Anda di halaman 1dari 8

PELAKSANAAN PEMERINTAHAN

SESUAI GOOD GOVERNANCE BAB 3

Nama : Thofail Syakirudin


Kelas : XII – TEDK / 32
PENGERTIAN PEMERINTAHAN YANG BAIK

 Good Governance  Tata kepemerintahan yang baik.

 Selain itu dapat diartikan pula sebagai kinerja suatu lembaga.

 Governing = mengarahkan atau mengendalikan. Maka good


governance: tindakan untuk mengarahkan, mengendalikan, atau
mempengaruhi masalah publik.
Beberapa pengertian tentang Good Governance

a. Bank Dunnia (World Bank), merupakan cara kekuasaaan yang digunakan


dalam mengelola berbagai sumber daya sosial dan ekonomi untuk
pengembangan masyarakat.
b. UNDP (United National Development Planning), merupakan praktik
penerapan kewenangan pengelolaan berbagai urusan penyelenggaraan
negara secara politik, ekonomi, dan administratife disemua tingkatan.
c. Peraturan Pemerintahan No. 101 Tahun 2000, merupakan pemerintahan
yang mengembangankan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas,
akuntabilitasi, tranparansi, pelayanan prima, demokratis, efensiensi,
efektivitas, supremasi, hukum, dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat.
d. Lembaga Administrasi Negara, mengandung dua arti sebagai berikut.
1. Nilai-nilai yang menjunjung tinggi keinginan rakyat dan nilai yang dapat
meningkatkan kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan (nasional).
2. Aspek-aspek fungsional dari pemerinatahan efektif dan efisien dalam
pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan tersebut.
CIRI-CIRI GOOD GOVERNANCE

• Pemerintahan bersih dari korupsi


• Pemerintah harus menciptakan hukum
• Pemerintahan harus akuntable dan transparan
• Sinergis interaksi diantara domain negara
• Pemerintah harus menegakkan dan menghormati HAM
• Pelayanan prima yang dilakukan oleh aparatur pemerintah dan petugas
• Pemerintah harus menciptakan pasar yang kompetetif
• Pendayagunaan aparatur negara
• Perimbangan kekuasaan
PRINSIP PEMERINTAHAN YANG BAIK

Prinsip dasar Good Governance terletak pada tuntutan yang kuat agar
kekuatan pemerintah dikurangi, peranan rakyat ditingkatkan.
• Prinsip Good Governance (UNDP, 1997):
1. Partisipasi
2. Aturan hukum
3. Transparan
4. Daya tanggap
5. Berorientasi konsensus
6. Berkeadilan
7. Efektif dan efesien
8. Akuntabilitas
9. Saling keterkaitan
ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK

Asas-asas umum pemerintah menurut UU No. 28 Tahun 1999 tentang


Penyelenggaraan Negara yang bersih dan Bebas dari KKN.

a. Asas kepastian hukum, yaitu asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan,
kepatuhan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan negara.
b. Asas tertib penyelenggaraan negara, yaitu menjadi landasan keteraturan, keserasian, keseimbangan dalam pengabdian
penyelenggaraan negara.
c. Asas kepentingan umum, yaitu asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif,
dan kolektif.
d. Asas keterbukaan, yaitu asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperolah informasi yang benar,
jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memerhatikan perlindungan atas hak asasi
pribadi, golongan, dan rahasia negara.
e. Asas proporsionalitas, yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara negara.
f. Asas profesionalitas, yaitu asas yang mnegutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan
perundang-undanganan yang berlaku.
g. Asas profesionalitas, yaitu asas yang mnegutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan
perundang-undanganan yang berlaku.
PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE PADA
SEKTOR PUBLIK

Prinsip Good Governance harus disesuaikan dengan :


• Stabilitas moneter.
• Penanganan dampak krisis moneter.
• Rekapitalisasi perusahaan kecil dan menengah.
• Operasional langkah reformasi  kebijaksanaan moneter, sistem perbankan,
kebijakan fiskal, anggaran dan penyelesaian utang.
• Melanjutkan langkah ke era globalisasi.
UPAYA MEWUJUDAN PEMERINTAHAN YANG BAIK
(GOOD GOVERNANCE)

• Aparatur pemerintahan harus bersikap profesional dan penuh integritas.


• Penguatan fungsi dan peran lembaga perwakilan.
• Kemandirian lembaga peradilan.
• Masyarakat madani (civil society) yang kuat dan partisipatif.
• Penguatan upaya otonomi daerah.

Anda mungkin juga menyukai