Anda di halaman 1dari 35

Pengaruh Opini Audit dan Audit Fee terhadap Auditor Switching

dengan Audit Delay sebagai Variabel Intervening


Dian Triska Wulandari 1
1
Magister Akuntansi, Fakutas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tanjungpura Pontianak
email : riska_wirasetya@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel audit opini, audit fee terhadap auditor
switching dengan audit delay sebagai variabel intervening secara parsial pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2014 – 2017. Populasi dalam penelitian ini
sejumlah 596 perusahaan manufaktur yang sudah dan masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2014 -2017. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan diperoleh
sampel sebanyak 128 perusahaan. Pengujian statistik dan pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan WarpPLS 6.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) opini audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap auditor switching, (2) opini audit tidak berpengaruh signifikan terhadap audit
delay, (3) audit fee berpengaruh signifikan terhadap audit delay, (4) audit fee tidak berpengaruh
signifikan terhadap auditor switching, (5) audit delay tidak berpengaruh terhadap signifikan terhadap
auditor switching.

Kata Kunci : Opini Audit, Audit Fee, Audit Delay, Auditor Switching.

Abstract

This research was conducted to analyze the influence of audit opinion variable, audit fee on auditor
switching with audit delay as partially intervening variable on the manufacturing companies
registered on Indonesia Stock Exchange during 2014 – 2017. The numbers of population in this
research were 596 manufacturing companies that have been and are listed on Indonesia Stock
Exchange in the year of 2014 – 2017. The sampling technique used in this research was purposive
sampling and were obtained samples of 128 companies. Statistical testing and data processing were
carried out using WarpPLS 6.0. The research results show that : (1) audit opinion did not
significantly influence the auditor switching, (2) audit opinion was not significant to audit delay, (3)
audit fee had a significant effect on audit delay, (4) audit fee did not significantly affect the auditor
switching, (5) audit delay was not significant to auditor switching.

Keywords : Audit Opinion, Audit Fee, Audit Delay, Audit Switching

1. PENDAHULUAN
Laporan keuangan memiliki informasi yang sangat berguna dan bermanfaat bagi semua
pengguna, termasuk manager, investor, kreditor dan pemerintah, karena di dalam laporan
keuangan itu tercantum semua proses yang mendukung dalam pengambilan keputusan. Nilai
dari sebuah laporan keuangan meningkat jika laporan keuangan tersebut di audit oleh pihak
ketiga yang independen dari Kantor Akuntan Publik. Kondisi tersebut mendorong kebutuhan
layanan audit, terutama setelah pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan yang
menyatakan bahwa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia harus diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik (Sutoyo, 1989). Akuntan publik atau auditor merupakan pihak ketiga
independen yang diberi tanggung jawab untuk mengaudit yang nantinya hasil audit dari
laporan keuangan auditee akan memberikan opini tentang kondisi dari keuangan auditee

1
2 Dian Triska Wulandari

tersebut. Salah satu faktor kekhawatiran dari berkurangnya independensi auditor disebabkan
karena jangka masa waktu hubungan kerja yang terjalin antara pihak auditor dan auditee,
sehingga dalam masa waktu tersebut hubungan kerja yang terbilang lama tersebut
menimbulkan rasa nyaman yang nantinya dalam proses audit mungkin bisa saja terjadi
manipulasi yang dibantu oleh auditor tersebut.
Masalah peralihan auditor telah dibangkitkan sejak awal 1970-an (Nazri S, et al., 2012).
Dampak independensi auditor muncul dari peralihan auditor yang menjadi isu krusial
terutama di negara-negara maju (Chadegani, et al., 2011). Perusahaan biasanya membutuhkan
modal finansial yang sangat besar untuk meningkatkan aktivitas mereka. Bagi perusahaan
untuk mendapatkan akses yang mudah ke sumber modal, ini mendorong mereka untuk
bergantung pada layanan audit independen untuk meningkatkan kredibilitas terhadap laporan
keuangan eksternal yang sedang disiapkan, sebagai auditor opini menambah justifikasi dan
reliabilitas pada laporan keuangan (Cheng Won Theng, et al.,2014). Ketika perusahaan
membutuhkan lebih banyak audit kompleks, mungkin perlu untuk memilih auditor yang
berbeda. Ketika dihadapkan dengan keputusan untuk memilih auditor baru, lebih sering
daripada tidak, perusahaan akan memilih empat perusahaan besar (Weiner, 2012) atau kita
kenal dengan sebutan Four Big.
Perbedaan dalam penelitian adalah peneliti ingin mengembangkan dari penelitian
sebelumnya terkait variabel opini audit, audit fee dan audit delay terhadap auditor switching,
serta hubungan antara opini audit dan audit fee terhadap audit delay dimana audit delay
dalam penelitian ini menjadi variabel intervening. Penelitian ini menggunakan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2014 – 2017.
Industri manufaktur di Indonesia merupakan salah satu kontribusi terbesar dalam
pertumbuhan ekonomi di negara ini. Bisa dilihat dengan banyaknya minat dari negara lain
untuk berinvestasi disektor ini contohnya negara Cina. Selain itu perusahaan manufaktur
yang ter-listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) ternyata memiliki jumlah yang besar
dibandingkan dengan perusahaan pada sektor lain. Ini menyatakan jika dalam perdagangan
saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sektor industri manufaktur memiliki dampak yang
signifikan sehingga akan menarik pihak investor untuk berinvestasi. Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini ingin meneliti kembali faktor-faktor
yang mempengaruhi auditor switching. Penelitian ini mengambil judul “ Pengaruh Opini
Audit dan Audit Fee terhadap Auditor Switching dengan Audit Delay sebagai Variabel
Intervening “
2. KAJIAN LITERATUR
2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan
hubungan keagenan (agency relationship) sebagai hubungan yang muncul karena adanya
kontrak yang ditetapkan antara principle yang menggunakan agent untuk melaksanakan jasa
yang menjadi kepentingan principle. Teori keagenan mencoba menjelaskan hubungan antara
prinsipal dengan agen pada suatu perusahaan dimana adanya pemisahan kepemilikan dengan
manajemen atau pengelolaan terhadap sumber-sumber yang ada diperusahaan. Menurut
Eisenhartdt (1988) teori keagenan adalah teori yang menjelaskan bagaimana cara
Pengaruh Opini Audit dan Audit Fee Terhadap Auditor Switching
Dengan Audit Delay Sebagai Variabel Intervening 3

mengorganisir dengan baik hubungan-hubungan antara prinsipal yang menentukan pekerjaan


dengan pihak lain yang melakukan (agen). Ada tiga sifat manusia yang berhubungan dengan
teori keagenan yang diasumikan oleh Eisenhartdt, yaitu : (1) manusia umumnya
mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai
persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari risiko
(risk averse). Maka dari itu adanya pihak ketiga seperti auditor independen dapat membantu
mengevaluasi atas pertanggungjawaban dari keuangan manajemen serta memberikan
penilaian mengenai kewajaran atas laporan keuangan yang disajikan.
2.2 Teori Signal (Signalling Theory)
Isyarat atau signal merupakan tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan
dimana manajemen mengetahui informasi yang lebih lengkap dan akurat mengenai internal
perusahaan dan pandangan selanjutnya perusahaan di masa depan dari pihak investor.
Menurut Gumantri (2009) dalam Fitria. et al., (2015) menyatakan teori sinyal merupakan
salah satu teori pilar dalam memahami manajemen keuangan. Manfaat penting dalam teori
signal ini adalah akurasi dan ketepatan waktu dalam penyajian laporan keuangan ke publik.
Semakin panjang audit delay menyebabkan ketidakpastian pergerakan harga saham. Investor
dapat menilai lamanya audit delay dikarenakan perusahaan memiliki bad news sehingga tidak
segera mempublikasikan laporan keuangannya, yang kemudian akan berakibat pada
penurunan harga saham.
2.3 Teori Kepatuhan (Compliance Theory)
Kepatuhan merupakan sebuah bentuk kedisiplinan dalam melaksanakan perintah.
Menurut Tyler (1990) dalam Ariyanti (2017) menjelaskan bahwa terdapat dua perspektif
dasar dalam literatur sosiologi terkait dengan kepatuhan individu pada hukum. Terkait
permasalahan dalam dunia akuntansi khusunya audit delay, maka adanya tuntutan yang
muncul kepada perusahaan go public di Indonesia atas kepatuhannya terhadap ketepatan
waktu dalam menyampaikan atau mempublikasikan laporan keuangan tahunan kepada
publik. Perusahaan yang tidak menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan maka akan diberikan sanksi administratif. Hal ini berguna agar informasi
dalam laporan keuangan dapat bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan sehingga
tidak ada pihak yang dirugikan akibat timbulnya asimetri informasi yang dikarenakan
keterlambatan publikasi laporan keuangan auditan.
2.4 Peraturan Pemerintah Indonesia Mengenai Pergantian Auditor
Keputusan Menteri Keuangan Indonesia digunakan sebagai landasan teori karena
merupakan peraturan dasar yang harus dipatuhi oleh akuntan publik dan perusahaan klien.
Berdasarkan pengaturan dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” yang menyatakan bahwa sebuah Kantor
Akuntan Publik (KAP) hanya boleh mengaudit sebuah perusahaan paling lama 6 (enam)
tahun buku berturut-turut, sedangkan bagi Akuntan Publik (AP) didalam KAP tersebut hanya
diperbolehkan mengaudit paling lama 3 (tiga) tahun berturut-turut.
2.5 Pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP Switching)
KAP switching merupakan pergantian Kantor Akuntan Publik yang dapat dilakukan
oleh perusahaan baik secara voluntary maupun mandatory (Aprilia, 2013). Menurut
4 Dian Triska Wulandari

Sumarwoto (2006), pergantian KAP memiliki dua sifat, yaitu sukarela (voluntary) dan wajib
(mandatory). Pergantian KAP yang dilakukan secara mandatory yaitu dimana jika
perusahaan melakukan pergantian Kantor Akuntan Publik sesuai dengan kewajiban yang
telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa
Akuntan Publik”. Sedangkan pergantian KAP dikatakan voluntary dilakukan apabila
perusahaan melakukan pergantian auditor tidak berdasarkan waktu dalam peraturan rotasi
auditor yang ditetapkan.
2.6 Opini Audit
Auditor bertanggung jawab atas penilaian dan opini yang dikeluarkan atas laporan
keuangan yang diauditnya karena pemberian opini yang dikeluarkan oleh auditor dapat
memberikan pengaruh terhadap motivasi pergantian auditor (Astuti dan Ramantha,2014)
dalam (Karliana.et al.,2017). Ketidakpuasan atas pendapat auditor menyebabkan timbulnya
ketegangan hubungan antara manajemen dan KAP sehingga perusahaan akan mengganti
KAP-nya. Lennox (2000) berpendapat bahwa perusahaan yang mengganti KAP menurunkan
kemungkinan mendapatkan opini audit yang tidak diinginkan dibandingkan dengan
perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP.
2.7 Audit Fee
Audit diperlukan untuk perusahaan khususnya perusahaan yang ingin go publik,
sehingga perusahaan diwajibkan menggunakan jasa dari profesional yaitu Kantor Akuntan
Publik. Dengan adanya penggunaan jasa tersebut di dalam perusahaan, menjadikan
perusahaan secara tidak langsung harus mengeluarkan serta memberikan fee kepada akuntan
publik terkait jasa audit yang akan dilakukan pada laporan keuangan perusahaan itu sendiri.
Menurut Iskak (1999) dalam Chandra (2015), fee audit merupakan honorarium yang
ditujukan serta langsung dibebankan dari akuntan publik kepada perusahaan auditee dari jasa
audit yang akan Kantor Akuntan Publik lakukan yang didasari atas perhitungan biaya pokok
pemeriksaan berupa biaya langsung dan biaya tidak langsung. Besar kecilnya fee audit yang
diberikan perusahaan kepada auditor tergantung dari berat risiko penugasan yang akan
dilakukan, serta tingkat dari keahlian auditor tersebut dalam menjalankan tugas auditnya, dan
pertimbangan lainnya.
2.8 Audit Delay
Audit delay merupakan rentang waktu dari tanggal laporan neraca di dalam laporan
keuangan dengan tanggal laporan keuangan yang telah diaudit. Salah satu faktor dari
keterlambatan audit atau audit delay ini dikarenakan adanya masalah di dalam laporan
keuangan klien yang mengharuskan auditor menambah waktu dalam penyelesaian audit.
Dampak yang terjadi dari timbulnya audit delay ini menjadikan peningkatan ketidakpastian
pada keputusan informasi dari laporan keuangan itu sendiri sehingga untuk menghindarinya
laporan keuangan harus dipublikasikan secara tepat waktu.
Pengaruh Opini Audit dan Audit Fee Terhadap Auditor Switching
Dengan Audit Delay Sebagai Variabel Intervening 5

Gambar 1
Kerangka Konseptual

Opini Audit H1

H2 Auditor
H5
Audit Delay Switching
H3

Audit Fee H4

Pengaruh Opini Audit ( X1) terhadap Auditor Swiching (Y)


Hasil opini yang dikeluarkan auditor menjadi salah satu penentu adanya peralihan auditor.
Jika klien merasa tidak puas atas hasil opini yang dikeluarkan maka manajer bisa
memutuskan untuk tidak bekerjasama lagi dengan auditor tersebut. Pada umumnya
perusahaan sangat menyukai jika hasil audit yang dilakukan menghasilkan opini audit dengan
kriteria wajar tanpa pengecualian dimana hasil ini dapat menarik perhatian dari investor.
Pergantian KAP yang dilakukan secara mandatory yaitu dimana jika perusahaan melakukan
pergantian Kantor Akuntan Publik sesuai dengan kewajiban yang telah diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”.
Sedangkan pergantian KAP dikatakan voluntary dilakukan apabila perusahaan melakukan
pergantian auditor tidak berdasarkan waktu dalam peraturan rotasi auditor yang
ditetapkan.Menurut Martina (2011) dalam Sholihat.et al., (2014) pergantian auditor yang
dilakukan oleh perusahaan terjadi ketika lingkungan perusahaan berubah, ketika ingin
mendapatkan auditor yang lebih efektif atau jasa yang berbeda, ketika ingin menaikkan
image perusahaan, dan ketika ingin mengurangi biaya audit. Dengan demikian, hipotesis
berikut dikembangkan:
H1 : X1 (Opini audit) berpengaruh signifikan terhadap Y (Auditor Switching)
Pengaruh Opini Audit (X1) terhadap Audit Delay (Z)
Dalam laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor menghasilkan opini
audit yang nantinya akan berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
laporan keuangan tersebut. Opini audit yang dikeluarkan harus berdasarkan dari
standar-standar auditing yang telah ditentukan. Perusahaan yang menerima opini
selain Wajar Tanpa Pengecualian cenderung memiliki keterlambatan audit yang lebih
lama dikarenakan opini selain Wajar Tanpa Pengecualian menunjukkan pada keadaan
keuangan perusahaan yang buruk yang secara otomatis akan memperlambat proses
dari audit itu sendiri. Pada perusahaan yang menerima jenis pendapat qualified
opinion akan menunjukkan audit delay yang relatif lama, karena proses pemberian
opini auditor melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang
lebih senior atau staf teknis lainnya dan perluasan lingkup audit. Dengan demikian,
hipotesis yang dikemukakan sebagai berikut :
6 Dian Triska Wulandari

H2 : X1 (Opini Audit) berpengaruh signifikan terhadap Z (Audit Delay)


Pengaruh Audit Fee (X2) terhadap Audit Delay (Z)
Biaya audit merupakan salah satu faktor yang diduga dalam menentukan lama
atau tidaknya penyelesaian laporan audit. Biasanya perusahaan yang sudah
berkembang pesat cenderung mengeluarkan biaya yang besar untuk audit fee
dibanding perusahaan yang masih kecil. Dikarenakan kompleksitas kegiatan dari
perusahaan yang besar lebih banyak dan tinggi bila dibandingkan dengan perusahaan
yang masih memiliki usaha kecil. Sehingga pada perusahaan dengan ruang lingkup
yang besar otomatis memerlukan waktu yang cukup besar dalam kegiatan audit
sendiri yang mengharuskan pengeluaran biaya yang tidak sedikit pula. Dengan
demikian, hipotesis yang dapat dikemukakan sebagai berikut :
H3 : Audit fee berpengaruh signifikan terhadap audit delay
Pengaruh Audit Fee (X2) terhadap Auditor Switching (Y)Pergantian KAP yang
dilakukan secara mandatory yaitu dimana jika perusahaan melakukan pergantian
Kantor Akuntan Publik sesuai dengan kewajiban yang telah diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”.
Sedangkan pergantian KAP dikatakan voluntary dilakukan apabila perusahaan
melakukan pergantian auditor tidak berdasarkan waktu dalam peraturan rotasi auditor
yang ditetapkan.Menurut Martina (2011) dalam Sholihat.et al., (2014) pergantian
auditor yang dilakukan oleh perusahaan terjadi ketika lingkungan perusahaan
berubah, ketika ingin mendapatkan auditor yang lebih efektif atau jasa yang berbeda,
ketika ingin menaikkan image perusahaan, dan ketika ingin mengurangi biaya audit.
Eichenseher & Shields (1983) menemukan bahwa biaya audit dan hubungan kerja
yang baik merupakan dua determinan terpenting yang mempengaruhi keputusan
pemilihan auditor. Ketika manajer merasa tidak nyaman dengan biaya audit, mereka
mencoba untuk beralih auditor dalam upaya untuk menemukan tawaran yang lebih
baik. Namun, penelitian lain menyimpulkan bahwa biaya audit tidak memiliki
pengaruh pada pergantian auditor (Suyono. et al., 2013).
H4 : Audit fee berpengaruh signifikan terhadap auditor switching
Pengaruh Audit Delay (Z) terhadap Auditor Switching (Y)
Audit delay merupakan rentang waktu yang diperlukan oleh auditor untuk
menghasilkan laporan audit yang ditentukan dari tanggal tutup buku tahun sampai
tanggal Laporan Auditor Independen diserahkan dan ditanda tangani. Akurasi dan
ketepatan waktu dalam penyajian laporan keuangan ke publik merupakan hal yang
sangat penting. Semakin panjang audit delay menyebabkan ketidakpastian pergerakan
saham sehingga investor beranggapan perusahaan memilik bad news sehingga tidak
mempublikasikan laporan keuangannya. Selain itu perusahaan go public dituntut untuk
tepat waktu dalam menyampaikan atau mempublikasikan laporan keuangannya sesuai
dengan waktu yang ditentukan. Hal ini berguna agar tidak timbul informasi yang
asimetri
H5 : Audit Delay berpengaruh Signifikan terhadap Auditor Switching
Pengaruh Opini Audit dan Audit Fee Terhadap Auditor Switching
Dengan Audit Delay Sebagai Variabel Intervening 7

3. METODA PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan jumlah yang terdiri dari subjek atau objek yang
memiliki karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk kemudian
diteliti serta ditarik kesimpulannya, sedangkan sampelnya merupakan bagian atau wakil dari
populasi yang memiliki karakteristik sama dengan populasinya, diambil sebagai sumber data
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2014 – 2017 sebanyak 596 perusahaan. Sampel penelitian ini
memilih metode pengumpulan sampel menggunakan purposive sampling dimana teknik
penentuan sampel ini dengan mempertimbangkan kriteria – kriteria tertentu. Berdasarkan
pada kritera – kriteria yang dijelaskan, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian
ini sebanyak 140 perusahaan manufaktur.
3.2 Definisi Dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti terdiri dari 4 (empat) variabel yang diklasifikasikan sebagai
berikut:
(1) Variabel dependen yang terdiri dari: Auditor Switching
(2) Variabel independen yang terdiri dari: Opini Audit dan Audit Fee
(3) Variabel intervening yang terdiri dari: Audit Delay
Adapun variabel berupa auditor switching ini diukur dengan menggunakan variabel
dummy, yaitu jika perusahaan sebagai auditee yang melakukan auditor switching diberi nilai
1, sedangkan yang tidak melakukan auditor switching diberi nilai 0. Variabel berupa opini
audit ini diukur dengan menggunakan variabel dummy, yaitu jika Opini audit yang
dikeluarkan oleh auditor berupa wajar tanpa pengecualian diberi nilai 1, Opini audit yang
dikeluarkan oleh auditor selain wajar tanpa pengecualian diberi nilai 0. Untuk audit fee
penelitian ini diukur dengan menggunakan proksi logaritma natural pada professional fees
atau honorarium tenaga ahli yang dibayarkan oleh klien. Audit delay dihitung dari tanggal
penutupan buku sampai tanggal auditor mengeluarkan laporan audit atas laporan keuangan.
3.3 Teknik Analisis Data

Data pada penelitian ini menggunakan data sekunder. Data Sekunder merupakan data
yang didapat dari catatan, buku, majalah berupa laporan keuangan publikasi perusahaan,
laporan pemerintah, artikel, buku – buku sebagai teori, majalah, dan lain sebagainya. Data
yang diperoleh dari data sekunder tidak perlu diolah kembali. Data sekunder dalam penelitian
ini berupa data dari annual report yang diperoleh dari situs resmi di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan alat yang
objektif & baku. Teknik dalam pengumpulan data penelitian merupakan cara yang dilakukan
peneliti untuk mengungkap atau menjaring informasi kuantitatif dari responden sesuai
lingkup penelitian. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan
menggunakan analisis dokumen dimana lebih mengarah pada bukti konkret, dimana peneliti
bisa secara langsung menganalisis isi dari dokumen – dokumen yang dapat mendukung
penelitian. Metode analisis yang digunakan peneliti dalam penelitian ini menggunakan
WarpPLS 6.0. WarpPls merupakan sebuah pendekatan pemodelan kausal yang bertujuan
8 Dian Triska Wulandari

memaksimumkan variansi dari variabel laten criterion yang dapat dijelaskan oleh variabel
laten prediktor.
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Validitas Konvergen (Convergent Validity)
Validitas konvergen dapat dilihat dari nilai muatan faktor ( factor loading), bilamana
muatan faktor > 0.50 maka memenuhi validitas konvergen. Adapun hasil pengujian validiitas
konvergen dapat dilihat pada tabel 1 :
Tabel 1
Nilai Muatan Faktor Item Instrumen
Variabel Penelitian Factor Loading Keterangan
Opini Audit 1,000 Valid
Audit Fee 1,000 Valid
Audit Delay 1,000 Valid
Audit Switching 1,000 Valid
Sumber : Data Sekunder diolah menggunakan WarpPLS 6.0, 2018
Berdasarkan hasil uji validitas konvergen yang dapat dilihat pada tabel 1 dapat
diketahui bahwa semua item yang digunakan untuk mengukur variabel laten memiliki nilai
muatan faktor > 0.5, hal ini menunjukan bahwa semua item handal dalam mengukur seluruh
variabel laten dalam penelitian ini.
4.2 Validitas Diskriminan (Discriminant Validity)
Hasil pengujian validitas diskriminan menggunakan software WarpPLS 6.0 dapat
dilihat pada tabel 2 berikut ini :
Tabel 2
Akar AVE dan Koefisien Korelasi
Opini Audit Audit Fee Audit Delay Auditor Switching
Opini Audit 1,000 0,130 -0,045 -0,119
Audit Fee 0,130 1.000 -0,286 -,0111
Audit Delay -0,045 -0,286 1,000 0,154
Auditor Switching -0,119 -0,111 0,154 1,000
Sumber : Data Sekunder diolah menggunakan WarpPLS 6.0, 2018
Berdasarkan martiks korelasi antara variabel laten pada tabel 2 dapat dilihat nilai akar
AVE tiap variabel laten pada diagonal matriks lebih besar dari korelasi variabel laten lainnya,
hal ini menunjukan bahwa pengukuran pada salah satu variabel laten berbeda dengan
pengukuran variabel lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh item yang digunakan
untuk mengukur masing-masing variabel laten, telah memenuhi asumsi validitas diskriminan.
4.3 Uji Reliabilitas
Uji reliabiltas dalam PLS dapat dilakukan dengan metode, yaitu Composite Reliability
dan Cronbach’s Alpha. Menggunakan metode composite reliability (CR) dan cronbach’s
Pengaruh Opini Audit dan Audit Fee Terhadap Auditor Switching
Dengan Audit Delay Sebagai Variabel Intervening 9

alpha, suatu konstruk dikatakan reliabel apabila nilainya CR > 0,7 dan cronbach’s alpha >
0.6.
Tabel 3
Ukuran Koefisien Reliabilitas Komposit
Variabel Laten CR Cronbach's alpha
Opini Audit 1,000 1,000
Audit Fee 1,000 1,000
Audit Delay 1,000 1,000
Auditor Switching 1,000 1,000
Sumber : Data sekunder diolah menggunakan WarpPLS 6.0, 2018
Tabel 3 menunjukan nilai koefisien Composite Reability (C.R) seluruh variabel laten
yang digunakan dalam penelitian > 0.7 dan cronbach’s alpha > 0,80 – 1,00 yang berarti
bahwa seluruh item pengukuran variabel laten dianggap sangat handal dalam mengukur
variabel yang ingin diukur.
4.4 Koefisien Determinasi (R-Square)
Koefisien determinasi (R-Square) variabel laten exogen. Ukuran ini memiliki
interpretasi yang mirip pada analisis regresi linier. Selain R-Square , nilai R - Square yang
baik adalah mendekati 1 atau 100 %. Adapun hasil dari perhitungan menggunakan software
WarpPLS 6.0 adalah sebagai berikut :
Tabel 4
Ukuran Koefisien Determinasi (R-square)
Variabel R-Square
Audit Delay 0,133
Auditor Switching 0,040
Sumber : Diolah menggunakan WarpPLS 6.0, 2018
Tabel 4 diatas menunjukkan koefisien determinasi dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
- Nilai R-square variabel Audit Delay (Z) sebesar 0,133 artinya : variasi perubahan Audit
Delay dapat dijelaskan oleh variabel opini audit dan audit fee adalah sebesar 13%
sedangkan sisanya 87% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat di dalam
penelitian ini.
Nilai R-square variabel Auditor Switching (Y) sebesar 0,040 artinya : variasi
perubahan Auditor Switching dapat dijelaskan oleh variabel opini audit, audit fee dan audit
delay sebesar 4% sedangkan sisanya 96% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada pada
penelitian ini.
4.4 Relevansi Prediksi (Q-Square)
Kebaikan model yang kedua dapat dinilai dari ukuran relevansi prediksi (predictive
relevance) Q-Square untuk model structural dengan tujuan untuk mengukur seberapa baik
nilai pengamatan (observasi) oleh model dan juga estimasinya. Ukuran relevansi prediksi
dianggap relevan (baik) jika nilai Q-Square>0 dan sebaliknya jika nilai Q-Square<0 artinya
model penelitian tidak relevan. Adapun hasil dari perhitungan menggunakan software
WarpPLS 6.0 adalah sebagai berikut :
10 Dian Triska Wulandari

Tabel 5
Ukuran Q-square

Variabel Q-square
Audit Delay 0,144
Auditor Switching 0,066
Sumber : Data diolah menggunakan WarpPLS 6.0, 2018
Berdasarkan tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa nilai Q-square dari Audit Delay (Z)
adalah sebesar 0,144 dan Auditor Switching (Y) sebesar 0,066 yang berarti > 0 dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa model dalam penelitian ini adalah relevan.
4.5 Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis Jalur (Path) digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat
variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen) (Riduwan, 2011: 2). Adapun
hasil dari perhitungan pengaruh langsung, tidak langsung dan total effect menggunakan
software WarpPLS 6.0 adalah sebagai berikut :
Tabel 6
Path Coefficient
Path coefficients
op audit aud fee ad delay ad swit
op audit
aud fee
ad delay -0.023 -0.362
ad swit -0.106 -0.060 0.132
Sumber : Data diolah menggunakan WarpPLS 6.0, 2018

Gambar 2
Indirect Effects with 2 Segments

Sumber : Data diolah menggunakan WarpPLS 6.0, 2018


Pengaruh Opini Audit dan Audit Fee Terhadap Auditor Switching
Dengan Audit Delay Sebagai Variabel Intervening 11

Gambar 3
Total Effects

Sumber : Data diolah menggunakan WarpPLS 6.0, 2018


Tabel 7
Hasil Analisis Jalur
Pengaruh Pengaruh Pengaruh Tidak Langsung
Pengaruh Total
Variabel Langsung Melalui Audit Delay (Z)
X1 → Y -0,106 -0,023 x 0,132 = - 0,003 -0,106 + (-0.023 x 0,132)= -0,109
X1 → Z -0,023 -0,023
X2 → Z -0,362 -0,362
X2 → Y -0,060 -0,362 x 0,132 = - 0,048 -0,060 + (-0.362 x 0,132)= -0,108
Z →Y 0,132 0,132
Sumber : Data diolah menggunakan WarpPLS 6.0, 2018
Berdasarkan hasil perhitungan pengaruh tidak langsung pada tabel 7 dapat diinterpretasikan
sebagai berikut :
 Koefisien jalur pengaruh tidak langsung Opini Audit (X1) terhadap Auditor Switching
(Y) melalui Audit Delay (Z) adalah sebesar 0,003. Hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa pengaruh tidak langsung lebih besar dari pada pengaruh langsung dapat
disimpulkan bahwa Audit Delay bisa menjadi intervening antara Opini Audit dengan
Auditor Switching.
 Koefisien jalur pengaruh tidak langsung Audit Fee (X2) terhadap Auditor Switching
(Y) melalui Audit Delay (Z) adalah sebesar 0,048. Hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa pengaruh tidak langsung lebih besar dari pada pengaruh langsung dapat
disimpulkan bahwa Audit Delay bisa menjadi intervening antara Audit Fee dengan
Auditor Switching.
4.6 Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pada analisis SEM-PLS menggunakan uji t dibantu dengan
software WrapPLS 6.0, kaidah keputusan pengujian hipotesis yaitu dilakukan dengan t-test.
Kaidah keputusan pengujian hipotesis dilakukan sebagai berikut, bilamana diperoleh p-value
≤0.05 maka dikatakan significant.
12 Dian Triska Wulandari

Tabel 8
Hasil Pengujian Hipotesis

Hubungan antara Variabel Koef.


No Hipotesis P-value Keterangan
(Variabel Penjelas → Variabel Respon) Jalur
1 H1 Opini Audit Auditor Switching -0,106 0,111 Tidak signifikan
2 H2 Opini Audit Audit Delay -0,023 0,397 Tidak signifikan
3 H3 Audit Fee Audit Delay -0,362 0,001 Signifikan
4 H4 Audit Fee Auditor Switching -0,060 0,246 Tidak signifikan
5 H5 Audit Delay Auditor Switching 0,132 0,063 Tidak signifikan
Sumber : Data diolah menggunakan WarpPls 6.0, 2018
Pengaruh Opini Audit terhadap Auditor Switching
Koefisien pengaruh variabel opini audit terhadap auditor switching sebesar – 0,106
dengan P-value 0.111 yang berarti tidak signifikan karena P-value >0.05. Maka H1 ditolak,
artinya opini audit tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Hasil hipotesis
ini didukung oleh penelitian terdahulu Wea & Murdiawati (2015), Pawitri & Yadnyana
(2016), Karliana. et al., (2017), yang mengatakan bahwa opini audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap auditor switching. Perusahaan yang telah menerima opini Wajar Tanpa
Pengecualian cenderung merasa puas dengan penerimaan opini tersebut sehingga
menganggap bahwa perusahaan tidak perlu untuk mengganti auditor atau Kantor Akuntan
Publik yang baru. Namun penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Gunady & Magnoting
(2013), Pradhana & Suputra (2015), Khasharmeh (2015), Faradila & Yahya (2016) yang
menunjukkan bahwa opini audit berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa opini audit tidak berpengaruh signifikan terhadap
auditor switching. Perusahaan akan tetap menggunakan jasa Kantor Akuntan Publik yang
lama apabila Kantor Akuntan Publik lama bisa memberikan opini yang baik bagi
perusahaan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan perusahaan di
mata para pengguna laporan keuangan.
Pengaruh Opini Audit terhadap Audit Delay
Koefisien pengaruh variabel opini audit terhadap audit delay sebesar -0,023 dengan P-
value 0,397 yang berarti tidak signifikan karena P-value >0.05. Maka H2 ditolak, artinya
opini audit tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay . Hasil hipotesis ini sejalan oleh
penelitian terdahulu Kartika (2011), Sari (2016) yang mengatakan bahwa opini audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap audit delay . Hal ini dikarenakan auditor akan bekerja secara
profesional dalam berbagai kondisi, berarti opini audit yang dihasilkan dari pemeriksaan
tidak akan memperlambat waktu penyelesaian auditnya. Sedangkan menurut Apriyanti &
Santosa (2014) menyatakan bahwa opini audit berpengaruh terhadap audit delay yang mana
tidak sejalan dengan hasil yang diteliti oleh peneliti.
Pengaruh Opini Audit dan Audit Fee Terhadap Auditor Switching
Dengan Audit Delay Sebagai Variabel Intervening 13

Pengaruh Audit Fee terhadap Audit Delay


Koefisien pengaruh variabel audit fee terhadap audit delay sebesar -0,362 dengan P-
value 0,001 yang berarti signifikan karena P-value <0.05. Maka H3 diterima, artinya audit fee
berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Penelitian ini konsisten dengan penelitian
Apriyanti & Santosa (2014) yang mengatakan bahwa audit fee berpengaruh terhadap audit
delay. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa walaupun audit fee yang besar umumnya
terjadi pada perusahaan berukuran besar karena kompleksitas perusahaan yang makin tinggi,
namun hal tersebut tidak menyebabkan panjangnya waktu audit yang diperlukan.
Pengaruh Audit Fee terhadap Auditor Switching
Koefisien pengaruh variabel audit fee terhadap auditor switching sebesar -0,060 dengan
P-value 0,246 yang berarti tidak signifikan karena P-value >0.05. Maka H4 ditolak, artinya
audit fee tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Hasil hipotesis ini sejalan
oleh penelitian terdahulu Suyono. et al., (2013), Karliana. et al., (2017) yang mengatakan
bahwa audit fee tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Namun penelitian
ini tidak sesuai dengan penelitian Khasharmeh (2015), Pradhana & Suputra (2015), Sari &
Widanaputra (2016) yang menunjukkan bahwa audit fee berpengaruh signifikan terhadap
auditor switching.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa audit fee tidak berpengaruh signifikan terhadap
auditor switching. Bagi para manajemen perusahaan cenderung memakai jasa KAP yang
sudah memiliki reputasi tinggi hal itu sebagai pencitraan bagi perusahaan mereka. Bagi
perusahaan yang menggunakan jasa OAI (Organisasi Audit Indonesia ) sebelumnya
cenderung untuk tetap menggunakan jasanya, hal ini dikarenakan kualitas audit dan reputasi
yang sudah didapat oleh perusahaan.
Pengaruh Audit Delay terhadap Auditor Switching
Koefisien pengaruh variabel audit delay terhadap auditor switching sebesar 0,132
dengan P-value 0,063 yang berarti tidak signifikan karena P-value >0.05. Maka H5 ditolak,
artinya audit delay tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching . Penelitian ini
konsisten dengan penelitian Ardianingsih (2014) yang mengatakan bahwa audit delay tidak
berpengaruh terhadap auditor switching. Audit delay yang semakin lama dapat berdampak
negatif pada reaksi pasar. Pada umumnya investor menganggap keterlambatan pelaporan
keuangan merupakan pertanda buruk bagi kondisi kesehatan perusahaan. Namun apabila
selama waktu penyelesaian laporan audit independen yang lama tidak melebihi waktu yang
ditetapkan oleh Bapepam untuk mempublikasikan laporan keuangan, memungkinkan
perusahaan mempertimbangkan keinginannya untuk mengganti auditor. Jika perusahaan
berganti auditor, maka auditor baru perlu melakukan pemahaman atas bisnis perusahaan dan
risiko yang membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan jika perusahaan tetap
menggunakan auditor yang lama. Sedangkan menurut Ruroh (2016), Pawitri & Yadnyana
(2016) menyatakan bahwa audit delay berpengaruh terhadap auditor switching yang mana
tidak sejalan dengan hasil yang diteliti oleh peneliti.
14 Dian Triska Wulandari

4.7 KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN


Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh audit fee dan opini audit terhadap
auditor switching dengan audit delay sebagai variabel intervening pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017. Penelitian ini
menggunakan WarpPls 6.0 untuk menganalisis hubungan antar variabel. Berdasarkan hasil
analisis data dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hasil pembahasan atas pengujian hipotesis pertama mengenai pengaruh opini audit
terhadap auditor switching yang mana menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh
signifikan antara opini audit Wajar Tanpa Pengecualian terhadap auditor switching. Hal
ini menunjukkan bahwa perusahaan yang telah menerima opini Wajar Tanpa
Pengecualian cenderung merasa puas dengan penerimaan opini tersebut sehingga
menganggap bahwa perusahaan tidak perlu untuk mengganti auditor atau Kantor
Akuntan Publik yang baru (Wea & Murdiawati, 2015).
2. Hasil pembahasan atas pengujian hipotesis kedua mengenai pengaruh opini audit
terhadap audit delay yang mana menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh signifikan
antara opini audit terhadap audit delay. Hal ini berarti auditor akan bekerja secara
profesional dalam berbagai kondisi, opini audit Wajar Tanpa Pengecualian yang
dihasilkan dari pemeriksaan tidak akan memperlambat waktu penyelesaian auditnya
(Sari, 2016).
3. Hasil pembahasan atas pengujian hipotesis ketiga mengenai pengaruh audit fee terhadap
audit delay yang mana menunjukkan bahwa adanya pengaruh signifikan antara opini
audit terhadap auditor switching. Hal ini membuktikan bahwa walaupun audit fee yang
besar umumnya terjadi pada perusahaan berukuran besar karena kompleksitas
perusahaan yang makin tinggi, namun hal tersebut tidak menyebabkan panjangnya waktu
audit yang diperlukan (Apriyanti & Santosa, 2014).
4. Hasil pembahasan atas pengujian hipotesis keempat mengenai pengaruh audit fee
terhadap auditor switching yang mana menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh
signifikan antara audit fee terhadap auditor switching. Hal ini berarti bahwa tinggi
rendahnya audit fee tidak otomatis diikuti oleh peralihan auditor (Suyono.et al., 2013).
Hasil pembahasan atas pengujian hipotesis kelima mengenai pengaruh audit delay
terhadap auditor switching yang mana menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh
signifikan antara audit delay terhadap auditor switching. Hal ini berarti bahwa jika
perusahaan berganti auditor, maka auditor junior perlu melakukan pemahaman atas
bisnis perusahaan dan risiko yang membutuhkan waktu lebih lama , mengakibatkan
laporan audit juga menjadi lama pengerjaannya dibandingkan jika perusahaan tetap
menggunakan auditor yang lama (Ardianingsih, 2014).
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diajukan saran antara lain :
1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam peneliti selanjutnya, tentang
pengaruh opini audit dan audit fee terhadap auditor switching dengan audit delay sebagai
variabel intervening.
Pengaruh Opini Audit dan Audit Fee Terhadap Auditor Switching
Dengan Audit Delay Sebagai Variabel Intervening 15

2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan data penelitian berbentuk kuesioner sehingga


dapat menghasilkan penelitian yang lebih mendalam dan detail.
3. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas sampel penelitian tidak
hanya perusahaan manufaktur tetapi sektor perusahaan lainnya yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
4. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk menambahkan variabel
independen lain seperti reputasi auditor dan size KAP untuk mengembangkan faktor
yang mempengaruhi pergantian auditor.
Keterbatasan Penelitian
1. Periode penelitian yang diamati hanya selama empat tahun, yaitu selama periode 2014 –
2017.
2. Penelitian ini menggunakan data sekunder sehingga tidak memperoleh persepsi
langsung dari pihak manajemen perusahaan dan auditor.
3. Dalam penelitian ini, R-Square yang diperoleh hanya sebesar 13% untuk audit delay,
artinya sisa 87% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat di dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini, R-Square yang diperoleh hanya sebesar 4% untuk auditor
switching , artinya terdapat variabel lain yang mempengaruhi auditor switching
yang tidak terdapat dalam penelitian ini sebesar 96 %.
16 Dian Triska Wulandari

DAFTAR PUSTAKA
Apriyanti., & Santosa. (2014). Pengaruh Atribut Perusahaan dan Faktor Audit Terhadap
Keterlambatan Audit pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Malaysia. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, Vol. 16, No. 2, November 2014, 74-87

Aprillia, E. (2013). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching.


Accounting Analysis Journal 1(4).

Ariyanti, Rizky. (2017). Faktor - Faktor yang berpengaruh terhadap Audit Delay pada
Perusahaan Liquid 45. Jurnal Ilmiah dan Riset Akuntansi Volume 6, Nomor 8, Agustus
2017.

Ardianingsih, A. (2014). Pengaruh audit delay dan ukuran KAP terhadap audit switching:
Kajian dari sudut pandang klien. Pena Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 92-
109.

Asthana S.; Balsam S. and Kim S. (2004). The Effect of Enron, Andersen, and Sarbanes-
Oxley on the market for audit services. Working Paper, June

Akdon, Riduwan. (2011). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung : Alfabeta

Brinn T.; Peel M.J. & Roberts R. (1994). Audit Fee Determinants of Independent and
Subsidiary Unquoted Companies in the UK An Explanatory Study. British
Accounting Review, Vol. 26, pp. 101-121-36.

Chadegani A.A.; Mohamed Z. M; & Jari A. (2011). The Determinant Factors of Auditor
Switch Among Companies Listed on Tehran Stock Exchange. International
Conference on Sociality and Economics Development (IPEDR), Vol. 10, IACSIT
Press. Singapore.

Chandra, Marcella. (2015). Pengaruh Good Corporate Governance, Karakteristik Perusahaan


dan Ukuran KAP Terhadap Fee Audit Eksternal. Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol. XIII
No. 26 Maret 2015.

Cheng, Won Theng et. al, (2014). Determinants Affecting Auditor Switching: A
Malaysian study. A research submitted in partial fulfillment of the requirement for the
degree of Bachelor of Commerce (Hons) Accounting, Universiti Tunku Abdu Rahman,
Faculty of Business and Finance

Chow, C.W. & S.J. Rice. (1982). Qualified Audit Opinions and Auditor Switching. The
Accounting Review, Vol. 57, No. 2, (April), pp. 326-335.

Craswell, A.T .(1988). The Association between Qualified Audit Opinion and Auditor
Switches. The Accounting Review, pp. 326-335
56
Damayanti, S. & M. Sudarma. (2007). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan
Berpindah Kantor Akuntan Publik. Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, ha1-
13.
Pengaruh Opini Audit dan Audit Fee Terhadap Auditor Switching
Dengan Audit Delay Sebagai Variabel Intervening 17

DeAngelo, L. (1982). Mandated Successful Efforts and Auditor Choice. Journal of


Accounting and Economics, pp. 171-203.

DeFond, M. L.; Wong T. J. & Li S. (2000). The Impact of Improved Auditor Independence
on Audit Market Concentration in China. Journal of Accounting and Economics, Vol.
28, pp. 269-305.

Dwiyanti., & Sabeni. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching secara
Voluntary. Diponegoro Journal of Accounting. Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014,
Halaman 1.

Dye R. (1991). Informationally Motivated Auditor Replacement. Journal of Accounting and


Economics, Vol. 14.

Eishenseher, J.W. & Shields D. (1983). The Correlates of CPA-firms Change for Publicly
Held Corporations. Auditing: A Journal of Practice and Theory, pp. 23 - 37.

Eisenhardt, K. M. (1998). Agency Theory: An Assesment and Review. Academy of


Management Review. Vol. 14, No. 1: 57-74

Faradila., & Yahya. (2016). Pengaruh Opini Audit, Finanacial Distress, dan Pertumbuhan
Perusahaan Klien terhadap Auditor Switching (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014). Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Ekonomi Akuntansi (JIMEKA) Vol. 1, No. 1, (2016) Halaman 81-100

Fama E.F and Jensen M.C. (1983). Separation of Ownership and Control. Journal of law
and Economics, Vol. 26, No. 2, pp. 301-325.

Fitria, Y. G., P. Purnamasari dan H. Utomo. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan dalam Indeks LQ 45 Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2013. Prosiding Penelitian SPeSIA 2015.

Fontain R. & Letaifa S. B. (2012). The Reasons Clients Change Audit Firms and The
Client’s Perceived Value of The Audit Service: A qualitative study. Unpublished
Manuscript, University du Quebec a Montreal.

Francis J.R and E.R. Wilson. (1988). Auditor Changes: A joint Test of Theories Relating to
Agency Costs and Auditor Differentiation. The Accounting Review, December, Vol.
63, No. 4, pp. 663-682.

Gunady & Mangoting. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Perusahaan


Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2012 melakukan Pergantian Kantor
Akuntan Publik. Tax & Accounting Review, Vol. 3, No.2, 2013.

Ghozali, Imam & Latan, Hengky (2016). Partial Least Squares : Konsep Metode dan
Aplikaso Menggunakan Program WarpPLS 5.0. Third Edition. Semarang. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.

Hair. et,al (2010). Multivariate Data Analysis. Seventh Edition. Prentice Hall, Upper Saddle
River, New Jersey.
18 Dian Triska Wulandari

https://zahiraccounting.com/id/blog/5-jenis-opini-audit-laporan-keuangan/, tanggal 26 april


2018

Houghton, K, Christine, Jubb & Christine, Tan. (1996). Opportunism and Ethics: A Note on
Audit Qualifications and Auditee Switch Decision,
http://www.gu.edu.au/text/school/abf/journal/Vol I.htm

Ikatan Akuntan Publik Indonesia. (2013). Peraturan Pengurus No.2 Tentang Penentuan
Imbalan Jasa Audit Laporan Keuangan. Jakarta

Ikatan Akuntan Publik. (2008). Surat Keputusan Ketua Umum IAPI SK


KEP.024/IAPI/VII/2008 tentang Kebijakan Penentuan Fee. Jakarta

Jensen, M.C., & W.H. Meckling. (1976). Theory of The Firm: Managerial Behaviour Agency
Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. Vol. 3, No. 4:305-360

Karliana, D.R., Leny, S. & Siska, P.Y. (2017). Pengaruh opini audit, Reputasi Auditor &
Audit Fee terhadap Auditor Switching. E- Proceeding of Management : Vol 4, No. 2
Agustus 2017.

Kartika, A. (2011). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan


Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Dinamika Keuangan dan Perbankan. Vol. 3, (2) :
152171.

Khasharmeh, Hussein Ali. (2015). Determinantr of Auditor Switching in Bahraini’s Listed


Companies- An Empirical Study. European Journal of Accounting, Auditing and
Finance Research, Vol. 3, No. 11, pp. 73-99, November 2015.

Lee D.S.Y. (1996). Auditor Market Share, Product Differentiation and Audit Fees.
Accounting and Business Research, Vol. 26, No. 4, pp. 315-324.

Lennox C. (1999). Audit Quality and Auditor Size: An Evaluation of Reputation and Deep
Pockets Hypotheses. Journal of Business and Accounting, Vol. 26, No. 7/8, pp. 779-
805.

Mehran, H. (1995). Executive Compensation Structure, Ownership and Firm Performance.


Journal of Financial Economics, Vol.38, pp.163–184.

Modugu, P. K., Eragbhe, E., & Ikhatua, O. J. (2012). Determinants of Audit Delay in Nigeria
Companies: Empirical Evidence. Research Journal of Finance and Accounting, 3(6).

Nazri. S. N. F. S. M., M. Smith, & Z. Ismail. ( 2012) .Factors Influencing Auditor Change:
Evidence from Malaysia. Asian Review of Accounting 20(3). Pp. 222-240.

Pawitri., & Yadnyana. (2016). Pengaruh Audit Delay, Opini Audit, Reputasi Auditor dan
Pergantian Manajemen pada Voluntary Auditor Switching. E- Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana 10.1 (2015) : 214-228
Pengaruh Opini Audit dan Audit Fee Terhadap Auditor Switching
Dengan Audit Delay Sebagai Variabel Intervening 19

Peel, M. and R. Roberts. (2003). Audit Fee Determinants and Auditor Premiums: Evidence
from the Micro-Firm Sub-Market. Accounting and Business Research, Vol. 33, No. 3,
pp. 207–233.

Prameswari., & Yustrianthe. (2015). Analisis Faktor- Faktor yang mempengaruhi Audit
Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia). Jurnal Akuntansi/ Volume XIX, No. 01, Januari 2015 : 50-67.

Pradhana., & Suputra. (2015). Pengaruh Audit Fee, Going Concern, Financial Distress,
Ukuran Perusahaan,Pergantian Manajemen pada Pergantian Auditor. E- Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana 11.3 (2015) : 713-729

Putra. (2014). Pengaruh Financial Distress, Rentabilitas,Pertumbuhan Perusahaan dan Opini


Audit pada Pergantian Auditor. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 8.2 (2014) :
308-323

Ruroh. Farida (2016). Pengaruh Pergantian Manajemen, Kesulitan Keuangan, Ukuran KAP,
dan Audit Delay terhadap Auditor Switching. Jurnal Nominal/Volume V Nomor 2/
Tahun 2016

Sari, Hani Kartika. (2016). Faktor - faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan
Manufaktur Tahun 2010-2014. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 6,
Juni 2016

Sari., & Widanaputra. (2016). Reputasi Auditor sebagai Pemoderasi Pengaruh Audit Fee
pada Auditor Switching. E- Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol. 16.1. Juli
(2016) : 527-556

Schwartz, K.B & Menon, K. (1985). Auditor Switches by Failing Firms. The Accounting
Review, Vol LX (April), 248-261.

Simon D.T. and Taylor M.H. (1997). The market for audit services in Pakistan. Advance in
International Accounting, Vol. 10, pp. 87-110.

Sudaryono, Dr. (2017). Metodologi Penelitian. Jakarta. Rajawali

Suyono. Eko., Feng Yi., & Riswan. (2013). Determinants Factor Affecting The Auditor
Switching : An Indonesia Case. Global Review of Accounting and Finance, Vol. 4, No.
2, September, pp. 103-116

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan


R&D. Bandung : Alfabeta

Sumarwoto. (2006). Pengaruh Kebijakan Rotasi KAP Terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
Tesis. Semarang: Universitas Negeri Diponegoro.

Sutoyo, M. (1989). The Development and Controlling of Public Accountant Profession in


Indonesia. Proceeding of National Accounting Convention I, Surabaya, 14-16
December, pp. 35-43
20 Dian Triska Wulandari

Sholihin, Mahmud & Ratmono, Dwi. (2013). Analisis SEM-PLS dengan WarpPLS 3.0 untuk
Hubungan Nonlinier dalam Penelitian Sosial dan Bisnis. Yogyakarta : Andi

Triwuyono, Iwan. (2013). Metode untuk Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk
Pengembangan Disiplin Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi XVII, Manado.

Wea., & Murdiawati. (2015). Faktor-Faktor yang mempengaruhi Auditor Switching secara
Voluntary pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), September
2015, Hal. 154 – 170

Weiner J. (2012), “Auditor size vs. Auditor quality: An analysis of auditor switches”,
Thesis of Honors College, University of Houston

Anda mungkin juga menyukai