3. Dalam kasus melakukan markdown atas penghasilan yang diperoleh, pada contoh di atas, PT
KLM seharusnya bisa menjual 1.000 unit pro duk ponsel ke pasar dengan harga US$50/pes,
tetapi melakukan ma nuver transaksi dengan terlebih dahulu menjualnya ke MM Ltd. yang
merupakan grup perusahaan yang berada di negara MM di mancane gara yang mempunyai
tarif pajak yang lebih rendah (tax haven country) dengan harga US$42/pcs. Kemudian MM
Ltd. baru menjual ponsel tersebut dengan harga USD50/pes ke SS Corp.pihak independen
yang tidak mempunyai hubungan istimewa/bukan grup perusahaan MM Ltd. Ponsel itu
sendiri secara fisik dikirimkan oleh PT KLM langsung ke SS Corp. (sedangkan transaksi antara
PT KLM dan MM Ltd. hanya berupa transaksi invoice). Akibatnya potensi pajak yang se
harusnya dapat diterima oleh negara Indonesia dari PT KLM menjadi berkurang karena
keuntungan yang diperoleh oleh PT KLM mengecil schingga pajak penghasilan yang harus
dibayar oleh PT KLM ke negara Indonesia juga mengecil (lihat Gambar 1).
Perbedaan dalam praktik transfer pricing dengan harga yang tidak sama dengan harga
pasar dapat didorong oleh karena alasan pajak (tax motive) maupun bukan pajak (nontax
motive). Berbagai studi di Indonesia menunjukkan hal tersebut (Carson, 1979; Vaitson, 1974
dalam Caves 1996). Motivasi pajak atas praktik transfer pricing dilaksanakan dengan sedapat
mungkin memindahkan penghasilan dari negara dengan beban pa jak mahal ke negara dengan
pajak terendah atau minimal atau kalau mungkin nihil. (Gunadi, 2007: 222).
Md. Nur-E-Alam Siddiquel, Alim Al Ayub Ahmed, "Congruence of Competitive vantage and
Transfer Pricing: A Study on Selected MNCS Operating in Bangladesh" am Asian Accounting and
Auditing Advancement, Volume 5, No. 2 (2015), Asian Business Consortium
http://publicationslist.org/datalahmed/ref-28/10.5.pdf.