Anda di halaman 1dari 5

UAS - Academic Writing – Semester Ganjil 2021

Nama : Eka Budi Widiyastuti


NPM : 1402174188
Topik Atau Judul Artikel : Transfer Pricing
ABSTRAK

Transaksi internasional terjadi pada perusahaan multinasional, salah satunya adalah transaksi penjualan
barang dan jasa. Transaksi bisnis dilakukan oleh perusahaan yang berelasi atau perusahaan yang memiliki
hubungan istimewa. Transfer pricing adalah perhitungan dalam penentuan harga untuk penyerahan barang,
jasa, atau harta tak berwujud lainnya dari satu perusahaan ke perusahaan lain yang mempunyai hubungan
istimewa, yang didasarkan atas prinsip harga pasar yang wajar.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi adanya keputusan perusahaan dalam melakukan praktik
transfer pricing dan tentunya terdapat dampak yang cukup signifikan bagi beberapa pihak berupa dampak
positif maupun negatif. Faktor yang mempengaruhi keputusan transfer pricing salah satunya adalah beban
pajak dengan beban pajak yang tinggi membuat perusahaan memanfaatkan celah hubungan istimewa dengan
perusahaan yang berada di negara yang memiliki tarif pajak rendah. Dengan hal ini tentunya memberikan
keuntungan bagi perusahaan namun menimbulkan kerugian bagi negara.

Kata kunci : transfer pricing

I. Pendahuluan
Transaksi internasional terjadi pada perusahaan multinasional, salah satunya adalah transaksi
penjualan barang dan jasa. Transaksi bisnis dilakukan oleh perusahaan yang berelasi atau perusahaan
yang memiliki hubungan istimewa. Transaksi yang dilakukan tentunya perlu dilakukan penentuan
harga yang disebut dengan transfer pricing. Transfer pricing merupakan harga yang ditentukan atas
transaksi produk, jasa, transaksi finansial, ataupun intangible assets antar perusahaan yang memiliki
relasi (Saraswati & Sujana, 2017). Praktik transfer pricing merupakan isu sensitif dalam lingkungan
bisnis. Dalam praktiknya transfer pricing sering dilakukan oleh perusahaan untuk kepentingan
pribadi yang merugikan pihak lain salah satunya untuk menghindari pungutan pajak yang tinggi yang
tentunya sangat merugikan negara.
Berdasarkan informasi yang dilansir dari tirto id dijelaskan bahwa terdapat isu negatif salah
satunya terkait dengan parktik transfer pricing. Dalam kasus ini perusahaan multinasional dianggap
selalu meminimalisasi jumlah pajaknya melalui rekayasa harga yang ditransfer, khususnya pada
entitas afiliasi diluar negeri. Terdapat kasus yang dilakukan oleh perusahaan sektor pertambangan
pada PT. Adaro Energy. Kasus tersebut terdapat indikasi manipulasi harga penjualan batubara. PT.
Adaro Energy menjual hasil produksinya, yaitu batu bara dengan harga miring. Penjualan tersebut
dilakukan dengan menggunakan harga yang ada dibawah harga pasar kepada perusahaan afiliasinya
di Singapura yaitu, Coaltrade Services International Pte Ltd. Kemudian, Coaltrade Services
International Pte Ltd menjual kembali batubara tersebut ke pasaran sesuai harga lebih tinggi. Selama
2009 -2017, Global Witness mencatat lebih dari 70 persen batu bara yang dijual Coaltrade berasal
dari tambang batu bara Adaro di Indonesia. Hal tersebut dimaksudkan guna menghindari
pembayaran royalti dan pajak yang sudah seharusnya dibayarkan ke kas negara (Thomas, 2019).
Berdasarkan penjelasan dan fenomena tentang transfer pricing yang telah dipaparkan tersebut
membuat penulis ingin mengetahui lebih mendalam tentang hal – hal apa saja yang dapat menjadi
faktor pada perusahaan dalam melakukan praktik transfer pricing maka penulis ingin melakukan
penulisan tentang hal –hal apa saja mengenai transfer pricing.
II. Tinjauan Pustaka
Menurut Pohan (2018) transfer pricing adalah perhitungan dalam penentuan harga untuk
penyerahan barang, jasa, atau harta tak berwujud lainnya dari satu perusahaan ke perusahaan lain
yang mempunyai hubungan istimewa, yang didasarkan atas prinsip harga pasar yang wajar. Transfer
pricing terbagi menjadi dua kelompok, yaitu intra-company transfer pricing yang merupakan
transfer pricing yang dilakukan antar divisi atau departemen dalam satu perusahaan dan inter-
company transfer pricing yang merupakan transfer pricing yang dilakukan dua perusahaan yang
memiliki hubungan istimewa yang bisa dilakukan dalam satu negara atau antar negara.
Terdapat beberapa unsur yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam membuat keputusan
transfer pricing yaitu adanya beban pajak, mekanisme bonus,tunneling incentive, leverage dan
beberapa faktor lainnya.
Menurut Pohan (2018) transfer pricing memiliki beberapa tujuan baik bagi perusahaan domestik
maupun multinasional, beberapa tujuan tersebut yaitu :
1. Transfer pricing digunakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan perusahaan dan tujuan
perusahaan lainnya.
2. Transfer pricing bertujuan untuk mengamankan posisi kompetitif anak/cabang perusahaan
afiliasi dan penetrasi pasar untuk mencapai keunggulan kompetitif.
3. Mengendalikan cashflow anak atau cabang perusahaan afiliasi dan memantau kinerja anak
perusahaan asing sebagai cara untuk mencapai keselarasan tujuan antara manajer anak
perusahaan dan perusahaan induk.
4. Dalam lingkup perusahaan multinasional, transfer pricing dapat mempengaruhi pajak
penghasilan secara keseluruhan sehingga transfer pricing digunakan untuk meminimalkan
pajak dan bea yang dikeluarkan.
5. Transfer pricing digunakan sebagai cara untuk menghindari campur tangan pemerintah
asing.
Dalam penentuan harga transfer terdapat beberapa pendapat. Berikut ini merupakan penentuan
harga transfer yang dilakukan perusahaan menurut Peraturan Dirjen Pajak Nomor 32 Tahun 2011,
yaitu antara lain :
1. Metode Perbandingan Harga Antara Pihak Yang Tidak Mempunyai Hubungan Istimewa
(Comparable Uncontrolled Price)
2. Metode Harga Penjualan Kembali (Resale Price Method)
3. Metode Biaya Plus (Cost Plus Method)
4. Metode Pembagian Laba (Profit Split Method)
5. Metode Laba Bersih Transaksional (Transactional Net Margin Method)
Transfer Pricing dapat diukur dengan pendekatan dikotomi dengan melihat keberadaan transaksi
penjualan atau pembelian kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan indikator dummy
yaitu menilai keadaan variabel dari dua kondisi. Untuk perusahaan yang melakukan transaksi kepada
pihak yang memiliki hubungan istimewa akan diberikan nilai 1 yang artinya perusahaan memiliki
indikasi melakukan transfer pricing. Sedangkan untuk perusahaan yang tidak melakukan transaksi
kepada pihak yang memilik hubungan isimewa akan diberikan nilai 0 yang artinya perusahaan tidak
memiliki indikasi melakukan transfer pricing.
III. Pembahasan
Berdasarkan penjelasan dari tinjauan pustaka terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
adanya keputusan perusahaan dalam melakukan praktik transfer pricing dan tentunya terdapat
dampak yang cukup signifikan bagi beberapa pihak berupa dampak positif maupun negatif. Faktor
yang mempengaruhi keputusan transfer pricing salah satunya adalah beban pajak dengan beban
pajak yang tinggi membuat perusahaan memanfaatkan celah hubungan istimewa dengan perusahaan
yang berada di negara yang memiliki tarif pajak rendah.
Dalam praktik transfer pricing, perusahaan cenderung melakukan perpindahan kewajiban
perpajakanya dari negara yang memiliki tarif pajak tinggi ke negara yang memiliki tarif pajak
rendah. Dalam praktiknya transfer pricing bisa dilakukan dengan cara memperbesar harga beli atau
memperkecil harga jual antara satu grup perusahaan namun berkedudukan beda negara dengan
melakukan transfer laba ke perusahaan yang berkedudukan di negara yang yang bertarif pajak
rendah. Dengan hal ini tentunya memberikan keuntungan bagi perusahaan namun menimbulkan
kerugian bagi negara. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Saraswati & Sujana (2017) bahwa
beban pajak mempengaruhi perusahaan dalam membuat keputusan atas transfer pricing.
IV. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan :
Penulisan artikel ini dilakukan untuk mengetahui hal – hal apa saja mengenai keputusan transfer
pricing. Berdasarkan hasil penulisan dapat disimpulkan bahwa transfer pricing adalah perhitungan
dalam penentuan harga untuk penyerahan barang, jasa, atau harta tak berwujud lainnya dari satu
perusahaan ke perusahaan lain yang mempunyai hubungan istimewa, yang didasarkan atas prinsip
harga pasar yang wajar. Transfer pricing dilakukan oleh perusahaan mengakibatkan berbagai
dampak antaranya dampak positif maupun negatif. Terdapat faktor yang mempengaruhi adanya
keputusan transfer pricing dilakukan salah satunya adalah pajak. Dengan beban pajak tinggi yang
dimiliki perusahaan menjadikan perusahaan termotivasi untuk melakukan transfer pricing dengan
memanfaatkan celah hubungan istimewa dengan perusahaa yang berafiliasi di negara yang memiliki
tarif pajak rendah.

Saran :
1) Bagi Pemerintah
Untuk pemerintah agar lebih dalam menyempurnakan regulasi atau peraturan perundang-
undangan tentang praktik transfer pricing.
2) Bagi Perusahaan
Untuk perusahaan sebaiknya dalam melakukan transaksi menggunakan harga wajar sesuai
dengan peraturan yang ada dan tidak melakukan pelanggaran yang dapat merugikan negara.
DAFTAR PUSTAKA
Pohan, C. A. (2018). Pedoman Lengkap Pajak Internasional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Republik Indonesia. (2011). Peraturan Dirjen Pajak Nomor 32 Tahun 2011 tentang Penerapan
Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha Dalam Transaksi Antara Wajib Pajak Dengan Pihak
Yang Mempunyai Hubungan Istimewa. Jakarta: Republik Indonesia.
Saraswati, G. R., & Sujana, I. K. (2017). Pengaruh Pajak, Mekanisme Bonus, dan Tunneling
Incentive pada Indikasi Melakukan Transfer Pricing. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana Vol.19.2, 1000-1029.
Thomas, V. F. (2019, Juli 6). tirto.id. Retrieved from tirto.id: https://tirto.id/dugaan-adaro-
menghindari-pajak-mengingatkan-pada-kasus-asian-agri-edHZ

Anda mungkin juga menyukai