Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PAJAK DAN GOOD

CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP


KEPUTUSAN TRANSFER PRICING
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan
Minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2016-2020)

Mayang Syafitri1), Betri Sirajuddin2)


1)
Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Palembang
2)
Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Palembang

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pajak dan
Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Keputusan Transfer Pricing. Teknik pengumpulan
data yaitu dengan menggunakan Dokumentasi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
asosiatif. Data yang digunakan yaitu data sekunder. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 30
Perusahaan, dan Sampel sebanyak 16 Perusahaan Manufaktur SubSektor Makanan dan Minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2016-2020 dengan mengunakan
metode purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan analisis kuantitatif. Teknik
analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi logistik dengan menggunakan software
SPSS versi 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, ukuran perusahaan, pajak dan
good corporate governance (GCG) berpengaruh signifikan terhadap keputusan transfer pricing.
Sedangkan secara parsial, ukuran perusahaan dan pajak berpengaruh positif signifikan terhadap
keputusan transfer pricing dan good corporate governance tidak berpengaruh terhadap keputusan
transfer pricing.

Kata Kunci: Ukuran Perusahaan, Pajak, Good Corporate Governance (GCG), dan Transfer
Pricing.

PENDAHULUAN beberapa negara/wilayah, maka akan sulit dan


itulah yang terjadi saat ini. Perusahaan ini akan
Perkembangan teknologi informasi, kesulitan menentukan harga dan biaya
komunikasi dan globalisasi di dunia penjualan sambil memantau dan mengukur
menciptakan peluang untuk pengembangan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, suatu
bisnis berinovasi. Salah satu cara perusahaan kegiatan yang disebut transfer pricing
mengembangkan perusahaannya adalah dengan dilakukan dalam rangka penetapan harga
mendirikan perusahaan atau anak perusahaan tersebut (Refgia, 2017).
baru di negara lain yang disebut sebagai Praktik transfer pricing semula dilakukan
perusahaan multinasional. Sehingga untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, kini
menyebabkan perusahaan menjadikan proses menjadi praktik negatif karena perusahaan salah
produksinya dalam departemen-departemen menerapkan praktik transfer pricing tersebut.
produksi. Jika hanya terjadi pada perusahaan di Pada perusahaan multinasional, transfer pricing
satu negara, hal ini mungkin tidak sulit karena biasanya digunakan untuk menghindari pajak
pengeluaran dan biaya yang dikeluarkan akan dengan cara menaikkan harga beli dan
lebih mudah diukur. Namun, jika suatu menurunkan harga jual yang menyimpang dari
perusahaan memiliki anak perusahaan di harga pasar. Pendekatan lain yang dilakukan

1
perusahaan adalah memanipulasi keuntungan Faktor lain yang berpengaruh terhadap
dari perusahaan pusat ke anak perusahaannya di pengambilan keputusan transfer pricing pada
negara-negara lain dengan pajak rendah. perusahaan adalah good corporate governance.
Namun karena belum tersedianya peraturan Tata kelola perusahaan yang baik (good
yang baku maka pemeriksaan transfer pricing corporate governance) adalah menjalankan dan
seringkali dimenangkan oleh wajib pajak dalam mengembangkan perusahaan secara bersih,
pengadilan pajak sehingga perusahaan mematuhi undang-undang yang berlaku dan
multinasional semakin termotivasi untuk peduli lingkungan sesuai dengan nilai-nilai
melakukan transfer pricing. Pendekatan ini sosial yang tinggi. Unsur-unsur tata kelola
dapat merugikan penerimaan pajak negara perusahaan yang baik meliputi: Pemegang
(Refgia, 2017). Saham, Direksi, Komisaris, Manajer,
Di Indonesia transfer pricing diatur dalam Karyawan, Komite Audit, Investor, CPA
Pasal 18 Undang-Undang Nomor 36 Tahun Kualitas Audit, dll (Sutedi, 2012). Perusahaan
2008 tentang pajak penghasilan. Peraturan dengan tata kelola yang baik akan meninjau
tersebut memuat beberapa hal, yaitu pengertian semua kegiatan, terutama yang di luar aturan.
hubungan istimewa, wewenang untuk Oleh karena itu, good corporate governance
menentukan proporsi utang dan ekuitas, dan dapat mempengaruhi penerapan transfer pricing
wewenang untuk mengoreksi transaksi yang pada perusahaan (F Noviastika, 2016).
tidak wajar. Adanya hubungan istimewa dapat Menurut Maliki anggota Dewan Pengurus
mengakibatkan harga, biaya, atau imbalan lain Nasional IAI, transfer pricingmerupakan
yang tidak wajar dalam transaksi komersial. masalah klasik di dunia perpajakan, terutama
Terdapat beberapa faktor yang mendorong mengenai transaksi internasional yang
perusahaan untuk melakukan kecurangan dalam dilakukan oleh perusahaan multinasional, dan
transfer pricing diantaranya ukuran perusahaan, diduga praktik transfer pricing ini
pajak dan good corporate governance. Pada menyebabkan kerugian di sektor perpajakan
perusahaan besar dengan tingkat kompleksitas mencapai miliaran rupiah bahkan triliunan
yang tinggi dalam kegiatan operasionalnya rupiah. Praktik tidak wajar ini cenderung
tentu memiliki kebijakan-kebijakan yang akan menguntungkan negara-negara yang
menguntungkan agar tercipta beban-beban yang melindungi praktik tidak terpuji ini. Akibatnya,
kecil (cost efficiency). Semakin besar ukuran Indonesia berpotensi kehilangan pendapatan
suatu perusahaan, maka semakin besar pajak hingga Rp 100 triliun setiap tahunnya
terjadinya transaksi intercompany. Hal itu (Okezone.com, 2015).
berimplikasi pada probabilitas perusahaan Terdapat beberapa permasalahan yang
menggunakan kebijakan transfer pricing dalam terjadi terkait dengan penyimpangan terhadap
perencanaan pajak perusahaan agar tercapai praktik transfer pricing yaitu PT Coca-Cola
beban pajak yang efektif bagi perusahaan Indonesia (CCI). PT CCI diduga melakukan
(Hapsoro, 2015). penghindaran pajak yang menimbulkan kurang
Faktor lain yang mempengaruhi keputusan bayar pajak sebesar Rp. 49,24 miliar. Bagi DJP,
perusahaan melakukan transfer pricing ialah beban biaya ini sangat mencurigakan dan
pajak. Motivasi pajak dalam pengambilan mengarah pada praktik transfer pricing demi
keputusan transfer pricing merupakan salah meminimalisir pajak. Transfer pricing
satu motif perencanaan pajak perusahaan, yang merupakan transaksi barang dan jasa antara
bertujuan untuk meminimalkan beban pajak beberapa divisi pada suatu kelompok usaha
yang harus dibayar dengan merekayasaharga dengan harga yang tidak wajar, sehingga beban
transfer antara perusahaan yang memiliki pajak berkurang (www.kontan.co.id, 2014).
hubungan istimewa. Semakin tinggi pajak yang Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan,
ditanggung perusahaan maka semakin besar penulis tertarik melakukan penelitian dengan
insentif bagi perusahaan untuk menerapkan judul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pajak
transfer pricing untuk mengurangi beban pajak dan Good Corporate Governance(GCG)
(Melmusi, 2016). terhadap Keputusan Transfer Pricing (Studi

2
pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor asimetri informasi antara pihak manajemen
Makanan dan Minuman di Bursa Efek dan pihak eksternal (Septy dan Nurul, 2012).
Indonesia (BEI) Periode 2016-2020)”.

Rumusan masalah dalam penelitian ini 3. Transfer Pricing


adalah: Transfer Pricing adalah kebijakan
1. Bagaimana pengaruh Ukuran Perusahaan, perusahaan yang digunakan untuk
Pajak dan Good corporate Governance menentukan harga transfer suatu transaksi,
terhadap Keputusan Transfer Pricing? baik itu transaksi antara barang, jasa, aset
2. Bagaimana pengaruh Ukuran Perusahaan tidak berwujud atau transaksi antara pihak-
terhadap Keputusan Transfer Pricing? pihak yang memiliki hubungan istimewa
3. Bagaimana pengaruh Pajak terhadap (Refgia, 2017).
Keputusan Transfer Pricing?
4. Bagaimana pengaruh Good Corporate Pengukuran Transfer Pricing
Governance terhadap Keputusan Transfer Dalam penelitian ini, pengukuran
Pricing? transfer pricing dapat diproksikan dengan
ada atau tidaknya penjualan terhadap pihak
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan
berelasi atau yang memiliki hubungan
penelitian ini adalah untuk mengetahui
istimewa. Penjualan terhadap hubungan
pengaruh Ukuran Perusahaan, Pajak dan Good
istimewa dapat diindikasikan adanyatransfer
Corporate Governance terhadap Keputusan
pricing dengan harga yang ditetapkan
Transfer Pricing.
biasanya menggunakan harga yang tidak
wajar bisa menaikan atau menurunkan harga
KAJIAN PUSTAKA
(F Noviastika, 2016).
1. Teori keagenan (Agency Theory)
4. Ukuran Perusahaan
Teori keagenan memaparkan mengenai
Ukuran Perusahaan adalah skala seberapa
adanya hubungan antara pihak manajemen
besar atau kecil sebuah perusahaan.
(agen) dengan investor (prinsipal).
Biasanya perusahaan besar memiliki
Hubungan antara pihak agen (agency
kegiatan bisnis dan transaksi keuangan yang
relationship) pihak (prinsipal) yang
lebih dibandingkan dengan perusahaan kecil,
memerintahkan orang lain (agen) untuk
sehingga dalam kegiatan bisnis yang
membuat keputusan yang terbaik bagi
beragam dan banyak tersebut dapat
prinsipal. Pihak prinsipal mengkoreksi
dijadikan peluang untuk meminimalkan
adanya perbedaan kepentingannya dengan
pajak (Suprianto dan Pratiwi, 2017).
memberikan insentif yang sesuai atas
kinerjanya kepada agen dan bersedia Ukuran perusahaan merupakan besar
mengeluarkan biaya pengawasan untuk kecilnya suatu perusahaan yang dapat
mencegah kecurangan dari agen (Jensen dan dilihat dari total asetnya, perusahaan
Meckling dalam Prabaningrum,dkk, 2021). dengan total aset yang besar berarti
prospek perusahaan tersebut baik dalam
2. Teori Signal (Signaling Theory) jangka waktu yang relatif lama (Melmusi
Teori sinyal (signaling theory) adalah 2016).
“suatu tindakan yang diambil oleh
manejemen perusahaan yang memberikan Pengukuran Ukuran Perusahaan
petunjuk kepada para investor tentang Dalam penelitian ini menggunakan total
bagaimana cara manajemen memandang aset untuk mengukur ukuran perusahaan
suatu prospek perusahaan”. Teori sinyal karena nilai total aset relatif lebih stabil
merupakan dorongan perusahaan untuk dibandingkan penjualan. Total aset adalah
memberikan informasi mengenai perusahaan semua sumber daya yang dikuasai oleh
kepada pihak eksternal agar tidak terjadi perusahaan yang didapat dari transaksi yang

3
lalu dan dimasa yang akan datang penangguhan beban pajak yang dilakukan
diharapkan dapat memberi manfaat di oleh manajemen perusahaan. Untuk
bidang ekonomi pada perusahaan (Melmusi, memperhitungkan besarnya penghindaran
2016). pajak dapat dilihat dari semakin kecilnya
nilai ETR maka semakin disinyalir bahwa
SIZE = Log (Total Asset) perusahaan tersebut melakukan
penghindaran pajak dalam hal ini berupa
transfer pricing.
5. Pajak
Menurut Undang-undang Nomor 28 Beban Pajak Kini
Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Current ETR =
Tata Cara Perpajakan (UU KUP) Pajak Laba Sebelum Pajak
adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-
6. Good Corporate Gonvernance(GCG)
Undang, dengan tidak medapatkan imbalan
Good Corporate Governance The
secara langsung dan digunakan untuk
Indonesian Institute for Corporate
keperulan negara bagi sebesar-besarnya
Governance (GII) (2012) mengartikan Good
kemakmuran rakyat
Corporate Governance sebagai struktur,
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi
proses dan sistem yang digunakan oleh
Keuangan 46 (PSAK 46) paragraf 5 dan 6,
perusahaan sebagai upaya untuk
Beban Pajak (Penghasilan Pajak) adalah:
memberikan nilai tambah perusahaan secara
”jumlah gabungan pajak kini dan pajak
berkesinambungan dalam jangka panjang
tangguhan yang diperhitungkan dalam
dengan tetap memperhatikan kepentingan
menentukan laba-rugi pada suatu periode.
stakeholders lainnya berdasarkan norma,
Beban pajak (penghasilan pajak) terdiri dari
budaya, etika dan aturan yang berlaku.
beban pajak kini (penghasilan pajak kini)
Berdasarkan Pedoman Umum Good
dan beban pajak tangguhan (penghasilan
Corporate Governance Indonesia, yang
pajak tangguhan).”
dikeluarkan oleh Komite Nasional
Kebijakan Governance (KNKG, 2006), ada
Pengukuran Pajak
5 asas good corporate governance, antara
Tarif pajak adalah besarnya nilai yang
lain: (Manossoh, 2016)
digunakan untuk menentukan pajak terutang
1) Transparency (Transparasi)
yang harus dibayar oleh wajib pajak kepada
2) Accountability (Akuntabilitas)
pemerintah sesuai dengan undang-undang
3) Responsibility (Responsibilitas)
yang berlaku. Jenis tarif pajak yang
4) Independency (Independensi)
digunakan dalam penelitian ini adalah tarif
5) Fairness (Kewajaran dan Kesetaraan)
pajak efektif (Effective tax rate). Dengan
Pelaku dari Good Corporate
melihat tarif pajak efektifnya (ETR) itu
Governance(GCG) yang digunakan dalam
merupakan salah satu cara untuk mengukur
penelitian ini adalah kualitas audit.
seberapa baik sebuah perusahaan dalam
Pemilihan kualitas audit didasarkan pada
mengelola pajaknya (Hanum, 2013). Dalam
pertimbangan dimana kualitas audit
penelitian ini, peneliti menggunakan proksi
mencakup beberapa unsur yang ada di dalam
pajak yaitu berupa Current ETR.
Good Corporate Governance(GCG) yaitu,
Jonathan, dkk (2016) menyatakan bahwa
keterbukaan, kejujuran dan akuntabilitas (F
untuk menggambarkan kegiatan
Noviastika, 2016).
penghindaran pajak oleh perusahaan maka
Current ETR dianggap baik digunakan
karena Current ETR perbandingan dari
beban pajak kini dengan laba sebelum pajak,
sehingga dapat mencerminkan strategi

4
Pengukuran Good Corporate analisis kuantitatif. Teknik analisis yang
Governance(GCG) digunakan pada penelitian ini adalah regresi
Pengukuran kualitas audit dalam logistik dengan menggunakan software SPSS
penelitian ini menggunakan reputasi auditor. versi 23.
Pemakai laporan keuangan sering
mengaitkan kualitas audit dengan reputasi HASIL DAN PEMBAHASAN
auditor. Selama ini, penelitian yang
mengenai tentang kualitas auditor banyak Hasil Penelitian
dikaitkan dengan ukuran Kantor Akuntan 1. Uji Statistik Deskriptif
Publik (KAP) dan reputasi KAP yang dinilai
terintegrasi dan terpercaya adalah The Big
Ten (F Noviastika, 2016), diantaranya PwC
(Pricewaterhouse Coopers) – KAP Haryanto
Sahari, Deloitte – KAP Osman Bing Satrio,
KPMG – KAP Sidharta, Sidharta, Widjaja,
Ernst & Young – KAP Purwantono,
Sarwoko, Sandjaja, RSM (McGladrey &
Pullen), Grant Thornton, CBIZ (Mayer
Hoffman McCann), BDO USA, Crowe Tabel IV.1 menggambarkan mengenai
Horwath, BKD. statistik deskriptif seluruh variabel yang ada
dalam penelitian ini dari tahun 2016-2020
Hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan SPSS. Jumlah data
berdasarkan rumusan masalah, tujuan, teori, yang diolah semuanya adalah 80 yang
penelitian sebelumnya, hubungan antar ditunjukan dari nilai Valid N. Berikut hasil
variabel dan kerangka pemikiran adalah: data penelitian:
H1:Ukuran Perusahaan, Pajak dan Good a) Variabel ukuran perusahaan (X1)yang
Corporate Governance (GCG) diproksikan dengan log dari total aset
berpengaruh terhadap Keputusan menunjukkan bahwa nilai rata-rata
Transfer Pricing. sebesar 12,521487.Sedangkan untuk
H2:Ukuran Perusahaan berpengaruh nilai minimum sebesar 11,568 dan nilai
signifikan terhadap Keputusan Transfer maksimum sebesar 14,213, serta standar
Pricing. deviasi sebesar 0,6617394.
H3:Pajak berpengaruh signifikan terhadap b) Variabel pajak (X2) yang diproksikan
Keputusan Transfer Pricing. dengan current effective tax rate yaitu
H4:Good Corporate Governance (GCG) beban pajak kini dibagi dengan laba
berpengaruh signifikan terhadap sebelum pajak yang menunjukkan bahwa
Keputusan Transfer Pricing. nilai rata-rata sebesar 0,242639.
Sedangkan untuk nilai minimum sebesar
METODE PENELITIAN 0,0265 dan nilai maksimum sebesar
Teknik pengumpulan data yaitu dengan 0,9593, serta standar deviasi sebesar
menggunakan Dokumentasi. Jenis penelitian 0,1189858.
yang digunakan adalah penelitian asosiatif. c) Variabel good corporate governance
Data yang digunakan yaitu data sekunder. (GCG) (X3) yang diproksikan
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 30 berdasarkan auditor yang mengaudit
Perusahaan, dan Sampel sebanyak 16 laporan keuangan oleh KAP The Big Ten
Perusahaan Manufaktur SubSektor Makanan maka akan diberikan nilai 1 (satu) dan
dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek apabila tidak diaudit oleh KAP The Big
Indonesia selama periode tahun 2016-2020 Ten maka diberikan angka 0 (nol)
dengan mengunakan metode purposive menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,56
sampling. Metode analisis data yang digunakan

5
atau 56%, serta standar deviasi sebesar bahwa model regresi layak untuk digunakan
0,499. dalam analisis selanjutnya.
d) Variabel keputusann transfer pricing (Y),
yaitu dapat memberikan gambaran dari 4. KoefisienDeterminasi
80 sampel yang digunakan dalam (Negelkerke’s R Square)
penelitian ini, menunjukkan nilai mean
0,81 atau 81%.

2. Menilai Keseluruhan Model (Overall


Model Fit Test)
Berdasarkan Tabel IV.4 diketahui bahwa
nilai Nagelkerke’s R Square sebesar 0,42
yang berarti bahwa variabel dependen yang
dapat dijelaskan oleh variabel independen
adalah sebesar 42%, sedangkan sisanya
dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar
model penelitian ini, sisanya sebesar 58%
Berdasarkan Tabel IV.2 dapat diperoleh dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar
informasi bahwa dimana Nilai -2 Log model penelitian ini.
Likehood (-2 LogL) awal (Block number =
0) adalah sebesar 77,212 sedangkan nilai -2 5. Matrik Klasifikasi
Log Likehood (-2 LogL) akhir (Block
number = 1) adalah sebesar 53,138. Hal ini
menunjukkan adanya penurunan setelah
masuknya beberapa variabel independen
dalam penelitian. Penurunan ini menujukkan
model regresi yang baik atau dengan kata
lain model yang dihipotesakan fit dengan
data sehingga H0 diterima karena terjadinya
penurunan regresi. Berdasarkan Tabel IV.5 menunjukkan
bahwa tingkat prediksi 92,3% perusahaan
3. Menilai Kelayakan Model Regresi melakukan transfer pricing dan yang tidak
(Goodness of Fit Test) melakukan transfer pricing 40%. Secara
keseluruhan model dengan variabel ukuran
perusahaan, pajak dan good corporate
governance (GCG) secara statistik dapat
diprediksi sebesar 82,5%.
Kemampuan prediksi dari model regresi
Berdasarkan Tabel IV.3 hasil Hosmer dari model regresi kemungkinan perusahaan
dan Lemeshow Test Goodness of Fit Test di sampel melakukan transfer pricing sebesar
atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai 92,3% dari 65 sampel penelitian yang
statistik Hosmer dan Lemeshow Test diprediksi akan melakukan transfer pricing .
Goodness of Fit Test adalah chi square Dan terdapat 6 sampel penelitian yang
sebesar 5,249 dengan probabilitas diprediksi tidak melakukan transfer pricing
signifikansi sebesar 0,731 di mana nilainya dari jumlah sampel sebanyak 15 penelitian.
lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima
yang berarti bahwa model fit dengan data.
Dengan demikian dapat disimpulkan

6
6. Uji Multikolinearitas 8. Uji Wald (Uji Parsial t)

Berdasarkan Tabel IV.6 menunjukkan Berdasarkan tabel IV.8 dapat diketahui


bahwa nilai tolerance masing-masing persamaan regresi logistik sebagai berikut:
variabel adalah ukuran perusahaan sebesar Ln (Y/1-Y) = Y = -31,690 + 2,406X1 +
0,977, pajak sebesar 0,996 dan good Berdasarkan persamaan regresi diatas,
14,797X2 + 1,122X3 + e
dijelaskan bahwa:
corporate governace sebesar 0,976.
Sedangkan nilai VIF pada variabel ukuran a) Variabel ukuran perusahaan (X1)
perusahaan sebesar 1,023, pajak sebesar Nilai koefisien sebesar 2,406 yang
1,004 dan good corporate governance bertanda positif menunjukan bahwa
sebesar 1,024. Dimana jika nilai tolerance setiap kenaikan variabel ukuran
diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10 perusahaan, maka keputusan untuk
menyatakan bahwa model regresi bebas dari melakukan transfer pricing juga akan
multikolinearitas. Berdasarkan tabel IV.6 mengalami kenaikan. Dengan asumsi
diatas nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan variabel pajak dan good corporate
nilai VIF lebih kecil dari 10, maka model governance (GCG) tidak mengalami
regresi ini bebas dari masalah perubahan. Dengan Nilai signifikan
multikolinieritas. sebesar 0,015 yang menunjukan bahwa
nilai tersebut lebih kecil dari alpha yaitu
7. Uji Omnibus Tests of Model Coefficients 0,05.
(Uji simultan f) b) Variabel pajak (X2)
Nilai koefisien sebesar 14,797 yang
bertanda positif menunjukan bahwa
setiap kenaikan variabel pajak, maka
keputusan untuk melakukan transfer
pricingakan mengalami kenaikan.
Dengan asumsi variabel ukuran
perusahaan dan good corporate
governance (GCG) tidak mengalami
perubahan. Dengan nilai signifikan
Berdasarkan tabel IV.7 dapat dilihat sebesar 0,004 yang menunjukan bahwa
bahwa nilai Chi-Square yang diperoleh nilai tersebut lebih kecil dari alpha yaitu
sebesar 24,075 dengan Degree of freedom 0,05.
sebesar 3. Tingkat signifikasi yang c) Variabel good corporate governance
dihasilkan sebesar 0,000 atau sebesar 0%. (GCG) (X3)
Dengan demikian hipotesis penelitian Nilai koefisien sebesar 1,122 yang
menunjukan bahwa nilai H0 ditolak atau bertanda positif menunjukan bahwa
hipotesis H1 diterima yang berarti bahwa setiap kenaikan variabel good corporate
secara simultan variabel independen yang governance, maka keputusan untuk
berupa ukuran perusahaan, pajak dan good melakukan transfer pricing akan
corporate governance (GCG) memiliki mengalami kenaikan. Dengan asumsi
pengaruh terhadap variabel dependen yaitu variabel pajak dan ukuran perusahaan
keputusan transfer pricing. tidak mengalami perubahan. Dengan
Nilai signifikan sebesar 0,108 yang

7
menunjukan bahwa nilai tersebut lebih sulit melakukan kebijakan pajak agresif.
besar dari alpha yaitu 0,05. Semakin berkualitas audit suatu perusahaan,
maka perusahaan cenderung tidak akan
Pembahasan Penelitian melakukan manipulasi laba untuk
kepentingan perpajakan. Salah satu cara
1. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pajak dan dalam penghindaran pajak adalah transfer
Good Corporate Governance (GCG) pricing (F Noviastika, 2016).
terhadap Keputusan Transfer Pricing
Berdasarkan hasil uji hipotesis tabel IV.7 2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap
menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih Keputusan Transfer Pricing
kecil dari alpha. Hasil penelitian ini Berdasarkan hasil uji hipotesis tabel IV.8
menyatakan bahwa secara simultan variabel hasil hipotesis menunjukkan bahwa nilai
independen yang berupa ukuran perusahaan signifikan untuk variabel ukuran perusahaan
(X1), pajak (X2) dan good corporate lebih kecil dari alpha dan nilai koefisien
governance (X3) memiliki pengaruh menunjukkan positif. Hasil penelitian ini
signifikan terhadap variabel dependen yaitu menyatakan bahwa ukuran perusahaan (X1)
keputusan transfer pricing (Y), dengan memiliki pengaruh positif signifikan
diterimanya H1 dan ditolaknya H0, jadi terhadap keputusan transfer pricing (Y),
dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan dengan diterimanya H2 dan ditolaknya H0,
pajak dan good corporate governance jadi dapat disimpulkan bahwa ukuran
berpengaruh signifikan terhadap keputusan perusahaan berpengaruh positif signifikan
transfer Pricing. terhadap keputusan transfer pricing.
Dalam penelitian ini ukuran perusahaan Hasil penelitian ini sesuai dengan
mempengaruhi perusahaan melakukan penelitian yang di lakukan oleh Nurjanah et
transfer pricing karena pada perusahaan al., (2016) dan Hapsoro (2015) menyatakan
besar dengan tingkat kompleksitas yang bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
tinggi dalam kegiatan operasionalnya tentu positif terhadap keputusan transfer pricing.
memiliki kebijakan-kebijakan yang akan Perusahaan besar yang memiliki
menguntungkan agar tercipta beban-beban diversifikasi produk atau segmen yang
yang kecil (cost efficiency). Semakin besar banyak akan mendorong penggunaan
ukuran suatu perusahaan, maka semakin kebijakan transfer pricing untuk melakukan
besar terjadinya transaksi intercompany. Hal transfer barang atau jasa antar segmen, antar
itu berimplikasi pada probabilitas divisi atau pun antar parent- subsidiary
perusahaan menggunakan kebijakan transfer company. Karena pada dasarnya suatu
pricing dalam perencanaan pajak perusahaan perusahaan memiliki goal congruent yaitu
agar tercapai beban pajak yang efektif bagi memaksimalkan laba dengan meminimalkan
perusahaan (Hapsoro, 2015). tarif pajak atau beban pajak yang harus
Selain itu pajak juga berpengaruh dibayar. Untuk mencapai hal itu, keputusan
terhadap keputusan transfer pricing. terkait transfer pricing sangat diperlukan
Semakin besar tarif pajak yang timbul atau dalam konteks perusahaan besar atau
biaya pajak semakin besar maka semakin perusahaan multinasional. Semakin besar
besar pula perusahaan melakukan transfer ukuran perusahaan akan membuat direksi
pricing (Melmusi, 2016). yang mengelola perusahaan tersebut menjadi
Good corporate governance yang dapat lebih memiliki dorongan untuk melakukan
dilihat dari kualitas audit juga pengelolaan laba, seperti dengan
mempengaruhi keputusan transfer pricing. memanfaatkan praktik transfer pricing.
Kualitas audit dapat diartikan bagaimana Sedangkan penelitian ini tidak sesuai
kualitas suatu pemeriksaan yang dilakukan dengan penelitian telah dilakukan Suprianto
oleh auditor, apabila suatu perusahaan dan R Pratiwi (2017), Melmusi (2016)yang
diaudit oleh oleh Kantor Akuntan Publik menyatakan bahwa ukuran perusahaan
(KAP) The Big Ten maka akan semakin

8
berpengaruh negatif pada keputusan transfer terhadap keputusan perusahaan melakukan
pricing. Perusahaan yang berukuran lebih transfer pricing. Karena otoritas fisikal
kecil dianggap lebih mempunyai (aparat perpajakan) secara subyektif
kecendrungan melakukan transfer pricing memandang tujuan dilakukannya transfer
untuk menunjukkan kinerja yang pricing adalah untuk menghindari pajak.
memuaskan. Sehingga manajer yang Terkait dengan isu transfer pricing, secara
memimpin perusahaan besar kurang umum otoritas fiskal harus memperhatikan
memiliki dorongan untuk melakukan dua hal mendasar agar koreksi pajak
pengelolaan laba, salah satunya terhadap dugaan transfer pricing mendapat
denganmelakukan transfer pricing. justifikasi yang kuat sehingga perusahaan
dapat meminimalkan praktik transfer
3. Pengaruh Pajak Terhadap Keputusan pricing. Kedua hal prinsip tadi adalah ;
Transfer Pricing afiliasi atau hubungan istimewa dan
Berdasarkan hasil uji hipotesis tabel IV.8 kewajaran arm’s legnght principleyang
menunjukkan bahwa nilai signifikan untuk diatur dalam undang-undang PPh sebagai
variabel pajak lebih kecil dari alpha dan nilai instrumen untuk mencegah praktik
koefisien menunjukkan positif. Hasil penghindaran pajak.
penelitian ini menyatakan bahwa pajak (X2)
memiliki pengaruh positif signifikan 4. Pengaruh Good Corporate Governance
terhadap keputusan transfer pricing (Y), Terhadap Keputusan Transfer Pricing
dengan diterimanya H3 dan ditolaknya H0, Berdasarkan hasil uji hipotesis tabel IV.8
jadi dapat disimpulkan bahwa pajak hasil hipotesis menunjukkan bahwa nilai
berpengaruh positif signifikan terhadap signifikan untuk variabel good corporate
keputusan transfer pricing. governance lebih besar dari alpha dan nilai
Hasil penelitian ini sesuai dengan koefisien menunjukkan positif. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh penelitian ini menyatakan bahwa good
Prabaningrum,dkk (2021), Cahyadi dan corporate governance (X3)
Noviari (2018), Refgia (2017), D Suprianto tidakberpengaruh terhadap keputusan
dan R Pratiwi (2017), F Noviastika (2016), transfer pricing (Y), dengan diterimanya H0
Nurjanah et al., (2016), Hapsoro (2015) dan ditolaknya H4, jadi dapat disimpulkan
yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa good corporate governance tidak
bahwa pajak berpengaruh positif terhadap berpengaruh terhadap keputusantransfer
keputusan transfer pricing. Perusahaan pricing.
dengan nilai ETR yang lebih kecil dianggap Hasil penelitian ini sesuai dengan
lebih baik perusahaan tersebut karena dapat penelitian telah dilakukan oleh F Noviastika
meminimalkan beban pajak yang (2016) bahwa good corporate governance
dibayarkan. Kegiatan ini juga menunjukkan tidak berpengaruh pada keputusan transfer
bahwa insentif pajak menjadi salah satu pricing. Good corporate governance yang
alasan mengapa perusahaan melakukan diproksikan berdasarkan kualitas auditor
transfer pricing antara pihak terkait atau dengan ukuran KAP dan reputasi KAP tidak
dengan hubungan istimewa yang di negara serta merta menjadi patokan perusahaan
atau anak perusahaan dengan tarif pajak tersebut untuk melakukan transfer pricing
yang lebih rendah. Perusahaan melakukan atau tidak. Pada laporan audit yang
kegiatan transfer pricing, karena untuk dijelaskan dalam gambaran umum
memperkecil pajak yang akan dibayarkan perusahaan, bahwa perusahaan melakukan
guna mengoptimalkan laba yang didapatkan. transfer pricing menerapkan PSAK 7 yaitu
Sedangkan hasil penelitian ini tidak “Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi”
sesuai dengan penelitian R. Rosa, R Andini dimana seluruh transaksi yang signifikan
dan K Raharjo (2017) M Melmusi (2016) dengan pihak-pihak berelasi telah
menunjukan bahwa pajak tidak berpengaruh diungkapkan dalam laporan keuangan.

9
Sedangkan hasil ini tidak sejalan dengan perusahaan sektor lain selain perusahaan
penelitian yang di lakukan oleh Raharjo manufaktur subsektor makanan dan
(2017) yang menyatakan bahwa good minuman agar dapat memberikan hasil yang
corporate governance berpengaruh positif lebih luas mengenai transfer pricing.
terhadap keputusan perusahaan melakukan 2. Proksi yang digunakan untuk transfer
transfer pricing dikarenakan perusahaan pricing dalam penelitian ini hanya sebatas
yang diaudit oleh KAP the big ten memang menggunakan transaksi penjualan dengan
akan lebih cenderung dipercayai oleh fiskus pihak yang memiliki hubungan istimewa.
karena KAP tersebut memiliki reputasi yang Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dapat
baik, memiliki integritas yang tinggi, namun menggunakan proksi transfer pricing yang
jika perusahaan bisa memberikan lain jika data tersedia.
keuntungan dan kesejahteraan yang lebih 3. Pemerintah lebih mengetatkan dan
baik terhadap KAP yang mempunyai memperjelas isi dari peraturan tentang
reputasi yang baik, bisa saja KAP tersebut transfer pricing yaitu PER-32/PJ/2011
melakukan kerjasama dengan perusahaan tentang Penerapan Prinsip Kewajaran dalam
yang diaudit agar tidak terdeteksi adanya Transaksi Hubungan Istimewa sehingga
transfer pricing dimana KAP tersebut juga perusahaan benar-benar menerapkan
akan mendapatkan keuntungan. kegiatan transfer pricing berdasarkan harga
wajar agar perusahaanmengurangi
PENUTUP penyalahgunaan transaksi transfer pricing,
sehingga pendapatan pajak yang diterima
Simpulan negara akan lebih optimal.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
dengan analisis regresi dan pembahasan hasil, DAFTAR PUSTAKA
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
1. Ukuran perusahaan, Pajak dan good Adrian, Sutedi. 2012. “Good Corporate
corporate governance (GCG) berpengaruh Governance”. Sinar Grafika. Jakarta.
signifikan terhadap keputusan transfer
pricing. Agnes. (2017). Peranan Good Corporate
2. Ukuran perusahaan berpengaruh positif Governance untuk Menekan
signifikan terhadap keputusan transfer Manipulasi Laba: Studi mengenai
pricing. Transaksi Pihak Berelasi. Calyptra:
3. Pajak berpengaruh positif signifikan Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
terhadap keputusan transfer pricing. Surabaya Vol.6 No. 2 .
4. Good Corporate Governance (GCG) tidak
berpengaruh terhadap keputusan transfer Baroroh, N., Agustina, L., & Suryarini, T.
pricing. (2017). The Role Of Financial
Performance To Mediate The Effect Of
Corporate Governace On Firm Value.
Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis IJASOS- International E-Journal of
berikan sebagai masukan adalah sebagai Advances in Social Sciences.
berikut: https://doi.org/10.18769/ijasos.370044
1. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk Cahyadi, A. S., & Noviari, N. (2018). Pengaruh
menambah faktor lain yang mungkin pajak, exchange rate, Profitabilitas, dan
berpengaruh pada keputusan transfer leverage pada keputusan melakukan
pricingkarena penelitian ini hanya memiliki transfer pricing. E-Jurnal Akuntansi
nilai koefisien determinasi (Nagelkerke’s R Universitas Udayana, 24(2), 1441-
Square) sebesar 42% dan sisanya 58% 1473.
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diuji
dalam penelitian ini, serta menggunakan Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis
Multivariat dengan Program IBMSPSS

10
25. Penerbit Universitas Diponegoro: Ke-2 ISBN: 978-979-3649-96-2, h:
Semarang 703-708.
Hapsoro, D. T. (2015). Pengaruh Pajak, Kiswanto, Nancy dan Anna Purwaningsih.
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan Dan (2014). “Pengaruh pajak, Kepemilikan
Tunneling Incentive Terhadap Asing dan Ukuran Perusahaan
Keputusan Transfer Pricing (Studi terhadap Transfer Pricing(Pada
Empiris Pada Sektor Manufaktur Yang Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun
Terdaftar Di Bei Periode 2010-2013). 2010-2013)”. Universitas AtmaJaya.
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Yogyakarta.
Dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 1–114. Melmusi, Z. (2016). Pengaruh pajak,
Mekanisme Bonus, Kepemilikan Asing
Hartati, W. dan Azlina, D. 2014. Analisis dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Pengaruh Pajak Dan Mekanisme Bonus Transfer Pricing Pada Perusahaan Yang
Terhadap Keputusan Transfer Pricing Tergabung Dalam Jakarta Islamic Index
(Studi Empiris Pada Seluruh Dan Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Perusahaan Yang Listing Di Bursa Efek Periode 2012-2016. Jurnal
Indonesia). SNA 17 Mataram. Ekobistek, 5(2).
Universitas Mataram. September 2014 Mohammadi, A. H., Ahmed, Z., dan Habib, A.
Hendrik Manossoh, (2016). Good Corporate 2015. "Multinational transfer pricing of
Governance untuk Meningkatkan intangible assets and tax audit
Kualitas Laporan Keuangan, Jakarta adjustments : Evidence from
Selatan: PT. Norlive Kharisma Indonesia." Asian Review of
Indonesia Accounting, 24(3): 1–31.

https://ekonomi.bisnis.com/read/20190918/259/ Niresh, J. A., & Velnampy, T. (2014). Firm


1149724/oecd-kasus-transfer pricing- Size and Profitability: A Study of
meningkat Listed Manufacturing Firms ed
Manufacturing Firms in Sri Lanka.
https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d- International Journal of Business and
4649411/penerimaan-pajak-2019- Management.
melambat-ini-daftar-sektor-usaha-yang- https://doi.org/10.5539/ijbm.v9n4p57
loyo
Noviastika, F. (2016). Pengaruh Pajak,
https://nasional.kontan.co.id/news/coca-cola- Tunneling Incentive dan Good
diduga-akali-setoran-pajak Corporate Governance (GCG) terhadap
Indikasi Melakukan Transfer Pricing
IDX. (2021). Retrieved from
pada Perusahaan Manufaktur yang
http:///www.idx.co.id.
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Ikatan Akuntan Indonesia, Pernyataan Standar (Studi pada Bursa Efek Indonesia yang
Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 7. Berkaitan dengan Perusahaan
Pengungkapan Pihak-Pihak yang Asing). Jurnal Mahasiswa
Mempunyai Hubungan Istimewa. Perpajakan, 8(1).

Jonathan dan Vivi Adeyani Tendean. 2016. Nurjanah, I., Isnawati, & Sondakh, A. G.
Pengaruh Tax Avoidance Terhadap (2016). Faktor Determinan Keputusan
Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Perusahaan Melakukan Transfer
sebagai Variabel Pemoderasi. Prosiding Pricing. In Seminar Nasional
Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu Akuntansi.
& Call For Papers Unisbank (Sendi_U)

11
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER (Studi Pada Perusahaan Manufaktur
32/PJ/2011 tentang Penerapan Prinsip Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Kewajaran Dan Kelaziman Usaha Indonesia Tahun 2013–2015). Journal
Antara Wajib Pajak Dengan Pihak Of Accounting, 3(3).
Yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Santosa, S. J. D., & Suzan, L. (2018). Pengaruh
Peraturan Menteri Keuangan Pajak, Tunneling Incentive dan
Nomor213/PMK.03/2016 tentang Jenis Mekansme Bonus Terhadap Keputusan
Dokumen dan/atau Informasi Transfer Pricing (Studi Kasus pada
Tambahan Yang Wajib Disimpan Oleh Perusahaan Sektor Industri Barang
Wajib Pajak Yang Melakukan Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek
Transaksi Dengan Pihak Yang Indonesia Tahun 2013-2016). Kajian
Mempunyai Hubungan Istimewa Akuntansi, 19(1), 72-80.
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 Septy, Kurnia Fidhayatin dan Nurul, Hasanah
tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Uswati Dewi. 2012. “Analisis Nilai
Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Perusahaan, Kinerja Perusahaan dan
Kesempatan Bertumbuh Perusahaan
Prabaningrum, D. D., Astuti, T. P., & Harjito, Terhadap Return Saham Pada
Y. (2021). Pengaruh Pajak, Perusahaan Manufaktur Yang Listing
Kepemilikan Asing, Bonus Plan dan Di BEI”. The Indonesian Accounting
Ukuran Perusahaan Terhadap Review. Vol.2, No.2, Pp. 203-214.
Perusahaan Melakukan Transfer
Pricing (Studi Empiris pada Perusahaan Setiawan, Hadi, 2014. Transfer Pricing dan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Risikonya Terhadap Penerimaan
Tahun 2014-2018). JURNAL ILMIAH Negara. Jurnal.
EDUNOMIKA, 5(1), 47-60.
Sugiyono.2019. Metode Penelitian Kuantitatif,
Refgia, Thesa. (2017). Pengaruh pajak, Kualitatif dan R& D. Bandung:
mekanisme bonus, ukuran perusahaan, Alfabeta
kepemilikan asing, dan tunneling
incentive terhadap transfer Suprianto, D., & Pratiwi, R. (2017). Pengaruh
pricing(perusahaan sektor industri Beban Pajak, Kepemilikan Asing, Dan
dasar dan kimia yang listing di bei Ukuran Perusahaan Terhadap Transfer
tahun 20112014).Jurnal.JOM Fekon Pricing Pada Perusahaan Maufaktur Di
Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017. Fakultas Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode
Ekonomi.Universitas Riau. 2013–2016.

Resmi, Siti. 2017. Perpajakan Teori dan Kasus Sutedi, Adrian, Hukum Pajak, Jakarta: Sinar
(Edisi ke 10 Buku 1). Jakarta: Salemba Grafika, 2013.
Empat. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 tentang
Rosa, R., Andini, R., & Raharjo, K. (2017). Pajak Penghasilan
Pengaruh Pajak, Tunneling Insentive, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Mekanisme Bonus, Debt Covenant Dan Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Good Corperate Governance (GCG) Kecil dan Menengah
Terhadap Transaksi Transfer Pricing

12

Anda mungkin juga menyukai