Anda di halaman 1dari 76

RESUME MINGGUAN

AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN


PENGAKUAN DAN PENGUKURAN SAK, SAKS, SAK ETAP DAN SAP

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Anggota Kelompok :
1.Dio Rizka (S432102005)
2.Dianing Widya Kusumastuti (S432102004)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2021
Pengakuan dan Pengukuran serta Penyajian dan Pengungkapn Instrumen Keuangan
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan

I. PENGAKUAN DAN PENGUKURAN


1. Pengakuan dan Pengukuran Berdasarkan PSAK No 55
Berdasarkan pernyataan PSAK 50 dimaksudkan untuk menetapkan prinsip-
prinsip untuk menentukan apakah instrumen keuangan merupakan liabilitas atau
ekuitas serta menetapkan prinsip-prinsip untuk menyalinghapuskan aset keuangan
dengan liabilitas keuangan. Bagi entitas penerbit instrumen keuangan, PSAK 53
memuat panduan untuk mengklasifikasikan instrumen keuangan yang diterbitkannya
sebagai aset keuangan, liabilitas keuangan, atau instrumen ekuitas. PSAK 50 juga
mengatur klasifikasi bunga, dividen, kerugian dan keuntungan terkait instrumen
keuangan yang diterbitkan, serta menyatakan kondisi-kondisi yang mengharuskan
entitas menyalinghapuskan aset keuangan dan liabilitas keuangan. Prinsip-prinsip
yang dinyatakan dalam PSAK 50 melengkapi prinsip-prinsip pengakuan dan
pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam PSAK 55 Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.
Prinsip-prinsip dalam PSAK 50 juga melengkapi prinsip-prinsip pengungkapan
informasi terkait aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam PSAK 60 Instrumen
Keuangan: Pengungkapan. Entitas penerbit instrumen keuangan harus
mengklasifikasikan instrumen yang diterbitkannya, atau bagian-bagian komponennya,
pada pengakuan awal sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan, atau instrumen
ekuitas sesuai dengan substansi pengaturan kontraknya serta sesuai dengan definisi
liabilitas keuangan, aset keuangan, dan instrumen ekuitas. Entitas penerbit instrumen
keuangan non-derivatif harus mengevaluasi ketentuan-ketentuan instrumen
keuangannya untuk menentukan apakah instrumen keuangan non-derivatif yang
diterbitkannya itu mengandung komponen liabilitas sekaligus komponen ekuitas.
Tiap-tiap komponen harus diklasifikasi secara terpisah sebagai liabilitas keuangan,
aset keuangan, atau instrumen ekuitas. Instrumen keuangan adalah setiap kontrak
yang menimbulkan aset keuangan bagi satu entitas dan liabilitas keuangan atau
instrumen ekuitas bagi entitas lainnya.

2
2. Tujuan
Tujuan pernyataan ini adalah untuk mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan
pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau
penjualan item non keuangan.
3. Ruang Lingkup
Pernyataan ini diterapkan oleh semua entitas untuk seluruh jenis isntrumen
keuangan, kecuali untuk :
a. Penyertaan pada entitas anak, entitas asosiasi dan ventura bersama.
b. Hak dan kewajiban dalam sewa.
c. Hak dan kewajiban pemberi kerja.
d. Instrumen keuangan terbitan entitas.
e. Hak dan kewajiban yang timbl dalam kontrak asuransi.
f. Kontrak antara pengakuisisi dan penjual dalam kombinasi bisnis.
g. Komitmen pinjaman yang diberikan selain dari yang dijabarkan.
4. Definisi Instrumen Keuangan
Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan
entitas dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain. Aset keuangan
meliputi setiap aset yang menimbulkan hak kontraktual untuk menerima kas atau
keuangan lainnya.Liabilitas keuangan meliputi setiap kewajiban kontrak untuk
membayar kas atau aset keuangan.Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang
memberikan hak residual atau aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh
liabilitasnya.
5. Definisi derivatif Melekat
Derivatif melekat merupakan komponen dari instrumen campiran atau instrument
yang digabungkan dimana didalamnya termasuk pula kontrak utama nonderivatif,
yang mengakibatkan sebagian arus kas yang berasal dari instrumen yang digabungkan
bervariasi seperti derivatif yang berdiri sendiri. Derivatif melekat menyebabkan
sebagian atau seluruh kas yang dipersyaratkan dalam kontrak, dimodifikasi menurut
variabel yang telah ditentukan, antara lain suku bunga, harga isntrumen keuangan,
harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks harga atau suku bunga.
Derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utamanya dan dicatat sebagai
derivatif berdasarkan pernyataan ini jika dan hanya jika:

3
a. Karakteristik ekonomi dan resiko dari derivatif melekat tdak berkaitan erat
dengan karakteristik ekonomi dan resiko dari kontrak utama.
b. Instrumen terpisah yang memiliki persyaratan yang sama dengan derivatif
melekat memenuhi definisi sebagai derivatif.
c. Instrumen campuran tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (dengan
kata lain derivatif yang melekat pada aset keuangan atau liabilitas yang diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi tidak dipisahkan).
Akuntansi Derivatif
a. Dicatat dalam neraca sebagai aset atau kewajiban.
b. Pada nilai wajar.
c. Perubahan atas nlau derivatif dicatat melalui laporan laba rugi kecuali net
investment hedge atau nilai lindung.
6. Kualifikasi Instrumen Keuangan
A. Asset keuangan
1. Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi
Aset keuangan baik yang dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat
pengakuan awal telah ditetapkan oleh entitas untuk diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi.Contohnya, aset derivatif yang ivestasi dalam instrumen
utang dan ekuitas yang dimiliki dalam portofolio diperdagangkan.
2. Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh
temponya telah ditetapkan serta entitas mempunyai intensi positif dan
kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh
tempo.Contohnya, investasi dalam instrumen utang yang mempuyai kuotasi
harga dimana entitas memiliki niat dan mampu memiliki hingga jautuh tempo.
3. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak
mempunyai kuotasi harga dipasar aktif. Contohnya, piutang usaha, pinjaman
yang diberikan dan piutang wesel.
4. Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual
Aset keuangan yang dirancang sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak
diklasifikasikan dalam ketiga kategori diatas. Contohnya, investasi dalam
instrumen utang dan ekuitas yang tidak termasuk dalam kategori lain.
B. Liabilitas Keuangan

4
1. Liabiliats Keuangan yang Diukur Pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi
Liabilitas keuangan baik yang dimiliki untuk diperdagangkan atau ditetapkan
pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh entitas untuk diukur pada
nilai wajar melalu laba rugi. Contohnya, liabilitas derivatif dan liabilitas
diperdagangkan lainnya.
2. Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi
Semua liabilitas lainya selain daripada liabilitas yang dinilai pada nilai wajar
melalui laba rugi. Contohnya, utang usaha, utang wesel dan efek utang yang
diterbitkan.
C. Taining
Entitas tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi yang
dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu
dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi yang
dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yag lebih dari jumlah yang tidak
signifikan sebelum jatuh tempo. Terdapat pengecualian atas aturan tainting
tersebut jika penjualan atau reklasifikasi tersebut:
1. Dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal
pembelian kembali. Contohnya, kurang dari tiga bulan sebelum jatuh tempo.
2. Terjadi setelah entitas telah memperoleh secara substansialseluruh jumlah
pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau entitas telah
memperoleh pelunasan dipercepat.
3. Terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali entitas, tidak
berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh entitas.
7. Pengukuran Instrumen Keuangan
A. Pengukuran Awal
Pada saat pengukuran awal, entitas pada umumnya mengukur aset keuangan
menggunakan akuntansi tanggal transaksi pada nilai wajar ditambah biaya
transaksi kecali aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.Aset
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi pada awalnya hanya
diakui pada nilai wajar.
Biaya transaksi adalah biaya-biaya tambahan seperti biaya pendaftaran dan komisi
lain yang ditetapkan, biaya yang dibayarkan kepada penasehat hukum, akuntan,
dan penasehat profesional lain, biaya percetakan dan materai.

5
Biaya transaksi ini meliputi fee dan komisi yang dibayarkan pada para agen,
konsultan, perantara efek dan pedagang efek berupa pungutan wajib yang
dilakukan oleh pihak regulator dan bursa efek, serta pajak dan bea yang
dikenakan atas transfer yang dilakukan. Biaya-biaya transaksi tidak termasuk
premium dan diskonto utang, biaya pendanaan.Biaya penyimpanan maupun
administrasi.
B. Pengukuran Berikutnya
Setelah pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur pada nilai
wajar, biaya perolehan diamortisasi atau biaya perolehan tergantung klasifikasi
apakah nilai wajar dapat ditentuka dengan andal. Pengukuran awal dan
pengukuran berikutnya atas instrumen keuangan dan perlakuan akuntansi atas
perubahan nilai wajar (keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum
direalisasi) diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Biaya Perolehan
Biaya perolehan adalah jumlah aset yang diperoleh atau liabilitas yang
diselesaikan, termasuk biaya transaksi. Setelah perolehan awal, hanya satu
tipe instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan yaitu investasi
dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dipasar aktif dan
nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, serta derivatif yang terkait
dengan dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak
memiliki kuotasi harga dipasar aktif tersebut, diukur pada biaya perolehan.
2) Biaya Perolehan Diamortisasi
Setelah pengukuran awal, kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan ini
diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku
bunga efektif dilaporan posisi keuangan.Investasi yang dimiliki hingga jatuh
tempo seperti pinaman yang diberikan dan piutang serta liabilitas keuangan
lainnya. Biaya perolehan diamortisasi adalah biaya perolehan dan aset atau
liabilitas setelah disesuaikan jika layak untuk mencapai suatu suku bunga
efektif yang konstan selama umur aset atau liabilitas. Dengan kata lain, biaya
perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dikurangi
pembayaran pokok, ditambah dan dikurangi dengan akumulasi amortisasi
berdasarkan metode suku bunga efektif dan dikurangi penurunan nilai atau
nilai yang tidak dapat ditagih.

6
3) Nilai Wajar
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu
liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar.Kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan
pada umumnya diukur pada nilai wajar dilaporan posisi keuangan seperti aset
keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi, aset keuangan tersedia untuk
dijual, dan liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi.
8. Penghentian Pengakuan
A. Penghentian Pengakuan Aset Keuangan
Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika:
1) Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut
berakhir.
2) Entitas mentransfer aset keungan yang memenuhi kriteria penghentian
pengakuan.
B. Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan
Entitas mengeluarkan kewajiban keuangan dari neracanya, jika dan hanya jika
kewajiban keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan
dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.
9. Lindung Nilai (Hedging)
Lindung nilai merupakan derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai;
atau aset keuangan nonderivatif atau liabilitas keuangan nonderivatif yang telah
ditetapkan untuk tujuan lindung nilai (hanya untuk lindung nilai atas risiko perubahan
nilai tukar mata uang asing), yang nilai wajar atau arus kasnya diperkirakan dapat
saling hapus dengan perubahan nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindung nilai.
A. Penetapan Item yang Dilindung Nilai
1) Jika item yang dilindung nilai merupakan aset nonkeuangan atau liabilitas
nonkeuangan, maka item tersebut ditetapkan sebagai item yang dilindung
nilai (a) terhadap risiko perubahan nilai tukar, atau (b) untuk keseluruhan
nilainya terhadap seluruh risiko, karena adanya kesulitan untuk memisahkan
dan mengukur secara tepat bagian atas perubahan arus kas atau nilai wajar
yang disebabkan oleh risiko spesifik selain dari risiko perubahan nilai tukar.
2) Aset atau liabilitas yang serupa dijumlahkan dan dilindung nilai sebagai
sebuah kelompok hanya jika secara individual aset atau liabilitas dalam

7
kelompok tersebut memiliki eksposur risiko yang ditetapkan sebagai risiko
yang dilindung nilai.
3) Entitas menilai efektivitas lindung nilai dengan membandingkan perubahan
nilai wajar atau perubahan arus kas atas instrumen lindung nilai (atau
kelompok instrumen serupa yang melindung nilai) dengan item yang dilindung
nilai (atau kelompok item serupa yang dilindung nilai).
B. Akuntansi Lindung Nilai
1) Lindung Nilai Atas Nilai Wajar
Merupakan lindung nilai terhadap:
 Perubahan nilai wajar atas aset atau kewajiban yang telah diakui.
 Komitmen pasti yang belum diakui, atau bagian yang telah
diidentifikasi dari aset, kewajiban, atau komitmen pasti tersebut, yang
dapat diatribusikan pada risiko tertentu dan dapat memengaruhi
laporan laba rugi.
Dicatat sebagai:
 keuntungan atau kerugian yang berasal dari pengukuran kembali
instrumen lindung nilai pada nilai wajar (untuk instrumen lindung nilai
derivatif) atau komponen mata uang asing dari nilai tercatat yang
diukur berdasarkan PSAK diakui pada laba rugi.
 keuntungan atau kerugian atas item yang dilindung nilai yang dapat
diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai dengan menyesuaikan
nilai tercatat item yang dilindung nilai dan diakui pada laba rugi.
 Ketentuan ini berlaku jika item yang dilindung nilai tidak diukur pada
biaya perolehan.
 Pengakuan keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan pada
risiko yang dilindung nilai pada laba rugi diterapkan jika item yang
dilindung nilai merupakan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam
kelompok tersedia untuk dijual.
2) Lindung Nilai Atas Arus Kas
Merupakan lindung nilai terhadap eksposur variabilitas arus kas yang:
 Dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan aset atau
kewajiban yang telah diakui misalnya seluruh atau sebagian .
 Pembayaran bunga di masa depan atas utang dengan suku bunga
variabel) atau yang dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang

8
terkait dengan prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi,
dan
 Dapat memengaruhi laporan laba rugi.
Dicatat sebagai:
 bagian dari keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai
yang ditetapkan sebagai lindung nilai yang efektif diakui dalam
pendapatan komprehensif lain; dan
 bagian yang tidak efektif atas keuntungan atau kerugian dari
instrumen lindung nilai diakui dalam laba rugi.

Jika suatu lindung nilai kemudian menimbulkan pengakuan suatu aset atau
liabilitas keuangan, maka keuntungan atau kerugian terkait yang sebelumnya
diakui pendapatan komprehensif direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi
sebagai penyesuaian.Untuk aset non keuangan dimasukkan sebagai haga
perolehan.

3) Lindung Nilai Atas Investasi Neto Pada Operasi di Luar Negeri


 Hal ini sama seperti lindung nilai pada arus kas
 Lindung nilai yang efektif untuk diungkapkan dalam modal ekuitas
 Lindung nilai yang tidak efektif untuk diungkapkan dalam laporan laba
rugi
 Operasi asing di bidang mata uang asing
C. Kriteria Lindung Nilai
1. Pada saat dimulainya lindung nilai terdapat penetapan dan
pendokumentasian formal atas hubungan lindung nilai dan tujuan manajemen
risiko entitas serta strategi pelaksanaan lindung nilai.
2. Lindung nilai diharapkan sangat efektif dalam rangka saling hapus atas
perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas.
3. Untuk lindung nilai atas arys kas, suatu prakiraan transaksi yang merupakan
subjek dari suatu lindung nilai harus bersifat kemugkinan terjadi dan terdapat
eksposur perubahan arus kas yang dapat memengaruhi laporan laba rugi.
4. Efektivitas lindung nilai dapat diukur secara andal.
5. Lindung nilai dinilai secara berkesinambungan dan ditentukan bahwa
efektifitasnya sangat tinggi sepanjang periode pelaporan keuangan dimana
lindung nilai tersebut ditetapkan.

9
D. Item Yang Dilindung Nilai
1. Penerbitan utang dengan suku bunga tetap yang telah diantisipasi.
2. Derivatif.
3. Deposito inti tak berwujud.
4. Aliran pendapatan dalam mata uang asing dimasa datang.
E. Instrumen Lindung Nilai
1. Lindung nilai menggunakan aset atau liabilitas keuangan non derivatif.
2. Lindung nilai internal.
3. Lindung nilai terhadap eksposur nilai wajar dari obligasi mata uang asing.
4. Akuntansi lindung nilai : penggunaan opsi yang diterbitkan dalam instrume
lindung nilai yang digabungkan.
5. Kontrak derivatif internal yang saling hapus digunakan untuk mengelola risiko
suku bunga.

10
II. PENYAJIAN BERDASARKAN PSAK NO 50 BAGIAN I
1. Tujuan Berdasarkan PSAK No 50
Tujuan Pernyataan ini adalah untuk menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan
sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.
Prinsip-prinsip yang terdapat dalam Pernyataan ini melengkapi prinsip pengakuan dan
pengukuran aset keuangan dan liabilitas dalam PSAK 55: Intrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran, dan pengungkapan informasi mengenai aset keuangan
dan liabilitas keuangan tersebut yang terdapat dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan:
Pengungkapan.
2. Ruang Lingkup
A. Diterapkan oleh seluruh entitas untuk seluruh jenis instrumen keuangan, kecuali:
1) Penyertaan pada entitas anak, entitas asosiasi, atau ventura
2) Hak dan kewajiban pemberi kerja
3) Kontrak asuransi
4) Instrumen keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 62
5) Instrumen keuangan, kontrak, dan kewajiban dalam transaksi pembayaran
berbasis saham.
B. Diterapkan pada kontrak pembelian atau penjualan item non keuangan yang
dapat diselesaikan:
1) Secara neto dengan kas atau instrument keuangan lain, atau;
2) Dengan mempertukarkan instrumen keuangan, seolah-olah kontrak tersebut
adalah instrument keuangan, dengan pengecualian untuk kontrak yang
disepakati dan dimaksudkan untuk terus dimiliki dengan tujuan untuk
menerima atau menyerahkan item nonkeuangan sesuai dengan persyaratan
pembelian, penjualan, atau penggunaan yang diperkirakan oleh entitas.
3. Komponen PSAK 50
A. Asset Keuangan
Aset keuangan adalah setiap aset yang berbentuk :
1) Kas
2) Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain
3) Hak kontraktual :
 Untuk menerima kas atau aset keuangan lain dari entitas lain; atau

11
 Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan
dengan entitas lain dalam kondisi yang berpotensi menguntungkan
entitas tersebut
4) Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan
instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan :
 Non derivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan
untuk menerima suatu jumlah yang bervariasi dari instrument
ekuitas yang diterbitkan entitas; atau
 Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan
mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain
dengan sejumlah tertentu instrument ekuitas yang diterbitkan
entitas.
B. Instrumen Ekuitas
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas
aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.
C. Instrumen Keuangan
Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset
keuangan entitas dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.
D. Puttable Instrument (instrumen yang mempunyai fitur opsi jual)
Puttable instrument adalah instrumen keuangan yang memberikan hak
kepada pemegangnya untuk menjual kembali instrumen kepada penerbit dan
memperoleh kas atau aset keuangan lain atau secara otomatis menjual
kembali kepada penerbit pada saat terjadinya pada saat terjadinya suatu
peristiwa yang tidak pasti di masa depan atau kematian atau purnakarya dari
pemegang instrumen.
E. Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa :
1) Kewajiban kontraktual:
 Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain;
atau
 Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan
dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan entitas tersebut;

12
2) Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu:
 Non derivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk
menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas; atau
 Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan
mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain
dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.
F. Nilai wajar
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau
harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi
teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

LANJUTAN BAGIAN II
1. Liabilitas dan Ekuitas
Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan awal mengklasifikasikan
instrumen tersebut atau komponennya sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan,
atau instrument ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi
liabilitas keuangan, aset keuangan, dan instrument ekuita . Suatu intrumen keuangan
dikatakan sebagai instrument ekuitas jika, dan hanya jika, dua kondisi berikut
terpenuhi, yaitu:
1) Intrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual :
 Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain;
atau
 Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan
dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan penerbit.
2) Jika instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas, instrumen tersebut merupakan:
 Nonderivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi
penerbitnya untuk menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas; atau

13
 Derivatif yang akan diselesaikan hanya dengan mempertukarkan
sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah
tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.
Instrumen keuangan yang mempunyai fitur opsi jual

G. Instrumen keuangan yang mempunyai fitur opsi jual


Instrumen keuangan yang mempunyai fitur opsi jual mencakup kewajiban
kontraktual bagi penerbit untuk membeli kembali atau menebus instrument
tersebut dan menerima kas atau aset keuangan lain pada saat melakukan
eksekusi opsi jual tersebut. Instrumen keuangan yang mencakup kewajiban
tersebut dikategorikan sebagai instrumen ekuitas jika memenuhi fitur-fitur
berikut:
1) Memberikan hak kepada pemegangnya atas bagian prorate aset neto
entitas pada saat entitas dilikuidasi.
2) Instrumen berada dalam kelas instrumen yang merupakan subordinat dari
seluruh kelas instrumen lain.
3) Seluruh instrumen keuangan yang berada pada kelas instrumen yang
merupakan subordinat dari seluruh kelas instrument lain memiliki fitur
yang identik.
4) Selain kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk membeli kembali atau
menebus instrument dan menerima kas atau aset keuangan lain,
instrument tersebut tidak tersebut tidak termasuk kewajiban kontraktual
untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain, atau
untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan
entitas lain dalam kondisi dalam kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan bagi entitas tersebut, dan bukan suatu kontrak yang akan
atau mungkin diselesaikan dengan instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas.
H. Instrumen, atau Komponen Instrumen, yang Mensyaratkan Kewajiban kepada
Entitas untuk Menyerahkan kepada Pihak Lain Bagian Prorata aset Neto
Entitas Hanya pada saat Likuidasi. Beberapa instrumen keuangan termasuk
kewajiban kontraktual bagi entitas penerbit untuk menyerahan kepada entitas
lain bagian prorata aset neto hanya pada saat likuidasi. Kewajiban timbul
karena likuidasi pasti terjadi dan berada di luar kendali entitas (sebagai

14
contoh, umur entitas yang terbatas) atau tidak pasti terjadi namun
berdasarkan opsi dari pemegang instrument. Sebagai pengecualian dari
definisi liabilitas keuangan, suatu instrument yang mencakup kewajiban
tersebut diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas jika memiliki seluruh fitur
berikut:
1) Memberikan hak kepada pemegangnya atas bagian prorata aset neto
entitas pada saat entitas dilikuidasi.
2) Instrumen berada pada kelas instrument yang merupakan subordinat
dari seluruh kelas instrument lain.
3) Seluruh instrumen keuangan yang berada pada kelas instrumen yang
merupakan subordinat dari seluruh kelas instrumen lain harus
memiliki kewajiban kontraktual identik bagi entitas penerbit untuk
menyerahkan bagian prorate aset neto pada saat likuidasi.
I. Tanpa Kewajiban Kontraktual untukMenyerahkan Kas atau Aset Keuangan
Lain
Fitur penting dalam membedakan antara liabilitaskeuangan dan instrumen
ekuitas adalah adanyakewajiban kontraktual salah satu pihak dari instrumen
keuangan (penerbit), untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada
pihak lain (pemegang), atau untuk mempertukarkan aset keuangan atau
liabilitas keuangan dengan pemegang instrumen ekuitas dalam kondisi yang
berpotensi tidak menguntungkan pihak penerbit. Meskipun pemegang
instrumen ekuitas mungkin berhak menerima dividen atau bentuk distribusi
ekuitas lain secara prorata, penerbit tidak memiliki kewajiban kontraktual
untuk melakukan distribusi tersebut karena penerbit instrumen ekuitas
tidakdiwajibkan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pihak
lain.
J. Penyelesaian dengan Instrumen Ekuitas yang Diterbitkan Entitas
Suatu kontrak bukan merupakaninstrumen ekuitas hanya semata-mata
karena kontrak tersebut menyebabkan entitas menerimaatau menyerahkan
instrumen ekuitas yang diterbitkannya. Entitas mungkin memiliki hak atau
kewajiban kontraktual untuk menerima atau menyerahkan saham yang
diterbitkan atau instrumen ekuitas lain dalam jumlah yang bervariasi sehingga
nilai wajar dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas yang akan diterima
atau diserahkan tersebut setara dengan nilai hak atau kewajiban

15
kontraktualnya. Hak atau kewajiban kontraktual tersebut dapat berupa nilai
yang telah ditetapkan atau nilai yang berfluktuasi, baik sebagian maupun
seluruhnya, bergantung pada perubahan variabelnya selain dari harga pasar
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut (contohnya tingkat suku
bunga, harga komoditas, atau harga instrumen keuangan).

K. Ketentuan Penyelesaian Kontijensi


Instrumen keuangan dapat mensyaratkan entitas untuk menyerahkan kas
atau aset keuangan lain atau jika tidak, menyelesaikannya sebagaimana jika
instrumen tersebut merupakan liabilitas keuangan, dalam keadaan terjadi
atau tidak terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti di masa depan (atau
hasil dari keadaan yang tidak pasti) yang berada di luar kendali penerbit
maupun pemegang instrumen, seperti perubahan dalam indeks pasar modal,
indeks harga konsumen, suku bangsa atau ketentuan perpajakan, atau
pendapatan, laba neto, atau rasio uang terhadap modal penerbit dimasa
depan. Penerbit instrumen tersebut tidak memiliki hak tanpa syarat untuk
tidak menyerahkan kas atau aset keuangan lain (atau jika tidak, untuk
menyelesaikan seperti jika instrumen tersebut berupa liabilitas keuangan bagi
penerbit, kecuali jika:
1) Bagian dari penyelesaian kontinjensi yang mensyaratkan penyelesaian
secara kasnatau melalui penyerahan aset keuangan lain
2) Penerbit dapat disyaratkan untuk menyelesaikan kewajibannya
dengan atau penyerahan aset keuangan lain
3) Instrumen tersebut memiliki seluruh fitur dan memenuhi kondisi yang
telah ditentukan
L. Pilihan Penyelesaian
Jika instrumen keuangan derivatif memberi kepada salah satu pihak pilihan
cara penyelesaian (contohnya penerbit atau pemegang instrumen saham
dengan kas), maka instrumen tersebut adalah aset keuangan atau liabilitas
keuangan, kecuali jika seluruh alternatif penyelesaian yang ada
menjadikannya sebagai instrumen ekuitas.

2. Intrumen Keuangan Majemuk

16
Penerbit instrument keuangan nonderivatif mengevaluasi persyaratan instrumen
keuangan untuk menentukan apakah instrumen tersebut mengandung komponen
liabilitas dan ekuitas. Entitas mengakui secara terpisah komponen instrumen
keuangan yang menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas; dan memberikan opsi
bagi pemegang instrument untuk mengkonversi instrumen keuangan tersebut
menjadi instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan.
3. Saham Tresuri
Jika entitas memperoleh kembali instrumen ekuitasnya, maka instrumen tersebut
(saham tresuri) dikurangkan dari ekuitas.Keuntungan atau kerugian yang timbul dari
pembelian, penjualan, penerbitan, atau pembatalan instrument ekuitas entitas
tersebut tidak diakui dalam laba rugi. Saham tresuri tersebut dapat diperoleh dan
dimiliki oleh entitas yang bersangkutan atau oleh anggota lain dalam kelompok usaha
yang dikonsolidasi. Imbalan yang dibayarkan atau diterima diakui secara langsung di
ekuitas.
4. Saling Hapus Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapuskan dan nilai netonya disajikan
dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, entitas :
1) Saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan
saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan
2) Berintensi untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset
dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan\
Dalam akuntansi untuk pengalihan aset keuangan yang tidak memenuhi kualifikasi
penghentian pengakuan, entitas tidak dapat melakukan saling hapus aset keuangan
yang dialihkan dan liabilitas terkait. Pernyataan ini mensyaratkan penyajian aset
keuangan dan liabilitas keuangan secara neto jika penyajian tersebut mencerminkan
arus kas masa depan yang diharapkan entitas dari penyelesaian dua atau lebih
instrument keuangan terpisah. Saling hapus antar aset keuangan dan liabilitas
keuangan yang diakui dan penyajian jumlah neto berbeda dengan penghentian
pengakuan aset keuangan atau liabilitas keuangan.
Hak untuk melakukan saling hapus merupakan hak hukum debitur, baik dalam bentuk
kontrak maupun cara lain, untuk menyelesaikan atau mengeliminasi seluruh atau
sebagian jumlah yang dibayarkan kepada kreditur dengan cara membandingkan
jumlah yang harus dibayarkan dan piutang kepada kreditur yang bersangkutan.
Adanya hak yang dapat dipaksakan untuk saling hapus atas aset keuangan dan

17
liabilitas keuangan mempengaruhi hak dan kewajiban yang terkait dengan aset
keuangan dan liabilitas keuangan, serta mungkin mempengaruhi eksposur entitas atas
resiko kredit dan resiko likuiditas. Kondisi ketika aset keuangan dan liabilitas keuangan
disalinghapuskan dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan umumnya
tidak dapat dipenuhi dan saling hapus biasanya tidak tepat jika:
1) Beberapa instrument keuangan yang berbeda digunakan untuk meniru fitur
yang terdapat dalam instrument keuangan tunggal (instrumen sintetis)
2) Aset keuangan dan liabilitas keuangan timbul dari instrumen keuangan
dengan eksposur risiko utama yang sama
3) Aset keuangan atau aset lain dijaminkan sebagai agunan untuk liabilitas
keuangan yang bersifat non-recourse
4) Aset keuangan ditempatkan oleh debitur dalam wali amanat untuk keperluan
pelunasan kewajiban tanpa aset keuangan tersebut diterima oleh kreditur
pada saat penyelesaian kewajiban
5) Kewajiban yang timbul akibat dari kejadian yang menyebabkan kerugian
diperkirakan dapat dipulihkan melalui pihak ketiga dengan klaim kontrak
asuransi
III. PENGUNGKAPAN BERDASARKAN PSAK No 60
1. Tujuan
Tujuan PSAK ini adalah mensyaratkan entitas untuk menyediakan pengungkapan dalam
laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi:
1) Signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan entitas;
dan
2) Sifat dan cakupan risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas
terekspos selama periode dan akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas
mengelola risiko tersebut.
2. Ruang Lingkup
PSAK ini diterapkan pada instrumen keuangan yang diakui dan yang tidak diakui.
Instrumen keuangan yang diakui termasuk aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam
ruang lingkup PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Instruen
keuangan yang tidak diakui termasuk beberapa instrumen keuangan yang meskipun di
luar ruang lingkup PSAK 55 namun termasuk dalam ruang lingkup PSAK ini (seperti
beberapa komitmen pinjaman).
3. Kelompok Instrumen Keuangan dan Tingkat Pengungkapan

18
Entitas mengelompokan instrumen keuangan menjadi kelompok-kelompok sesuai
dengan sifat informasi yang diungkapkan dan mempertimbangkan karakteristik dari
instrumen keuangan tersebut. Entitas menyediakan informasi yang cukup untuk
memungkinkan rekonsiliasi terhadap setiap baris pos yang disajikan dalam laporan
posisi keuangan

4. Laporan Posisi Keuangan


A. Kategori Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Nilai tercatat untuk setiap kategori berikut, sebagaimana didefinisikan dalam
PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran,
diungkapkan dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan:
1) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,
menunjukkan secara terpisah:
 aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi pada saat pengakuan awal; dan
 aset keuangan yang dikategorikan sebagai dimiliki untuk
diperdagangkan sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2006).
2) investasi dimiliki hingga jatuh tempo;
3) pinjaman yang diberikan dan piutang;
4) iabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,
menunjukkan secara terpisah,
 liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal; dan
 iabilitas keuangan yang dikategorikan sebagai dimiliki untuk
diperdagangkan sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2006) dan liabilitas
keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
B. Aset Keuangan atau Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui
Laporan Laba rugi
Jika entitas telah menetapkan pinjaman yang diberikan atau piutang (atau
kelompok pinjaman yang diberikan atau kelompok piutang) untuk diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi, maka entitas mengungkapkan:
1) eksposur maksimum terhadap risiko kredit (lihat paragraf 38(a)) dari
pinjaman yang diberikan atau piutang (atau kelompok pinjaman yang
diberikan atau piutang) pada akhir periode pelaporan.

19
2) jumlah derivatif kredit yang terkait atau instrumen serupa yang
mengurangi eksposur maksimum terhadap risiko kredit tersebut.
3) jumlah perubahan, selama periode dan secara kumulatif, nilai wajar
pinjaman yang diberikan atau piutang (atau kelompok pinjaman yang
diberikan atau piutang) yang dapat diatribusikan pada perubahan risiko
kredit atas aset keuangan yang ditentukan diantara:(i) sebagai jumlah
perubahan nilai wajar yang tidak dapat diatribusikan pada perubahan-
perubahan kondisi pasar yang meningkatkan risiko pasar; atau(ii)
menggunakan metode alternatif yang diyakini entitas lebih
menggambarkan secara jujur jumlah perubahan nilai wajar yang dapat
diatribusikan pada perubahan-perubahan risiko kredit atas asset.
4) Jumlah perubahan nilai wajar dari derivatif kredit yang terkait atau
instrumen sejenis yang terjadi selama periode dan secara kumulatif sejak
pinjaman yang diberikan atau piutang ditetapkan.
Entitas mengungkapkan terhadap eksposur maksimum terhadap risiko kredit:
1) jumlah perubahan, selama periode dan secara kumulatif, nilai wajar
liabilitas keuangan yang dapat diatribusikan pada perubahan risiko kredit
atas liabilitas yang ditentukan diantara:(i) sebagai jumlah perubahan
dalam nilai wajar yang tidak dapat diatribusikan pada perubahan kondisi
pasar yang meningkatkan risiko pasar (lihat Lampiran B paragraf B4);
atau(ii) menggunakan metode alternatif yang diyakini entitas lebih
menggambarkan secara jujur jumlah perubahan dalam nilai wajar yang
dapat diatribusikan pada perubahan risiko kredit atas liabilitas.
Perubahan-perubahan kondisi pasar yang dapat meningkatkan risiko
pasar termasuk perubahan suku bunga acuan, harga instrumen keuangan
entitas lain, harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, atau indeks
harga atau tarif. Untuk kontrak yang memiliki fitur unit-link, perubahan
kondisi pasar termasuk perubahan kinerja yang terkait dengan dana
investasi internal atau eksternal.
2) perbedaan antara jumlah tercatat liabilitas keuangan dan jumlah yang
disyaratkan secara kontraktual bagi entitas untuk membayar pada saat
jatuh tempo kepada pemegang kewajiban tersebut.
Entitas mengungkapkan:

20
1) metode yang digunakan untuk memenuhi persyaratan pada paragraf 9(c)
dan 10(a).
2) jika entitas meyakini bahwa pengungkapan yang memenuhi persyaratan
pada paragraf 9(c) atau 10(a) tidak menyajikan secara jujur perubahan
nilai wajar aset keuangan atau liabilitas keuangan yang dapat
diatribusikan pada perubahan risiko kredit, alasan-alasan yang menghasilkan
kesimpulan tersebut dan faktor-faktor relevan yang dipercayai entitas

C. Reklasifikasi
Jika entitas telah mereklasifikasi aset keuangan (sesuai dengan paragraf 52-55
PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran)
dengan satu pengukuran:
1) pada biaya perolehan atau biaya perolehan diamortisasi, dan bukan nilai
wajar; atau
2) pada nilai wajar; dari pada biaya perolehan atau biaya perolehan
diamortisasi,
maka entitas mengungkapkan jumlah yang direklasifikasi ke dan dari setiap
kategori dan alasan reklasifikasi.
D. Penghentian Pengakuan
Entitas mungkin telah mentransfer aset keuangan sedemikian rupa sehingga
sebagian atau semua aset keuangan tidak memenuhi kualifikasi penghentian-
pengakuan (lihat paragraf 15-37 PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran). Entitas mengungkapkan untuk setiap kelompok aset
keuangan:
1) jenis aset;
2) jenis risiko dan manfaat atas kepemilikan yang tetap berada pada entitas;
3) saat entitas melanjutkan pengakuan seluruh aset jumlah nilai tercatat aset
dan liabilitas yang terkait; dan
4) saat entitas melanjutkan pengakuan aset sejauh keterlibatan-
berkelanjutannya, total nilai tercatat dari aset awal, jumlah aset dimana
entitas melanjutkan pengakuan, dan jumlah tercatat liabilitas yang terkait.
E. Agunan

21
Entitas mengungkapkan:
1) jumlah tercatat aset keuangan yang dijaminkan sebagai agunan untuk
liabilitas atau liabilitas kontinjensi, termasuk jumlah yang telah
direklasifikasi sesuai dengan paragraf 37(a) PSAK 55 (revisi 2006):
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran; dan(
2) syarat dan kondisi yang terkait dengan penjaminan tersebut.15.
Ketika entitas memiliki agunan (aset keuangan atau aset nonkeuangan) dan
diijinkan untuk menjual atau menjaminkan kembali tanpa didahului wanprestasi
oleh pemilik agunan, maka entitas mengungkapkan:
1) nilai wajar agunan yang dimiliki;
2) nilai wajar dari setiap agunan yang dijual atau dijaminkan kembali, dan
apakah entitas berkewajiban untuk mengembalikan agunan tersebut;
dan
3) syarat dan kondisi yang terkait dengan penggunaan agunan tersebut
F. Penyisihan Kerugian Kredit
Entitas mengungkapkan suatu rekonsiliasi perubahan pada akun tersebut selama
periode untuk setiap kelompok aset keuangan.
G. Instrumen Keuangan Majemuk Dengan Beberapa Derivatif Melekat
Jika entitas menerbitkan instrumen yang mengandung komponen liabilitas dan
ekuitas (lihat PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian paragraf 31)
dan instrumen tersebut memiliki beberapa derivatif melekat yang nilainya
saling btergantung satu sama lain (seperti callable convertible debt instrument),
maka entitas mengungkapkan keberadaan fitur tersebut.
H. Wanprestasi dan Pelanggaran
Untuk pinjaman diterima (loan payable) yang diakui pada akhir periode pelaporan,
entitas mengungkapkan:
1) rincian setiap wanprestasi selama periode dari pokok, bunga, dana
pelunasan (sinking fund), atau syarat penarikan atas pinjaman diterima
tersebut;
2) jumlah tercatat pinjaman diterima yang mengalami wanprestasi pada
akhir periode pelaporan; dan
3) apakah wanprestasi telah diselesaikan, atau syarat pinjaman diterima
telah dinegosiasi ulang, sebelum laporan keuangan secara resmi
diterbitkan

22
Jika, selama periode, terdapat pelanggaran atas syarat perjanjian pinjaman selain
yang diuraikan pada paragraf 18, maka entitas mengungkapkan informasi yang
sama seperti yang disyaratkan pada paragraf 18 jika pelanggaran tersebut
memungkinkan pemberi pinjaman untuk meminta percepatan pembayaran
kembali (kecuali pelanggaran telah diselesaikan, atau syarat pinjaman telah
dinegosiasi ulang, pada atau sebelum akhir periode pelaporan).

5. Laporan Laba Rugi Komprehensif


A. Pos-pos Penghasilan, Beban, Keuntungan atau Kerugian
Entitas mengungkapkan pos penghasilan, beban, keuntungan atau kerugian
berikut ini pada laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan
keuangan:
1) Laba atau rugi neto pada:
 aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi, yang menunjukkan secara terpisah aset
keuangan atau liabilitas keuangan yang telah ditetapkan untuk diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal, dan
aset keuangan atau liabilitas keuangan yang dikategorikan sebagai
dimiliki untuk diperdagangkan sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2006)
 aset keuangan tersedia untuk dijual, yang menunjukkan secara terpisah
jumlah keuntungan atau kerugian yang diakui pad pendapatan
komprehensif lain selama periode, dan jumlah yang dipindahkan dari
ekuitas ke dalam laporan laba rugi untuk periode tersebut;
 investasi dimiliki hingga jatuh tempo;
 pinjaman yang diberikan dan piutang; dan liabilitas keuangan yang diukur
pada biaya perolehan diamortisasi.
2) total pendapatan bunga dan total beban bunga (dihitung dengan
menggunakan metode suku bunga efektif) untuk aset keuangan atau
liabilitas keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi;
3) pendapatan dan beban imbalan (selain jumlah yang termasuk dalam
penentuan suku bunga efektif) yang timbul dari aset keuangan atau
liabilitas keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi; dan aktivitas wali amanat dan aktivitas gadai lainnya yang

23
mengakibatkan kepemilikan atau investasi aset atas nama individu, wali
amanat, program manfaat pensiun, dan institusi lain;
4) pendapatan bunga dari aset keuangan yang mengalami penurunan nilai
yang diakru sesuai dengan paragraf PA109 PSAK 55; dan
5) jumlah kerugian penurunan nilai untuk setiap kelompok aset keuangan.
6. Pengungkapan Lain
A. Kebijakan Akuntansi
Sesuai dengan PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan paragraf 114,
entitas mengungkapkan dalam ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan, dasar
pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi lain yang relevan untuk pemahaman suatu laporan keuangan.
B. Akuntansi Lindung Nilai
Untuk entitas lindung nilai, maka entitas mengungkapkan sebagai berikut:
1) periode ketika arus kas diekspektasikan terjadi dan ketika arus kas
diekspektasikan mempengaruhi laporan laba rugi;
2) uraian atas prakiraan transaksi dimana akuntansi lindung nilai sebelumnya
telah digunakan, namun tidak lagi diekspektasikan untuk terjadi;
3) jumlah yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain selama periode;
4) jumlah yang dipindahkan dari ekuitas ke dalam laporan laba rugi untuk
periode tersebut yang menunjukkan jumlah yang termasuk dalam setiap
pos pada pendapatan komprehensif lain; dan
5) jumlah yang dipindahkan dari ekuitas selama periode dan termasuk dalam
biaya perolehan awal atau jumlah tercatat lain dari aset nonkeuangan atau
liabilitas nonkeuangan yang perolehan atau terjadinya merupakan suatu
prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi yang dilindung nilai.
Entitas mengungkapkan secara terpisah:
1) dalam lindung nilai atas nilai wajar, keuntungan atau kerugian:(i) atas
instrumen lindung nilai; dan(ii) atas item yang dilindung nilai yang dapat
diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai.
2) ketidakefektifan yang diakui dalam laporan laba rugi yang timbul dari lindung nilai
atas arus kas; dan
3) ketidakefektifan yang diakui dalam laporan laba rugi yang timbul dari lindung nilai
atas investasi neto pada operasi luar negeri.
7. Nilai Wajar

24
Kecuali yang diuraikan pada paragraf 31, untuk setiap kelompok aset keuangan dan
liabilitas keuangan (lihat paragraf 6), entitas mengungkapkan nilai wajar dari kelompok
aset dan liabilitas keuangan tersebut dengan cara yang memungkinkan untuk
dibandingkan dengan jumlah tercatatnya.
Dalam pengungkapan nilai wajar maka entitas mengelompokkan aset keuangan dan
liabilitas keuangan dalam kelompok-kelompok, namun saling hapus diantara mereka
sepanjang jumlah tercatatnya saling hapus dalam laporan posisi keuangan.
Entitas mengungkapkan untuk setiap kelompok instrumen keuangan metode dan,
ketika teknik penilaian digunakan, asumsi yang diterapkan dalam menentukan nilai
wajar untuk setiap kelompok aset keuangan atau liabilitas keuangan. Misalnya, jika
dapat diterapkan, entitas mengungkapkan informasi tentang asumsi yang terkait dengan
tingkat pembayaran dipercepat, tingkat estimasi kerugian kredit, dan suku bunga
atau tingkat diskonto. Jika terdapat perubahan dalam teknik penilaian, entitas
mengungkapkan perubahan tersebut dan alasan melakukan perubahan.
Untuk pengukuran nilai wajar yang diakui dalam laporan posisi keuangan entitas
mengungkapkan untuk setiap kelompok instrumen keuangan
1) tingkat dalam hirarki nilai wajar dimana pengukuran nilai wajar berada secara
keseluruhan, memisahkan pengukuran nilai wajar sesuai tingkat yang ditentukan
dalam paragraf 28.
2) setiap pemindahan signifikan antara Tingkat 1 dan Tingkat 2 pada hirarki nilai
wajar dan alasan pemindahan tersebut. Pemindahan ke dalam setiap tingkatan
diungkapkan dan didiskusikan secara terpisah dari pemindahan keluar dari setiap
tingkatan. Untuk tujuan ini, signifikansi harus dipertimbangkan dalam kaitannya
dengan laporan laba rugi, dan total aset atau total liabilitas.
3) Untuk pengukuran nilai wajar dalam Tingkat 3 pada hirarki nilai wajar,
rekonsiliasi dari saldo awal ke saldo akhir, entitas mengungkapkan secara
terpisah perubahan selama periode terkait.
4) Jumlah total keuntungan atau kerugian untuk periode pada (c)(i) di atas termasuk
dalam laporan laba rugi yang dapat diatribusikan pada keuntungan atau kerugian
yang terkait dengan aset dan liabilitas yang dimiliki pada akhir periode pelaporan
dan uraian dimana keuntungan atau kerugian tersebut disajikan dalam laporan
laba rugi komprehensif atau laporan laba rugi terpisah (jika disajikan).
5) Untuk pengukuran nilai wajar pada Tingkat 3, jika merubah satu atau lebih input
menjadi asumsi-asumsi alternatif yang secara wajar mungkin akan mengubah nilai

25
wajar secara signifikan, entitas menyatakan fakta dan mengungkapkan efek dari
perubahan tersebut. Entitas mengungkapkan bagaimana perhitungan dampak
perubahan terhadap asumsi alternatif yang secara wajar memungkinkan. Untuk
tujuan ini, signifikansi harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan laporan
laba rugi, dan total aset atau total liabilitas, atau, jika perubahan dalam nilai wajar
diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, total ekuitas.
Entitas menyajikan pengungkapan kuantitatif yang disyaratkan oleh paragraf ini dalam
format tersusun (tabular) kecuali format lain lebih sesuai
Jika pasar untuk instrumen keuangan tidak aktif, entitas menetapkan nilai wajarnya
menggunakan teknik penilaian (lihat PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran paragraf PA89-PA95). Walaupun demikian, bukti terbaik dari
nilai wajar pada saat pengakuan awal adalah harga transaksi (yaitu nilai wajar
pembayaran yang diberikan atau diterima), kecuali memenuhi kondisi yang diuraikan
dalam PSAK 55 (revisi 2006) paragraf PA91. Hal tersebut dapat menghasilkan nilai
wajar yang berbeda antara nilai wajar saat pengakuan awal dan jumlah yang ditentukan
pada tanggal itu dengan menggunakan teknik penilaian. Jika terdapat perbedaan tersebut,
maka entitas mengungkapkan, berdasarkan kelompok instrumen keuangan:
1) kebijakan akuntansi untuk mengakui perbedaan tersebut dalam laporan laba rugi
yang mencerminkan perubahan faktor-faktor (termasuk waktu) dimana pelaku
pasar akan mempertimbangkan dalam menentukan suatu harga (lihat PSAK 55
(revisi 2006) paragraf PA92); dan
2) agregat perbedaan yang belum diakui dalam laporan laba rugi pada awal dan
akhir periode dan suatu rekonsiliasi dari perubahan saldo perbedaan tersebut.
Pengungkapan nilai wajar tidak disyaratkan:
1) ketika jumlah tercatat adalah suatu perkiraan yang wajar (reasonable
approximation) atas nilai wajar, misalnya, untuk instrumen keuangan seperti
piutang dagang dan utang dagang jangka pendek;
2) untuk investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga
pasar dalam pasar aktif, atau derivatif yang dikaitkan dengan instrumen ekuitas
tersebut, yang diukur pada harga perolehan sesuai dengan PSAK 55 (revisi
2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran) karena nilai
wajarnya tidak dapat diukur secara andal; atau

26
3) untuk kontrak yang mengandung fitur partisipasi tidak mengikat (seperti yang
dijelaskan dalam PSAK 28 (revisi 2010): Kontrak Asuransi), jika nilai wajar atas
fitur tersebut tidak dapat diukur secara andal.

27
Penyajian dan Pegukuran Serta Penyajian dan Pengungkapan Instrumen Keuangan
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Syariah

Pendahuluan
Prinsip pengakuan dan pengukuran pada akuntansi Syariah memiliki perbedaan yang
mecolok, dimana pada akuntansi Syariah berpedoman pada jenis akuntansi seperti.
akuntansi murabahah, salam, istishna’, mudharabah, musyarakah, ijarah.
1. Berdasarkan Akuntansi Murabahah PSAK No 102
Merupaka yaitu perjanjian jual-beli antara bank dan nasabah dimana banksyariah
membeli barang yang diperlukan oleh nasabah dan kemudian menjualnya
kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah margin yang
disepakati antara bank syariah dan nasabah.
A. Pengakuan dan Pengukuran pada Penjual
Masing-masing item memiliki prosedur pengakuan sendiri-sendiri antara lain:
1) Pada saat perolehan, asset murabahah diakui sebagai persediaan
sebesar biayaperolehan. Pengukuran asset murabahah setelah perolehan
adalah sebagai berikut:
a) Jika murabahah pesanan mengikat, maka:
 Aset murabahah dinilai sebesar biaya perolehan
 Jika terjadi penurunan nilai aset karena usang, rusak, atau
kondisi lainnya sebelum diserahkan ke nasabah, maka
penurunan nilai diakui sebagai bebandan mengurangi nilai
asset.
b) Jika murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak
mengikat maka:
 Aset murabahah dinilai berdasarkan biaya perolehan atau
nilai bersih yang dapat direalisasi, mana yang lebih rendah.
 Jika nilaibersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari
pada biaya perolehan, maka selisihnya diakui sebagai
kerugian.
2) Diskon pembelian asset murabahah diakui sebagai:
 Pengurang biaya perolehan asetmurabahah, jika terjadi
sebelum akad murabahah.

28
 Kewajiban kepada pembeli, jika terjadi setelah akad murabahah
dan sesuai akad yang disepakati menjadi hak pembeli.
 Tambahan keuntungan murabahah, jika terjadi setelah akad
murabahah dan sesuai akad menjadi hak penjual.
 Pendapatan operasi lain, jika terjadi setelah akad murabahah
dan tidak diperjanjikan dalam akad.
3) Kewajiban penjual kepada pembeli atas pengembalian diskon
pembelian akantereliminasi pada saat:
 Dilakukan pembayaran kepada pembeli sebesar jumlah
potongan setelah dikurangi dengan biaya pengembalian
 Dipindahkan sebagai dana kebajikan jika pembeli sudah tidak
dapat dijangkau oleh penjual.
4) Pada saat akad terjadinya murabahah yang dilakukan oleh pihak penjual
dan pembeli,piutang murabahah diakui sebesar biaya perolehan asset
murabahah ditambah keuntungan yang disepakati. Maka, pada akhir
periode laporan keuangan, piutang murabahah dinilai sebesar nilai
bersih yang dapat direalisasi, yaitu saldo piutang dikurangi penyisihan
kerugian piutang.
5) Keuntungan murabahah diakui:
a) Pada saat terjadinya penyerahan barang jika dilakukan secara
tunai atau secara tangguh yang tidak melebihi satu tahun.
b) Selama periode akad sesuai dengan tingkat risiko dan upaya untuk
merealisasikan keuntungan tersebut untuk transaksi tangguh
lebih dari satu tahun. Metode-metode berikut ini digunakan, dan
dipilih yang paling sesuai dengan karakteristik risiko dan upaya
transaksi murabahah-nya:
 Keuntungan diakui saat penyerahan asset murabahah.
Metode ini terapan untuk murabahah tangguh dimana
risiko penagihan kas dari piutang murabahah dan
beban pengelolaan piutang serta penagihannya relatif
kecil.
 Keuntungan diakui proporsional dengan besaran kas
yang berhasih ditagih dari piutang murabahah. Metode
ni terapan untuk transaksi murabahah tangguh dimana

29
risiko piutang tidak tertagih relatif besar dan/atau
bebanuntuk mengelola dan menagih piutang tersebut
relatif besar juga.
 Keuntungan diakui saat seluruh piutang murabahah
berhasil ditagih. Metode ini terapan untuk transaksi
murabahah tangguh dimana risiko piutang tidak tertagih
dan beban pengelolaan piutang serta penagihannya
cukup besar. Dalam praktek, metode ini jarang dipakai,
karena transaksimurabahahtangguh mungkin tidak
terjadi bila tidak ada kepastian yang memadai akan
penagihan kasnya.
c) Pengakuan keuntungan, dalam point f (2) (b), dilakukan secara
proporsional atas jumlah piutang yang berhasil ditagih dengan
mengalikan persentase keuntungan terhadap jumlah piutang
yang berhasil ditagih. Persentase keuntungan dihitung dengan
perbandingan antara margin dan biaya perolehan asset
murabahah.
6) Potongan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada
pembeli yangmelunasi secara tepat waktu atau lebih cepat dari waktu
yang disepakati diakui sebagai pengurang keuntungan murabahah.
7) Denda dikenakan jika pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai
dengan akad, dan denda yang diterima diakui sebagai bagian dana
kebajikan.
8) Pengakuan dan pengukuran uang muka adalah sebagai berikut:
 Uang muka diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah
yang diterima.
 Jika barang jadi dibeli oleh pembeli, maka uang muka diakui
sebagai pembayaran piutang (merupakan bagian pokok).
 Jika barang batal dibeli oleh pembeli, maka uang muka
dikembalikan kepada pembeli setelah diperhitungkan dengan
biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual.
B. Pengakuan dan Pengkuran bagi Pembeli
Dalam hal ini pembeli mencatat:

30
1) Utang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh diakui sebagai utang
murabahah sebesar harga beli yang disepakati (jumlah yang wajib
dibayarkan).
2) Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah diakui sebesar biaya
perolehan murabahah tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati
dengan biaya perolehan tunai diakui sebagai beban murabahah tangguhan.
3) Beban murabahah tangguhan diamortisasi secara proporsional dengan
porsi utang murabahah.
4) Diskon pembelian yang diterima setelah akad murabahah, potongan
pelunasan dan potongan utang murabahah sebagai pengurang beban
murabahah tangguhan.
5) Denda yang dikenakan akibat kelalaian dalam melakukan kewajiban sesuai
dengan akad diakui sebagai kerugian.
6) Potongan uang muka akibat pembeli akhir batal membeli barang diakui
sebagai kerugian.
C. Penyajian Transaksi Murabahah
Dalam PSAK No. 102 dinyatakan bahwaakuntansi untuk penjual sebagai
berikut (IAI, 2013):
1) Piutang murabahah disajikan sebesar nilai bersih yang dapat
direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan
kerugian piutang.
2) Margin murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang piutang
murabahah
3) Beban murabhahah tangguhan disajikan sebagai pengurang hutang
murabahah.
D. Pengungkapan Transaksi Murabahah
Dalam PSAK No. 102 dinyatakan bahwa pengungkapan transaksi murabahah
sebagai berikut(IAI, 2013):
1) Penjual mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi murabahah,
tetapi tidak terbatas pada:
 harga perolehan asset murabahah
 janji pemesanan dalam murabahah berdasarkan pesanan
sebagai kewajiban atau bukan; dan

31
 pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101: Penyajian
Laporan Keuangan Syari’ah
2) Pembeli mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi
murabahah, tetapi tidak terbatas pada:
 nilai tunai aset yang diperoleh dari transaksi murabahah;
 jangka waktu murabahah tangguh.
2. Berdasarkan Akuntansi Musyarakah PSAK No 106
A. Pengakuan Musyarakah
pembiayaan musyarakah adalah Investasi Musyarakah diakui pada saat
pembayaran kas atau penyerahan aset nonkas kepada mitra aktif
musyarakah.
Adapun pengakuan laba atau rugi masyarakah meliputi:
 Laba pembiayaan musyarakah diakui sebesar bagian bank sesuai dengan nisbah
yang disepakati atas hasil usaha musyarakah. Sedangkan rugi pembiayaan
musyarakah diakui secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal.
 Apabila pembiayaan musyarakah permanen melewati satu periode pelaporan,
maka laba diakui dalam periode terjadinya sesuai dengan nisbah bagi hasil yang
disepakati dan rugi diakui dalam periode terjadinya kerugian tersebut dan
mengurangi pembiayaan musyarakah.
 Apabila pembiayaan musyarakah menurun melewati satu periode pelaporan dan
terdapat pengembalian sebagian atau seluruh pembiayaan, maka laba diakui
dalam periode terjadinya sesuai dengan nisbah yang disepakati, dan rugi diakui
dalam periode terjadinya secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal dan
mengurangi pembiayaan musyarakah.
 Pada saat akad diakhiri, laba belum diterima bank dari pembiayaan musyarakah
yang masih performing diakui sebagai piutang kepada mitra. Untuk pembiayaan
musyarakah yang non performing diakhiri maka laba yang belum diterima bank
tidak diakui tetapi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
 Apabila terjadi rugi dalam musyarakah akibat kelalaian atau kesalahan mitra
pengelola usaha musyarakah, maka rugi tersebut ditanggung oleh mitra pengelola
usaha musyarakah. Rugi karena kelalaian mitra musyarakah tersebut
diperhitungkan sebagai pengurang modal mitra pengelola usaha, kecuali jika mitra
mengganti kerugian tersebut dengan dana baru.
B. Pengukuran Musyarakah

32
1) Aset musyarakah dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah yang dibayarkan,
aset musyarakah non kas:
 diukur sebesar nilai wajar dan jika terdapat selisih antara nilai
wajar dan nilai tercatat aset nonkas, maka selisih tersebut diakui
sebagai keuntungan tangguhan dan diamortisasi selama masa akad;
atau kerugian pada saat terjadinya.
 Investasi musyarakah non kas yang diukur dengan nilai wajar aset
yang diserahkan akan berkurang nilainya sebesar beban
penyusutan atas aset yang diserahkan dikurangi dengan amortisasi
keuntungan tangguhan.
 Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya, biaya
studi kelayakan) tidak dapat diakui sebagai bagian investasi
musyarakah kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra musyarakah.
 Jika akad musyarakah yang belum jatuh tempo diakhiri dengan
pengembalian seluruh atau sebagian modal, maka selisih antara nilai
historis dan nilai pengembalian diakui sebagai laba atau rugi pada
periode berjalan.
 Pada saat akad diakhiri, pembiayaan musyarakah yang belum
dikembalikan oleh mitra diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada
mitra.
C. Penyajian Musyarakah
Adapun yang menjadi penyajian dalam pembiayaan musyarakah yaitu:
1) Mitra aktif menyajikan hal-hal yang terkait dengan usaha musyarakah dalam
laporan keuangan sebagai berikut: Aset musyarakah untuk kas atau aset
nonkas yang disisihkan dan yang diterima dari mitra pasif; Dana musyarakah
yang disajikan sebagai unsur dana syirkah temporer untuk aset musyarakah
yang diterima dari mitra pasif; dan Selisih penilaian aset musyarakah, bila ada,
disajikan sebagai unsur ekuitas.
2) Mitra pasif menyajikan hal-hal yang terkait dengan usaha musyarakah dalam
laporan keuangan sebagai berikut: Investasi musyarakah untuk kas atau aset
nonkas yang diserahkan kepada mitra aktif; Keuntungan tangguhan dari
selisih penilaian aset nonkas yang diserahkan pada nilai wajar disajikan
sebagai pos lawan (contra account) dari investasi musyarakah.
3) Penilaian pembiayaan musyarakah pada akhir periode akuntansi

33
4) Pembiayaan musyarakah permanen dinilai sebesar nilai perolehan (jumlah
kas yang dibayarkan atau nilai wajar aktiva pada saat akad) setelah dikurangi
dengan kerugian yang telah diakui.
5) Pembiayaan musyarakah menurun disajikan sebesar harga perolehannya
dikurangi bagian yang telah dialihkan kepada mitra musyarakah.

D. Pengungkapan Musyarakah
Mitra mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi musyarakah, tetapi tidak
terbatas, pada:
1) Isi kesepakatan utama usaha musyarakah, seperti porsi penyertaan,
pembagian hasil usaha, aktivitas usaha musyarakah, dan lain-lain;
2) pengelola usaha, jika tidak ada mitra aktif; dan
3) pengungkapan yang diperlukan sesuai Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan Nomor 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
3. Berdasarkan Mudharabah PSAK No. 105
A. Pengakuan untuk Pemilik
Adapaun pengakuan yang dicatat antara lain:
1) Dana yang disalurkan oleh pemilik diakui sebagai investasimudharabah.
2) Apabila nilai investasi turun sebelum usaha dimulai kerana ada barangyang
rusak bukan karena kesalahan penyandang atau karena faktor laindana
maka diakui sebagai kerugian mengurangi saldo mudharabah, Jika ada
investasi yang berakhir sebelum atau saat jatuh tempodan belum
dibayar oleh pengelola maka investasi tersebut diakuisebagai piutang.
3) Jika investasinya melebihi satu periode berjalan,penghasilan diakui pada
periode terjadinya bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati.
4) Kerugian yang dialami sebelum periode akad berakhir diakui sebagai
kerugian dan dibentuk sebagai penyisihan kerugian investasi pada
saatakad berakhir.
B. Pengakuan Pengelola
1) Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui
ukuran sebagai dana syirkah temporer, besarnya sejumlah kas atau nilai
sudah diperhitungkan namun belum dibagikan maka diakui sebagai
kewajiban.

34
2) Kerugian yang dikelurkan karena kesalahan penyandang dana diakui
sebagai beban penyandang dana.
3) Jika penyandang dana, menyertakan dana musyarakah, mudharabah maka
diakui sebagai investasi mudharabah.
4) Jika terjadi kerugian maka kerugian dibagi sesuai porsi masing-masing.

C. Pengukuran Mudharabah
1) Investasi dalam bentuk kas maka diukur sebasarsejumlah yang dibayarkan.
2) Investasi yang berwujud nonkas akan diukur sebesar nilai wajar asset nonkas
pada saat penyerahan.
D. Pengungkapan Mudharabah
Berdasarkan PSAK paragraph 38 terdapat hal yang harus diungkapkan, diantaranya
seperti:
1) isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana,
pembagian hasil usaha, aktivitas usaha mudahrabah dann lain - lain
2) Rincian dana syirkah temporer yang diterima berdasarkan jenisnya
3) Penyaluran dana yang berasal dari mudharabah muqayyadah
4) Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101: Penyajian laporan Keuangan
syariah.
E. Penyajian Mudharabah
Pengelola dana menyajikan transaksi mudahrabah dalam laporan keuangan:
1) Dana syirkah temporeer dari pemilik dana disajikan sebesar nilai tercatatnya
untuk setiap jenis mudharabah.
2) Bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum
duserahkan kepada pemilik dana disajikan dana sebgai pos bagi hasil yang belum
dibagikan di kewajiban.
4. Berdasarkan Salam Berdasarkan PSAK No 103
A. Pengakuan untuk pembeli
Piutang salam diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan atau dialihkan
kepada penjual. Modal usaha salam dapat berupa kas dan aset nonkas. Modal
usaha salam dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah dibayarkan, sedangkan
modal usaha salam dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai wajar. Selisih
antara nilai wajar dan nilai tercatat modal usaha nonkas yang diserahkan diakui

35
sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penyerahan modal usaha tersebut.
Penerimaan barang pesanan diakui dan diukur sebagai berikut:
1) jika barang pesanan sesuai dengan akad, maka dinilai sesuai nilai yang
disepakati
2) jika barang pesanan berbeda kualitasnya maka:
 barang pesanan yang diterima diukur sesuai dengan nilai akad, jika
nilai wajar dari barang pesanan yang diterima nilainya sama atau
lebih tinggi dari nilai barang pesanan yang tercantum dalam akad.
 barang pesanan yang diterima diukur sesuai nilai wajar pada saat
diterima dan selisihnya diakui sebagai kerugian, jika nilai wajar
barang pesanan yang diterima lebih rendah dari nilai barang
pesanan yang tercantum dalam akad
3) jika pembeli tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan pada
tanggal jatuh tempo pengiriman maka:
 jika tanggal pengiriman diperpanjang, maka nilai tercatat piutang
salam sebesar bagian yang belum dipenuhi sesuai dengan nilai
yang tecantum dalam akad.
 jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya, maka piutang
salam berubah menjadi piutang yang harus dilunasi oleh penjual
sebesar bagian yang tidak dapat dipenuhi.
 jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan pembeli
mempunyai jaminan atas barang pesanan serta hasil penjualan
jaminan tersebut lebih kecil dari nilai piutang salam, maka selisih
antara nilai tercatat piutang salam dan hasil penjualan jaminan
tersebut diakui sebagai piutang kepada penjual. Sebaliknya, jika
hasil penjualan jaminan tersebut lebih besar dari nilai tercatat
piutang salam maka selisihnya menjadi hak penjual.

Pembeli dapat mengenakan denda kepada penjual. Denda ini hanya boleh dikenakan kepada
penjual yang mampu menyelesaikan kewajibannya, tetapi sengaja tidak melakukannya. Hal ini
tidak berlaku bagi penjual yang tidak mampu menunaikan kewajibannya karena force majeur.
Denda dikenakan jika penjual lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai dengan akad, dan
denda yang diterima diakui sebagai bagian dari dana kebajikan. Barang pesanan yang telah
diterima diakui sebagai persediaan. Pada akhir periode pelaporan keuangan, persediaan yang

36
diperoleh melalui transaksi salam diukur sebesar nilai terendah biaya perolehan atau nilai
bersih yang dapat direalisasi. Apabila nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya
perlolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.

B. Pengakuan untuk Penjual


Akuntansi transaksi salam dari sudut pandang penjual antara lain sebagai berikut:
1) Kewajiban salam diakui pada saat penjual menerima modal usaha salam
sebesar modal usaha salam yang diterima.
2) Modal usaha salam yang diterima dapat beruap kas dan asset nonkas.
Modal usaha salam dalam bentuk kas diukr sebesar jumlah yang diterima
sedangkan modal usaha salma dalam bentuk asset nonkas diukur sebesar
nilai wajar.
3) Kewajiban salam dihentikan pengakuannya (derecognation) pada saat
penyerahan barang pada pmebeli. Jika penjual melakukan transaksi salam
paralel, selisih antara jumlah yang dibayar oleh pembeli akhir dan biaya
perolehan barang pesanan diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada
saat penyerahan barang pesanan oleh penjual ke pembeli akhir.
C. Penyajian Salam
1) Pembeli menyajikan modal usaha salam yang diberikan sebagai piutang
salam.
2) Piutang yang harus dilunasi oleh penjual karena tidak dapat memenuhi
kewajibannya dalam transaksi salam disajikan secara terpisah dari piutang
salam.
3) Penjual menyajikan modal usaha salam yang diterima sebagai kewajiban
salam.
D. Pengungkapan Salam
Dalam catatan atas laporan keuangan, hal-hal yang diungkapkan oleh pembeli
dalam transaksi salam, diantaranya:
1) besarnya modal usaha salam, baik yang dibiayai sendiri maupun yang
dibiayai secara bersama-sama dengan pihak lain,
2) jenis dan kuantitas barang pesanan, dan
3) pengungkapan lain sesuai PSAK 101 (penyajian laporan keuangan syariah).
Sedangkan bagi penjual, dalam transaksi salam mengungkapkan :

37
1) piutang salam kepada produsen (dalam salam paralel) yang memiliki
hubungan istimewa,
2) Jenis dan kuantitas barang pesanan, dan
3) pengungkapan lain sesuai PSAK 101 (penyajian laporan keuangan syariah).

5. Berdasarkan Akuntansi Isthisna PSAK No. 104


A. Pengakuan dan Pengukuran bagi Penjual
1) Penyatuan dan Segmentasi Akad:
a) Bila suatu akad istishna’ mencakup sejumlah aset, pengakuan dari setiap
aset diperlakukan sebagai suatu akad yang terpisah jika: (a) proposal
terpisah telah diajukan untuk setiap aset; (b) setiap aset telah
dinegosiasikan secara terpisah dengan penjual dan pembeli dapat
menerima atau menolak bagian akad yang berhubungan dengan masing-
masing aset tersebut; dan (c) biaya dan pendapatan masing-masing aset
dapat diidentifikasikan;
b) Suatu kelompok akad istishna’, dengan satu atau beberapa pembeli, harus
diperlakukan sebagai satu akad istishna’ jika: (a) kelompok akad tersebut
dinegosiasikan sebagai satu paket; (b) akad tersebut berhubungan erat
sekali, sebetulnya akad tersebut merupakan bagian dari akad tunggal
dengan suatu margin keuntungan; dan (c) akad tersebut dilakukan secara
serentak atau secara berkesinambungan.
c) Jika ada pemesanan aset tambahan dengan akad istishna’ terpisah,
tambahan aset tersebut diperlakukan sebagai akad yang terpisah jika: (a)
aset tambahan berbeda secara signifikan dengan aset dalam akad
istishna’ awal dalam desain, teknologi atau fungsi; atau (b) harga aset
tambahan dinegosiasikan tanpa terkait harga akad istishna’ awal;
2) Pendapatan Istishna’ dan Istishna’ Paralel:
a) Pendapatan istishna’ diakui dengan menggunakan metode persentase
penyelesaian atau metode akad selesai. Akad dikatakan selesai jika
proses pembuatan barang pesanan selesai dan diserahkan kepada
pembeli.
b) ika metode persentase penyelesaian digunakan: a. bagian nilai akad yang
sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan dalam periode
tersebut diakui sebagai pendapatan istishna’ pada periode yang

38
bersangkutan; b.bagian margin keuntungan istishna’ yang diakui selama
periode pelaporan ditambahkan kepada aset istishna’ dalam
penyelesaian; dan c. pada akhir periode harga pokok istishna’ diakui
sebesar biaya istishna’ yang telah dikeluarkan sampai dengan periode
tersebut.
c) Jika estimasi persentase penyelesaian akad dan biaya untuk
penyelesaiannya tidak dapat ditentukan secara rasional pada akhir
periode laporan keuangan, digunakan metode akad selesai dengan
ketentuan sebagai berikut: a. tidak ada pendapatan istishna’ yang diakui
sampai dengan pekerjaan tersebut selesai; b. tidak ada harga pokok
istishna’ yang diakui sampai dengan pekerjaan tersebut selesai; c. tidak
ada bagian keuntungan yang diakui dalam istishna’ dalam penyelesaian
sampai dengan pekerjaan tersebut selesai; dan d. pengakuan
pendapatan istishna’, harga pokok istishna’, dan keuntungan dilakukan
hanya pada akhir penyelesaian pekerjaan;
3) Istishna’ dengan Pembayaran Tangguh:
a) Jika menggunakan metode persentase penyelesaian dan proses
pelunasan dilakukan dalam periode lebih dari satu tahun dari
penyerahan barang pesanan, pengakuan pendapatan dibagi menjadi
dua bagian, yaitu (a) margin keuntungan pembuatan barang pesanan
yang dihitung apabila istishna’ dilakukan secara tunai diakui sesuai
persentase penyelesaian; dan (b) selisih antara nilai akad dan nilai
tunai pada saat penyerahan diakui selama periode pelunasan secara
proporsional sesuai dengan jumlah pembayaran.
b) Meskipun istishna’ dilakukan dengan pembayaran tangguh, penjual
harus menentukan nilai tunai istishna’ pada saat penyerahan barang
pesanan sebagai dasar untuk mengakui margin keuntungan terkait
dengan proses pembuatan barang pesanan. Margin ini menunjukkan
nilai tambah yang dihasilkan dari proses pembuatan barang pesanan.
Sedangkan yang dimaksud dengan nilai akad dalam istishna’ dengan
pembayaran langsung adalah harga yang disepakati antara penjual
dan pembeli akhir. Hubungan antara biaya perolehan, nilai tunai, dan
nilai akad diuraikan dalam contoh sebagai berikut: Biaya Perolehan
(biaya produksi) Rp1.000,00; Margin keuntungan pembuatan barang

39
pesanan Rp200,00 Nilai tunai pada saat penyerahan barang pesanan
Rp1.200,00 Nilai akad untuk pembayaran secara angsuran selama tiga
tahun Rp1.600,00 Selisih nilai akad dan nilai tunai yang diakui selama
tiga tahun Rp400,00.
c) Jika menggunakan metode akad selesai dan proses pelunasan
dilakukan dalam periode lebih dari satu tahun dari penyerahan barang
pesanan, pengakuan pendapatan dibagi menjadi dua bagian, yaitu (a)
margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung apabila
istishna’ dilakukan secara tunai, diakui pada saat penyerahan barang
pesanan; dan (b) selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat
penyerahan diakui selama periode pelunasan secara proporsional
sesuai dengan jumlah pembayaran.
d) Tagihan setiap termin kepada pembeli diakui sebagai piutang istishna’
dan termin istishna’ (istishna’ billing) pada pos lawannya.
e) Penagihan termin yang dilakukan oleh penjual dalam transaksi
istishna’ dilakukan sesuai dengan kesepakatan dalam akad dan tidak
selalu sesuai dengan persentase penyelesaian pembuatan barang
pesanan;
4) Penyelesaian Awal:
a) Jika pembeli melakukan pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo dan
penjual memberikan potongan potongan tersebut sebagai pengurang
pendapatan istishna’.
b) Pengurangan pendapatan istishna’ akibat penyelesaian awal piutang
istishna’ dapat diperlakukan sebagai: (a) potongan secara langsung dan
dikurangkan dari piutang istishna’ pada saat pembayaran; atau (b)
penggantian (reimbursed) kepada pembeli sebesar jumlah keuntungan
yang dihapuskan tersebut setelah menerima pembayaran piutang
istishna’ secara keseluruhan;
5) Perubahan Pesanan dan Tagihan Tambahan:
Pengaturan pengakuan dan pengukuran atas pendapatan dan biaya istishna’
akibat perubahan pesanan dan tagihan tambahan adalah sebagai berikut:
a) nilai dan biaya akibat perubahan pesanan yang disepakati oleh
penjual dan pembeli ditambahkan kepada pendapatan istishna’ dan
biaya istishna’;

40
b) jika kondisi pengenaan setiap tagihan tambahan yang dipersyaratkan
dipenuhi, jumlah biaya setiap tagihan tambahan yang diakibatkan
oleh setiap tagihan akan menambah biaya istishna’; sehingga
pendapatan istishna’ akan berkurang sebesar jumlah penambahan
biaya akibat klaim tambahan.
c) perlakuan akuntansi (a) dan (b) juga berlaku pada istishna’ paralel,
akan tetapi biaya perubahan pesanan dan tagihan tambahan
ditentukan oleh produsen atau kontraktor dan disetujui penjual
berdasarkan akad istishna’ parallel;
6) Pengakuan Taksiran Rugi
a) Jika besar kemungkinan terjadi bahwa total biaya perolehan istishna’
akan melebihi pendapatan istishna’, taksiran kerugian harus segera
diakui.
b) Jumlah kerugian semacam itu ditentukan tanpa memperhatikan:
apakah pekerjaan istishna’ telah dilakukan atau belum; tahap
penyelesaian pembuatan barang pesanan; atau jumlah laba yang
diharapkan dari akad lain yang tidak diperlakukan sebagai suatu akad
tunggal.
B. Pengakuan dan Pengukuran bagi Pembeli
1) Pembeli mengakui aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar jumlah termin
yang ditagih oleh penjual dan sekaligus mengakui utang istishna’ kepada
penjual.
2) Aset istishna’ yang diperoleh melalui transaksi istishna’ dengan pembayaran
tangguh lebih dari satu tahun diakui sebesar biaya perolehan tunai. Selisih
antara harga beli yang disepakati dalam akad istishna’ tangguh dan biaya
perolehan tunai diakui sebagai beban istishna’ tangguhan.
3) Beban istishna’ tangguhan diamortisasi secara proporsional sesuai dengan
porsi pelunasan utang istishna’.
4) Jika barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau kesalahan
penjual dan mengakibatkan kerugian pembeli, kerugian itu dikurangkan dari
garansi penyelesaian proyek yang telah diserahkan penjual. Jika kerugian
tersebut melebihi garansi penyelesaian proyek, selisihnya akan diakui sebagai
piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk penyisihan
kerugian piutang.

41
5) Jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan
spesifikasi dan tidak memperoleh kembali seluruh jumlah uang yang telah
dibayarkan kepada penjual, jumlah yang belum diperoleh kembali diakui
sebagai piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk
penyisihan kerugian piutang.
6) Jika pembeli menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi,
barang pesanan tersebut diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai
wajar dan biaya perolehan. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada
periode berjalan.
7) Dalam istishna’ paralel, jika pembeli menolak menerima barang pesanan
karena tidak sesuai dengan spesifikasi yang disepakati, barang pesanan diukur
dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dan harga pokok istishna’.
Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.
C. Penyajian bagi Penjual dan Pembeli
Penjual menyajikan dalam laporan keuangan hal-hal sebagai berikut:
1) Piutang istishna' yang berasal dari transaksi istishna' sebesar jumlah yang
belum dilunasi oleh pembeli akhir.
2) Termin istishna' yang berasal dari transaksi istishna' sebesar jumlah tagihan
termin penjual kepada pembeli akhir.

Sedangkan pembeli menyajikan dalam laporan keuangan hal-hal sebagai berikut:

1) Hutang ishtisna' sebesar tagihan dari produsen atau kontraktor yang belum
dilunasi.
2) Aset istishna' dalam penyelesaian sebesar:
 persentase penyelesaian dari nilai kontrak penjualan kepada pembeli
akhir, jika istishna' paralel; atau
 kapitalisasi biaya perolehan, jika istishna'.
D. Pengungkapan bagi Penjual dan Pembeli
Penjual mengungkapkan transaksi istishna' dalam laporan keuangan, tetapi tidak
terbatas, pada:
1) metode akuntansi yang digunakan dalam pengukuran pendapatan dan
keuntungan kontrak istishna';
2) metode yang digunakan dalam penentuan persentase penyelesaian kontrak
yang sedang berjalan;

42
3) rincian piutang istishna' berdasarkan jumlah, jangka waktu, dan kualitas
piutang;
4) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101: Penyajian Laporan
Keuangan Syariah

Sementara pembeli mencatat:

1) rincian hutang istishna’ berdasarkan jumlah dan jangka waktu;


2) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101: Penyajian Laporan
Keuangan Syariah
6. Pengakuan dan Pengukuran Ijarah Berdasarkan PSAK No 107
A. Pengakuan dan Pengukuran bagi Pemilik (Mu’jir)
1) Biaya Perolehan: (1) Objek ijarah diakui pada saat objek ijarah diperoleh
sebesar biaya perolehan. (2) Biaya perolehan objek yang berupa aset tidak
berwujud mengacu ke PSAK 19: Aset Tidak Berwujud;
2) Penyusutan: (1) Objek ijarah, jika berupa aset yang dapat disusutkan atau
diamortisasi, sesuai dengan kebijakan penyusutan atau amortisasi untuk aset
sejenis selama umur manfaatnya (umur ekonomis). (2) Kebijakan penyusutan
atau amortisasi yang dipilih harus mencerminkan pola konsumsi yang
diharapkan dari manfaat ekonomi pada masadepan dari objek ijarah. Umur
ekomonis dapat berbeda dari umur teknis. Misalnya, mobil yang dapat
dipakai selama 10 tahun di-ijarahkan dengan akad ijarah muntahiyah
bittamlik selama 5 tahun. Dengan demikian, umur ekonomisnya adalah 5
tahun. (3) Pengaturan penyusutan objek ijarah yang berupa aset tetap sesuai
dengan PSAK 16: Aset Tetap dan amortisasi aset tidak berwujud sesuai
dengan PSAK 19: Aset Tidak Berwujud;
3) Pendapatan dan Beban; (1) Pendapatan sewa selama masa akad diakui pada
saat manfaat atas aset telah diserahkan kepada penyewa. (2) Piutang
pendapatan sewa diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan pada akhir
periode pelaporan. (3) Pengakuan biaya perbaikan objek ijarah adalah
sebagai berikut: (a) biaya perbaikan tidak rutin objek ijarah diakui pada saat
terjadinya; (b) jika penyewa melakukan perbaikan rutin objek ijarah dengan
persetujuan pemilik, biaya tersebut dibebankan kepada pemilik dan diakui
sebagai beban pada saat terjadinya; dan (c) dalam ijarah muntahiyah bit

43
tamlik melalui penjualan secara bertahap, biaya perbaikan objek ijarah yang
dimaksud dalam huruf (a) dan (b) ditanggung pemilik maupun penyewa
sebanding dengan bagian kepemilikan masing-masing atas objek ijarah. (4)
Biaya perbaikan objek ijarah merupakan tanggungan pemilik. Perbaikan
tersebut dapat dilakukan oleh pemilik secara langsung atau dilakukan oleh
penyewa atas persetujuan pemilik;
4) Perpindahan Kepemilikan: (1) Pada saat perpindahan kepemilikan objek
ijarah dari pemilik kepada penyewa dalam ijarah muntahiyah bit tamlik
dengan cara: (a)hibah, maka jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai
beban; (b) penjualan sebelum berakhirnya masa, sebesar sisa cicilan sewa
atau jumlah yang disepakati, maka selisih antara harga jual dan jumlah
tercatat objek ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian; (c) penjualan
setelah selesai masa akad, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat
objek ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian; atau (d) penjualan
objek ijarah secara bertahap, maka: (i) selisih antara harga jual dan jumlah
tercatat sebagian objek ijarah yang telah dijual diakui sebagai keuntungan
atau kerugian; sedangkan (ii) bagian objek ijarah yang tidak dibeli penyewa
diakui sebagai aset tidak lancar atau aset lancar sesuai dengan tujuan
penggunaan aset tersebut.
B. Pengakuan dan Pengukuran bagi Penyewa (Musta’jir):
1) Beban: (1) Beban sewa diakui selama masa akad pada saat manfaat atas aset
telah diterima. (2) Utang sewa diukur sebesar jumlah yang harus dibayar atas
manfaat yang telah diterima. (3) Biaya pemeliharaan objek ijarah yang
disepakati dalam akad menjadi tanggungan penyewa diakui sebagai beban
pada saat terjadinya. (4) Biaya pemeliharaan objek ijarah, dalam Ijarah
Muntahiyah Bit Tamlik melalui penjualan objek ijarah secara bertahap, akan
meningkat sejalan dengan peningkatan kepemilikan objek ijarah;
2) Perpindahan Kepemilikan: (1) Pada saat perpindahan kepemilikan objek
ijarah dari pemilik kepada penyewa dalam ijarah muntahiyah bit tamlik
dengan cara: (a) hibah, maka penyewa mengakui aset dan keuntungan
sebesar nilai wajar objek ijarah yang diterima; (b) pembelian sebelum masa
akad berakhir, maka penyewa mengakui aset sebesar pembayaran sisa
cicilan sewa atau jumlah yang disepakati; (c) pembelian setelah masa akad
berakhir, maka penyewa mengakui aset sebesar pembayaran yang

44
disepakati; atau (d) pembelian objek ijarah secara bertahap, maka penyewa
mengakui aset sebesar biaya perolehan objek ijarah yang diterima;
3) Jual-dan-Ijarah: (1) Transaksi jual-dan-ijarah harus merupakan transaksi yang
terpisah dan tidak saling bergantung (ta’alluq) sehingga harga jual harus
dilakukan pada nilai wajar. (2) Jika suatu entitas menjual objek ijarah kepada
entitas lain dan kemudian menyewanya, maka entitas tersebut mengakui
keuntungan atau kerugian pada periode terjadinya penjualan dalam laporan
laba rugi dan menerapkan perlakuan akuntansi penyewa. (3) Keuntungan
atau kerugian yang timbul dari transaksi jual dan ijarah tidak dapat diakui
sebagai pengurang atau penambah beban ijarah;
4) Ijarah-Lanjut: (1) Jika suatu entitas menyewakan lebih lanjut kepada pihak
lain atas aset yang sebelumnya disewa dari pemilik, maka entitas tersebut
menerapkan perlakuan akuntansi pemilik dan akuntansi penyewa dalam
PSAK ini. (2) Perlakuan akuntansi penyewa diterapkan untuk transaksi antara
entitas (sebagai penyewa) dengan pemilik, dan perlakuan akuntansi pemilik
diterapkan untuk transaksi antara entitas (sebagai pemilik) dengan pihak
penyewa-lanjut.

45
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN SERTA PENYAJIAN PENGUNGKAPAN
INSTRUMEN KEUANGAN BERDASARKAN
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTANBILITAS

Pratinjau
Berdasarkan peraturan yang berlaku, untuk saat ini peraturan mengenai instrument
keuangan di Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas belum
diterbitkan, maka berdasarkan imbauan yang berlaku penetapan pengakuan,
pengukuran serta penyajian dan pengungkapkan instrument keuangan mengacu pada
PSAK No 55 dan PSAK No 50.
Untuk memberikan gambaran, maka kami tampilkan Kembali pembahasan
pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapkan terhadap instrument
keuangan pada SAK ETAP sesuai dengan PSAK.
I. PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
1. Pengakuan dan Pengukuran Berdasarkan PSAK No 55
Berdasarkan pernyataan PSAK 50 dimaksudkan untuk menetapkan prinsip-
prinsip untuk menentukan apakah instrumen keuangan merupakan liabilitas atau
ekuitas serta menetapkan prinsip-prinsip untuk menyalinghapuskan aset keuangan
dengan liabilitas keuangan. Bagi entitas penerbit instrumen keuangan, PSAK 53
memuat panduan untuk mengklasifikasikan instrumen keuangan yang diterbitkannya
sebagai aset keuangan, liabilitas keuangan, atau instrumen ekuitas. PSAK 50 juga
mengatur klasifikasi bunga, dividen, kerugian dan keuntungan terkait instrumen
keuangan yang diterbitkan, serta menyatakan kondisi-kondisi yang mengharuskan
entitas menyalinghapuskan aset keuangan dan liabilitas keuangan. Prinsip-prinsip
yang dinyatakan dalam PSAK 50 melengkapi prinsip-prinsip pengakuan dan
pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam PSAK 55 Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.
Prinsip-prinsip dalam PSAK 50 juga melengkapi prinsip-prinsip pengungkapan
informasi terkait aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam PSAK 60 Instrumen
Keuangan: Pengungkapan. Entitas penerbit instrumen keuangan harus
mengklasifikasikan instrumen yang diterbitkannya, atau bagian-bagian komponennya,
pada pengakuan awal sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan, atau instrumen
ekuitas sesuai dengan substansi pengaturan kontraknya serta sesuai dengan definisi
liabilitas keuangan, aset keuangan, dan instrumen ekuitas. Entitas penerbit instrumen

46
keuangan non-derivatif harus mengevaluasi ketentuan-ketentuan instrumen
keuangannya untuk menentukan apakah instrumen keuangan non-derivatif yang
diterbitkannya itu mengandung komponen liabilitas sekaligus komponen ekuitas.
Tiap-tiap komponen harus diklasifikasi secara terpisah sebagai liabilitas keuangan,
aset keuangan, atau instrumen ekuitas. Instrumen keuangan adalah setiap kontrak
yang menimbulkan aset keuangan bagi satu entitas dan liabilitas keuangan atau
instrumen ekuitas bagi entitas lainnya.
2. Tujuan
Tujuan pernyataan ini adalah untuk mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan
pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau
penjualan item non keuangan.
3. Ruang Lingkup
Pernyataan ini diterapkan oleh semua entitas untuk seluruh jenis isntrumen
keuangan, kecuali untuk :
a. Penyertaan pada entitas anak, entitas asosiasi dan ventura bersama.
b. Hak dan kewajiban dalam sewa.
c. Hak dan kewajiban pemberi kerja.
d. Instrumen keuangan terbitan entitas.
e. Hak dan kewajiban yang timbl dalam kontrak asuransi.
f. Kontrak antara pengakuisisi dan penjual dalam kombinasi bisnis.
g. Komitmen pinjaman yang diberikan selain dari yang dijabarkan.
4. Definisi Instrumen Keuangan
Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan
entitas dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain. Aset keuangan
meliputi setiap aset yang menimbulkan hak kontraktual untuk menerima kas atau
keuangan lainnya.Liabilitas keuangan meliputi setiap kewajiban kontrak untuk
membayar kas atau aset keuangan.Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang
memberikan hak residual atau aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh
liabilitasnya.
5. Definisi derivatif Melekat
Derivatif melekat merupakan komponen dari instrumen campiran atau instrument
yang digabungkan dimana didalamnya termasuk pula kontrak utama nonderivatif,
yang mengakibatkan sebagian arus kas yang berasal dari instrumen yang digabungkan
bervariasi seperti derivatif yang berdiri sendiri. Derivatif melekat menyebabkan

47
sebagian atau seluruh kas yang dipersyaratkan dalam kontrak, dimodifikasi menurut
variabel yang telah ditentukan, antara lain suku bunga, harga isntrumen keuangan,
harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks harga atau suku bunga.
Derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utamanya dan dicatat sebagai
derivatif berdasarkan pernyataan ini jika dan hanya jika:
d. Karakteristik ekonomi dan resiko dari derivatif melekat tdak berkaitan erat
dengan karakteristik ekonomi dan resiko dari kontrak utama.
e. Instrumen terpisah yang memiliki persyaratan yang sama dengan derivatif
melekat memenuhi definisi sebagai derivatif.
f. Instrumen campuran tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (dengan
kata lain derivatif yang melekat pada aset keuangan atau liabilitas yang diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi tidak dipisahkan).
Akuntansi Derivatif
a. Dicatat dalam neraca sebagai aset atau kewajiban.
b. Pada nilai wajar.
c. Perubahan atas nlau derivatif dicatat melalui laporan laba rugi kecuali net
investment hedge atau nilai lindung.
6. Kualifikasi Instrumen Keuangan
A. Asset keuangan
1. Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi
Aset keuangan baik yang dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat
pengakuan awal telah ditetapkan oleh entitas untuk diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi.Contohnya, aset derivatif yang ivestasi dalam instrumen
utang dan ekuitas yang dimiliki dalam portofolio diperdagangkan.
2. Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh
temponya telah ditetapkan serta entitas mempunyai intensi positif dan
kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh
tempo.Contohnya, investasi dalam instrumen utang yang mempuyai kuotasi
harga dimana entitas memiliki niat dan mampu memiliki hingga jautuh tempo.
3. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak
mempunyai kuotasi harga dipasar aktif. Contohnya, piutang usaha, pinjaman
yang diberikan dan piutang wesel.

48
4. Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual
Aset keuangan yang dirancang sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak
diklasifikasikan dalam ketiga kategori diatas. Contohnya, investasi dalam
instrumen utang dan ekuitas yang tidak termasuk dalam kategori lain.
B. Liabilitas Keuangan
3. Liabiliats Keuangan yang Diukur Pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi
Liabilitas keuangan baik yang dimiliki untuk diperdagangkan atau ditetapkan
pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh entitas untuk diukur pada
nilai wajar melalu laba rugi. Contohnya, liabilitas derivatif dan liabilitas
diperdagangkan lainnya.
4. Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi
Semua liabilitas lainya selain daripada liabilitas yang dinilai pada nilai wajar
melalui laba rugi. Contohnya, utang usaha, utang wesel dan efek utang yang
diterbitkan.
C. Taining
Entitas tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi yang
dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu
dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi yang
dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yag lebih dari jumlah yang tidak
signifikan sebelum jatuh tempo. Terdapat pengecualian atas aturan tainting
tersebut jika penjualan atau reklasifikasi tersebut:
4. Dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal
pembelian kembali. Contohnya, kurang dari tiga bulan sebelum jatuh tempo.
5. Terjadi setelah entitas telah memperoleh secara substansialseluruh jumlah
pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau entitas telah
memperoleh pelunasan dipercepat.
6. Terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali entitas, tidak
berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh entitas.
7. Pengukuran Instrumen Keuangan
A. Pengukuran Awal
Pada saat pengukuran awal, entitas pada umumnya mengukur aset keuangan
menggunakan akuntansi tanggal transaksi pada nilai wajar ditambah biaya

49
transaksi kecali aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.Aset
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi pada awalnya hanya
diakui pada nilai wajar.
Biaya transaksi adalah biaya-biaya tambahan seperti biaya pendaftaran dan komisi
lain yang ditetapkan, biaya yang dibayarkan kepada penasehat hukum, akuntan,
dan penasehat profesional lain, biaya percetakan dan materai.
Biaya transaksi ini meliputi fee dan komisi yang dibayarkan pada para agen,
konsultan, perantara efek dan pedagang efek berupa pungutan wajib yang
dilakukan oleh pihak regulator dan bursa efek, serta pajak dan bea yang
dikenakan atas transfer yang dilakukan. Biaya-biaya transaksi tidak termasuk
premium dan diskonto utang, biaya pendanaan.Biaya penyimpanan maupun
administrasi.
B. Pengukuran Berikutnya
Setelah pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur pada nilai
wajar, biaya perolehan diamortisasi atau biaya perolehan tergantung klasifikasi
apakah nilai wajar dapat ditentuka dengan andal. Pengukuran awal dan
pengukuran berikutnya atas instrumen keuangan dan perlakuan akuntansi atas
perubahan nilai wajar (keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum
direalisasi) diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Biaya Perolehan
Biaya perolehan adalah jumlah aset yang diperoleh atau liabilitas yang
diselesaikan, termasuk biaya transaksi. Setelah perolehan awal, hanya satu
tipe instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan yaitu investasi
dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dipasar aktif dan
nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, serta derivatif yang terkait
dengan dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak
memiliki kuotasi harga dipasar aktif tersebut, diukur pada biaya perolehan.
2) Biaya Perolehan Diamortisasi
Setelah pengukuran awal, kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan ini
diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku
bunga efektif dilaporan posisi keuangan.Investasi yang dimiliki hingga jatuh
tempo seperti pinaman yang diberikan dan piutang serta liabilitas keuangan
lainnya. Biaya perolehan diamortisasi adalah biaya perolehan dan aset atau
liabilitas setelah disesuaikan jika layak untuk mencapai suatu suku bunga

50
efektif yang konstan selama umur aset atau liabilitas. Dengan kata lain, biaya
perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dikurangi
pembayaran pokok, ditambah dan dikurangi dengan akumulasi amortisasi
berdasarkan metode suku bunga efektif dan dikurangi penurunan nilai atau
nilai yang tidak dapat ditagih.
3) Nilai Wajar
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu
liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar.Kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan
pada umumnya diukur pada nilai wajar dilaporan posisi keuangan seperti aset
keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi, aset keuangan tersedia untuk
dijual, dan liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi.
8. Penghentian Pengakuan
A. Penghentian Pengakuan Aset Keuangan
Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika:
1) Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut
berakhir.
2) Entitas mentransfer aset keungan yang memenuhi kriteria penghentian
pengakuan.
B. Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan
Entitas mengeluarkan kewajiban keuangan dari neracanya, jika dan hanya jika
kewajiban keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan
dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.
9. Lindung Nilai (Hedging)
Lindung nilai merupakan derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai;
atau aset keuangan nonderivatif atau liabilitas keuangan nonderivatif yang telah
ditetapkan untuk tujuan lindung nilai (hanya untuk lindung nilai atas risiko perubahan
nilai tukar mata uang asing), yang nilai wajar atau arus kasnya diperkirakan dapat
saling hapus dengan perubahan nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindung nilai.
A. Penetapan Item yang Dilindung Nilai
1) Jika item yang dilindung nilai merupakan aset nonkeuangan atau liabilitas
nonkeuangan, maka item tersebut ditetapkan sebagai item yang dilindung
nilai (a) terhadap risiko perubahan nilai tukar, atau (b) untuk keseluruhan
nilainya terhadap seluruh risiko, karena adanya kesulitan untuk memisahkan

51
dan mengukur secara tepat bagian atas perubahan arus kas atau nilai wajar
yang disebabkan oleh risiko spesifik selain dari risiko perubahan nilai tukar.
2) Aset atau liabilitas yang serupa dijumlahkan dan dilindung nilai sebagai
sebuah kelompok hanya jika secara individual aset atau liabilitas dalam
kelompok tersebut memiliki eksposur risiko yang ditetapkan sebagai risiko
yang dilindung nilai.
3) Entitas menilai efektivitas lindung nilai dengan membandingkan perubahan
nilai wajar atau perubahan arus kas atas instrumen lindung nilai (atau
kelompok instrumen serupa yang melindung nilai) dengan item yang dilindung
nilai (atau kelompok item serupa yang dilindung nilai).
B. Akuntansi Lindung Nilai
1) Lindung Nilai Atas Nilai Wajar
Merupakan lindung nilai terhadap:
 Perubahan nilai wajar atas aset atau kewajiban yang telah diakui.
 Komitmen pasti yang belum diakui, atau bagian yang telah
diidentifikasi dari aset, kewajiban, atau komitmen pasti tersebut, yang
dapat diatribusikan pada risiko tertentu dan dapat memengaruhi
laporan laba rugi.
Dicatat sebagai:
 keuntungan atau kerugian yang berasal dari pengukuran kembali
instrumen lindung nilai pada nilai wajar (untuk instrumen lindung nilai
derivatif) atau komponen mata uang asing dari nilai tercatat yang
diukur berdasarkan PSAK diakui pada laba rugi.
 keuntungan atau kerugian atas item yang dilindung nilai yang dapat
diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai dengan menyesuaikan
nilai tercatat item yang dilindung nilai dan diakui pada laba rugi.
 Ketentuan ini berlaku jika item yang dilindung nilai tidak diukur pada
biaya perolehan.
 Pengakuan keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan pada
risiko yang dilindung nilai pada laba rugi diterapkan jika item yang
dilindung nilai merupakan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam
kelompok tersedia untuk dijual.
2) Lindung Nilai Atas Arus Kas
Merupakan lindung nilai terhadap eksposur variabilitas arus kas yang:

52
 Dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan aset atau
kewajiban yang telah diakui misalnya seluruh atau sebagian .
 Pembayaran bunga di masa depan atas utang dengan suku bunga
variabel) atau yang dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang
terkait dengan prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi,
dan
 Dapat memengaruhi laporan laba rugi.
Dicatat sebagai:
 bagian dari keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai
yang ditetapkan sebagai lindung nilai yang efektif diakui dalam
pendapatan komprehensif lain; dan
 bagian yang tidak efektif atas keuntungan atau kerugian dari
instrumen lindung nilai diakui dalam laba rugi.

Jika suatu lindung nilai kemudian menimbulkan pengakuan suatu aset atau
liabilitas keuangan, maka keuntungan atau kerugian terkait yang sebelumnya
diakui pendapatan komprehensif direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi
sebagai penyesuaian.Untuk aset non keuangan dimasukkan sebagai haga
perolehan.

3) Lindung Nilai Atas Investasi Neto Pada Operasi di Luar Negeri


 Hal ini sama seperti lindung nilai pada arus kas
 Lindung nilai yang efektif untuk diungkapkan dalam modal ekuitas
 Lindung nilai yang tidak efektif untuk diungkapkan dalam laporan laba
rugi
 Operasi asing di bidang mata uang asing
C. Kriteria Lindung Nilai
1. Pada saat dimulainya lindung nilai terdapat penetapan dan
pendokumentasian formal atas hubungan lindung nilai dan tujuan manajemen
risiko entitas serta strategi pelaksanaan lindung nilai.
2. Lindung nilai diharapkan sangat efektif dalam rangka saling hapus atas
perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas.
3. Untuk lindung nilai atas arys kas, suatu prakiraan transaksi yang merupakan
subjek dari suatu lindung nilai harus bersifat kemugkinan terjadi dan terdapat
eksposur perubahan arus kas yang dapat memengaruhi laporan laba rugi.

53
4. Efektivitas lindung nilai dapat diukur secara andal.
5. Lindung nilai dinilai secara berkesinambungan dan ditentukan bahwa
efektifitasnya sangat tinggi sepanjang periode pelaporan keuangan dimana
lindung nilai tersebut ditetapkan.
6. Item Yang Dilindung Nilai
1. Penerbitan utang dengan suku bunga tetap yang telah diantisipasi.
2. Derivatif.
3. Deposito inti tak berwujud.
4. Aliran pendapatan dalam mata uang asing dimasa datang.
7. Instrumen Lindung Nilai
1. Lindung nilai menggunakan aset atau liabilitas keuangan non derivatif.
2. Lindung nilai internal.
3. Lindung nilai terhadap eksposur nilai wajar dari obligasi mata uang asing.
4. Akuntansi lindung nilai : penggunaan opsi yang diterbitkan dalam instrume
lindung nilai yang digabungkan.
5. Kontrak derivatif internal yang saling hapus digunakan untuk mengelola risiko
suku bunga.

54
II. PENYAJIAN BERDASARKAN PSAK NO 50 BAGIAN I
1. Tujuan Berdasarkan PSAK No 50
Tujuan Pernyataan ini adalah untuk menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan
sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.
Prinsip-prinsip yang terdapat dalam Pernyataan ini melengkapi prinsip pengakuan dan
pengukuran aset keuangan dan liabilitas dalam PSAK 55: Intrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran, dan pengungkapan informasi mengenai aset keuangan
dan liabilitas keuangan tersebut yang terdapat dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan:
Pengungkapan.
2. Ruang Lingkup
A. Diterapkan oleh seluruh entitas untuk seluruh jenis instrumen keuangan,
kecuali:
1) Penyertaan pada entitas anak, entitas asosiasi, atau ventura
2) Hak dan kewajiban pemberi kerja
3) Kontrak asuransi
4) Instrumen keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 62
5) Instrumen keuangan, kontrak, dan kewajiban dalam transaksi pembayaran
berbasis saham.
B. Diterapkan pada kontrak pembelian atau penjualan item non keuangan yang
dapat diselesaikan:
1) Secara neto dengan kas atau instrument keuangan lain, atau;
2) Dengan mempertukarkan instrumen keuangan, seolah-olah kontrak tersebut
adalah instrument keuangan, dengan pengecualian untuk kontrak yang
disepakati dan dimaksudkan untuk terus dimiliki dengan tujuan untuk
menerima atau menyerahkan item nonkeuangan sesuai dengan persyaratan
pembelian, penjualan, atau penggunaan yang diperkirakan oleh entitas.
3. Komponen PSAK 50
A. Asset Keuangan
Aset keuangan adalah setiap aset yang berbentuk :
1) Kas
2) Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain
3) Hak kontraktual :
 Untuk menerima kas atau aset keuangan lain dari entitas lain; atau

55
 Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan
dengan entitas lain dalam kondisi yang berpotensi menguntungkan
entitas tersebut
4) Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan
instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan :
 Non derivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan
untuk menerima suatu jumlah yang bervariasi dari instrument
ekuitas yang diterbitkan entitas; atau
 Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan
mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain
dengan sejumlah tertentu instrument ekuitas yang diterbitkan
entitas.
B. Instrumen Ekuitas
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas
aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.
C. Instrumen Keuangan
Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset
keuangan entitas dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.
D. Puttable Instrument (instrumen yang mempunyai fitur opsi jual)
Puttable instrument adalah instrumen keuangan yang memberikan hak
kepada pemegangnya untuk menjual kembali instrumen kepada penerbit dan
memperoleh kas atau aset keuangan lain atau secara otomatis menjual
kembali kepada penerbit pada saat terjadinya pada saat terjadinya suatu
peristiwa yang tidak pasti di masa depan atau kematian atau purnakarya dari
pemegang instrumen.
E. Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa :
1) Kewajiban kontraktual:
 Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain;
atau
 Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan
dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan entitas tersebut;

56
2) Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu:
 Non derivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk
menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas; atau
 Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan
mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain
dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.
F. Nilai wajar
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau
harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi
teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

LANJUTAN BAGIAN II
1. Liabilitas dan Ekuitas
Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan awal mengklasifikasikan
instrumen tersebut atau komponennya sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan,
atau instrument ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi
liabilitas keuangan, aset keuangan, dan instrument ekuita . Suatu intrumen keuangan
dikatakan sebagai instrument ekuitas jika, dan hanya jika, dua kondisi berikut
terpenuhi, yaitu:
1) Intrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual :
 Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain;
atau
 Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan
dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan penerbit.
2) Jika instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas, instrumen tersebut merupakan:
 Nonderivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi
penerbitnya untuk menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas; atau

57
 Derivatif yang akan diselesaikan hanya dengan mempertukarkan
sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah
tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.
Instrumen keuangan yang mempunyai fitur opsi jual

A. Instrumen keuangan yang mempunyai fitur opsi jual


Instrumen keuangan yang mempunyai fitur opsi jual mencakup kewajiban
kontraktual bagi penerbit untuk membeli kembali atau menebus instrument
tersebut dan menerima kas atau aset keuangan lain pada saat melakukan
eksekusi opsi jual tersebut. Instrumen keuangan yang mencakup kewajiban
tersebut dikategorikan sebagai instrumen ekuitas jika memenuhi fitur-fitur
berikut:
1) Memberikan hak kepada pemegangnya atas bagian prorate aset neto
entitas pada saat entitas dilikuidasi.
2) Instrumen berada dalam kelas instrumen yang merupakan subordinat dari
seluruh kelas instrumen lain.
3) Seluruh instrumen keuangan yang berada pada kelas instrumen yang
merupakan subordinat dari seluruh kelas instrument lain memiliki fitur
yang identik.
4) Selain kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk membeli kembali atau
menebus instrument dan menerima kas atau aset keuangan lain,
instrument tersebut tidak tersebut tidak termasuk kewajiban kontraktual
untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain, atau
untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan
entitas lain dalam kondisi dalam kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan bagi entitas tersebut, dan bukan suatu kontrak yang akan
atau mungkin diselesaikan dengan instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas.
B. Instrumen, atau Komponen Instrumen, yang Mensyaratkan Kewajiban kepada
Entitas untuk Menyerahkan kepada Pihak Lain Bagian Prorata aset Neto
Entitas Hanya pada saat Likuidasi. Beberapa instrumen keuangan termasuk
kewajiban kontraktual bagi entitas penerbit untuk menyerahan kepada entitas
lain bagian prorata aset neto hanya pada saat likuidasi. Kewajiban timbul
karena likuidasi pasti terjadi dan berada di luar kendali entitas (sebagai

58
contoh, umur entitas yang terbatas) atau tidak pasti terjadi namun
berdasarkan opsi dari pemegang instrument. Sebagai pengecualian dari
definisi liabilitas keuangan, suatu instrument yang mencakup kewajiban
tersebut diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas jika memiliki seluruh fitur
berikut:
1) Memberikan hak kepada pemegangnya atas bagian prorata aset neto
entitas pada saat entitas dilikuidasi.
2) Instrumen berada pada kelas instrument yang merupakan subordinat
dari seluruh kelas instrument lain.
3) Seluruh instrumen keuangan yang berada pada kelas instrumen yang
merupakan subordinat dari seluruh kelas instrumen lain harus
memiliki kewajiban kontraktual identik bagi entitas penerbit untuk
menyerahkan bagian prorate aset neto pada saat likuidasi.
C. Tanpa Kewajiban Kontraktual untuk Menyerahkan Kas atau Aset Keuangan
Lain
Fitur penting dalam membedakan antara liabilitaskeuangan dan instrumen
ekuitas adalah adanyakewajiban kontraktual salah satu pihak dari instrumen
keuangan (penerbit), untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada
pihak lain (pemegang), atau untuk mempertukarkan aset keuangan atau
liabilitas keuangan dengan pemegang instrumen ekuitas dalam kondisi yang
berpotensi tidak menguntungkan pihak penerbit. Meskipun pemegang
instrumen ekuitas mungkin berhak menerima dividen atau bentuk distribusi
ekuitas lain secara prorata, penerbit tidak memiliki kewajiban kontraktual
untuk melakukan distribusi tersebut karena penerbit instrumen ekuitas
tidakdiwajibkan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pihak
lain.
D. Penyelesaian dengan Instrumen Ekuitas yang Diterbitkan Entitas
Suatu kontrak bukan merupakaninstrumen ekuitas hanya semata-mata
karena kontrak tersebut menyebabkan entitas menerimaatau menyerahkan
instrumen ekuitas yang diterbitkannya. Entitas mungkin memiliki hak atau
kewajiban kontraktual untuk menerima atau menyerahkan saham yang
diterbitkan atau instrumen ekuitas lain dalam jumlah yang bervariasi sehingga
nilai wajar dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas yang akan diterima
atau diserahkan tersebut setara dengan nilai hak atau kewajiban

59
kontraktualnya. Hak atau kewajiban kontraktual tersebut dapat berupa nilai
yang telah ditetapkan atau nilai yang berfluktuasi, baik sebagian maupun
seluruhnya, bergantung pada perubahan variabelnya selain dari harga pasar
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut (contohnya tingkat suku
bunga, harga komoditas, atau harga instrumen keuangan).

E. Ketentuan Penyelesaian Kontijensi


Instrumen keuangan dapat mensyaratkan entitas untuk menyerahkan kas
atau aset keuangan lain atau jika tidak, menyelesaikannya sebagaimana jika
instrumen tersebut merupakan liabilitas keuangan, dalam keadaan terjadi
atau tidak terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti di masa depan (atau
hasil dari keadaan yang tidak pasti) yang berada di luar kendali penerbit
maupun pemegang instrumen, seperti perubahan dalam indeks pasar modal,
indeks harga konsumen, suku bangsa atau ketentuan perpajakan, atau
pendapatan, laba neto, atau rasio uang terhadap modal penerbit dimasa
depan. Penerbit instrumen tersebut tidak memiliki hak tanpa syarat untuk
tidak menyerahkan kas atau aset keuangan lain (atau jika tidak, untuk
menyelesaikan seperti jika instrumen tersebut berupa liabilitas keuangan bagi
penerbit, kecuali jika:
1) Bagian dari penyelesaian kontinjensi yang mensyaratkan penyelesaian
secara kasnatau melalui penyerahan aset keuangan lain
2) Penerbit dapat disyaratkan untuk menyelesaikan kewajibannya
dengan atau penyerahan aset keuangan lain
3) Instrumen tersebut memiliki seluruh fitur dan memenuhi kondisi yang
telah ditentukan
F. Pilihan Penyelesaian
Jika instrumen keuangan derivatif memberi kepada salah satu pihak pilihan
cara penyelesaian (contohnya penerbit atau pemegang instrumen saham
dengan kas), maka instrumen tersebut adalah aset keuangan atau liabilitas
keuangan, kecuali jika seluruh alternatif penyelesaian yang ada
menjadikannya sebagai instrumen ekuitas.
2. Intrumen Keuangan Majemuk
Penerbit instrument keuangan nonderivatif mengevaluasi persyaratan instrumen
keuangan untuk menentukan apakah instrumen tersebut mengandung komponen

60
liabilitas dan ekuitas. Entitas mengakui secara terpisah komponen instrumen
keuangan yang menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas; dan memberikan opsi
bagi pemegang instrument untuk mengkonversi instrumen keuangan tersebut
menjadi instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan.
3. Saham Tresuri
Jika entitas memperoleh kembali instrumen ekuitasnya, maka instrumen tersebut
(saham tresuri) dikurangkan dari ekuitas.Keuntungan atau kerugian yang timbul dari
pembelian, penjualan, penerbitan, atau pembatalan instrument ekuitas entitas
tersebut tidak diakui dalam laba rugi. Saham tresuri tersebut dapat diperoleh dan
dimiliki oleh entitas yang bersangkutan atau oleh anggota lain dalam kelompok usaha
yang dikonsolidasi. Imbalan yang dibayarkan atau diterima diakui secara langsung di
ekuitas.
4. Saling Hapus Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapuskan dan nilai netonya disajikan
dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, entitas :
1) Saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan
saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan
2) Berintensi untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset
dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan\
Dalam akuntansi untuk pengalihan aset keuangan yang tidak memenuhi kualifikasi
penghentian pengakuan, entitas tidak dapat melakukan saling hapus aset keuangan
yang dialihkan dan liabilitas terkait. Pernyataan ini mensyaratkan penyajian aset
keuangan dan liabilitas keuangan secara neto jika penyajian tersebut mencerminkan
arus kas masa depan yang diharapkan entitas dari penyelesaian dua atau lebih
instrument keuangan terpisah. Saling hapus antar aset keuangan dan liabilitas
keuangan yang diakui dan penyajian jumlah neto berbeda dengan penghentian
pengakuan aset keuangan atau liabilitas keuangan.
Hak untuk melakukan saling hapus merupakan hak hukum debitur, baik dalam bentuk
kontrak maupun cara lain, untuk menyelesaikan atau mengeliminasi seluruh atau
sebagian jumlah yang dibayarkan kepada kreditur dengan cara membandingkan
jumlah yang harus dibayarkan dan piutang kepada kreditur yang bersangkutan.
Adanya hak yang dapat dipaksakan untuk saling hapus atas aset keuangan dan
liabilitas keuangan mempengaruhi hak dan kewajiban yang terkait dengan aset
keuangan dan liabilitas keuangan, serta mungkin mempengaruhi eksposur entitas atas

61
resiko kredit dan resiko likuiditas. Kondisi ketika aset keuangan dan liabilitas keuangan
disalinghapuskan dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan umumnya
tidak dapat dipenuhi dan saling hapus biasanya tidak tepat jika:
1) Beberapa instrument keuangan yang berbeda digunakan untuk
meniru fitur yang terdapat dalam instrument keuangan tunggal
(instrumen sintetis)
2) Aset keuangan dan liabilitas keuangan timbul dari instrumen
keuangan dengan eksposur risiko utama yang sama
3) Aset keuangan atau aset lain dijaminkan sebagai agunan untuk
liabilitas keuangan yang bersifat non-recourse
4) Aset keuangan ditempatkan oleh debitur dalam wali amanat untuk
keperluan pelunasan kewajiban tanpa aset keuangan tersebut
diterima oleh kreditur pada saat penyelesaian kewajiban
5) Kewajiban yang timbul akibat dari kejadian yang menyebabkan
kerugian diperkirakan dapat dipulihkan melalui pihak ketiga dengan
klaim kontrak asuransi
III. PENGUNGKAPAN BERDASARKAN PSAK No 60
1. Tujuan
Tujuan PSAK ini adalah mensyaratkan entitas untuk menyediakan pengungkapan dalam
laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi:
1) Signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan
entitas; dan
2) Sifat dan cakupan risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana
entitas terekspos selama periode dan akhir periode pelaporan, dan
bagaimana entitas mengelola risiko tersebut.
2. Ruang Lingkup
PSAK ini diterapkan pada instrumen keuangan yang diakui dan yang tidak diakui.
Instrumen keuangan yang diakui termasuk aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam
ruang lingkup PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Instruen
keuangan yang tidak diakui termasuk beberapa instrumen keuangan yang meskipun di
luar ruang lingkup PSAK 55 namun termasuk dalam ruang lingkup PSAK ini (seperti
beberapa komitmen pinjaman).
3. Kelompok Instrumen Keuangan dan Tingkat Pengungkapan

62
Entitas mengelompokan instrumen keuangan menjadi kelompok-kelompok sesuai
dengan sifat informasi yang diungkapkan dan mempertimbangkan karakteristik dari
instrumen keuangan tersebut. Entitas menyediakan informasi yang cukup untuk
memungkinkan rekonsiliasi terhadap setiap baris pos yang disajikan dalam laporan
posisi keuangan

4. Laporan Posisi Keuangan


A. Kategori Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Nilai tercatat untuk setiap kategori berikut, sebagaimana didefinisikan dalam
PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran,
diungkapkan dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan:
1) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,
menunjukkan secara terpisah:
 aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi pada saat pengakuan awal; dan
 aset keuangan yang dikategorikan sebagai dimiliki untuk
diperdagangkan sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2006).
2) investasi dimiliki hingga jatuh tempo;
3) pinjaman yang diberikan dan piutang;
4) iabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,
menunjukkan secara terpisah,
 liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal; dan
 iabilitas keuangan yang dikategorikan sebagai dimiliki untuk
diperdagangkan sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2006) dan liabilitas
keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
B. Aset Keuangan atau Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui
Laporan Laba rugi
Jika entitas telah menetapkan pinjaman yang diberikan atau piutang (atau
kelompok pinjaman yang diberikan atau kelompok piutang) untuk diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi, maka entitas mengungkapkan:
1) eksposur maksimum terhadap risiko kredit (lihat paragraf 38(a)) dari
pinjaman yang diberikan atau piutang (atau kelompok pinjaman
yang diberikan atau piutang) pada akhir periode pelaporan.

63
2) jumlah derivatif kredit yang terkait atau instrumen serupa yang
mengurangi eksposur maksimum terhadap risiko kredit tersebut.
3) jumlah perubahan, selama periode dan secara kumulatif, nilai wajar
pinjaman yang diberikan atau piutang (atau kelompok pinjaman
yang diberikan atau piutang) yang dapat diatribusikan pada
perubahan risiko kredit atas aset keuangan yang ditentukan diantara:
(i) sebagai jumlah perubahan nilai wajar yang tidak dapat
diatribusikan pada perubahan-perubahan kondisi pasar yang
meningkatkan risiko pasar; atau(ii) menggunakan metode alternatif
yang diyakini entitas lebih menggambarkan secara jujur jumlah
perubahan nilai wajar yang dapat diatribusikan pada perubahan-
perubahan risiko kredit atas asset.
4) Jumlah perubahan nilai wajar dari derivatif kredit yang terkait
atau instrumen sejenis yang terjadi selama periode dan secara
kumulatif sejak pinjaman yang diberikan atau piutang ditetapkan.
Entitas mengungkapkan terhadap eksposur maksimum terhadap risiko kredit:
1) jumlah perubahan, selama periode dan secara kumulatif, nilai wajar
liabilitas keuangan yang dapat diatribusikan pada perubahan risiko
kredit atas liabilitas yang ditentukan diantara:(i) sebagai jumlah
perubahan dalam nilai wajar yang tidak dapat diatribusikan pada
perubahan kondisi pasar yang meningkatkan risiko pasar (lihat
Lampiran B paragraf B4); atau(ii) menggunakan metode alternatif
yang diyakini entitas lebih menggambarkan secara jujur jumlah
perubahan dalam nilai wajar yang dapat diatribusikan pada
perubahan risiko kredit atas liabilitas. Perubahan-perubahan kondisi
pasar yang dapat meningkatkan risiko pasar termasuk perubahan
suku bunga acuan, harga instrumen keuangan entitas lain, harga
komoditas, nilai tukar mata uang asing, atau indeks harga atau tarif.
Untuk kontrak yang memiliki fitur unit-link, perubahan kondisi pasar
termasuk perubahan kinerja yang terkait dengan dana investasi
internal atau eksternal.
2) perbedaan antara jumlah tercatat liabilitas keuangan dan jumlah yang
disyaratkan secara kontraktual bagi entitas untuk membayar pada
saat jatuh tempo kepada pemegang kewajiban tersebut.

64
Entitas mengungkapkan:
1) metode yang digunakan untuk memenuhi persyaratan pada paragraf 9(c)
dan 10(a).
2) jika entitas meyakini bahwa pengungkapan yang memenuhi persyaratan
pada paragraf 9(c) atau 10(a) tidak menyajikan secara jujur perubahan
nilai wajar aset keuangan atau liabilitas keuangan yang dapat
diatribusikan pada perubahan risiko kredit, alasan-alasan yang menghasilkan
kesimpulan tersebut dan faktor-faktor relevan yang dipercayai entitas

C. Reklasifikasi
Jika entitas telah mereklasifikasi aset keuangan (sesuai dengan paragraf 52-55
PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran)
dengan satu pengukuran:
1) pada biaya perolehan atau biaya perolehan diamortisasi, dan bukan
nilai wajar; atau
2) pada nilai wajar; dari pada biaya perolehan atau biaya perolehan
diamortisasi,
maka entitas mengungkapkan jumlah yang direklasifikasi ke dan dari setiap
kategori dan alasan reklasifikasi.
D. Penghentian Pengakuan
Entitas mungkin telah mentransfer aset keuangan sedemikian rupa sehingga
sebagian atau semua aset keuangan tidak memenuhi kualifikasi penghentian-
pengakuan (lihat paragraf 15-37 PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran). Entitas mengungkapkan untuk setiap kelompok aset
keuangan:
1) jenis aset;
2) jenis risiko dan manfaat atas kepemilikan yang tetap berada pada
entitas;
3) saat entitas melanjutkan pengakuan seluruh aset jumlah nilai tercatat
aset dan liabilitas yang terkait; dan
4) saat entitas melanjutkan pengakuan aset sejauh keterlibatan-
berkelanjutannya, total nilai tercatat dari aset awal, jumlah aset

65
dimana entitas melanjutkan pengakuan, dan jumlah tercatat liabilitas
yang terkait.
E. Agunan
Entitas mengungkapkan:
1) jumlah tercatat aset keuangan yang dijaminkan sebagai agunan
untuk liabilitas atau liabilitas kontinjensi, termasuk jumlah yang telah
direklasifikasi sesuai dengan paragraf 37(a) PSAK 55 (revisi 2006):
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran; dan(
2) syarat dan kondisi yang terkait dengan penjaminan tersebut.15.
Ketika entitas memiliki agunan (aset keuangan atau aset nonkeuangan) dan
diijinkan untuk menjual atau menjaminkan kembali tanpa didahului wanprestasi
oleh pemilik agunan, maka entitas mengungkapkan:
1) nilai wajar agunan yang dimiliki;
2) nilai wajar dari setiap agunan yang dijual atau dijaminkan kembali,
dan apakah entitas berkewajiban untuk mengembalikan agunan
tersebut; dan
3) syarat dan kondisi yang terkait dengan penggunaan agunan tersebut
F. Penyisihan Kerugian Kredit
Entitas mengungkapkan suatu rekonsiliasi perubahan pada akun tersebut selama
periode untuk setiap kelompok aset keuangan.
G. Instrumen Keuangan Majemuk Dengan Beberapa Derivatif Melekat
Jika entitas menerbitkan instrumen yang mengandung komponen liabilitas dan
ekuitas (lihat PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian paragraf 31)
dan instrumen tersebut memiliki beberapa derivatif melekat yang nilainya
saling btergantung satu sama lain (seperti callable convertible debt instrument),
maka entitas mengungkapkan keberadaan fitur tersebut.
H. Wanprestasi dan Pelanggaran
Untuk pinjaman diterima (loan payable) yang diakui pada akhir periode pelaporan,
entitas mengungkapkan:
1) rincian setiap wanprestasi selama periode dari pokok, bunga,
dana pelunasan (sinking fund), atau syarat penarikan atas pinjaman
diterima tersebut;
2) jumlah tercatat pinjaman diterima yang mengalami wanprestasi
pada akhir periode pelaporan; dan

66
3) apakah wanprestasi telah diselesaikan, atau syarat pinjaman
diterima telah dinegosiasi ulang, sebelum laporan keuangan secara
resmi diterbitkan

Jika, selama periode, terdapat pelanggaran atas syarat perjanjian pinjaman selain
yang diuraikan pada paragraf 18, maka entitas mengungkapkan informasi yang
sama seperti yang disyaratkan pada paragraf 18 jika pelanggaran tersebut
memungkinkan pemberi pinjaman untuk meminta percepatan pembayaran
kembali (kecuali pelanggaran telah diselesaikan, atau syarat pinjaman telah
dinegosiasi ulang, pada atau sebelum akhir periode pelaporan).

5. Laporan Laba Rugi Komprehensif


A. Pos-pos Penghasilan, Beban, Keuntungan atau Kerugian
Entitas mengungkapkan pos penghasilan, beban, keuntungan atau kerugian
berikut ini pada laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan
keuangan:
1) Laba atau rugi neto pada:
 aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi, yang menunjukkan secara terpisah aset
keuangan atau liabilitas keuangan yang telah ditetapkan untuk diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal, dan
aset keuangan atau liabilitas keuangan yang dikategorikan sebagai
dimiliki untuk diperdagangkan sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2006)
 aset keuangan tersedia untuk dijual, yang menunjukkan secara terpisah
jumlah keuntungan atau kerugian yang diakui pad pendapatan
komprehensif lain selama periode, dan jumlah yang dipindahkan dari
ekuitas ke dalam laporan laba rugi untuk periode tersebut;
 investasi dimiliki hingga jatuh tempo;
 pinjaman yang diberikan dan piutang; dan liabilitas keuangan yang diukur
pada biaya perolehan diamortisasi.
2) total pendapatan bunga dan total beban bunga (dihitung dengan
menggunakan metode suku bunga efektif) untuk aset keuangan atau
liabilitas keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi;

67
3) pendapatan dan beban imbalan (selain jumlah yang termasuk dalam
penentuan suku bunga efektif) yang timbul dari aset keuangan atau
liabilitas keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi; dan aktivitas wali amanat dan aktivitas gadai
lainnya yang mengakibatkan kepemilikan atau investasi aset atas
nama individu, wali amanat, program manfaat pensiun, dan
institusi lain;
4) pendapatan bunga dari aset keuangan yang mengalami penurunan
nilai yang diakru sesuai dengan paragraf PA109 PSAK 55; dan
5) jumlah kerugian penurunan nilai untuk setiap kelompok aset
keuangan.
6. Pengungkapan Lain
A. Kebijakan Akuntansi
Sesuai dengan PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan paragraf 114,
entitas mengungkapkan dalam ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan, dasar
pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi lain yang relevan untuk pemahaman suatu laporan keuangan.
B. Akuntansi Lindung Nilai
Untuk entitas lindung nilai, maka entitas mengungkapkan sebagai berikut:
1) periode ketika arus kas diekspektasikan terjadi dan ketika arus kas
diekspektasikan mempengaruhi laporan laba rugi;
2) uraian atas prakiraan transaksi dimana akuntansi lindung nilai
sebelumnya telah digunakan, namun tidak lagi diekspektasikan
untuk terjadi;
3) jumlah yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain selama
periode;
4) jumlah yang dipindahkan dari ekuitas ke dalam laporan laba rugi
untuk periode tersebut yang menunjukkan jumlah yang termasuk
dalam setiap pos pada pendapatan komprehensif lain; dan
5) jumlah yang dipindahkan dari ekuitas selama periode dan termasuk
dalam biaya perolehan awal atau jumlah tercatat lain dari aset
nonkeuangan atau liabilitas nonkeuangan yang perolehan atau
terjadinya merupakan suatu prakiraan transaksi yang kemungkinan
besar terjadi yang dilindung nilai.

68
Entitas mengungkapkan secara terpisah:
1) dalam lindung nilai atas nilai wajar, keuntungan atau kerugian:(i)
atas instrumen lindung nilai; dan(ii) atas item yang dilindung nilai yang
dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai.
2) ketidakefektifan yang diakui dalam laporan laba rugi yang timbul dari
lindung nilai atas arus kas; dan
3) ketidakefektifan yang diakui dalam laporan laba rugi yang timbul dari
lindung nilai atas investasi neto pada operasi luar negeri.
7. Nilai Wajar
Kecuali yang diuraikan pada paragraf 31, untuk setiap kelompok aset keuangan dan
liabilitas keuangan (lihat paragraf 6), entitas mengungkapkan nilai wajar dari kelompok
aset dan liabilitas keuangan tersebut dengan cara yang memungkinkan untuk
dibandingkan dengan jumlah tercatatnya.
Dalam pengungkapan nilai wajar maka entitas mengelompokkan aset keuangan dan
liabilitas keuangan dalam kelompok-kelompok, namun saling hapus diantara mereka
sepanjang jumlah tercatatnya saling hapus dalam laporan posisi keuangan.
Entitas mengungkapkan untuk setiap kelompok instrumen keuangan metode dan,
ketika teknik penilaian digunakan, asumsi yang diterapkan dalam menentukan nilai
wajar untuk setiap kelompok aset keuangan atau liabilitas keuangan. Misalnya, jika
dapat diterapkan, entitas mengungkapkan informasi tentang asumsi yang terkait dengan
tingkat pembayaran dipercepat, tingkat estimasi kerugian kredit, dan suku bunga
atau tingkat diskonto. Jika terdapat perubahan dalam teknik penilaian, entitas
mengungkapkan perubahan tersebut dan alasan melakukan perubahan.
Untuk pengukuran nilai wajar yang diakui dalam laporan posisi keuangan entitas
mengungkapkan untuk setiap kelompok instrumen keuangan
1) tingkat dalam hirarki nilai wajar dimana pengukuran nilai wajar
berada secara keseluruhan, memisahkan pengukuran nilai wajar
sesuai tingkat yang ditentukan dalam paragraf 28.
2) setiap pemindahan signifikan antara Tingkat 1 dan Tingkat 2 pada
hirarki nilai wajar dan alasan pemindahan tersebut. Pemindahan ke
dalam setiap tingkatan diungkapkan dan didiskusikan secara terpisah
dari pemindahan keluar dari setiap tingkatan. Untuk tujuan ini,
signifikansi harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan laporan
laba rugi, dan total aset atau total liabilitas.

69
3) Untuk pengukuran nilai wajar dalam Tingkat 3 pada hirarki nilai
wajar, rekonsiliasi dari saldo awal ke saldo akhir, entitas
mengungkapkan secara terpisah perubahan selama periode terkait.
4) Jumlah total keuntungan atau kerugian untuk periode pada (c)(i) di
atas termasuk dalam laporan laba rugi yang dapat diatribusikan pada
keuntungan atau kerugian yang terkait dengan aset dan liabilitas yang
dimiliki pada akhir periode pelaporan dan uraian dimana
keuntungan atau kerugian tersebut disajikan dalam laporan laba rugi
komprehensif atau laporan laba rugi terpisah (jika disajikan).
5) Untuk pengukuran nilai wajar pada Tingkat 3, jika merubah satu atau
lebih input menjadi asumsi-asumsi alternatif yang secara wajar
mungkin akan mengubah nilai wajar secara signifikan, entitas
menyatakan fakta dan mengungkapkan efek dari perubahan
tersebut. Entitas mengungkapkan bagaimana perhitungan dampak
perubahan terhadap asumsi alternatif yang secara wajar
memungkinkan. Untuk tujuan ini, signifikansi harus dipertimbangkan
dalam kaitannya dengan laporan laba rugi, dan total aset atau total
liabilitas, atau, jika perubahan dalam nilai wajar diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif, total ekuitas.
Entitas menyajikan pengungkapan kuantitatif yang disyaratkan oleh paragraf ini dalam
format tersusun (tabular) kecuali format lain lebih sesuai
Jika pasar untuk instrumen keuangan tidak aktif, entitas menetapkan nilai wajarnya
menggunakan teknik penilaian (lihat PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran paragraf PA89-PA95). Walaupun demikian, bukti terbaik dari
nilai wajar pada saat pengakuan awal adalah harga transaksi (yaitu nilai wajar
pembayaran yang diberikan atau diterima), kecuali memenuhi kondisi yang diuraikan
dalam PSAK 55 (revisi 2006) paragraf PA91. Hal tersebut dapat menghasilkan nilai
wajar yang berbeda antara nilai wajar saat pengakuan awal dan jumlah yang ditentukan
pada tanggal itu dengan menggunakan teknik penilaian. Jika terdapat perbedaan tersebut,
maka entitas mengungkapkan, berdasarkan kelompok instrumen keuangan:
1) kebijakan akuntansi untuk mengakui perbedaan tersebut dalam
laporan laba rugi yang mencerminkan perubahan faktor-faktor
(termasuk waktu) dimana pelaku pasar akan mempertimbangkan

70
dalam menentukan suatu harga (lihat PSAK 55 (revisi 2006) paragraf
PA92); dan
2) agregat perbedaan yang belum diakui dalam laporan laba rugi pada
awal dan akhir periode dan suatu rekonsiliasi dari perubahan saldo
perbedaan tersebut.
Pengungkapan nilai wajar tidak disyaratkan:
1) ketika jumlah tercatat adalah suatu perkiraan yang wajar (reasonable
approximation) atas nilai wajar, misalnya, untuk instrumen
keuangan seperti piutang dagang dan utang dagang jangka pendek;
2) untuk investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi
harga pasar dalam pasar aktif, atau derivatif yang dikaitkan dengan
instrumen ekuitas tersebut, yang diukur pada harga perolehan sesuai
dengan PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran) karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara
andal; atau
3) untuk kontrak yang mengandung fitur partisipasi tidak mengikat
(seperti yang dijelaskan dalam PSAK 28 (revisi 2010): Kontrak
Asuransi), jika nilai wajar atas fitur tersebut tidak dapat diukur
secara andal.

71
PENGAKUAN, PENGUKURAN SERTA PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

INSTRUMEN KEUANGAN BERDASARKAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

1. Pengakuan Berdasarkan PP No 71 Tahun 2010


A. Pengakuan Aset
Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh
pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Sejalan
dengan penerapan basis akrual, aset dalam bentuk piutang atau beban dibayar di
muka diakui ketika hak klaim untuk mendapatkan arus kas masuk atau manfaat
ekonomi lainnya dari entitas lain telah atau tetap masih terpenuhi, dan nilai klaim
tersebut dapat diukur atau diestimasi. Aset dalam bentuk kas yang diperoleh
pemerintah antara lain bersumber dari pajak, bea masuk, cukai, penerimaan bukan
pajak, retribusi, pungutan hasil pemanfaatan kekayaan negara, transfer, dan setoran
lain-lain, serta penerimaan pembiayaan, seperti hasil pinjaman. Proses pemungutan
setiap unsur penerimaan tersebut sangat beragam dan melibatkan banyak pihak atau
instansi. Dengan demikian, titik pengakuan penerimaan kas oleh pemerintah untuk
mendapatkan pengakuan akuntansi memerlukan pengaturan yang lebih rinci,
termasuk pengaturan mengenai batasan waktu sejak uang diterima sampai
penyetorannya ke Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Aset tidak diakui jika
pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin
diperoleh pemerintah setelah periode akuntansi berjalan.
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi
kriteria:
1) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;

72
2) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
3) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan
4) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
A. Pengakuan Kewajiban
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi
akan dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada
sekarang, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang
dapat diukur dengan andal. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau
pada saat kewajiban timbul. Pelaporan keuangan untuk tujuan umum harus
menyajikan kewajiban yang diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran
sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban yang ada sampai saat ini, dan perubahan atas kewajiban tersebut
mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal. Kewajiban dicatat
sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan
dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank
sentral pada tanggal neraca.
B. Pengakuan Pendapatan
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan tersebut atau ada
aliran masuk sumber daya ekonomi. Pendapatan-LRA menurut basis kas diakui pada
saat diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan.
pendapatan menurut basis akrual diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan
tersebut.
C. Pengakuan Beban dan Belanja
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi aset, atau
terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Belanja menurut basis kas
diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah
atau entitas pelaporan. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran
pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut
disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan. Belanja menurut basis
akrual diakui pada saat timbulnya kewajiban atau pada saat diperoleh manfaat.
D. Pengakuan Investasi
Suatu pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai investasi apabila memenuhi
salah satu kriteria:

73
1) Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa potensial di
masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh
pemerintah;
2) Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai
(reliable).
Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui sebagai pengeluaran kas
pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai belanja dalam laporan realisasi anggaran,
sedangkan pengeluaran untuk memperoleh investasi jangka panjang diakui sebagai
pengeluaran pembiayaan.

2. Pengukuran
A. Pengukuran Aset
Pengukuran aset adalah sebagai berikut:
1) Kas dicatat sebesar nilai nominal;
2) Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai perolehan;
3) Piutang dicatat sebesar nilai nominal;
4) Persediaan dicatat sebesar:
 Biaya Perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;
 Biaya Standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
 Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.
Investasi jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan termasuk biaya tambahan
lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut.
Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan
pada nilai wajar pada saat perolehan. Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan,
seluruh aset tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset
tersebut. Aset moneter dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata
uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral
pada tanggal neraca.
B. Pengukuran berikutnya terhadap pengukuran awal
Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi
akumulasi penyusutan. Apabila terjadi kondisi yang memungkinkan penilaian kembali,

74
maka aset tetap akan disajikan dengan penyesuaian pada masing-masing akun aset
tetap dan akun Diinvestasikan dalam Aset Tetap.
C. Pengukuran Kewajiban
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan
dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan
kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca. Nilai nominal atas kewajiban
mencerminkan nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi
berlangsung seperti nilai yang tertera pada lembar surat utang pemerintah. Aliran
ekonomi setelahnya, seperti transaksi pembayaran, perubahan penilaian dikarenakan
perubahan kurs valuta asing, dan perubahan lainnya selain perubahan nilai pasar,
diperhitungkan dengan menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut. Penggunaan
nilai nominal dalam menilai kewajiban mengikuti karakteristik dari masing-masing pos.
Paragraf berikut menguraikan penerapan nilai nominal untuk masing-masing pos
kewajiban pada laporan keuangan. Suatu transaksi dengan pertukaran timbul ketika
masing-masing pihak dalam transaksi tersebut mengorbankan dan menerima suatu
nilai sebagai gantinya. Terdapat dua arus timbal balik atas sumber daya atau janji untuk
menyediakan sumber daya. Dalam transaksi dengan pertukaran, kewajiban diakui
ketika satu pihak menerima barang atau jasa sebagai ganti janji untuk memberikan
uang atau sumber daya lain di masa depan. Kejadian yang diakui Pemerintah adalah
kejadian-kejadian yang tidak didasarkan pada transaksi namun kejadian tersebut
mempunyai konsekuensi keuangan bagi pemerintah karena pemerintah memutuskan
untuk merespon kejadian tersebut. Pemerintah mempunyai tanggung jawab luas untuk
menyediakan kesejahteraan publik. Untuk itu, Pemerintah sering diasumsikan
bertanggung jawab terhadap satu kejadian yang sebelumnya tidak diatur dalam
peraturan formal yang ada. Konsekuensinya, biaya yang timbul dari berbagai kejadian,
yang disebabkan oleh entitas nonpemerintah dan bencana alam, pada akhirnya
menjadi tanggung jawab pemerintah. Namun biaya-biaya tersebut belum dapat
memenuhi definisi kewajiban sampai pemerintah secara formal mengakuinya sebagai
tanggung jawab keuangan pemerintah atas biaya yang timbul sehubungan dengan
kejadian tersebut dan telah terjadinya transaksi dengan pertukaran atau tanpa
pertukaran.
D. Pengukuran Investasi
Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya saham dan obligasi
jangka pendek, dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan investasi meliputi

75
harga transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi perantara jual beli, jasa bank dan
biaya lainnya yang timbul dalam rangka perolehan tersebut. Investasi jangka panjang
yang bersifat permanen misalnya penyertaan modal pemerintah, dicatat sebesar biaya
perolehannya meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah biaya lain yang
timbul dalam rangka perolehan investasi tersebut. Apabila investasi jangka panjang
diperoleh dari pertukaran aset pemerintah, maka nilai investasi yang diperoleh
pemerintah adalah sebesar biaya perolehan, atau nilai wajar investasi tersebut jika
harga perolehannya tidak ada. Harga perolehan investasi dalam valuta asing harus
dinyatakan dalam rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah bank sentral)
yang berlaku pada tanggal transaksi.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/8948794/PENGAKUAN_PENGUKURAN_PENYAJIAN_DAN_
PENGUNGKAPAN_DALAM_AKUNTANSI_BANK_SYARIAH
https://sharianomics.wordpress.com/2010/11/26/pengakuan-dan-pengukuran-
akuntansi-murabahah/
https://media.neliti.com/media/publications/187165-ID-analisis-penerapan-psak-no-
102-tentang-a.pdf
https://sharianomics.wordpress.com/2010/12/10/pengungkapan-dan-penyajian-
pada-akuntansi-musyarakah/
https://media.neliti.com/media/publications/190890-ID-none.pdf
https://oktarimov.blogspot.com/2016/12/psak-103-akuntansi-salam.html
http://nerozid7.blogspot.com/2012/03/sap-akrual-pp-71-2010-pengakuan.html

76

Anda mungkin juga menyukai