Anda di halaman 1dari 17

PENENTUAN HARGA TRANSFER

OKTOBER 2019
LATAR BELAKANG
◦ Istilah harga transfer berkaitan erat dengan harga transaksi barang, jasa, atau harta
tak berwujud antar perusahaan dalam suatu perusahaan multinasional. Harga transfer
secara peyoratif diartikan sebagai harga yang ditetapkan oleh perusahaan
multinasional dengan maksud untuk mengalokasikan penghasilan dari suatu
perusahaan ke perusahaan yang lain pada negara yang berbeda dalam perusahaan
multinasional tersebut dengan tujuan menurunkan laba kena pajak di negara yang
mempunyai tarif pajak tinggi dan mengalihkan labanya di negara lain yang tarif
pajaknya endah atau bahkan nol.
PERUSAHAAN MULTINATIONAL
◦ perusahaan multinasional adalah perusahaan yang beroperasi melewati lintas batas
antarnegara yang terikat hubungan istimewa, baik karena penyertaan modal saham,
pengendalian manajemen atau penggunaan teknologi; dapat berupa anak
perusahaan, cabang perusahaan, agent dan sebagainya, dengan berbagai tujuan,
antara lain untuk memaksimalkan laba setelah pajak (meminimalkan pajak).
HUBUNGAN ISTIMEWA
Hubungan istimewa terjadi antara induk perusahaan dengan anak perusahaannya atau dengan
cabang-cabangnya atau perwakilannya yang berada di dalam negeri maupun yang berada di
Iuar negeri, di Indonesia diatur dalam Pasal 18 ayat 3, 3a, dan 4 Undang-Undang Pajak
Penghasilan, yang menyatakan sebagai berikut:
1. Dirjen Pajak berwenang menentukan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan serta
menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak
bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya sesuai
dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa.
2. Dirjen Pajak berwenang melakukan perjanjian dengan Wajib Pajak dan bekerja sama
dengan otoritas pajak negara lain untuk menentukan harga transaksi antar pihak yang
mempunyai hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam ayat 4, yang berlaku
selama suatu periode tertentu dan mengawasi pelaksanaannya serta melakukan renegosiasi
setelah periode tertentu tersebut berakhir.
3. Hubungan istimewa dianggap ada, apabila :
1. Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling rendah 25 persen
(dua puluh lima persen) pada Wajib Pajak lain, atau hubungan antara Wajib Pajak dengan
penyertaan paling rendah 25 persen (dua puluh lima persen) pada dua Wajib Pajak atau lebih,
demikian pula hubungan antara dua Wajib Pajak atau lebih yang disebut terakhir,
2. Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya, atau dua atau lebih Wajib Pajak berada di bawah
penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung, atau
3. terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan Iurus dan/atau
ke samping satu derajat.
Pengertian Harga Transfer
◦ Harga transfer sering juga disebut intracompany pricing, intercorporate pricing,
interdivisional pricing, atau internal pricing. Pengertian harga transfer dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu pengertian yang bersifat netral dan pengertian yang bersifat
peyoratif. Pengertian netral mengasumsikan bahwa harga transfer adalah murni
merupakan strategi dan taktik bisnis tanpa motif pengurangan beban pajak.
Sedangkan, pengertian peyoratif mengasumsikan harga transfer sebagai upaya untuk
menghemat beban pajak dengan taktik, antara lain menggeser laba ke negara yang
tarif pajaknya rendah,
Pengertian harga transfer secara netral :

◦ 1.Harga transfer adalah penentuan harga atau imbalan sehubungan dengan penyerahan
barang, jasa, atau pengalihan teknologi antarperusahaan yang mempunyai hubungan
istimewa (Dr. Gunadi, M.Sc.,Ak)
◦ 2.Harga transfer adalah penentuan harga balas jasa suatu transaksi antarunit dalam suatu
perusahaan atau antarunit dalam suatu perusahaan atau antarperusahaan dalam suatu
grup (Sophar Lumbantoruan).
◦ 3.A transfer price is a price used to measure the value of goods or services furnished by a
profit center to other responsibility centers within a company (Robert N. Anthony, Glenn A.
Welsch, dan James S. Reece).
◦ 4.Harga transfer adalah penentuan dari harga pertukaran pada saat unit-unit bisnis yang
berbeda di dalam suatu perusahaan bertukar produk atau jasa. Produk-produk tersebut
mungkin merupakan produk akhir yang dapat dijual pada pelanggan luar atau produk
menengah yang merupakan komponen produk akhir (Edward J. Blocher, Kung H. Chen,
dan Thomas W. Lin).
Pengertian harga transfer secara peyoratif :

◦ Transfer prices are the amount charged by one segment of an organization for a
product that it supplies to another segment of the same organization in multinational
companies, transfer prices are used to minimize worldwide income taxes and import
duties (Charles T. Horngren dan Gary L. Sundem).
◦ Harga transfer adalah suatu rekayasa manipulasi harga secara sistematis dengan
maksud mengurangi laba artifisial, membuat seolah-olah perusahaan rugi,
menghindari pajak atau bea di suatu negara (Dr. Gunadi, M.Sc., Ak,).
◦ Harga transfer adalah suatu perbuatan pemberian harga faktur (invoice) pada
barang-barang (juga jasa-jasa) yang diserahkan antarbagian/cabang suatu
perusahaan multinasional (Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H.).
Tujuan harga transfer
◦ Memaksimalkan penghasilan global.
◦ Mengamankan posisi kompetitif anak/cabang perusahaan dan penetrasi pasar.
◦ Mengevaluasi kinerja anak/ cabang perusahaan mancanegara.
◦ Menghindarkan pengendalian devisa.
◦ Mengatrol kredibilitas asosiasi.
◦ Mengurangi resiko moneter.
◦ Mengatur arus kas anak/ cabang perusahaan yang memadai.
◦ Membina hubungan baik dengan administrasi setempat.
◦ Mengurangi beban pengenaan pajak dan bea masuk.
◦ Mengurangi resiko pengambilahlian oleh pemerintah.
Penentuan Harga Transfer
◦ Menurut Matz dan Usry (Gunadi 1994), terdapat empat dasar untuk penentuan harga
transfer, yaitu:
1. penentuan harga transfer berdasarkan biaya,
2. penentuan transfer berdasarkan harga pasar,
3. penentuan harga transfer berdasarkan negosiasi dan
4. penentuan harga transfer berdasarkan arbitrase.
ISU-ISU PAJAK INTERNASIONAL DALAM HARGA TRANSFER

◦ Arm’s-length Standart
◦ Menurut arm’s-length strandard, harga-harga transfer seharusnya di tetapkan supaya
dapat mencerminkan harga yang akan disusun oleh pihak-pihak yang tidak terkait
yang bertindak secara bebas. Arm’s-length strandard di terapkan dalam banyak cara
tetapi metode yang paling banyak digunakan adalah sebagai berikut.
◦ 1.Comparable uncontrolled pricing method
◦ 2.Resale pricing method
◦ 3.Cost plus pricing method
◦ 4.Other method
Arm’s-length Standart
◦ 1.Comparable uncontrolled pricing method
◦ Metode ini mengevaluasi kewajaran harga transfer dengan mengacu pada harga yang terjadi antara unit
yang independen atau antara perusahaan multinasional dengan unit yang independen. Secara teoretis
metode ini termasuk yang paling baik, namun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa kendala misalnya
perbedaan kuantitas, kualitas, kondisi, waktu penjualan , merek dagang, pangsa pasar dan geografis pasar.
◦ 2.Resale pricing method
◦ Metode ini di terapkan untuk produk yang ditansfer keanggota grup lain untuk dijual kembali. Kewajaran harga
transfer didekati dengan pengurangan harga penjualan kepada pihak independen dengan suatu mark up
yang wajar (sebanyak laba dan biaya si penjual). Kesulitan terjadi dalam menentukan mark up.
◦ 3.Cost plus pricing method
◦ Metode ini mendekati kewajaran harga transfer dengan menambahkan mark up yang wajar pada harga
pokok pihak yang mentransfer. Pendekatan ini umumnya dipakai dalam hal penyerahan barang setengah jadi
(semifinished product) atau salah satu anggota grup sebagai subkontraktor dari yang lain.
◦ 4.Other method
◦ Dalam keadaan tertenty kombinasi ketiga metode ini di atas perlu diterapkan atau mungkin metode lain,
misalnya alokasi laba yang diperoleh grup perusahaan dalam transaksi tertentu kalkulasi tingkat keuntungan
yang pantas pada investrasi wajib pajak ( Frederick D. S. Choi dan Gerhard G. Mueller, 1985).
Arm’s-length Standart
◦ Disamping keempat metode di atas, masih terdapat alternatif metode lain yang dapat
digunakan sebagai berikut.
◦ 1.Global method
◦ Suatu pendekatan yang merupakan penyimpanan dari harga pasar wajar adalah metode
global atau unitary taxation. Metode ini merupakan alokasi langsung atas laba dari
beberapa entitas hukum yang merupakan anggota dari suatu kesatuan ekonomi (secara
terperinci untuk unitary taxation- lihat Simonso. Ed) aplikasi metode ini adalah dengan
menjumlahkan semua laba dari tiap anggota grup kemudian mengalokasikannya
berdasarkan beberapa faktor, misalnya penjualan, upah tenaga dan modal kerja.
◦ 2.Safe havens
◦ Pendekatan ini dilakukan dengan menyusup suatu batas toleransi interval harga. Harga
transfer yang berada dalam batas tersebut tanpa evaluasi lebih lanjut langsung dianggap
sebagai harga wajar
CONTOH KASUS
HARGA TRANSFER ANTARA AMERIKA SERIKAT DAN JEPANG

◦ Amerika Serikat Versus Jepang


◦ Dengan menetapkan suatu harga transfer yang tinggi dari pabrik – pabrik mereka di
Jepang pada cabang cabang pemasaran mereka di Amerika Serikat, produsen
produsen mobil Jepang mampu mengurangi keuntungan yang ditunjukkan oleh
cabang cabang Amerika Serikan dan oleh karenanya mengurangi pajak pajak
Amerika Serikat. Staf Presiden Clinton memperkirakan bahwa kerugian dari harga
transfer seperti hal ini mungkin sama dengan $15 miliar pertahun. Besarnya persoalan
ini ditunjukkan dengan suatu penelitian Internal Revenue Service baru baru ini atas
3.357 perusahaan perusahaan yang dikendalikan oleh asing yang menemukan bahwa
mayoritas orang menyatakan terlalu rendah pendapatan pada pengembalian pajak
mereka. Menurut penelitian tersebut, perusahaan perusahaan Jepang yang
cenderung dari sepuluh rekan dagang Amerika tertinggi yang menggunakan praktik –
praktik harga transfer yang tidak adil.
CONTOH KASUS
HARGA TRANSFER ANTARA AMERIKA SERIKAT DAN JEPANG

◦ Jepang Versus Amerika Serikat


◦ Jepang juga melihat dirinya sendiri sebagai korban praktik – praktik harga transfer
yang tidak adil. National Tax Administration Agency (NTAA) Jepang membebankan
Coca Cola Co dengan $145 juta dalam pajak pajak tambahan untuk tahun 1990 –
1992 karena penyelewengan harga transfer yang bersekutu. Mereka juga membebani
American International Group Inc dengan $87 juta dalam pajak tambahan untuk
suatu ketidaksepakatan harga transfer.
PERLAKUAN HARGA TRANSFER DI INDONESIA

◦ Harga transfer dapat terjadi baik antar wajib pajak dalam negeri maupun antar wajib pajak dalam
negeri dengan pihak luar negeri, terutama yang berkedudukan di negara - negara dengan beban
pajak rendah. Terhadap transaksi antar wajib pajak yang mempunyai hubungan instimewa, UU
perpajakan Indonesia menganut asas material (substance over form rule).
◦ Hubungan istimewa tersebut dapat mengakibatkan kekurangwajaran harga, biaya atau imbalan lain
yang direalisasikan dalam suatu transaksi usaha. Harga transfer tersebut dapat mengakibatkan
terjadinya penggalian penghasilan atau dasar pengenaan pajak dan/atau biaya, dari satu wajib pajak
ke wajib pajak yang lain, yang dapat direkayasa untuk menekan keseluruhan jumlah pajak terutang
atas wajib pajak yang mempunyai tujuan istimewa baik nasional maupun multinasional.
◦ Kekurangwajaran diatas dapat terjadi pada :
1. Harga penjualan
2. Harga pembelian
3. Alokasi biaya administrasi dan umum (biaya overhead)
4. Pembebanan bunga atas pemberian pinjaman oleh pemegang saham
5. Pembayaran komisi, lisensi, waralaba, sewa, royalti, imbalan jasa manajemen, imbalan jasa teknik, dan
imbalan jasa lain.
PENANGKAL HARGA TRANSFER
◦ Ada beberapa prosedur yang dapat ditempuh untuk menanggulangi manuver pajak
melalui harga transfer sebagai berikut :
◦ 1.Menyingkap praktik bisnis antarperusahaan secara lengkap sehingga dapat dievaluasi
keinginan harga transfer. Hal ini biasanya dimintakan kepada wajib pajak asosiasi. Informasi
tersebut dilampirkan pada Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan.
◦ 2.Harmonisasi pemajakan internasional untuk meniadakan disparitas beban pajak. Prosedur
ini sangat ideal tetapi sulit diaktualisasikan karena pada umumnya setiap pemegang
yurisdiksi pemajakan cenderung menomorsatukan kepentingan nasional lainnya. Suatu
konsesi pajak selalu dihitung timbal balik.
◦ 3.Kerjasama internaional. Prosedur ini sapat ditempuh melalui pertukaran informasi, audit
secara simultan atau audit pemajakan secara terpadu (antar yurisdiksi secara koordinatif)
◦ 4.Advanced Pricing Agreement (APA). Prosedur ini memperbolehkan wajib pajak untuk
membuat kesepakatan dengan otoritas pajak tentang aplikasi salah satu metode harga
transfer. Dengan demikian, wajib pajak terikat untuk memakai metode tersebut dan
administrasi pajak menguji apakah kesepakatan tersbut dipenuhi.
SEKIAN & TERIMA KASIH
2019

Anda mungkin juga menyukai