Anda di halaman 1dari 19

ARTICLE REVIEW

Kelompok 2:
1. Dianing Widya K (S432102004)
2. Dio Rizka (S432102005)
“Transfer pricing practices and specific anti-
avoidance rules in Asian developing countries”

Oleh : Dahlia Sari, Sidharta Utama, Fitriany and Ning


Rahayu
2020
01
ABSTRAK
● Tujuan dari penyusunan artikel untuk mengkaji adanya pergeseran pendapatan (profit
shifting) dengan menggunakan Transfer Pricing (TP) yang tidak hanya meliputi instrument
penjualan namun juga pembelian, pelayanan/jasa manajemen, di negara berkembang Asia.
Selain itu, artikel tersebut juga mejelaskan peran SAAR (aturan untuk penghindaran pajak)
di berbagai jenis transaksi. Metode penelitian yang digunakan merupakan data panel dari
200 sampel anak perusahaan multinasional di sepuluh negara selama tahun 2010-2014. Hasil
penelitian antara lain mengungkapkan praktik TP tidak ditemukan dalam transaksi penjualan
namun ditemukan pada transaksi pembelian, biaya layanan/jasa manajemen, dan pendapatan
layanan terhadap pihak-pihak tertentu.
A. Pendahuluan
• Adanya transaksi yang terjadi pada lintas negara seringkali menjadi pemicu
penghindaran pajak perusahaan. Hal tersebut dilakukan agar perusahaan mendapatkan
keuntungan yang lebih besar. Umumnya perusahaan khusunya induk melakukannya
dengan cara meminimalkan pembiayaan pajak dengan cara menstransfer pendapatan ke
perusahaan yang memiliki tingkat tarif pajak rendah, dikenal dengan nama profit
shifting. Penelitian Lohse dan Riedel (2013), mengungakapkan agar menerapkan
SAAR supaya dapat menekan perilaku penghindaran pajak.
B. Tinjauan Literatur
1. Penghindaran Pajak International
● Menurut penelitian yang dilakukan Rego (2003) menyimpulkan bahwa
transaksi lintas negara kerap menjadi praktik penghindaran pajak secara
international, apalagi pada perusahaan besar yang memiliki tarif pajak
yang variatif utamanya.
● Rentan menjadi penyebab profit shifting atau pergeseran pendapatan.
2. Harga Transfer
• Pembiayaan yang menimbulkan harga internal
• Perantara dalam pelaksanaan tugas tertentu

3. Aturan tanpa Penghindaran Khusus.


• Peraturan yang dibentuk pemerintah disebut SAAR
• SAAR tersebut terkandung informasi secara teknis bagaimana cara
mencegah, mendeteksi, praktik penghindaran pajak.
• Dirangkum lebih lengkap oleh penelitian Lohse dan Riedel (2013)
C. Hipotesis
1. Pengaruh perbedaan tarif pajak pada praktik transer pricing (TP) guna
penghindaran pajak
H1: Semakin besar perbedaan antara tarif pajak negara asal dan dari pihak berelasi maka
akan semakin besar peluang penggunaan transfer pricing guna penghindaran pajak

2. Pengaruh aturan anti-penghindaran khusus (SAAR) pada praktik penetapan harga


transfer
H2: Penetapan harga transfer yang ketat akan SAAR di negara-negara dengan tarif pajak
yang lebih tinggi akan melemahkan penggunaan transfer pricing guna penghindaran pajak
perusahaan.
Menu

02
VARIABEL
PENELITIAN
VARIABEL PENELITIAN

01 INDEPENDEN
: transfer pricing.
Yang diproksikan 02 DEPENDEN
pada penjualan,
:Current tax expense
pembelian, biaya per equity (TEK).
manajemen dan
revenue fee
management dari 03 MODERASI
pihak relasi di luar
negeri Specific anti-
avoidance rules
(SAAR).
SAMPEL DAN
DATA
PENELITIAN
Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan untuk penelitian adalah perusahaan multinasional negara berkembang di
Asia tahun 2010-2014. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan
kriteria :

 Memiliki anak perusahaan multinasional di luar negeri (dengan kepemilikan ≥ 20%)


 Tidak hanya memiliki anak perusahaan local saja
 Tidak termasuk dalam industri keuangan (perbankan, leasing dan asuransi)
 Menyajikan data yang dibutuhkan peneliti dari tahun 2010-2014.
DATA PENELITIAN
Data yang diolah adalah data kuantitatif, yang mana data didapat dari :
- Data kepemilikan perusahaan  diperoleh dari database ORBIS
- Data penjualan, pembelian, biaya jasa manajemen dan pendapatan jasa manajemen 
diperoleh dari laporan keuangan perusahaan.
- Data keuangan perusahaan sampel dari tahun 2010-2014  tersedia di database datastream.
- Data untuk SAAR  diperoleh Transfer Pricing Guide yang dipublis oleh Deloitte and Touche,
KPMG, EY and Pwc.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hipotesis 1

Untuk menguji hipotesis 1, model penelitian 1 digunakan untuk menguji semua transaksi TP, yaitu transaksi
penjualan, pembelian, biaya jasa manajemen dan pendapatan jasa manajemen.

Mengacu pada hasil pengujian keempat jenis transaksi tersebut, terbukti praktik TP dilakukan untuk melakukan
penghindaran pajak internasional dengan tiga transaksi yaitu pembelian, biaya jasa manajemen dan pendapatan
jasa manajemen. Hasil penelitian ini menandakan terjadinya income shifting pada sampel transaksi perusahaan
dengan pihak berelasi. Mereka juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Jacob (1996) dan Connover dan
Nichols (2000).
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hipotesis 1

Dalam hasil penelitian ini tidak menunjukkan bahwa praktik TP dilakukan dalam transaksi penjualan.
Namun penelitian sebelumnya di negara maju (Jacob, 1996; Connover dan Nichols, 2000; Olibe dan
Rezaee, 2008) membuktikan bahwa telah terjadi praktek TP dalam transaksi penjualan.

Hasil yang berbeda kemungkinan disebabkan oleh dua alasan  (1) tarif pajak suatu negara dapat
memicu perusahaan multinasional untuk melakukan profit shifting dengan menempatkan kegiatan
penelitian dan pengembangan, aset tidak berwujud dan kekayaan intelektual di negara maju dengan
tarif pajak yang rendah. (2) Penelitian dalam paper ini dilakukan di era dimana negara-negara
memperketat aturan TP, sehingga perusahaan berusaha menghindari sanksi pajak karena melakukan
TP dalam transaksi penjualan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hipotesis 2

Hipotesis 2 berpendapat bahwa SAAR dapat mencegah praktik TP, namun pada hasil
regresi tidak menunjukkan jika SAAR mampu mengurangi praktik TP terhadap semua
transaksi TP, yaitu transaksi penjualan, pembelian, biaya jasa manajemen dan pendapatan
jasa manajemen.

Kemudian dilakukan pengujian tambahan untuk melihat pengaruh SAAR pada praktik TP
dan didapatkan hasil bahwa SAAR mampu mengurangi praktik TP pada transaksi
penjualan. Hal ini memiliki relasi dengan hasil dari hipotesis 1 bahwa peraturan SAAR
yang lebih ketat dapat mendukung penegakan pajak dalam mencegah TP dalam transaksi
penjualan, sehingga tidak ada bukti praktik ini dalam transaksi penjualan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hipotesis 2

Kegagalan SAAR untuk mencegah TP dalam transaksi pembelian, fee jasa manajemen dan
transaksi pendapatan jasa manajemen memberikan penjelasan yang sama dengan hasil
pengujian Hipotesis 1. Dalam transaksi pembelian, harga beli pemasok yang merupakan
pihak berelasi menjadi kendala dalam pembuktian kewajaran dari harga transaksi. Barang
yang dibeli dapat berupa bahan mentah atau komponen yang dibeli dari beberapa
pemasok. Ini semua memiliki spesifikasi yang unik, sehingga sulit untuk menentukan harga
yang wajar.

Riset Ernst dan Young (2012)  otoritas pajak di banyak negara cenderung tidak
menyesuaikan diri dengan penggunaan data benchmark regional, meskipun ada perbedaan
geografis antara data pembanding dan domestik. Selain itu keterbatasan pengetahuan dan
keahlian pemeriksa pajak juga dapat menjadi kendala dalam penerapan peraturan
perpajakan.
KESIMPULAN
KESIMPULAN

- Praktik TP untuk mengurangi pajak dilakukan


dalam transaksi pembelian, fee jasa pengelolaan,
dan pendapatan jasa pengelolaan.
- Penelitian ini memberikan bukti bahwa SAAR
yang ketat mendukung efektivitas penegakan
pajak dalam mencegah praktik TP dalam
transaksi penjualan, namun hal ini belum
terbukti untuk transaksi pembelian dan jasa
manajemen.
THAN
K
YOU!
Any question?

Anda mungkin juga menyukai