Anda di halaman 1dari 18

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH

LAPORAN ARUS KAS METODE LANGSUNG

KELOMPOK 3

Disusun oleh :

Ghina Yustika 0116101158

Mira Septianingsih 0116101174

Bregita Roemkenya 0116101179

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WIDYATAMA

BANDUNG

2017
Laporan Arus Kas (Metode Langsung)
Salah satu analisis keuangan yang sangat penting bagi manajer keuangan, disamping alat
keuangan lainnya adalah laporan arus kas. Yang dimaksud dari analisis ini adalah untuk
mengetahui bagaimana akan digunakan dan bagaimana kebutuhan dana tersebut akan
dibelanjakan. Analisis arus kas tersebut dapat diketahui darimana diperoleh dan untuk apa dana
tersebut digunakan. Suatu laporan yang menggambarkan darimana diperoleh dan untuk apa kas
tersebut digunakan, seiring disebut sebagai laporan arus kas.

Laporan arus kas secara langsung mencerminkan penerimaan kas entitas yang diklasifikasikan
menurut sumber-sumber utama dan pembayaran kas yang diklasifikasikan menurut pengguna
utama selama satu periode. Laporan ini memberikan informasi yang berguna mengenai aktivitas
entitas dalam menghasilkan kas mengenai aktivitas keuangannya dan mengenai investasi atau
pengeluaran kasnya.

Dalam Metode Langsung dilaporkan golongan penerimaan kas bruto dari aktivitas operasi dan
pengeluaran kas bruto untuk kegiatan operasi. Perbedaan antara penerimaan kas dan pengeluaran
kas dari kegiatan operasi akan dilaporkan sebagai arus kas bersih dari aktivitas operasi. Dengan
kata lain, metode langsung mengurangkan pengeluaran kas operasi dari penerimaan kas operasi.
Metode langsung menghasilkan penyajian laporan penerimaan dan pengeluaran kas secara
ringkas.

Dalam Metode Langsung laporan arus kas juga melaporkan arus kas bersih dari investasi operasi
sebagai golongan utama dari penerimaan kas operasi (misalnya: kas yang diterima dari
pelanggan dan kas yang diterima dari bunga dan deviden) dan pengeluaran kas (misalnya : kas
yang dibayarkan kepada pemasok untuk barang, kepada karyawan untuk jasa, kepada kreditur
untuk bunga dan ke instansi pemerintah untuk pajak).

Keunggulan utama dari metode langsung adalah metode ini memperlihatkan laporan penerimaan
dan pengeluaran kas lebih konsisten dengan tujuan suatu laporan arus kas. Disamping itu,
metode langsung ini lebih mudah dimengerti dan memberikan informasi yang lebih banyak
dalam mengambil keputusan.
Dengan metode langsung informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto dapat diperoleh dengan:
a.Adanya catatan akuntansi perusahaan.
b.Menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi
mengenai :
1. Perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang dagang selama periode berjalan.
2. Pos bukan kas lainnya.
3. Pos lainnya yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.

Cara membuat laporan arus kas metode langsung baik itu laporan arus kas perusahaan dagang
ataupun perusahaan jasa adalah dengan mengurutkan secara sistematis daftar pos-pos di laporan
laba-rugi dan menghitung berapa banyak kas yang terkait dengan setiap pos.
Contoh perhitungan laporan arus kas metode langsung

Penjualan dan kas yang diterima dari pelanggan.


Saldo awal piutang usaha dan penjualan selama setahun menimbulkan tagihan yang potensial
dari pelanggan. Saldo akhir piutang usaha mewakili piutang-piutang yang belum tertagih. Maka
kas yang diterima dari pelanggan dihitung sebagai berikut :

Perhatikan bahwa cara yang lebih cepat adalah dengan menyesuaikan angka penjualan sebesar
$150 dengan $20 perubahan dalam piutang usaha. Pertanyaannya apakah ditambah atau dikurang
dengan $20 ? kenaikan dalam piutang usaha berarti mengurangi kas, maka $20 kenaikan piutang
dikurangkan dari $150 yaitu $150-$20=$130.

Harga pokok penjualan dan kas dibayar untuk persediaan.


Saldo akhir persediaan dan total harga pokok penjualan selama setahun, menggambarkan jumlah
total persediaan yang telah dibeli sebelumnya oleh perusahaan. Saldo awal persediaan
menggambarkan persediaan yang dibeli pada tahun-tahun sebelumnya. Maka persediaan yang
dibeli pada tahun ini dapat dihitung sebagai berikut :
Cara lainnya, sesuaikanlah harga pokok penjualan $80 dengan $25 perubahan dalam persediaan.
Apakah ditambah atau dikurang dengan $25? Penurunan pada jumlah persediaan pada tahun
tersebut berarti perusahaan lebih banyak menjual dari pada membeli persediaan, maka penurunan
nilai persediaan dikurangkan dari harga poko penjualan yaitu $80-$25=$55.

Beban gaji dan kas yang dibayarkan untuk gaji.


Saldo awal hutang gaji, bersama dengan beban gaji tahun tersebut merupakan kewajiban total
kepada karyawan. saldo akhir hutang gaji menunjukkan jumlah kewajiban yang belum dibayar.
Maka kas yang dibayarkan untuk gaji kepada karyawan dapat di hitung sebagai berikut :

Jumlah tersebut juga dapat dihitung dengan mengurangkan $3 tambahan hutang gaji dari $25
beban gaji. Dikurangkan karena bertambahnya hutang gaji yang belum dibayar dengan kas
selama tahun tersebut.

Beban Penyusutan.
Ada pertanyaan jebakan, ”Berapa banyakkah kas yang dibayarkan untuk penyusutan ?”
Jawabannya tidak ada karena penyusutan adalah beban non kas.

Bagian aktivitas operasi dari laporan arus kas Lintas Company dengan menggunakan metode
langsung adalah sebagai berikut :
AKUNTANSI UNTUK INSTRUMEN KEUANGAN
A. Pengertian
nstrumen keuangan (financial instruments) adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset
keuangan (financial assets) entitas dan liabilitas keuangan (financial
I liability) atau instrumen ekuitas (equity instruments) entitas lain. Aset keuangan meliputi
setiap aset yang menimbulkan hak kontraktual untuk menerima kas atau aset keuangan
lainnya. Liabilitas keuangan meliputi setiap kewajiban kontrak untuk membayar kas atau aset
keuangan. Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset
suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya
B. Klasifikasi Instrumen Keuangan
Instrumen keuangan dapat diklasifikasikan dalam kategori berikut:
1. Aset Keuangan
- Aset keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
- Investasi dimiliki hingga jatuh tempo
- Pinjaman yang diberikan dan piutang
- Aset keuangan tersedia untuk dijual

2. Liabilitas Keuangan
- Liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
- Liabilitas Keuangan lainnya.
Berikut tabel yang mengikhtisarkan klasifikasi instrumen keuangan dan contoh instrumen
keuangan sesuai dengan kategorinya.
Kategori Karakteristik Contoh
Aset Keuangan
1. Aset 1. Aset keuangan baik yang1. Aset derivatif dan
keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan investasi dalam
diukur pada (misalnya untuk dijual dalam instrumen utang
nilai wajar waktu dekat pada masa dan ekuitas yang
melalui mendatang) atau pada saat dimiliki dalam
laporan laba pengakuan awal telah portofolio
rugi ditetapkan oleh entitas untuk diperdagangkan.
diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi.
2. Investasi yang2. Aset keuangan dengan
dimiliki hingga pembayaran tetap atau telah2. Investasi dalam
jatuh tempo ditentukan dan jatuh temponya instrumen utang yang
telah ditetapkan serta entitas mempunyai kuotasi
mempunyai intensi positif dan harga di mana entitas
kemampuan untuk memiliki memiliki niat dan
aset keuangan tersebut hingga mampu memiliki
jatuh tempo. hingga jatuh tempo.
3. Pinjaman
yang 3. Aset keuangan dengan
diberikan dan pembayaran tetap atau telah3. Piutang usaha,
piutang ditentukan dan tidak pinjaman yang
mempunyai kuotasi harga di diberikan, dan piutang
pasar aktif. wesel.
4. Aset
keuangan 4. Aset keuangan yang
tersedia untuk dirancang sebagai tersedia4. Investasi dalam
dijual untuk dijual atau yang tidak instrumen utang dan
diklasifikasikan dalam ketiga ekuitas yang tidak
kategori di atas. termasuk dalam
kategori lain.
Liabilitas
Keuangan 1.
Liabilitas keuangan baik1. Liabilitas derivatif
1. Liabilitas yang dimiliki untuk dan liabilitas
keuangan yang diperdagangkan (misalnya diperdagangkan
diukur dibeli kembali dalam waktu
pada lainnya.
nilai dekat
wajar pada masa
melalui mendatang) atau
laporan ditetapkan pada saat pengakuan
laba
rugi awal telah ditetapkan oleh
entitas untuk diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi.
2. Utang usaha, utang
2. Semua liabilitas lainnya selain wesel, dan efek utang
2. Liabilitas daripada liabilitas yang dinillai yang diterbitkan.
keuangan yang pada nilai wajar melalui laba
diukur dengan rugi.
biaya
perolehan
diamortisasi

C. Pengukuran Instrumen Keuangan


1. Pengukuran Awal
Pada saat pengakuan awal, entitas pada umumnya mengukur aset keuangan menggunakan
akuntansi tanggal transaksi pada nilai wajar ditambah biaya transaksi (fair value
plus transaction costs), kecuali aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi pada awalnya hanya diakui pada
nilai wajar (fair value).

Biaya transaksi (transaction costs) adalah biaya-biaya tambahan,


seperti biaya pendaftaran dan komisi lain yang ditetapkan, biaya yang dibayarkan kepada
penasehat hukum, akuntan, dan penasehat profesional lain, biaya percetakan dan meterai.
Biaya transaksi meliputi fee dan komisi yang dibayarkan pada para agen (termasuk karyawan
yang berperan sebagai agen penjual/selling agent), konsultan, perantara efek dan pedagang efek;
pungutan wajib yang dilakukan oleh pihak regulator dan bursa efek, serta pajak dan bea yang
dikenakan atas transfer yang dilakukan. Biaya-biaya transaksi tidak termasuk premium atau
diskonto utang, biaya pendanaan (financing costs), biaya administrasi internal, atau biaya
penyimpanan (holding costs).
· Jurnal untuk mencatat biaya transaksi yang dibayar tunai dan berkaitan dengan instrumen
keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) adalah:
Aset Keuangan xxxx
Kas xxxx
· Jurnal untuk mencatat biaya transaksi yang dibayar tunai dan berkaitan dengan instrumen
keuangan yang diukur pada nilai wajar (fair value) adalah:
Biaya transaksi xxxx
Kas xxxx

Contoh 1
Entitas A membayar biaya komisi kepada agen/broker sebesar Rp10.000 untuk membeli 50
lembar saham biasa (non-puttable ordinary shares) pada sebuah entitas yang terdaftar (listed
company) dengan tunai sebesar Rp500.000. Entitas pada awalnya mengakui investasi dalam
instrumen ekuitas (investment in equity instruments) pada harga yang dibayar. Karena instrumen
keuangan, setelah pengakuan awal, akan diukur pada nilai wajar maka biaya transaksi tidak
termasuk dalam pengukuran awal.

Jurnal untuk mencatat pengakuan awal adalah


Investasi dalam saham biasa 500.000
Biaya transaksi 10.000
Kas 510.000
Untuk mencatat atau mengakui perolehan saham dan biaya
transaksi.

Sebaliknya, sebuah entitas membayar biaya komisi untuk agen/broker sebesar Rp10.000 untuk
membeli 50 lembar saham biasa pada perusahaan tidak terdaftar (non-puttable ordinary shares
in an unlisted company) dengan tunai sebesar Rp500.000. Nilai wajar saham tidak dapat
diandalkan sehingga investasi diukur pada biaya perolehan. Entitas pada awalnya mengakui
investasi dalam instrumen ekuitas dengan harga Rp510.000. Karena instrumen keuangan, setelah
pengakuan awal, akan diukur pada harga perolehan, maka biaya transaksi dimasukkan pada
pengukuran awal.

Jurnal pengakuan awal adalah


Investasi dalam saham biasa 510.000
Kas 510.000
(Untuk mencatat perolehan saham dan biaya transaksi)

Contoh 2
Entitas A membeli 100.000 lembar saham Entitas B dengan kuotasi harga Rp124 dengan total
harga Rp12.400.000. Di samping itu, untuk memperoleh saham tersebut Entitas A membayar
biaya transaksi dalam bentuk biaya komisi sebesar Rp100.000. Entitas A mengklasifikasikan
saham pada nilai wajar melalui laba rugi.

Jurnal pada pangakuan awal adalah


Aset keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi 12.400.000
(Investasi dalam saham Entitas B) 100.000
Biaya transaksi 12.500.000
Kas
(untuk mencatat perolehan 100 lembar saham pada nilai wajar
Rp12.400.000)

Jika Entitas A telah mengklasifikasikan saham Entitas B sebagai tersedia


untuk dijual (misalnya suatu kategori di mana perubahan nilai wajar tidak akan diakui dalam
laba rugi), maka biaya transaksi tersebut akan dimasukkan dalam pengukuran awal aset
keuangan, dengan jurnal

Aset keuangan tersedia untuk dijual


(Investasi dalam saham Entitas B) 12.500.000
Kas 12.500.000
K
(untuk mencatat perolehan 100 lembar saham pada nilai wajar sebesar
Rp12.500.000)

Persyaratan yang sama diterapkan terhadap liabilitas keuangan. Misalnya, jika Entitas A
menerbitkan obligasi dengan hasil Rp17.100.000 dan biaya transaksi sebesar Rp300.000 dalam
penerbitan obligasi, maka jurnalnya, dengan asumsi obligasi diukur pada biaya perolehan
diamortisasi adalah

Kas 16.800.000
Liabilitas Keuangan (Utang Obligasi) 16.800.000
(untuk mencatat penerbitan obligasi dengan hasil bersih Rp16.800.000
atau Rp17.100.000 – Rp300.000)

2. Pengukuran Berikutnya
Setelah pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar, biaya
perolehan diamortisasi atau biaya perolehan tergantung klasifikasi apakah nilai wajar dapat
ditentukan dengan andal. Pengukuran awal (initial measurement) dan pengukuran berikutnya
(subsequent measurement) atas instrumen keuangan dan perlakuan akuntansi atas perubahan
nilai wajar (keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum direalisasi – unrealized holding
gain or loss) diikhtisarkan dalam tabel
berikut:

Klasifikasi Kategori Pengukuran Pengukuran Perlakuan atas


awal selanjutnya perubahan nilai
wajar (keuntungan
dan kerugian)
Aset Nilai Nilai wajar Nilai wajar Diakui dalam laba
Keuangan wajar rugi
melalui
laba rugi
Pinjaman Nilai wajar * Biaya Tidak dapat
yang perolehan diterapkan
diberikan diamortisasi
dan dengan
piutang menggunakan
metode
suku bunga
efektif
Dimiliki Nilai wajar * Biaya Tidak dapat
hingga perolehan diterapkan
jatuh diamortisasi
tempo dengan
menggunakan
metode suku
bunga efektif
Tersedia Nilai wajar * Nilai wajar Perubahan nilai wajar
untuk pada awalnya dicatat
dijual sebagai pendapaan
komprehensif lain dan
kemudian
akan direklasifikasi ke
laba rugi atas
penurunan nilai atau
penghentian
pengakuan
Lainnya Biaya Biaya Tidak dapat
(instrumen perolehan perolehan diterapkan
ekuitas)
tidak
memiliki
kuotasi
harga di
pasar aktif
dan nilai
wajarnya
tidak
dapat
diukur
secara
andal
Liabilitas Nilai Nilai wajar Nilai wajar Diakui dalam laba
Keuangan wajar rugi
melalui
laba rugi
Liabilitas Nilai wajar * Biaya Tidak dapat
keuangan perolehan diterapkan
lain diamortisasi
dengan
menggunakan
metode suku
bunga efektif
· * Nilai pada awal juga disesuaikan dengan biaya transaksi, kecuali aset atau
liabilitas pada nilai wajar melalui laba rugi
· Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar
aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, serta derivatif yang
terkait dengan dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas yang
tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif tersebut, diukur pada biaya
perolehan.

Dari tabel di atas, setelah pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur
dengan menggunakan salah satu dari tiga atribut pengukuran berikut.
1. Biaya perolehan;
2. Biaya perolehan diamortisasi; dan
3. Nilai wajar.

Apakah aset keuangan atau liabilitas keuangan diukur dengan biaya perolehan, biaya perolehan
diamortisasi, atau nilai wajar tergantung atas klasifikasi dari empat kategori aset keuangan dan
dua kategori liabilitas keuangan.
1) Biaya Perolehan
Biaya perolehan adalah jumlah aset yang diperoleh atau liabilitas yang diselesaikan, termasuk
biaya transaksi (misalnya komisi atau fee yang dibayar).
Contoh 1
Jika suatu entitas membeli aset keuangan dengan harga Rp230.000, di samping itu membayar
biaya transaksi sebesar Rp20.000 yang dapat diatribusikan pada saat perolehan, maka biaya
perolehan aset keuangan adalah Rp250.000.
Catatan: Setelah perolehan awal, hanya satu tipe instrumen keuangan yang diukur pada biaya
perolehan menurut PSAK No. 55 (revisi 2010): Instrumen Keuangan:
Penyajian, yaitu investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di
pasar aktifdan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, serta derivatif yang terkait
dengan dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi
harga di pasar aktif tersebut, diukur pada biaya perolehan.

Misalnya, suatu entitas dapat menyimpulkan bahwa nilai wajarnya tidak dapat diukur secara
andal untuk investasi dalam entitas nonpublik (investasi “ekuitas privat” – “private
equity” investment). Dalam kasus ini, entitas diharuskan mengukur investasi pada biaya
perolehan.
Contoh 2
Entitas A membeli dengan tunai 10% kepemilikan saham biasa entitas nonpublik dengan total
biaya Rp2.500.000. Jadi, pada awal pengakuan, entitas mendebet aset keuangan sebesar
Rp2.500.000 dan mengkredit kas sebesar Rp2.500.000.
Aset keuangan (Investasi dalam saham) 2.500.000
Kas 2.500.000

Tidak terdapat pasar aktif untuk saham tersebut, dan Entitas A menetapkan bahwa adalah tidak
mungkin menaksir nilai wajar saham dengan menggunakan teknik penilaian. Dalam kasus
tersebut, Entitas A harus terus mengukur investasi pada biaya perolehan sebesar Rp2.500.000
pada tanggal pelaporan berikutnya sepanjang aset dimiliki, dengan asumsi aset tidak turun
nilainya (asset does not become impaired).
Sementara investasi yang dimiliki yang diukur pada biaya perolehan, keuntungan atau kerugian
kepemilikan yang belum direalisasi pada umumnya tidak dakui dalam laba rugi. Namun dividen
tunai yang diterima dilaporkan sebagai pendapatan dividen.
Contoh 3
Jika Entitas A menerima dividen tunai sebesar Rp10.000, entitas membuat jurnal berikut.
Kas 10.000
Pendapatan dividen 10.000

Bila investasi yang dimiliki pada biaya perolehan dijual atau dengan kata lain dihentikan
pengakuannya (derecognized), setiap perbedaan antara jumlah tercatat dan kas yang diterima
diakui dalam laba atau rugi.
Contoh 4
Jika Entitas A menjual investasi yang dimiliki pada biaya perolehan dan dicatat di laporan posisi
keuangan sebesar Rp1.200.000, dijual dengan harga Rp1.700.000, entitas akan mengakui
keuntungan yang direalisasi (realization gain) sebesar Rp500.000, dan dijurnal sebagai berikut.
Kas 1.700.000
Aset keuangan (Investasi dalam 1.200.000
saham) 500.000
Keuntungan atas penjualan aset
keuangan

2) Biaya Perolehan Diamortisasi


Setelah pengukuran awal, kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan ini diukur pada biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif di laporan posisi
keuangan:
· Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo;
· Pinjaman yang diberikan dan piutang; dan
· Liabilitas keuangan lainnya.

Biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) adalah biaya perolehan dari aset atau liabilitas
setelah disesuaikan, jika layak, untuk mencapai suatu suku bunga efektif yang konstan selama
umur aset atau liabilitas (misalnya, pendapatan bunga yang konstan atau beban bunga yang
konstan sebagai suatu persentase jumlah tercatat dari aset keuangan atau liabilitas keuangan).
Dengan kata lain, biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan
adalah jumlah pada pengakuan awal aset keuangan atau liabilitas keuangan dikurangi
pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan akumulasi amortisasi berdasarkan metode
suku bunga efektif dan dikurangi penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih.
3) Nilai Wajar
Nilai wajar (fair value) adalah nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas
diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
Kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan pada umumnya diukur pada nilai wajar di
laporan posisi keuangan:
1) Aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi;
2) Aset keuangan tersedia untuk dijual; dan
3) Liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi.
Tingkatan atau level untuk menentukan nilai wajar adalah sebagai berikut: [1]

D. Ikhtisar Kategori Instrumen Keuangan


1. Aset Keuangan atau Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui
Laporan Laba Rugi
Aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi adalah aset
keuangan atau liabilitas keuangan yang memenuhi salah satu kondisi berikut ini:
1) Diklasifikasikan dalam Kelompok Diperdagangkan
Aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan,
yaitu jika:
a) diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat;
b) pada pengakuan awal merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang
dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short
term profit taking) yang terkini; atau
c) merupakan derivatif (kecuali derivatif yang merupakan kontrak jaminan keuangan atau sebagai
instrumen lindung nilai yang ditetapkan dan efektif.
2) Pada saat Pengakuan Awal Telah Ditetapkan oleh Entitas untuk Diukur pada Nilai
Wajar Melalui Laba Rugi
2. Investasi dalam Kelompok Dimiliki hingga Jatuh Tempo
Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan nonderivatif
dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta entitas
mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh
tempo, kecuali:
1) investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laba rugi;
2) investasi yang ditetapkan oleh entitas dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan
3) investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
3. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran
tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi harga di pasar aktif, kecuali:
1) pinjaman yang diberikan dan piutang yang dimaksudkan oleh entitas untuk dijual dalam waktu
dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, dan pinjaman yang diberikan dan
piutang yang pada saat pengakuan awal oleh entitas ditetapkan sebagai aset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi;
2) pinjaman yang diberikan dan piutang yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam
kelompok tersedia untuk dijual; atau
3) pinjaman yang diberikan dan piutang dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh
kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas
pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual.
4. Aset Keuangan yang Diklasifikasikan dalam Kelompok Tersedia untuk Dijual
Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan
nonderivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan
sebagai (a) pinjaman yang diberikan dan piutang, (b) investasi yang diklasifikasikan dalam
kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, atau (c) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi.

Catatan:
PSAK yang terkait dengan Instrumen Keuangan:
1. PSAK No. 53 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian
2. PSAK No. 55 (revisi 2011): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
3. PSAK No. 60 (revisi 2011): Instrumen Keuangan: Pengungkapan

INVESTASI DALAM SEKURITAS HUTANG

Sekuritas hutang (debt securities) adalah instrumen yang menunjukkan hubungan kreditor
dengan suatu perusahaan. Sekuritas hutang meliputi sekuritas pemerintah AS,sekuritas
pemerintah daerah,obligasi perusahaan, hutang konvertibel,kertas komersial atau warkat niaga.
Investasi dalam sekuritas hutang dikelompokkan menjadi tiga kategori terpisah untuk
tujuan akuntansi dan pelaporan:
· Dimiliki sampai jatuh tempo (held to -maturity): Sekuritas hutang yang menurut maksud dan
kemampuan perusahaan akan dimiliki sampai jatuh tempo.
· Perdagangan (Trading): Sekuritas hutang yang dibeli dan dimiliki terutama untuk dijual dalam
waktu dekat untuk menghasilkan laba atas selisih harga jangka pendek.
· Tersedia untuk dijual (available for sale) : sekuritas hutang yang tidak diklasifikasikan
sebagai sekuritas yang dimiliki sampai jatuh tempo atau perdagangan.

Keuntungan atau
Kategori Penilaian Kerugian Pengaruh
Kepemilikan Lainnya
yang Belum terhadap Laba
Direalisasi

Dimiliki Biaya yang Tidak diakui Bunga pada saat


sampai jatuh diamortisasi dihasilkan,
tempo keuntungan atau
kerugian dari
penjualan.

Sekuritas Nilai wajar Diakui dalam laba Bunga pada saat


perdagangan bersih dihasilkan,
keuntungan atau
kerugian dari
penjualan.

Tersedia Nilai wajar Diakui sebagai Bunga pada saat


untuk dijual laba komprehensif dihasilkan,
lainnya dan keuntungan atau
sebagai komponen kerugian dari
terpisah dari penjualan.
ekuitas pemegang
saham

Biaya yang diamortisasi (amortized cost) adalah biaya perolehan atau akuisisi yang disesuaikan
untuk memperhitungkan amortisasi diskonto atau premi ,jika dianggap tepat.
Nilai wajar (fair value) adalah jumlah yang digunakan bila instrumen keuangan dipertukarkan
dalam transaksi berjalan antara pihak-pihak yang berkeinginan,selain dari penjualan terpaksa
atau likuidasi.

SEKURITAS YANG DIMILIKI SAMPAI JATUH TEMPO


Hanya sekuritas hutang yang dapat diklasifikasikan sebagai sekuritas yang dimiliki
sampai jatuh tempo. Investor atau perusahaan dapat mengklasifikasikan sekuritas hutang sebagai
dimiliki sampai jatuh tempo jika entitas yang melaporkan mempunyai:
1. Nilai positif untuk memegang sekuritas.
2. Kemapuan untuk memiliki sekuritas itu sampai jatuh tempo.
Perusahaan menghitung sekuritas yang dimiliki sampai jatuh tempo sebesar biaya yang di
amortisasi,bukan pada nilai wajarnya. Perusahaan harus mengamortisasi premi atau diskonto
dengan menggunakan metode bunga efektif kecuali jika metode lainnya seperti garis lurus
memberikan hasil yang sama.

SEKURITAS YANG TERSEDIA UNTUK DI JUAL


1. Investasi sekuritas hutang yang siap dijual kapan saja dilaporkan pada nilai wajarnya (Fair
Value).
2. Keuntungan dan kerugian berkaitan dengan perubahan dalam nilai wajar sekuritas hutang
dicatat pada akun keuntungan/ kerugian yang belum terealisasi (unrealized holding gain or
loss). Akun ini dilaporkan sebagai modal (Comprehensive Income)sebagai komponen
dari Ekuitas Pemegang Sahan (Stockholder’s Equity).
3. Perubahan dalam nilai wajar tidak dilaporkan sebagai bagian dari penghasilan (laba) bersih
sampai sekuritas tersebut dijual.

Penjualan Sekuritas yang Tersedia untuk Dijual


Jika obligasi yang tercatat sebagai investasi dalam sekuritas yang tersedia untuk dijual
kemudian dijual sebelum tanggal jatuh tempo, maka harus dibuat ayat jurnal untuk
mengamortisasi diskonto atau premi pada tanggal penjualan dan menghapus biaya yang
diamortisasi atas obligasi yang dijual dari akun sekuritas yang tersedia untuk dijual.

Sekuritas Perdagangan
Sekuritas Perdagangan (trading securities) dimiliki dengan maksud akan dijual dalam
periode waktu yang singkat. “perdagangan” dalam konteks ini berarti pembelian dan penjualan
sering dilakukan,, dan sekuritas perdagangan digunakan untuk menghasilkan laba dari selisih
harga jangka pendek. Periode kepemilikan atas sekuritas ini biasanya kurang dari 3 bulan dan
mungkin lebih sering diukur dalam hitungan hari atau jam.
Sekuritas ini dilaporkan pada nilai wajar, dengan keuntungan dan kerugian kepemilikan yang
belum direalisasikan (unrealized holding gains and loses) dilaporkan sebagai bagian dari laba
bersih. Keuntungan atau kerugian kepemilikan (holding gain or loss) adalah perubahan bersih
dalam nilai wajar sekuritas dari satu periode ke periode lainnya, tidak termasuk penndapatan
dividen atau bunga yang telah diakui tetapi belum diterima. Singkatnya FASB memutuskan
untuk menyesuaikan sekuritas perdagangan ke nilai wajar, pada setiap tanggal pelaporan. Selain
itu, perubahan nilai juga dilaporkan.

MASALAH PELAPORAN LAINNYA


PENYAJIAN INVESTASI DALAM LAPORAN KEUANGAN
Perusahaan harus menyajikan akun individual untuk tiga kategori investasi, baik pada neraca
atau pada catatan terpisah.
Untuk sekuritas yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual dan secara terpisah untuk
sekuritas yang digolongkan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo perusahaan harus menjelaskan :
1. Nilai wajar agregat, keuntungan kepemilikan bruto yang belum direalisasi, kerugian bruto yang
belum di realisasi, dan basis biaya yang diamortisasi oleh jenis sekuritas utama (hutang dan
sekuritas).
2. Informasi mengenai jatuh tempo kontraktual sekuritas hutang. Perusahaan dapat
mengelompokkan informasi jatuh tempo, misalnya (a) dalam satu tahun, (b) setelah satu tahun
hingga lima tahun, (c) setelah lima tahun hingga sepuluh tahun, dan (d) setelah sepuluh tahun.

Kategori Investasi Penilaian Klasifikasi


Sekuritas perdagangan Nilai wajar Aktiva lancar
(hutang dan ekuitas)
Dimiliki hingga jatuh tempo Biaya amortisasi Lancar atau tidak lancar
(hutang) bergantung pada tanggal jatuh
tempo sekuritas individual
Hutang yang tersedia untuk Nilai wajar Bergantung pada situasi lancar
dijual atau tidak lancar bergantung
pada jatuh tempo serta
ekspektasi penjualan dan
penebusan pada tahun
berikutnya
Ekuitas yang tersedia untuk Nilai wajar Bergantung pada situasi
dijual Lancar atau tidak lancar
bergantung pada ekspektasi
penjualan pada rahun
berikutnya

Dalam mengklasifikasikan investasi , bukti-bukti harus mendukung maksud yang diungkapkan


manajemen , seperti sejarah aktivitas investasi perusahaan, berbagai kejadian yang terjadi setelah
tanggal neraca, dan sifat dan tujuan investasi.

Penyesuaian Reklasifikasi
Pelaporan perubahan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dalam laba
komprehensif bersifat langsung kecuali jika sekuritas dijual selama tahun berjalan. Dalam situasi
ini, terjadi perhitungan ganda apabila keuntungan atau kerugian yang direalisasi dilaporkan tidak
hanya sebagai bagian dari laba bersih tetapi juga diperlihatkan sebagai bagian dari laba
komprehensif lain dalam periode berjalan atau dalam periode sebelumnya.
Untuk memastikan bahwa keuntungan dan kerugian tidak dihitung dua kali pada saat
penjualan terjadi, diperlukan suatu penyesuaian reklasifikasi (reclassification adjustment).

PENURUNAN NILAI
Setiap investasi harus dievaluasi pada setiap tanggal pelaporan untuk menentukan apakah
investasi itu mengalami penurunan nilai. Jika penurunan nilai itu dianggap tidak temporer,maka
dasar biaya dari setiap sekuritas diturunkan sampai kedasar biaya yang baru. Jumlah penurunan
itu diperhitungkan sebagai kerugian yang direalisasi dan karenannya dimasukkan dalm laba
bersih.
Untuk sekuritas hutang pengujian penurunan nilai ditujukan untuk menentukan apakah
kemungkinan besar bahwa investor tidak akan bisa menagih seluruh jumlah yang terutang
menurut persyaratan kontraktual.Untuk sekuritas ekuitas setiap kali nilai yang dapat direaliasi
jumlahnya lebih rendah dari pada jumlah tercatat investasi maka harus dipertimbangakan bahwa
telah terjadi penurunan nilai.
Ayat jurnal untuk mencatat penurunan nilai:
Kerugian atas penurunan nilai xxx
Penyesuaian nilai wajar sekuritas tersedia untuk dijual xxx
Keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum direalisasi-ekuitas xxx
Sekuritas tersedia untuk dijual xxx
Kenaikan dan penurunan nilai wajar sesudahnya atas sekuritas yang tersedia untuk dijual
yang sudah melkemah nilainya ini akan dicantumkan sebagai laba komperhensif lainya.

TRANSFER DI ANTARA KATEGORI


Transfer di antara kategori, diperhitungkan sebesar nilai wajar. Jika investasi yang dimiliki
sampai jatuh tempo ditransfer menjadi investasi yang tersedia untuk dijual, maka investasi baru
dicatat pada nilai wajarnya.

Jenis Transfer Dasar Pengukuran Dampak Transfer Dampak Transfer


terhadap Ekuitas terhadap Laba Bersih*
Pemegang Saham*
Transfer dari Sekuritas ditransfer Keuntungan atau Keuntungan atau
Perdagangan ke sebesar nilai wajar kerugian yang belum kerugian yang belum
Tersedia untuk Dijual pada tanggal transfer, direalisasi pada direalisasi pada
yang merupakan dasar tanggal transfer tanggal transfer diakui
biaya baru untuk menambah atau dalam laba
sekuritas itu. mengurangi ekuitas
pemegang saham.
Transfer dari Tersedia Sekuritas ditransfer Keuntungan atau Keuntungan atau
untuk Dijual ke sebesar nilai wajar kerugian yang belum kerugian yang belum
Perdagangan pada tanggal transfer, direalisasi pada direalisasi pada
yang merupakan dasar tanggal transfer tanggal transfer diakui
biaya baru untuk menambah atau dalam laba
sekuritas itu. mengurangi ekuitas
pemegang saham.
Transfer dari Dimiliki Sekuritas ditransfer Komponen terpisah Tidak ada.
Sampai Jatuh Tempo sebesar nilai wajar dari ekuitas pemegang
ke Tersedia untuk pada tanggal transfer. saham bertambah atau
Dijual** berkurang sebesar
keuntungan atau
kerugian yang belum
direalisasi pada
tanggal transfer.

KONTROVERSI NILAI WAJAR


Pengukuran berdasarkan niat
Sekuritas hutang dapat diklasifikasikan sebagai sekuritas yang dimiliki sampai jatuh
tempo, tersedia untuk dijual , atau perdagangan. Akibatnya tiga sekuritas hutang yang identik
bisa saja dalam laporan keuangan. Sebagian akuntan berpendapat perlakuan seperti ini
membingungkan. Selain itu, kategori dimiliki sampai jatuh tempo hanya didasarkan pada niat
semata, yang merupakan evaluasi subjektif. Hal yang tidak dianggap subjektif adalah harga pasar
instrumen hutang itu. Dengan kata lain, ketiga klasifikasi ini bersifat subjektif, sehingga akan
dihasilkan klasifikasi yang arbiter.
Perdagangan keuntungan
Dalam perdagangan keuntungan, perusahaan menjual ”yang menang” (yang harga naik),
melaporkan keuntungan dalam laba, dan menyimpan yang kalah.
Kewajiban tidak dinilai secara wajar
FASB menyatakan bahwa sekuritas hutang tertentu tetap dilaporkan pada biaya yang
diamortisasi ( sekuritas yang dimiliki sampai jatuh tempo) dan jenis sekuritas lainnya
dikecualikan dari lingkup standar ini. Selain itu, juga timbul masalah penilaian yang serius
sehubungan dengan jenis-jenis kewajiban tertentu. Akibatnya , kewajiban dikecualikan dari
pertimbangan.
Subjektvitas nilai wajar
Biaya yang diamortisasi akan memberikan informasi yang relevan karena memusatkan
perhatian pada keputusan untuk memperoleh aktiva, pengaruh keputusan tersebut terhadap laba
yang akan direalisasi dari waktu ke waktu, dan nilai akhir aktiva yang dapat dipulihkan. Nilai
wajar mengabaikan konsep-konsep ini dan sebaliknya memusatkan perhatian pada pengaruh
transaksi serta peristiwa yang tidak melibatkan perusahaan, dengan mencerminkan peluang
keuntungan dan kerugian yang pengakuannya dalam laporan keuangan tidak tepat sampai hal itu
direalisasikan.

Anda mungkin juga menyukai