Anda di halaman 1dari 14

PENENTUAN HARGA TRANSFER

Tugas ini dibuat Untuk memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester

Dosen Pengampu: Al-Ustadzah Rahma Yudi M.E.Sy.

Disusun oleh:

Elsa Andriyani 412020428026

Erlya Riski 412020428027

Ceria Aufa 412020428017

Vanya Eka 412020428075

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR

MANTINGAN NGAWI JAWA TIMUR

1444 H/2022 M

i
Daftar Isi
BAB I...................................................................................................................................2
Pendahuluan..................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang....................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................3
1.3 Tujuan......................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................4
2.1 Definisi Harga Transfer.............................................................................................4
2.2 Tujuan Penentuan Harga Transfer............................................................................6
2.3 Metode Penentuan Harga Transfer..........................................................................7
2.4 Biaya tetap dan biaya hulu......................................................................................8
BAB III...............................................................................................................................12
PENUTUP......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

i
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Secara umum, sebuah perusahaan emiliki banyak cabang atau departemen
dengan pusat laba dan investasi serta aset dipindahkan dari satu departemen ke
departemen lain. Keuntungan dapat di tambahkan ke harga pokok barang pada
saat transfer
Perkembangan ekonomi pada saat ini sangatlah pesat serta memberikan
efek yang cukup besar bagi para pelaku bisnis dan di dalamnya. Demikian
dapat mendorong perusahaan yang lingkup operasionalnya dinegara sendiri
menjadi sebuah perusahaan multinasional yang dapat melibatkan transaksi
lintas negara (Riyadi & Kresnawati, 2021).
Menurut Setiawan (2014) harga transfer dikonotasikan sebagai abuse on
transfer pricing atau sesuatu yang dikategorikan tindakan yang legal namun
amoral. Tindakan legal karena perusahaan dapat memanfaatkan celah yang
ada pada peraturan perundang- undangan pada kebijakan harga transfer
sehingga perusahaan dapat meminimalkan beban pajaknya dengan cara yang
tidak melanggar hukum (tax avoidance).
praktik transfer pricing lebih banyak dilakukan perusahaan multinasional
dalam meminimalisir setoran pajak ke negara. Akibatnya, Indonesia
berpotensi kehilangan penerimaan pajak hingga Rp. 100 Triliun setiap
tahunnya (Panjalusman et al., 2018)
perhitungan praktik harga transfer dengan melihat piutang atas transaksi
pihak berelasi dibagi dengan total piutang . Harga transfer dapat dikatakan
sebagai salah satu faktor yang mendukung praktik penghindaraan pajak. Harga
transfer digambarkan sebagai transaksi jual beli antar pihak dengan istimewa
pada barang ataupun jasa.
Harga istimewa ini berpotensi dalam mengatur keuntungan usaha sehingga
berdampak akhir pada biaya pajak perusahaan. Pihak-pihak yang terlibat
dalam praktik harga transfer dapat terdiri dari anak perusahaan, saudara
seinduk, dan pihak berelasi lainnya dengan lokasi domisili yang berbeda.

2
Perusahaan multinasional umumnya memiliki entitas anak atau berelasi yang
berlokasi di negara surga pajak sehingga memungkinkan praktik harga
transfer untuk menghindari pajak(Hadianto, 2021).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan definisi Harga transfer
2. Apa saja tujuan penentuan harga transfer
3. Bagaimana metode penentuan harga transfer?
4. Apa yang dimaksud dengan biaya tetap dan biaya hulu?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi harga transfer
2. Untuk mengetahui tujuan dari penentuan harga transfer
3. Untuk mengetahui metode penentuan harga transfer
4. Untuk mengetahui biaya tetap dan biaya hulu

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Harga Transfer


Harga transfer dapat di artikan bahwa harga barang dan jasa yang
ditransfer antar pusat bertanggung jawab atas suatu organisasi tanpa melihat
bentuk pusat pertanggung jawaban.

Definisi istilah kata, harga transfer ialah suatu harga barang atau jasa
yang ditransfer antar pusat laba atau sedikit dikitnya satu dari pusat
pertanggung jawab adalah pusat laba. Harga transfer dapat digunakan untuk
kepentingan penilaian kemampuan laba divisi. Di dalam suatu perusahaan
terdapat dua divisi yaitu:

A. Divisi yang menjual produk (produk atau jasa): penjual


B. Divisi yang menjual produk (produk atau jasa): pembeli

Karena divisi-divisi tersebutlah amka dibuat 2 macam keputusan, yaitu:

a. Keputusan pemilihan sumber, merupakan menetapkan membeli


barang dari luar perusahaan atau membeli dari dalam perusahaan.
b. Keputusan penetapan (penentuan) besarnya harga transfer.
Semua organisasi yang terkena desentralisasi, keluaran dari suatu
divisi yang dipakai untuk masukan bagi divisi lain. Transaksi dengan divisi
ini mengakibatkan timbulnya suatu mekanisme transfer pricing. Transfer
pricing merupakan suatu harga jual khusus yang dipakai dalam pertukaran
antar divisional untuk mencatat pendapatan divisi penjual (selling division)
dan biaya divisi pembeli (buying divison).
Transfer pricing sama halnya dengan intracompany pricing,
intercorporate pricing, interdivisional atau internal pricing yang merupakan
harga yang diperhitungkan untuk keperluan pengendalian manajemen atas
transfer barang dan jasa antar anggota (grup perusahaan).
Transfer pricing selalu ditetapkan untuk suatu produk-produk antara
(intermediate product) barang dan jasa yang dipasok oleh divisi penjual

4
kepada divisi pembeli. Jika di perhatikan secara lebih lanjut, transfer pricing
dapat menyimpang secara signifikan dari harga yang disepakati. Oleh karena
itu transfer pricing biasanya dikaitkan dengan suatu rekayasa harga secara
sistematis yang ditujukan agar mengurangi laba yang nantinya akan
mengurangi jumlah pajak atau bea dari suatu negara.
Akuntansi keuangan menghendaki agar semua transaksi yang
dilakukan dengan pihak luar yang independen sehingga dengan itu transaksi
tersebut bersifat objektif. Akan tetapi persyaratan tersebut susah dipenuhi
oleh bagian pusat laba yang merupakan salah satu mata rantai dari sebuah
perusahaan berintegrasi vertikal. Yaitu seperti , perusahaan pulp, perusahan
kertas, dan perusahaan kotak karton.
Dalam suatu perusahaan integrasi vertikal, setiap pusat laba membeli
bahan mentahnya dari sebuah pusat laba sebelumnya. Jika bahan mentahnya
itu tersedia di pasar, maka harga pasar itu dapat digunakan untuk harga
transfer, agar transaksi interen tersebut masih bersifat objektif.
Sesungguhnya praktek transfer pricing ini telah banyak dilakukan oleh
banyak perusahaan. Namun , tidak terlalu terasa efek pengurangan pajaknya
apabila dilakukan antar divisi dalam satu perusahaan yang sama. Lain jika
apabila transfer pricing itu digunakan untuk menilai kinerja divisi. Pertanyaan
yang akanmuncul ialah mengapa transfer pricing tidak terlalu berarti dari sisi
pajak apabila dipraktekkan pada divisi yang sama dalam satu perusahaan.
Jawabannya, ialah hal ini dikarena praktek transfer pricing akan memberikan
hasil maksimal dalam hal ini meminimalkan jumlah pajak yang terutang,
apabila timbul pengenaan tarif yang berbeda. Maka dari itu apabila praktek
tersebut dikarenakan antar divisi tidak memberikan hasil yang maksimal,
karena tarif pajak yang berlaku sama.
Adanya waktu hubungan istimewa adalah suatu faktor penyebab
utama timbulnya praktek transfer pricing. Hubungan istimewa adalah
hubungan kepemilikan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain dan
hubungan ini terjadi karena adanya keterkaitan, pertalian atau ketergantungan
satu pihak dengan pihak yang lain yang tidak terdapat pada hubungan biasa,
faktor kepemilikan atau penyertaan, adanya penguasaan melalui manajemen

5
atau penggunaan teknologi, adanya hubungan darah atau karena perkawinan
merupakan faktor penyebab utama timbulnya hubungan istimewa.
(Dr.Murhaban, SE., MSi. & Dr.Adnan, SE., 2020)
Oleh sebab itu hubungan istimewa sangat penting dalam menentukan
besarnya penghasilan dan atau biaya yang akan dibebankan untuk
menghitung penghasilan kena pajak.

2.2 Tujuan Penentuan Harga Transfer


Harga transfer harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai
tujuan berikut ini:
a. Memberikan informasi yang relevan kepada masingmasing unit
usaha untuk menentukan imbal balik optimum antara biaya dan
pendapatan perusahaan.
b. Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita
maksudnya sistem harus dirancang sedemikian rupa sehingga
keputusan yang meningkatkan laba unit usaha juga akan
meningkatkan laba perusahaan.
c. Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha
individual.
d. Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola
(Suparyanto dan Rosad (2015, 2020).

Tujuan penetapan harga transfer adalah untuk mentransmisikan


data keuangan di antara departemen departemen atau divisi-divisi
perusahaan pada waktu mereka saling menggunakan barang dan jasa satu
sama lain (Henry Simamora, 1999:273) Selain tujuan tersebut, transfer
pricing terkadang digunakan untuk mengevaluasi kinerja divisi dan
memotivasi manajer divisi penjual dan divisi pembeli menuju keputusan-
keputusan.

Dalam lingkup perusahaan multinasional, transfer pricing


digunakan untuk, meminimalkan pajak dan bea yang mereka keluarkan
diseluruh dunia. Transfer pricing can effect overall corporate incame taxes.

6
This is particulary true for multinational corporations (Hansen and
Mowen, 1996:496).

2.3 Metode Penentuan Harga Transfer


OECD Transfer Pricing Guidelines menetapkan 5 (lima) jenis
metode yang bisa digunakan dalam penetapan nilai wajar transaksi pihak
yang berkaitan. Kelima metode tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

a) Comparable Uncontrolled Price (CUP)


Metode CUP biasanya dilakukan dengan cara membandingkan
harga yang sudah dibuat untuk barang ataupun jasa yang terjadi
pada transaksi dengan harga yang sudah ditetapkan untuk barang
ataupun jasa yang terjadi pada transaksi non independen di kondisi
yang sama.
b) Resale Price Method (RPM)
Metode RPM berasal dari produk yang dibeli dari perusahaan
afiliasi yang diperjual belikan balikoleh pihak independen. Harga
wajar dalam penerapan RPM ditentukan dengan mengurangkan
harga jual kepada pihak independen dengan suatu laba kotor yang
wajar (resale price margin).
c) Cost Plus Method (CPM)
Metode CPM adalah metode penentuan harga transfer yang
digunakan dengan menambahkan tingkat laba kotor wajar. Asumsi
yang bisa digunakan dalam metode tersebut adalah harga yang
ditambahkan oleh si pemasok dalam transaksi antarpihak
independen. Metode ini membandingkan laba atas biaya yang
dikeluarkan dalam sebuah transaksi afiliasi dengan transaksi laba
atas biaya yang dikeluarkan dalam sebuah transaksi yang dilakukan
secara independen.
d) Transactional Net Margin Method (TNMM)
Metode TNMM adalah metode yang dilakukan dengan asumsi
bahwa net profit (terhadap biaya, penjualan, aktiva) transaksi

7
afiliasi adalah sama dengan indikator net profit oleh transaksi
independen. Apabila pembanding internal tidak bisa ditemukan,
maka dapat dibandingkan dengan pembanding eksternal TNMM
menggunakan laba operasi sebagai pedoman kewajaran.
e) Profit Split Method (PSM)
PSM ini menjelaskan bahwa metode PSM dilakukan dengan cara
mengeliminasi efek keuntungan dari kondisi spesial dengan cara
menentukan divisi atau fungsi yang menghasilkan profit dan
kemudian dibandingkan dengan transaksi pihak independent. Oleh
karena itu, yang pertama harus ditemukan adalah laba gabungan
transaksi afiliasi.

2.4 Biaya tetap dan biaya hulu


Penetatapan harga transfer dapat menimbulkan permasalahan yang
cukup serius dalam perusahaan yang terintegrasi. Pusat laba yang pada
akhirnya menjual produk ke pihak luar mungkin tidak menyadari jumlah biaya
tetap dan laba bagian hulu yang terkandung didalam harga pembelian internal.

jika pusat laba terakhir menyadari adanya biaya tetap dan laba tersebut,
pusat laba itu mungkin enggan untuk mengurangi labanya guna
mengoptimalkan laba perusahaan. Metode – metode yang digunakan oleh
perusahaan untuk mengatasi masalah ini adalh dengan cara – cara yang
digambarkan dibawah ini di antaranya:

- Persetujuan antar unit


Beberapa perusahaan membuat mekanisme formal dimana wakil-wakil
dari uit-unit pembelian dan penjualan bertemu secara berkala untuk
memutuskan harga penjualan kepada pihak luar dan pembagian laba untuk
produk-produk dengan biaya tetap dan laba upstream yang signifikan.
- Dua Langkah Penentuan Harga.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam
menerapkan metode penentuan harga dua langkah :
a. Pembebanan biaya perbulan untuk biaya tetap dan laba harus digoisasikan
secara berkala

8
b. Keakuratan alokasi investasi dan biaya.
c. Dengan sistem penntuan harga ini, kinerja laba dari unit produksi tidak
dipengaruhi volum penjualan dari unit final.
d. Mungkin terdapat konflik antara kepentingan dari unit produksi dengan
kepentingan perusahaan.
e. Metode ini miri dengan penentuan harga “ ambil atau bayar ( take or pay)
- Pembagian Laba
Jika system penentuan harga dua langkah tidak feasible, sistem pembagian
laba (profir sharing) dapat digunakan untuk memastikan kesamaan antara
kepentingan unit usaha dan perusahaan.
- Dua kelompok harga
Dalam metode ini, pendapatan unit produksi akan dikreditkan pada saat
harga jual di luar dan unit pembelian dibebankan biaya sebesar total biaya
standar. Beberapa kelamahan penggunaan sistem ini adalah:
1. jumlah laba unit usaha akan lebih besar dari laba perusahaan secara
keseluruhan.
2. Sistem ini menciptakan suatu ilusi bahwa unit usaha akan
menghasilkan uang, sementara pada kenyataannya perusahaan
secara keseluruhan mengalami kerugian karena debit ke kantor
pusat.
3. Sistem ini dapat memicu unit usaha hanya berkonsentrasi pada
transfer internal dimana mereka terpana pada markup yang bagus
pada biaya penjualan ke luar.
4. Terdapat tambahan pembukuan yang terlibat dalam pendebitan
akun kantor pusat setiap kali ada transfer dan kemudian
mengeliminasi akun ini ketika laporan keuangan unit usaha
dikonsolidasi.
5. Fakta bahwa ada konflik diantaraa unit-unit bisnis akan membuat
sistem ini terlihat lemah. Dengan metode dua bentuk harga,
konflik-konflik ini dapat dikurangi sehingga tidak meghadapkan
manajemen senior pada permasalahan seperti ini
- Praktik Bisnis

9
Praktek bisnis yang bertanggung jawab sosial adalah dimana korporasi
beradaptasi dan melakukan praktek kebijakan bisnis dan investasi sosial
yang mendukung untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas dan
melindungi lingkungan.
- Penentuan Harga Jasa Korporat
 Pengendalian atas Jumlah Jasa
Manajer unit usaha mungkin diharuskan untuk menggunakan staf
perusahaan yang tidak dapat dikendalikan efisiensi kinerjanya ( teknologi
informasi dan riset & pengembangan) tetapi dia tapi dapat mengendalikan
jumlah jasa yang diterimanya.
 Pilihan Penggunaan Jasa
Dalam beberapa kasus, pihak manajemen mungkin
memutuskan bahwa unit-unit usaha dapat memilih apakah akan
menggunkan unit servis sentral atau tidak.
- Administrasi Harga Transfer.
Pada bagian ini akan dibahas bagaimana pelaksanaan dari
kebijakan yang sudah dipilih tadi – khususnya, tingkat negoisasi yang
diizinkan untuk menentukan harga trasnfer, metode penyelesaian konflik
dalam menentukan harga trasnfer, dan klasifikasi produk yang sesuai
denga metode yang paling tepat.
 Negosiasi
Pada sebagian besar perusahaan, unit-unit usaha
menegosiasikan harga transfer satu sama lain; maksudnya, harga
transfer yang tidak ditentukan oleh kelompokstaf sentral.
 Arbitrase dan Penyelesaian Konflik.
Bagaimanapun rincinya peraturan penentuan harga (pricing
rule), mungkin tidak ada kasus dimana unit-unit usaha tidak setuju
pada harga tertentu.
.Terdapat empat cara untuk menyelesaikan konflik :
- Memaksa
- Membujuk
- Menawarkan

10
- Pemecahan masalah
 Klasifikasi Produk
Luas dan formalitas dari sourcing dan peraturan penentuan
harga transfer tergantung pada banyaknya jumlah transfer dalam
perusahaan dan ketersediaan pasar dan harga pasar

11
BAB III
PENUTUP

Definisi istilah kata, harga transfer ialah suatu harga barang atau jasa yang
ditransfer antar pusat laba atau sedikit dikitnya satu dari pusat pertanggung jawab
adalah pusat laba. Harga transfer dapat digunakan untuk kepentingan penilaian
kemampuan laba divisi.

transfer pricing terkadang digunakan untuk mengevaluasi kinerja divisi


dan memotivasi manajer divisi penjual dan divisi pembeli menuju keputusan-
keputusan. OECD Transfer Pricing Guidelines menetapkan 5 (lima) jenis metode
yang bisa digunakan dalam penetapan nilai wajar transaksi pihak yang berkaitan
yaitu :

- Comparable Uncontrolled Price (CUP)


- Resale Price Method (RPM)
- Cost Plus Method (CPM)
- Transactional Net Margin Method (TNMM)
- Profit Split Method (PSM)

Biaya tetap adalah pengeluaran bisnis yang tidak bergantung akan perubahan


volum barang atau jasa yang dihasilkan. Dengan demikian dalam pembahasan ini
bahwasannya harga transfer sangatlah penting di dalam perusahaan

12
DAFTAR PUSTAKA
Dr.Murhaban, SE., MSi., A., & Dr.Adnan, SE., M. S. (2020). Sistem
Pengendalian Manajemen.

Hadianto, & H. (2021). Pengaruh harga transfer, manajemen laba dan tanggung
jawab sosial perusahaan terhadap penghindaran pajak. Forum Ekonomi,
23(3), 570–581.
http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/FORUMEKONOMI/article/view/
10062

Panjalusman, P. A., Nugraha, E., & Setiawan, A. (2018). Pengaruh Transfer


Pricing Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal Pendidikan Akuntansi &
Keuangan, 6(2), 105. https://doi.org/10.17509/jpak.v6i2.15916

Riyadi, F. D., & Kresnawati, E. (2021). Keputusan Harga Transfer: Peran


Tunneling Incentive Dan Minimasi Pajak. Akuntabilitas, 15(1), 35–54.
https://doi.org/10.29259/ja.v15i1.13583

Suparyanto dan Rosad (2015. (2020). 済 無 No Title No Title No Title. In


Suparyanto dan Rosad (2015 (Vol. 5, Issue 3).

13

Anda mungkin juga menyukai