Anda di halaman 1dari 11

PAJAK INTERNASIONAL

POKOK BAHASAN:

TRANSFER PRICING

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Ekonomi dan Bisnis Akuntansi P321740003 Debbie Yoshida

05
Abstract Kompetensi
Perusahaan multinational berpotensi Mampu menguasai konsep transfer
melakukan transfer pricing.Dari pricing
perseptif pajak transfer pricing
merupakan suatu kebijakan harga
dalam transaksi yang dilakukan oleh
pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa

Pembahasan
Pendahuluan
Lebih dari 60% nilai perdagangan dunia dihasilkan dari transaksi yang berhubungan dengan
perusahaan multinasional dengan menggunakan skema transfer pricing. Skema yang biasa
dilakukan oleh perusahaan multinasional dalam praktik transfer pricing adalah dengan cara
mengalihkan laba mereka dari negara yang tarif pajaknya tinggi ke negara yang tarif
pajaknya lebih rendah.
Pengertian Transfer Pricing
Lalu apa itu transfer pricing? Dalam buku transfer pricing (Darussalam, Danny Septriadi dan
Bawono Kristiaji, 2013) dijelaskan bahwa secara konsep transfer pricing dapat diaplikasikan
untuk tiga tujuan yang berbeda.
Pertama, dari sisi hukum perseroan, transfer pricing dapat digunakan sebagai alat untuk
meningkatkan efisiensi dan sinergi antara perusahaan dengan pemegang sahamnya
(Wolfgang Schon, 2014).
Kedua, dari sisi akuntansi manajerial, transfer pricing dapat digunakan untuk
memaksimumkan laba suatu perusahaan melalui penentuan harga barang atau jasa oleh
suatu unit organisasi dari suatu perusahaan kepada unit organisasi lainnya dalam
perusahaan yang sama.
Ketiga, yaitu dari perspektif perpajakan, transfer pricing adalah suatu kebijakan harga dalam
transaksi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Arnold dan
McIntyre menjelaskan harga transfer adalah harga yang ditetapkan oleh wajib pajak pada
saat menjual, membeli, atau membagi sumber daya dengan afiliasinya.
Kendati demikian, transfer pricing seringkali dikonotasikan sebagai suatu yang tidak baik
dan bermakna ‘pejorative’ yakni pengalihan atas penghasilan kena pajak dari suatu
perusahaan dalam suatu grup perusahaan multinasional ke perusahaan lain dalam grup
perusahaan yang sama di negara yang memiliki tarif pajak lebih rendah. Hal ini dilakukan
dalam rangka untuk mengurangi total beban pajak dari grup perusahaan multinasional
tersebut.
Makna ‘pejorative’ tersebut mengacu pada apa yang disebut sebagai manipulasi transfer
pricing, abuse of transfer pricing, transfer mispricing dan sebagainya. Manipulasi transfer
pricing dapat didefinisikan sebagai kegiatan menetapkan harga transfer menjadi terlalu
besar atau terlalu kecil dengan maksud untuk memperkecil jumlah pajak yang terutang.

Harga transfer sering juga disebut intracompany pricing intercorporate pricing, interdivisional
pricing, atau internal pricing. Pengertian harga transfer dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
pengartian yang bersifat netral dan pengertian yang bersifat peyoratif.

2018 PAJAK INTERNASIONAL Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Debbie Yoshida, S.Pd,M.Si Htt p://www.mercubuana.ac.id 2
Pengertian netral mengasumsikan bahwa harga transfer adalah murni merupakan strategi
dan taktik bisnis tanpa motif pengurangan beban pajak. Sedangkan pengertian peyoratif
mengasumsikan harga transfer sebagai upaya untuk menghemat beban pajak dengan
taktik, antara lain menggeser laba ke negara yang tarif pajaknya rendah.
Pengertian Harga Transfer secara netral
1. Harga transfer adalah penentuan harga atau imbalan sehubungan dengan penyerahan
barang,jasa,atau pengalihan teknologi antar perusahaan yang mempunyai hubungan
istimewa.(DR.Gunadi)
2. Harga transfer adalah penentuan harga balas jasa suatu transaksi antar unit dalam
suatu perusahaan atau antar perusahaan dalam suatu grup (Sophar .L)
3. A transfer price is a price used to measure the value of goods or services furnished by a
profit center to other responsibility centers within a company (Robert N.Anthony,Glenn
A.Welsch, dan James S.Reece).
4. Harga transfer adalah penentuan dari harga pertukaran pada saat unit-unit bisnis yang
berbeda di dalam suatu perusahaan bertukar produk atau jasa. Produk-produk tersebut
mungkin merupakan produk akhir yang dapat dijual pada pelanggan luar atau produk
menengah yang merupakan komponen produk akhir (Edward Blocher, Kung H.Chen,
dan Thomas W.Lin).
Pengertian Harga Transfer Peyoratif
1. Transfer prices are the amount charged by one segment of an organization for a product
that it supplies to another segment of the same organization in multinational companies,
transfer prices are used to minimize worldwide income taxes and import duties ( Charles
T.Horngren dan Gary L.Sundem).
2. Harga transfer adalah suatu rekayasa manipulasi harga secara sistematis dengan
maksud mengurangi laba artifisial,membuat seolah-olah perusahaan rugi,menghindari
pajak atau bea di suatu negara ( DR.Gunadi,MSc.,Ak)
3. Harga transfer adalah suatu perbuatan pemberian harga faktur (invoice) pada barang-
barang (juga jasa-jasa) yang diserahkan antar bagian/cabang suatu perusahaan
multional ( Prof.DR. Rochmat Soemitro, SH).

Isu-isu Pajak Internasional Dalam Harga Transfer


Penelitian akhir-akhir ini telah menemukan bahwa lebih dari 80% perusahaan-perusahaan
multinasional (MNC) melihat harga transfer sebagai suatu isu pajak internasional utama, dan
lebih dari setengah perusahaan ini mengatakan bahwa isu ini adalah isu yang paling
penting. Sebagian besar negara sekarang menerima perjanjian modal Organization for
Economic Cooperation and Development (OECD), yang menyatakan bahwa harga-harga
transfer sebaiknya disesuaikan dengan menggunakan standar arms’s-length, artinya pada

2018 PAJAK INTERNASIONAL Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Debbie Yoshida, S.Pd,M.Si Htt p://www.mercubuana.ac.id 3
suatu harga yang akan dicapai oleh pihak-pihak yang independen. Sementara perjanjian
model tersebut diterima secara luas, namun terdapat perbedaan-perbedaan dalam cara
negara menerapkannya. Meskipun demikian, terdapat dukungan yang kuat di seluruh dunia
terhadap suatu pendekatan untuk membatasi usaha-usaha oleh MNC untuk mengurangi
kewajiban pajak dengan menetapkan harga-harga transfer yang berbeda dengan arm’s-
length standard tersebut (Edward J. Blocker, Kun H.Chen, dan Thomas W.Lin 1999).
Transfer Pricing Domestik dan Multinasional
Pada umumnya bedasarkan jangkauan territorial operasi perusahaan, transfer pricing dapat
dikelompokkan dalam transfer pricing domestic dan transfer pricing multinasional.
Transfer pricing domestic adalah harga transfer barang atau jasa antar badan dalam satu
grup perusahaan atau antar divisi dalam suatu perusahaan dalam suatu wilayah kedaulatan
negara, sedangkan transfer pricing multinasional berkenaan dengan transaksi antar divisi
dalam suatu unit hukum atau antar unit hukum dalam satu kesatuan ekonomi yang meliputi
berbagai wilayah kedaulatan negara.
Tujuan Harga Transfer
Dengan globalisasi bisnis, aspek internasional dari harga transfer menjadi suatu perhatian
yang lebih kritis, terutama dengan adanya isu-isu pajak. Tujuan internasioanl yang lain
mencakup meminimalkan beban-beban pajak, pengendalian devisa, dan berkenaan dengan
risiko pengambil alihan oleh pemerintah asing. Fenomena perusahaan multinasional dalam
ekspansinya cenderung mengoperasikan usahanya secara desentralisasi dan
melaksanakan konsep revenue profit atau corporate profit center concept, yang dapat
mengukur dan menilai kinerja dan motivasi setiap divisi/unit yang bersangkutan dalam
rangka mencapai tujuan perusahaan antara lain digunakan sistem harga transfer.
Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam rangka aplikasi transfer pricing, baik bagi
perusahaan domestic maupun bagi perusahaan multinasional, adalah:
1. Evaluasi kinerja ( mengukur hasil operasi setiap unit).
2. Motivasi manajemen (penyusunan orientasi produksi dan laba pada semua unit).
3. Pengendalian harga untuk lebih merefleksikan ”cost” dan “margin” yang seharusnya
diterima dari langganan dan penetapan harga optimal.
4. Pengendalian pasar untuk mengamankan posisi komparatif perusahaan.

Kebijakan aplikasi transfer pricing multinasional bertujuan :


1. Memaksimalkan penghasilan global
2. Mengamankan posisi kompetitif anak/cabang perusahaan dan penetrasi pasar.
3. Mengevaluasi kinerja anak/cabang perusahaan mancanegara.
4. Menghindarkan pengendalian devisa
5. Mengatrol kredibilitas asosiasi

2018 PAJAK INTERNASIONAL Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Debbie Yoshida, S.Pd,M.Si Htt p://www.mercubuana.ac.id 4
6. Meningkatkanbagian laba joint venture.
7. Reduksi resiko moneter.
8. Mengamankan cash flow anak/cabang perusahaan yang memadai.
9. Membina hubungan baik dengan administrasi setempat.
Mengembangkan system harga transfer dari perusahaan multinasional jauh lebih kompleks
dibandingkan dengan system harga transfer perusahaan domestic.Seperti halnya pada
perusahaan domestic, hendaknya system harga transfer perusahaan multinasional
hendaknya dapat menghasilkan keputusan manajer yang bertujuan meningkatkan
kesesuaian sasaran yang ingin di capai perusahaan secara keseluruhan. Suatu system
harga transfer perusahaan multinasional hendaknya dapat mencapai sasaran –sasaran
tersebut, yang dapat dirangkum menjadi tiga sasaran utama yaitu :
1. Pencapaian strategis perencanaan
2. Sistem Pengendalian manajemen.
3. Sistem penilaian pelaksanaan pekerjaan.
Disamping itu, system harga transfer juga hendaknya mencapai beberapa sasaran yang
tidak ada relevansinya dengan operasi domestic yang murni, seperti :
1. Usaha meminimkan PPh atas penghasilan seluruh dunia.
2. Usaha meminimkan bea masuk(impor duties) atas transaksi seluruh dunia.
3. Usaha menghindarkan larangan-larangan financial.
4. Memanajemeni fluktuasi mata uang asing.
5. Usaha mendapatkan persetujuan pemerintah setempat.
Perusahaan Multinasional dan Aspek Pajaknya.
Perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia dalam arti perusahaan-perusahaan
multinasional Indonesia yang mempunyai unit (anak perusahaan/cabang/perwakilan) di luar
negeri maupun perusahaan-perusahaan multinasional di luar negeri yang mempunyai unit
(anak perusahaan/cabang/perwakilan) di Indonesia pada umumnya akan senantiasa
berusaha dengan instrument harga transfer, mencapai salah tujuannya memaksimalkan
keuntungan dengan berupaya meminimalkan beban pajaknya,terutama pajak pajak
penghasilan badan(corporation income tax).
Upaya yang dilakukan dengan pergeseran harga dari negara yang beban pajaknya tinggi ke
negara yang beban pajaknya rendah atau nihil. Selain itu, diadakan pula perjanjian bilateral
di bidang perpajakan, dengan maksud antara lain utuk menghindarkan pengenaan pajak
berganda ,sehingga beban pajak dapat ditekan.
Contoh kasus harga transfer antara Amerika Serikat dengan Jepang
1. Amerika Serikat versus Jepang
Dengan menetapkan suatu harga transfer yang tinggi dari pabrik-pabrik mereka di
Jepang kepada cabang-cabang pemasaran mereka di Amerika Serikat,produsen-

2018 PAJAK INTERNASIONAL Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Debbie Yoshida, S.Pd,M.Si Htt p://www.mercubuana.ac.id 5
produsen mobil Jepang mampu mengurangi keuntungan yang ditunjukkan oleh cabang-
cabang Amerika Serikat dan oleh karenanya mengurangi pajak-pajak AS.
2. Jepang versus Amerika Serikat.
Jepang juga melihat dirinya sendiri sebagai korban praktik-praktik harga transfer yang
tidak adil. National Tax Admnistration Agency (NTAA) Jepang membebankan Coca –
Cola Co dengan $ 145 juta dalam pajak-pajak tambahan untuk tahun 1990-1992 karena
penyelewengan harga transfer yang bersekutu. Mereka juga membebani American
Internasional Group, Inc, dengan $ 87 juta dalam pajak tambahan untuk suatu
ketidaksepakatan harga transfer.
Tanggapan Internal Revenue dalam Amerika Serikat adalah bahwa masing-masing
cabang asing harus membuktikan bahwa harga transfernya sudah wajar, artinya hal
yang sama dengan apa yang akan di capai oleh pihak-pihak yang tidak terkait.
Pedoman Transfer Pricing OECD
Beberapa ketentuan utama dalam Transfer Pricing Guidelines adalah sebagai berikut:
a. Menerapkan arms”s length principle dengan presensi pada metode transaksi
tradisional ( tradisional transaction based method )
b. Penerapan tingkat komparabilitas yang menekankan fungsi, risiko yang disandang ,
dan asset yang dimanfaatkan
c. Pengenalan metode laba (profit based method) yang disebut transactional net
margin method ( TNMM)
d. Memahami pentingnya dokumentasi atas transfer pricing dan peranan penalty dalam
meningkatkan kepatuhan ( Gunadi, 2007:240)
Arm’s Length Standard
Negara-negara OECD, termasuk Jerman, Inggris, Kanada dan Amerika Serikat (yang
terkenal dengan Section 482 the US Internal Revenue Code), mempunyai metode untuk
menguji apakah harga transfer dari perusahaan multinasional sama dengan harga pasar
wajar (arm’s length price), yaitu tingkat harga antara pembeli dan penjual independen,
bebas melakukan transaksi. Menurut Arm’s-length standar, harga-harga transfer seharusnya
dtetapkan supaya dapat mencerminkan harga yang akan disusun oleh pihak-pihak yang
tidak terkait yang bertindak secara bebas.
.

ADVANCED PRICING AGREEMENT ( APA)


Dengan pendekatan tradisional, pengumpulan data, pengembangan dan analisis
permasalahan transfer pricing merupakan prosen yang sangat kompleks, memakan
banyak waktu, dan sering menghasilkan tuntutan dan sanksi administrasi yang cukup

2018 PAJAK INTERNASIONAL Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Debbie Yoshida, S.Pd,M.Si Htt p://www.mercubuana.ac.id 6
mahal. Permasalahan transfer pricing yang signifikasi bisa memakan waktu delapan tahun
lebih. Advanced Pricing Agreement (APA) dikembangkan sebagai alternatif penyelesaian
perselisihan masalah transfer pricing dengan cara-cara yang lebih prinsipil dan
kooperatif.
Dalam laporan OECD tahun 1995, Advanced Pricing Agreement didefinisikan sebagai
berikut:

“an arrangement that determines, in advance of controlled transaction, an


appreciated adjustment there to, critical assumptions as to future events for
the determination of the transfer pricing for that transaction over a given
period of time”

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa APA adalah suatu kesepakatan mengenai
penentuan harga transaksi dari transaksi yang terjadi antara dua perusahaan yang
mempunyai hubungan istimewa dengan cara menetapkan satu set kriteria yang sesuai
(seperti metode, factor-faktor pembanding, dan asumsi-asumsi) untuk periode waktu
tertentu (Suandy, 2006).
Beberapa negara sudah memperkenalkan proses APA ini mulai akhir decade 80-an. Pada
tahun 1987, Japanese National Tax Administration mengembangkan pen- gaturan transfer
pricing dan kemudian melahirkan konsep “pre-confirmation system”. Demikian pula halnya
U.K. Inland Revenue Service mulai memperkenalkan proses APA informal yang dikenal
dengan istilah “transfer pricing inquiry”. Otoritas perpajakan Perancis, FISC, meskipun
belum memiliki proses formal, “procedure du rescrit” dari mereka (Instruction 4 A-8-99, 7
September 1999), dapat digunakan dalam kondisi tertentu. Yang paling penting, Amerika
Serikat membuka kesempatan untuk dilakukan APA pada tahun 1989 dengan
mengeluarkan Advance Determination Ruling yang kemudian dikenal dengan istilah
Advance Pricing Agreements (APAs). Sampai dengan sekarang hampir 200 perusahaan
multi-nasional yang cukup besar telah melakukan APA dengan Internal Revenue
Service/IRS. Beberapa negara lain seperti Republik Rakyat China, Kanada, Korea,
Meksiko, Selandia Baru, Spanyol, dan Belanda juga sudah memperkenalkan APA dalam
peraturan perpajakannya.

APA Di Indonesia
Advance Pricing Agreement atau Perjanjian Penentuan Harga Transaksi/ adalah perjanjian
tertulis antara DJP dengan wajib pajak yang mempunyal hubungan istimewa sebagaimana

2018 PAJAK INTERNASIONAL Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Debbie Yoshida, S.Pd,M.Si Htt p://www.mercubuana.ac.id 7
dimaksud dalam pasal 18 UU PPh dalam rangka menentukan harga transaksi atas seluruh
atau beberapa masalah Transfer Pricing yang meliputi metode pengujian harga wajar,
karakteristik dan barang berwujud/tidak berwujud dan jasa yang diserahkan, serta
penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan selama jangka waktu tertentu.Perjanjian yang
dilakukan dapat berupa perjanjian unilateral, bilateral, atau multilateral. Perjanjian unilateral
adalah perjanjian antara wajib pajak dengan DJP dalam kaitannya dengan masalah Transfer
Pricing yang dilaksanakan oleh wajib pajak yang bersangkutan dengan perusahaan afiliasi
domestik maupun internasional sepanjang perusahaan afiliasi tersebut tidak membuat
perjanjian dengan otoritas pajak negara di mana perusahaan afiliasi tersebut berkedudukan.
Perjanjian bilateral alan multilateral adalah perjànjian yang juga melibatkan satu atau lebih
otoritas pajak dan negara mitra Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B).
Dengan pendekatan ini, tidak ada jaminan bahwa otoritas perpajakan di negara lain akan
menyetujui bahwa metode transfer pricing tersebut sudah wajar. APA bilateral,
mengkombinasikan perjanjian antara wajib pajak dengan otoritas perpajakan satu negara
mengenai metode tranfer pricing dengan perjanjian negara tersebut dengan negara lain.
Meskipun APA mempunyai beberapa keuntungan, namun keputusan untuk menerapkan
APA atau tidak bagi satu grup perusahaan bukan hanya tergantung pada volume dan
kompleksitas dari aktivitas transfer pricing yang dilakukan. Tujuan akhir pada proses APA
adalah mencapai kesepakatan atas tiga hal yaitu: (1) penjelasan mengenai transaksi antar
perusahaan yang menjadi objek APA, (2) metode tranfer pricing yang akan diterapkan untuk
transaksi tersebur, dan (3) tingkat hasil yang diperkirakan setelah metode tersebut
diterapkan atas transaksi dimaksud.
Meskipun APA mempunyai beberapa keuntungan, namun keputusan untuk menerapkan
APA atau tidak bagi satu grup perusahaan bukan hanya tergantung pada volume dan
kompleksitas dari aktivitas transfer pricing yang dilakukan, tetapi juga tergantung pada
sejauh mana risikonya terhadap perusahaan. APA bukan untuk semia wajib pajak.
Ackerman dan O’brien mengatakan untuk memutuskan apakah akan menerapkan APA atau
tidak harus dipertimbangkan keuntungan dan kerugian dari tindakan tersebut.
Kelebihan APA
Potensi manfaat yang bisa diperoleh dari APA adalah:
1. Ketidaksepahaman antara wajib pajak dengan otoritas perpajakan yang berlarut-
larut dapat dihindari. Proses APA merupakan forum yang efisien untuk
menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan praktik-praktik bisnis
internasional yang komplek dan transfer barang dan jasa antar negara yang
kontroversial.
2. Pemahaman bersama dan kerjasama antara wajib pajak dan otoritas perpajakan
meningkat pada saat diskusi dan negosiasi bersama dilakukan, menggantikan

2018 PAJAK INTERNASIONAL Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Debbie Yoshida, S.Pd,M.Si Htt p://www.mercubuana.ac.id 8
tindakan permusuhan yang bisasanya mengikuti pemeriksaan. APA mendorong
aliran informasi dari pihak-pihak terkait dengan proses APA sehingga diperoleh
hasil yang praktis dan dapat diterima.
3. Apabila dibandingkan dengan pemeriksaan, jumlah informasi yang diminta pada
umumnya lebih sedikit, namun kualitas dari informasi yang dihasilkan lebih
meningkat.
4. Proses-proses yang dilibatkan kewenangan otoritas perpajakan bisa lebih jelas.
Lebih jauhnya, masalah tradisional terkait dengan kasus dua kali pemajakan bisa
dihindari dengan APA bilateral atau multilateral.
5. Wajib pajak memperoleh kapasitas substansi mengenai bagaimana aktivitas
transfer pricingdiperlakukan untuk tujuan perpajakan, dan dalam hal terdapat
perjanjian bersama dari satu atau lebih tax treaty, bagaimana aktivitas transfer
pricing diperlakukan oleh otoritas perpajakan negara asing.
6. Pihak-pihak yang terlibat dalam APA memperoleh manajemen fiskal yang lebih
baik karena masing-masing yang memperkirakan biaya dengan lebih baik,
termasuk kewajiban pajak dan biaya kepatuhan.
7. Wajib pajak diberi kesempatan untuk mengurangi tanggung jawab penyimpanan
dokumen dengan melakukan negosiasi di awal, informasi apa yang dibutuhkan
untuk mendukung dokumentasi terkait APA.
8. APA menawarkan fleksibilitas karena memungkinkan memberi kemungkinan
kepada wajib pajak untuk membatasi APA hanya untuk pihak tertentu atau
transaksi-transaksi tertentu.
9. APA dapat membantu menyelesaikan permasalahan pemeriksaan pajak dengan
menerapkan konsep atau metode yang ditterapkan di APA terhadap tahun-tahun
lalu yang masih belum selesai diperiksa.

Kelemahan APA
Risiko-risiko potensial terkait dengan proses pengajuan APA kepada satu otoritas
perpajakan adalah:
1. Wajib pajak harus menyediakan informasi yang mungkin tidak diwajibkan dalam
ketentuan perpajakan umum. Proses APA juga mungkin mengidentifikasi
permasalahan-permasalahan (transfer pricing ataupun lainnya) yang sebelumnya
tidak diketahui oleh otoritas perpajakan. Wajib pajak mungkin perfikiran lebih baik
menunggu pemeriksaan apalagi jika mereka memang selalu menjadi objek
pemeriksaan.
2. Dalam hal otoritas perpajakan memutuskan bahwa fakta-fakta atau penjelasan
terkait permasalahan tidak realistis untuk mendukung APA, atau apabila

2018 PAJAK INTERNASIONAL Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Debbie Yoshida, S.Pd,M.Si Htt p://www.mercubuana.ac.id 9
negosiasi transfer pricing dengan alasan apapun menyebabkan batalnya proses
APA, wajib pajak tidak dilindungi bahwa informasi yang telah mereka sediakan
dalam rangka proses APA tidak akan digunakan untuk kepentingan pemeriksaan.
Informasi tersebut mungkin bisa berpengaruh buruk terhadap pemeriksaan di
tahun sebelumnya.
3. Prosesnya bisa sangat mahal dan memakan waktu karena APA dapat
mensyaratkan sejumlah besar informasi mengenai transfer pricing. Apalagi bila
perusahaan menggunakan para ahli ekonomi untuk mendapatkan metode mana
yang paling cocok untuk diterapkan. Meskipun APA lebih murah dan kurang
memakan waktu dibanding dengan pemeriksaan transfer pricingsecara penuh,
tetapi tetap lebih mahal dibanding dengan pemeriksaan minimal atau tidak ada
pemeriksaan sama sekali.
4. Wajib pajak menjadi ”terkunci” pada metode transfer pricing yang telah
ditetapkan dan tidak dapat berpindah ke metode lain selama masa waktu berlaku
APA tanpa melakukan negosiasi ulang dengan otoritas perpajakan

Setelah melihat kelebihan dan kekurangan APA di atas, maka perusahaan harus melakukan
evaluasi strategis atas operasi mereka. Evaluasi yang dilakukan meliputi: (1) analisis
mengenai fakta terkait transaksi antar perusahaan, (2) risk assessment mengenai apakah
akan menerapkan APA atau tidak, dan (3) menyimpulkan apakah APA dapat memenuhi
tujuan perusahaan berkaitan dengan permasalahan transfer pricingnya
Ruang Lingkup APA
Perjanjian dapat mencakup setiap transaksi antara dua atau lebih perusahaan afiliasi baik
domestik maupun internasional, yang dimiliki dan dikendalikan secara langsung maupun
tidak langsung oleh kepemilikan yang sama. Perjanjian dapat mencakup seluruh masalah
transfer pricing atau hanya beberapa transaksi tertentu,
suatu rangkaian transaksi tertentu, produk tertentu, atau menyangkut beberapa anggota
perusahaan multi-nasional tertentu. Perjanjian hanya mengikat pihak-pihak yang
mengadakan perjanjian, sedangkan perusahaan lain yang mempunyai usaha sejenis atau
hasil produksi yang sebanding tidak dapat menggunakan materi yang diatur dalam
perjanjian sebagai acuan.
Masa Berlaku APA
Perjanjian hanya berlaku untuk tahun berjalan dan tahun-tahun berikutnya. Perjanjian
berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal yang ditetapkan. Atas permohonan Wajib Pajak,
Perjanjian dapat diperpanjang setelah terlebih dahulu dilakukan evaluasi.

2018 PAJAK INTERNASIONAL Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Debbie Yoshida, S.Pd,M.Si Htt p://www.mercubuana.ac.id 10
Daftar Pustaka
1. Chairil Anwar Pohan,2018,Pedoman Lengkap Pajak
Internasional,Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
2. Erly Suandy, 2017,Perencanaan Pajak, Edisi 5,Jakarta:Salemba empat
3. https://ddtc.co.id

2018 PAJAK INTERNASIONAL Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Debbie Yoshida, S.Pd,M.Si Htt p://www.mercubuana.ac.id 11

Anda mungkin juga menyukai