4) Robert E. Tindall
Multinational enterprise is a combination of companies of different nationality connected by
means of shareholdings, managerial control or contract and constituting as economic unit.
5) Erly Suandy
Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang beroperasi melewati lintas batas-batas
negara, yang terikat hubungan istimewa, baik karena penyertaan modal saham, pengendalian
manajemen atau penggunaan teknologi; dapat berupa anak perusahaan, cabang perusahaan,
agen dan sebagainya, dengan berbagai tujuan, antara lain untuk memaksimalkan laba setelah
pajak ( meminimalkan pajak).
2) Sophar Lumbantoruan
Transfer pricing atau transfer harga adalah penentuan harga balas jasa suatu transaksi antarunit
daalm suatu perusahaan atau antar unit dalam suatu perusahaan antar perusahaan dalam suatu
grup.
Tarif saling berinteraksi dengan pajak pendapatan. Bea impor yang rendah sering dikaitkan
dengan negara dengan tarif pajak pendapatan yang tinggi, dan jugaberlaku sebaliknya.
Perusahaan multinasional harus menangani administrator pajak negara pengekspor. Tarif impor
yang lebih tinggi akan menyebabkan laba yang lebih rendah untuk menentukan besarnya pajak
pendapatan. Perusahaan multinasional harus mengevaluasi manfaat pajak pendapatan yang
rendah (tinggi)dalam negara pengimpor dengan tarif impor yang tinggi (rendah) sekaligus pajak
penghasilan yang mungkin tinggi (rendah) yang harus dibayar perusahaan multinasional dalam
negara pengekspor.
Beberapa negara mengaizinkan kredit pajak atau subsidi atas dasar nilai barang yang diekspor.
Dalam kasus ini, harga transfer yang tinggi atas produk yang diekspor akan diikuti dengan kredit
pajak yang lebih besar atau subsidi yang lebih tinggi. Kredit pajak akan mengurangi utang pajak
terkait yang mesti ditanggung oleh negara induk. Subsisi biasanya dalam bentuk pembayaran dari
pemerintah ke anak perusahaan.
Restriksi terhadap perusahaan multinasional juga dapat berupa larangan terhadap anak
perusahaan asing unutuk mengurangi biaya tertentu yang disediakan oleh perusahaan induk
terhadap laba kena pajak. Biaya yang tidak boleh dikurangkan antara lain biaya penelitian dan
pengembangan, biaya umum dan administrasi , dan biaya royalti. Dengan menaikkan harga
transfer atas impor ke anak perusahaan, biaya ini dapat terkompensasi.
Jika perusahaan multinasional ingin menunjukkan profitabilitas rendah (tinggi), maka perusahaan
multinasional dapat menggunakan harga transfer tinggi (rendah) atas impor ke anak perusahaan.
Suatu perusahaan multinasional mungkin ingin menunjukkan kondisi yang tidak terlalu
menguntungkan untuk mencegah pesaing potensial memasuki pasar. Laba yang tinggi dapat
memicu karyawan anak perusahaan menuntut upah yang lebih tinggi atau bahkan meminta
rencana bagi hasil. Pengambilalihan anak perusahaan dengan profitabilitas tinggi mungkin dapat
dihindari jika anak perusahaan tersebut tampak tidak terlalu menguntungkan.
Harga transfer yang lebih rendah atas impor juga dapat meningkatkan posisi keuangan anak
perusahaan. Hal ini mungkin dikehendaki, yaitu saat perusahaan multinasional ingin mendanai
anak perusahaan asing dengan dana dari kreditur lokal, dan bukan dari modal kantor pusat.
Dalam kasus ini, kreditur mengharapkan kondisi financial yang positif. Harga transfer yang rendah
juga memungkinkan anak perusahaan menikmati posisi daya saing yang baik selama masa
pertumbuhan awal anak perusahaan tersebut.
Masalah neraca pembayaran sering dipicu oleh lingkungan yang mengalami inflasi. Inflasi
mengerosi daya beli moneter perusahaan multinasional. Panggunaaan harga transfer yang tinggi
atas barang yang diimpor ke dalam lingkungan semacam ini akan menjadi metode penyingkiran
kas yang tepat.
Saat ini, semakin banyak pemerintah yang sadar akan penggunaan harga transfer yang tinggi dan
rendah. Pengguanaan harga direkayasa tersebut akan menyebabkan perusahaan kehilangan
nama baik. Dalam jangka panjang, akan lebih menguntungkan jika perusahaan multinasional
menyusun kebijakan penentuan harga transfer yang memuaskan otoritas asing, sekalipun hal ini
berarti mengorbankan sebagian laba perusahaan.
Perusahaan multinasional dapat memilih dan menyusun satu set informasi keuangan untuk
pemerintah asing dan satu set informasi keuangan untuk kantor pusat yang digunakan untuk
proses pengendalian pengelolaan dan sistem evaluasi kinerja. Sayangnya, informasi yang
disajikan pada pemerintah asing seringkali digunakan untuk mengevaluasi kinerja anak
oerusahaan, sementara anak perusahaan dipesan untuk merendahkan laba agar dapat
meminimalkan pajak yang harus dibayar. Jika kantor pusat mengabaikan fakta bahwa rendahnya
laba disebabkan oleh harga transfer yang tidak menguntungkan, maka manajer anak perusahaan
bisa sakit hati pada manajer kantor pusat. Kemudian, manajer anak perusahaan mungkin akan
melakukan tindakan yang tidak diinginkan. Dalam jka angka panjang, masalah moral dapat
berkembang dan merusak dampak jangka pendek meminimalisasi pajak.
Penentuan apakah harga transfer merupakan satu bisnis sama seperti isu pajak yang harus
dipertimbangkn oleh manajer kantor pusat saat manajer menyusun rencana. Sayangnya,
penentuan harga transfer jarang dibicarakan pada tingkat rapat dewan direksi. Survei Ernst and
Young, menemukan bahwa hanya sekitar 25 persen perusahaan multinasional yang
mempertimbangkan harga transfer sebagai salah satu proses perencanaan strategi. Perusahaan
multinasional lain menempatkan penentuan harga transfer setelah pembuatan keputusan
strategi dan memperlakukan penentuan harga transfer sebagai persoalan kepatuhan perpajakan,
bukan sebagai isu strategis yang penting. Perilaku seperti ini menyebabkan tingginya biaya pajak.
1. Metode harga tidak terkendali yang dapat dibandingkan, lebih dikenal dengan istilah
harga pasar.
2. Metode harga jual kembali, harga jual dari produk yang diterima oleh distributor
dikurangi penambahan yang wajar.
3. Metode cost plus, lebih dikenal dengan istilah harga transfer berdasarkan biaya, Ketiga
metode ini merupakan metode yang paling sering digunakan di seluruh dunia.
Metode lain diijinkan jika perusahaan multinasional mampu menunjukkan bahwa harga tersebut
mendekati harga wajar. Sekalipun Amerika Serikat memiliki peraturan penentuan harga transfer
yang komprehensif, namun tetap sulit untuk menentukan metode penentuan harga yang tepat
dan ada banyak persoalan yang dapat menimbulkan ketidaksepakatan antar pembayar pajak
dengan IRS. Fakta menunjukkan bahwa semakin banyak praktik penentuan harga transfer
perusahaan multinasional yang diinvestigasi oleh otoritas pajak nasional, semakin bertambah
ketidakpastian dan resiko bagi investasi perusahaan multinasional dan perencanaan strategis
perusahaan multinasional.
1. memberikan kepastian kepada wajib pajak atas semua penghitungan mengenai harga
transaksi dengan mengguankan metode yang disetujui.
2. memberikan kepastian terhadap kegiatan wajib pajaktermasuk kepastian mengenai
kewajiabn pajak yang berkaitan denagn transfer pricing.
3. mengurangi biaya dan waktu pada saat diaudit, karena selama periode APA berlaku harga
transaksi yang telah disepakati oleh Wajib Pajak dan otoritas pajak.
4. dapat mencegah praktik transfer pricing ayng tidak benar dan semata-mata hanya untuk
menghindari pajak.
5. Mendesak perusahaan untuk mengungkapkan informasi yang sensitive (bersifat rahasia).
6. Kurangnya fleksibilitas dalam penyesuaian kebijakan penentuan harga transfer.
7. Mewajibkan dokumentasi dan administrasi substansial, dan mewajibkan perusahaan
memiliki pakar profesional.
Menaati dan menjalankan perjanjian ini adalah satu hal yang mahal dan kompleks. Hal-hal yang
harus dipertimbangkan dalam penyelenggaraan APA yaitu adanya potensi kerugian (Suandy,
2003) yaitu:
Biaya berbasis sistem penetapan biaya transfer menghasilkan banyaknya keterbatasan. Terlebih
lagi, mereka (1) mudah digunakan, (2) berdasarkan data yang sudah ada, (3) mudah menentukan
otoritas pajak, dan (4) bersifat rutin, dengan demikian membantu menghindari keretakan
internal yang sering memunculkan lebih banyak sistem arbitrari.
Tentu saja, biaya berbasis sistem penetapan biaya transfer juga tidak sempurna. Sebagai contoh,
penjualan barang atau jasa pada biaya aktual mungkin memberikan sedikit biaya tambahan bagi
penjual untuk mengendalikan biaya mereka. Produksi tidak efisien mungkin bisa disalurkan
kepada pembeli dengan harga dinaikkan. Sistem biaya sangat menekankan pada biaya historis,
yang mengabaikan hubungan penawaran dan permintaan, dan tidak mengalokasikan biaya untuk
barang atau jasa tertentu dalam hal kepuasan. Masalah tentang penentuan biaya digabungkan
secara internasional larena konsep penghitungan biaya berbeda untuk tiap negara.
Otoritas pajak di seluruh dunia telah mengembangkan harga transfer yang rumit dan regulasi
alokasi pendapatan sebagai bagian dari sistem pajak penghasilan mereka. Kebanyakan berdasar
pada prinsip arm’s length, dimana harga transfer antarperusahaan
seolah-olah terjadi antara pihak yang tidak berhubungan dalam pasar kompetitif. OECD
menemukan beberapa metode besar dalam menetapkan harga berdasarkan arm,s price.
Merunut pada apa yang dijelaskan tentang U.S. Internal Revenue Code, adalah metode
perbandingan harga tidak terkendali, metode perbandingan transaksi tidak terkendali, metode
harga penjualan ulang, metode biaya lebih, metode perbandingan keuntungan, metode
pembagian keuntungan, dan metode lainnya.
Untuk menggambarkan metode penetapan harga ini, bayangkan bahwa perusahaan yang
berupaya menetapkan harga produknya yang dijual oleh salah satu unit usaha kepada
perusahaan distribusi luar negeri.
Catatan laporan pendapatan yang berhubungan dengan fakta-fakta lain dari unit distribusi
adalah sebagai berikut:
Tujuannya adalah untuk menghitung harga transfer antara kedua unit distribusi tersebut di mana
unit menutupi semua biaya dan mendapatkan keuntungan normal. Metode harga penjualan
kembali adalah pendekatan pekerjaan mundur. Jika perusahaan mewajibkan margin tambahan
5 persen untuk menutupi risiko usaha dan memberikan keuntungan yang tepat, margin produk
total akan dihitung sebagai berikut:
Unit distribusi harus membayar ongkos dan biaya asuransi untuk bea impor dan produk
disamping harga transfer. Sehingga biaya impor unit distribusi berbeda dari hari harga transfer.
Kemudian, harga transfer per unit dari produk yang dikirimkan kepada unit distribusi menjadi:
Perhitungan tersebut meluruskan harga jual bersih dari margin total, biaya pengepakan, ongkos
dan biaya asuransi, dan biaya impor supaya mendapatkan harga transfer. Jelasnya, faktor 1,05
meluruskan $271 harga biaya impor sebelum bea sejumlah $258,10. Biaya lain yang bisa
dikenakan bea diambil dari jumlah ini untuk menjadikan harga transfer $256,60. Biaya impor
menyetarakan harga transfer plus dan ongkos dan asuransi, dengan bea yang dikenakan untuk
keduanya. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Metode penetapan harga ini akan sangat berguna ketika barang setengah jadi yang ditransfer
antarcabang di luar negeri, atau ketikasatu entitas adalah sebuah pemborong bawahan untuk
yang lainnya. Masalah utama dari pengukuran melibatkan penghitungan biaya pengiriman
barang dan memastikan kenaikan harga yang tepat.
Sebuah metode yang lebih canggih lagi, metode pembagian keuntungan residual,
menggunakan pendekatan dua langkah. Pertama, fungsi pertama yang dilakukan oleh satuan
cabang perusahaan -induk dan cabangnya- dibiayai tiap tahapan proses produksi dengan
menggunakan patokan yang relevan. Perbedaan antara total keuntungan yang diperoleh
perusahaan gabungan dan semua yang bisa disertakan dalam fungsi rutin dianggap residual
profit, utamanya profit dari fungsi nonrutin. Residual ini, yang menyerupai goodwill tak
berwujud, kemudian membagi dasar nilai relatif dari setiap kontribusi partai cabang dengan
tak berwujud. Nilai ini bisa ditentukan dengan menggunakan acuan harga pasar wajar atau
biaya modal dari pengembangan tak berwujud.
Hal ini harus dikenali bahwa harga arm’s length dalam berbagai kasus tidak sepenuhnya bisa
dipastikan dan dalam keadaan tersebut sangatlah penting untuk menemukan alasan
perkiraan yang tepat. Sering kali, akan sanagt berguana untuk mempertimbangkan lebih dari
satu metode untuk meraih kepuasan perkiraan harga arm’s length pada bukti-bukti yang jelas
ada.
Bagian 482 U.S Internal Revenue Code menjelaskan sebuah metode aturan terbaik yang
menuntut pembayar pajak untuk memilih metode penetapan harga transfer yang paling baik
berdasarkan keadaan dan kenyataan dari kasus tersebut. Hampir di setiap negara yang
memiliki undang-undang penetapan harga transfer ( termasuk Belgia, Jerman, Jepang,
Belanda dan Inggris) lebih memilih metode berbasis transaksi (dapat dibandingkan dengan
harga dan transaksi bebas, harga penjualan kembali, dan metode cost-plus ) daripada metode
berbasis keuntungan ( metode perbandingan profit dan pembagian keuntungan) .
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menetapkan harga transfer (Saphiro dan
McClellan dalam Choi, 2010) :
1. Menganalisis risiko, fungsi yang diperankan oleh cabang perusahaan, dan ekonomis
serta penentu yang sah yang memengaruhi penentuan harga.
2. menemukan dan menganalisis patokan transaksi dan perusahaan. Mencatat alasan
untuk setiap penyesuaian yang dibuat.
3. membandingkan hasil keuangan dari perusahaan sebanding dan pelaku pajak.
4. jika transaksi sebanding tersedia,mencatat kesamaan dan perbedaan mereka dengan
transaksi pelaku pajak.
5. mencatat alasan metode penetapan harga yang dipilih adalah yang paling masuk akal
dan tidak menggunakan metode lain.
6. memperbaharui informasi sebelum mencata pengembalian pajak.
Advance Pricing Agreements (APAs), diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1991
adalah sebuah mekanisme dimana sebuah otoritas perpajakan dan multinasional dengan
sukarela merumuskan metodologi penetapan harag transfer yang disepakati dan bersifat
mengikat. Di dalam perjanjian ini, risiko dapat dikurangi atau dihapus dalam audit penetapan
harga transfer, hemat waktu dan biaya.
Metode penetapan harga yang diharuskan oleh negara-negara secara global berdasarkan
prinsip arm’s length. Usaha multinasional di negara berbeda dikenakan pajak apabila
perusahaan tersebut independen , yang menjalankan arm’s length satu sama lain.
Kelemahannya adalah perhitungan kompleks dari harga arm’s length saat ini kurang relevan
untuk perusahaan global. Beberapa peneliti menganjurkan sebuah pajak kesatuan sebagai
alternatif dalam menggunakan harga transfer untuk menentukan pemasukan yang wajib
dikenakan pajak.
Demikianlah materi tentang Mengenal Apa itu Transfer Pricing yang sempat kami berikan
dan jangan lupa juga untuk menyimak materi seputar Pengertian, Fungsi dan Jenis-jenis
Sistem Perekonomian yang telah kami posting sebelumnya. semoga materi yang kami berikan
dapat membantu menambah wawasan anda semikian dan terimah kasih.
http://www.jejakakuntansi.net/2017/09/mengenal-apa-itu-transfer-pricing.html