Anda di halaman 1dari 19

INSTRUMENT KAS DAN PIUTANG

DISUSUN OLEH :
LEFINA KRISTIANI ZALUKHU (21210080)
JEKI NASUTION (21210092)

DOSEN PENGAMPU :
Ms. LAILY RAMADHANI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


INTERNATIONAL BUSINESS MANAGEMNET INDONESIA
MEDAN
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Kata pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 20 November 2017

Penyusun
INSTRUMEN KEUANGAN KAS DAN PIUTANG

1. Instrumen Keuangan
a) Pengertian

Instrument keuangan adalah suatu kontrak yang menambah nilai asset atau liabilitas keuangan,
terdiri dari kas dan piutang. Berikut adalah standar akuntansi yang mengatur instrument keuangan:

a. PSAK 50 Instrumen Keuangan


b. PSAK 55 Instrumen Keuangan
c. PSAK 60 Instrumen Keuangan

Tidak ada pengaturan untuk industry tertentu, karena standar lebih menekankan pada substansi
transaksi dan komponen yang dilaporkan bukan pada jenis industry entitas. Standar akuntansi
IFRS menggunakan dasar penilaian wajar.

2. Bentuk Instrument Kas

Aset Keuangan Terdiri Atas:

a. Kas
b. Instrument entitas yang diterbitkan entitas lain
c. Hak kontraktual
1) Untuk menerima kas atau asset keuangan yang lainnya dari entitas lain
2) Untuk mempertukarkan asset keuangan dengan entitas lain dengan kondisi
berpotensi untung.
d. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrument
ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan:
1) Non Derivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima
sejumlah yang bervariasi dari instrument yang diterbitkan entitas.
2) Derivative yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan
mempertukarkan kas dalam jumlah tertentu atau asset keuangan lain dengan
jumlah tertentu dengan instrument ekuitas yang diterbitkan entitas.
Liabilitas Keuangan Terdiri Atas;

a. Liablitas Kontraktual
1) Untuk menyerahkan kas atau asset keuangan lian kepada entitas lain
2) Untuk menpertukarkan asset keuangan dengan entitas lain dengan kondisi
berpotensi tidak mengutungkan entitas.
b. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrument
ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu:
1) Nondeviratif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk
menyerahkan sejumlah yang bervariasi dari instrument ekuitas yang
diterbitkan entitas.
2) Derivative yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan
mempertukarkan kas dalam jumlah tertentu atau asset keuangan lain dengan
jumlah tertentu dengan instrument ekuitas yang diterbitkan entitas.

Instrument ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas asset suatu
entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.

3. Konsep Pengakuan Dan Pengukuran Instrument Keuangan

Saat kontrak tersebut mengidikasikan adanya suatu aliran manfaat ekonomi


diterima atau diserahkan dimasa mendatang dan diukur dengan andal, maka kontrak
tersebut akan dicatat sebagai asset atau liabilitas keuangan.

Pengukuran asset atau liabilitas keuangan dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Untuk asset atau liabilitas keuangan yang pengukuran setelah pengakuan awal
menggunakan nilai wajar., biaya transaksi diklasifikasikan sebagai beban periode
berjalan.
b. Untuk asset dan liabiltas keuangan yang pengukuran setelah pengakuan awal tidak
menggunakan nilai wajar, biaya transaksinya dikapitalisasi menambah nilai asset atau
liabilitas keuangan.
Asset keuangan mengalami penurunan jika nilai tercatat asset lebih tinggi
dibandingkan nilai yang dapat diperoleh Kembali. Jika terjadi penutunan Kembali
maka harus dilakukan estimasi nilai yang dapat diperoleh Kembali dan mengakui
kerugian penurunan nilai HTM dan AFS dapat dilakukan untuk memenuhi kriteria.

4. Penyajian Dan Pengungkapan

PSAK 50 (revisi 2010) instrument keuangan: prinsip penyajian instrument


keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus asset keuangan dan liabilitas
keuangan. Prinsip keuangan ini berlaku terhadap kategori instrument keuangan dari
perpektif, penerbit dalam asset keuangan, liabilitas keuangan, dan instrument ekuitas,
pengategorian yang terkait dengan suku bunga, deviden, kerugian dan keuntungan, serta
keadaan asset keuangann dan liabilitas akan saling hapus.

PSAK 60 instrumen keuangan: pengungkapan dalam laporan keuangan yang


memungkinkan pengguna mengevaluasi signifikan instrumen keuangan atas posisi dan
kinerja keuangan entitas serta jenis dan besarnya risiko yang timbul dan bagaimana entitas
mengelola risiko tersebut.

Aset Keuangan

1. Klasifikasi Aset Keuangan

a. Aset keuangan diukur dengan nilai wajar melalui laba rugi

Aset keuangan diukur dengan nilai wajar melalui laba rugi (fair value to profit and loss
atau FVPL) adalah aset keuangan yang dimaksudkan untuk tujuan dijual dan dibeli kembali
dalam waktu dekat atau surat berharga diperdagangkan.
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai FVPL jika memenuhi salah satu dari
kondisi berikut:

1) Diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan.


2) Pada saat pengakuan awal telah diukur pada nilai wajar melalui laba rugi

FVPL dinilai pada pengakuan awal sebesar nilai wajar, yaitu nilai perolehan
investasi + biaya transaksi yang dibebankan titik pemisahan biaya transaksi dalam
komponen beban periode berjalan akan membuat perbandingan antara nilai wajar
saat transaksi dengan nilai wajar pada pengukuran setelah pengakuan awal lebih
mudah dilakukan. Setelah pengakuan awal, FVPL diukur dengan nilai wajar pada
tanggal pelaporan. Selisih antara nilai tercatat dengan nilai wajar pada tanggal
pelaporan akan dilaporkan sebagai keuntungan atau kerugian yang dilaporkan
dalam laporan laba rugi komprehensif atau belum direalisasi.

b. Investasi dipegang hingga jatuh tempo


Investasi dipegang hingga jatuh tempo adalah aset non keuangan non derivatif
dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan
secara entitas mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset
keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Entitas harus menghitung tingkat suku
bunga efektif untuk investasi ini bunga efektif tidak selalu sama dengan bunga yang
dibayarkan jika bunga memiliki nilai rendah dibandingkan nilai nominalnya
sehingga akan muncul diskon. Jika sebaliknya akan muncul premium. Setelah
pengakuan awal, aset akan diukur sebesar nilai amortisasi amortisasi diskon akan
menambah pendapatan bunga. Dan amortisasi premium akan mengurangi
pendapatan bunga.
c. Pinjaman yang diberikan atau piutang

Adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran yang telah ditentukan dan
tidak mempunyai kuota pasar aktif, kecuali yang termasuk dalam tiga kategori aset
keuangan yang lain. Kelompok aset yang bukan pinjaman yang diberikan atau piutang
misalnya kepemilikan atas Reksadana tidak dapat diklasifikasikan sebagai pinjaman. Pada
awalnya, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui sebesar harga perolehan tambah
biaya transaksi yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan piutang dan pinjaman
setelah itu pinjaman dan piutang ini akan diukur pada biaya perolehan di amortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif.

d. Aset keuangan tersedia untuk dijual

Adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan tersedia untuk dijual atau tidak
diklasifikasikan sebagai FVPL. HTM, dan LR. Jika termasuk ketiga kategori tersebut akan
diklasifikasikan sebagai AFS.

E. Reklasifikasi aset keuangan

Pada saat awal, AFS diakui sebesar nilai wajar. Biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung untuk perolehan investasi AFS di kapitalisasi menambah
nilai AFS. Setelah pengakuan awal, AFS dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan
diukur pada biaya perolehan setelah diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga
efektif. Selisih nilai wajar dengan nilai tercatat akan diakui sebagai keuntungan dan
kerugian dalam ekuitas dan dilaporkan sebagai pendapatan komprehensif.
2. Reklasifikasi
FVPL, Dapat direklasifikasi ke LR dalam situasi yang sangat langka. Larangan
reklasifikasi FVPL dimaksud agar entitas tidak memiliki moral Hazard menggunakan
reklasifikasi untuk manajemen laba.
aset keuangan diukur nilai wajar melalui laba rugi direklasifikasi ke pinjaman yang
diberikan dan piutang LR. Jika memenuhi ketentuan LR terdapat intensi dan
kemampuan untuk memiliki sampai jatuh tempo.
Aset keuangan tersedia untuk dijual keuntungan dan kerugian yang telah diakui
dalam laba komprehensif di amortisasikan untuk aset keuangan yang dimiliki jatuh
tempo yang tetap. Untuk aset yang memiliki jatuh tempo yang tepat, keuntungan atau
kerugian dalam laba komprehensif akan diakui pada laporan laba rugi pada saat aset
tersebut dijual. Jika terjadi perubahan intensi manajemen mereklasifikasi atau menjual
investasi HTM, maka investasi harus direklasifikasi dalam AFS.
Suatu entitas tidak boleh memiliki investasi HTM jika dalam tahun berjalan atau
dalam kurun waktu 2 tahun sebelumnya telah menjual atau mereklasifikasi investasi
HTM dalam jumlah yang lebih dari tidak signifikan (tainting rule). Pengecualian untuk
tainting rule ini terjadi jika:
a. Mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali contohnya kurang dari 3
bulan sebelum jatuh tempo.
b. Setelah entitas telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset
keuangan sesuai jadwal pembayaran atau entitas telah memperoleh pelunasan
dipercepat.
c. Terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali entitas, tidak berulang
dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh entitas.
3. Penurunan Nilai
Aset keuangan yang diukur dengan harga perolehan di amortisasikan serta aset
keuangan tersedia untuk dijual dapat mengalami penurunan nilai titik sedangkan untuk
aset keuangan yang dinilai dengan nilai wajar melalui laba rugi secara otomatis akan
menurun nilainya mengikuti harga pasarnya, sehingga tidak perlu ada evaluasi
penurunan nilai.
kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai apabila nilai tercatat atau
biaya perolehan di amortisasikan lebih tinggi daripada nilai yang diperoleh kembali
titik bukti objektif penurunan nilai harus dilakukan pada setiap tanggal laporan
keuangan.

Berikut objektif dapat dilihat dari beberapa indikasi berikut;

a. Kesulitan keuangan signifikan yang alami penerbit


b. Pelanggan kontrak
c. Restrukturisasi atau keringanan akibat pihak peminjam mengalami kesulitan
d. peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya
e. Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan
f. Kemungkinan besar bangkrut

Pengaruh penurunan nilai dapat diidentifikasikan terhadap aset keuangan secara


individu maupun kelompok asset

Jumlah kerugian penurunan diakui sebesar selisih nilai tercatat dengan nilai diperoleh
kembali titik nilai tersebut diukur dari nilai kini estimasi arus kas masa depan yang
didiskontokan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut, jumlah
kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Evaluasi penurunan nilai dilakukan dengan prosedur berikut:


a. Aset keuangan yang secara individu di signifikan dilakukan pengujian penurunan nilai
secara individu.

b. Jika aset keuangan yang secara individu signifikan, pada saat pengujian individual tidak
mengalami penurunan nilai, maka harus dinilai dalam kelompok aset keuangan yang
memiliki karakteristik risiko kredit yang sama.

c. Penilaian kelompok dilakukan untuk aset yang secara individual tidak signifikan dan aset
keuangan yang secara individual signifikan tetapi tidak mengalami penurunan nilai.

Untuk asset yang dinilai dari armotivasi, jika periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai
berkurang, maka kerugian penurunan nilai yang belum diakui harus dipulihkan.

untuk aset keuangan yang dinilai dengan harga perolehan, harga jumlah kerugian penurunan nilai
diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus
kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset
keuangan serupa titik untuk aset keuangan tersedia untuk dijual penurunan nilai telah diakui secara
langsung dalam ekuitas.

4. Penghentian Pengakuan

Pada saat kontrak berakhir, aset keuangan tidak lagi diakui dalam laporan keuangan titik
standar menjelaskan bahwa entitas menghentikan pengakuan aset keuangan jika hanya:

a. Hak kontraktual atau arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir
b. Entitas mentransfer aset keuangan yang memenuhi kriteria penghentian pengakuan
Kas

1.Defenisi

Kas merupakan aset yang paling likuid karena dapat digunakan untuk membayar kewajiban
perusahaan.

kas adalah keuangan yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Kas
termasuk instrumen keuangan dalam klasifikasi aset keuangan. Kas merupakan alat pembayaran
yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kerugian entitas. Kas terdiri dari uang kartal yang
disimpan entitas, uang tersimpan dalam rekening bank, dan setara kastetika yang dicandangkan
dengan penggunaan khusus tidak boleh dikategorikan sebagai kas komam tetapi diklasifikasikan
sebagai cadangan titik jika digunakan untuk memenuhi kewajiban kurang dari 1 tahun dana
cadangan ini diklasifikasikan sebagai aset lancar.

Setara kas termasuk kategori instrumen keuangan titik setara kas adalah investasi jangka
pendek yang sangat liquid agar dapat diklasifikasikan secara khas harus memenuhi karakteristik
dapat konversi menjadi khas pada jumlah tertentu tanpa resiko perubahan nilai dan jatuh temponya
sangat dekat

entitas seringkali melakukan perjanjian dengan bank terkait dengan kredit atau pinjaman
titik pinjaman yang diberikan tidak semua dapat diambil ke ma namun semua menyisakan
minimum atau kompensating balance dalam laporan keuangan kompensasi balance disajikan
secara terpisah dapat sebagai aset lancar atau asset tidak lancar tergantung pada jangka waktu
perjanjian pinjaman. Jika pinjamannya dalam waktu jangka panjang, akan disajikan dalam akan
disajikan dalam aset tidak lancar. Sebuah entitas dapat mengalami bank overdraft yaitu kondisi di
mana jumlah cek ditarik dalam rekening melebihi saldo kas dan diklasifikasikan sebagai utang
dagang.
2. Pengendalian Kas

Beberapa bentuk pengendalian terhadap kas adalah:

a. Terdapat pemisahan tugas antara pihak yang melakukan otoritas dengan


pembayaran, pihak yang melakukan pengelolaan kas dan pencatatan, pihak
pengguna dan pihak pembayar.
b. Penggunaan lemari besi untuk menyimpan kas atau di ruang tertutup dengan akses
terbatas
c. Penerimaan dan pengeluaran kas menggunakan rekening yang berbeda
d. Pengeluaran uang dilakukan melalui bank dan menggunakan cek sehingga terdapat
pengendalian pencatatan oleh pihak lain
e. Penerimaan kas dilakukan melalui bank, untuk keamanan dan pengendalian
pencatatan
f. Penggunaan sistem invers kas kecil untuk memenuhi kebutuhan kas dalam jumlah
kecil
g. Rekonsiliasi antara pencatatan perusahaan dengan rekening koran bank
h.

Sistem impers kas kecil

Terdapat dua sistem kas kecil, yaitu:

1. Sistem impers kas kecil adalah mekanisme kas kecil di mana dana dipertahankan tetap titik pada
awalnya dibentuk dana kas kecil dalam jumlah tertentu titik setiap ada pengeluaran ajang dibuat
untuk pengeluaran tetapi tidak dibuat jurnal. Jumlah kas kecil habis, maka akan dilakukan
penggantian jumlah dana yang telah dipakai.
2. Fluctuating system dalam sistem ini tidak ditetapkan sejumlah tertentu sehingga saldonya
bervariasi dari waktu ke waktu titik penggantian tidak didasarkan pada jumlah terpakai tetapi
seringkali ditetapkan sejumlah tertentu

dalam rangka pengendalian, sistem impor lebih baik, karena jumlah dana kas kecilnya bisa
dikontrol dan tidak akan terjadi penumpukan dana kecil dalam unit pembayar. Sedangkan untuk
fluctuating system, jumlah dana di kasir tidak terkontrol dan jumlahnya dapat bertambah terus jika
dana tidak dipakai titik dalam kasus tersebut tertentu pada tanggal pelaporan saldo kas kecil
perusahaan telah berkurang dan belum dilakukan penggantian namun untuk menjaga konsistensi
pencatatan periode, pada awal periode dibuat jurnal pembalik sehingga memudahkan pencatatan
periode berikutnya.

Rekonsiliasi Bank

Untuk kas di bank setiap akhir periode dibuat rekonsiliasi antara rekening bank dan saldo
kas menurut pencatatan entitas titik tujuan rekonsiliasi adalah untuk mencocokkan antara
pencatatan di perusahaan dan pencatatan di kas yang dilakukan oleh bank yang mengelola uang
perusahaan rekonsiliasi ini dapat mengurangi timbulnya kesalahan pencatatan dan hilangnya uang
perusahaan.

Untuk melakukan rekonsiliasi bank, entitas harus memiliki data pencatatan penerimaan
dan pengeluaran kas yang dilakukan entitas berdasarkan data saldo awal dan mutasi kas akan
diperoleh saldo kas menurut pencatatan entitas. Entitas akan menerima rekening koran yang
berisikan mutasi pencatatan kas oleh bank rekonsiliasi dilakukan dengan membandingkan mutasi
kas dalam catatan entitas dan mutasi kas dalam catatan rekening bank jika terdapat perbedaan baik
nilai, transaksi yang ada di salah satu pihak, maka item tersebut harus diteliti lebih lanjut.
Secara umum penyebab perbedaan saldo dalam rekening bank dengan saldo kas menurut
pencatatan entitas ialah:

1. Penerimaan yang dilakukan oleh bank namun belum diketahui oleh entitas

2. Penerimaan yang dilakukan oleh entitas namun belum disetorkan atau sudah disetorkan namun
belum terlihat pada rekening koran bank

3. Pengeluaran yang dilakukan oleh bank namun belum diketahui oleh entitas

4. Pengeluaran yang dilakukan oleh entitas namun belum diambil oleh pemegang cek.

5. Kesalahan mencatat dapat terjadi baik oleh bang maupun entitas.

3. Penyajian

Kas dalam posisi laporan keuangan disajikan dalam kelompok aset lancar di urutan yang
paling atas.

Kas dapat disajikan dalam laporan keuangan sebagai berikut:

1) Kas dan setara kas


2) kas

Giro pada bank Indonesia

Giro pada bank lain contoh penyajian di entitas bank lain

3) Kas

Setara kas
4) Kas

Kas di bank

Setara kas

4. Pengungkapan

Pengungkapan khas dan laporan keuangan meliputi pengungkapan kebijakan akuntansi


dan evaluasi rincian kas yang dimiliki perusahaan. Kebijakan akuntansi kas menjelaskan
secara umum komponen kas dan bagaimana perusahaan mengklasifikasikan kas. Kebijakan
akuntansi juga menjelaskan bagaimana perusahaan menyajikan cerukan.

Piutang

1. Definisi dan jenis

Piutang merupakan klaim suatu perusahaan pada pihak lain. Kategori piutang dipengaruhi
oleh jenis usaha entitas.

Adapun beberapa bentuk piutang:

a. Perusahaan pembiayaan selain bank, mengklasifikasikan piutang menurut jenis


pembiayaan konsumen piutang pembiayaan sewa dan piutang pembiayaan kartu kredit
b. Piutang yang didasarkan pada faktur dari transaksi penjualan, disebut piutang dagang
piutang dagang dalam penyaji ialah diklasifikasikan sebagai piutang dari pihak berelasi
dan piutang dari pihak ketiga.
c. Piutang yang tidak terkait dengan penjualan atau pendapatan disebut piutang lainnya
jumlah piutang lainnya biasanya tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah piutang
dagang atau piutang usaha.
d. Kredit yang disalurkan oleh bank juga merupakan bentuk piutang
2. Wesel tagih

Wesel tagih (promisorry notes atau notes receivable) merupakan klaim perusahaan kepada
pihak ketiga yang didukung janji tertulis yang tidak bersyarat untuk membayar dalam jangka
waktu tertentu. penerbit wesel disebut wesel bayar atau notes payable karena penerbit berjanji
untuk membayar sedangkan penerima wesel disebut wesel tagih atau notice receivable karena
penerima memiliki hak klaim untuk menagih. Wesel tagih diterbitkan untuk membayar penjualan,
piutang jatuh tempo, dan memperoleh pinjaman. Wesel tagih ada yang berbunga dan ada yang
tidak berbunga. Wesel tagih yang berbunga akan dilakukan pencatatan pada saat penerimaan
wesel, pengakuan bunga dan pelunasan wesel.

Perbedaan obligasi dan wesel tagih terletak pada keberadaan pasar, di mana wesel tagih dapat
diperjualbelikan namun tidak memiliki pasar sedangkan obligasi diterbitkan dalam jumlah yang
besar karena diperjualbelikan di pasar modal.

3. Pengakuan awal

Piutang diakui dalam posisi laporan keuangan jika entitas tersebut menjadi bagian dalam
kontrak piutang. Sesuai dengan PSAK 55, piutang diakui oleh entitas besar nilai waja. Nilai wajar
merupakan harga perolehan atau nilai pertukaran antara kedua belah pihak pada tanggal transaksi.

Jika piutang tersebut tidak berbunga maka akan dihitung dengan menggunakan tingkat suku
bunga pasar pada saat pendapatan diterima. Referensi yang digunakan untuk menentukan tingkat
suku bunga pasar adalah bunga yang berlaku untuk piutang serupa di pasar titik dalam praktiknya,
sering digunakan tingkat suku bunga risk free ditambah risk premium.
Untuk piutang yang memiliki nilai wajar, entitas dapat menggunakan nilai wajar pada saat
pengukuran awal dan melakukan pengukuran secara konsisten dengan menggunakan nilai wajar.
Sebaliknya, jika entitas tidak memilih menggunakan nilai wajar pada pengukuran awal, maka pada
pengakuan selanjutnya tidak boleh memilih menggunakan nilai wajar.

4. Penurunan Nilai
Pencatatatn penrunan nilai piutang dapat dilakukan dengan menggunakan metode cadangan
maupun metode langsung. Walaupun standar membolehkan kedua metode tersebut, tetapi metode
cadangan lebh direkomendasikan piutang yang dihapuskan akan mengurangi cadangan piutang,
piutang yang sebelumnya dihapuskan namun diterima Kembali akan dicatat menambah cadangan
piutang.

5. Penyajian
Penyajian disajikan dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai diamortisasi dikurangi
cadangan kerugian penurunan nilai. Catatan atas laporan keuangan menjelaskan kebijakan
akuntansi, rincian piutang menurut jenis, rekonsiliasi cadangan piutang, dan informasi khusus
terkait piutang seperti piutang dijaminkan dan penjelasan rinci debitur tertentu.
PENUTUP

KESIMPULAN

Instrument keuangan adalah suatu kontrak yang menambah nilai asset atau liabilitas
keuangan, terdiri dari kas dan piutang. Dimana instrument keuangan ini sangat penting bagi
perusahaan, salah satu manfaat yang penting adalah untuk menginformasikan posisi keuangan
suatu perusahaan yang memang harus diketahui terumatama oleh para jajaran atasan dan pemilik
perusahaan.

Kas merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang dapat digunakan untuk membayar
kegiatan operasioanl perusahaan atau dapat digunakan untuk membayara kewajiban saat ini.

Piutang adalah pos penting dalam perusahaan karena merupakan bagian aktiva lancer yang
likuid dan selalu dalam keadaan berputar. Yang artinya piutang dapat dijadikan menjadi kas
dengan segera dimana jangka waktu paling lama 1 tahun.

Saran

Menurut saya jika melakukan suatu pencatatan laporan laba keuangan suatu perusahaan
harus mengikuti standar dan satuan akuntansi yang berlaku, sehingga dalam pembuatan laporan
keuangan perusahaan tidak mengalami kesalahan, sehingga laporan yang dibuat dalam jangka
waktu 1 tahun tidak mengalami kerugian.

Anda mungkin juga menyukai