Anda di halaman 1dari 46

Masalah Korupsi di Indonesia

(Good Public Governance)

Praktisi :
Edwin Ronald, S.E., M.M.
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

• Diharapkan setelah menyelesaikan materi


ini, mahasiswa mampu memahami dan
menganalisa permasalahan korupsi di
Indonesia
Agenda
Masalah Korupsi di Indonesia

Myths and Realities of


1
Governance and Corruption
HBR - why dont we try to be india’s
2
most respected company?
GPG dan UU Tindak Pidana
3
Korupsi
PT Duta Graha Indah - Kasus
4 Korupsi Wisma Atlet
Myths and Realities of
Governance and Corruption
Tata kelola pemerintahan dan korupsi  topik kontroversial dan sering
disalahpahami namun menjadi prioritas yang tinggi bagi kalangan
pembangunan dan sektor korporasi, termasuk perusahaan multinasional.

Dalam Laporan Daya saing Global (GCR) disajikan perpaduan tantangan utama
dari masalah tata kelola pemerintahan dan korupsi

Laporan ini menyajikan isu-isu yang belum terselesaikan atau disalahpahami


sebagai mitos tentang tata kelola pemerintahan dan korupsi. Pada delapan
mitos terkait tata kelola dan korupsi ini, disajikan penekanan pada reformasi
transparansi dilengkapi dengan perbaikan kebebasan pers dan kesetaraan
gender. Jika diterapkan, reformasi tersebut selanjutnya diharapkan bisa
berdampak besar pada peningkatan tata kelola pemerintahan dan anti-
korupsi.
Myths and Realities of Governance and
Corruption
1. Definisi : Tata Kelola Pemerintahan dan anti-korupsi adalah satu dan sama
• Tata kelola pemerintahan  lembaga yang berwenang dalam sebuah negara yang
dijalankan untuk kepentingan umum
• korupsi secara tradisional didefinisikan lebih sempit sebagai "penyalahgunaan jabatan
publik untuk keuntungan pribadi”
• ruang lingkup konsep pemerintahan jauh lebih luas dibandingkan dengan korupsi.
Pemerintahan dan korupsi mungkin terkait, tetapi berbeda.

2. Tata kelola pemerintahan dan korupsi tidak dapat diukur


• Dalam beberapa tahun terakhir berbagai lembaga dunia telah berusaha untuk melawan
persepsi bahwa tata kelola pemerintahan dan korupsi tidak dapat diukur meluas, oleh
karena itu dibentuklah Governance Indicator.
• Governance Indicator ini mencakup enam dimensi utama kualitas kelembagaan atau tata
kelola pemerintahan, yaitu  Hak suara & akuntabilitas, Ketidakstabilan politik dan
kekerasan, Efektivitas Pemerintah, Peraturan Beban, Peraturan Hukum, Kontrol Korupsi
Myths and Realities of Governance and
Corruption
3. Urgensi tata kelola pemerintahan dan upaya anti-korupsi berlebihan
• sangat sulit untuk mendapatkan bahkan perkiraan kasar seberapa besar ukuran korupsi di
dunia sifat korupsi yang tersembunyi dan beroperasi dalam “kegelapan”.

• Cara yang paling langsung untuk memastikan pentingnya pemerintahan adalah dengan
menanyakan ke perusahaan - perusahaan dan rumah tangga itu sendiri.

• Hasil survey : perusahaan di negara-negara OECD memeringkat peraturan ketenagakerjaan,


birokrasi, dan pajak sebagai yang paling bermasalah untuk bisnis mereka. perusahaan-
perusahaan di negara berkembang menganggap bahwa sejauh ini kendala terbesar adalah
birokrasi dan korupsi.

• Jawaban untuk mitos bahwa pentingnya tata kelola pemerintahan dan anti-korupsi berlebihan
akan tidak lengkap tanpa menunjukkan hal yang sudah jelas : tata kelola pemerintahan bukan
satu-satunya pemicu yang penting dalam pembangunan. Ekonomi makro, perdagangan, dan
kebijakan sektoral juga penting. Tetapi ketika tata kelola pemerintahan buruk, penyusunan
kebijakan di area lain juga sering dikompromikan.
Myths and Realities of Governance
and Corruption
Myths and Realities of Governance
and Corruption
Myths and Realities of Governance and Corruption
4. Tata pemerintahan yang baik dan pengendalian korupsi adalah sesuatu yang
mewah dan hanya negara-negara kaya yang mampu
• Tata kelola pemerintahan yang lebih baik tidak selalu berarti akan meningkatkan
pendapatan, namun sebaliknya, bahwa pendapatan yang lebih tinggi secara otomatis
diterjemahkan ke dalam tata kelola pemerintahan yang lebih baik.
• Bukti-bukti menunjukkan pemerintahan yang lebih baik sebagai penyebab
pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, sejumlah negara berkembang telah
menunjukkan bahwa mungkin untuk mencapai standar tata kelola pemerintahan yang
tinggi, walaupun belum bergabung dengan jajaran negara-negara kaya.
5. Dibutuhkan generasi untuk dapat meningkatkan pemerintahan
• pemerintahan sebagai kunci untuk pengembangan, dan untuk meningkatkan iklim
investasi.
• Gambar 3: transisi negara yang pada pertengahan 1990-an dijanjikan secara
potensial masuk ke Serikat Uni Eropa menunjukkan peningkatan tren dalam
pemerintahan, sedangkan negara-negara pasca-sosialis yang tidak menawarkan
jendela kesempatan, mengalami stagnasi atau memburuk.
Jadi, meskipun benar bahwa lembaga cenderung
berubah hanya secara bertahap, dan bahwa di banyak
negara telah ada sedikit perbaikan dalam jangka pendek,
kita juga dapat melihat bahwa di beberapa negara telah
terjadi peningkatan tajam selama periode waktu yang
singkat. Hal ini bertolak belakang dengan pandangan
bahwa sementara tata kelola pemerintahan dapat
memburuk dengan cepat, perbaikan selalu lambat dan
bertahap.
Myths and Realities of Governance and
Corruption
6. Melawan korupsi dengan memerangi korupsi

• Sebuah kesalahan yang dipromosikan adalah


bahwa cara terbaik untuk melawan korupsi
adalah dengan memerangi korupsi, dengan cara
Kampanye anti-korupsi, penciptaan lebih banyak
komisi anti-korupsi ,lembaga etika, dan
gencarnya penyusunan hukum baru, dan kode
etik.
• dalam beberapa peraturan, penekanan yang
tidak proporsional mengorbankan fokus pada
pencegahan dan insentif bagi integritas, telah
mengurangi efektivitas upaya antikorupsi.
Myths and Realities of Governance
and Corruption
7.Pelaku korupsi di negara-negara berkembang adalah sektor publik, yang
seharusnya bertanggung jawab untuk membentuk lingkungan bisnis yang memadai
Peran sektor swasta sering diabaikan  kepentingan swasta yang kuat juga
sering memberikan pengaruh dalam membentuk kebijakan publik

8.Negara, IFI dan komunitas donor tidak dapat melakukan banyak hal untuk
meningkatkan tata kelola
 faktor sejarah dan budaya bukanlah faktor utama
yang menentukan tata kelola.
 terdapat strategi yang dapat membantu memperbaiki
tata kelola, seperti kebebasan bersuara , reformasi
terkait TRANSPARANSI
Why don’t we try to be India’s most
respected company?

Infosys Ltd adalah perusahaan multinasional India yang bergerak di bidang IT


services dan IT consulting.
Infosys berdiri atas ide Narayan Murthy dan 6 temannya pada tahun 1981. Dengan
modal awal sekitar $250 kini Infosys memiliki market capitalisation $31.11 miliar
yang membuat Infosys menjadi perusahaan Tbk no. 5 terbesar di India.

Visi Infosys:
“To be a globally respected corporation that
provides best-of-breed solutions, leveraging
technology, delivered by best-in-class people”

HARVARD BUSINESS REVIEW, NOVEMBER 2011


Tantangan Infosys Kunci Keberhasilan

Menjadi perusahaan yang tetap berpegang pada


berbasis nilai dan nilai – nilai perusahaan
beretika di saat sebagian dan zero tolerance
perusahaan melakukan
suap Membagikan nilai –nilai
pada setiap karyawan
Biaya produksi menjadi perusahaan dan
lebih besar dan bahkan pemimpin menjadi
harus menutup salah satu teladan
lini bisnis

HARVARD BUSINESS REVIEW, NOVEMBER 2011


Good Public Governance

• Definisi GPG
Good Public Governance (GPG) atau Tata
Kepemerintahan yang baik merupakan suatu konsepsi
tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersih,
demokratis, dan efektif sesuai dengan cita-cita
terbentuknya suatu masyarakat madani.
Good Public Governance melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia

memajukan
kesejahteraan
umum
Tujuan GPG Tujuan Nasional
mencerdaskan
kehidupan
bangsa
ikut memelihara ketertiban
dunia berlandaskan
kedaulatan negara,
perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
Good Public Governance

Pilar GPG

Dunia
Negara Masyarakat
Usaha
Good Public Governance

Asas GPG Nilai-Nilai GPG


Demokrasi Integritas

Transparansi
Profesional
Akuntabilitas
Mengutamakan kepentingan
Budaya Hukum masyarakat dan negara

Kewajaran dan Kesetaraan Berwawasan ke depan


Undang-Undang
Tindak Pidana Korupsi
CPI (Corruption Perception Index Indonesia Tahun 1995-2003
Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi
Sejarah Pemberantasan Korupsi di Indonesia :
1. Orde Lama (s.d. 1966)
Peraturan yang dikeluarkan :
• Peraturan Penguasa Militer No. PRT/PM/06/1957 tentang Tata Kerja Menerobos Kemacetan
Memberantas Korupsi
• Peraturan Penguasa Militer No. PRT/PM/08/1957 tentang Pemilikan Harta Benda
• Peraturan Penguasa Militer No. PRT/PM/11/1957 tentang Penyitaan Harta Benda Hasil
Korupsi, Pengusutan, Penuntutan, Dan Pemeriksaan Perbuatan Korupsi
• Peraturan Penguasa Perang Pusat Kepala Staf AD No. PRT/PEPERPU/031/1958;
• Peraturan Penguasa Perang Pusat Kepala Staf AL No. PRT/z.1/I/7/1958
• UU Nomor 24 Prp Tahun 1960 tentang Pengusutan, Penuntutan, dan Pemeriksaan Tindak
Pidana Korupsi
lembaga pemberantasan korupsi yang dibentuk :
• Panitia Retooling Aparatur Negara (Paran)
• Operasi Budhi
• Komando Tertinggi Retooling Aparat Revolusi (Kontrar)
• Tim Pemberantas Korupsi (Keppres No. 228/1967)
• Tim Komisi Empat (Keppres No. 12/1970)
• Komite Anti Korupsi/KAK (1967)
Undang-Undang Tindak Pidana
Korupsi
2. Orde Baru (1966 s.d. 1998)
Peraturan yang dikeluarkan :
•Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 Lembaga
pemberantasan korupsi yang dibentuk :
• Tim Pemberantasan Korupsi (TPK)
• Komisi Empat
• Komisi Anti Korupsi (KAK)
• Operasi Penertiban (OPSTIB)
Undang-Undang
Tindak Pidana Korupsi
3. Orde Reformasi (1998 s.d. sekarang)
Peraturan yang dikeluarkan :
• Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi
• Undang-Undang No.20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-
undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
Lembaga pemberantasan korupsi yang telah dibentuk :
• Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TGPTPK)
• Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
• Tim Koordinasi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Timtas Tipikor)
• Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Undang-Undang
Tindak Pidana Korupsi
Suap Menyuap
Kerugian Keuangan
Negara: Pasal 2 dan • Pasal 15 ayat (1) huruf
Pasal 3 a&b
• Pasal 13
Gratifikasi • Pasal 5 ayat (2)
• Pasal 12 B jo.Pasal 12 C • Pasal 12 huruf a - c
• Pasal 11
• Pasal 6 ayat (1) huruf a
& b, & ayat (2)
Benturan kepentingan Bentuk
dalam Pengadaan Korupsi
• Pasal 12 huruf I
Penggelapan dalam
jabatan
• Pasal 8,9,10 hruf a,b
Perbuatan Curang &c
• Pasal 7 ayat (1) huruf Pemerasan
a-d & ayat (2)
• Pasal 12 huruf h • Pasal 12
huruf e,g,&f
Gratifikasi
Pengertian Gratifikasi
Menurut UU No.31/1999 jo.UU No.20 tahun 2001

“Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi,
pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan
cuma-cuma, dan fasilitas lainnya baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan
baik yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik”
Ketentuan pembuktian gratifikasi tidak berlaku apabila dalam jangka waktu 30 hari sejak tanggal
pemberian, penerima gratifikasi melaporkan pemberian tersebut ke KPK
Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi

Penyidik, penuntut umum, atau hakim berwenang :


“mengumpulkan keterangan dan alat bukti yang berhubungan dengan kasus dan
harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”
termasuk :
1. kewenangan meminta keterangan kepada bank melalui Gubernur Bank Indonesia
tentang keadaan keuangan tersangka atau terdakwa.
2. kewenangan meminta kepada bank untuk memblokir rekening simpanan milik
tersangka atau terdakwa yang diduga hasil dari korupsi
3. kewenangan membuka, memeriksa, dan menyita surat dan kiriman melalui pos,
telekomunikasi atau alat lainnya yang dicurigai mempunyai hubungan dengan
perkara tindak pidana korupsi yang sedang diperiksa.
Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi

keterangan
saksi

dokumen
yang keterangan
memiliki ahli
makna

Alat
alat bukti
dalam
bentuk
Bukti surat
elektronik

keterangan
petunjuk
terdakwa
Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi

• Pembuktian Terbalik berdasarkan UU No.31


tahun 1999

“pembuktian terbalik yang bersifat terbatas atau berimbang, yakni


terdakwa mempunyai hak untuk membuktikan bahwa ia tidak
melakukan tindak pidana korupsi dan wajib memberikan keterangan
tentang seluruh harta bendanya dan harta benda istri atau suami, anak,
dan harta benda setiap orang atau korporasi yang diduga mempunyai
hubungan dengan perkara yang bersangkutan, dan penuntut umum
tetap berkewajiban membuktikan dakwaannya.”
Peran Serta Masyarakat
Hak-hak masyarakat untuk membantu pemberantasan tindak pidana korupsi :
1. hak mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi
tindak pidana korupsi;
2. hak untuk memperoleh pelayanan dalam mencari, memperoleh dan memberikan
informasi adanya dugaan telah terjadi tindak pidana korupsi kepada penegak hukum
yang menangani perkara tindak pidana korupsi;
3. hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab kepada penegak
hukum yang menangani perkara tindak pidana korupsi;
4. hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang laporannya yang diberikan
kepada penegak hukum dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari;
5. hak untuk memperoleh perlindungan hukum dalam hal :
• melaksanakan haknya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c;
• diminta hadir dalam proses penyelidikan, penyidikan, dan di sidang pengadilan
sebagai saksi pelapor, saksi, atau saksi ahli, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Sumber: acch.kpk.go.id
PT Duta Graha Indah Tbk-Kasus Korupsi Wisma Atlet

Profil Singkat :
 Didirikan 11 Januari 1982
 Visi : menjadi perusahaan engineering dan konstruksi yang
kuat dan terpercaya, serta memiliki profesionalisme yang
tinggi dengan sumber daya manusia yang kompeten
 Memiliki 13 kantor cabang di Indonesia, perusahaan
asosiasi di Saudi Arabia dan kantor perwakilan di Timor
Leste dan Brunei Darussalam
 Mengerjakan proyek-proyek prestisius meliputi, stadion,
jalan, irigasi, jembatan, bandara, pabrik, gedung
perkantoran, hotel, dan rumah sakit.
Struktur Organisasi PT Duta Graha Indah Tbk
Kronologis…
• berawal dari ketidaksengajaan terkait kasus proyek tol tengah
Surabaya oleh DPRD dengan perusahaan konsorsium : PT Jasa
Mar 2011 Marga 55 %, PT DGI 20 %, PT PP 20 % dan PT Elnusa 5 %

• KPK menangkap basah Sesmenpora, Wafid Muharam serta


Mohamad El Idris dan Mindo Rosalina Manullang. Diduga kuat
Apr 2011 melakukan praktik suap, ditemukan 3 lembar cek tunai (Rp 2,3 M)

• Idris (Manajer Marketing PT DGI) dan Dudung (Dirut PT DGI)


melakukan dealing dengan Nazaruddin. Mindo diperkenalkan pada
Jun-Agst
2010
mereka. Nazaruddin dan Mindo dealing dengan Sesmenpora

• Dudung dan Idris diperkenalkan Mindo pada Wafid dan mereka


menyampaikan maksudnya untuk “berpartisipasi” mengerjakan
Sept 2010 proyek dan Wafid menyanggupinya
Kronologis…
• PT DGI diumumkan sebagai pemenang lelang dan mendapatkan
total nilai kontrak Rp 191,67 M. Uang Muka didapatkan PT DGI
Des 2010 sebesar Rp 33,8 M.

• Idris menyerahkan cek senilai Rp 4,34 M (13% dari UM proyek)


Febr 2011
pada Nazaruddin. Pada Sesmenpora  April 2011

• Nazaruddin pergi ke Singapura utk alasan berobat. 30 Juni 2014


statusnya naik menjadi tersangka. Mangkir 3 kali dari panggilan
Mei-Agst
2010 KPK. Akhirnya ditangkap di Kolombia pada 7 Agst 2014

• Nazaruddin membuka pada media bahwa Anas Urbaningrum


Des 2010 -
(Ketum DPP Demokrat) dan Angelina Sondakh. Mindo menyebut
Jan 2011 Andi Mallarangeng (Menpora) juga terlibat.
Kronologis…

• Nazaruddin divonis 4 tahun 10 bulan penjara


• dan denda Rp 200 juta subsider 4 bulan  melanggar pasal 14 UU
Apr 2012 Tipikor

• Sept 2011:
• Idris divonis 2 tahun penjara dan denda Rp 200 juta subsider 6 bulan 
melanggar pasal 5 ayat 1 b UU Tipikor
• Mindo divonis 2,5 tahun dan denda Rp 200 juta subsider 6 bulan  melanggar
pasal 5 ayat 1 b subsider pasal 13 UU Tipikor jo Pasal 55 ayat 1 jo Pasal 65 ayat 1
KUHP

• Agst 2012:
• Pada tk. kasasi, Sesmenpora Wafid divonis 2 tahun penjara dan denda Rp
200 juta subsider 6 bulan  melanggar pasal 12 UU Tipikor
Pembahasan :

Nazaruddin Idris (PT DGI)


selaku anggota DPR RI (penyelenggara memberikan komisi kepada
negara) menerima hadiah berupa komisi penyelenggara negara (Sesmenpora dan
(success fee) yang diberikan karena Anggota DPR RI) dengan maksud supaya
berkaitan dengan kekuasaan atau penyelenggara negara tersebut
kewenangan yang berhubungan dengan melakukan sesuatu dalam jabatannya,
jabatannya  melanggar pasal 14 UU yakni memenangkan PT DGI secara tidak
Tipikor fair  melanggar psl 5 (1b) UU Tipikor

Mindo
turut serta dalam melakukan perbuatan
memberikan komisi kepada Sesmenpora Wafid
dan Anggota DPR RI dengan maksud sebagai pejabat negara, selaku KPA dan
supaya penyelenggara negara tsb sebagai PNS, menerima hadiah dalam
berbuat sesuatu dalam jabatannya, yakni rangka mengupayakan PT DGI sebagai
memenangkan PT DGI secara tidak fair pemenang tender proyek tsb 
 melanggar psl 5 (1b) subsider pasal 13 melanggar pasal 12 UU Tipikor
UU Tipikor jo psl 55 (1) jo Pasal 65 (1)
KUHP
PT Duta Graha Indah Tbk-Kasus
Korupsi Wisma Atlet
 Kasus Wisma Atlit  korupsi terstruktur yg melibatkan kerja sama
korporasi dan penyelenggaran negara
 Merupakan kejahatan white-colar crime  pelaku berasal dari sosial
ekonomi tinggi yang melakukan pelanggaran hukum
 Termasuk dalam kategori kejahatan korporasi  penanganan
(pemberian sanksi) tidak cukup pada individu, tetapi juga pada
perusahaan sbg kontrol pemerintah thd korporasi
 Merupakan extra-ordinary crime  pemberantasannya bkn hanya
dengan menghukum koruptor tetapi bongkar modus operandi dan
sindikasinya, sehingga ditemukan formula pencegahannya
 Melibatkan penyelenggara negara  keseriusan pemerintah dalam
memberantas korupsi dipertanyakan. Pemerintah dan masyarakat utk lbh
serius memberantas korupsi.
Pendahuluan
• Menurut Indonesian Institute for Corporate
Directorship (IICD) lembaga yang ditunjuk Otoritas
Jasa keuangan (OJK) untuk melakukan penilaian tata
kelola perusahaan menurut ASEAN Governance
Scorecard: Sejumlah perusahaan BUMN terjerat kasus
korupsi. Mulai dari PT PAL, PT Garam, hingga PT
Askrindo terseret kasus rasuah yang menyebabkan
pencopotan Direktur Utamanya.
• Maraknya kasus korupsi di perusahaan milik negara
tersebut dinilai karena kurang bagusnya tata kelola
(good corporate governance/GCG) yang memenuhi
standar internasional.
Pendahuluan
• Pada Tahun 2016, perusahaan yang dinilai
IICD lebih dari 100 perusahaan publik di
Indonesia dengan kapitalisasi market
terbesar namun masih sedikit yang
menerapkan GCG, termasuk dalam
memerangi korupsi.
Kronologi Terungkapnya Suap Pengadaan Pesawat
Airbus dan Mesin Roll Royce di Garuda Indonesia

Terungkapnya kasus dugaan korupsi suap yang diterima mantan Direktur Utama
Garuda Indonesia Emirsyah Satar cukup mengagetkan, bagaimana tindak pidana
korupsi memang tidak memandang golongan dan bisa terjadi ditingkat korporasi
manapun. Bagaimana kronologi kasus ini terungkap, berikut
penelusuran InfoPublik dari berbagai sumber.
Di kutip dari The Guardian dan CNN Indonesia, Kamis (19/1) lembaga antikorupsi
Inggris, Serious Fraud Office (SFO) sudah melakukan investigasi sejak beberapa
tahun atas laporan dugaan suap yang dilakukan perusahaan raksasa penyedia
mesin pesawat Rolls-Royce.
Dalam hasil yang ditemukan pihak berwenang di Inggris, pihak Rolls-Royce
memberi suap USD2,25 juta dan mobil Rolls-Royce Silver Spirit kepada salah satu
individu untuk mengubah dan mempengaruhi kontrak dengan Rolls-Royce terkait
penyediaan mesin jet Trent 700 bagi Garuda Indonesia di pesawat Airbus A330.
Kronologi Terungkapnya Suap Pengadaan Pesawat
Airbus dan Mesin Roll Royce di Garuda Indonesia

Hasil investigasi itu menemukan bahwa Rolls-Royce memberi suap kepada rivalnya
untuk tidak mengikuti penawaran demi pengamanan kontrak Rolls-Royce dengan
sejumlah maskapai di beberapa negara termasuk Garuda di Indonesia.
Atas temuan ini Rolls-Royce pun secara resmi meminta maaf setelah diketahui
melakukan suap berupa mobil mewah dan jutaan poundsterling kepada pihak-
pihak di enam negara, termasuk China, Rusia dan Indonesia.
"Meminta maaf tanpa syarat untuk pelaksanaan yang telah ditemukan," kata pihak
Rolls-Royce yang dibacakan di pengadilan, di London, Selasa (17/1), seperti dikutip
The Guardian dan CNN Indonesia.
Tak hanya itu, di Thailand Rolly-Royce diketahui melakukan suap USD36 juta
sepanjang 1991 sampai 2005 untuk penyediaan mesin jet Thai Airways.
Kronologi Terungkapnya Suap Pengadaan Pesawat Airbus dan
Mesin Roll Royce di Garuda Indonesia
Setelah terbukti, Rolls-Royce meminta maaf dan berniat menyelesaikannya secara damai.
Pengadilan Inggris akhirnya menyetujui penyelesaian kasus antara SFO dengan Rolls-Royce
dalam bentuk pembayaran ganti rugi.
Nilai ganti rugi yang ditetapkan yakni 671 juta Pound, atau sekitar Rp11 triliun.
Atas dasar ini dan hasil kerjasama dengan lembaga antikorupsi lintas negara, KPK Indonesia
menemukan sejumlah alat bukti permulaan yang cukup untuk menetapkan mantan Direktur
Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar (ESA) sebagai salah satu tersangka kasus ini.
Tersangka kedua berinisial SS yaitu Beneficial Owner Connaught International Pte. Ltd.
"Tersangka ESA diduga menerima suap dari tersangka SS dalam bentuk uang dan barang,
yaitu dalam bentuk uang masing-masing 1,2 juta euro dan 180 ribu dolar AS atau setara
Rp20 miliar. Sedangkan dalam bentuk barang senilai Rp2 juta dolar AS yang tersebar di
Singapura dan Indonesia," tutur Ketua KPK Agus Rahardjo dalam jumpa persnya di Gedung
KPK, Kamis (19/1).

Sumber : https://infopublik.id/read/186269/kronologi-terungkapnya-suap-pengadaan-
pesawat-airbus-dan-mesin-roll-royce-di-garuda-indonesia.html
Kasus
• Mantan Dirut Garuda Indonesia tersangka kasus dugaan
korupsi
– Komisi Pemberantasan Korupsi, KPK menetapkan mantan
Direktur Utama Garuda Indonesia sebagai tersangka dugaan
suap pembelian mesin pesawat dari Rolls Royce Inggris.
– KPK juga menetapkan pendiri PT Mugi Rekso Abadi sebagai
tersangka pemberi suap kepada mantan Dirut Garuda tersebut
dalam kasus pengadaan pesawat dan mesin pesawat dari Airbus
S.A.S dan Rolls Royce Plc kepada PT Garuda Indonesia.
– "Tersangka ESA diduga menerima suap dari tersangka SS dalam
bentuk uang dan barang," ujar Wakil Ketua KPK. Laode M
Syarif, dalam jumpa pers di Gedung KPK, Jakarta Kamis (19/1)
sore.

Kasus
• Beberapa media di Indonesia melaporkan tersangka yang
ditetapkan KPK sebagai Emirsyah Satar, yang menjabat
Direktur Utama Garuda sejak Maret 2005 hingga
mengundurkan diri pada Desember 2014.
• Menurut KPK, pendiri PT Mugi Rekso Abadi yang disebut SS
memberi suap kepada mantan Dirut Garuda itu dalam bentuk
uang sebesar sekitar Rp20 miliar serta barang setara Rp 26,76
miliar yang tersebar di Indonesia dan Singapura.
• Pemberian tersebut diduga untuk memenangkan proyek
pengadaan pesawat Airbus dalam kurun 2005-2014 dalam
program pengadaan 50 pesawat Airbus A330.
Kasus
• Dalam keterangan sebelumnya, juru bicara KPK,
Febri Diansyah, mengungkapkan, kasus ini
terungkap setelah pihaknya bekerja sama dengan
lembaga antikorupsi Singapura (Corrupt Practices
Investigation Bureau) dan Inggris (Serious Fraud
Office).
• Sebelumnya, Lembaga antikorupsi Inggris Serious
Fraud Office (SFO) menemukan adanya konspirasi
untuk tindak korupsi dan suap oleh Rolls-Royce di
Cina, India, dan pasar-pasar lainnya.
Kasus
• Rolls-Royce sudah meminta maaf 'tanpa syarat' atas kasus-
kasus yang terjadi dalam rentang waktu hampir 25 tahun.
• Pengadilan Inggris memerintahkan produsen mesin jet itu
untuk membayar denda dan biaya sebesar £497 juta
(sekitar Rp 8,1 triliun) ke kantor SFO, lembaga yang pernah
melakukan penyelidikan terhadap perusahaan ini.
• Dan produsen mesin jet terbesar dari Inggris, Rolls-Royce,
sudah menyatakan akan membayar denda sebesar £671
juta (atau sekitar Rp11 triliun) untuk menyelesaikan kasus-
kasus korupsi dengan otoritas Inggris dan Amerika Serikat,
termasuk dengan sebuah pihak Indonesia.
Edwin Ronald Hutauruk, SE., MM.
November 2023

Anda mungkin juga menyukai