Anda di halaman 1dari 56

Isu-Isu Perpajakan

Internasional:
Transfer Pricing dan Tax
Treaty

Annisa Hayatun Nazmi Burhan, M.Sc.


Isu-Isu Terkait
• Transfer Pricing
• Tax Treaty (P3B: persetujuan penghindaran
pajak berganda)
TRANSFER PRICING AND TAX
Transfer Pricing
• Definisi
Kebijakan suatu perusahaan dalam menentukan
harga suatu transaksi antara pihak-pihak yang
memiliki hubungan istimewa.

Intra Group Transaction

Intercompany pricing Interdivisional pricing

Management Control System of


goods and services transfered
Transfer Pricing
• Tujuan
Menetapkan harga transfer yang tepat, yang dapat
diterima oleh semua pihak (termasuk otoritas
pajak), apabila transaksi melibatkan perusahaan
(afiliasi) dalam satu grup (intra-group transactions)
yang dipengaruhi hubungan istimewa.
• Diatur UU PPH dan PPN, Keputusan
Pemerintah.
Transfer Pricing
• Ketentuan diatur berdasarkan prinsip:
1. Prinsip kewajaran (arm’s length transaction)
2. Kelaziman usaha (ordinary practice of
business)
Hubungan Istimewa
Hubungan istimewa ini diatur dalam :
• UU PPh (pasal 18 ayat 4)
– Kepemilikan atau penyertaan modal yang menyebabkan hubungan
istimewa adalah yang melibatkan minimal 25% kepemilikan pada WP
lain.
– Penguasaan, melalui manajemen atau penggunaan teknologi,
walaupun tidak terdapat hubungan kepemilikan.
– Hubungan keluarga, baik sedarah ataupun semenda.
• Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda
– Perusahaan/negara/orang/badan, baik yang secara langsung maupun
tidak langsung turut serta dalam manajemen, pengawasan atau modal
suatu perusahaan di negara pihak pada persetujuan lainnya.
• PSAK No. 7
– Suatu pihak mempunyai kemampuan mengendalikan pihak lain atau
mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain dalam mengambil
keputusan Keuangan dan operasional.
Hubungan Istimewa
A B
Notes: Minimal 25%
Division

• Langsung: A
25%
B

• Tidak Langsung: A
25%
B

25% 50%
25%
D
C
Pengungkapan Transaksi Hubungan
Istimewa
• Wajib pajak diwajibkan melaporkan setiap
transaksi yang dipengaruhi oleh hubungan
istimewa dalam surat pemberitahuan pajak
penghasilan dengan melampirkan formulir
khusus, yaitu:
1. Pernyataan transaksi dengan pihak yang memiliki
hubungan istimewa (lampiran khusus 3A/3B).
2. Dokumentasi penetapan harga wajar (lampiran khusus
3A1/3B1).
3. Transaksi dengan pihak yang merupakan penduduk
tax haven country (lampiran khusus 3A2/3B2).
Prinsip Penentuan Harga Transfer
• Menggunakan harga transfer BUKAN FRAUD,
jika memenuhi prinsip-prinsipnya.
• Prinsip Penentuan Harga Transfer:
– Prinsip Kewajaran (Arm’s Length Principle/ALP)
– Prinsip Kelaziman Usaha
Prinsip Penentuan Harga Transfer
• Ketentuan diatur berdasarkan prinsip:
1. Prinsip kewajaran (arm’s length transaction) adalah
sebuah prinsip yang mengatur bahwa dalam hal
kondisi transaksi afiliasi sama dengan kondisi
transaksi independen yang menjadi pembanding.
2. Kelaziman usaha (ordinary practice of business)
adalah prinsip yang mengatur bahwa hasil dan
keberadaan suatu transaksi afiliasi harus sama
dengan hasil dan keberadaan transaksi independen
yang dilakukan oleh pelaku usaha lainnya dalam
kelompok industri wajib pajak.
Prinsip Kewajaran dan Kelaziman
Usaha
• Prinsip ALP mendasarkan pada norma bahwa harga
atas transaksi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang
tidak mempunyai hubungan istimewa ditentukan oleh
kekuatan pasar, sehingga transaksi tersebut
mencerminkan harga pasar yang wajar.

• Dengan prinsip ALP, transaksi dalam suatu grup


perusahaan dibandingkan dengan transaksi yang
dilakukan oleh perusahaan yang tidak saling terkait
(tidak ada hub istimewa) untuk menentukan transfer
pricing.
Langkah-langkah penerapan prinsip
Kewajaran dan Kelaziman Usaha
1. Melakukan analisis kesebandingan (misalnya:
karakteristik barang, fungsi, ketentuan tertentu) dan
menentukan pembanding (misalnya: menggunakan
data pembanding internal dan eksternal).
2. Menentukan metode penentuan harga transfer yang
tepat (the most appropriate method).
3. Menerapkan prinsip kewajaran dan kelaziman sesuai
analisis kesebandingan dan metode penentuan
transfer pricing.
4. Mendokumentasikan setiap langkah dalam
menentukan harga atau laba wajar transfer pricing.
Metode Penentuan Harga Transfer
• Metode Tradisional:
1. Comparable Uncontrolled Price Method/CUP (metode perbandingan
harga antara pihak yang independen) – menentukan transfer pricing
pada tingkat indikator harga.
2. Resale Price Method/RPM (metode harga penjualan kembali) –
menentukan transfer pricing pada tingkat indicator harga pokok
(gross profit).
3. Cost Plus Method/CPM (metode biaya plus) – menentukan transfer
pricing pada tingkat indicator harga pokok (gross profit).
• Metode Laba Transaksi:
1. Profit Split Method/PSM (metode pembagian laba) -- menentukan
transfer pricing pada tingkat indicator laba usaha (operating
income).
2. Transactional Net Margin Method/TNM (metode laba bersih
transaksional) -- menentukan transfer pricing pada tingkat indikator
laba usaha (operating income).
Metode Transfer Pricing
• Metode Tradisional:
1. Comparable Uncontrolled Price Method/CUP (metode
perbandingan harga antara pihak yang independen) –
menentukan transfer pricing pada tingkat indikator harga.
2. Resale Price Method/RPM (metode harga penjualan kembali) –
menentukan transfer pricing pada tingkat indicator harga
pokok (gross profit).
3. Cost Plus Method/CPM (metode biaya plus) – menentukan
transfer pricing pada tingkat indicator harga pokok (gross
profit).
• Metode Laba Transaksi:
1. Profit Split Method/PSM (metode pembagian laba) --
menentukan transfer pricing pada tingkat indicator laba usaha
(operating income).
2. Transactional Net Margin Method/TNM (metode laba bersih
transaksional) -- menentukan transfer pricing pada tingkat
indikator laba usaha (operating income).
Comparable Uncontrolled Price
Method
• Data pembanding

Comparable Uncontrolled Price


Method/CUP (metode
perbandingan harga antara pihak
yang independen) – menentukan
transfer pricing pada tingkat
indikator harga.
Resale Price Method
• Indikator (presentase laba kotor):
laba kotor/penjualan bersih

Resale Price Method/RPM


(metode harga penjualan
kembali) – menentukan transfer
pricing pada tingkat indicator
harga pokok (gross profit).
Cost Plus Method
• Indikator (rasio mark-up): laba kotor/HPP
Cost Plus Method/CPM
(metode biaya plus) –
menentukan transfer
pricing pada tingkat
indicator harga pokok
(gross profit).
Profit Split Method
1. Contribution profit split method
Metode pembagian laba kontribusi yang diterapkan dalam
hal transaksi terjadi antara pihak yang saling terintegrasi.
2. Residual profit split method
Metode pembagian laba sisa diterapkan dalam kasus dimana
kedua pihak yang bertransaksi memiliki kontribusi unik dan
sangat bernilai.
Profit Split Method/PSM
(metode pembagian laba) --
menentukan transfer pricing
pada tingkat indicator laba
usaha (operating income).
Transactional Net Margin Method
• Membandingkan persentase laba bersih
operasi terhadap biaya, penjualan, aktiva,
atau dasar lainnya atas transaksi antara pihak-
pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Transactional Net Margin Method/TNM


(metode laba bersih transaksional) --
menentukan transfer pricing pada tingkat
indikator laba usaha (operating income).
Transfer Pricing: Kegiatan Antar Negara
• Kenapa antar negara? Apakah hubungannya
dengan pajak?
Kenapa?
• MNC memilih mendirikan anak perusahaan di
negara lain atas tujuan efisiensi dan strategi
bisnis, seperti negara yang:
– Upah buruh rendah
– Dekat dengan supply bahan baku
– Efisiensi beban pajak
Transfer Pricing
• TP sering dikonotasikan dengan ‘pejorative’ act
• Pengalihan atas penghasilan kena pajak dari
suatu perusahaan dalam suatu grup perusahaan
multinasional ke perusahaan lain dalam grup
yang sama di negara yang memiliki tarif pajak
lebih rendah
• Abuse of Transfer Pricing/Manipulasi harga
transfer: menetapkan harga lebih rendah/tinggi
untuk memperkecil jumlah pajak terutang
Tax heaven country
• Ireland, Bermuda, Lichtenstein, The Isle of
Man, The Bailiawicks of Jersey and Guernsey,
Cayman Island.
Tax Heaven Country
Berdasarkan Peraturan Perpajakan Indonesia, tax
heaven country adalah:
1. Negara yang mengenakan tarif pajak rendah
atau negara yang tidak mengenakan PPh
– Rendah adalah 50% dari tarif badan di Indonesia
2. Negara yang menerapkan kebijakan kerahasiaan
bank dan tidak melakukan pertukaran informasi
(dengan Indonesia).
– Melarang pemberian informasi nasabah, termasuk
untuk kepentingan pajak
Daya Tarik Tax Heaven Country
• Off-shore company tanpa aktivitas substansial
(perlindungan pajak dan fasilitas menggiurkan)
• Prinsip Teritorial yaitu hanya mengenakan pajak
atas kegiatan yg dilakukan di negara tersebut –
Jika perusahaan didirikan di negara tsb tapi
penghasilan diperoleh dari LN tidak kena pajak.
• Tax treaty negara pajak rendah dg negara pajak
tinggi (Virgin Island dan Cyprus dengan US)
Transfer Pricing

35% 1%
Transfer Pricing: Case of Apple Inc.
Manufacturing Final Assembly
HQ in US products in Asia in Ireland

STORES STORES STORES STORES

• 65% of Apples’s income was shifted to and reported as


being earned in Ireland, where no tax paid.
Resiko BEPS dari praktik Transfer
Pricing
“ None of these transactions were illegal, but
they are ethically questionable because they
don’t appear to be fair”
• Jika praktik transfer pricing tidak berujung
pada distribusi profit yang wajar pada setiap
negara yang terlibat, maka akan cenderung
praktik tersebut dianggap tax avoidance.
• Posibility: Significant fines, profit recovery,
personal reputation.
Usaha Untuk Menangkal:
CbC Report
• (Salah satu) Dokumen Transfer pricing:
1. alokasi penghasilan, pajak yang dibayar, dan
aktivitas usaha per negara atau yurisdiksi dari
seluruh anggota Grup Usaha baik di dalam
negeri maupun luar negeri;
2. daftar anggota Grup Usaha dan kegiatan
usaha utama per negara atau yurisdiksi; dan
3. penjelasan lain yang relevan dengan informasi
sebagaimana dimaksud pada poin 1 dan 2.
CbC Report
• 26 Januari 2017, Indonesia telah
menandatangani Multilateral Competent
Authority Agreement (MCAA) on the Exchange
of Country-by-Country Reports yang berisi
mengenai perjanjian untuk
mempertukarkan CbC Report dengan negara
lain.
• PMK 213/PMK.03/2016
CbC
https://www.pajak.go.id/id/cbcr
WP perusahaan
Induk di Indonesia DJP

Automatic Exchange of Information/AEoI

Foreign Tax Authority


WP perusahaan Qualifying Competent
Indonesia yang Authority
berinduk di LN Agreement (QCAA)
TAX TREATY (P3B)
Perpajakan Internasional
• Kontrak Perjanjian adalah suatu perjanjian
hukum yang mengakibatkan hak dan
kewajiban antara pihak yang mengadakan
perjanjian itu.
• Perjanjian perpajakan internasional adalah
suatu perbuatan hukum yang mengikat negara
pada bidang-bidang perpajakan.
• Bentuk: Tax Treaty (P3B), mode of application,
mutual agreement procedures
Apa itu tax treaty?
• Tax Treaty adalah kontrak yang mengikat
suatu negara dengan negara lain dalam hal
perlakuan perpajakan.
Pengertian Tax Treaty
• Perjanjian Perpajakan atau Tax Treaty dikenal juga dengan
istilah Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B),Tax
Convention, Double Tax Agreement atau Double Tax Treaty.
• Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) adalah
rekonsiliasi dari dua undang-undang pajak yang berbeda
dalam rangka membagi hak pemajakan (Surahmat, 2000).

• Rekonsiliasi ini diperlukan untuk menghindarkan pengenaan


pajak berganda yang disebabkan oleh adanya konflik dalam
pelaksanaan ketentuan perpajakan dua negara (juridical
double taxation).
Alasan Diperlukannya Tax Treaty
1. Terdapat saling ketergantungan antar negara.
2. Peningkatan kerjasama antar negara.
3. Memperluas pemasaran produk.
4. Kebutuhan modal, teknologi, dan ilmu pengetahuan.
5. Pajak dianggap sebagai penghambat (tax barrier) kelancaran
arus modal, barang, dan jasa, serta SDM.
6. Daya tarik investasi (misalnya: peningkatan investasi modal
dari luar negeri ke dalam negeri).
7. Sarana untuk mempertahankan hak pemajakan atas
penghasilan penduduknya.
Tujuan Tax Treaty
• Memfasilitasi perdagangan internasional dan arus
investasi antarnegara (e.g. menghindarkan adanya
pengenaan pajak berganda dan memberikan
pengurangan tarif pajak di negara sumber).

• Meminimalisir usaha penghindaran pajak (e.g.


pertukaran informasi, konsultasi bersama, atau
mengadakan mutual agreement untuk mencegah
pengelakan pajak)
Model Perjanjian Penghindaran Pajak
Berganda
• Model OECD (Organization for • Model UN (United
Economic Cooperation and Nation);
Development)
– Menetapkan hak pemajakan
– Menetapkan hak pemajakan diberikan lebih luas kepada
diberikan lebih luas kepada negara sumber atas
negara domisili, dengan penghasilan yang
menggunakan kriteria tempat bersumber di wilayahnya,
kedudukan (a fixed place of dengan menambah satu
business) guna menentukan kriteria lagi yaitu tes waktu
keberadaan Bentuk Usaha (time test) guna
Tetap (BUT/Permanent menentukan keberadaan
Establishment) melakukan BUT sehubungan dengan
kegiatan pemberian jasa kegiatan pemberian jasa di
selain jasa konstruksi.
negara yang bersangkutan.
Model Indonesia
• Gabungan antara model OECD dan UN.
• UN Model 1980 disusun berdasarkan OECD Model 1977
dan Model Indonesia disusun berdasarkan UN Model
1980 .
• Perbedaan antaran UN Model 1980 dan OECD Model
1977 antara lain:
• Artikel 5 (Permanent Establishment) – Indonesia=UN Model
• Artikel 7 (Business Profits) – Indonesia=UN Model
• Artikel 8 (Shipping, Inland Waterways Transport, and Air Transport) –
Indonesia=UN Model
• Artikel 10 (Dividends) – Indonesia=UN Model
• Artikel 11 (Interest) – Indonesia=UN Model
• Artikel 12 (Royalties) – Indonesia=UN Model
• Artikel 13 (Capital Gains) – Indonesia=OECD Model
• Artikel 21 (Other Income) – Indonesia= mengacu ke OECD Model
Artikel 21: Other Income (contd)
Negara yang melakukan perjanjian perpajakan:
1. Negara sumber (source country) = negara di
mana penghasilan yang merupakan objek
pajak timbul.
2. Negara domisili (resident country) = negara
tempat subjek pajak bertempat tinggal,
berkedudukan atau berdomisili berdasarkan
ketentuan perpajakan.
Artikel 21: Other Income
• Menurut OECD Model, penghasilan selain yang
sudah diatur khusus dalam P3B akan dipajaki
hanya di negara domisili.
• Menurut UN Model, meskipun utamanya hak
pemajakan atas penghasilan lain-lain tersebut
berada pada negara domisili, negara sumber
masih dibolehkan memajaki bila penghasilan
tersebut timbul di negara sumber.
• Model Indonesia menawarkan bahwa untuk
penghasilan lain, selain dari lotere dan hadiah,
akan dipajaki di negara domisili.
Ilustrasi
Mr. Rooney yang bertempat tinggal di Inggris memiliki
saham perusahaan PT Manchester yang berkedudukan di
Indonesia. Pada tahun 2014 PT Manchester membagikan
dividen kepada para pemegang sahamnya, termasuk Mister
Rooney yang mendapatkan dividen Rp5.000.000.000,-.
Dividen tersebut dibayarkan oleh badan hukum yang
berkedudukan di Indonesia (PT Manchester).

Dengan demikian negara sumber dalam hal ini adalah


Indonesia. Sementara itu, pemilik penghasilan dividen
tersebut adalah Mister Rooney yang bertempat tinggal di
Inggris. Dengan demikian, Inggris disebut negara domisili
dalam kasus ini.
Dasar Hukum P3B
• P3B diatur dalam Pasal 32A Undang-undang Nomor 7 Tahun
1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
undang Nomor 36 Tahun 2008.

• Proses pembentukan P3B seperti proses pendekatan,


perundingan, ratifikasi serta pemberlakuannya tunduk kepada
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian
Internasional.

• P3B menjadi bagian dari ketentuan perpajakan Indonesia


melalui proses ratifikasi dan kedudukannya diperlakukan
sebagai lex specialist terhadap undang-undang domestik.
Daftar Negara Mitra P3B Indonesia

• Per tahun 2017 sebanyak 60 negara mitra P3B


(http://www.pajak.go.id/content/summary-tax-treaty-rate?lang=en)
Isi Tax Treaty
1. Cakupan tax treaty d. Dividends
a. Personal scope e. Interests
b. Taxes Covered f. Royalties
c. Residence g. Capital Gains
d. Permanent Establishment h. Independent Personal Services
e. Entry into force i. Dependent Personal Services
f. Termination 3. Pencegahan penghindaran pajak
2. Pengaturan minimalisasi a. Associated enterprise
pengenaan pajak berganda b. Exchange of information
a. Income from immovable 4. Hal-hal lainnya
property
b. Business profits
c. Shipping, Inland Waterways
Transport and Air Transport
1. Cakupan Tax Treaty
a. Personal scope = siapa saja yang dianggap sebagai penduduk suatu
negara
b. Taxes Covered = jenis pajak yang terikat dalam perjanjian; biasanya pajak
langsung, seperti PPh.
c. Residence = dijelaskan tentang definisi penduduk; tujuannya untuk
menghilangkan status kependudukan ganda (tie breaker rule)
d. Permanent Establishment = seberapa jauh jangkauan suatu negara
dalam mengenakan PPh yang bersumber dari negara tersebut. Terdapat
4 jenis BUT: BUT fasilitas fisik, aktivitas, asuransi, dan keagenan.
e. Entry into force= menentukan kapan berlakunya sebuah tax treaty,
tahapan prosesnya adalah penandatanganan dokumen , ratifikasi,
pertukaran dokumen ratifikasi.
f. Termination = kapan berakhirnya tax treaty.
2. Pengaturan Minimalisasi Pengenaan Pajak Berganda

a. Income from immovable property = pemajakan atas pengasilan dari


harta tak bergerak; contoh: pertanian, kehutanan, tambang, dll.
b. Business profits = Laba usaha milik penduduk suatu negara pada
dasarnya hanya dapat dikenakan pajak di negara tersebut. Namun,
apabila penduduk suatu negara mendapatkan penghasilan di negara
treaty partner melalui BUT-nya, maka negara treaty partner tersebut
berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang diterima melalui BUT
itu.
c. Shipping, Inland Waterways Transport and Air Transport = Alternatif
pertama, memberikan hak pemajakan kepada negara tempat di mana
manajemen efektif berada. Alternatif kedua, sama dengan alternatif
pertama dengan pengecualian untuk penghasilan dari pengoperasian
kapal laut yang hak pemajakannya diberikan kepada kedua negara
sekaligus.
d. Dividends = Dalam klausul ini dinyatakan bahwa negara tempat dividen
berasal juga berhak mengenakan pajak atas dividen tersebut.
2. Pengaturan Minimalisasi Pengenaan Pajak Berganda

e. Interests = sama dgn dividen


f. Royalties = sama dgn dividen
g. Capital Gains = Ketentuan dalam tax treaty pada umumnya mengatur
bahwa negara tempat harta tersebut terletak sebelum dipindahkan juga
berhak untuk mengenakan pajak.
h. Independent Personal Services = Klausul ini mengatur tentang
pemajakan atas penghasilan yang diterima orang pribadi yang
bersumber dari negara treaty partner sebagai imbalan dari jasa-jasa
profesional yang diberikannya di negara tersebut.
i. Dependent Personal Services = Klausul ini mengatur tentang pemajakan
atas penghasilan yang diterima oleh orang pribadi sehubungan dengan
pemberian jasa yang dilakukannya di negara lain dalam suatu hubungan
kerja.
3. Pencegahan Penghindaran Pajak
a. Associated enterprise
– Klausul ini mengatur tentang perlakuan perpajakan atas pihak-pihak
yang memiliki hubungan istimewa. Apabila terjadi transaksi antara
pihak-pihak di kedua negara yang memiliki hubungan istimewa, akan
ada kecenderungan di mana harga transaksi yang disepakati bukan
merupakan harga yang wajar.

b. Exchange of information
– Klausul ini mengatur tentang pertukaran informasi antar otoritas
pajak di kedua negara yang terikat dalam suatu tax treaty. Dengan
adanya pertukaran informasi, dapat dikatakan bahwa klausul ini
merupakan salah satu senjata dalam menanggulangi praktek-praktek
penyelundupan atau penggelapan pajak
Metode Hak Pemajakan di Berbagai Negara
untuk Menghindari Pemajakan Berganda
Unilateral

Metode Bilateral

Multilateral
a. Metode Pemajakan Unilateral
Metode ini mengatur bahwa negara Republik Indonesia mempunyai
kekuatan hukum di dalamnya yang mengatur masyarakat atau badan
internasional dan ditetapkan sepihak oleh negara Indonesia sendiri,
dengan kata lain tidak ada yang bisa mengatur negara kita lain karena hal
itu merupakan kewibawaan dan kedaulatan negara kita.
Metode Hak Pemajakan di Berbagai Negara
untuk Menghindari Pemajakan Berganda
b. Metode Pemajakan Bilateral
Metode ini dalam penghitungan pengenaan pajaknya harus
mempertimbangkan perjanjian kedua negara (Tax Treaty). Indonesia
tidak dapat sesuka hati menerapkan jumlah pajak terutang penduduk
asing atau badan internasional dua negara yang telah mengadakan
perjanjian.

c. Metode Pemajakan Multilateral


Metode ini didasarkan pada konvensi internasional yang ketentuan atau
ketetapan atau keputusan yang dihasilkan untuk kepentingan banyak
negara yang ditandatangani oleh berbagai negara.
Penghindaran Pajak berganda
Pembebasan / Pengecualian

Dalam metode pembebasan atau pengecualian, suatu negara melepaskan hak


pemajakan atas suatu penghasilan karena sudah dipajaki oleh negara lain.

1. Pembebasan subyek, umumnya diberlakukan terhadap anggota


perwakilan diplomatik, konsulat dan organisasi internasional.
2. Pembebasan obyek, di mana penghasilan luar negeri dikeluarkan
dari basis pemajakan atas Wajib Pajak dalam negeri suatu negara.
3. Pembebasan pajak, pada prinsipnya penghasilan luar negeri
dibebaskan dari pengenaan pajak domestik.
Penghindaran Pajak berganda
• Kredit Pajak (PPH 24)
• Contoh dibawah: Pajak Penghasilan mana yang boleh di
kreditkan dengan PPH Badan PT.A di Indonesia?
Penghindaran Pajak berganda
• PPh Subjek Pajak LN (PPh 26)
Azas Pemajakan Sumber penghasilan
Tax treaty (usually) prevails!
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai