Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah swt, Sholawat serta
salam semoga masih tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
saw. Karena atas rahmat serta hidayahnya, serta bantuan dari beberapa referensi
baik dari beberapa buku juga internet, kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini yang berjudul “PSAK 25 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI,
PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI DAN KESALAHAN” dengan tepat
waktu. Seiring dengan tujuan untuk memenuhi tugas, maka penulisan pada
makalah ini diisi dengan pengembangan materi sesuai dengan apa yang telah
ditugaskan kepada kami.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta. Penyusun sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada
dosen pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca.

Jakarta, 22 Desember 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pernyataan standar akuntansi keuangan ( PSAK ) merupakan pedoman
standar dalam penyusunan suatu laporan keuangan di Indonesia. Pernyataan ini
disusun oleh persatuan akuntan Indonesian dan dewan standart akuntansi
keuangan. Pedoman ini merupakan pedoman yang harus diikuti seluruh
akuntan diindonesia sebagai dasar standarisasi penyususnan laporan keuangan.
PSAK 25 tentang Kebijakan Akuntansi, perubahan Estimasi Akuntansi,
dan Kesalahan. Merupakan revisi dari PSAK 25 tentang laba atau rugi bersih
untuk periode berjalan, kesalahan mendasar, dan perubahan kebijakan
Akuntansi yang telah dikeluarkan pada 7 september 1994.
PSAK 25 pada revisi yang efektif 1 januari 2018 ini terdiri dari 56
paragraf yang terdiri dari pendahuluan pada paragraph 1 – 6, kebijakan
akuntansi 7 – 31, perubahan estimasi akuntansi 32 – 40, kesalahan 41 – 49,
ketidakpraktisan penerapan retrospektif dan penyajian kembali retrospektif 50
– 53, tanggal efektif 54- 54e, penarikan 55- 56.
Beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya perubahan akuntansi
demikian dapat dikemukakan sebagai berikut:
1 Berdasar pengalaman atau adanya informasi baru, suatu perusahaan
merasa perlu mengubah estimasi pendapatan dan biayanya, seperti
misalnya: estimasi jumlah piutang tak tertagih, estimasi umur atau masa
manfaat aktiva tetap.
2 Karena perubahan kondisi perokonomian, perusahaan merasa perlu
untuk mengubah metode akuntansinya untuk lebih mencerminkan
kondisi perekonomian terkini.
3 Organisasi profesi akuntansi mengharuskan perusahaan untuk
menerapkan standar, prinsip, atau metode akuntansi yang baru.
4 Akuisisi, peleburan, pemekaran, pemecahan usaha bisa menyebabkan
terjadinya perubahan entitas pelapor.
5 Tuntutan kepada manajemen untuk menghasilkan laba secara
berlebihan. Perubahan akuntansi seringkali bisa membuat laba menjadi
lebih besar. Akuntan harus menentukan apakah perubahan akuntansi
memang diperlukan. Deteksi kesalahan akuntansi terhadap transaksi-
transaksi yang terjadi dimasa lalu juga dihadapkan pada persoalan yang
sama. Kesalahan harus dikoreksi, dan penjelasan yang lengkap harus
diberikan agar pemakai laporan keuangan tahu persis apa yang
sesungguhnya terjadi.
PSAK 25 ini berisi tentang kebijakan akuntansi, perubahan estimasi
akuntansi dan kesalahan. Dalam memilih kebijakan akuntansi yang belum
diatur secara khusus PSAK ini memberi panduan untuk memilihnya antara lain
menggunakan PSAK mengatur hal sejenis, konsep yang diatur dalam Kerangka
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK). Di PSAK ini
juga dijelaskan tentang kesalahan yang terjadi yaitu kesalahan mendasar dan
kesalahan periode lalu.

1.2 Rumusah Masalah


1. Apa saja tujuan, ruang lingkup dan definisi dari PSAK 25 ?
2. Bagaimana kebijakan akuntansi dalam PSAK 25 ?
3. Bagaimana pengungkapan perubahan estimasi akuntansi ?
4. Bagaimana jika terjadi kesalahan di periode sebelumnya ?
5. Bagaimana penerapan retrospektif dan penyajiannya kembali?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui tujuan, ruang lingkup dan definisi dari PSAK 25
2. Mengetahui kebijakan akuntansi dalam PSAK 25
3. Mengetahui pengungkapan perubahan estimasi akuntansi
4. Mengetahui pengungkapan kesalahan di periode sebelumnya
5. Mengetahui penerapan retrospektif dan penyajiannya kembali
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Tujuan dan Ruang Lingkup PSAK 25


A. Tujuan
Tujuan Pernyataan ini adalah menentukan kriteria untuk pemilihan
dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi
dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan
estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan. Pernyataan ini dimaksudkan
untuk meningkatkan relevansi dan keandalan laporan keuangan entitas,
daya banding laporan keuangan tersebut dan dengan laporan keuangan
entitas lainnya.

B. Ruang Lingkup
Pernyataan ini diterapkan dalam pemilihan dan penerapan kebijakan
akuntansi, dan pencatatan perubahan kebijakan akuntansi, perubahan
estimasi akuntansi dan koreksi kesalahan periode lalu.

2.2. Kebijakan Akuntansi


Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, peraturan dan praktik
tertentu yang diterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan.
A. Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi
1 Ketika suatu PSAK secara spesifik berlaku untuk suatu transaksi,
peristiwa atau kondisi lain, kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk
pos tersebut menggunakan PSAK tersebut.
2 Dalam hal tidak ada PSAK yang secara spesifik berlaku untuk
transaksi, peristiwa, atau kondisi lain, maka manajemen menggunakan
pertimbangannya dalam mengembangkan dan menerapkan suatu
kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang relevan dan
andal.
3 Dalam membuat pertimbangan yang dideskripsikan dalam paragraf
10, manajemen mengacu dan mempertimbangkan keterterapan dari,
sumber-sumber berikut ini sesuai dengan urutan menurun :
a. Persyaratan dalam SAK yang berhubungan dengan masalah
serupa dan terkait.
b. Definisi, kriteria pengakuan, dan konsep pengukuran untuk aset,
liabilitas, penghasilan, dan beban dalam kerangka konseptual
pelaporan keuangan.
4 Dalam membuat pertimbangan yang dideskripsikan dalam paragraf 10
manajemen juga mempertimbangkan standar akuntansi terkini yang
dikeluarkan oleh badan penyusun standar akuntansi lain, yang
menggunakan kerangka dasar yang sama untuk mengembangan
standar akuntansi, literatur akuntansi lain, dan praktik akuntansi
industri yang berlaku, sepanjang tidak bertentangan dengan sumber
dalam paragraf 11.

B. Konsistensi Kebijakan Akuntansi


Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara
konsisten untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang serupa,
kecuali PSAK secara spesifik mengatur atau mengizinkan
pengelompokkan pos-pos dengan kebijakan akuntansi yang berbeda
adalah hal yang tepat. Jika PSAK mengatur atau mengizinkan
pengelompokkan tersebut, maka kebijakan akuntansi yang tepat dipilih
dan diterapkan secara konsisten untuk setiap kelompok.

C. Perubahan Kebijakan Akuntansi


Entitas mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika perubahan
tersebut:
a. Dipersyaratkan oleh suatu PSAK
b. Menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang
andal dan lebih relevan tentang dampak transaksi, peristiwa atau
kondisi lainnya terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus
kas entitas.

D. Penerapan Perubahan Akuntansi


1 Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi bergantung kepada:
a. Entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari
penerapan awal suatu PSAK.
b. Jika tidak ada ketentuan transisi atau perubahan kebijakan
dilakukan secara sukarela maka entitas menerapkan perubahan
tersebut secara retrospektif.
2 Berikut ini bukan merupakan perubahan akuntansi:
a. Penerapan suatu kebijakan akuntansi untuk transaksi, peristiwa
atau kondisi lain yang berbeda secara substansi dari pada yang
terjadi sebelumnya; dan
b. Penerapan suatu kebijakan akuntansi baru untuk transaksi,
peristiwa atau kondisi lain yang tidak pernah terjadi sebelumnya
atau tidak material.
3 Penerapan awal suatu kebijakan untuk menilai kembali aset sesuai
dengan PSAK 16: aset tetap atau PSAK 19: aset tak berwujud adalah
suatu perubahan dalam kebijakan akuntansi yang berhubungan
dengan suatu revaluasi sesuai dengan PSAK 16 atau PSAK 19,
bukan sesuai dengan pernyataan ini.

E. Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi


1 Entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari penerapan
awal suatu PSAK sebagaimana diatur dalam ketentuan transisi dalam
PSAK tersebut, jika ada ; dan
2 Jika entitas mengubah kebijakan akuntansi untuk penerapan awal
suatu PSAK yang tidak mengatur ketentuan transisi untuk perubahan
tersebut, atau perubahan kebijakan akuntansi secara sukarela, maka
entitas menerapkan perubahan tersebut secara retrospektif.
a. Penerapan Retrospektif
Bergantung pada paragraf 23, ketika perubahan kebijakan
akuntansi diterapkan secara retrospektif sesuai dengan paragrag
19(a) atau 19(b), maka entitas menyesuaikan saldo awal setiap
komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode sajian paling
awal dan jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiap
periode sajian seolah-olah kebijakan akuntansi baru tersebut sudah
diterapkan sebelumnya.
b. Keterbatasan Penerapan Prospektif
1 Jika penerapan retrospektif disyaratkan oleh paragraf 19(a)
atau 19(b) maka perubahan kebijakan akuntansi diterapkan
secara retrospektif kecuali sepanjang tidak praktis untuk
menentukan dampak spesifik periode atau dampak kumulatif
perubahan tersebut.
2 Jika tidak praktis untuk menentukan dampak spesifik periode
akibat perubahan kebijakan akuntansi dalam informasi
kamparatif untuk satu atau lebih periode sajian, maka entitas
menerapkan kebijakan akuntansi baru untuk jumlah tercatat
asset dan liabilitas pada awal periode paling awal dimana
penerapan retrospektif adalah praktis, mungkin periode
berjalan, dan membuat penyesuaian saldo awal setiap
komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode itu.
3 Jika tidak praktis untuk menentukan dampak kumulatif dari,
pada awal periode berjalan, penerapan kebijakan akuntansi
baru untuk seluruh periode sebelumnya, maka entitas
menyesuaikan informasi kamparatif dengan menerapkan
kebijakan akuntansi baru secara prospektif sejak tanggal
praktis paling awal.
F. Pengungkapan
Jika penerapana awal suatu PSAK memiliki dampak pada periode
berjalan atau periode sebelumnya, akan memiliki dampak terhadap pada
periode tersebut kecuali tidak praktis untuk menentukan jumlah
penyesuaian, atau mungkin memiliki dampak pada periode mendatang,
maka entitas mengungkapkan:
1 Judul PSAK
2 Bahwa perubahan kebijakan akuntansi dilakukan sesuai dengan
ketentuan transisinya, ketika dapat diterapkan.
3 Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi
4 Penjelasan ketentuan transisi, ketika dapat diterapkan
5 Ketentuan transisi yang mungkin memiliki dampak pada periode
mendatang, ketika dapat diterapkan
6 Untuk periode berjalan dan setiap periode sebelumnya sajian,
sepanjang praktis jumlah penyesuaian untuk setiap pos laporan
keuangan yang terpengaruh dan laba per saham dasar dan dilusian,
jika PSAK 56: laba persaham diterapkan atas entitas.
7 Jumlah penyesuaian terkait dengan periode-periode sebelum periode
tersebut disajikan, sepanjang praktis
8 Jika penerapan retrospektif disyaratkan oleh paragraf 19 (a) dan 19 (b)
tidak praktis untuk suatu periode sebelumnya tertentu, atau periode –
periode sebelum periode tersebut disajikan, keadaan yang mendorong
keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan mulai kapan
perubahan kebijakan akuntansi diterapkan.

2.3. Perubahan Estimasi Akuntansi


Perubahan estimasi akuntansi adalah penyesuaian jumlah tercatat aset
atau liabilitas, atau jumlah pemakaian periodik aset, yang berasal dari
penilaian status kini dari, dan ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban
yang terkait dengan, aset dan liabilitas. Perubahan estimasi akuntansi
dihasilkan dari informasi baru atau perkembangan baru dan sejalan dengan
hal tersebut, bukan dari koreksi kesalahan.
A. Perubahan Estimasi Akuntansi
1 Sebagai akibat dari ketidakpastian yang melekat dalam aktivitas bisnis,
banyak pos dalam laporan keuangan tidak dapat diukur dengan tepat tetapi
hanya dapat diestimasi. Estimasi melibatkan pertimbangan berdasarkan
informasi terkini yang tersedia dan andal. Sebagai contoh, estimasi
mungkin diperlukan untuk:
a Piutang tak tertagih
b Persediaan yang usang
c Nilai wajar aset keuangan atau liabilitas keuangan
d Umur manfaat dari, atau pola konsumsi ekspetasian dari manfaat
ekonomi masa depan yang melekat pada, aset disusutkan; dan
e Kewajiban garansi
2 Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain perubahan penerapan
paragraf 37, diakui secara prospektif dalam laba rugi pada:
a. Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode
itu; atau
b. Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan
berdampak pada keduanya.
3 Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset
dan liabilitas, atau terkait dengan suatu pos ekuitas, perubahan estimasi
akuntansi tersebut diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat pos aset,
liabilitas, atau ekuitas yang terkait pada periode perubahan.

B. Pengungkapan
Entitas mengungkapkan sifat dan jumlah perubhan estimasi
akuntansiyang berdampak pada periode berjalan atau diperkirakan akan
berdampak pada periode mendatang, kecuali untuk pengungkapan dampak
pada periode mendatang ketika tidak praktis untuk mengestimasi dampak
tersebut.
2.4. Kesalahan
A. Cakupan Kesalahan
Kesalahan dapat timbul dalam pengakuan, penyajian, atau
pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan. Laporan keuangan tidak
sesuai dengan SAK jika mengandung kesalalahan material atau tidak
material yang disengaja untuk mencapai suatu penyajian posiis keuangan,
kinerja keuangan, atau arus kas tertentu entitas.

B. Koreksi Kesalahan Periode Lalu


Entitas mengoreksi kesalahan material periode sebelumnya secara
retrospektif pada laporan keuangan lengkap pertama yang diterbitkan
setelah ditemukannya kesalahan dengan :
1 Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode sebelumnya
yang disajikan dimana kesalahan terjadi; atau
2 Jika kesalahan terjadi sebelum periode sajian paling awal, maka
menyajikan kembali saldo awal aset, liabilitas, dan ekuitas untuk
periode sebelumnya sajian paling awal sebelumnya.

C. Keterbatasan Penyajian Kembali Retrospektif


Koreksi kesalahan periode sebelumnya tidak termasuk dari laba rugi
pada periode dimana kesalahan ditemukan. Setiap informasi sajian atas
periode sbelumnya, termasuk ringkasan data keuangan historis, disajikan
kembali sejauh mungkin ke belakang selama hal itu praktis. Koreksi
kesalahan berbeda dengan perubahan estimasi akuntansi.

D. Pengungkapan Kesalahan Periode Sebelumnya


Hal-hal yang diungkapkan entitas jika terjadi kesalahan :
1. Sifat dari kesalahan periode sebelumnya
2. Jumlah koreksi untuk setiap periode sajian, sepanjang praktis:
a untuk setiap pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh; dan
b laba persaham dasar dan diilusian, jika PSAK 56: Laba Persaham
diterapkan atas entitas.
3. Jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awal; dan
4. Jika penyajian kembali retrospektif tidak praktis untuk suatu periode
sebelumnya tertentu, keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu
dan penjelasan bagaimana dan sejak kapan kesalahan telah dikoreksi.
Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang
pengungkapan ini.

2.5. Ketidakpraktisan Penerapan Retrospektif Dan Penyajian Kembali


Retrospektif
Dalam beberapa keadaan adalah tidak praktis untuk menyesuaikan
informasi komperatif untuk satu atau lebih informasi periode sebelumnya
untuk mencapai daya banding dengan periode berjalan. Sebagai contoh, data
belum diperoleh pada periode sebelumnya dengan suatu cara yang
memungkinkan baik penerapan retrospektif suatu kebijakan akuntansi baru.
Seringkali diperlukan membuat estimasi dalam menerapkan suatu kebijakan
akuntansi untuk unsur laporan keuangan yang diakui atau disajikan atas
transaksi, peristiwa, atau kondisi lain. Penerapan retrospektif akuntansi baru
atau koreksi kesalahan periode sebelumnya mensyratkan pembedaan
informasi yang :
1. Menyediakan bukti keadaan yang ada pada tanggal terjadinya transaksi,
peristiwa, atau kondisi lainnya
2. Tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan periode sebelumnya.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pernyatan Standar Akuntansi Keuangan 25 atau PSAK 25 yang
menerangkan tentang Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi
dan Kesalahan yang menggantikan PSAK 25 revisi tahun 1994 ini terdiri dari
56 paragraf yang terbagi menjadi berbagi sub bab. Perbedaan yang mendasar
dari penyataan ini terletak pada judul PSAK 25 yang dikeluarkan 7 september
1994 yang dulu berjudul” Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan,
Kesalahan Mendasar, dan Perubahan Kebijakan Akuntansi” menjadi”
Kebijakan Akuntansi , Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan” serta
anggota dewan penyusun yang dulu belum ada Dewan Standar Akuntansi
Syariah Ikatan Akuntan Indonesia pada revisi tahun 2018 ini sudah ada. Juga
adanya perubahan dalam konsep estimasi nilai wajar ke pengukuran nilai
wajar. Sebelumnya estimasi nilai wajar yang tidak didasari pada harga atau
nilai input yang dapat diobservasi. ketika penerapan retrospektif atau atau
penyajian kembali memerlukan estimasi signifikan sehingga tidak mungkin
untuk membedakan kedua jenis informasi ini.

3.2. Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak
kesalahan baik dalam sisi penulisan maupun isi serta penterjemahan dari
PSAK 25 revisi 2018 ini sehingga penulis berharap akan adanya masukan
atau kritik yang bersifat membangun sehingga dapat menyempurnakan
penulis dalam penyusunan makalah kedepan.

Anda mungkin juga menyukai