03
Ekonomi dan Bisnis Mnj/Akt– S1 F041700013 Yusman,SE., MM.
Abstract Kompetensi
Di masa Orde Baru, pemerintah menerapkan Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan
sistem ekonomi Indonesia yang berdasarkan perkembangan perekonoian Indonesia di masa Orde
Demokrasi Ekonomi. Sesuai dengan isi Baru, pemerintah menerapkan sistem ekonomi
pembukaan UUD 1945, antara lain Indonesia yang berdasarkan Demokrasi
menyatakan bahwa, salah satu tujuan Negara Ekonomi. Sesuai dengan isi pembukaan UUD
Indonesia adalah untuk memajukan 1945, antara lain menyatakan bahwa, salah satu
kesejahteraan umum. Hal ini tidak terlepas tujuan Negara Indonesia adalah untuk
dari pokok-pokok pikiran yang terkandung memajukan kesejahteraan umum. Hal ini tidak
dalam pembukaan UUD 1945, yaitu “Negara terlepas dari pokok-pokok pikiran yang
hendak mewujudkan keadilan sosial bagi terkandung dalam pembukaan UUD 1945, yaitu
seluruh rakyat, sebagaimana dijabarkan lebih “Negara hendak mewujudkan keadilan sosial
lanjut dalam pasal 23, 27, 33, dan 34 UUD bagi seluruh rakyat, sebagaimana dijabarkan
1945. lebih lanjut dalam pasal 23, 27, 33, dan 34 UUD
1945.
Kebijaksanaan pembangunan yang menuju pada dua sasaran kembar diatas tadi
memerlukan suasana kehidupan masyarakat yang stabil yang merupakan syarat
pokok bagi usaha pembangunan yang kontiue.
Dalam pada itu stabilitas yang bersipat dinamis harus pula merupakan hasil dari pola
pembangunan yang berimbang, artinya pembangunan yang senantiasa memelihara
keseimbangan antara peningkatan produksi dengan laju pertumbuhan yang cukup
tinggi dan pola pembagian hasil produksi itu secara lebih merata.
Namun dalam pelaksaan pembanguan pada setiap REPELITA, susunan ketiga logi
tersebut berbeda penekanannya, sebagai berikut :
Ketiga unsur dan TRILOGI PEMBANGUNAN tersebut merupakan unsure yang sama
penting bobotnya. Karena itu ketiga-tiganya hrus dikembangkan secara serasi dan
saling memperkuat didasarkan pada aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat serta
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan social/politik saat itu.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sejak PELITA III, telah dilakukan
berbagai langkah untuk meningkatkan peran serta masyarakat pedesaan dalam
pembangunan. Untuk itu pemerintah daerah membentuk, membina dan
mengembangkan suatu lembaga perkreditan pedesaan yang dikenal dengan nama
lembaga dana dan kredit pedesaaan (LDKP). Peranan LDKP ini menjadi semakin
penting, terutama setelah dikeluarkannya paket kebijaksanaan 27 Oktober 1988 dan
25 Maret 1989, karena selain diakui keberadaanya, LDKP dapat diberikan status
Dewasa ini telah terjadi pergeseran ke arah strategi pembangunan yang baru, yang
menitikberatkan kepada pembangunan pedesaan yang terpadu (integrated rural
development), intensifikasi pertanian (agricultural intensification), penggunaan teknologi
madya (intermediate technology), pendidikan yang layak (appropriate education), perluasan
angkatan kerja (labor force expansion), promosi industri kecil dan ekspor (small industries
and export promotion), penciptaan lapangan kerja (employmeny generation), perbaikan gizi
dan kesehatan (nutricion and health development), pengembangan sumber daya manusia
dan social (social and human recources development), distribusi pendapatan (income
distribution), dan perubahan kelembagaan (institutional change).
Secara makroekonomi sebagai salah satu cabang ilmu ekonomi, berkaitan dengan
permasalahan kebijakan tertentu, yaitu kebijakan makroekonomi. Masalah kebijakan
makroekonomi pada dasarnya mencakup masalah-masalah yang berkaitan dengan
pengelolaan dan pengendalian umum perekonomian. Tugas pengendalian makroekonomi
adalah juga mengusahakan agar perekonomian dapat bekerja dan tumbuh secara seimbang
dan terhindar dari keadaan-keadaan yang bisa mengganggu keseimbangan umum tadi.
Secara garis besar masalah kebijakan makroekonomi mencakup dua permasalahan pokok :
Masalah ini berkaitan dengan bagaimana mengendalikan roda perekonomian dari waktu
ke waktu agar terhindar dari tiga penyakit perekonomian makro yaitu : (i) inflasi, (ii)
pengangguran dan (iii) ketimpangan dalam neraca pembayaran.
Dalam analisis jangka pendek, faktor-faktor berikut ini kita anggap tidak berubah : (a)
kapasitas total dari perekonomian, (b) Jumlah penduduk dan jumlah angkatan kerja, (c)
Lembaga-lembaga sosial politik dan ekonomi yang ada.
Masalah ini adalah bagaiman kita mengendalikan roda perekonomian agar ada
keserasian antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan
tersedianya dana untuk investasi. Pada dasarnya masalah jangka panjang juga berkisar
Sejak dimulainya Pelita I hingga saat ini, kebijaksanaan pemerintah yang berkaitan
dengan pembangunan ekonomi, khususnya kebijaksanaan industrialisasi dan
kebijaksanaan perdagangan luar negeri di Indonesia telah mengalami suatu transisi
yang dilakukan secara bertahap dari inward-looking (strategi subsitusi impor) ke
outward-looking (strategi promosi ekspor). Pada awal pembangunan, pemerintah menerapkan
strategi subsitusi impor dengan tujuan memacu pertumbuhan ekonomi nasional yang tinggi
melalui pembangunan sektor industri nasional yang kuat. Untuk mendapatkan sektor industri
manufaktur yang kuat dalam arti memiliki laju pertumbuhan rata-rata per tahun yang besar dan
tingkat diversifikasi yang tinggi bisa melalui dua strategi, yakni dengan subsitusi impor atau
promosi ekspor. Dalam hal ini pemerintah Orde baru memilih strategi yang pertama.
Keberhasilan strategi subsitusi impor sangat tergantung kepada faktor lain, misalnya efektivitas
dari proteksi terhadap barang-barang impor sejenis. Keuntungan penerapan strategi subsitusi
impor dapat dilihat dari : (i) Pangsa pasarnya sudah jelas, sehingga tidak perlu melakukan riset
pasar terlebih dahulu, (ii) Penciptaan lapangan kerja, (iii) Alih teknologi yang dapat
meningkatkan keterampilan tenaga kerja di dalam negeri, (iv) Penghematan devisa negara,
sehingga cadangan devisa yang ada dapat digunakan untuk mengimpor barang-barang modal
C. Krisis Moneter
Krisis moneter yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1996 diawali dengan penutupan
16 bank swasta oleh Mentri Keuangan, karena berbagai masalah yang dihadapi oleh
beberapa bank swasta pada saat itu. Misalnya, pelanggaran batas maksimum pemberian
kredit (BMPK), rendahnya rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio = CAR), besarnya
kredit macet (non performing loan = NPL) dan lain sebagainya. Penutupan 16 bank swasta
di atas menimbulkan dampak psikologis bagi deposan lainnya, sehingga mereka beramai-
ramai melakukan penaikan tabungan atau deposito mereka dalam jumlah besar, karena
mereka takut kalau bank tempat mereka menabung atau deposito juga akan ditutup.
Tindakan para deposan ini mengakibatkan bank-bank mengalami rush (penarikan uang oleh
nasabah secara besar-besaran) yang pada gilirannya menyebabkan bank mengalami
kesulitan likuiditas.
Upaya pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) untuk mengatasi kesulitan likuiditas
perbankan dilakukan dengan mengucurkan Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) satu dan
dua. KLBI1 dengan tempo pengembalian oleh bank tiga sampai tujuh hari, sedangkan KLBI 2
dengan jangka waktu pengembalian dua sampai tiga minggu.
Namun karena rush yang terjadi sudah sedemikian tak terkendali, maka pemerintah
mengeluarkan Keppres yang tujuannya adalah untuk mengatasi krisis likuiditas yang dialami
perbankan dengan memberikan Bantuan Liuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang totalnya
berjumlah 650 triliun. Rush yang dihadapi perbankan sedemikian besar itu ternyata
diperparah oleh tindakan para pemilik bank yang ikut-ikutan melakukan penarikan uang
dalam jumlah besar, sehingga member kesan bahwa banknya sedang di rush oleh para
nasabahnya.
Kekisruhan sektor keuangan ini sebenarnya juga disebabkan oleh lemahnya peran
pengawasan dari BI terhadap sektor perbankan, di samping adanya sinyalemen terdapatnya
permainan antara oknum aparatur BI dengan para pengelola bank yang berujung pada tidak
optimalnya fungsi pengawasan dari BI terhadap operasional perbankan.
Krisis moneter yang terjadi pada masa itu juga diperparah dengan deficit neraca
pembayaran yang dialami Indonesia, sehingga mengakibatkan kurs rupiah melemah
terhadap USD. Jika padaawal 1996 kurs rupiah terhadap USD masih pada kisaran Rp.
2.500 sampai Rp. 2.750 per USD, tetapi setelah krisis perbankan yang terjadi kurs rupiah
terhadap USD menembus angka Rp. 16.500,- per USD.
1. Pembangunan ekonomi di Indonesia baru berjalan sesuai dengan konsep yang benar
pada era :
a. Kolonial b. Orde lama c. Orde Baru d. Orde Reformasi
6. Indonesia di awal Pemerintahan Orde Baru mendapat pujian dari Bank Dunia sebagai
The Amazing Growth Country karena berhasi mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar :
a. 5% b. 8% c. 7% d. 6%
7. Bahkan presiden Soeharto pada tahun 1984 mendapat penghargaan dari .......... karena
berhasil mencapai swasembada pangan, khususnya beras:
a. WHO b. FAO c. UNESCO d. WTO
8. Namun sayang tak lama kemudian (pada tahun 1990), Indonesia berubah menjadi
negara pengimpor beras terbesar di ASEAN. Terutama sejak titik berat pembangunan
bergeser ke sektor :
a. Industri b. Jasa c. Pertanian d. Pertambangan
9. Setelah presiden Soeharto mengundurkan diri karena desakan massa dan mahasiswa
pada saat reformasi, BJ Habibie meneruskan pemerintahan yang seharusnya
berlangsung sampai tahun 2002, namun pada tahun 1999 Habibie berhenti sebagai
presiden karena Laporan Pertanggungan Jawab Habibie ditolak oleh MPR, terutama
tersangkut kasus :
a. BLBI Gate b. Brunai Gate c. Century Gate d. Referdm Timtim.
10. Setelah Habibie turun, Gus Dur terpilih sebagai presiden sebagai hasil PEMILU pasca
reformasi, namun sayang Gus Dur dimakzulkan oleh DPR/MPR karena patut diduga
terlibat kasus:
a. BLBI Gate b. Brunai Gate c. Century Gate d. Water Gate