Anda di halaman 1dari 3

Saat Ayah Tidur Sajak Sederhana untuk Ayah

Oleh: Rayhandi Oleh: Prito Windiarto

Saat ayah tidur Ayah, bapak, abah, abi atau apapun kami menyebutmu.
Kutemukan seberkah kedamaian disana Namamu mungkin tak setenar ibu, di puisipuisi
Tepatnya di wajahmu yang senja itu Lebih sering istrimu itu yang disebutsebut penuh keharuan
Kulihat di sana begitu banyak sajak balada. Meski begitu kami tahu yah,
Tak ada sedikitpun iri, untuk itu
Saat ayah tidur Karena kau pun begitu mengistimewakan sosok itu : ibu
Kutemukan wajah kebebasan Yah,
Laksana rindu terbebas dari kesepian menghujam Kisahmu mungkin tak seheroik kisah ibu dalam sajaksajak
Di sanalah kutemukan ia. Walau kami tahu, pengorbananmu lebih dari kata itu
Pak,
Saat ayah tidur Kau dinomorduakan anakanakmu ketika dirindukan, dipanggil
Saat itulah kau menjadi asli tanpa topeng tanpa drama Tapi tak ada marah
Kau menjadi dirimu yang rapuh dan sakit Karena kau tahu, ibu adalah pembuka sementara engkau yah, penutup,
Kau menjadi manusia wajar bukan robot. penuntasnya.
Dekapanmu, elusanmu, tatapanmu, mungkin tak sehangat ibu
Saat ayah tidur Tapi kami tahu, perhatianmu lebih dalam. Lebih dari sekadar emosi.
Ingin rasanya kumenangis Ia adalah maket kehidupan untuk anakanakmu.
Mengingat sebait takdir kita yang sekarat Kau tak punya hari khusus yah.
Mati tidak mau menyerah tidak bisa. Karena engkau, kasihmu, layak diperingati setiap hari.
Sedikit balas atas peluhmu yah
Saat ayah tidur Terima kasih ayah
Ayah kudongakkan wajahku ke atas biru
Kumohon padaNya dengan khidmat
Semoga aku selalu bersamamu
Melihat tidurmu ayah.
Jasamu, Guru Bunda dalam cahaya Untuk Indonesia
Oleh: Kaka Oleh: Romadona Oleh: Wien Angkasa

Guru… Indonesia,
Dirimu hadir kala gelap Dia wanita bernama cahaya Negri elok gagah perkasa
Dengan kasih sayang dan harap Hatinya memancar Tanah pusaka nan kaya raya
Dengan ikhas tuk sebuah pengabdian Tergurat dalam doa-doa Tunpah darah yang kucinta
Guru… Tangan kecilnya mengantar kami Tanah Air kupuja sepanjang masa
Yang kau lakukan itu di gerbang cahaya
Bukan pengorbanan semata Dia berjalan dengan cinta Indonesia,
Namun pengabdian pula Dia berjalan menerjang luka Tanah mulya ku membuka mata
Guru… Bahkan dia menempuh tanpa Tanah subur ku hembuskan udara
Besar jasamu batas rasa Tanah permai ku ditelan dunia
Bukan tuk muridmu semata Dialah Ibu dari segala cahaya Tanah Airku Tanah Air Indonesia
Lebih dari itu Ibu dari semua luka kami
Kau berjasa besar tuk bangsa Ibu dari jejak yang terukir Untuk Indonesia,
Guru… dalam tinta sejarah. Ku kumandangkan Indonesia Raya
Jasamu mulia Iringi lambaian bendera sang saka
Jasamu tiada tara Arungi Garuda terbang ke angkasa
Jasamu tak kan terkenang semata Kebanggan Negri Pancasila
Namun, senantiasa berguna
Untuk Indonesia,
Kubaktikan jiwaku untuk Nusantara
Kuabdikan hidupku untuk Indonesia Raya
Karna Tanah Air Indonesia pusaka
Tempat kesatuan jiwa Indonesia berbahagia
LEMBAR PENILAIAN LOMBA MEMBACA PUISI

VOCAL EKSPRESI INTONASI TEMPO DINAMIKA PENGHAYATAN TOTAL


NO. NAMA / ASAL SEKOLAH
50—100 50—100 50—100 50—100 50—100 50—100 SKOR

Mesuji, ...............................2019

Juri,

.....................................................

Anda mungkin juga menyukai