Anda di halaman 1dari 48

Harga transfer

Praktisi :
Edwin Ronald, S.E., M.M.
08119502401
Praktisi Mengajar Universitas 17
Agustus 1945 Samarinda

Materi
Harga Transfer

Waktu
• Rabu, 29 Nov 2023
• 10.20-12.50 WITA

Offline / Online
Online
Zoom Meeting
Bahan Kajian

1. Pengertian harga transfer

2. Tujuan dan dampak harga transfer.

3. Metode harga transfer.

4. Pencegahan harga transfer


Tujuan
Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa


mampu :

1. Menjelaskan pengertian harga transfer

2. Menjelaskan tujuan dan dampak harga


transfer.

3. Menjelaskan metode harga transfer.

4. Menjelaskan pencegahan harga


transfer
Pengertian Transfer Pricing (Harga Transfer)

• Transfer pricing adalah praktik akuntansi yang mewakili


harga yang dibebankan oleh satu divisi dalam suatu
perusahaan kepada divisi lain untuk barang dan jasa
yang disediakan.
• Penetapan harga transfer memungkinkan penetapan
harga barang dan jasa yang dipertukarkan antara anak
perusahaan , afiliasi , atau perusahaan yang
dikendalikan secara umum yang merupakan bagian dari
perusahaan besar yang sama.
• Transfer pricing dapat menghasilkan penghematan pajak
bagi perusahaan, meskipun otoritas pajak mungkin akan
menentang klaim mereka.
DELEGATION OF DECISION MAKING
(DECENTRALIZATION)

Decision Making
is pushed down.
Top
Management

Middle Middle
Management Management

Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor

Decentralization often occurs as organizations continue to grow.


Sistem desentralisasi memberi wewenang
kepada manajer level bawah untuk membuat
dan mengambil keputusan.

Berbeda dengan sistem sentralisasi yang


pengambilan keputusannya merupakan
wewenang manajer puncak, sedangkan
manajer bawah hanya tinggal
mengimplementasikan saja.
KEPUTUSAN

Apakah perusahaan harus memproduksi


sendiri produk tersebut atau membelinya
dari pemasok luar? * Sourcing Decision
Jika diproduksi sendiri, pd tingkat harga
berapakah produk tsb ditransfer di antara
pusat-pusat laba? * transfer price decision
DEFINISI TRANSFER
PRICING
Suatu harga jual khusus yang dipakai dalam
pertukaran
antar divisional untuk mencatat pendapatan
divisi penjual
dan biaya divisi pembeli
TOP MANAGEMENT

Produk yang ditransfer


Divisi yang pada harga transfer Divisi yang
menjual membeli

Pembelian Produk Input Penjualan produk barang dan


dari penjual diluar jasa kepada pelanggan diluar
organisasi organisasi
Globalisasi ekonomi telah membawa dampak semakin meningkatnya transaksi
internasional atau cross border transaction. Salah satu masalah perpajakan yang
timbul dari transaksi ini adalah masalah transfer pricing. Istilah transfer pricing
berkaitan erat dengan harga transaksi barang, jasa, atau harta tak berwujud
antar perusahaan dalam suatu perusahaan multinasional. Transfer pricing secara
pejoratif diartikan sebagai harga yang ditetapkan oleh perusahaan multinasional
dengan maksud untuk mengalokasikan penghasilan dari suatu perusahaan ke
perusahaan lainnya pada negara yang berbeda dalam perusahaan multinasional
tersebut dengan tujuan menurunkan laba kena pajak di negara yang
mempunyai tarif pajak tinggi dan mengalihkan labanya di negara lain yang tarif
pajaknya rendah atau bahkan nol. Terutama apabila antara negara-negara
tersebut tidak mempunyai peraturan anti-penghindaran pajak (anti tax
avoidance). Perusahaan-perusahaan multinasional dapat dengan mudah
menentukan harga barang, jasa, atau harta tak berwujud untuk tujuan
penghindaran pajak.

Dampak transfer pricing adalah harga yang terlalu tinggi (overpricing), atau sebaliknya harga yang terlalu rendah (underpricing).
Hal ini sering terjadi dalam kasus dumping untuk perdagangan internasional. Selain motivasi bisnis, transfer pricing
multinasional juga dimaksudkan untuk mengendalikan, mekanisme arus sumber daya antara anggota grup dan maksimalisasi
laba setelah pajak.
DAMPAK TRANSFER PRICING
TERHADAP UKURAN KINERJA
PERUSAHAAN

• Dampak Terhadap Ukuran Kinerja Divisi


• Dampak Terhadap Keuntungan
Perusahaan
• Dampak Terhadap Otonomi
TUJUAN TRANSFER PRICING
BAGI INTERNAL PERUSAHAAN

 Evaluasi kinerja yang akurat, berarti bahwa tidak


satupun manajer divisi akan memperoleh manfaat
atas beban manajer divisi lain
 Kesesuaian tujuan, berarti bahwa para manajer
divisi memilih tindakan-tindakan yang dapat
memaksimalkan laba perusahaan secara
keseluruhan
 Pemeliharaan otonomi divisi, berarti bahwa
manajemen pusat tidak boleh mencampuri
kemandirian manajer divisi dalam membuat
sebuah keputusan
PRAKTIK TRANSFER PRICING
DAPAT
TERJADI ATAS :
 Harga Penjualan
 Harga Pembelian
 Alokasi biaya administrasi dan umum (overhead cost)
 Pembebanan bunga atas pemberian pinjaman oleh
pemegang saham (shareholder loan)
 Pembayaran komisi, lisensi, franchise, sewa, royalti,
imbalan atas jasa manajemen, imbalan atas jasa
teknik, dll
 Pembelian harta perusahaan oleh pemegang saham
(pemilik) atau pihak yang mempunyai hubungan
istimewa yang lebih rendah dari harga pasar.
 Penjualan kepada pihak luar negeri melalui pihak
ketiga yang kurang/tidak mempunyai substansi usaha
KUIS

Silahkan join di Quizizz :


WWW.QUIZIZZ.COM/JOIN

Tunggu kode quizizz diberikan oleh Praktisi

Silahkan menjawab kuis


PENDEKATAN BIAYA OPORTUNITAS SEBAGAI
PEDOMAN PENETAPAN HARGA TRANSFER

Harga transfer minimum Harga transfer maksimum


• Harga transfer minimum  harga transfer yang akan
membuat keadaan divisi penjuan tidak akan menjadi lebih
buruk bila barang dijiual kepada divisi internal dari pada dijual
keluar

• Harga transfer maksimum  harga transfer yang akan


membuat keadaan divisi pembeli tidak menjadi lebih buruk bila
suatu input dibeli dari divisi internal.
METODE TRANSFER
PRICING
1. Harga transfer atas dasar biaya (Cost Based Transfer pricing)
2. Harga Transfer Atas Dasar Harga Pasar (Market Basis
Transfer Pricing)
3. Harga Transfer Negosiasi (Negotiated Transfer Pricing)
HARGA TRANSFER BERDASARKAN
BIAYA ( COST-BASED TRANSFER
PRICES )
Penetapan Harga Transfer Biaya Penuh (Full Cost)
• Biaya Penuh Ditambah Markup → penetapan markup dapat menjadi
negosiasi
• Biaya Variabel Ditambah Biaya Tetap → biaya variabel disini sama dengan
penetapan dengan biaya penuh.
HARGA PASAR
Efektif bila transfer produk
terjadi pada pasar persaingan
sempurna, dimana tindakan
manajer divisional secara
simultan akan mengoptimalkan
laba divisional dan laba
perusahaan
HARGA TRANSFER NEGOSIASI
• Biaya oportunitas dapat digunakan untuk menetapkan batasan
negosiasi
• Menggunakan harga pasar dan membuat penyesuaian (a) hindari
biaya distribusi (b) kapasitas berlebih
HARGA TRANSFER NEGOSIASI
Kelemahan:
Keunggulan:
• Monopoli informasi tertentu
• Kesesuaian tujuan, otonomi
dan akurasi evaluasi kinerja • Keterampilan negosiasi
tercapai • Waktu
TRANSFER PRICING DI
INDONESIA

Adanya hubungan istimewa merupakan


faktor penyebab utama timbulnya praktik
transfer pricing. Faktor hubungan istimewa
akan menjadi penting dalam menentukan
besarnya penghasilan dan / atau biaya yang
akan dibebankan untuk menghitung
penghasilan kena pajak.
PASAL 18 AYAT (3) UU PERPAJAKAN
NO 10 TAHUN 1994
Hubungan Istimewa ada apabila :

A. Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung


sebesar 25% atau lebih pada wajib pajak lain, atau hubungan antara Wajib
Pajak dengan penyertaan 25% atau lebih pada dua Wajib Pajak atau lebih
yang disebut terakhir
B. Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya, atau dua atau lebih Wajib Pajak
berada di bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak
langsung
C. Terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis
keturunan lurus dan/atau kesamping satu derajat.
TUJUAN TRANSFER PRICING
BAGI PERUSAHAAN
MULTINASIONAL

 Performance Evaluation
 Optimal Determination of Taxes
PRAKTIK TRANSFER PRICING PADA
PERUSAHAAN MULTINASIONAL
Tindakan Perpajakan
Anak perusahaan di Belgia Tarif Pajak 42 %
memproduksi suatu komponen Pendapatan $ 100 – /biaya $ 100 = $
dengan biaya $ 100/unit tagihan 0
terhadap komponen di transfer ke Pajak dibayar = $ 0
pusat reinvoicing di Puerto Rico
dengan harga $ 100/unit
Pusat reinvoicing di Puerto Rico juga Tarif Pajak 0 %
merupakan anak perusahaan Pendapatan $ 200 – biaya $ 100 = $
mentransfer tagihan komponen ke 100
anak perusahaan di AS dengan harga Pajak dibayar = $ 0
$ 200/unit
Anak perusahaan di AS menjual Tarif Pajak 35 %
komponen ke perusahaan eksternal Pendapatan $ 200 – biaya $ 200 = $
dengan harga $ 200/unit 0
Pajak dibayar = $ 0
PENCEGAHAN DAMPAK
TRANSFER PRICING
Merealokasikan kembali jumlah laba dan
biaya-biaya yang timbul di perusahaan
multinasional yang memiliki beberapa divisi,
sehingga laba dan biaya-biaya yang timbul
sebagai hasil transaksi antar divisi tersebut
yang ditengarai sebagai praktik transfer
pricing yang bisa meminimalkan pajak
terhutang
SITUASI IDEAL SISTEM HARGA
TRANSFER
 Orang-orang yg Kompeten: kinerja jk panjang, dan kemampuan negosiasi
 Atmosfer yg Baik : bertujuan ke arah profitabilitas yg tinggi
 Suatu Harga Pasar : harga pasar yg mencerminkan kondisi yg sama (kuantitas,
waktu kirim, dan kualitas)
 Sumberdaya : kebebasan dan ketersediaan
 Informasi penuh
 Negosiasi : mekanisme kerja yg lancar
PERUSAHAAN MULTINASIONAL
Pengertian perusahaan multinasional (multinasional company, multinasional enterprise) menurut beberapa
ahli adalah sebagai berikut:
a. Frederick D.S Choi dan Gerhard G. Mueller
Multinational corporations transfers technology all over the globe, raises capital where it is cheapest, often
produces where costs are lowest, and develops markets wherever people will buy its products and services.

b.Dr. Gunadi, M.Sc.,Ak


Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang beroperasi di berbagai negara dengan membuka
cabang, mengorganisasi anak perusahaan atau melakukan kontrak keagenan dan sebagainya.

c. Christopher Nobes dan Robert Parker


Multinational companies may be broadly as those which produce a good or a service in two or more
countries.

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan multinasional adalah perusahaan-
perusahaan yang beroperasi melewati lintas batas antar-negara, yang terikat hubungan istimewa baik
karena penyertaan modal saham, pengendalian manajemen atau penggunaan teknologi dapat berupa anak
perusahaan, cabang perusahaan, agen dan sebagainya, dengan berbagai tujuan, antara lain untuk
memaksimalkan laba setelah pajak (meminimalkan pajak).
HUBUNGAN ISTIMEWA
Hubungan istimewa terjadi antara perusaan induk dengan anak perusaannya atau
cabang-cabangnya atau perwakilannya yang berada di dalam negeri , maupun yang
berada di luar negeri.
Di Indonesia diatur dalam Pasal 18 Ayat (3), (3a), dan (4) Undang-undang
Pajak Penghasilan yang menyatakan sebagai berikut:
a. Direktur Jenderal Pajak berwenang menentukan kembali besarnya penghasilan
dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung
besarnya penghasilan Kena pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan
istimewa dengan Wajib Pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dan kelaziman
usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa.

b. Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan perjanjian dengan Wajib Pajak


dan bekerja sama dengan otoritas pajak negara lain untuk menentukan harga
transaksi antar-pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (4), yang berlaku selama suatu periode tertentu tersebut
berakhir.
HUBUNGAN ISTIMEWA
c.Hubungan istimewa sebagaimana dianggap ada
apabila:
a)Wajib pajak mempunyai penyertaan modal
langsung atau tidak langsung paling rendah
25% pada wajib pajak lain, atau hubungan
antara wajib pajak dengan penyertaan paling
rendah 25% pada dua wajib pajak atau lebih,
demikian pula hubungan antara dua wajib
pajak atau lebih; atau
b)Wajib pajak menguasai wajib pajak lainnya,
ARM’S-LENGTH STANDARD
Negara-negara OECD (Organization for Economic Coorporation and Development)
termasuk Jerman, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat (yang terkenal dengan Section 482 of
the US Internal Revenue Code), mempunyai metode untuk menguji apakah transfer pricing dari
perusahaan multinasional sama dengan arm’s-length standard atau harga pasar wajar, yaitu
tingkat harga antara pembeli dan penjual independen, bebas melakukan transaksi.

Menurut arm’s-length standard harga-harga transfer seharusnya ditetapkan supaya dapat


mencerminkan harga yang akan di susun oleh pihak-pihak yang tidak terkait yang bertindak
secara bebas. Standar arm’s-length standard diterapkan dalam banyak cara, tetapi tiga metode
yang paling banyak digunakan adalah the comparable uncontrolled pricing method, the resale
pricing method, the cost plus pricing method, dan other method (Choi, Frederick D.S. &
Mueller Gerhard G.: 1985), yang dapat dijelaskan sebagai berikut di bawah ini:

a.Comparable uncontrolled pricing method


Metode ini mengevaluasi kewajaran transfer pricing dengan mengacu kepada tingkat harga
yang terjadi antara unit yang independen atau antara perusahaan multinasional dengan
unit yang independen. Secara teoritis termasuk yang paling baik, namun dalam
pelaksanaannya terdapat beberapa kendala, misalnya perbedaan kuantitas, kualitas, kondisi,
waktu penjualan, merek dagang, pangsa pasar, dan geografis pasar.
ARM’S-LENGTH STANDARD
b.Resale pricing method
Metode ini diterapkan untuk produk yang ditransfer ke anggota grup lainnya untuk
dijual kembali. Kewajaran transfer pricing didekati dengan pengurangan harga
penjualan kepada pihak independen dengan suatu mark up yang wajar (sebanyak
profit dan biaya penjual). Kesulitan terjadi dalam menentukan mark up.

c.Cost plus pricing method


Metode ini mendekati kewajaran transfer pricing dengan menambahkan mark up yang
wajar pada harga pokok (cost) pihak yang mentransfer. Pendekatan ini umumnya
dipakai dalam hal penyerahan barang setengah jadi (semi finished product) atau salah
satu anggota grup sebagai sub kontraktor dari yang lainnya.

d.Other method
Dalam keadaan tertentu, kombinasi ketiga metode di atas perlu diterapkan, atau
mungkin metode lain, misalnya alokasi profit yang diperoleh grup perusahaan dalam
transaksi tertentu, kalkulasi tingkat keuntungan yang pantas pada investasi Wajib
Pajak.
ARM’S-LENGTH STANDARD
Disamping keempat metode di atas masih terdapat
alternatif metode lain yang dapat digunakan, yaitu:

a.Global method
Suatu pendekatan yang merupakan penyimpangan dari arm’s length price adalah
metode global atau unitary taxation. Metode ini merupakan alokasi langsung atas laba
dari beberapa entitas hukum yang merupakan anggota dari suatu kesatuan ekonomi.
Aplikasi metode ini adalah dengan menjumlahkan semua laba dari tiap anggota grup
kemudian mengalokasikannya berdasar beberapa faktor, misalnya penjualan, upah
tenaga, dan modal kerja

b.Safe havens
Pendekatan ini dilakukan dengan menyusup suatu batas toleransi interval harga.
Transfer pricing yang berada dalam batas tersebut tanpa evaluasi lebih lanjut langsung
dianggap sebagai harga wajar.
PERLAKUAN TRANSFER PRICING DI INDONESIA

Transfer pricing dapat terjadi baik antar Wajib Pajak dalam negeri maupun antara Wajib Pajak dalam negeri
dengan pihak luar negeri, terutama yang berkedudukan di tax heaven countries. Terhadap transaksi antara
Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa undang-undang perpajakan Indonesia menganut asas
material (substance over from rule).
Hubungan istimewa tersebut dapat mengakibatkan kekurangwajaran harga, biaya atau imbalan lain yang
direalisasikan dalam suatu transaksi usaha. Transfer pricing tersebut dapat mengakibatkan terjadinya
penggalian penghasilan (income) atau dasar pengenaan pajak (tax based) dan atau biaya (cost), dari suatu
Wajib Pajak ke Wajib Pajak lainnya, yang dapat direkayasa untuk menekan keseluruhan jumlah pajak
terutang atas Wajib Pajak yang mempunyai tujuan istimewa baik nasional maupun multinasional.

Kekurangwajaran di atas dapat terjadi pada:


a. Harga penjualan;
b. Harga pembelian;
c. Alokasi biaya administrasi dan umum (overhead cost);
d. Pembebanan bunga atas pemberian pinjaman oleh pemegang saham (shareholder loan).

Pembayaran komisi, lisensi, franchise, sewa, royalti, imbalan jasa manajemen, imbalan jasa teknik
dan imbalan jasa lainnya.
PERLAKUAN TRANSFER PRICING DI INDONESIA

Dalam kasus Pajak Pertambahan Nilai (PPN),


mekanisme kredit pajak akan secara otomatis
menetralisir transfer pricing. Namun pertimbangan waktu
pembayaran dipertimbangkan.
Hal ini dapat ditempuh melalui transfer pricing dengan
menggeser pajak keluaran ke perusahaan hilir (menunda
terutangnya PPN). Akibat positif definitif juga akan
diperoleh dalam kasus PPnBM (Pajak penjualan barang
mewah) dengan memperkecil transfer pricing atas DPP
(dasar pengenaan pajak) yang kena PPnBM.
PERLAKUAN TRANSFER PRICING DI MANCANEGARA

Perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia dalam arti


perusahaan-perusahaan multinasional Indonesia yang mempunyai unit
(anak perusahaan/cabang/perwakilan) di luar negeri maupun perusahaan-
perusahaan multinasional di luar negeri yang mempunyai unit (anak
perusahaan/cabang/perwakilan) di Indonesia pada umumnya akan
senantiasa berusaha dengan instrumen transfer pricing, mencapai salah satu
tujuannya memaksimalkan keuntungan dengan berupaya meminimalkan
beban pajaknya, terutama Pajak Penghasilan Badan (Corporation income tax).
Upaya yang dilakukan dengan pergeseran harga dari negara yang beban
pajaknya tinggi ke negara yang beban pajaknya rendah atau nihil (tax heaven
countries).
Selain dari itu diadakan pula perjanjian bilateral di bidang perpajakan,
dengan maksud antara lain untuk menghindarkan pengenaan pajak
berganda, sehingga beban pajak dapat ditekan.
PERLAKUAN TRANSFER PRICING DI MANCANEGARA

Contoh Kasus Transfer Pricing Antara Amerika Serikat dengan


Jepang

Dengan menetapkan suatu harga transfer yang tinggi dari pabrik-pabrik


mereka di Jepang kepada cabang-cabang pemasaran mereka di Amerika
Serikat, produsen-produsen mobil Jepang mampu mengurangi keuntungan
yang ditunjukkan oleh cabang-cabang Amerika Serikat dan oleh karenanya
mengurangi pajak-pajak AS. Staf Presiden Clinton memperkirakan bahwa
kerugian dari transfer pricing seperti hal ini mungkin sama dengan $15 miliar
per tahun. Besarnya persoalan ini ditunjukkan dengan suatu penelitian Internal
Revenue Service akhir-akhir ini atas 3.357 perusahaan-perusahaan yang
dikendalikan oleh asing yang menemukan bahwa mayoritas orang menyatakan
terlalu rendah pendapatan pada pengembalian pajak mereka. Menurut
penelitain tersebut, perusahaan-perusahaan Jepang merupakan yang paling
cenderung dari 10 rekan dagang Amerika tertinggi yang menggunakan
praktik-praktik transfer pricing yang tidak adil.
PENANGKAL TRANSFER PRICING

Ada beberapa prosedur yang dapat ditempuh untuk menanggulangi manuver


pajak melalui transfer pricing antara lain:
a. Menyingkap praktik bisnis intercompany secara lengkap sehingga dapat
dievaluasi keinginan transfer pricing. Hal ini biasanya dimintakan kepada Wajib
Pajak asosiasi. Informasi tersebut dilampirkan pada SPT tahunan.

b.Harmonisasi pemajakan internasional untuk meniadakan disparitas beban


pajak.
Prosedur ini sangat ideal, namun sulit diaktualisasikan, karena pada umumnya
setiap pemegang yuridiksi pemajakan cenderung menomorsatukan
kepentingan nasionalnya. Suatu konsesi pajak selalu dihitung timbal-balik.

c. Kerja sama Internasional.


Prosedur ini dapat ditempuh melalui pertukaran informasi audit secara
simultan atau audit pemajakan secara terpadu (antar-yuridiksi secara
koordinatif).
ADVANCE PRICING AGREEMENT (APA)
Advance pricing agreement (APA) adalah persetujuan di antara Internal Revenue Service (IRS)
dan perusahaan dengan menggunakan harga-harga transfer, yang menetapkan harga transfer yang
disepakati.

APA biasanya diperoleh sebelum perusahaan terikat dalam transfer. Maksud dari program APA
adalah memecahkan masalah perselisihan transfer pricing dengan cara yang tepat, dan menghidari
proses pengadilan yang menghabiskan banyak biaya.
Negara-negara yang tergabung dalam OECD seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, New
Zealand, dan Jepang telah mulai menerapkan prosedur APA untuk menyelesaikan masalah transfer
pricing karena APA dinilai lebih efektif dalam pelaksanaannya. Dua pertiga dari MNC dalam suatu
survei akhir-akhir ini menunjukkan bahwa mereka mengharapkan untuk menggunakan APA dalam
menentukan harga transfer mereka.

Dalam laporan OECD tahun 1995, advance pricing agreement didefiniskan sebagai:
“an arrangement that determines, in advance of controlled transaction, an appropriate adjustment there
to, critical assumptions as to future events for the determinations of the transfer pricing for that
transaction over a given period of time”.
ADVANCE PRICING AGREEMENT (APA)

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa APA adalah suatu kesepakatan
mengenai penentuan harga transaksi dari transaksi yang terjadi antara dua perusahaan
yang mempunyai hubungan istimewa dengan cara menetapkan satu set kriteria yang sesuai
(seperti metode, faktor-faktor pembanding, dan asumsi-asumsi) untuk periode waktu
tertentu.

Transaksi yang dimaksud di atas adalah transaksi yang terjadi antara perusahaan-
perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa dalam sebuah perusahaan multinasional.

Kesepakatan yang dibuat dalam APA terjadi antara Wajib pajak dengan otoritas pajak,
bisa terjadi dengan satu otoritas pajak dan juga dengan dua otoritas pajak dari negara yang
berbeda. Apabila APA dilakukan antara Wajib Pajak dengan otoritas pajak dalam satu
negara maka disebut unilateral APA. Sedangkan apabila APA dibuat oleh Wajib Pajak
dengan dua atau lebih otoritas pajak dari negara yang berbeda maka disebut multilateral
APA.
ADVANCE PRICING AGREEMENT (APA)
Inisiatif pelaksanaan APA baik yang unilateral maupun multilateral harus datang dari Wajib
Pajak dengan cara mengajukan permohonan APA kepada otoritas Pajak, namun dalam prosedur
pelaksanaannya untuk proses multilateral APA akan lebih rumit daripada unilateral APA.
Dasar hukum diterapkannya unilateral APA adalah peraturan-peraturan domestik sedangkan
multilateral APA dapat ditetapkan dengan salah satu pasal dalam tax treaty, yaitu pasal
mengenai persetujuan bersama.

Multilateral APA adalah persetujuan mengenai transfer pricing antara dua otoritas pajak dari dua
negara dengan Wajib Pajak yang terlibat dalam transaksi.
 Dalam konteks tax treaty, maka multilateral APA dapat ditempuh dengan Pasal 9 dari tax treaty,
yaitu mengenai arm’s length price dalam suatu hubunga istimewa dan proses penanganannya
melalui Pasal 25 dari tax treaty, yaitu mengenai mutual agreement.
 Pasal 25 dari tax treaty menyebutkan bahwa apabila terdapat suatu keragu-raguan yang timbul
dari interprestasi atau aplikasi atas ketetentuan-ketentuan yang terdapat dalam tax treaty
maka otoritas pajak dari kedua belah pihak harus menyelesaikan masalah atay perbedaan
tersebut melalui mutual agreement.
ADVANCE PRICING AGREEMENT (APA)

Manfaat Advance Pricing Agreement (APA)

Wajib Pajak harus mempertimbangkan manfaat penyelenggaran APA


berdasarkan situasi dan kondisi dari permasalahan Wajib Pajak. Beberapa manfaat
dari diselenggarakannya APA adalah sebagai berikut:
a. Memberikan kepastian kepada Wajib Pajak atas semua penghitungan mengenai
harga transaksi dengan menggunakan metode yang disetujui;

b. Memberikan kepastian terhadap kegiatan Wajib Pajak termasuk kepastian


mengenai kewajiban pajak yang berkaitan dengan transfer pricing;

c. Mengurangi biaya dan waktu pada saat diaudit, karena selama periode APA
berlaku harga transaksi yang telah disepakati oleh Wajib Pajak dan otoritas
pajak;
ADVANCE PRICING AGREEMENT (APA)

Masalah dalam Penyelenggaraan APA

Hal yang harus dipertimbangkan dalam penyelenggaraan APA yaitu kemungkinan


adanya potensi kerugian seperti:
a. Pengorbanan waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan APA;
b. Wajib Pajak harus mengungkapkan informasi yang mungkin merupakan rahasia
perusahaan kepada otoritas pajak.

Apabila APA berhasil dilakukan maka Wajib Pajak harus melaksanakan setiap
kesepakatan –kesepakatan yang tertulis dalam perjanjian tersebut selama periode
berlakunya APA. Berdasarkan pengalaman negara-negara yang telah menerapkan APA,
masa berlakunya APA berkisar antara tiga sampai empat tahun. Namun apabila Wajib
Pajak berkehendak untuk memperpanjang masa berlakunya APA, maka dia dapat
mengajukan permohonan perpanjangan waktu.
ADVANCE PRICING AGREEMENT (APA)

Yang perlu diperhatikan, bahwa APA tidak


menjamin Wajib Pajak untuk tidak diaudit oleh
otoritas pajak. Masalah-masalah yang tidak
tercakup dalam APA masih dapat dilakukan audit
dalam kriteria audit yang biasa dilakukan.
APA tidak berlaku retroaktif sehingga masalah
transfer pricing yang ada sebelum APA disepakati
tidak dapat diselesaikan dengan APA.
KUIS

Silahkan join di Quizizz :


WWW.QUIZIZZ.COM/JOIN

Tunggu kode quizizz diberikan oleh Praktisi

Silahkan menjawab kuis


Buku Penunjang

Mulyadi, Akuntansi Manajemen, Konsep,


Manfaat Dan Rekayasa, YKPN

Hansen Mowen, Akuntansi Manajemen:


Buku 1 dan Buku 2, Thomson 2004.

Mahfud Sholihin, Akuntansi Manajemen,


Edisi 2004/2005, Penerbit BPFE,
Yogyakarta, 2004
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai