Kelas : AK-3E
NIM : 1905082004
Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan 1
INSTRUMEN KEUANGAN
Pengertian
Menurut PSAK 50, Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset
keuangan entitas dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas lain.
2. Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa :
a. Kewajiban kontraktual;
(1) Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau
(2) Untuk mempertukarkan aset keuangan atau kewajiban keuangan dengan
entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas
tersebut;
b. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu:
(1) Nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk
menerima suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas; atau
(2) Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan
mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan
sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk
tujuan ini, instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut tidak
termasuk instrumen yang merupakan kontrak untuk menerima atau
menyerahkan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut di masa
depan.
3. Instrumen Ekuitas
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu
entitas setelah dikurangi dengan seluruh kewajibannya.
Pengukuran
Pengukuran Awal Aset keunagn dan Libilitas Keuangan;
“pada saat pengakuan aset keuangan atau libiltas keuangan , entitas mengukur pada nilai
wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak di ukur pada nilai wajar
melalui laba rugi, nailai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan
secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan
tersebut”
Pengakuan Awal
Entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan dalam laporan posisi keuangan, jika
dan hanya jika , entitas tersebut menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak
instrumen tersebut.
Pengakuan awal aset dan liabilitas keuangan menggunakan nilai wajar pada tanggal
perolehan atau transaksi. Pada saat perolehan ini ada kalanya entitas harus membayar biaya
transaksi untuk memperoleh aset atau mengeluarkan liabilitas keuangan transaksi. Biaya
transaksi tersebut perlakuannya beda untuk aset dan liabilitas keuangan yang berbeda. Untuk aset
dan liabilitas keuangan yang dalam pengukuran setelah pengakuan awal menggunakan nilai
wajar, biaya transaksi tersebut diklasifikasikan sebagai beban pada periode berjalan. Biaya
transaksi untuk aset atau liabilitas yang pengukuran setelah pengakuan awal tidak menggunakan
nilai wajar, dikapitalisasi menambah nilai aset atau liabilitas keuangan.
Sebagai ilustrasi, jika entitas A mengeluarkan obligasi, maka obligasi tersebut tidak
dimaksudkan untuk dilunasi sesuai dengan kontrak pelunasannya sehingga dikategorikan sebagai
kewajiban lainnya. Obligasi tersebut bagi entitas penerbit tidak diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi tetapi diukur berdasarkan nilai amortisasinya (amortized cost). Konsekuensinya biaya
yang dikeluarkan untuk menjual obligasi tersebut akan dikapitalisasi mengurangi nilai perolehan
penjualan obligasi. Hasil yang diperoleh perusahaan sebesar harga jual dikurangi biaya transaksi
akan digunakan untuk menentukan nilai bunga efektif obligasi tersebut. Bunga efektif adalah
bunga yang menyamakan nilai kini obligasi (uang yang diterima dikurangi biaya transaksi) dan
nilai kini dari pembayaran yang dilakukan di masa mendatang yaitu bunga berdasarkan tingkat
bunga nominal yang ditetapkan dan nilai pokok obligasi.
Bagi entitas B yang membeli 1.000 lembar obligasi tersebut dan dimaksudkan sebagai
investasi sementara jangka pendek, akan mengategorikan investasi tersebut sebagai investasi
yang diukur dengan nilai wajar melalui laba rugi. Entitas B akan mengakui biaya transaksi Yang
timbul dari transaksi pembelian obligasi tersebut sebagai biaya pada periode berjalan dan tidak
menambahkannya ke dalam nilai investasi dan obligasi.
Penurunan Nilai
Aset keuangan yang diukur dengan harga perolehan diamortisasi serta aset keuangan tersedia
untuk dijual dapat mengalami penurunan nilai. Sedangkan untuk aset keuangan yang dinilai
dengan nilai wajar melalui laba rugi secara otomatis akan menurun nilainya mengikuti harga
pasarnya, sehingga tidak perlu ada evaluasi penurunan nilai.
Aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai apabila nilai
tercatat atau biaya perolehan diamortisasi lebih tinggi daripada nilai yang dapat diperoleh
kembali. Evaluasi atas apakah terdapat bukti objektif penurunan nilai harus dilakukan pada
setiap tanggal laporan posisi keuangan. Bila terdapat bukti objektif penurunan nilai,maka harus
dilakukan estimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dan mengakui kerugian penurunan nilai,
sebesar selisih nilai tercatat dan nilai yang dapat diperoleh kembali.
Bukti objektif dapat dilihat dari beberapa indikasi berikut :
1. Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau peminjam.
2. Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok
atau bunga.
3. Restrukturisasi atau keringanan (konsesi) akibat pihak peminjam mengalami kesulitan.
4. Peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya.
5. Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan.
6. Kemungkinan besar bangkrut.
Keselurah Pengalihan;
Jika aset alihan tetap diakui, maka aset dan liabilitas terkait tidak disalinghapuskan.
Serupa dengan hal tersebut, maka entitas tidak disalinghapuskan setiap penghasilan yang
berasal dari aset alihan dan setiap beban yang timbul dari liabilitas terkait.
PSAK 60
PENGUNGKAPAN INSTRUMEN KEUANGAN
Pengungkapan dalam Laporan Posisi Keuangan
a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, menunjukkan
secara terpisah:
I. Aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi pada saaat pengakuan awal; dan
II. Aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki unuk diperdagangkan
d)Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, menunjukan
secara terpisah;
I. Liabilitas keuangan yanng ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
pada saat pengakuan awal; dan
II. Liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagi dimiliki untuk diperdagangkan sesuai
dengan PSAK 55.
2. Aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalu laba rugi
Jika entitas telah menetapkan suatu pinjaman yang diberikan atau piutang (atau
kelompok pinjamn yang duberikan atau piutang) untuk diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi.
3. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komperhensif lain.
4. Reklasifikasi
a. Jika entitas mereklasifikasikan aset keuangan (sesuai PSAK 55; Instrumen keuangan:
Pada biaya perolehan atau biaya perolehan diamortisasi, daripada nilai wajar, atau
b. Pada nilai wajar, daripada biaya perolehan di amortisasi, maka entitas mengungkapkan
jumlah yang di reklasifikasi dari dan ke setiap kategori dan alasan reklasifikasi.
5. Agunan
Entitas mengungkapkan:
a. Jumlah tercatat aset keuangan yang dijaminkan sebagi agunan untuk liabilitas atau
liabilitas kontinjensi, termasuk jumlah yang telah direklasifikasi sesuai dengan PSAK 55.
b. Syarat dan ketentuan yang terkait dengan penjaminan tersebut.
Jika entitas memiliki agunan (aset keuangan atau aset nonkeuangan ) dan dizinkan
untuk menjual atau menjaminkan kembali tanpa didahului gagal bayar oleh pemilik
aguanan, maka entitas mengungkapkan:
a. Nilai wajar agunan yang dimiliki
b. Nilai wajar dari setiap agunan yang dijualatau dijaminkan kembali, dan apakah entitas
berkewajiban untuk mengembalikan agunan tersebut; dan
c. Syarat dan ketentuan yang terkait dengan penggunaan agunan tersebut.
Jika aset keuangan mengalami penurunan nilai kerena kerugian kredit dan entitas
mencatat penurunan nilai dalam akun terpisah (contoh akun penyisihan digunakan
untuk mencatat penurunan nilai invidual atau akun serupa digunakan untuk
mencatat penurunan nilai kolektif atas aset keuangan) daripada lagsung
mengurangi jumlah tercatat aset keuangan, maka entitas mengungkapkan
rekonsiliasi perubahan pada akaun tersebut selama priode untuk setiap kelas aset
keuangan .
Untuk pinjaman yang diterima yang diakui pada akhir priode pelaporan, entitas
mengungkapkan:
a. Rincian gagal bayar selam priode atas pokok bunga, dana pelunasan atau syarat
pelaporan;dan
c. Apakah gagal bayar telah diperbaiki atau syarat pinjaman diterima telah dinegosiasi
ulang, senbelum laporan keuangan diotorisasi untuk terbit.
Jika , selama priode, terdapat pelanggaran atas syarat perjanjian pinjaman selain
yang diungkapakan pada penjelasan diatas maka entitas mengungkapkan informasi
yang sama seperti yang disyaratkan pada penjelalasan di atas jika pelanggaran
tersebut memungkinkan pemberi pinjaman untuk meminta percepatan
pembayaran kembali ( kevuali pelanggaran telah diperbaiki, atau syarat pinjaman
telah di negosiasi ulang, pada atau sebelum akhhir priode pelaporan).
Entitas mengungkapkan pos penghasilan, beban, keuntungan atau kerugian berikut ini
dalam laporan laba rugi dan penghasilan kompperhensif lain atau atas laporan keuangan:
Total peghasilan bunga dan total bunga yang dihitung dengan suku bunga efektif
Penghasilan dan beban imbalan yang timbul dari FVPL dan aktivitas wali amanah
Penghasilan bunga dari ast keuangan yang mengalami penurunan nilai yang diakru
PSAK 71
Dalam PSAK 71, selain membahas mengenai klasifikasi aset keuangan, salah satu
poin penting dalam PSAK 71 adalah soal pencadangan atas penurunan nilai aset
keuangan yang berupa piutang, pinjaman atau kredit. PSAK 71 berdampak signifikan
terhadap laba entitas, khususnya di bidang perbankan, yaitu pembentukan cadangan
kerugian penurunan nilai (CKPN) yang lebih besar dari sebelumnya.
Standar baru ini mengubah secara mendasar metode penghitungan dan penyediaan cadangan
untuk kerugian akibat pinjaman yang tak tertagih. Jika dalam PSAK 55 kewajiban pencadangan
muncul setelah terjadi peristiwa yang mengakibatkan risiko gagal bayar, maka PSAK 71
memandatkan korporasi menyediakan pencadangan sejak awal periode kredit. Kini, dasar
pencadangan adalah ekspektasi kerugian kredit (excpected credit loss) dimasa mendatang
berdasarkan berbagai faktor, termasuk didalamnya proyeksi ekonomi dimasa mendatang.
Berdasarkan standar akuntansi baru ini, artinya korporasi harus menyediakan cadangan kerugian
atas penurunan nilai kredit (CKPN) untuk seluruh kategori kredit atau pinjaman baik itu yang
berstatus lancar maupun macet. Untuk kredit lancar misalnya, korporasi menyediakan CKPN
berdasarkan ekspektasi kerugian kredit dalam 12bulan mendatang. Yang artinya korporasi harus
menyediakan nilai pencadangan atas kredit atau piutang tak tertagih lebih besar dibandingkan
sebelumnya.
Berikut beberapa perbedaan utama PSAK 55 (revisi 2014) dengan PSAK 71 (2017):
Poin PSAK 71 PSAK 55
Penentuan Berdasarkan model bisnis Berdasarkan intensi
Klasifikasi Aset dengan SPPI(Solely manajemen
dan Liabilitas Payments of Principal &
Keuangan Interest test)
Klasifikasi Aset Fair Value through Held to Maturity (HTM)
Keuangan Profit/Loss (FVPL). Fair Value through
Fair Value through Other Profit/Loss Loan and
Comprehensive Income Receivables (LR)
(FVOCI) Available for Sale (AFS)
Amortised Cost (AC)