Anda di halaman 1dari 10

Nama : Lely Kinanti

Kelas : AK-3E
NIM : 1905082004
Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan 1

INSTRUMEN KEUANGAN

Pengertian
Menurut PSAK 50, Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset
keuangan entitas dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas lain.

Klasifikasi dan Pengukuran


 Klasifikasi
Instrumen keuangan dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kategori yaitu :
1. Aset Keuangan
Menurut PSAK 50, aset keuangan adalah setiap aset yang berbentuk :
a. Kas;
b. Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain;
c. Hak kontraktual;
(1) Untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain, seperti
piutang usaha dan wesel tagih, atau
(2) Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan
entitas lain dalam kondisi yang berpotensi menguntungkan entitas
tersebut contoh obligasi konversi.
d. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen
ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan :
(1) Nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk
menerima suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas.
(2) Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan
mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan
sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk
tujuan ini, instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut tidak
termasuk instrumen yang meupakan kontrak untuk menerima atau
menyerahkan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut di masa
depan.
Contoh aset keuangan adalah kas, piutang usaha, wesel tagih, pinjaman yang di berikan,
investasi pada obligasi, aset derivatif, dan investasi pada saham.

2. Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa :
a. Kewajiban kontraktual;
(1) Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau
(2) Untuk mempertukarkan aset keuangan atau kewajiban keuangan dengan
entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas
tersebut;
b. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu:
(1) Nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk
menerima suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas; atau
(2) Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan
mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan
sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk
tujuan ini, instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut tidak
termasuk instrumen yang merupakan kontrak untuk menerima atau
menyerahkan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut di masa
depan.

3. Instrumen Ekuitas
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu
entitas setelah dikurangi dengan seluruh kewajibannya.

 Pengukuran
Pengukuran Awal Aset keunagn dan Libilitas Keuangan;
“pada saat pengakuan aset keuangan atau libiltas keuangan , entitas mengukur pada nilai
wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak di ukur pada nilai wajar
melalui laba rugi, nailai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan
secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan
tersebut”

Pengukuran selanjutanya aset keuangan;


“setelah pengukuran awal, entitas mengukur aset keuangan, termasuk derivatif yang diakui
sebagi aset, pada nilai wajarnya, tanpa dikurangi biaya transaksi yang mungkin timbul
pada penjualn atau pelepasan lain, kecuali untuk aset keuangan berikut:”
a. Pinjaman yang diberikan dan piutang yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
b. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
c. Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidaka memiliki harga kuotasian di pasar aktif
dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andala, serta derivatif yang terkait dengan
dan harus diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas tersebut, yang di ukur
pada biaya perolehan.

Pengukuran selanjutnya Liabilitas Keuangan:


Setelah pengukuran awal, entitas mengukur seluruh liabilitas keuangan pada biaya peroleh
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali;
a. Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
b. Liabilitas keuangan yang timbul ketika pengalihan aset keuangan tidak memenuhi sayrat
penghentian pengakuan atau pengalihan yang dicatat menggunakan pendekatan
keterlibatan berkelanjutan.
c. Kontrak jaminan keuangan.
d. Komitmen untuk menyediakan pinjaman di bawah suku bunga pasar.

Pengakuan Awal
Entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan dalam laporan posisi keuangan, jika
dan hanya jika , entitas tersebut menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak
instrumen tersebut.
Pengakuan awal aset dan liabilitas keuangan menggunakan nilai wajar pada tanggal
perolehan atau transaksi. Pada saat perolehan ini ada kalanya entitas harus membayar biaya
transaksi untuk memperoleh aset atau mengeluarkan liabilitas keuangan transaksi. Biaya
transaksi tersebut perlakuannya beda untuk aset dan liabilitas keuangan yang berbeda. Untuk aset
dan liabilitas keuangan yang dalam pengukuran setelah pengakuan awal menggunakan nilai
wajar, biaya transaksi tersebut diklasifikasikan sebagai beban pada periode berjalan. Biaya
transaksi untuk aset atau liabilitas yang pengukuran setelah pengakuan awal tidak menggunakan
nilai wajar, dikapitalisasi menambah nilai aset atau liabilitas keuangan.
Sebagai ilustrasi, jika entitas A mengeluarkan obligasi, maka obligasi tersebut tidak
dimaksudkan untuk dilunasi sesuai dengan kontrak pelunasannya sehingga dikategorikan sebagai
kewajiban lainnya. Obligasi tersebut bagi entitas penerbit tidak diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi tetapi diukur berdasarkan nilai amortisasinya (amortized cost). Konsekuensinya biaya
yang dikeluarkan untuk menjual obligasi tersebut akan dikapitalisasi mengurangi nilai perolehan
penjualan obligasi. Hasil yang diperoleh perusahaan sebesar harga jual dikurangi biaya transaksi
akan digunakan untuk menentukan nilai bunga efektif obligasi tersebut. Bunga efektif adalah
bunga yang menyamakan nilai kini obligasi (uang yang diterima dikurangi biaya transaksi) dan
nilai kini dari pembayaran yang dilakukan di masa mendatang yaitu bunga berdasarkan tingkat
bunga nominal yang ditetapkan dan nilai pokok obligasi.
Bagi entitas B yang membeli 1.000 lembar obligasi tersebut dan dimaksudkan sebagai
investasi sementara jangka pendek, akan mengategorikan investasi tersebut sebagai investasi
yang diukur dengan nilai wajar melalui laba rugi. Entitas B akan mengakui biaya transaksi Yang
timbul dari transaksi pembelian obligasi tersebut sebagai biaya pada periode berjalan dan tidak
menambahkannya ke dalam nilai investasi dan obligasi.
Penurunan Nilai
Aset keuangan yang diukur dengan harga perolehan diamortisasi serta aset keuangan tersedia
untuk dijual dapat mengalami penurunan nilai. Sedangkan untuk aset keuangan yang dinilai
dengan nilai wajar melalui laba rugi secara otomatis akan menurun nilainya mengikuti harga
pasarnya, sehingga tidak perlu ada evaluasi penurunan nilai.
Aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai apabila nilai
tercatat atau biaya perolehan diamortisasi lebih tinggi daripada nilai yang dapat diperoleh
kembali. Evaluasi atas apakah terdapat bukti objektif penurunan nilai harus dilakukan pada
setiap tanggal laporan posisi keuangan. Bila terdapat bukti objektif penurunan nilai,maka harus
dilakukan estimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dan mengakui kerugian penurunan nilai,
sebesar selisih nilai tercatat dan nilai yang dapat diperoleh kembali.
Bukti objektif dapat dilihat dari beberapa indikasi berikut :
1. Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau peminjam.
2. Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok
atau bunga.
3. Restrukturisasi atau keringanan (konsesi) akibat pihak peminjam mengalami kesulitan.
4. Peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya.
5. Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan.
6. Kemungkinan besar bangkrut.

Penghentian Pengakuan Aset Keuangan


Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika:
1. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangn berakhir; atau
2. entitas mengalihkan aset keuangan jika dan hanya jika:
a. mengalihkan hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset
keuangan; atau
b. tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset
keuangan tetapi juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar arus kas
yang diterima tersebut kepada satu atau lebih pihak penerima melalui suatu
kesepakatan.

Pengalihan yang diakui sebagai penghentian pengakuan;


Jika entitas mengalihkan aset keuangan yang memenuhi kriteria penghentian pengakuan
untuk keseluruhan nilainya dan entitas tersebut masih memiliki hak pengelolaan atas aset
keuangan tersebut dengan imbalan tertentu, maka entitas mengakui kontrak pengelolaan
tersebut sebagai aset jasa pengelolaan atau liabilitas jasa pengelolaan. Jika imbalan yang akan
diterima diperkirakan tidak tidak apat secara memadai mengkompensasi penyediaan jasa yang
diberikan, maka liabilitas jasa pengelolaan untuk kewajiban penyediaan jasa tersebut diakui
pada nilai wajar. Jika imbalan yang akan diterima diharapkan lebih dari cukup untuk
mengkompensasi penyediaan jasa yang diberikan, maka aset jasa pengelolaan diakui sebagai
hak jasa pengelolaan dengan jumlah yang ditentukan berdasarkan alokasi dari jumlah tercatat
aset keuangan yang lebih besar.
Pengalihan yang tidak diakuai sebagai penghentian pengakuan:
Jika pengalihan tidak mengakibatkan penghentian pengakuan karena entitas secara
subtansial masih memiliki seluruh resiko dan manfaat atas kepemilikan aset alihan, maka
entitas tetap mengakui aset alihan tersebut secara keseluruhan dan mengakui liabilitas
keuangan atas jumlah yang diterimanya. Pada priode selanjutnya , entitas mengakui setiap
pendaptan yang berasl dari aset alihan dan setiap bebabn yang timbul dari liabilitas keuangan.

Keselurah Pengalihan;
Jika aset alihan tetap diakui, maka aset dan liabilitas terkait tidak disalinghapuskan.
Serupa dengan hal tersebut, maka entitas tidak disalinghapuskan setiap penghasilan yang
berasal dari aset alihan dan setiap beban yang timbul dari liabilitas terkait.

Penghentian atau penjualan aset keuangan reguler ;


Penghentian atau penjualan aset keuangan reguler diakui dan dihentikan
pengakuannya menggunkan salah satu di antara akuntansi tanggal perdagangan atau akuntansi
tanggal penyelesaian.

PSAK 60
PENGUNGKAPAN INSTRUMEN KEUANGAN
Pengungkapan dalam Laporan Posisi Keuangan

1. Katagori aset keuangan dan liabilitas keuangan

Jumlah tercatat untuk setiap katagori berikut, sebagaimana didefinisikan dalam


PSAK 55: Instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran, diungkapakan baik
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan:

a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, menunjukkan

secara terpisah:
I. Aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi pada saaat pengakuan awal; dan
II. Aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki unuk diperdagangkan

sesuaidengan PSAK 55;

b) Investasi dimiliki hingga jatuh tempo

c) Pinjaman yang diberikan dan piutang.

d)Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, menunjukan
secara terpisah;
I. Liabilitas keuangan yanng ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
pada saat pengakuan awal; dan
II. Liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagi dimiliki untuk diperdagangkan sesuai
dengan PSAK 55.

e) Libilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

2. Aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalu laba rugi

Jika entitas telah menetapkan suatu pinjaman yang diberikan atau piutang (atau
kelompok pinjamn yang duberikan atau piutang) untuk diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi.

3. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komperhensif lain.

4. Reklasifikasi

a. Jika entitas mereklasifikasikan aset keuangan (sesuai PSAK 55; Instrumen keuangan:

pengakuan dan pengukuran paragraf 51 – 54) yang diukur:

Pada biaya perolehan atau biaya perolehan diamortisasi, daripada nilai wajar, atau

b. Pada nilai wajar, daripada biaya perolehan di amortisasi, maka entitas mengungkapkan
jumlah yang di reklasifikasi dari dan ke setiap kategori dan alasan reklasifikasi.

5. Saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan

Pengungkapan dalam paragraf 13B–13E melengkapai persyaratan pengungkapan


lain dari PSAK ini dan disyaratkan untuk seluruh instrumen keuangan yang diakui
yang disalinghapuskan sesuai dengan PSAK 50.

5. Agunan

Entitas mengungkapkan:

a. Jumlah tercatat aset keuangan yang dijaminkan sebagi agunan untuk liabilitas atau
liabilitas kontinjensi, termasuk jumlah yang telah direklasifikasi sesuai dengan PSAK 55.
b. Syarat dan ketentuan yang terkait dengan penjaminan tersebut.
Jika entitas memiliki agunan (aset keuangan atau aset nonkeuangan ) dan dizinkan
untuk menjual atau menjaminkan kembali tanpa didahului gagal bayar oleh pemilik
aguanan, maka entitas mengungkapkan:
a. Nilai wajar agunan yang dimiliki

b. Nilai wajar dari setiap agunan yang dijualatau dijaminkan kembali, dan apakah entitas
berkewajiban untuk mengembalikan agunan tersebut; dan
c. Syarat dan ketentuan yang terkait dengan penggunaan agunan tersebut.

7. Akun penyisihan kerugian kredit

Jika aset keuangan mengalami penurunan nilai kerena kerugian kredit dan entitas
mencatat penurunan nilai dalam akun terpisah (contoh akun penyisihan digunakan
untuk mencatat penurunan nilai invidual atau akun serupa digunakan untuk
mencatat penurunan nilai kolektif atas aset keuangan) daripada lagsung
mengurangi jumlah tercatat aset keuangan, maka entitas mengungkapkan
rekonsiliasi perubahan pada akaun tersebut selama priode untuk setiap kelas aset
keuangan .

8. Insrumen majemuk dengan beberapa derivatif melekat

Jika entitas menerbitkan instrumen yang mengandung komponen liabilitas dan


ekuitas dan instrumen tersebut memiliki berapa derivatif melekat yang nilainya
saling bergantung satu sama lain ( seperti instrumen utang yang dapat dikonveri
dengan fitur opsi beli, maka entitas mengungkapkan keberadaan fitur tersebut.

9. Gagal bayar dan pelanggan

Untuk pinjaman yang diterima yang diakui pada akhir priode pelaporan, entitas
mengungkapkan:

a. Rincian gagal bayar selam priode atas pokok bunga, dana pelunasan atau syarat

penebusan atas pinjaman diterima tersebut;


b. Jumlah tercatat pinjaman yang diterima yang mengalami gagal bayar pada akhir priode

pelaporan;dan
c. Apakah gagal bayar telah diperbaiki atau syarat pinjaman diterima telah dinegosiasi
ulang, senbelum laporan keuangan diotorisasi untuk terbit.

Jika , selama priode, terdapat pelanggaran atas syarat perjanjian pinjaman selain
yang diungkapakan pada penjelasan diatas maka entitas mengungkapkan informasi
yang sama seperti yang disyaratkan pada penjelalasan di atas jika pelanggaran
tersebut memungkinkan pemberi pinjaman untuk meminta percepatan
pembayaran kembali ( kevuali pelanggaran telah diperbaiki, atau syarat pinjaman
telah di negosiasi ulang, pada atau sebelum akhhir priode pelaporan).

Pengungkapan dalam Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif lain

Pos penghasilan, Beban, keuntungan atau kerugian

Entitas mengungkapkan pos penghasilan, beban, keuntungan atau kerugian berikut ini
dalam laporan laba rugi dan penghasilan kompperhensif lain atau atas laporan keuangan:

Keuntungan dan kerugian neto atas semua klasifikasi instrumen keuangan

Total peghasilan bunga dan total bunga yang dihitung dengan suku bunga efektif

Penghasilan dan beban imbalan yang timbul dari FVPL dan aktivitas wali amanah

Penghasilan bunga dari ast keuangan yang mengalami penurunan nilai yang diakru

Jumlah kerugian penurunan nilai untuk setiap kelas aset keuangan

PSAK 71

PSAK 71 tentang Instrumen Keuangan yang diadopsi dari IFRS 9 Financial


Instruments telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan
Indonesia (DSAK IAI) pada tanggal 26 Juli 2017 yang berlaku efektif 1 Januari 2020.
PSAK 71 nantinya akan menggantikan PSAK 55 yang sebelumnya berlaku.
Latar belakang diadopsinya PSAK 71 ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
Kompleksitas dan rule based dalam penentuan klasifikasi instrumen keuangan.
Penentuan impairment dianggap terlambat dan tidak merefleksikan fakta saat kondisi krisis
ekonomi.
Tidak fleksibel dan tidak merefleksikan strategi manajemen risiko.

Dalam PSAK 71, selain membahas mengenai klasifikasi aset keuangan, salah satu
poin penting dalam PSAK 71 adalah soal pencadangan atas penurunan nilai aset
keuangan yang berupa piutang, pinjaman atau kredit. PSAK 71 berdampak signifikan
terhadap laba entitas, khususnya di bidang perbankan, yaitu pembentukan cadangan
kerugian penurunan nilai (CKPN) yang lebih besar dari sebelumnya.
Standar baru ini mengubah secara mendasar metode penghitungan dan penyediaan cadangan
untuk kerugian akibat pinjaman yang tak tertagih. Jika dalam PSAK 55 kewajiban pencadangan
muncul setelah terjadi peristiwa yang mengakibatkan risiko gagal bayar, maka PSAK 71
memandatkan korporasi menyediakan pencadangan sejak awal periode kredit. Kini, dasar
pencadangan adalah ekspektasi kerugian kredit (excpected credit loss) dimasa mendatang
berdasarkan berbagai faktor, termasuk didalamnya proyeksi ekonomi dimasa mendatang.
Berdasarkan standar akuntansi baru ini, artinya korporasi harus menyediakan cadangan kerugian
atas penurunan nilai kredit (CKPN) untuk seluruh kategori kredit atau pinjaman baik itu yang
berstatus lancar maupun macet. Untuk kredit lancar misalnya, korporasi menyediakan CKPN
berdasarkan ekspektasi kerugian kredit dalam 12bulan mendatang. Yang artinya korporasi harus
menyediakan nilai pencadangan atas kredit atau piutang tak tertagih lebih besar dibandingkan
sebelumnya.

Berikut beberapa perbedaan utama PSAK 55 (revisi 2014) dengan PSAK 71 (2017):
Poin PSAK 71 PSAK 55
Penentuan Berdasarkan model bisnis Berdasarkan intensi
Klasifikasi Aset dengan SPPI(Solely manajemen
dan Liabilitas Payments of Principal &
Keuangan Interest test)
Klasifikasi Aset Fair Value through Held to Maturity (HTM)
Keuangan Profit/Loss (FVPL). Fair Value through
Fair Value through Other Profit/Loss Loan and
Comprehensive Income Receivables (LR)
(FVOCI) Available for Sale (AFS)
Amortised Cost (AC)

Reklasifikasi Aset Apabila terdapat perubahan Diperbolehkan, untuk


Keuangan model bisnis Perusahaan kondisi tertentu (tidak
terkena tainting rules)
Tainting Rules Dihapuskan Berlaku untuk reklasifikasi
kategori HTM ke AFS
melebihi batas material
Hedge Accounting Persyaratan dan dokumentasi Persyaratan dan
lebih sederhana. dokumentasi lebih rinci.
Berhubungan langsung Tidak ada hubungan
dengan strategi manajemen langsung dengan strategi
risiko. manajemen risiko Bank
Penilaian efektivitas sesuai Penilaian efektivitas 80% ‐
dengan tujuan manajemen 125%
risiko
PendekatanImpair Expected Credit Loss (ECL) Incurred Loss
ment

Anda mungkin juga menyukai