Anda di halaman 1dari 9

PENENTUAN HARGA TRANSFER

A. PENDAHULUAN
Globalisasi ekonomi telah membawa dampak semakin meningkatnya transaksi
internasional. Salah satu masalah perpajaka yang timbul dari transaksi tersebut adalah
masalah penentuan harga transfer (transfer pricing). Istilah harga transfer berkaitan dengan
harga transaksi barang, jasa, atau harta tak berwujud antarperusahaan dalam suatu perusahaan
multinasional. Perusahaan-perusahaan multinasional dapat dengan mudah menentukan harga
barang, jasa, atau harta tak berwujud untuk tujuan penghindaran pajak.
Dampak harga transfer adalah harga yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Harga
transfer multinasional juga dimaksudkan untuk mengendalikan, mekanisme arus sumber daya
antar anggota grup dan maksimalisasi laba setelah pajak. Untuk mencegah erosi basis pajak
dan netralitas pemajakan, pemegang yuridiksi fiskal sering memberlakukan regulasi tertentu
terhadap harga transfer termasuk penghitungan kembali laba usaha. Di Indonesia ketentuan
tersebut diatur dalam Pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh).
Sejak tumbuhnya usaha secara konglomerasi maka muncullah grup perusahaan yang
merambah semua lini bisnis dari hulu ke hilir. Mereka mengendalikan usaha yang saling
berhubungan dan saling mendukung satu dengan lainnya. Dunia bisnis tidak lagi hanya
berkiprah di tempat kedudukan asalnya, untuk memperkuat kedudukan bisnisnya perusahaan
tersebut membuka cabang atau anak perusahaan baik secara nasional, regional maupun
internasional. Dengan adanya usaha konglomerasi ini, kita mengenal berbagai nama grup
perusahaan terkenal yang merambah dunia bisnis secara nasional, regional maupun
internasional (multinational corporation). Selanjutnya perusahaan-perusahaan ini membentuk
holding company untuk mengkoordinasikan bisnis mereka. Dalam perusahaan-perusahaan
tersebut, biasanya sebagian besar aktivitas bisnis terjadi diantara mereka sendiri. Dalam
menentukan harga, imbalan, dan lain-lain antarmereka, biasanya ditentukan berdasarkan
kebijakan harga transfer (transfer pricing) yang ditentukan oleh holding company yang dapat
sama atau tidak sama dengan harga pasar (market price). Keputusan tentang harga dan
imbalan yang diputuskan tentu telah melalui pertimbangan dan kajian yang mendalam dan
secara keseluruhan akan mengguntungkan grup.




B. PEMBAHASAN
PERUSAHAAN MULTINASIONAL
Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang beroperasi melewati lintas batas
antarnegara, yang terikat hubungan istimewa, baik karena penyertaan modal saham,
pengendalian manajemen atau penggunaan teknologi, dapat berupa anak perusahaan, cabang
perusahaan, agen dsb, dengan berbagai tujuan, antara lain untuk memaksimalkan laba setelah
pajak (meminimalkan pajak).

HUBUNGAN ISTIMEWA
Menurut PSAK 7: Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa adalah pihak-pihak
yang dianggap mempunyai hubungan istimewa bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk
mengendalikan pihak lain atau mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain dalam
mengambil keputusan keuangan dan operasional.
Menurut UU PPh, wajib pajak dianggap memiliki hubungan istimewa apabila:
1. Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling rendah
25% (dua puluh lima persen) pada Wajib Pajak lain, atau hubungan antara Wajib Pajak
dengan penyertaan paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada dua Wajib Pajak
atau lebih, demikian pula hubungan antara dua Wajib Pajak atau lebih yang disebut
terakhir; atau
2. Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua atau lebih Wajib Pajak berada di
bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung; atau
3. Terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus
dan atau ke samping satu derajat.

HARGA TRANSFER
Pengertian Harga Transfer
Pengertian Netral
Menurut Dr. Gunadi, M. Sc., Ak., harga transfer adalah penentuan harga atau imbalan
sehubungan dengan penyerahan barang, jasa, atau pengalihan teknologi antarperusahaan yang
mempunyai hubungan istimewa.
Pengertian Peyoratif
Menurut Dr. Gunadi, M. Sc., Ak., harga transfer adalah suatu rekayasa manipulasi harga
secara sistematis dengan maksud mengurangi laba artifisial, membuat seolah-olah perusahaan
rugi, menghindari pajak atau bea di suatu negara.
Tujuan Harga Transfer
1. Memaksimalkan penghasilan global.
2. Mengamankan posisi kompetitif anak/cabang perusahaan dan penetrasi pasar.
3. Mengevaluasi kinerja anak/cabang perusahaan mancanegara.
4. Menghindarkan pengendalian devisa.
5. Mengatrol kredibilitas asosiasi.
Penentuan Harga Transfer
Ada empat dasar untuk penentuan harga transfer, yaitu :
1. Penentuan harga transfer berdasarkan biaya (cost basis transfer pricing)
2. Penentuan harga transfer berdasarkan harga pasar (market based transfer pricing)
3. Penentuan harga transfer berdasarkan negoisasi (the negotiated price)
4. Penentuan harga transfer berdasarkan arbitrase (arbitration transfer pricing)

HARGA TRANSFER GANDA
Harga transfer ganda ini dapat dimisalkan, divisi penerima dapat mempertimbangkan
penerapan harga transfer berdasarkan biaya diferensial. Sebaliknya, divisi yang melakukan
transfer dapat mempertimbangkan unsur laba dalam penentuan harga transfer dan
memungkinkan pengukuran kinerja divisi.

ISU-ISU PAJAK INTERNASIONAL DALAM HARGA TRANSFER
Arms-length Standard
Negara-negara OECD, termasuk Jerman, Inggris, Kanada dan Amerika Serikat mempunyai
metode untuk menguji apakah harga transfer dari perusahaan multinasional sama dengan
harga pasar wajar (arms-length price), yaitu tingkat harga antara pembeli dan penjual
independen bebas melakukan transaksi.
Arms-length standard diterapkan dalam banyak cara, tetapi metode yang paling banyak
digunakan adalah sebagai berikut ;
1. Comparable uncontrolled pricing method
Metode ini mengevaluasi kewajaran harga transfer dengan mengacu kepada tingat
harga yang terjadi antara unit yang independen atau antara perusahaan multinasional
dengan unit yang independen. Secara teoritis metode ini termasuk yang paling baik
namun dalam pelaksaannya terdapat beberapa kendala, misalnya perbedaan kuantitas,
kualitas, kondisi, aktu penjualan, merk dagang, pangsa pasar, dan geografis pasar
2. Resale pricing method
Metode ini ditetapkan untuk produk yang di transfer ke anggota group lainnya utuk
dijual kembali. Kewajaran harga transfer didekati dengan pengurangan harga
penjualan kepada ihak independen dengan suatu mark up yang wajar (sebanyak laba
dan biaya si penjual). Kesulitan terjadi dalam menentukan mark up.
3. Cost plus pricing method
Metode ini mendekati kewajaran harga transfer dengan menambahkan markup yang
wajar pada harga pokok pihak yang mentrasnfer. Pendekatan ini umumnya dipake
dalam hal penyerahan barang setengah jadi (semifinished product) atau salah satu
anggota group sebagai subkontraktor dari yang lainnya.
4. Other method
Dalam keadaan tertentu, kombinasi ketiga metode diatas perlu diterapkan atau
mungkin metode lain, misalnya alokasi laba yang diperoleh grup perusahaan dalam
transaksi tertentu, kalkulasi tingkat keuntungan yang pantas pada investasi wajib
pajak.
Di samping keempat metode di atas masih terdapat beberapa metode alternatif lainnya yang
dapat digunakan sebagai berikut :
1. Global method
2. Safe havens

PERUSAHAAN MULTINASIONAL DAN ASPEK PAJAKNYA
Perusahaan multinasioanal yang beroperasi di Indonesia dalam arti perusahaan-
perusahaan multinasional Indonesia yang mempunyai unit (anak
perusahaan/cabang/perwakilan) di luar negeri maupun perusahaan-perusahaan multinasional
diluar negeri yang mempunyai unit (anak perusahaan/cabang/perwakilan) di Indonesia pada
umumnya akan senantiasa berusaha dengan instrumen harga transfer, mencapai salah satu
tujuannya memaksimalkan keuntungan dengan berupaya meminimalkan beban pajaknya,
terutama pajak penghasilan badan (corporation income tax).
Melalui transfer pricing tersebut, perusahaan multinasional yang bersangkutan dapat
menggeser kewajiban perpajakannya dari anggota grup perusahaannya di negara-negara yang
menetapkan tarif pajak yang lebih tinggi (high tax country) ke anggota grup perusahaannya di
negara-negara yang menetapkan tarif pajak yang lebih rendah (low tax country). Dengan
praktek transfer pricing ini, suatu perusahaan di negara tertentu akan melaporkan rugi,
sehingga tidak perlu membayar pajak. Hal tersebut tentu akan menghilangkan potensi
penerimaan pajak negara tersebut.

PERLAKUAN HARGA TRASFER DI INDONESIA
Transaksi antar wajib pajak yang mempunyai hubungan istimewa seringkali meminimalkan
dan mengurangi praktik penghindaran pajak atau penyelundupan pajak dengan menggunakan
rekayasa harga transfer. Hubungan istimewa tersebut dapat mengakibatkan kekurangwajaran
harga, biaya, atau imbalan lain yang direalisasikan dalam suatu transaksi usaha. Kekurang-
wajaran dari adanya praktek transfer pricing dapat terjadi sebagai berikut:
1. harga penjualan
2. harga pembelian
3. alokasi biaya administrasi dan umum (overhead cost)
4. pembebanan bunga atas pemberian pinjaman oleh pemegang saham (Shareholder
loan)
5. pembayaran komisi, lisensi, franchise, sewa, royalti, imbalan atas jasa manajemen,
imbalan atas jasa teknik dan imbalan atas jasa lainnya

PENANGKAL HARGA TRANSFER
Ada beberapa prosedur yang dapat ditempuh untuk menanggulangi maneuver pajak melalui
harga transfer sebagai berikut :
1. Menyingkap praktik bisnis antarperusahaan secara lengkap sehingga dapat dievaluasi
keinginan harga transfer.
2. Harmonisasi pemajakan internasional untuk meniadakan disparitas beban pajak.
3. Kerja sama internasional.
4. Advanced Pricing Agreement (APA).

ADVANCED PRICING AGREEMENT
Advanced pricing agreement adalah persetujuan di antara Internal Revenue Service (IRS) dan
perusahaan dengan menggunakan harga-harga transfer, untuk menetapkan harga transfer
yang disepakati. Maksud dari program APA adalah memecahkan masalah perselisihan harga
transfer dengan cara yang tepat dan menghindari proses pengadilan yang menghabiskan
banyak biaya.
Manfaat APA
1. Memberikan kepastian kepada Wajib Pajak atas semua perhitungan mengenai harga
transaksi dengan menggunakan metode yang disetujui.
2. Memberikan kepastian terhadap kegiatan Wajib Pajak termasuk kepastian mengenai
kewajiban pajak yang berkaitan dengan harga transfer.
3. Mengurangi biaya dan waktu pada saat diaudit, karena selama periode APA berlaku
harga transaksi yang telah disepakati oleh Wajib Pajak dan otoritas pajak.
4. Dapat mencegah praktik harga transfer yang tidak benar dan semata-mata hanya
untuk menghindari pajak.
Masalah dalam Penyelenggaraan APA
1. Pengorbanan waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk penyelanggaraan APA.
2. Wajib Pajak harus mengungkapkan informasi yang mungkin merupakan rahasia
perusahaan kepada otoritas pajak.
Yang perlu diperhatikan, bahwa APA tidak menjamin wajib pajak untuk tidak diaudit
olehotoritas pajak. Masalah-masalah yang tidak tercakup dalam APA masih dapat diaudit
dalamkriteria audit yang biasa dilakukan. APA tidak berlaku retroaktif sehingga masalah
hargatransfer yang ada sebelum APA disepakati tidak dapat diselesaikan dengan APA.

Motivasi Pajak Dalam Transfer pricing
Bagi perusahaan multinasional melakukan transfer pricing adalah untuk meminimalkan
kewajiban pajak global perusahaan mereka. Transfer pricing tersebut bermula dari usaha
pengendalian yang dilakukan oleh satu pihak terhadap pihak lainnya melalui kepemilikan
seperti antara induk dengan anak perusahaan atau antarperusahaan affiliasi dan kebijakan
transfer pricing diarahkan kepada maksimisasi efisiensi grup secara totalitas. Motivasi pajak
dalam transfer pricing pada perusahaan multinasional tersebut dilaksanakan dengan cara
sedapat mungkin memindahkan penghasilan ke negara dengan beban pajak terendah atau
minimal dimana di negara tersebut ada grup perusahaan mereka yang beroperasi. Dengan
adanya pemindahan penghasilan tersebut maka pajak yang dibayar secara keseluruhan akan
rendah, sedangkan bagi negara yang menerapkan tarif pajak tinggi grup perusahaan mereka
yang ada di negara tersebut bisa saja dibuat rugi melalui kebijakan transfer pricing.
Akhirnya, total laba setelah pajak secara keseluruhan akan lebih besar jika dibandingkan
kalau tidak melakukan transfer pricing.

Implikasi Pajak Dalam Transfer pricing
Menurut Gunadi (2006) transfer pricing menyebabkan ketidakadilan dalam perpajakan
karena perbedaan struktur perusahaan. Perusahaan yang dipecah-pecah menjadi suatu grup
dapat merekayasa laba sehingga meminimalkan pajak. Sementara itu, perusahaan tunggal
harus membayar pajak seperti apa adanya. Untuk menegakkan keadilan perpajakan dapat
dilakukan dengan cara
1. Merumuskan dalam ketentuan domestik, suatu negara dapat mengambil laba global
grup dan mengalokasikan sebagian laba tersebut berdasar formula tertentu kepada
sumber yang berada di negaranya dan kemudian memajaki bagian laba dimaksud.
2. Suatu negara dapat menentukan laba dari cabang usaha (bentuk usaha tetap) atau anak
perusahaan yang beroperasi di negaranya terpisah dari grup berdasar harga yang wajar
yang seharusnya terjadi apabila transaksi dilakukan dengan pihak di luar grupnya
(arm's length price).
Dari kedua pendekatan tersebut, UU Pajak Penghasilan (PPh) menyebut pendekatan kedua
(pendekatan harga dan laba wajar- arm's length profits). Hal ini sejalan dengan praktik
pemajakan internasional yang berterima umum dan dianjurkan untuk negara-negara anggota
OECD. Transaksi transfer pricing dapat dilakukan baik bersifat domestik maupun global.
Transaksi yang bersifat domestik tidak akan membawa implikasi pajak yang signifikan atas
pajak penghasilannya karena dilakukan pada yuridiksi pemajakan yang sama. Jika transaksi
dilakukan bersifat global (cross border) maka transfer pricing tidak akan membawa
implikasi pajak tertentu selama berdasarkan harga pasaran yang bebas dan tidak ada
hubungan istimewa yang melandasinya, sebaliknya jika bukan harga pasar yang menjadi
dasar transfer pricing maka transaksi tersebut akan membawa implikasi pajak yaitu
terjadinya pergeseran potensi pajak. Pergeseran potensi pajak tersebut dapat mernberikan
manfaat kepada grup perusahaan secara keseluruhan dalam rangka:
a. Pemerataan penghasilan kena pajak (base averaging) dengan mengalokasikan laba
pada beberapa subjek pajak untuk mengurangi kemungkinan terkena progresivitas
tarif
b. Arbitase kerugian (loss arbitrage) dengan menggeser laba kepada subjek pajak yang
masih berhak atas kompensasi kerugian.








CONTOH KASUS :
Pemanfaatan Penetapan Harga Transfer untuk Mempengaruhi Pajak yang dibayar
Tindakan Perpajakan
Anak perusahaan di Belgia memproduksi
satu komponen dengan biaya $100 per unit.
Tagihan terhadap komponen ditransfer ke
pusat reinvoicing di Puerto Rico dengan
harga transfer $100 per unit
Tarif pajak 42%
Pendapatan $100 Biaya $100 = $0
Pajak dibayar = $0
Pusat reinvoicing di Puerto Rico, juga
merupakan anak perusahaan, mentransfer
tagihan komponen ke anak perusahaan di
USA dengan harga transfer $200 per unit
Tarif pajak 0%
Pendapatan $200 Biaya $100 = $100
Pajak dibayar = $0
Anak perusahaan di USA menjual komponen
kepada perusahaan eksternal dengan harga
$200 per unit
Tarif pajak 35%
Pendapatan $200 Biaya $200 = $0
Pajak dibayar = $0




















C. KESIMPULAN
Dari hasil pemaparan makalah di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:
1. Untuk mengatur transfer pricing ini, undang-undang memberikan kewenangan
kepada pihak fiskus untuk menentukan kembali jumlah harga transfer antar pihak-
pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
2. Pada perusahaan multinasional yang sering melakukan transaksi internasional (cross
border) praktik transfer pricing sering digunakan untuk memaksimisasi efisiensi grup
secara totalitas.
3. Motivasi pajak dalam transfer pricing pada perusahaan multinasional tersebut
dilaksanakan dengan cara sedapat mungkin memindahkan penghasilan ke negara
dengan beban pajak terendah atau minimal
4. Transfer pricing jika dilakukan berdasarkan harga pasar tidak memiliki implikasi
perpajakan, sebaliknya jika tidak menggunakan dasar harga pasar pada umumnya
memiliki implikasi perpajakan yaitu terjadinya perpindahan penghasilan.
5. Dengan adanya pemindahan penghasilan tersebut maka pajak yang dibayar secara
keseluruhan akan rendah. Akhirnya, total laba setelah pajak secara keseluruhan akan
lebih besar jika dibandingkan kalau tidak melakukan transfer pricing.
6. Di Indonesia indikasi terhadap transaksi transfer pricing dapat dilihat jika terdapat
ketidakwajaran dalam transaksi dan perusahaan yang saling bertransaksi memiliki
hubungan istimewa.

Anda mungkin juga menyukai