Anda di halaman 1dari 6

AKUNTANSI MANAJEMEN

“Transfer Pricing”
Dosen Pengajar : I Gusti Bagus Alit Wahyu Palguna Putra

Oleh :

Putu Erika Ariadna Putri

18110121136

MBP/5

Universitas Dhyana Pura

Fakultas Ekonomika dan Humaniora

Tahun Ajaran 2020/2021


A. Pengertian Transfer Pricing
Transfer pricing merupakan salah satu kebijakan perusahaan dalam menentukan harga
transfer atas transaksi barang, jasa, harta tidak berwujud maupun transaksi finansial
yang menjadi aktivitas perusahaan. Sedangkan, menurut Charles T. Hongren dan
Gary L. Sundem, transfer pricing adalah usaha perusahaan dalam mengurangi pajak
penghasilan dengan cara pengalokasian laba perusahaan keanak perusahaan yang
memiliki beban pajak yang lebih rendah.

B. Jenis Transfer Pricing


Berdasarkan pihak yang terlibat di dalamnya, transaksi ini dapat dikelompokan
menjadi dua jenis, yaitu:
a. Intercompany transfer pricing, Transaksi yang terjadi antara dua perusahaan
yang mempunyai hubungan istimewa.
b. Intracompany transfer pricing, Transaksi yang terjadi antar divisi dalam suatu
perusahaan.
Transfer pricing dapat dilakukan pada suatu perusahaan dalam suatu negara (domestic
transfer pricing), maupun dengan negara yang berbeda (international transfer pricing).

C. Aspek Transfer Pricing


Transfer pricing meliputi beberapa aspek, di antaranya:
 Harta Berwujud 
Harta berwujud merujuk pada semua aset fisik bisnis, yang dapat
meliputi persediaan (bahan mentah, barang setengah jadi & barang jadi, serta
barang dagangan lainnya), mesin & peralatan, inventaris, tanah & bangunan,
barang modal & bidang keperluan usaha lainnya. 
 Harta Tidak Berwujud
Harta tak berwujud dari aspek transfer pricing dibedakan antara manufacturing
intangibles (yang timbul karena kegiatan pabrikasi atau upaya peneliatan dan
pengembangan oleh produsen) dan marketing intangibles (yang berasal dari
upaya pemasaran, distribusi dan jasa purna jual) 
 Penyerahan Jasa 
Dari aspek harga transfer, penyerahan jasa kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa dapat berkisar dari yang sederhana, seperti jasa rutin
akuntansi dan legal, jasa teknis antar perusahaan, hingga pengiriman
karyawan.

D. Tujuan Transaksi Transfer Pricing


Adapun tujuan transfer pricing sebagai berikut :
 Pengoptimalan atas penghasilan global setelah dipotong pajak.
 Mengupayakan keamanan posisi kompetitif.
 Sebagai evaluasi kinerja cabang perusahaan mancanegara.
 Untuk mengurangi risiko keuangan.
 Membantu mengatur arus kas pada cabang perusahaan.
 Untuk mengurangi beban tanggungan pajak dan Bea Masuk.
 Untuk mengurangi risiko pengambilalihan pemerintah.

Adanya transaksi transfer pricing yang dilakukan antar perusahaan biasanya terjadi
dimulai dengan suatu hubungan istimewa antara perusahaan tersebut. Sehingga,
hubungan istimewa dalam memperoleh penghasilan menjadi indikasi terpenting untuk
menghitung laba kena pajak. Dalam pemaparan yang lebih lanjut mengenai tujuan
transfer pricing sebagai berikut :
 Hukum
Dari sisi hukum perseroan dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk
meningkatkan efisiensi dan sinergi antara perusahaan dengan pemegang
sahamnya (Wolfgang Schon, 2014).
 Akuntansi
Sementara dari sisi akuntansi manajerial, kegunaan transfer pricing adalah
untuk memaksimalkan laba pada perusahaan lewat penetapan harga barang
atau jasa yang dilakukan oleh unit organisasi dari suatu perusahaan kepada
unit organisasi lainnya dalam perusahaan yang sama.
 Perpajakan
Dari perspektif perpajakan, transfer pricing merupakan kebijakan harga dalam
transaksi yang dilakukan oleh pihak- pihak yang memiliki hubungan istimewa.
Harga transfer dijelaskan sebagai harga yang ditentukan Wajib Pajak pada saat
menjual, membeli dan membagi sumber daya dengan afiliasinya.
 Pejoratif
Anggapan terhadap transfer pricing lebih dikonotasikan sebagai sesuatu yang
tidak baik dan memiliki makna pejoratif, yaitu pengalihan atas penghasilan
kena pajak dari satu perusahan dalam suatu grup perusahaan multinasional
kepada perusahaan lain dalam satu grup perusahaan yang sama di negara
dengan tarif pajak lebih rendah. Pengalihan tersebut dilakukan untuk
mengurangi total beban pajak dari grup suatu perusahaan multinasional.
Penjelasan pejoratif yang dipaparkan berlandaskan pada manipulasi transfer
pricing, abuse of transfer pricing, transfer mispricing, dan lain sebagainya.
Dalam hal ini manipulasi transfer pricing dimaknai sebagai aktivitas
menentukan harga transfer pada ketetapan yang terlalu besar atau terlalu kecil
dengan tujuan membuat pajak yang terutang menjadi lebih rendah.

E. Dimensi Tranfer Pricing


1) Dimensi Netral
Transaksi transfer pricing sebagai strategi, taktik serta motif pengurangan
beban pajak. Jadi transfer pricing adalah penetuan harga atau imbalan
berkaitan dengan penyerahan barang, jasa, maupun pengalihan teknologi antar
perusahaan yang memiliki relasi istimewa.
2) Dimensi Pejoratif
Dimensi pejoratif merupakan salah satu usaha mengurangi beban pajak
melalui penggeseran laba ke perusahaan yang memperoleh besaran laba lebih
kecil. Sehingga jumlah pajak yang dibebankan lebih rendah.

F. Faktor Pendorong Tranfer Pricing


 Pergerakan menuju desentralisasi, divisionalisasi dan penggunaan konsep
(cnrpu ratc profit center).
 Pemanfaatan transfer pricing dalam bisnis dan investasi internasional.
 Aparat perpajakan dan bea cukai di beberapa negara sebagai pengawasa
transfer princing.
 Keperluan pengungkapan segmentasi informasi dan transaksi antar-unit dalam
group perusahaan.
G. Contoh Kasus
PT Abadi Jaya Esa yang berkedudukan di negara Malaysia memiliki anak
perusahaan di Indonesia, yaitu PT Abadi Jaya Makmur. Untuk memproduksi mainan
yang dijual di Indonesia, PT Abadi jaya Makmur mengimpor bahan baku dari Abadi
Jaya Esa.
PT Abadi Jaya Esa yang berkedudukan di negara Malaysia memiliki anak
perusahaan di Indonesia yaitu PT Abadi Jaya Makmur. Untuk memproduksi mainan
yang dijual di Indonesia, PT Abadi jaya Makmur mengimpor bahan baku dari Abadi
Jaya Esa. Jika harga wajar bahan baku tersebut misalnya US$10/buah, dalam
transaksi antara PT Abadi Jaya Esa dan PT Abadi Jaya Makmur harga bahan baku
yang sama dijual dengan harga US$30/buah.
Maka, harga yang di-markup terjadi karena prinsip harga pasar wajar (Arm’s
Length Price Principle). Mengapa perusahaan menerapkan prinsip ini?
 Untuk menghindari pemungutan pajak di Indonesia dari keuntungan yang
didapat oleh PT Abadi Jaya Makmur, maka dikenakan harga bahan baku
setinggi-tingginya sehingga revenue yang tercatat kecil . Tidak jarang
perusahaan juga tercatat rugi untuk menghindari pengenaan pajak.
 Perusahaan lebih memilih keuntungan dialirkan ke anak perusahaan lainnya
dibanding harus dipotong untuk membayar pajak.
DAFTAR PUSAKA

https://klikpajak.id/blog/tips-pajak/dimensi-transfer-pricing-dan-tujuan/

https://sarjanaekonomi.co.id/transfer-pricing/

https://www.online-pajak.com/tentang-efiling/transfer-pricing

Anda mungkin juga menyukai