menawarkan
ikan kering yang masih ada tersisa sedikit untuk
dibawanya pulang untuk makan bersama kelurganya
dirumah, tapi ia menolak tuk membawa pulang. Sungguh
ia adalah sosok bapak yang baik.

(****
Orang-orang yang tadinya banyak, perlahan hilang satu
persatu. Sekarang hanya ada beberapa yang lain yang
masih bercerita tertawa, yang lainnya lagi berkemas tuk
beranjak pulang. Dan aku masih disini. Hingga adzan
maghrib dikumandangkan aku tetaplah sendiri.

Dan hanya ada aku disini tak ada orang lain.


Menyedihkan yaa. Hehehe

(****

Aku kembali pulang, tak lupa menyinggah sejenak


dimasjid untuk menunaikan sholat Magrib secara
berjama’ah dimusholla (masjid) tempat sekitar. Masih
kuingat dalam do’aku pada tiap-tiap sujud panjangku,
aku berharap kau akan kembali dan kita akan bersama-
sama lagi bukan lagi seperti hari kemarin tapi untuk
kedepan dan seterusnya.

Mencarimu yang entah dimana dan aku akan kemana.


Maka temukanlah nilai dalam cintamu mungkin kamu
akan mengetahui keberadaannya. Paling tidak dalam
hatimu.

……………………………………...
“Andai Saja”

Kumasih ingat disore itu, kusendiri dan bertemu dengan


seorang bapak petani. Yang sudah tua renta, garis
wajahnya yang telah dimakan oleh usia, namun
semangat dan kerja kerasnya masih begitu kekar
menunggangi segala keterbatasan kebutuhn keluarga,
sungguh tiada terkira kebaikannya, perjuangannya.

Andai saja ia bisa, akan kutumpahkan sebagian rasa ini


kepunggungnya tuk dipikul, sehingga selain memikul
beban bisa memikul rasa sendu ini tuk mengurangi
beban pada diriku. Namun tak bisa, tidaklah baik, rasa
ini seharusnya kutanggung sendiri sebagaimana cinta
yang tak pernah berbagi pada orang lain melainkan
untuk diri sendiri.
Kerna bila cinta dibagi dua, pada siapa kita akan setia
malahan setiap harinya ome-omelan dari mulut yang tak
rasa adil dalam membagi cinta.
Kamulah Senja
Yang Mestikah
Dilupakan ???
……………………...
“Kita Pasti Bersatu”

Kamu pasti tahu apa itu kesetiaan ?, bukan berjanji setia


sehidup semati kamu hidup dan aku mati, hehehe.
melainkan kita berjanji sehidup setia dan semati adalah
ketentuan (takdir). Artinya kita berjanji selama sehidup
kita adalah dua pasangan yang selalu setia menjalani
segalanya dengan apa adanya. Dan semati adalah sebuah
ketentuan (takdir) yang mesti kita terima. Sebagaimana
dalam agama bahwa ketentuan yang telah ditetapkan dan
tak bisa diubah ada tiga. Yaitu: jodoh, kematian, dan
rezki.

Tuhan tlah menetapkan jodohmu yang tak akan dimiliki


oleh siapa_pun melainkan pada siapa yang telah ia
ditakdirkan untukmu. Begitu pula jodohku hingga aku
hanya berusaha lagi dengan semaksimal mungkin untuk
mencapainya, dan memilikinya.

Perihal kamu. Itulah usahaku. Aku berdo’a agar jodohku


adalah kamu, walau kamu sebuah ketidakmungkinan
bagiku. Hanya itu kemampuan (do’aku) dalam usaha
memilikimu. Terus kuberusaha, salah tak mengapa,
kerna yang bukan milikku tetaplah bukan milikku. Kalau
akhirnya tuhan mempertemukan kita, aku bersyukur
akhirnya jodohku adalah kamu yang selalu dalam do’aku
terkabulkan.

Teruntukmu pula jodohku disana !


Sekali lagi aku tak berharap bahwa itu harus kamu. Yang
terpenting bagiku sekarang adalah tuhan akan memberi
kemudahan jalan pada siapa saja yang tepat yaitu hamba-
hambanya yang selalu berdo’a dan memohon petunjuk
padanya.

Kamu tahu !
Mengapa aku meminta jodoh itu tidak mesti harus kamu.
Kerna kita hanya manusia biasa seperti halnya seorang
petani yang bekerja. Menanam benih padi lalu hasilnya
berhasil atau tidak bagus tumbuhnya keadaan yang
menentukan atau bisa dikatan tuhan yang tlah
menentukan segala nasib pada seorang petani. Seperti itu
juga kamu yang usahaku untuk mendo’akanmu lalu
selebihhnya kuserahkan pada tuhan tuk ditentukan siapa
yang terbaik untukku.

Dan seharusnya kamu tahu !


Sebenarnya hati yang terdalam ini hanya ada kamu dan
itulah yang menjadi harapan terbesarku. Yang dari
harapan kecil adalah jodoh-jodoh yang mungkin kini
masih berkeluyuran bersama orang lain. Besar harapanku
saat ini adalah suatu saat kita akan bersatu. sehingga
untukmu disana jangan lupa tuk selalu mendo’akanku.
Jangan mau ingin sendiri ketika berdo’a, ada aku yang
bisa kamu sisihkan dalam do’amu.

Ikhtiarmu. Seperti itu juga kamu yang usahaku untuk


mendo’akanmu dan selebihhnya kuserahkan pada tuhan
tuk menentukan siapa yang terbaik untukku.

……………………………………..
“Hariku Kembali Mengingatmu”
Dalam do’a panjang aku selalu teringat ada namamu
yang mesti kuselipkan. Begitu terus setiap hari, setiap
waktu, hingga kusadari bahwa mungkinkah kamu adalah
seorang yang tak sepatutnya dilupakan.

Kita yang sudah lama tak pernah lagi chattingan di


WhatApp dan Fb (Facebook) mu yang tak pernah
kugubris lagi. Perlahan kucoba membuka kembali
WhatsApp_ku, untuk memastikn bahwa kita nasih sehati
atau sudah tidak lagi.

“Assala mu’alaikum Dek !”


Kata yang sempat telah kutulis semenjak pagi tadi
rupanya masih berceklis satu. Mungkin dia sedang sibuk
dan tak ada waktu membuka WhatsApp nya. Kuhanya
berfikiran positif mudah-mudahan semuanya baik-baik
saja. Hingga malam tiba tlah pukul 19 : 40 seusai solat
isya. Hati yang deg-degan. Tangan mencoba lagi meraih
hand phone yang tergeletak diatas meja belajar dekat
tempat sholat dan buka WhatsApp_ku lagi

Hati ini sudah tak menentu dibuatnya.


Apa sudah dibaca yaa…
Mudah-mudahan sudah. Aamiin
Apa balasannya yaa…
“Wa’alaikumussalaam kak” hah… dadaku berdesus
Tolooong aku mau lompat.

Berbagai pertanyaan itu, yang akhirnya kujawab sendiri


dalam khayalku yang sangat berlebihan.

Tak menahan sabar. Kubuka kembali hand phone_ku.


Ketika melihat Chattingan_ku tadi ternyata sudah
berceklis dua tapi belum warna biru. Berarti dia belum
membaca Chattingan_ku.

Entah… hal apa yang menyibukkannya. “Tak


mengapalah” kataku dalam suara liri dalam nada suara
yang mencoba menenangkan diriku yang agak kesal.

Mungkin ia lagi kecapean dan membuka Chatt_nya pada


orang seperlunya saja, orang sebutuhnya saja. Kerna ia
tidak membutuhkanku sehingga Chatt_ku tak lagi
diperhatikan olehnya. Itulah beberapa prasangka yang
kucoba mengisi pikiranku dengan hal-hal yang positif.

Kembali kemasa lalu bisa jadi petunjuk untuk


langkahmu kedepannya yang lebih cerah. Maka
perbanyak belajarlah dari pengalaman.

…………………..
“Hari jadian”

Pada saat itu tanggal 2 mei 2011. Masih rapi dalam


ingatan. Maaf seharusnya tema ini berada di halaman
awal tapi kerna sudah terlanjur dan takutnya
mengganggu tema yang sudah dibuat pada halaman-
halaman sebelumnya.

Saat itu kita yang pernah satu sekolah, mungkin itulah


cara tuhan dalam mempertemukan kita. Rasa yang belum
pernah jatuh cinta membuatku tak tahu bagaimana cara
mencintainya atau sekedar kata-kata muslihat (gombal)
didepannya_pun aku tak bisa. Rasa ini terus kujaga.
Bahkan tiap kali berpas-pasan dengannya. Sampai rasa
ini tak tahu dimana harus kusimpan. Aku begitu bingung
dibuaatnya.

Tiap harinya kita selalu dipertemukan dengan sapaan


yang terus menggebu. Mata yang dari kejauhan dalam
tatapan penuh rasa, semakin dekat tamba penasaran,
tahunya didepan birunya matanya hanya diam
menunduk. Tak tahu apa lagi yang mesti dilakukan. Pada
rasa ini yang tak tahu timbul dari mana, kerna apa. Tapi
seketika ada dan berkembang bersamaan dengan
tatapannya yang agak sinis penuh tanda Tanya. Kamu
sedang diam memikirkanku atau orang lain.

Penuh rasa kucoba menebak. Sinisnya yang ternyata


amat manis. Kuselalu tersenyum saja, hal itu kulakukan
tiap bertatapan dengannya. Hari ke_hari adalah tanda
tanya menjadi pekerjaan yang terus diladenin.
Mungkinkah ini yang namanya jatuh cinta ?, kerna cinta
adalah sebuah proses panjang. Yang terkadang datang
dari hal-hal biasa. Biasanya dari tatapan mata lalu turun
kehati. Mungkin itu pula yang kurasakan saat itu.
Malam yang kelam kusemakin terhanyut dalam larutan
senyumnya yang tak bisa lagi membenam. Sampai
berhari-hari pada tutur katanya yang lembut penuh indah
itu terus kubayangkan tanpa terasa melekat erat direlung
jiwaku terdalam. Ingin rasanya kuungkpkan langsung
perasaanku didepannya tapi aku orangnya pemalu juga.
Segalanya jadi serba salah.

Tapi… Kumasih ingat caraku jadian dulu itu. Melaui


buku yang yang kubeli. Judulnya Tuntutan Sholat Sesuai
Sunnah. Sebelum kuberikan buku itu padanya tak lupa
kuselipkan kertas didalamnya yang isinya adalah
ungkapan rasa yang ingin lebih mengenal dekat
dengannya. Semua itu atas saran kak Bia. teman
dekatnya yang bisa dipercaya. Tapi aku yang
menyarankan untuk membelikan buku Tuntunan Sholat
Sesuai Sunnah. Kerna kutahu kak Bia orangnya baik,
jujur, terlebih lagi kak Bia adalah teman baiknya Liyah.
Yah, calon bidadariku kelak. Hehehe

Sebenarnya aku berat memberikan buku itu, kerna aku


orangnya pemalu. Tapi alhamdulillaah ada Kak Bia yang
bisa menemaniku. Setelah beberapa jeda waktu sebelum
sebulan kurang lebih tiga pekan, lamanya buku itu yang
telah kuberikan, yang tentunya dalam menunggu respon
dari Liyah, kerna kuingin tahu bagaimana responnya saat
membuka selipan kertasku itu.

Surat itu kutahu Liyah telah membacanya, dari kak Bia


katanya. Tapi tanpa balas kata Liyah hanya terdiam
seribu bahasa. Hari-hari kami jalani_pun penuh akan
keceriaan namun tanpa status jelas.

Untukmu yang pertama kali jatuh cinta,


rasa itu wajar saja,
namun orang_pun harus tepat
sebelum akhirnya kamu menyesal dikemudian hari.
Pada matamu yang hanya melihat keindahan tanpa
menilai yang hakiki.

…………………………………
“Cinta Yang Semakin Rumit”
Hari kehari kuterus jalani hubungan tanpa status yang
jelas itu.

Liyah, yang kutahu memasuki fase-fase kedewasaan


mulai belajar menerima sosokku yang telah datang
dalam hidupnya. Yang mengusik kedamaiannya,
menghancurkan masa kecil bersama boneka nina
bobohnya. Raut yang mulai risih tidak tenang, takut
bercampur malu padaku yang selalu mencuri
perhatiannya. Ia yang seing kali kudapati risih melihatku
yang begitu lancang mencampuri urusan perasaannya.

Keadaan berubah jadi menegangkan. Bukankah arti dari


ketegangan adalah mencemaskan perasaan yang mulai
tumbuh dan diam-diam memperjuangkan?. Mulai
kusadari semenjak saat itu. Cinta yang diam-diam
tumbuh kucoba mendekati lalu menelusuri, mungkinkah
bisa diselesaikan perkara cinta ini berdua.

Pada saat berbeda, semua orang sibuk dengan


pekerjaannya masing-masing. Aku mengambil
kesempatan itu mungkin bisa kuutarakan semua hatiku
didepannya langsung. Aku yang sengaja duduk melamun
sendiri ditempat yang biasa dilamunkannya sendiri disaat
sepinya, tapi dengan jarak sedikit menjauh dari
tempatnya, dan berharap ia datang dan akan kuutarakan
semua isi hatiku. Sontak saja ia datang tanpa melihatku
langsung duduk bersimpuh sedih disudut bangungan
rapu tempat bisanya itu. Aku mendekat ia kaget tanpa
sengaja agak gerogi mengangguk melihatku yang ingin
sedikit bersimpati dengannya, yang berarti ia tlah
mengizinkanku duduk disampingnya dan ternyata ia
hanya butuh teman curhatan. Mungkin kerna saat itu
hanya ada aku disitu tak ada orang untuk ladenin semua
curhatannya.

Sebaagaimana kita tahu, dari sebenarnya hati yang sakit


penuh sesak tak mampu sendiri, yang rapuh tak mampu
bangun sendiri. Butuh tempat tuk meluap segala
kasmarannya. Mungkin itulah yang dilakukan Liyah saat
itu meluapkan segalanya kepadaku. Dan semenjak saat
itu kami jadi akrab. Kusering mengajaknya jalan-jalan,
kemana saja. Pulang pergi sekolah bareng. Segalanya
hampir selalu dilakukan dengan bersama, termasuk
membantu mengerjakan pr-nya dirumah.

Kami seakan sepasang teman yang tak lagi biasa,


terlebih ketika kuajak rekreasi dibukit Pua (Nama sebuah
bukit indah di desa Meluwiting, Lembata). Aku sengaja
berdiri dibelakangnya lalu memeluknya dengan erat
mumpung tak ada orang yang lihat. Disore yang dingin
hingga dengan memeluknya akan ada hawa kehangatan.

Kisah kami itu termasuk berlangsung lama. Tapi


perbedaan tahun masuk sekolah. Aku tlah menjadi
alumni dan akan melanjutkan kejenjang Bangku kulyah
sementara dia masih Kelas XI (Sebelas) Aliyah. Dengan
keadaan dan situasi yang berbeda komunikasi_pun
jarang walau sekedar mengabari dan sesekali ketemuan.
Pergaulannya yang semakin luas dan bebas, dan entah
mungkin tlah banyak lelaki yang datang pula dalam
hidupnya. Sekaligus itu menjadikan hari-hari yang
bagiku sedih pada cintayang belum restu itu.
Entahla, itulah berbagai gurauan pelaampiasan negative
pada hati yang yang risih saja bila ia bersama yang lain.

Bukankah arti dari ketegangan adalah mencemaskan


perasaan yang mulai tumbuh dan diam-diam
memperjuangkan?. Mulai kusadari semenjak saat itu
pada cinta yang diam-diam tumbuh.

…………………….
“Aku Menyadari”

Sebuah cinta panjang yang tlah dilalui memang tak


semua berjalan dengan baik. Terkadang ada yang mogok
ditengah jalan, ada pula yang kehabisan bensin harapan
dan tak bisa melanjutkan jalani lagi. Tentang kisah
cintaku pun_sama tak sebaik apa yang kukira. Tak
mengikuti lagi alur dari cinta pertama akhirnya tersesat
dijalan luka. Awalnya selalu bahagia namun akhirnya
mengapa duka yang datang melanda. Cinta memang sulit
diperjuangkan tapi akan indah bila dipertahankan. Kerna
kelak akan tercipta cinta suci nan abadi.
Cinta suci, cinta sejati. Sebagaimana cinta abadi Robiah
Al_Adawiyah yang cinta pada tuhannya melebihi cinta
pada ciptaannya.

Atau kita menoleh ke timur tengah pada cinta


kontroversi. Laila Dan Majnun (Qais). Cinta yang hanya
dapat dipisahkan oleh maut. Hingga berkatalah Kahil
Gibran dalam buku SANG PUJAAN “ Roti spiritual
yang membuat hati kami semakin lapar saat
menyantapnya. Itulah roti yang dinikmati oleh Qais”

Cintanya Romeo yang ikut-ikutan mati demi Juliet


kekasihnya yang tlah duluan mati yang ternyata hanya
meminum obat penghilang kesadaran sementara. Dan
ketika Juliet terbangun dari kesadarannya. Ia melihat
kekasihnya Romeo ternyata tlah mati terbaring bunuh
diri disampingnya dengan meminum racun kerna tak
tahu bahwa Juliet hanya minum obat menghilangkan
kesadaran sementara. Juliet_pun seketika mengambil
pedang ksatria yang dibawa oleh Romeo dan berada pas
disampingnya lalu menikam dirinya sendiri.
Yah, semua orang berhak mencintai pada siapa yang
akan ia cintai. Tapi manakala cinta yang tak pernah
menghargai haruskah kita datang lalu mengemisinya ?.
Dua pasangan yang saling mencintai namun hanya satu
raga yang setengah mati menjaga dengan sedemikian
rupa. Itukah cinta yang patut dipertahankan ?

Cintaku yang penuh berliku aku belajar penuh hayati.


Bahwa cinta yang baik akan selalu datang pada
pemiliknya. Mungkin dia yang kini akan menjadi
takdirku atau orang lain yang nanti tuhan titipkan padaku
yang lebih tepat tuk dijaga.

Saat kita menyadari cinta kita ternyata hanya cinta


biasa, bukan berarti menyalahkan jalan cinta yang telah
kita langkahi. Kerna cinta suci tak akan menyalahi
kerna tercipta atas jiwa yang tulus mencintai.

……………………….
“Cinta Yang Baik”
Cinta adalah sebuah pemberian dari tuhan yang maha
menganugerahi. Yang dengan anugerah itu aku pasrah
entah siapa yang nantinya datang. Yang jelas kamulah
salah satu diantaranya. Cinta tak pernah salah, hanya saja
terkadang orang yang menjalaninya telah keluar dari
aturannya.

Cinta itu datang dari hati-hati baik, suci para pecinta


yang menginginkan kesetiaan. Bukan para nara pidana
para perampas hati dengan keji lalu mengatasnamakan
cinta suci.

Cinta itu baik pada hati-hati yang tlah dikehendaki oleh


tuhan tuk mengisi kekosongan hati yang sedang gundah
dengan adanya keindahan para wanita-wanita shalihah.
Kerna wanita tercipta dari tulung rusuk para leaki, maka
untuk dijaga tapi nyatanya jadi bahan pelampiasan saat
lagi marahan.

Wahai para lelaki, bila para wanita yang sudah tak lagi
dihargai olehmu, maka ibumu yang melahirkanmu telah
kamu kotori darah pengorbanannya dengan segala
perbuatan kotormu.

Segala keindahan adalah cara tuhan tuk mengisi hati-


hati yang gundah. Keindahan para wanita
sholehah misalnya.

………………………………….
“Seperti Cintanya Seorang Ibu”

Cintailah seorang seperti cintanya seorang ibu.

Sebesar apa_pun cinta yang ada didunia ini tak melebihi


besarnya cinta dari seorang ibu terhadap anaknya.
Merawat dari kecil sejak kandung badan hingga besar
jadi dewasa.

Cintanya yang begitu tulus telah ia ajarkan padaku


Semenjak aku yang belum mengerti akan arti sebuah
cinta. Cintamu aku berharap dalam cerahnya rembulan
kini. Seperti cerahnya kasih sayangmu yang geram
kulihatnya, sampai kurasa tak terhingga tuk membalas
semua kebaikanmu.

Namun mencintai seseorang terkadang kita menghitung


banyak dikali luas pengorbanan yang tlah kita berikan.
Padahal cinta tak membutuhkan itu tapi membutuhkan
hati yang luas tak bertepi. Hati yang dalam tak berajuk.
(Buya Hamka, Hanya Hati).

Cintailah seorang seperti cintanya seorang ibu.

Maka rawatlah cintamu semenjak awal perkenalan


hingga akhir. Yang jadinya pertemuan dalam tenda biru
bukan malah perpisahan dirundung pilu.

Seorang Ibu yang rela asinya untuk anaknya walau


terkadang sesuap nasi yang belum juga dikunya olehnya.
Bagaimana dengan cinta yang dituntut olehmu tiap
harinya tanpa tahu pedihnya jadi dia. Cintamu bahagia
tapi pedihnya dia rasa. Dia hanya menanggung sendiri
olehmu yang ia takut akan mendua. Seandainya saja
kamu tahu bagaimaana sakitnya jadi dia menanggung
bebannya perihal cinta kalian itu dengan sendirian.
Namun terkadang kamunya yang tak pernah mau
menyadari.

Maka belajarlah cinta dari seorang ibu, cinta tanpa


mengenal lellah, waktu dan segala dahaga yang ia
korbankan.

…………………………………………….
“Cinta Yang Aneh”

Segala cinta adalah baik, namun harus dipahami bahwa


cinta hanya akan datang pada hal-hal yang tepat. Setiap
rasa yang telah tuhan anugerahkan pada diri manusia,
pasti punya dominan lebih pada hal tertentu.

Perasaan terhadap lawan jenis misalnya : rasa yang tak


pernah ditahu, namun bila diperhadapkan pada orang
yang tepat. Apa jadinya?. Tiba-tiba deg-deggan, pikiran
jadi buyar, kaki seakan berjalan diatas kekosongan,
tangan gemetaran dan sembarang disentunya. Tapi
dimata tetap saja melotot masih penasaran. Apakah dia
orangnya yang dititipkan tuhan dari langit untukku.
Sekiraanya bisa mengisi kekosongan dalam hatiku yang
sering kesepian.

Perasaan cinta memang selalu datang tak terduga.


Teman dekat misalnya. Pun terkadang perasaan yang
secara berlebihan tiba-tiba bisa saja muncul. Dan juga
ada lagi satu anehnya cinta lagi. Yang tak mengenal
cantik buruknya seseorang. Biar tak mandi seharian,
Dengan rambut berantakan. Pokoknya dimatanya selalu
indah dilihatnya.

Cinta memang lucu, aneh tapi selalu saja sempurna


dimata seseorang yang masih mecintai.

.………………………..…………
“Berharap Kamu Akan Kembali”

Lagi-lagi sendiri. Dia tak lagi datang seperti hari


kemarin. Walau sekarang sudah tak kesepian amat
namun sepi tetap saja sepi tak ada bedanya. Langit awan
dimalam ini yang sudah menghitam bertanda hujan akan
segera tiba. Dan bila hujan turun dan membasahiku
dengan rintik-rintih air yang diturunkannya. Aku tak
akan lagi peduli dengan basahnya itu kerna aku hanya
ingin bermain dengannya. Sekedar mengenang kembali
seperti kita dulu yang bermain dibawah rintiknya hujan
berlarian mengejar kearah mana hujan hendak pergi.

Memintamu tuk datang kembali memang bukanlah


perkara yang mudah, tak semudah mebolakbalikkan
telapak tangan. Yang mungkin ada yang mesti
diperbaiki. Dalam jedanya cinta pasti ada hal retak tak
akan kembali seperti semula. Dengan demikian bukan
berarti kuhanya diam terpaku meratapi retaknya itu.
Paling tidak akan kucoba menambalnya dengan segenap
cinta yang kumiliki.
Hingga bila waktunya tiba
kuharap kita adalah kepingan dari hati-hati
yang patah yang mesti menyatu.

……………………………………..
“Cintamu akan Baik-Baik Saja”

Yakinlah !, cintamu akan bai-baik saja.

Padamu yang tlah menjaga cinta dengan sebaik demikian


rupa, maka yang datang nanti_pun serupa denganmu
yang akan menjaga cintamu.

Tak perlu cemas jangan gundah sebaliknya hilangkan


segala kegalauanmu dan isilah pikiranmu dengan hal-hal
baik. Dia sedang mendo’akanmu seusai sholat misalnya,
ia akan menemani dalam tiap bayang-bayangnya harimu
misalnya. Agar harimu penuh akan ceria tidak dilanda
ketakutan pada hal yang bisa saja tidak terjadi yang
sempat terpikir olehmu.
Yakinlah bahwa pasanganmu adalah cerminan atas
dirimu. Maka perjuangkanlah semampumu hingga yang
datang adalah sesuai harapanmu. Kebanyakan orang
hanya berharap yang baik sementara dirinya belum
semaksimal mungkin menunggu dengan mengisi hal-hal
baik dalam dirinya.

Bukankah tuhan tlah berjanji sekecil apa_pun kebaikan


atau keburukan masing-masing ada balasannya (99 : 7-
8). Sehingga apa salahnya memperbaiki dirimu kerna
akan mendapatkan sebaik dirimu pula.

Maka mulai dari sekarang jangan berpikir hal-hal aneh


tentangnya yang tidak-tidak lagi. Ubahlah Mindsedmu
bahwa semuanya (cintamu) akan baik-baik saja.

…………………
“Santai Aja”

Hari-hari yang telah lalu kubiarkan berlalu bersama


angin yang membawanya pergi. Kemana saja. Akan
kubiarkan rasa itu berkelana kealam hampa lalu menitip
rindu ini pada pepohonan, rumput-rumput liar, dibunga-
bunga yang sedang bermekaran dan bila kamu ingin
menyendiri maka datanglah pada pohon-pohon itu,
bunga-bunga itu. Kerna ada rinduku disana yang bisa
kamu temani.

Aku belajar tuk melupakanmu dengan pekerjaan yang


bisa mengalihkan pikiranku. Membaca buku misalnya,
mungkin dengan cara itu bisa mengabaikanku dari
segenap rindu yang melelahkan ini. Tapi ssssst, kopi
menjadi andalanku. Ada buku selalu ada kopi. Dan bila
aku dalam lelahnya membaca, bisa saja kudatangkan
bayangmu kerna adamu adalah rasa yang akan
melaraskan pahitnya kopi ini. Kerna hitamnya kopiku
akan selalu terbayangkan pada hitamnya matamu yang
pernah menenggelamkan aku kedalam dasarnya lautan
cintamu.
Dengan pekerjaanku berarti aku telah
berusaha mengalihkan segala tentangmu.
Rindu yang pernah mengadu, cinta yang pernah
bersama diantaranya.
………………………
“Renungan Panjang”

Padamu yang datang bukan saat bertamu, yang tak


sempat dipersilahkan memasuki ruangan hati lalu tiba
saja pergi dengan tak satu kata izin_pun kutahu.

Datanglah kerna tak akan mengapa namun jangan


pergimu tinggalkan beberapa rindumu disini. Bila tak
hendak kemari takkan pula mengapa hingga pulangmu
bawalah semua bekas luka itu. Aku tak menginginkan
sebuah awalan hingga berakhirkaan tak pernah usai. Dari
awalnya yang ingin terus kujalani bersamamu, tapi
pergimu tlah menyelimuti segenap katamu. Aku tak tahu
mungkinkah itu sebuah alasan yang tak mesti kamu
jelaskan ?

Atas semua kata-katamu yang pernah, kurenungi baik-


baik berkali-kali bahwa dengan memilihmu berarti tlah
memilih seseorang yang tepat atau hanya seorang tamu
yang tak diundang yang datang lantas hanya menitipkan
rindunya disini. Kesimpulan yang masih ragu kubulatkan
menjadi satu komitmen yang tepat. Sebab, bila suatu
tindakan yang diambil dengan cara yang tidak matang
akan berakhirkan penyesalan yang bisa saja terjadi.

Segala renungan panjang tentangmu itu telah kupikir


baik-baik sejak hari kemarin.

…………………………..
“Desas Desus Tak Jelas”

Aku yang sedang dalam usaha melupakanmu bukan


kemauanku sendiri bila akhirnya mungkin akan
mengecewakanmu. Beberapa alasan yang kutahu dari
orang sekitar. Orang baik sepertinya, tapi entah itu
benaran atau desas desus berita tak jelas.

Tlah kupertimbangkan dalam musyawarah hati dan akal


pikiran belum kelar juga hasilnya.

Akal pikiran adalah sebuah usaha mencari kebenaran


sesuai dengan realita yang ada, sementara hati adalah
sebuah perasaan yang sangat dalam instingnya yang
mampu menilai kebenaran hakekat.

Oleh kernanya itu dalam mempertimbangkan suatu


keputusan saya sarankan agar pikirkan dan rasakan
dalam hati nurani. Bila hanya menggunakan hati,
perasaan, maka dunia adalah tempat yang paling banyak
dustanya, tipu dayanya. Bila hanya menggunakan akal
pikiran maka nafsu liar sering kali menjadi tempat
sasaran bila tak mampu dikendalikan oleh diri sendiri.

Akal pikiran dan hati mesti bersatu, bermusyawarah


untuk memecahkan masalah terkait berita desas-desus
yang tidak jelas.

……………………………..…….………….
“Kerna Hadirmu Adalah Pencerah Hariku”

Tak mengapa datanglah kerna senduku sedang


membutuhkanmu. Kerna bagiku kamu adalah mentari
yang ada dalam hatiku yang menyinariku gelapnya
cintaku, bagiku kamu adalah hujan yang menyuburkan
kala kemarau dalam jiwaku. Kita seakan dua simbiosis
yang saling membutuhkan.

Dan bila bersatunya kita adalah bangkitnya zaman aksara


cinta, bukanlah lagi hanya sebatas bahasa melainkan
sebuah tatanan zaman baru yang mulai direka. Dan kita
akan menjadi Raja dan Ratu buat rumah-rumah
sederhana kita.

Kamu adalah rumahku dan aku adalah rumahmu, kamu


adalah pakaianku dan aku adalah pakaianmu. Kita akan
saling menyempurnakan.

……………..…………………………..
“Tak Ada Perjuangan Yang Sia-Sia”

Rindu yang lelah


Perjuangan hingga mmpertahankan
Segalanya tak akan ada yang sia-sia
Kerna akan ada masanya ;
Rindu jadi temu
Rasa makin peka
Dan perihal kita akan jadi satu.

………………………………
“Kata bapak Khalil Gibran”

“Cinta itu burung yang indah, yang mengemis tuk


ditangkap tapi menoloak tuk dilukai”

Mungkin itulah kamu yang pernah jadi tamu tak


diundang dan berharap aku baik hati mempersilahkan
kamu memasuki, lalu menetap dalam jangka waktu yang
lama dalam rumahnya hatiku.

Tapi takut tuk dilukai. Maka itu bukanlah aku yang tak
pernah hingga tak sanggup melukaimu.

Merpatiku !
Datanglah lalu hinggaplah dijendelaku. Bila aku
ketiduran maka tugasmu adalah membangunkan_ku.
Ada gelas kaca disamping meja tulisku yang bisa kamu
jatuhkan. Pecahkan saja gelasnya sampai gaduh.
Sampai aku sadar pada mimpiku yang tak pernah indah
kerna mimpiku tak pernah denganmu. Itulah sebabnya
tiap kali mimpi yang ternyata bukan denganmu dan
mungkin takdir tuhan hanya akan mempetemukanku
denganmu didunia nyata.

Akan kutarik nafasku dalam-dalam lalu hembuskannya.


Ternyata tuhan maha baik lagi bijaksana terhadap
cintaku. Aamiin.

Cinta itu Burung Yang Indah


Yang mengemis tuk ditangkap
tapi menoloak tuk dilukai
#Kahlil_Gibran.
………………
“Setelah Ini”

Setelah ini aku akan belajar mencintai dengan baik agar


kelak senyummu jadi penawar yang baik bagi tiap luka,
yang tertusuk oleh duri cintamu yang sedikit tercuil
dusta yang tertusuk didadaku.

Kalaw nanti senyummu masih asin nanti aku


ditenggelamkan sama Bu’ Susi deh. Hehehe
Tapi biarlah aku jatuh asalkan jatuhnya kedalam dasar
lautannya hatimu. Eaaa

Hatimu yang ingin kuselami lebih dalam


Dengan kapal selam kesetiaanku
Bermesinkan keyakinanku
Jalan cintamu yang akan menyetirku
Berawak kapalkan tawakkalku.

Itu yang kulakukan demi cinta kita agar nantinya lebih


abadi lebih awet tahan waktu pada jarak yang bisa saja
nanti memisahkan kita.
Jangan takut !
Kerna hanya akan membahayakan dirimu dengan
ketakutan.

Agar terkesan meyakinkan mungkin setelah ini


aku akan belajar dari yang sesungguhnya
mencintaimu dari yang tak biasanya
menjgamu sepanjang waktu
dan waktu kita lebih banyak bersama.

…………………………
“Saatnyalah Serius”

Bukan lagi saatnya kita mengadu rindu siapa yang paling


jago, inilah tibanya, saatnya untuk saling mencintai
menunjukkan siapa yang paling setia.

Beberapa kata yang tlah kucoret dalam


lembar harianku hanyalah kata tak pernah jadi nyata
Malam dingin menyayap disayapku yang rapuh
Derunya hujan, dingin menggigilkan dibadan
Seakan aku seperti sebuah rasa yang masih terpenjara
Masih mendingan
bagaimana bila dihukum mati oleh para polisi wanita
Cintamu aku tersakiti
Cintamu aku rela dihukum mati

Aku ingin jadi hakim saja dipengadilan cinta kerna


kenyataannya, hakim yang ada tak pernah adil dalam
menghakimi. Tak ada keadilan yang aku dapatkan. Rasa
ini dibiarkan, rindu ini dijarakkan. Tak adil.

Walau demikian bila ditawari jadi hakim untuk cintamu


aku belum yakin-seyakinnya. Kerna pasalnya adalah
kamu, seseorang yang belum aku pahami dengan
seutuhnya.

*****)

Kamu !, sibuk tidak, ada urusanku dipengadilan dan


semestinya ada hal yang mesti kita tuntaskan, termasuk
perkara rindu yang mesti kita selesaikan.
****)

Tapi itu hanyalah andaian bodohku atas beberapa


sendunya rindu yang tak pernah jadi nyata. Dan kini
kutahu segala tlah ada jalannya. Kerna Tuhan yang tak
pernah tidur dan maha melihat hambanya yang
bersungguh-sungguh seperti sungguh-sungguhnya aku
yang memperjuangkan selama ini.

Kusadari segala jalan itu tak mudah


Duri yang kerap kali menusuk
Jalan yang berliku
Kadang menjulang kelangit
Kadang menurun berlatah
Itu semua hanyalah nada pengusik, pengganggu jalan
Kita sebut cobaan

Sebelum akhirnya sampai dijalanmu, jalan menuju


pulang yang kita sebut rumah, akan kumenetap disana
dalam jangka waktu panjang dan barangkali seterusnya.
Kamu yang tlah menunggu, akan kutemuimi langsung
dipangkuan birunya matamu yang menantikanku atas
sekian jedanya waktu.
Mendekaplah peluklah aku…
Ooh kamu bau asin deh. Jangan-jangan sudah
ditengeelamkan sama Bu’ Susi. Hehehe
KAM SENJAKU
YANG PUNYA
PILIHANNYA SENDIRI
“Bodoh Amat”

Aku terlalu bodoh buatmu. Kamu yang pernah berjanji


seiya lalu lupa seakan tak pernah meng_iya. Aku yang
terlalu bodoh atau kamu masih saja terlihat angkuh. Atau
kamu yang sudah tak peduli padaku yang terlalu
memaksa. Waktu selalu mengajarkan kita. Tak pernah
memaksa untuk selalu berkata benar atau salah, kamu
yang jujur atau tidak. Waktu hanya meminta kamu tuk
jalani, pelajari kemudian pahami.

Mungkin ego ?, yang merupakan sebuah rasa yang ada


pada diri manusia. Apa kata dunia ?, bila ego yang terus
diladenin tak akan pernah usai suatu hubungan, seperti
sebuah cinta yang pernah berjanji namun tak setia, dan
menjadi sebuah cerita panjang penyambung episode
kisah cinta berikutnya. Kita harus tahu perihal rasa
bukanlah sebuah hal yang dipaksakan melainkan sebuah
kepekaaan hati yang tulus dari seseorang yang benar-
benar mencintai. Banyak pasangan yang terluka kerna
urusan prasaan yang tak pernah diselesaikan dengan
baik-baik.
Bodoh amat !, mengurusi cinta monyet, yang sering aku
dengar diwaktu masih bangku MA, maksud dari cinta
yang masih kekanak-kanakaanatau alias belum pasti.
Mungkin itulah cinta yang dimaksud untuk cinta pada
zaman kekinian yang tak lagi mau mengenal lelahnya
memperjuangkan. Besarnya rasa harap pada akhirnya
menjadi harapan yang terlalu besar. Tapi tahunya hanya
mengenakkan perasaan pada cinta pertama tanpa tahu
perasaan seterusnya tanpa tahu rasanya pada orang yang
ditinggalkan.

Bila ego yang berbicara, bodo amat. Tak peduli itu hal
yang menyakitkan atau tidak.

……………………………..
“Cinta Suci”

Cinta adalah sebuah kesucian rasa mutlak dalam diri


manusia yang tak tahu berdusta. Ketika hendak
melakukan sesuatu tindakan maka ikutkan kamu pada
kata hatimu kerna didalamya terdapat sebuah kecintaan
rasa yang suci, sesungguhnya.

Orang-orang baik mengenali cinta dari hati, hati yang


tulus mencintai. Namun kebanyakan orang mengenali
cinta dari mata, segala bentuk rupa, segala keindahan
sesampainya memburamkan mata hati. Seandainya
manusia tahu bahwa rupa hanyalah bentuk yang akan
sirna, keindahan adalah hanyalah kedamaian sementaara.
Manusia terlalu terlena, lupa diri dan lupa untuk selalu
menjaga dirinya dari segala kesempurnaan hidup yang
sementara.

Kita tahu zaman sekarang penglihatan sering kali


melupakan kita. Mengindahkan segala apa yang terlihat
dan hak itulah yang sering mengantarkan kita pada
jurang kemaksiatan. Seperti cinta yang pernah
kuperjuangkan yang tanpa tahu cara yang tlah
dianjurkan.

Jaga jarak misalnya. Aku pernah beralasankan tak


mengapa lagian aku bisa menjaga. Namun jadinya tidak
maksimal, kerna segalanya dimulai dengan perlahan.
Misalnya. Saya kasih contoh Wanita… pada matanya,
tatapannya yang begitu indah, tangannya yang tanpa
sengaja kusentuh lembutnya minta ampun. Tamba
penasaran kudekati merasakan sensasi cinta jarak jauh
yang kembali bersemi. Kupeluk erat dirinya seakan
kuterbang kelangit pada sayapku yang telah kembali
utuh. Aku ingin memperlihatkan cintaku kepada dayang-
dayang kayangan yang tlah datang dalam sejuta angan.
Bahwa inilah selendangmu yang sempat menemani tiap
sepiku.

Segalanyaa perlahan tanpa tersadari kamu telah terjatuh


pada jurang kemaksiatan.

Bapak Khalil Gibran pernah berkata “Perempuan yang


dianugerahi jiwa dan raga adalah sebuah kebenaran
nyata yang bisa kita pahami dengan cinta dan hanya
bisa kita sentuh dengan kesucian”

Mulai kusadari bahwa cinta suci adalah mecintaimu


dengan menjaga kesucianmu. Yaitu dalam agama kita
diajarkan berta’aruf (mengenal lebih dekat calon kita).
Bila merasa tidak ada kecocokan maka boleh tidak
melanjutkan hubungan. Dan bila merasa ada kecocokan
maka dianjurkan langsung ketahap berikutnya
(pelaminan). Inilah kebahagiaan tak terhingga. Pasti
beda. Seseorang wanita yang tak pernah tersentuh oleh
orang lain, dan kamulah lelaki yang pertama kali
menyentuhnya. Indah bukan. Tapi yang menjadi
persoalannya aku belum siap menghalalkanmu. hehehe

Cinta yang baik dari hati itulah cinta suci, cinta sejati,
sebaik-baik cinta pemberian dari sang ilahi.

……………………………………
“Cinta memang Tidak Terduga”

Tuhan selalu punya rencana baik dalam tiap hal-hal yang


telah maupun yang akan terjadi. Bahkan Seorang utusan
(Nabi) pernah menasehati bahwa bertemulah kerna
Allaah dan berpisah kerna Allaah. Bahwa kita
dipertemukan kelak dengan cara yang baik, atau kamu
dipertemukan kepada orang lain dalam diriku yang
belum siap melepaskan maka itulah pula cara yang
terbaik.

Kata kak Boy Candra juga “Cinta adalah cara tuhan


mengisi hati dengan hal-hal yang kadang tak pernah
kamu pikirkan” (Origami Hati : 91). Yakinilah bahwa itu
adalah cara indah dari tuhan dalam mempertemukan kita
dilain-hari diwaktu yang tempat pada seseorang yang
tepat.

Bukankah segala sesuatu akan indah pada waktunya ?,


entah itu kapan, tapi ada pintahku untukmu : perbaikilah
dirimu mulai dari sekarang, akhlak yang sholehah dan
hubunganmu antar sesama.

Kalaw sudah insya Allâh cepat atau lambat, akan ada


lelaki sholeh yang datang lalu menjemputmu. Jika bukan
aku percayalah akan ada imam-imam lain yang lebih
bisa memimpin Sholatmu, selalu menasehatimu terlebih
lagi menerimamu apa adanya.
Dan yang harus kamu tahu bahwa seorang itu tidak
haruslah aku, masih ada yang lain. Jangan takut. Rasa
yang saling menyukai itu tak mesti harus memiliki.
Kerna perasaan yang sejati adalah engkau serahkan
sepenuhnya pada tuhan dari akhir segala ikhtiarmu dan
biarkan tuhan yang berkehendak dengan segala
ketentuannya.

Cinta adalah cara tuhan mengisi hati dengan hal-hal


yang kadang tak pernah kamu pikirkan.
#Boy_Candra

…………………………………
“Sendiri adalah Ketenangan”

Kamu yang kemarin tlah bersikeras melupakan lantas


mengapa datang lagi dan tak mau membahas tuntas
hubungan kita. Ada apa?

Aku heran sekaligus tak menyangka, apa mungkin


pilihanmu dulu tak seindah apa yang kamu rasakan
sekarang. Atau kamu ingin pulang kepangkuanku kerna
dia bukanlah tempat yang baik tuk disandarkanmu.
Menyalahkanmu hanya akan membodohkan diriku yang
sudah tak peduli denganmu. Membenarkanmu aku lelaki
apaan membuang-buang saja waktu memikirkan
seseorang yang hanya tersesat sesaat mungkin nanti
pergi lagi.

Tuk saat ini…


Aku ingin disini tempat yang seharusnya aku berdiri lalu
melangkah untuk menemukan hal yang lebih aku
senangi yang baik untukku seorang diri. Ditempat yang
biasa, sebuah surau yang ditumbuhi pohon bambu
didepannya. Segalanya. Termasuk rindu yang pernah
kukeluhkan disini pada segala yang telah pergi.
Kesunyian yang selalu kunyanyikan bersama jeritan
suara himpitan pohon-pohon bamboo dikala angin sejuk
datang menyapa dalam berapa kali telah kuhirup
merasuk kejiwa membawa ketenangan dalam diriku.
Bulu kudukku merinding ikut bertasbih atas segala
ketenangan, mataku masih saja sayup melihat lembayung
semesta yang terbentuk dikrawala langit sana menyinari
dan teramat jelasnya membatasi kulihat bukit yang
bersebelahan bersusun. Burung tak kalahnya ikut
bernyanyi seakan kami sedang berpesta dihari yang
meneduhkan itu.

Sendiri adalah ketenangan…


Memang hal yang terkadang kita butuhkan saat semua
telah hilang dipermukaan rasa. Tak peduli pada yang
hendak datang kerna kita dalam sebuah usaha
melupakan. Meyadari bahwa yang datang hanya akan
mencampakkan. Tak ingin kesalahan, hal yang sama
akan mengulang.

Ada apa dengan semua ini ?


Kerna kita tahu akhir dari awal yang telah kita jalani ada
jedanya. Jarak yang selalu mengajarkanku mana
kebeutuhan dan mana yang mesti diprioritaskan.
Mungkin aku masih kubutuhkannya namun hanya
sebatas pertemanan. Bukan lagi prioritas. Ada hal lain
yang lebih kuperioritaskan yang lebih menghargai
diriku.
Terkadang kita butuh waktu sendiri, merenungi sejenak
pada segala apa yang datang, yang telah pergi, yang
tidak menentu dalam kehidupan kita.

…………………….
“Mencari Jati Diri”

Jatuh cinta yang berulang kali tlah mengajarkanku mana


cinta yang sejati. Aku tak akan menyalahkan kerna tlah
dipertemukanku dengannya walau akhirnya dengannya
bukanlah seseorang yang mungkin belum tepat untukku.

Berkatalah bapak Khali Gibran dalam buku : Cinta,


Luka, Dan Bahagia. “Suatu hari kau akan bertanya
kepadaku. Manakah yang lebih penting hidupku atau
hidupmu ? aku akan menjawab : hidupku. Lalu kau akan
pergi dengan kecewa tanpa mengethui kaulah
sesungguhnya sumber hidupku.
Dilan pernah bilang ke Milea “Jika hujan, aku tak akan
memberimu jaket. Sebab jika aku sakit lalu siapa yang
akan menjagamu”.

Begitulah kira-kira cinta sejati. Adalah kita jatuh pada


cinta yang sesungguhnya yaitu diri kita sendiri. Maka
belajarlah untuk mencintai diri sendiri untuk menjaga
sebuah cinta yang kita miliki. Kerna bila mencintai
orang lain lalu menyerahkan diri kita seutuhnya tanpa
memperdulikan diri kita yang juga butuh dihargai
dengan kasih sayang dan cinta.

Memberikan cinta seutuhnya tanpa menyiakan cinta


untuk diri sendiri, sama halnya membunuh mati sebuah
perasaan baik yang mulai tumbuh dan berkembang
dalam diri kita.
………………..
“Kemapaman”

Yah benar. Cinta itu tidak bertele-tele tidak panjang


lebar. Cinta bukanlah kalimat melainkan kata yang
dirangkai menjadi suatu kalimat indah. Pasti pernah
jatuh cita, kan ?

Begitu indah dan sebahagian orang menggunakan


momen ini untuk berkenalan lebih dalam lagi pada siapa
yang tlah mendambakan hatinya. Kalau teman-temn
yang membaca buku ini siapa dambaan hatinya, pasti
tahukan rasa deg-degan rasa cemas saat didepannya ?

Rasa cemas deg-degan juga termasuk momen indah atau


saat yang malah menegangkan. Kata yang sudah kau
siapkan sebelumnya, serapi mungkin, tiba saja pupus
hilang didepannya, atau paling tidak susah tuk berkata-
kata, gugup takut salah. Segala hal bisa saja timbul dari
sebelumnya yang tidak pernah terencanakan.
Cinta adalah hal yang begitu indah. Namun bagi orang
mengerti dan bisa ngejalaninya. Aku misalnya yang
belum sepenuhnya mengerti hingga terkadang menjadi
rasa yang menggerogoti kesepianku. Kesepian tanpamu
yang terkadang masih risih kulihatmu bersamanya.
Kerna itulah sakitnya sebuah rasa yang tak mampu
mengungkapkan.

Kemapamanlah…
Kerna cinta adalah kemapaman. Memilih siapa yang
patut mencintai dan memperjuangkan. Mungkin
waktulah yang belum saatnya memilih-memilahku. Aku
selalu berharap cintalah yang mengajariku cara
bagaimanaa mencintai yang baik dan benar. Menjaga
bibirnya agar selamanya tetap tersenyum yang reka.

Cinta adalah kemapaman yang


mendewasakan orang dewasa
atau kemapaman yang merampas masa kanak-kanakmu
namun akhirnya tak seindah yang kamu rasa.
Kerna cinta adalah kemapaman
yang mampu merubah pola pikir seseorang.
………………..
“Bilakah”

Suatu hari nanti bila harus terjadi, kamu duluan


memisahkan hubungan kita ataukah aku, tak mengapa
tak ada lagi yang perlu dipertahankan. Segalanya ada
pada tangan kita masing-masing. Kita yang memutuskan.
Dan bila kamu ingin pergi dengan beberapa alasan yang
telah kau pertimbangkan. Pergilah. Sementara aku masih
disini bersama konsisten yang masih kuyakini. Dan
inilah cara kita kita masing-masing dalam bertahan.

Pergimu entah. Untuk mencintainya yang lebih dekat


lagi dan mengenalnya sebagai seorang yang istimewa
dalam hidupmu daripada aku yang katamu tak begitu
romantis.

Namun ada yang kamu lupa dengan diriku, aku tidaklah


seperti yang lain. Mereka yang tahunya jalan-jalan
kearah mana_pun yang kamu suka, namun tak tahu
bagaimana cara merangkul saat kamu jatuh, terjungkal
dan tak tahu bangkit bahkan saat kamu terjugkal dan tak
mampu bangkit lagi. Seperti hari kemarin. Ia hanya
datang membutuhkanmu saja, menyenangkan sesaat
dimata saja, seusai itu pergi lagi. Ia memang sebuah
cinta yang menyebalkan.

Kamu takkan pernah tahu dengan seorang lelaki yang


hanya menyenangkan dimata tak pernah menjadikan
cinta sebagai ketenangan, mungkin telah banyak wanita
diluar sana yang telah ia hancurkan kebahagiaannya.
Merenggut masa-masa ketenangannya bahkan sampai
membuat wanita tuk tidak patuh dengan orangtuanya.
Hati-hati kebanyakan dari mereka hanya menuntunmu
untuk membenci orangtuamu walau secara tidak
langsung. Keluyuran misalnya; sampai tengah malam,
menguras habis jerih payah orang tuamu untuk dibelikan
ini itu dan lain-lain.

Cinta tidak terbelit oleh keadaan namun cintalah yang


menciptakan keadaan, ketenangan, ketentraman dan
penerimaan.
…………………………….
“Bibir, dibalik Tabirnya”

Sepasang bibir adalah dalam kungkungan tabirnya


Mengikat para mulut-mulut berbisa
Menahan pada Sya’ir-Sya’ir yang menggoda
Lalu, menghentikan semua desah desus
hasrat yang mematikan
kamu takkan tahu!
Dia, mereka, takkan tahu!
Sebab itu berasal dari dalam
Sembunyi dari hati yang paling dalam.

Pendengaranmu masih saja ambigu


Luas ungkapannya berbagai fakta dan opini
Yang terkadang tak mengenal kondisi dan situasi
Kamu, bahkan tetap menjadi pendengar yang baik

Mesti beribu ulasan, alasan


Takkan cukup !
Bila hasrat mautnya telah berbisa
Kamulah letak sasaran
Tak mampu daya menghindari.

Wanita-wanita…
Memang…
Makhluk istimewa penuh keindahan
Namun bila kamu tak pandai menjaga diri
Bisa melukai.

Seorang sufi-lah sebaik menjadi


Penjaga para jiwa-jiwa yang suci
Lihatlah Robi’ah Al ‘Adawiyah tak mampu dikalah
Jiwanya terlanjur menyatuh dengan penciptanya
Adalah Robbil ‘aalamiin

…………….………………..
“Rayap-Rayap Pengganggu”

Hari-hari yang tak menyenangkan diwaktu yang telah


terlewatkan. Semua kutinggalkan, berbagai kondisi dan
keadaan telah dikecamkan. Namun kita akan tetap
menjadi keadaan yang mendebarkan, apalagi diawalan
kita yang baru terjatuh dan orang sering bilang jatuh
pada cinta.

Segala yang telah terlewati dari mata turun ke_hati, dari


penglihtan menjadi sebuah rasa yang mendebarkan,
dalam sebuah kondisi yang membingungkan kata tak
lagi senada terbawa oleh nuansa yang begitu
menegangkan. Bahasa jadi berambul-adu tak
berketentuan. Tak ber-spasi dalam kecemasan dan rasa
was-wa_an. Takut kata yang dianggap indah telat dalam
pertemuan bila berpisah. Walau sekilas seakan berkali-
kali jatuh pada cinta pandangan pertama itu. Hingga bila
masanya. Terjadilah kesesuaian rasa untuk menjalin
kasih.

Namun terkadang orang lupa diri pada pasangannya


pertama dan mulailah menjalin kasi dengan pasangan
yang baru. Kerna disinilah pula cobaan sejauh mana
kesetiaan dan letak kesempurnaan cinta pada seseorang
yang sejauh mana ia mampu bertahan.
Terkadang dusta menjadi sebuah kenyataan pada cinta
yang jadinya tak kesampaian. Tak meluangkan harapan
sedikit_pun untuk cinta pertamanya dan lebih memilih
tuk habiskan harinya dengan cinta barunya. Namun ia
lupa bahwa terkadang yang datang diawal adalah yang
lebih tahu dalam memahami dan lebih siap menerima
segala konsekwensi.

Sejak awal cinta pertama maka cinta yang baru adalah


rayap-rayap hama pengganggu cintamu.

………………………………………..
“Wanita Dan Sepasang Mata Indah”

Matamu adalah jalan cintaku


Dengannya diperlihatkan rupa indahmu
Laksana sinar matahari di Pagi hari
Sinarkan hariku penyejuk laraku
Adalah Nur penerang
Yang mengisi kekosongan tiap kekosongan
Merasuk bagai sang waktu
Cepat berlalu mengisi kekosongan tiap kekosongan

Berlianmu berpancar bagai sang Ratu


Disinggah_sana nan elok
Bila sepasang binarnya dari dua indra penglihatannya
Jangankan binarnya cukup adanya melebihi segalanya

Adalah Nur kekayaan


Siapa saja bisa terpidana
Lantas terpenjara
Jeruji besi sang maha abadi
Siapa suruh mencuri mahkota sang Raatu Peri

Adalah Nur penyejuk


Sang angin bahkan tak sanggup
Melebih ketenangan dan ketentramannya
Adakah yang dapat mengalahkannya ?
Tak ada !
Lantas mengapa engkau mengada-ngada
Lantas mengatas_namakan namanya
Lantas mengotori keindahannya.

Sungguh malang nasibmu!


Wahai yang tak berbudi pada yang maha pengasih
Berdo’alah agar engkau terampuni
Mudah-mudahan kelak menjadi hamba-hamba yang
telah suci.

………………………
“Masih tentangmu”

Perihal kamu yang ingin kujaga dan masih tetap terjaga.


Memang cinta adalah hal yang mesti dipertahankan.
Hingga kamu akan terus berjuang sampai tak tahu
dimana jauhnya langkah yang telah kamu tempuh.

Bila jarak mendera…


Memang menjadi sebuah keharusan untuk mencari apa
yang sudah kamu yakini pada apa yang hendak kamu
temui, itu adalah dia yang telah hilang dari pelupuk
matamu. Berbagai hal_pun akan kamu rasakan. Getir,
lelah namun itulah cinta yang tak mau kalah dan terus
berjuang.

Sebuah nada yang pernah kamu rasa… seakan dia, pada


berbagai rasa yang telah kamu dengar. Karena pasalnya
ingatanmu telah dipenuhi olehnya.

Perihal melupakanmu adalah sebuah beban yang kerap


menghalangi langkahku yang terus menghimpit tak tahu
jalan keluar. Itulah mengapa aku aku tak pernah bisa
pergi jauh darimu.

Masih tentangmu, masih tentang senyummu, masih


tentang segala cinta yang enggan tak mau pergi meluluh
lantahkan semua isi hati mencemarkan semua nada-nada
indah. Segalanya tertuju pada rangkaian dirimu lantas
menggerogoti semua kedamaianku.

Cinta memang melemahkan, bagi mereka yang tak


mampu bersabar dalam menjalaninya. Namun cinta juga
kekuatan, menguatkan kita yang lemah walau didera
rindu oleh jarak. Namun jarak yang terkadang tak pernah
adil dalam menghakimi rindu sepihak, bisakah kuyakini
menjadi suatu keharusan rindu yang kuladenin?
terkadang.

Ada juga sebenarnya yang indah darimu, aku ingin


bercerita saja. “pernah suatu hari aku lelah, lantas
bayangmu datang dan memaksaku agar tersenyum”
itulah sepenggal kisah tentangmu. Kamu yang kutahu
sedikit menyebalkan sisih lain juga masih
menyenangkan.

Lantas aku harus bagaimana ?


Jarak yang telah mendera kita, kini menjadi sebuah hal
yang semakin sulit mempertemukan kita, jalan yang
semakin sulit menjadikan jalan keluar_pun jadi mustahil.

Mungkin tuhan memantapkan hati kita dilain hari agar


nanti saat bertemu telah siap untuk saling menerima.
………..…………………
“Obat Penyembuh”

Pada cinta yang sempat datang diam-diam menaruh


harapan, diam-diam pergi membawa luka dengan alasan
Ia akan sembuhkan lukanya sendiri.

Begitu sulit bagi jiwa yang telah sulit menerima segala


kebaikan yang sangat bisa berguna untuk dirinya. Mata
hati, jiwa pekerti, hati-hati, Ia campurkannya dengan
buta hati. Bagaimana Ia bisa menerima sementara kata
hatinya telah tertutup rapat untuk dirinya.

Rupanya kamu lebih memilih untuk pergi. Tak mengapa


kerna itu pilihan. Yang salah kau memberiku pilihan
maka itu adalah hal memilih. Mungkin aku lebih
memilihmu, tapi tak mungkinlah pilihanmu tetaplah
pilihanmu dan aku tetap dengan konsistenku. Salah
benarnya ini hanyalah urusan hati yang bisa diperbaiki
lagi dengan cinta nanti yang lebih baik lagi yang lebih
lagi memahami diri kita masing-masing.
Aku memilih bertahan. Memang cintaku tak seberapa
kuat yang seperti kau bayangkan. Cintaku begitu lapuk
tak begitu sempurna. Mudah layu bila dirayu takkan
sanggup apalagi rayuan maut para cinta Solehah.

Karena cinta ini sesungguhnya untuk cintanya para


Wanita Sholeha. Bukan cinta yang hanya menawan
dimata melainkan juga sejuk dihati bila berlabuh dibalik
pelukan hangat kain panjang penutup auratnya.

Aku akan damai dibalik kain penutupmu itu, perhiasan


yang masih terjaga suci, dan begitu istimewanya diriku
bila menjadikanmu yang tak seorang_pun yang dapat
menyentuhnya melainkan aku.

……………....
“Durasi”

Waktu terus berputar, roda yang takkan kembali seperti


semula sementara kita masih menyamar dengan keadaan
ini. Kapan akan pulih kembali agar bias terlihat jelas.
Cinta yang begitu rumit berbelit dan kamu semakin
mempersulitkanku dengan segala sandiwaramu. Kapan
keadaan mempertemukan kita dalam durasi waktu yang
sama.

Ketentuan yang kamu pilih memperlambatkan waktuku


dalam kondisi pemulihan kembali. Bahkan Kamu tak
mau tahu, tak peduli dengan rasa ini yang sebagaimana
bila ditinggalkan sendiri. Perih mendidih bagai ombak
didihnya air yang terus meluap tanpa henti, menyeruak
isi kepalaku, lalu kembali seperti abu oleh kayu yang
dimakan oleh api.

Patah hati, rindu mati, mati-matian kupecamkan dalam


diri. Cinta yang begitu kecil lagi sederhana
menghentikan tiba-tiba bagai lampu pelita yang
dipercikan air, begitu suram mudah dipadamkan.

Rasa yang masih menyamar bukannya tambah terang


malah semakin buram, menghitamkan penglihatanku
sesampainya aku dibutakan oleh cintaku sendiri. Padahal
mata ini yang terus menanti kedatangannya, terus
mencari perhatiannya, terus memelihara cinta dan kasih
sayang malah menjadi sebuah penantian yang hanya
ingin dihentikannya.

Durasi adalah suatu ketetapan,


kecepatan, kecekatan dalam menggunakan
pada hal yang semestinya.

…………………………………
“Cinta Yang Melemahkan”

Untukmu yang pernah mencintai, yang pernah


menyinggahi hati seorang wanita dikedalaman jiwa
terdalam lantas menguasai dirimu, sesampainya kamu
tercanggung olehnya.

Mencintai adalah memberi bukan mencari celah untuk


menghindari, meluangkan kesempatan bukan
mengurangi durasi pertemuan, butuh ke_aman_an
bukan keadaan yang memaksamu dengan sebuah
pemaksaan. Bila cinta katakan jangan sembunyi, bila
sayang berikanlah kasih sayangmu jangan hindari.

Jangan lemahkan dirimu dengan sebuah cinta yang


membingungkan.

…………………………….
“Cinta Dan luka”

Kalaw cinta adalah obat mengapa harus ada luka bila


bersama. Bahkan terkadang kita harus menjadi orang
lain didepannya. Memberi sesuatu yang tidak kita miliki,
melakukan hal yang tidak kita mampu.

Apa dengan mencintai mengharuskan diri kita menjadi


orang lain ?. Bukankah cinta timbul dari hati dan
meluapkan sesuai isi kata hati ?. Itulah terkadang pada
sebahagian orang yang tak tahu mencintai yang ditahu
bagaimana cara bercinta. Apa kata dunia?. Mungkinkah
dunia telah mengajarkan dari zaman-kezaman yang
mengacuh pada tiap pembaharuan keadaan. Pergaulan
bebas. Karena masanya para mudi-mudawan dan inilah
masamu. Maksudmu?

Sebenarnya cinta itu sederhana. Bila cinta ungkapkan,


tidak luapkan, hanya kagum sampaikan, benci jangan
peduli. Jangan memikirkan hal-hal yang dapat
melemahkanmu.

…………………………………………….
“Cinta Yang Indah Terkadang Melukai”

Cinta adalah sebuah pemberian karunia dari sang maha


cinta. Yang dengannya tuhan mengisi dengan hal-hal
yang tak pernah kita duga. Ketenangan ketentraman
itulah jalannya.

Cinta juga bisa memasa-bodohkan. Yang terbersik dalam


jiwa hanyalah : Chattingan, nelpon lagi, kabarnya
gimana sampai pada persiapan kapan dengannya jalan-
jalan lagi. Seharian tanpa lellah cukup dengannya dunia
telah milik berdua.

Omong kosong ! Waktumu habis seharian jalan-jalan


saja. Mending sono tuh bantu orang-tuamu yang
susahnya mendidik kamu banting tulang kerja keras tiap
harinya.

Dan hati-hati dengan tiap keindahannya bisa saja


melukai. Mawar misalnya duri yang mematikan dibalik
keindahannya. Sama halnya keindahan pada seseorang
pujaanmu itu. Bila terlalu memujanya bertahtakan
seorang dewa dalam dirimu. Kerna ketahuilah dewa
sesungguhnya adalah hatimu yang menentukan
takdirmu, menentukan sucinya dirimu, menentukan
nasibmu, menentukan sedihmu. Masih baik bila hati
yang bertahta itu baik hingga memberikan takdir terbaik
untukmu.

Maka jangan mau diperbudkkan oleh cinta yang hanya


memulai tapi tak mampu tuk jadikan.
……………………..
Cinta yang berlalu

Cinta itu bermacam-macam. Yang terlewatkan saja, yang


datang sejenak lalu pergi, yang dan tinggal untuk
selamanya

Cinta yang terlewatkan saja merupakan cinta yang


menyenangkan. Yang datang tuk mennggembirakan
matamu yang lagi sepi, yang menyenagkan hatimu yang
sedang galaw. Ia tak akan menyinggah, ia hanya
diperlihatkan untuk berlalu. Mungkin bila takdirmu bisa
jadi ialah cinta terakhirmu. Karena itulah cara tuhan pada
sebuah penantian rindu-rindu yang akan indah pada
waktunya.

Pada cinta yang datang terhenti sejenak lalu pergi. Itulah


cinta yang dalam pertemuannya pasti akan dipisahkan.

Datang kan berlalu


Terbit kan tenggelam
Ada kan tiada
Bertemu akan berpisah
#endang_soekamti

Cinta yang dimaksud adalah cinta yang sudah bisa saling


menyayangi dengan rasa yang mulai menyatu namun tak
akan bersama kerna terciptanya bukan untuk menyatu
melainkan untuk orang yang telah dipersiapkan untuknya
dilain waktu. Kamu tak akan tahu kapan ia akan berlalu.
Kalau saatnya tiba kamu juga tak akan menyadari,
lambat laun kamu sadar bahwa kamu telah terlambat.
Mencintainya dengan lebih tuk mempertahankannya atau
membencinya tidak dari dulu untuk secepatnya
melupakannya dari kehidupanmu.

Cinta berikutnya adalah yang datang dan untuk


selamanya. Maka itulah cinta yang paripurna, luar biasa.
Tapi harus kamu tahu juga hanya orang-orang pilihan
yang berarti tak semua orang sampai pada titik ini, titik
puncaknya pada sebuah cinta yang mampu awet,
bertahan hingga bertahun-tahun sampai bertemu dengan
yang maha kuasa. Berarti meninggal dong, hehehe

Cinta sesaat. Adalah cinta yang pernah kumiliki yang


hanya cinta sesaat tak seutuhnya. Kesetiaannya yang
kuakui, perhatiannya yang amat berlebihan, harapannya
yang tak lagi berjarak. Dari parasnya indah merona,
anggunnya yang terpanah bagi siapa saja, geraknya yang
lincah membuatku kerap bertanya. Siapakah gerangan
pemilik hatimu ? Sejak awal yang sederhana berbagai
hal telah kurasa yang setiap kali bersama kembali bakti
menyebutnya dalam tahta jiwa ini.

Dari semua itu aku hanya ingin katakana, aku rindu


sejauh waktu dan jarak yang telah memisahkan kita.
Dan dikaulah separuh jiwaku yang hilang.

……………………………..
“Pahlawan Hati”

Siapakah lagi pahlawan hati


Pelipur-lara kala sepi
Bagaimana tak akan sedih
Aku ditinggal sendiri

Sang dia penyejuk jiwa


Satu cinta, pergi, tinggalkan luka lara
Yang adanya hanya sementara bersama
Meninggalkan luka tinggal kenangan

Pahlawan hati…
Hilang sudah pahlawanku
Cinta terbaik semoga temani langkahmu
Sebait do’a sekujur tubuh
Mengantarmu kerah yang kau tuju

Semua lelap kembali bakti


Taman-taman hati jadi taman-taman sunyi
Teiris sedih menyengat pada luka
Kian terbinar semakin sulit menutup (menyembuh)
Dikaulah cinta yang kini telah pergi meningggalkan
kunsendiri disini seperti sedia kala, waktu yang belum
ada seorang_pun datang menemui.
TENTANG PENULIS

Hendra LB, saat ini masih berstatus mahasiswa di


Kampus STAI (Sekolah Tinggi Agama Isam) Al-Furqan
di Makassar. Menjadi penulis tiba-tiba kerna tiba-tiba
menjadi penulis dan menjadikan buku ini adalah buku
pertama kali yang telah dituliskannya. Ibu begitu
istimewa yang melahirkannya pada tanggal 02 Mei 2000
di_Desa Lebatang NTT.
Sampul akhir

Anda mungkin juga menyukai