Anda di halaman 1dari 18

Transfer

Pricing
Dosen Pengampu :Wiwik Pradiana, SE, MM.
Nama Kelompok

.
1. Alviani Rizki Adilia (190302020)
2. Rhoudhoquth Salsabila (190302022)
3. Alfiqhul Ersa Ramadini (190302053)
01
Definisi Transfer Pricing
Transfer pricing adalah penentuan harga
yang sesuai dengan kewajaran dan
kelaziman usaha dalam transaksi yang
dilakukan antara perusahaan yang memiliki
hubungan istimewa. Transaksi tersebut
sendiri bervariasi mulai dari transaksi
barang, jasa, harta tak berwujud, hingga
transaksi pinjaman. Transfer pricing sendiri
merupakan praktik perpajakan.
02
Tujuan Penetapan
Transfer Pricing
Tujuan Penetapan Transfer Pricing

adalah untuk mentransmisikan data


keuangan di antara departemen-departemen
atau divisi-divisi perusahaan pada waktu
mereka salingmenggunakan barang dan jasa
satu sama lain. Selain itu transfer pricing
terkadang digunakanuntuk mengevaluasi
kinerja divisi dan memotivasi manajer divisi
penjual dan divisi pembelimenuju keputusan-
keputusan yang serasi dengan tujuan
perusahaan secara keseluruhan.
03
Metode Penentuan
Transfer Pricing
Metode dalam penentuan transfer pricing,
diantaranya

Metode Tradisional Metode Metode lainnya


Transactional
Profit
Metode Tradisional
Metode Tradisional terdiri dari 3 metode diantaranya:

a. Comparable Uncontrolled Price Method (CUPM)adalah


metode penentuan harga transfer yang dilakukan dengan
membandingkan harga dalam transaksi yang dilakukan
antara pihak- pihak yang mempunyai hubungan
istimewa dengan harga dalam transaksi yangdilakukan
antara pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan
istimewa dalam kondisiatau keadaan yang sebanding.
b . Cost-Plus Method (CPM )Harga pasar wajar ditentukan dengan
menambahkan tingkat laba kotor wajar yangdiperoleh yang sama dari
transaksi dengan pihak yang tidak mempunyai hubunganistimewa atau
tingkat laba kotor wajar yang diperoleh perusahaan lain dari transaksi
sebanding dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa pada
harga pokok penjualan yang telah sesuai dengan prinsip kewajaran dan
kelaziman usaha.

c. Resale Price Method adalah metode penentuan harga transfer yang


dilakukan dengan membandingkan harga dalamtransaksi suatu produk
yang dilakukan antara pihak-pihak yang mempunyai hubunganistimewa
dengan harga jual kembali produk tersebut setelah dikurangilaba kotor
wajar,yang mencerminkan fungsi, aset dan risiko, atas penjualan kembali
produk tersebutkepada pihak lain yang tidak mempunyai hubungan
istimewa atau penjualan kembali produk yang dilakukan dalam kondisi
wajar.
Metode Transactional Profit
1. Profit Split
• Metode ini digunakan apabila data pembanding tidak cukup lengkap.
• Laba dari transaksi antara pihak-pihak yang memiliki hubungan
istimewa dapatdiketahui dengan cara melakukan analisis fungsi atas
kegiatan usaha yangdilakukannya.

2. Transactional Net Margin Method (TNMM)


• Metode ini juga digunakan apabila data pembanding tidak cukup
lengkap.
• Membandingkan laba bersih dengan Harga Pokok Penjualan (HPP),
Penjualan atauaktiva yang dipergunakan untuk menghasilkan laba bersih
tersebut, setelah itu laba bersih atas transaksi antara pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa
Metode lainnya
Metode ini terdiri dari global split method dan juga formulary
apportionment method. Dalam Pasal 18 ayat (3) UU PPh,
dinyatakan bahwa Direktur Jenderal Pajak berwenanguntuk
menentukan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan
serta menentukan utangsebagai modal untuk menghitung
besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak
yangmempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak
lainnya sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang
tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa dengan
menggunakanmetode perbandingan harga antara pihak yang
independen, metode harga penjualan kembali,metode biaya-
plus atau metode
04
Hubungan Istimewa
dalam Transfer Pricing
Pada dasarnya, praktik transfer pricing sendiri sering dikonotasikan
dengan hal tidak baik yang disebut dengan “profit shifting”.
Artinya, praktik transfer pricing ini mengalihkan penghasilan dari
perusahaan dalam suatu negara dengan tarif pajak yang lebih
tinggi, ke perusahaan lain dalam satu grup sama di negara yang
tarif pajaknya lebih rendah, untuk mendapatkan keuntungan yang
lebih besar dalam skala grup.
Hal-hal yang dilakukan dalam praktik transfer pricing ini bisa dengan
melalui harga penjualan, harga pembelian, alokasi biaya
administrasi, pembayaran komisi, lisensi, sewa, royalti, imbalan
atas jasa manajemen, pembelian harta perusahaan, dan lain-
lain. Adapun hal-hal yang dilakukan ini dapat menyebabkan
suatu negara merugi karena tidak menerima sejumlah pajak yang
seharusnya dibayarkan oleh suatu perusahaan ini.
05
Pentingnya Isu Transfer
Pricing Dan Bagaimana
mengantisipasinya
Secara umum transfer pricing , dapat mengakibatkan
terjadinya pengalihan penghasilan atau dasar
pengenaan pajak dan/atau biaya dari satu wajib pajak
ke wajib pajaklainnya, yang dapat direkayasa untuk
menekan keseluruhan jumlah pajak terhutang atas wajib
pajak-wajib pajak yang mempunyai hubungan istimewa
tersebut. Praktek transfer pricingdapat terjadi antar Wajib
Pajak dalam negeri atau antara Wajib Pajak dalam
Negeri dengan pihak luar negeri, terutama yang
berkedudukan di Tax Haven Countries (negara yang
tidakmemungut/memungut pajak lebih rendah dari
Indonesia).
Skema transfer pricing sering dijadikan metode penghindaran pajak oleh
perusahaanmultinasional dengan menggunakan berbagai cara. Skema transfer
pricing yang sering dilakukan oleh perusahaan multinasional adalah dengan cara
mengalihkan laba mereka darinegara yang tarif pajaknya tinggi ke negara yang tarif
pajaknya rendah. Untuk mencegah adanya pengalihan atas laba adalah dengan
berbagai macam cara antara lain:
1. Otoritas pajak di berbagai Negara membuat aturan transfer pricing yang ketat
seperti penerapan hukuman atau sanksi.
2. Persyaratan dokumen yang lengkap.
3. Pemeriksaan pajak terhadap perusahaan yang melakukan
praktik transfer pricing
Thanks
Does anyone have any questions?

Anda mungkin juga menyukai