KELOMPOK 3
Disusun oleh :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2017
Laporan Arus Kas (Metode Langsung)
Salah satu analisis keuangan yang sangat penting bagi manajer keuangan, disamping alat
keuangan lainnya adalah laporan arus kas. Yang dimaksud dari analisis ini adalah untuk
mengetahui bagaimana akan digunakan dan bagaimana kebutuhan dana tersebut akan
dibelanjakan. Analisis arus kas tersebut dapat diketahui darimana diperoleh dan untuk apa dana
tersebut digunakan. Suatu laporan yang menggambarkan darimana diperoleh dan untuk apa kas
tersebut digunakan, seiring disebut sebagai laporan arus kas.
Laporan arus kas secara langsung mencerminkan penerimaan kas entitas yang diklasifikasikan
menurut sumber-sumber utama dan pembayaran kas yang diklasifikasikan menurut pengguna
utama selama satu periode. Laporan ini memberikan informasi yang berguna mengenai aktivitas
entitas dalam menghasilkan kas mengenai aktivitas keuangannya dan mengenai investasi atau
pengeluaran kasnya.
Dalam Metode Langsung dilaporkan golongan penerimaan kas bruto dari aktivitas operasi dan
pengeluaran kas bruto untuk kegiatan operasi. Perbedaan antara penerimaan kas dan pengeluaran
kas dari kegiatan operasi akan dilaporkan sebagai arus kas bersih dari aktivitas operasi. Dengan
kata lain, metode langsung mengurangkan pengeluaran kas operasi dari penerimaan kas operasi.
Metode langsung menghasilkan penyajian laporan penerimaan dan pengeluaran kas secara
ringkas.
Dalam Metode Langsung laporan arus kas juga melaporkan arus kas bersih dari investasi operasi
sebagai golongan utama dari penerimaan kas operasi (misalnya: kas yang diterima dari
pelanggan dan kas yang diterima dari bunga dan deviden) dan pengeluaran kas (misalnya : kas
yang dibayarkan kepada pemasok untuk barang, kepada karyawan untuk jasa, kepada kreditur
untuk bunga dan ke instansi pemerintah untuk pajak).
Keunggulan utama dari metode langsung adalah metode ini memperlihatkan laporan penerimaan
dan pengeluaran kas lebih konsisten dengan tujuan suatu laporan arus kas. Disamping itu,
metode langsung ini lebih mudah dimengerti dan memberikan informasi yang lebih banyak
dalam mengambil keputusan.
Dengan metode langsung informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto dapat diperoleh dengan:
a.Adanya catatan akuntansi perusahaan.
b.Menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi
mengenai :
1. Perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang dagang selama periode berjalan.
2. Pos bukan kas lainnya.
3. Pos lainnya yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
Cara membuat laporan arus kas metode langsung baik itu laporan arus kas perusahaan dagang
ataupun perusahaan jasa adalah dengan mengurutkan secara sistematis daftar pos-pos di laporan
laba-rugi dan menghitung berapa banyak kas yang terkait dengan setiap pos.
Contoh perhitungan laporan arus kas metode langsung
Perhatikan bahwa cara yang lebih cepat adalah dengan menyesuaikan angka penjualan sebesar
$150 dengan $20 perubahan dalam piutang usaha. Pertanyaannya apakah ditambah atau dikurang
dengan $20 ? kenaikan dalam piutang usaha berarti mengurangi kas, maka $20 kenaikan piutang
dikurangkan dari $150 yaitu $150-$20=$130.
Jumlah tersebut juga dapat dihitung dengan mengurangkan $3 tambahan hutang gaji dari $25
beban gaji. Dikurangkan karena bertambahnya hutang gaji yang belum dibayar dengan kas
selama tahun tersebut.
Beban Penyusutan.
Ada pertanyaan jebakan, ”Berapa banyakkah kas yang dibayarkan untuk penyusutan ?”
Jawabannya tidak ada karena penyusutan adalah beban non kas.
Bagian aktivitas operasi dari laporan arus kas Lintas Company dengan menggunakan metode
langsung adalah sebagai berikut :
AKUNTANSI UNTUK INSTRUMEN KEUANGAN
A. Pengertian
nstrumen keuangan (financial instruments) adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset
keuangan (financial assets) entitas dan liabilitas keuangan (financial
I liability) atau instrumen ekuitas (equity instruments) entitas lain. Aset keuangan meliputi
setiap aset yang menimbulkan hak kontraktual untuk menerima kas atau aset keuangan
lainnya. Liabilitas keuangan meliputi setiap kewajiban kontrak untuk membayar kas atau aset
keuangan. Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset
suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya
B. Klasifikasi Instrumen Keuangan
Instrumen keuangan dapat diklasifikasikan dalam kategori berikut:
1. Aset Keuangan
- Aset keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
- Investasi dimiliki hingga jatuh tempo
- Pinjaman yang diberikan dan piutang
- Aset keuangan tersedia untuk dijual
2. Liabilitas Keuangan
- Liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
- Liabilitas Keuangan lainnya.
Berikut tabel yang mengikhtisarkan klasifikasi instrumen keuangan dan contoh instrumen
keuangan sesuai dengan kategorinya.
Kategori Karakteristik Contoh
Aset Keuangan
1. Aset 1. Aset keuangan baik yang1. Aset derivatif dan
keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan investasi dalam
diukur pada (misalnya untuk dijual dalam instrumen utang
nilai wajar waktu dekat pada masa dan ekuitas yang
melalui mendatang) atau pada saat dimiliki dalam
laporan laba pengakuan awal telah portofolio
rugi ditetapkan oleh entitas untuk diperdagangkan.
diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi.
2. Investasi yang2. Aset keuangan dengan
dimiliki hingga pembayaran tetap atau telah2. Investasi dalam
jatuh tempo ditentukan dan jatuh temponya instrumen utang yang
telah ditetapkan serta entitas mempunyai kuotasi
mempunyai intensi positif dan harga di mana entitas
kemampuan untuk memiliki memiliki niat dan
aset keuangan tersebut hingga mampu memiliki
jatuh tempo. hingga jatuh tempo.
3. Pinjaman
yang 3. Aset keuangan dengan
diberikan dan pembayaran tetap atau telah3. Piutang usaha,
piutang ditentukan dan tidak pinjaman yang
mempunyai kuotasi harga di diberikan, dan piutang
pasar aktif. wesel.
4. Aset
keuangan 4. Aset keuangan yang
tersedia untuk dirancang sebagai tersedia4. Investasi dalam
dijual untuk dijual atau yang tidak instrumen utang dan
diklasifikasikan dalam ketiga ekuitas yang tidak
kategori di atas. termasuk dalam
kategori lain.
Liabilitas
Keuangan 1.
Liabilitas keuangan baik1. Liabilitas derivatif
1. Liabilitas yang dimiliki untuk dan liabilitas
keuangan yang diperdagangkan (misalnya diperdagangkan
diukur dibeli kembali dalam waktu
pada lainnya.
nilai dekat
wajar pada masa
melalui mendatang) atau
laporan ditetapkan pada saat pengakuan
laba
rugi awal telah ditetapkan oleh
entitas untuk diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi.
2. Utang usaha, utang
2. Semua liabilitas lainnya selain wesel, dan efek utang
2. Liabilitas daripada liabilitas yang dinillai yang diterbitkan.
keuangan yang pada nilai wajar melalui laba
diukur dengan rugi.
biaya
perolehan
diamortisasi
Contoh 1
Entitas A membayar biaya komisi kepada agen/broker sebesar Rp10.000 untuk membeli 50
lembar saham biasa (non-puttable ordinary shares) pada sebuah entitas yang terdaftar (listed
company) dengan tunai sebesar Rp500.000. Entitas pada awalnya mengakui investasi dalam
instrumen ekuitas (investment in equity instruments) pada harga yang dibayar. Karena instrumen
keuangan, setelah pengakuan awal, akan diukur pada nilai wajar maka biaya transaksi tidak
termasuk dalam pengukuran awal.
Sebaliknya, sebuah entitas membayar biaya komisi untuk agen/broker sebesar Rp10.000 untuk
membeli 50 lembar saham biasa pada perusahaan tidak terdaftar (non-puttable ordinary shares
in an unlisted company) dengan tunai sebesar Rp500.000. Nilai wajar saham tidak dapat
diandalkan sehingga investasi diukur pada biaya perolehan. Entitas pada awalnya mengakui
investasi dalam instrumen ekuitas dengan harga Rp510.000. Karena instrumen keuangan, setelah
pengakuan awal, akan diukur pada harga perolehan, maka biaya transaksi dimasukkan pada
pengukuran awal.
Contoh 2
Entitas A membeli 100.000 lembar saham Entitas B dengan kuotasi harga Rp124 dengan total
harga Rp12.400.000. Di samping itu, untuk memperoleh saham tersebut Entitas A membayar
biaya transaksi dalam bentuk biaya komisi sebesar Rp100.000. Entitas A mengklasifikasikan
saham pada nilai wajar melalui laba rugi.
Persyaratan yang sama diterapkan terhadap liabilitas keuangan. Misalnya, jika Entitas A
menerbitkan obligasi dengan hasil Rp17.100.000 dan biaya transaksi sebesar Rp300.000 dalam
penerbitan obligasi, maka jurnalnya, dengan asumsi obligasi diukur pada biaya perolehan
diamortisasi adalah
Kas 16.800.000
Liabilitas Keuangan (Utang Obligasi) 16.800.000
(untuk mencatat penerbitan obligasi dengan hasil bersih Rp16.800.000
atau Rp17.100.000 – Rp300.000)
2. Pengukuran Berikutnya
Setelah pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar, biaya
perolehan diamortisasi atau biaya perolehan tergantung klasifikasi apakah nilai wajar dapat
ditentukan dengan andal. Pengukuran awal (initial measurement) dan pengukuran berikutnya
(subsequent measurement) atas instrumen keuangan dan perlakuan akuntansi atas perubahan
nilai wajar (keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum direalisasi – unrealized holding
gain or loss) diikhtisarkan dalam tabel
berikut:
Dari tabel di atas, setelah pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur
dengan menggunakan salah satu dari tiga atribut pengukuran berikut.
1. Biaya perolehan;
2. Biaya perolehan diamortisasi; dan
3. Nilai wajar.
Apakah aset keuangan atau liabilitas keuangan diukur dengan biaya perolehan, biaya perolehan
diamortisasi, atau nilai wajar tergantung atas klasifikasi dari empat kategori aset keuangan dan
dua kategori liabilitas keuangan.
1) Biaya Perolehan
Biaya perolehan adalah jumlah aset yang diperoleh atau liabilitas yang diselesaikan, termasuk
biaya transaksi (misalnya komisi atau fee yang dibayar).
Contoh 1
Jika suatu entitas membeli aset keuangan dengan harga Rp230.000, di samping itu membayar
biaya transaksi sebesar Rp20.000 yang dapat diatribusikan pada saat perolehan, maka biaya
perolehan aset keuangan adalah Rp250.000.
Catatan: Setelah perolehan awal, hanya satu tipe instrumen keuangan yang diukur pada biaya
perolehan menurut PSAK No. 55 (revisi 2010): Instrumen Keuangan:
Penyajian, yaitu investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di
pasar aktifdan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, serta derivatif yang terkait
dengan dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi
harga di pasar aktif tersebut, diukur pada biaya perolehan.
Misalnya, suatu entitas dapat menyimpulkan bahwa nilai wajarnya tidak dapat diukur secara
andal untuk investasi dalam entitas nonpublik (investasi “ekuitas privat” – “private
equity” investment). Dalam kasus ini, entitas diharuskan mengukur investasi pada biaya
perolehan.
Contoh 2
Entitas A membeli dengan tunai 10% kepemilikan saham biasa entitas nonpublik dengan total
biaya Rp2.500.000. Jadi, pada awal pengakuan, entitas mendebet aset keuangan sebesar
Rp2.500.000 dan mengkredit kas sebesar Rp2.500.000.
Aset keuangan (Investasi dalam saham) 2.500.000
Kas 2.500.000
Tidak terdapat pasar aktif untuk saham tersebut, dan Entitas A menetapkan bahwa adalah tidak
mungkin menaksir nilai wajar saham dengan menggunakan teknik penilaian. Dalam kasus
tersebut, Entitas A harus terus mengukur investasi pada biaya perolehan sebesar Rp2.500.000
pada tanggal pelaporan berikutnya sepanjang aset dimiliki, dengan asumsi aset tidak turun
nilainya (asset does not become impaired).
Sementara investasi yang dimiliki yang diukur pada biaya perolehan, keuntungan atau kerugian
kepemilikan yang belum direalisasi pada umumnya tidak dakui dalam laba rugi. Namun dividen
tunai yang diterima dilaporkan sebagai pendapatan dividen.
Contoh 3
Jika Entitas A menerima dividen tunai sebesar Rp10.000, entitas membuat jurnal berikut.
Kas 10.000
Pendapatan dividen 10.000
Bila investasi yang dimiliki pada biaya perolehan dijual atau dengan kata lain dihentikan
pengakuannya (derecognized), setiap perbedaan antara jumlah tercatat dan kas yang diterima
diakui dalam laba atau rugi.
Contoh 4
Jika Entitas A menjual investasi yang dimiliki pada biaya perolehan dan dicatat di laporan posisi
keuangan sebesar Rp1.200.000, dijual dengan harga Rp1.700.000, entitas akan mengakui
keuntungan yang direalisasi (realization gain) sebesar Rp500.000, dan dijurnal sebagai berikut.
Kas 1.700.000
Aset keuangan (Investasi dalam 1.200.000
saham) 500.000
Keuntungan atas penjualan aset
keuangan
Biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) adalah biaya perolehan dari aset atau liabilitas
setelah disesuaikan, jika layak, untuk mencapai suatu suku bunga efektif yang konstan selama
umur aset atau liabilitas (misalnya, pendapatan bunga yang konstan atau beban bunga yang
konstan sebagai suatu persentase jumlah tercatat dari aset keuangan atau liabilitas keuangan).
Dengan kata lain, biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan
adalah jumlah pada pengakuan awal aset keuangan atau liabilitas keuangan dikurangi
pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan akumulasi amortisasi berdasarkan metode
suku bunga efektif dan dikurangi penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih.
3) Nilai Wajar
Nilai wajar (fair value) adalah nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas
diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
Kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan pada umumnya diukur pada nilai wajar di
laporan posisi keuangan:
1) Aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi;
2) Aset keuangan tersedia untuk dijual; dan
3) Liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi.
Tingkatan atau level untuk menentukan nilai wajar adalah sebagai berikut: [1]
Catatan:
PSAK yang terkait dengan Instrumen Keuangan:
1. PSAK No. 53 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian
2. PSAK No. 55 (revisi 2011): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
3. PSAK No. 60 (revisi 2011): Instrumen Keuangan: Pengungkapan
Sekuritas hutang (debt securities) adalah instrumen yang menunjukkan hubungan kreditor
dengan suatu perusahaan. Sekuritas hutang meliputi sekuritas pemerintah AS,sekuritas
pemerintah daerah,obligasi perusahaan, hutang konvertibel,kertas komersial atau warkat niaga.
Investasi dalam sekuritas hutang dikelompokkan menjadi tiga kategori terpisah untuk
tujuan akuntansi dan pelaporan:
· Dimiliki sampai jatuh tempo (held to -maturity): Sekuritas hutang yang menurut maksud dan
kemampuan perusahaan akan dimiliki sampai jatuh tempo.
· Perdagangan (Trading): Sekuritas hutang yang dibeli dan dimiliki terutama untuk dijual dalam
waktu dekat untuk menghasilkan laba atas selisih harga jangka pendek.
· Tersedia untuk dijual (available for sale) : sekuritas hutang yang tidak diklasifikasikan
sebagai sekuritas yang dimiliki sampai jatuh tempo atau perdagangan.
Keuntungan atau
Kategori Penilaian Kerugian Pengaruh
Kepemilikan Lainnya
yang Belum terhadap Laba
Direalisasi
Biaya yang diamortisasi (amortized cost) adalah biaya perolehan atau akuisisi yang disesuaikan
untuk memperhitungkan amortisasi diskonto atau premi ,jika dianggap tepat.
Nilai wajar (fair value) adalah jumlah yang digunakan bila instrumen keuangan dipertukarkan
dalam transaksi berjalan antara pihak-pihak yang berkeinginan,selain dari penjualan terpaksa
atau likuidasi.
Sekuritas Perdagangan
Sekuritas Perdagangan (trading securities) dimiliki dengan maksud akan dijual dalam
periode waktu yang singkat. “perdagangan” dalam konteks ini berarti pembelian dan penjualan
sering dilakukan,, dan sekuritas perdagangan digunakan untuk menghasilkan laba dari selisih
harga jangka pendek. Periode kepemilikan atas sekuritas ini biasanya kurang dari 3 bulan dan
mungkin lebih sering diukur dalam hitungan hari atau jam.
Sekuritas ini dilaporkan pada nilai wajar, dengan keuntungan dan kerugian kepemilikan yang
belum direalisasikan (unrealized holding gains and loses) dilaporkan sebagai bagian dari laba
bersih. Keuntungan atau kerugian kepemilikan (holding gain or loss) adalah perubahan bersih
dalam nilai wajar sekuritas dari satu periode ke periode lainnya, tidak termasuk penndapatan
dividen atau bunga yang telah diakui tetapi belum diterima. Singkatnya FASB memutuskan
untuk menyesuaikan sekuritas perdagangan ke nilai wajar, pada setiap tanggal pelaporan. Selain
itu, perubahan nilai juga dilaporkan.
Penyesuaian Reklasifikasi
Pelaporan perubahan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dalam laba
komprehensif bersifat langsung kecuali jika sekuritas dijual selama tahun berjalan. Dalam situasi
ini, terjadi perhitungan ganda apabila keuntungan atau kerugian yang direalisasi dilaporkan tidak
hanya sebagai bagian dari laba bersih tetapi juga diperlihatkan sebagai bagian dari laba
komprehensif lain dalam periode berjalan atau dalam periode sebelumnya.
Untuk memastikan bahwa keuntungan dan kerugian tidak dihitung dua kali pada saat
penjualan terjadi, diperlukan suatu penyesuaian reklasifikasi (reclassification adjustment).
PENURUNAN NILAI
Setiap investasi harus dievaluasi pada setiap tanggal pelaporan untuk menentukan apakah
investasi itu mengalami penurunan nilai. Jika penurunan nilai itu dianggap tidak temporer,maka
dasar biaya dari setiap sekuritas diturunkan sampai kedasar biaya yang baru. Jumlah penurunan
itu diperhitungkan sebagai kerugian yang direalisasi dan karenannya dimasukkan dalm laba
bersih.
Untuk sekuritas hutang pengujian penurunan nilai ditujukan untuk menentukan apakah
kemungkinan besar bahwa investor tidak akan bisa menagih seluruh jumlah yang terutang
menurut persyaratan kontraktual.Untuk sekuritas ekuitas setiap kali nilai yang dapat direaliasi
jumlahnya lebih rendah dari pada jumlah tercatat investasi maka harus dipertimbangakan bahwa
telah terjadi penurunan nilai.
Ayat jurnal untuk mencatat penurunan nilai:
Kerugian atas penurunan nilai xxx
Penyesuaian nilai wajar sekuritas tersedia untuk dijual xxx
Keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum direalisasi-ekuitas xxx
Sekuritas tersedia untuk dijual xxx
Kenaikan dan penurunan nilai wajar sesudahnya atas sekuritas yang tersedia untuk dijual
yang sudah melkemah nilainya ini akan dicantumkan sebagai laba komperhensif lainya.